Anda di halaman 1dari 40

Membuat & Mendesign ID CARD di

PT. PERMATA PRINTING

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Nasional (UN)

Tahun 2019/2020

Disusun Oleh :

Muhammad Ilham Ramadhani Arsyad

NIS :

KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PERSIAPAN GRAFIKA

SMK NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS PENDIDIKAN KOTA TANGERANG SELATAN

2020

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dibuat berdasarkan praktik kerja
lapangan di rumah sakit hermina ciputat yang telah kami laksanakan pada tanggal
7 januari 2019 – 7 april 2019 sebagai sebagai syarat untuk mengikuti sidang
prakerin dan kenaikan kelas XII tahun pelajaran 2019-2020.

Menyetujui:

Pembimbing lapangan Pembimbing sekolah

Elvira, S.Si. Apt. Dida Muzdalifah, S.Si.,Apt

Mengesakan :

Kepala Instalasi Kepala Program Farmasi

Elvira, S.Si. Apt. C. Shintanoferi, S.Farm.,MM,Apt

Mengetahui :

Kepala SMKN 5 Tangerang Selatan

Rohmani yusuf, S.Pd.,M.Pd

NIP. 191703282005041005

MOTTO
“malas itu perlu, karna orang malas punya cara sendiri untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan mudah”

HALAMAN PENGUJIAN
Pada bulan sekian kami melaksanakan sidang PKL ( praktik kerja
lapangan ) yang telah kami lakukan dari tangal 7 januari 2019 – 7 april 2019 di
RS HERMINA CIPUTAT.

N NAMA PENGUJI NILAI TTD KETERANGAN


O

1.

2.

Tangerang selatan, 2019

Penguji 1 penguji 2
KATA PENAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala nikmat dan karunia-
nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan dan praktik kerja lapangan ( PKL
)di rs hermina ciputat praktik kerja lapangan ini diselenggarakan dengan harapan
agar setiap calon asisten apoteker dapat mengetahui peran dan tanggung jawabnya
di Rumah Sakit. Selama pelaksanaan PKL di RS HERMINA CIPUTAT, kami
telah mendapatkan bantuan, bimbingan, dan pengetahuan dari berbagai pihak
sehingga laporan PRAKERIN ini tersusun.

Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT
2. Orang tua yang senantiasa mendukung penulis baik secara moril maupun
materi
3. Rohmani yusuf, S.Pd. M.Pd, selaku kepala SMK Negeri 5 Kota
Tangeerang Selatan
4. D. Ing Ichsan Hanafi, MARS, selaku direktur utama Rumah Sakit
Hermina Ciputat
5. Ibu Meyca Avivi, SKM, selaku HRD
6. Ibu Elvira, S Si, Apt, Selaku Kepala Instalasi Farmasi
7. Clorida Shintanoferi, S.Farm.,MM,Apt, selaku kepala program
kefarmasian.
8. Ibu Zakiah Derajat, M.Pd, yang telah mengantar, monitoring, dan
menjemput di Rumah Sakit
9. Ibu Dida Musdalifah, S si, Apt, selaku Pembimbing Laporan di SMK
Negeri 5 Tangerang Selatan
10. Seluruh Dokter, staff dan karyawan RS HERMINA CIPUTAT yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan selama pelaksanaan Praktik Kerja
Industri PKL).
11. Seluruh guru pengajar beserta staff program tenaga teknis kefarmasian
SMK Negeri 5 Kota Tangerang Selatan.
12. Dan juga semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan dan
penyelesaiiian Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Dengan segala kesadaran bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
serta banyak terdapat kekurangan didalamnya. Kritik dan saran, penulis
diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Besar harapan penulis agar
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Tangerang selatan, juni 2018

PENULIS
DAFTAR ISI

PERKATAAN / MOTTO HIDUP


LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................
LEMBAR PENGUJIAN............................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B.Identifikasi Masalah..............................................................................
C.Pembatasan Masalah ..........................................................................
D.Tujuan penulisan................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................


