Anda di halaman 1dari 16

Efektivitas Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)

sebagai Penurun Kadar Asam Urat pada Tikus Putih


(Rattus norvegicus) Hiperurisemia.

USULAN PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Oleh:
NAMA : RONI GUSTIWA
NPM : 41204720122042

PROGRAM STUDI ANDA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NUSA BANGSA
BOGOR
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ……………………………………………………. i
DAFTAR TABEL ……………………………………………… ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………… iii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………… iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………. 2
C. Tujuan Penelitian ………………………..…………........ 2
D. Ruang Lingkup ………………………………………… 2
E Kerangka Pemikiran …………………...………………. 3
F. Hipotesis ………...............................………………….. 3
G. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………… 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pokok bahasan ……………………………………..…… 4
1. Sub bab ……………………………………….……. 4
2. Sub bab ………………………………….…………. 5
B. Pokok bahasan ……………………………………..…… 6
1. Sub bab ……………………………..……….……… 6
2. Sub bab ………………………………….…………. 7
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
A. Bahan dan Alat …………..……………….….......………. 9
B. Metode Penelitian …….........….......….………………….. 9
C. Cara Kerja ……………………………………………….. 11
D. Analisis Data …………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Sidik Ragam Penguasaan terhadap Daya Berkecambah


Benih D. latifolia Roxb. ……………………………………………… 33

2. Kriteria Benih Hidup dan Mati berdasarkan Uji Tetrazolium


Pada benih D. latifolia Roxb. ………………………………………… 35

3. Rata-Rata Daya Berkecambah Benih D. latifolia Roxb. Dari keempat


Uji Cepat berdasarkan uji Duncan ……………………………………. 37

4. Rekapitulasi Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Dugaan Daya Berkacambah


Hasil Uji Berkecambah Secara Langsung dengan hasil Uji Tetrazolium,
Hidrogen Peroksida, Eksisi Embrio dan Uji Belah pada Benih
D. latifolio Roxb. ……………………………………………………… 38

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Sketsa Struktur Tumbuh Benih D. latifolia Roxb. …………………….. 32

2. Dugaan Daya Berkecambah Benih D. latifolia Roxb. Hasal uji


Tetrazolium, Hidrogen Peroksida, Eksisi Embrio dan Uji Belah ……... 39

3. Pola Penawaran Struktur Tumbuh Benih D. latifolio Roxb. Hasil


Uji Tetrazolium untuk Benih Viable dan Non-Viable …………...…… 40

4. Hasil Evaluasi Benih D. latifolio Roxb. Dengan Uji Hidrogen


Peroksida untuk Kriteria Benih viable dan Non-Viable ………..……... 41

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Hasil Uji Hidrogen Peroksida Benih D. latifolia Roxb. ……………….. 60

2. Hasil Uji Eksisi Embrio Benih D. latifolia Roxb. ……..……………… 61

3. Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Dugaan Daya Berkecambah Hasil


Uji Tetrazolium dengan Uji Perkecambahan Langsung pada Benih
D. latifolia Roxb. ………………………………………………………. 63

4. Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Dugaan Daya Berkecambah Hasil


Uji Eksisi Embrio dengan Uji Perkecambahan Langsung pada Benih
D. latifolia Roxb. …………………………………………………….... 65

Note: Lampiran yang disertakan dalam laporan


1. Surat keterangan: kolaborasi, obyek penelitian (jika ada)
2. Instrumen penelitian (kuesioner, data penelitian, tabel pendukung)
3. Dokumentasi: foto, dan lain-lain (jika ada)

