Trauma Inhalasi
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
Trauma inhalasi adalah sebuah kelainan yang cukup berbahaya yang dapat
ditemui pada pasien combustion, kejadian trauma inhalasi dikaitkan dengan tingkat
mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Pada psien trauma inhalasi, intubasi tracheal
mmungkin diperlukan untuk dapat menyelamatkan nyawa pasien, namun meskipun
begitu penanganan setiap pasien disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap pasien itu
sendiri. Memahami proses patologis dan konsep dari trauma inhalasi itu sendiri penting
untuk dapat memberikan terapi yang tepat dan sesuai pada setiap pasiennya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Trauma inhalasi adalah istilah yang digunkaan untuk mendeskripsikan komplikasi
dari pasien luka bakar yang dikaitkan dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Trauma
inhalasi bisa disebabkan karena paparan panas secara langsung pada saluran napas atas,
iritasi bahan-bahan kimia ke saluran napas bawah, serta luka metabolic atau sistemik
yang disebabkan oleh berbagai bahan kimia berbahaya, atau bahkan gabungan dari ketiga
faktor diatas.
2.2 Patofisiologi
2
dari partikel asap dan bahan kimia yang dibawanya
2.3 Etiologi
2.4 Diagnosis
Diagnosis cedera inhalasi asap didasarkan pada riwayat, tanda dan gejala,
dan bronkoskopi serat optik, meskipun kerusakan parenkim dalam beberapa
kasus dapat terjadi bahkan dengan temuan bronkoskopi negatif.
Indikator klinis dari inhalasi asap adalah: luka bakar pada wajah; bibir,
lidah, mulut, faring atau mukosa hidung terbakar; menghanguskan rambut
hidung atau alis; perubahan inflamasi akut orofaringeal; partikel karbon yang
mengandung bahan kimia beracun (jelaga) di orofaring; dan tanda-tanda
obstruksi jalan napas, iritasi atau kerusakan. Riwayat kebingungan, penurunan
tingkat kesadaran atau ketidaksadaran, dan/atau terperangkap di lokasi
terbakar, dan kadar karboksihemoglobin >10% merupakan indikator
tambahan. Gejala dapat muncul saat masuk rumah sakit atau berkembang
hingga 48 jam pasca luka bakar, dan termasuk dispnea, bukti peningkatan
kerja pernapasan, suara serak, mengi, stridor dan ronki, batuk produktif, dan
dahak bernoda jelaga/karbon.
Bronkoskopi memvisualisasikan keparahan cedera inhalasi,
memungkinkan penilaian melalui Abbreviated Injury Score, dan
menggunakan cairan pencuci untuk kebersihan paru, mikroskopi dan kultur.
Temuan normal pada radiografi dada atau oksigenasi tidak mengecualikan
cedera.
BAB III
KESIMPULAN
4
DAFTAR PUSTAKA
Shubert J, Sharma S. Inhalation Injury. [Updated 2022 Jun 21]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513261/
Edward A. Bittner, Martyn J.A. Jeevendra and Folke Sjöberg 2020. Acute and
Anesthetic Care of the Burn-Injured Patient dalam Miller’s Anesthesia.