A.Pengertian Alat/Benda Kerja.............................................................
B.Fungsi Alat/Benda Kerja.......................................................................
C.Cara Pengoprsaian Alat dan Benda Kerja..........................................

BAB III LANDASAN TEORI.....................................................................


A.Sejarah Persahaan…...........................................................................
B.Struktur Organisasi…..........................................................................
C.Tata Tertib Perusahaan..........................................................................
D.Bagian dan Sub-Bagian yang ada di perusahaan

BAB IV URAIAN KHUSUS.............................................................................


A. Fungsi dan Tugas yang Dibebankan
B. Persiapan Kerja
C. Proses Kerja
D. Hasil Kerja

BAB V PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik kerja lapangan ( PKL )merupakan program khusus yang harus


dilaksanakan oleh sekolah menengah kejuruan (SMK) sesuai dengan kurikulum
SMK. Program ini dilaksanakan di luar sekolah dalam bentuk praktik kerja di dunia
usaha/industri (instansi) dengan mempertimbangkan struktur program kurikulum,
kalender pendidikan, dan kesediaan usaha/ industri (instansti) untuk dapat
menerima PKL ini.

Praktik kerja industri ini dimaksudkan untuk mendekatkan siswa dengan tuntutan
kerja/industri, yang sekaligus diharapkan memberikan umpan balik kepada pihak
dunia usaha/industri, maupun sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan
formal, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang standar kualifikasi
lulusan SMK yang sesuai kebutuhan pasar kerja di dunia usaha/industri serta
masukan-masukan yang berarti bagi pengembangan mutu bagi pendidikan di SMK
NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN

Selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit


Hermina Ciputat, penulis jarang menemukan sekali menemukan resep penyakit
katarak, Penyakit mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat menular. Jika
penyakit mata disebabkan virus atau bakteri maka bisa menular, sedangkan jika
penyebabnya alergi tidak akan menular. Cara penanganan dan pencegahan macam-
macam penyakit mata ini pun berbeda, tergantung penyebabnya. Berikut ini
beragam penyakit mata yang perlu Anda ketahui : agar tidak terjadi glaukoma
karena kepekaan saraf pada otot konjungtiva pada mata

1
B. Identifikasi Masalah
1. Apa definisi dari penyakit katarak ?
2. Bgaimana cara pencegahan katarak ?
3. Apa penyebab penyakit katarak ?
4. Bagaimana cara pengobatan katarak ?

C. Pembatasan Masalah
Dalam laporan ini akan mengambil batasan masalah penyakit katarak
yang ada di Rumah Sakit Hermina Ciputat.

D. Tujuan Prakerin
1.
1.1
1. Tujuan Umum
a. Untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang terdapat
disekolah
b. Mempelajari kondisi dan mekanisme kerja, sehingga siswa dapat
beradaptasi dengan cepat saat terjun langsung ke dunia pendidikan.
c. Untuk menambah wawasan dan pengalaman siswa di dunia kerja.
d. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan.
e. Menghasilkan siswa yang dapat bersaing di dunia kerja.

2. Tujuan Khusus
a. Memahami alur kegiatan yang ada di gudang instalasi farmasi Rumah
Sakit Hermina Ciputat yang meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, pencatatan, penyimpanan, pendistribusian, dan
pelaporan sediaan farmasi.
b. Memahami pelaksanaan prosedur penyerahan obat unit doses/resep
individu/dibawah pengawasan apoteker/pimpinan unit.
c. Memberikan kesempatan kerja kepada peserta didik untuk
menyesuaikan diri kepada suasana lingkungan kerja yang sebenarnya.
d. Masukan untuk memperbaiki dan mengembangkan serta
meningkatkan penyelenggaraan pendidikan sekolah menengah
kejuruan farmasi.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Alat Kerja

Berdasarkan undang-undang RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan


yang dimaksud dengan alat kesehatan adalah instrument apparatus,mesin
dan / implant yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit merawat orang
sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh

B. Fungsi Alat
1. Kertas puyer

Kertas puyer adalah kertas yang digunakan untuk mempermudah


membungkus obat dalam sediaan serbuk (puyer) atau wadah yang
digunakan untuk menempatkan obat dalam sediaan serbuk (puyer).