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam urat (uric acid) merupakan produk akhir dari katabolisme purin, atau
pemecahan asam nukleat dalam sisa makanan. Purin adalah sekelompok struktur
kimia yang membentuk DNA. Ketika DNA dihancurkan, purin dipecah menjadi
asam urat. Sebagian besar asam urat diekskresikan melalui ginjal dan sisanya
diekskresikan melalui saluran cerna. Peningkatan kadar asam urat disebut
hiperurisemia, penderita akan mengalami asam urat (gout). Diet seperti makanan
Kadar purin yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam
darah, yang pada akhirnya akan menyebabkan penumpukan kristal asam urat.
Kadar normal asam urat dalam tubuh adalah 3,5-7 mg/dL untuk pria dan 2,6-6
mg/dL dL untuk wanita.
Gout adalah bentuk radang sendi kronis, pembengkakan dan nyeri pada
persendian. Gout terjadi karena adanya endapan monosodium urate atau asam urat
yang menumpuk di persendian akibat tingginya kadar asam urat
darah/hiperurisemia. Obat yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat
dalam darah adalah penghambat xanthine oxidase, seperti allopurinol atau
febuxostat. Selain dengan obat-obatan, menurunkan kadar asam urat dalam darah
dapat dilakukan dengan cara; penurunan berat badan, menghindari makanan yang
berpotensi meningkatkan kadar asam urat, menghindari konsumsi alkohol,
menghindari obat-obatan yang berefek meningkatkan kadar asam urat, dan
memperbanyak asupan cairan.
Banyak tumbuhan asli Indonesia yang dipercaya dapat menurunkan kadar
asam urat, seperti sidaguri, seledri, dan jahe merah. Dipercayai bahwa
kemampuan tumbuhan tersebut dalam menurunkan konsentrasi asam urat
disebabkan oleh adanya senyawa flavonoid.
Sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman yang mengandung
flavonoid, tanin, fitosterol, kalsium oksalat dan alkaloid. Banyak orang
mengkonsumsi sirsak karena banyaknya manfaat buah atau daun sirsak. Daun dan
buah sirsak mengandung fruktosa, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi,
vitamin A dan vitamin B.

v
B. Identifikasi Masalah
Allopurinol merupakan obat asam urat golongan urikostatik yang
merupakan inhibitor kuat dari XO yang dapat menurunkan kadar asam urat, tetapi
allopurinol memiliki efek samping seperti hepatitis, nefropati dan alergi sehingga
perlu adanya pencarian inhibitor XO yang baru dari sumber alam sebagai
pengganti alternatif dari allopurinol (Haidari et al., 2009). Salah satu tanaman
yang memiliki potensi sebagai pengganti alternatif dari allopurinol adalah daun
kumis kucing.

C. Tujuan
Untuk mengetahui bahwa ekstrak daun, bunga dan batang Kumis Kucing
(Orthosiphon mineus Bth.) dapat menurunkan kadar asam urat darah tikus putih
jantan, dan untuk mengetahui hubungan peningkatan dosis ekstrak daun Kumis
Kucing (Orthosiphon mineus Bth.) dengan pertumbuhan sebagai efek reduksi
terhadap penurunan konsentrasi asam urat darah pada tikus putih jantan.
..

D. Ruang Lingkup

Berisi batasan penelitian yang dilakukan meliputi perlakuan, metode,


analisis data.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan apa


yang akan diteliti, bersumber dari buku, jurnal-jurnal yang terakreditasi dari
penelitian sebelumnya yang masih relevan dan penelitian saat ini. Jurnal yang
disitasi minimal 10 tahun terakhir

F. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak gum catnip (Orthosiphon
stamineus .Bth) yang diberikan secara oral mengurangi kadar asam urat darah
pada tikus putih jantan, dan ada korelasi dengan peningkatan efek catnip

vi
(Orthosiphon stamineus .Bth) pada darah. keasaman asam urat pada tikus putih
jantan

G. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi PT SUCOFINDO SBU


Laboratorium Jalan Arteri Tol Cibitung No.1, Sukadanau, Cibitung, Gandasari,
Kec. Cikarang Bar., Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17530.

Rencana jadwal penelitian.

Kegiatan Minggu 1

Persiapan 05
Alat dan
Bahan

vii
II. TINJAUAN PUSTAKA

Sehari-hari manusia mengkonsumsi makanan yang mengandung


karbohidrat, protein, lemak, termasuk purin. Asam urat adalah senyawa nitrogen
yang dihasilkan dari proses katabolisme purin atau degradasi asam nukleat dari
sisa-sisa makanan.1,3
Makanan-makanan mengandung purin digolongkan menjadi 3 kelompok,
yaitu:
a. Kelompok 1/Kandungan Purin Tinggi (100-1000 mg/100 g)
Contoh makanan: otak sapi, hati sapi, jeroan, ekstrak daging/kaldu, daging
bebek, ikan sarden, makarel, kerang.
b. Kelompok 2/Kandungan Purin Sedang (9-100 mg/100 g)
Contoh makanan: daging sapi dan ikan (kecuali yang terdapat pada
kelompok 1), ayam, udang, tahu, tempe, asparagus, bayam, daun singkong,
kangkung, daun dan biji melinjo.
c. Kelompok 3/Kandungan Purin Rendah (<9 mg/100 g)
Contoh makanan: nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, kue kering, puding,
susu, keju, telur, sayuran dan buah (kecuali sayuran dalam kelompok 2).
Untuk mencegah terjadinya peningkatan kadar asam urat, makanan yang
tergolong dalam kelompok 1 sebaiknya dihindari. Makanan yang tergolong dalam
kelompok 2 dapat dikonsumsi namun jumlahnya harus dibatasi. Untuk makanan
yang tergolong dalam kelompok 3 atau kandungan purin rendah, dapat
dikonsumsi setiap hari sesuai kebutuhan.11
Sintesis asam urat dimulai dari terbentuknya 5-phosphoribosyl-1-
pirophosphat (PRPP) dari ribose 5-fosfat yang disintesis dengan ATP dan
merupakan sumber gugus ribosa. PRPP bereaksi dengan glutamin membentuk
fosforibosilamin. Reaksi tersebut dikatalisis oleh PRPP glutamil amidotranferase,
yaitu suatu enzim yang dihambat oleh inosinemonophosphat (IMP), adenine
monophosphat (AMP), dan guanine monophosphat (GMP), yang juga
menghambat sintesis PRPP yang menyebabkan lambatnya produksi nukleotida
purin.
Inosine-monophosphat (IMP) mengandung basa hipoxanthine. IMP
berfungsi sebagai titik cabang dari nukleotida adenin dan guanin. Penambahan

viii
satu gugus amino aspartat ke karbon enam cincin purin membentuk AMP.
Guanosinemonophosphat (GMP) berasal dari IMP melalui pemindahan satu gugus
amino dari amino glutamin ke karbon dua cincin purin.
Inosinemonophosphat (IMP) dan GMP akan menjadi inosin dan guanosin
melalui proses defosforilasi. AMP menjadi inosin dengan deaminasi. Basa
hipoxanthine pada IMP akan mengalami oksidasi dengan bantuan xhantine
oxsidase menjadi xhantine, guanin juga akan mengalami deaminasi menghasilkan
xhantine. Selanjutnya xhantine akan diubah oleh xhantine oxsidase menjadi asam
urat.12
Hiperurisemia adalah keadaan dimana kadar asam urat dalam serum berada
diatas batas normal. Hiperurisemia disebabkan oleh sintesis atau pembentukan
asam urat berlebih yang salah satu penyebabnya adalah terapi sitostatika pada
penderita leukemia. Selain itu dapat juga disebabkan oleh kurangnya pembuangan
asam urat melalui ginjal misalnya pada keadaan glomerulonefritis kronis dan
gagal ginjal kronis. Manifestasi hiperurisemia pada sendi disebut arthritis gout.

ix
Gambar 1. Metabolisme asam urat.2

Gejala klinis gout ada 4 fase, yaitu:


a. Tanpa Gejala
Tidak terdapat adanya gejala, namun pada pemeriksaan darah didapatkan
kadar asam urat tinggi.
b. Gout Akut
Gejala muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau dua persendian,
90% lokalisasi pada ibu jari. Sendi yang terkena akan bengkak, merah, nyeri
seperti ditusuk jarum. Gejala terutama muncul di malam hari. Gejala dapat hilang
tanpa pengobatan dalam 4 sampai 10 hari, namun dapat kambuh kembali. Setelah
gejala hilang, kulit akan mengelupas hingga normal kembali.

x
c. Interkritis
Pada tahap ini penderita mendapatkan serangan gout berulang dengan waktu
yang tidak menentu.
d. Kronis
Pada tahap ini penderita mengalami arthritis yang kronis dan terdapat
penumpukan kristal asam urat (tofus) di sekitar sendi. Keadaan ini dapat dipicu
oleh cidera ringan dan konsumsi makanan tinggi purin. Sendi-sendi dapat
mengalami destruksi yang berpotensi menyebabkan cacat sendi.3,12
Tanaman sirsak merupakan tanaman yang kaya akan antioksidan, yaitu
suatu molekul yang dapat memperlambat atau mencegah proses oksidasi dari
molekul lain.1,9 Tanaman Sirsak (annona muricata linn) termasuk tanaman
dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotiledoneae
Ordo : Ranunculales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona Muricata L.
Daun sirsak memiliki kandungan asetogenin dan senyawa fenolik yang
bertanggung jawab sebagai antioksidan. Senyawa fenolik yang memiliki aktivitas
antioksidan yang tertinggi adalah flavonoid. Sifat antioksidan pada buah sirsak
dapat memperlambat ataupun mencegah pembentukan asam urat dengan cara
menghambat kerja enzim xhantine oxidase yang berperan dalam perubahan
hypoxhantine menjadi xhantine dan kemudian menjadi asam urat.

xi
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A. Pembuatan ekstrak

Kulit kering buah melinjo dilakukan perajangan dan dilakukan ekstraksi


dengan etanol 70% (3 x 24 jam) secara maserasi pada suhu kamar. Untuk
menguapkan pelarut diuapkan dengan dengan rotary evaporator pada suhu 50°C
hingga diperoleh ekstrak kental.