Gambar 2.1 kertas puyer


2. Alu dan lumpang
lumpang adalah alat yang digunakan sebagai wadah atau tempat dalam
pencampuran dan penggerusan obat yang akan di gunakan.
Alu adalah alat yang digunakan untuk mengaduk dalam penggerusan
obat yang ada didalam lumpang

Gambar 2.2 alu dan lumpang

3. Sendok puyer
Sendok puyer adalah alat yang digunakan untuk sendok obat yang
berbentuk sangat halus seperti bubuk atau puyer.

Gambar 2.3 sendok puyer


4. Klip plastik
Wadah berbahan plastik, digunakan untuk membungkus obat yang akan
diberikan kepada padien

Gambar 2.4 klip plastik

C. Cara Pengoperasian
1. Kertas perkamen
a. Ambil sejumlah kertas perkamen bersih sesuai dengan jumlah serbuk
yang di minta.
b. Lipat bagian atas kertas perkamen (bagian mendatar) kurang lebih 1
cm.
c. Lipat bagian bawah kertas perkamen (bagian mendatar) ke atas dan
dimasukkan ke dalam lipatan bagian kertas, tepat pada bagian lipatan
kertas pertama.
d. Lipat kembali bagian atas ke bawah, tepat pada batas lipatan kertas
pertama.
e. Masukkan bagian lipatan kertas bagian kanan dan kiri satu sama lain
sehingga ujung kanan/kiri dapat masuk pada bagian kertas yang lain,
usahakan jangan ada serbuk yang berada pada lipatan kertas.
f. Ukuran / besar bungkusan harus sama.
2. Lumpang – alu atau mortir stramper
a. Mulut dari mortir senantiasa mengarah ke kiri, maksudnya agar ketika
stramper dibersihkan stramper senantiasa tetap pada mulut mortir
b. Stramper dipegang seperti memegang pulpen.
c. Stramper diputar berlawanan dengan arah jarum jam.
d. Permukaan stramper dibersihkan dengan cara memutarnya, sementara
mika tetap berada di kepala stramper.
e. Diulangi beberapa kali sampai serbuk halus.
3. Sendok puyer
a. Sebelum obat di racik, terlebih dahulu masukkan sendok plastik ke
dalam kertas serbuk.
b. Pastikan ujung sendok obat masuk secara sempurna ke dalam tiap
kertas serbuk.
c. Kertas serbuk disusun berlapis ke bawah sesuai kebutuhan agar
pembagian obatnya merata.
d. Bagikan obat tadi ke dalam sendok puyer yang sudah di tata.
e. Setelah pembagiannya merata, angkat sendok puyer, lalu ketuk –
ketukan jari agar obat masuk semua ke dalam pembungkus puyer,
pastikan tidak ada yang tersisa disendok puyer.
4. Klip plastik
a. Tulis aturan pakai obat di klip plastik sesuai resep.
b. Masukkan jumlah obat sesuai yang di minta.
c. Tutup klip plastik.
BAB III

URAIAN UMUM

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Hermina Ciputat


Rumah Sakit Hermina Ciputat merupakan salah satu rumah sakit anggota
dari Hermina Hospital Group yang didirikan pada 25 Oktober 2011, beralamat di
Jalan Kertamukti No. 2, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten.
Hermina Hospital Group berawal dari sebuah rumah bersalin yang terletak di
Jalan Jatinegara Barat no. 126 Jakarta Timur, bernama Rumah Bersalin
Djatinegara yang didirikan oleh Ibu Hermina Sulaiman pada tahun 1967. Pada
tahun 1970 Rumah Bersalin Djatinegara berkembang menjadi Rumah Bersalin
Hermina. Seiring perkembangan waktu, bekerjasama dengan dokter-dokter
spesialis yang bergabung dalam Rumah Bersalin Hermina, didirikanlah Yayasan
Hermina.
Pada tanggal 25 April 1985 Rumah Bersalin Hermina berkembang menjadi
Rumah Sakit Bersalin Hermina, sehingga tanggal 25 April diperingati sebagai hari
kelahiran Hermina Hospital Group. Pada tahun 1992 Rumah Sakit Bersalin
Hermina menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina. Seiring dengan
perkembangan waktu, kini terdapat 24 rumah sakit anggota Hermina Hospital
Group yang tersebar di seluruh Indonesia. Rumah Sakit Hermina Ciputat
merupakan anggota ke 16.
RS hermina Ciputat hingga tahun 2019 memiliki rawat inap dengan kapasitas 115
tempat tidur. Fasilitas rawat inapterdiri dari pelayanan rawat inap yang meliputi
rawat inap kebidanan - kandungan, rawat inap anak, dan rawat inap umum
dewasa, ruang perwatan intensif dan ruang perawatan isolasi.
1. Visi & Misi, Nilai, Tujuan, dan, Motto
a. VISI

Menjadikan RS HERMINA Ciputat sebagai rumah sakit yang tumbuh


sehat dan terkemuka di wilayah cakupannya dengan unggulan pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak dan mampu bersaing diera globalisasi.

b. MISI
1) Melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pelayanan
dan kesehatan pasien.
2) Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada para karyawan agar
mampu memberikan pelayanan yang profesional.
3) Melakukan pengelolaan rumah sakit secara profesional agar
tercapai efisiensi dan efektifitas yang tinggi

c. NILAI
1) Core value : Trust (kepercayaan)
2) Value utama : Komitmen
Keterbukaan
Kompetensi

d. TUJUAN
1) Mewujudkan derajat kesehatan yang setingi tingginya bagi semua
lapisan masyarakat melalui pemeliharaan kesehatan secara
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara menyeluruh.
2) Memberikan pelayanan kesehatan kepada semua lapisan
masyarakat.

e. MOTTO

“Mengutamakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien”


B. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1 struktur organisasi rumah sakit

C. Tata Tertib Perusahaan

1. Tidak merokok di sekitar area rumah sakit.


2. Menjaga sarana dan prasarana rumah sakit.
3. Membuang sampah pada tempat yang di sediakan.
4. Dilarang menjemur pakaian di jendela rumah sakit.
5. Pasien rawat inap hanya boleh ditunggu atau didampingi oleh 2 orang.
6. Pihak rumah sakit tidak bertanggung jawab apabila telah terjadi
kehilangan atau kerusakan barang berharga milik pasien atau
pengunjung.
7. Dimohon untuk bersabar ketika berada di loket pendaftaran dan
instalasi farmasi.
8. Berperilaku sopan dan santun serta menaati tata tertib yang berlaku.
9. Untuk anak usia dibawah 12 tahun tidak di perkenankan untuk
memasuki ruangan rawat inap.
10. Wakru berkunjung:
a. Pagi : 10.00 - 11.00 WIB
b. Sore : 17.00 – 19.00 WIB

D. Bagian dan Sub-Bagian yang ada di Perusahan


Kedudukan RS Hermina Ciputat berada di Kecamatan Ciputat Timur,
berbatasan langsung sebelah Utara dengan Kecamatan Pondok Pinang.,
sebelah Timur dengan Kecamatan Bintaro, sebelah Barat dengan
Kecamatan Pondok Aren dan sebelah Selatan dengan Kecamatan .Karang
tengah dengan Luas lahan 4960 m2 dan luas bangunan 6181 m2, memiliki
satu bangunan terdiri dari gedung rawat jalan ( 2 lantai) dan gedung rawat
inap (.3 lantai) dengan kapasitas tempat tidur 115 TT, terdiri dari rawat
inap anak 29 TT, rawat inap ibu 29 TT, rawat inap dewasa umum 40 TT,
rawat inap perina 6 TT, rawat inap NICU/ PICU/ ICU 11 TT.
1. Pelayanan Medis
a. Rawat Jalan
1) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan, dengan Sub
Spesialis : Fetomaternal, Fertilitas.
2) Poliklinik Kesehatan Anak dengan Sub Spesialis : Perinatologi,
Nicu, Gastroenterologi, Nefrologi
3) Poliklinik Bedah : Bedah Umum, Bedah Orthopedi, Bedah
Urologi dengan Sub Spesialis Bedah Anak dan Bedah Vaskuler
4) Poliklinik Internis : Umum, dengan Sub Spesialis Ginjal
Hypertensi, Endokrin dan Metabolik serta Infeksi Tropis
5) Poliklinik Gigi Spesialistik (Pedodonsi, Konservasi, Periodonti,
Prostodonti, Orthodonti, Bedah Mulut)
6) Klinik Tumbuh Kembang (Terapi Okupasi, Terapi Wicara,
Fisioterapi, Sensori Integrasi)
7) Klinik Mata
8) Klinik THT
9) Klinik Jantung
10) Klinik Kulit dan kelamin
11) Klinik Gizi terpadu
12) Klinik Paru
13) Klinik Saraf
14) Klinik Jantung
15) Klinik Andrologi
16) Klinik JiwaKlinik Akupuntur