B. Skreening Fitokimia

Dilakukan skreening fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa


sekunder dalam ekstrak kental. Uji skreening fitokimia meliputi uji Alkaloid,
Flavonoid, Saponin, Tanin, Steroid dan Terpenoid.

C. Uji Bebas Etanol

Ekstrak kental dimasukan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan asam
asetat dan H2SO4 pekat, kemudian panaskan dengan api spiritus selama beberapa
menit. Jika ekstrak sudah tidak tercium bau ester maka ekstrak tersebut sudah
tidak mengandung pelarut etanol (Schoorl, 1998).

D. Pembuatan Mikroenkapsulasi

Pembuatan sediaan mikroenkapsulasi dengan Metode Freeze Drying.


Maltodekstrin dilarutkan ke dalam aquadest. Ekstrak kulit melinjo juga dilarutkan
ke dalam aquadest. Kemudian kedua larutan tersebut dicampur menjadi satu
bagian, diaduk hingga homogen dan dicukupkan sampai 100 mL. Larutan yang
telah siap selanjutnya dibekukan pada suhu -40°C kemudian dikeringkan dengan
freeze dryer.
Mikroenkapsul yang terbentuk disimpan dalamwadah tertutup rapat dan terhindar
dari cahaya.

E. Uji Hiperurisemia Mikroenkapsulasi Ekstrak Daun, Batang dan bunga


Kumis Kucing

xii
Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok, masing masing kelompok berisi 5 hewan
uji. Kelompok negatif diberikan CMC Na 0,5%, kelompok positif diberikan
Allopurinol dosis 12,6 mg/kg BB, kelompok mikroenkapsulasi daun, batang dan
bunga masing dosis 100mg/kgBB, kelompok dosis 200mg/kgBB dan kelompok
dosis 300mg/kgBB. Sebelumnya hewan uji dipuasakan selama kurang lebih 18
jam sebelum pengujian, tetapi tetap diberi minum. Sebelum diberi perlakuan,
semua hewan uji diukur kadar asam urat darah sebagai kadar awal (normal).
Kemudian hewan uji dibuat hiperurisemia dengan memberikan kalium oksonat
300 mg/kg bb secara intraperitonial dan jus hati ayam secara per oral 2,5 mL. Satu
jam kemudian hewan uji diambil darah untuk diukur kadar asam uratnya.
Selanjutnya hewan uji diberi perlakuan sesuai dengan kelompok perlakuan secara
oral. Kadar asam urat dalam darah hewan uji diukur pada jam ke 2 dan 4 setelah
pemberian perlakuan. Pengambilan darah melalui vena mata. Darah yang
diperoleh dibuat serum dan diukur dengan menggunakan alat Microlab®.
Dari data kadar asam urat darah kemudian dihitung persentase penurunan :

%Penurunan = (𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 − 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑢𝑟𝑎𝑡


𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛) / 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

Dari persen penurunan dilakukan uji statsitsik SPSS. Dilakukan uji normalitas
dengan Saphiro Wilk. jika data tidak berditribusi normal dilakukan uji non
parameterik kruskal walis dan diuji antar kelompok dengan (Mann Whitney). Jika
data berdistribusi normal dilakukan uji One Way Anova dan Post Hoc.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Ningtiyas, I. F., & Ramadhian, M. R. (2016). Efektivitas Ekstrak Daun Salam untuk
Menurunkan Kadar Asam Urat pada Penderita Artritis Gout. Jurnal Majority, 5(3),
105-110.
Ohashi, K., Bohgaki, T., &#38; Shibuya, H. (2000). Antihypertensive substance
in the leaves of kumis kucing (Orthosiphon aristatus) in Java island. In
Yakugaku Zasshi(Vol. 120, Issue 5).

xiv
Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian

Anda mungkin juga menyukai