b. Rawat Inap
1) Perawatan Obsgyn (Kebidanan dan Penyakit Kandungan)
2) Perawatan Umum
3) Perawatan Anak
4) Perawatan Bedah
5) Perinatologi
6) Pelayanan Intensif (NICU/PICU/ICU)

2. Pelayanan Penunjang Medis


a. Laboratorium : Patologi Klinik, Patologi Anatomi
b. Pelayanan Darah
c. Instalasi Farmasi
d. Rekam Medis
e. Radiologi
f. CTG
g. USG 3D/4D dan Fetomaternal
h. CT Scan
i. USG Non Kebidanan
j. OAE
k. EKG
3. Fasilitas Tindakan Medis
a. Kamar Operasi
b. Kamar Bersalin Ruang Pulih / RR
c. Kamar Tindakan

4. Alur Pembekalan Farmasi


Menurut kemenkes NO. 1197/MENKES/SK/X/2004, fungsi
pelayanan farmasi rumah sakit sebagai pengelola pembekalan farmasi
dimulai dari pemilihan, produksi, penerimaan penumpanan, dan
pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
a. Pemilihan
Pemilihan merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau
masalah kesehatan yang terjadi dirumah sakit, identifikasi masalah
kesehatan, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan
dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai
menjaga dan memperbarui standar obat.

b. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan dalam
pemilihan jenis, jumlah dan harga pembekalan farmasi yang sesuai
dengan kebutuhan dan anggaran serta menghindari kekosongan
obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung
jawabkandan dasar-dasar yang telah ditemtukan. Ada beberapa
metode yang dapat digunakan dalam sistem perencanaan, yaitu:
1) Metode konsumsi
Metode konsumsi yaitu, metode perencanaan yang dibuat
didasarkan atas data konsumsi perbekalan farmasi (obat) pada
periode sebelumnya.
2) Metode morbiditas
Metode morbiditas merupakan metode perencanaan
kebtuhan obat berdasarkan pola penyakit disuatu daerah.
3) Kombinasi antara metode konsumsi, dan morbiditas.

c. Pengadaan
Pengadaan merupakan suatu proses kegiatan untuk
merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan da disetujui,
melalu pembelian secara tender (oleh panitia pembelian barang
farmasi) dan secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang
besar farmasi/rekanan, melalui produksi/pembuatan sediaan
farmasi (produksi steril dan produksi non steril), dan melalui
sumbangan/dropping/hibah.

d. Produksi
Produksi merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk,
dan pengemasan kembai sediaan farmasi steril atau non steril
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Kriteria obat yang diproduksi adalah sediaan farmasi dengan
formula khusus, sediaan farmasi dengan harga murah, sediaann
farmasi yang tidak tersedia dipasaran, sediaan farmasi untuk
penelitian, sediaan nutrisis parental rekontruksi sediaan obat
kanker. Berikut adalah jenis sediaan farmasi yang di produksi:
1) Produksi Steril:
a) Sediaan steril
b) Total parental nutrisi
c) Pencampuran obat suntik/sediaan intravena
d) Rekonstitusi sediaan sitostatika
e) Pengemasan kembali
2) Poduksi non Steril:
a) Pembuatan puyer
b) Pembuatan sirup
c) Pengemasan kembali
d) Pengenceran

e. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerimam
perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan
kefarmasian, melalui PBF, pembelian langsung, tender, pembelian
sesuai regular. Dalam kegiatan penerimaan barang perlu
diperhatikan beberapa hal:
1) Cek fisik barang/kemasan
2) Expired date/ED
3) Jenis obat yang di pesan
4) Kesesuaian jumlah obat
5) No batch

f. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan perbekalan farmasi
menurut persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan bentuk dan
jenisnya. Penyimpanan perbekalan farmasi yang baik sagat
dibutuhkan untuk menjamin mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatab di Rumah Sakit. Selain itu system penyimpanan yang
baik akan mempermudah pegawasan, shingga dapat memperkecul
dan mencegah timbulnya bahaya yang dusebabkan kebocoran,
dalam penyimpanan juga perlu diperhatikan system pencatatan
keluar masuknya barang. Penyimpanan di Instalasi Farmasi
dilakukan sebagai berikut:
1) Dibedakan menurut bentuk dan jenis sediaan.
2) Berdasarkan abjad.
3) Vaksin.
4) Dibedakan menurut suhu dan kestabilannya.
5) Memakai metode FIFO (First In Firs Out) dan FEFO (First
Expired First Out) digunakan untuk mencegah timbulnya
barang-barang lama yang dapat mengakibatkan terlewatnya
waktu kadaluarsa obat.
6) Obat narkotik dan obat psikotropika disimpan dalam lemari
khusus terpisah dan terkunci.

g. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi di Rumah Sakit, untuk pelayanan individu dalam proses
terapi bagi pasien rawat jalan, pasien rawat inap serta untuk
pelayanan medis. Pendistribusian farmasi yang digunakan di RS
Hermina Ciputat ada 4 macam, yaitu:
1) Sistem Unite Dose, yaitu sistem pendistribusian obat yang
diberikan terdiri atas satu atau beberapa jenis obat, masing-
masing dalam kemasan dosis tunggal dalam jumlah persediaan
yang cukup untyk waktu tertentu.
2) Sistem Floor Stock, yaitu sistem pendistribusian perbekalan
farmasi yang telah tersedia di suatu instalasi dan siap
digunakan kapan saja.
3) Sistem One Daily Dose, yaitu sistem pendistribusian obat yang
terdiri dari beberapa jenis obat yang diberikan dalam jumlah
sehari pemkaian dalam waktu tertentu.
4) Rawat Jalan, pelayan resep rawat jalan dilakukan untuk pasien
poli rawat jalan yang meliputi poli umum, poli THT, IGD, poli
anak, poli gigi, poli OBSGYN.
h. Penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap
perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak,
mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan
penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai
dengan prosedur yang berlaku.

i. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memonitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di
lingkungan instalasi farmasi di rumah sakit. Kegiatan ini akan
memudahkan petugas untuk melakukan penelusuran bila terdapat
mutu obat yang tidak standar dan harus ditarik. Sedangkan
pelaporan merupakan kumpulan pencatatan dan pendataan
kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan
BAB IV
URAIAN KHUSUS

A. Fungsi dan Tugas yang Dibebankan


Sebagai peserta Praktik Kerja Lapangan 2019 di RUMAH SAKIT
HERMINA CIPUTAT, saya ditugaskan untuk membantu pekerjaan Asisten
Apoteker, seperti mengecek kesiapan Apotek sebelum operasional dijam
kerja, menginput resep, menyiapkan obat dan BMHP (Bahan Medis Habis
Pakai), mencetak dan memberi etiket, membuat copy resep, meracik
obat,menata cairan, merapihkan alat kesehatan. Fungsi atau tugas yang
dibebankan dalam Praktik Kerja Lapangan ini, adalah untuk membahas
secara khusus tentang Analisa Resep Penyakit katarak. Dalam resep ini,
secara menyeluruh tertuju pada obat gangguan sistem pernafasan.

B. Penyakit Mata
Penyakit mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat menular. Jika
penyakit mata disebabkan virus atau bakteri maka bisa menular, sedangkan
jika penyebabnya alergi tidak akan menular. Cara penanganan dan
pencegahan macam-macam penyakit mata ini pun berbeda, tergantung
penyebabnya. Berikut ini beragam penyakit mata yang perlu Anda ketahui :
agar tidak terjadi glaukoma karena kepekaan saraf pada otot konjungtiva pada
mata
C. Penyakit Katarak
1. Pengertian

Katarak merupakan penyakit mata yang ditandai dengan mengeruhnya


lensa mata, sehingga membuat penglihatan kabur. Kondisi ini umumnya
terjadi pada lansia, dan bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata sekaligus.
Meski demikian, katarak bukan jenis penyakit menular.
Lensa mata adalah bagian transparan di belakang pupil (titik hitam di
tengah mata), yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk
melalui mata ke retina agar objek dapat terlihat jelas. Seiring bertambahnya
usia, protein pada lensa akan menggumpal dan perlahan-lahan membuat lensa
keruh dan berkabut. Hal ini menyebabkan penglihatan menjadi kabur dan
tidak jelas.
Katarak adalah penyebab utama kebutaan di Indonesia. Dari hasil survey
kebutaan di 15 provinsi tahun 2014-2016, diketahui 70-80% penyebab utama
kebutaan dan gangguan penglihatan di Indonesia adalah katarak.

2. Gejala
Katarak umumnya berkembang secara perlahan. Awalnya, penderita tidak akan
menyadari ada gangguan penglihatan, karena hanya sebagian kecil lensa mata yang
mengalami katarak. Namun seiring waktu, katarak akan memburuk dan
memunculkan sejumlah gejala berikut:
a. Pandangan samar dan berkabut.
b. Mata semakin sensitif saat melihat cahaya yang menyilaukan.
c. Melihat lingkaran cahaya di sekeliling sumber cahaya.
d. Sulit melihat dengan jelas saat malam hari.
e. Warna terlihat pudar atau tidak cerah.
f. Objek terlihat ganda.
g. Ukuran lensa kacamata yang sering berubah.

Meski umumnya katarak tidak menyebabkan rasa sakit pada mata, namun
penderita bisa merasakan nyeri pada mata, terutama jika katarak yang dialami
sudah parah, atau penderita memiliki gangguan lain pada mata.

3. Penyebab dan Faktor Risiko Katarak pada Lansia

Proses mengeruhnya lensa saat mengalami penuaan belum diketahui


dengan jelas. Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena katarak, antara lain:

a. Mata yang terlalu sering terpapar sinar matahari.


b. Penyakit tertentu, misalnya diabetes, kerusakan retina yang diturunkan (retinitis
pigmentosa), atau radang pada lapisan tengah mata (uveitis).
c. Konsumsi kortikosteroid dalam jangka panjang.
d. Pernah menjalani operasi mata.
e. Pernah mengalami cedera pada mata.
f. Memiliki keluarga dengan riwayat katarak.
g. Pola makan yang tidak sehat dan kekurangan
h. Konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak secara rutin.
i. Merokok.

4. Diagnosis Katarak pada Lansia

Untuk memperoleh diagnosis katarak, dokter mata akan menanyakan


riwayat penyakit dan gejala apa saja yang dialami pasien. Kemudian, dokter
akan melakukan pemeriksaan pada mata pasien, diikuti dengan pemeriksaan
penunjang seperti:

a. Tes ketajaman penglihatan. Dalam tes ini, pasien akan diminta membaca huruf
dalam jarak 6 meter menggunakan satu mata, di mana di saat yang sama mata
yang lain akan ditutup. Huruf yang ditampilkan akan semakin mengecil, hingga
pasien tidak bisa membacanya dengan jelas.
b. Pemeriksaan slit-lamp (lampu celah). Pemeriksaan slit-lamp menggunakan
mikroskop khusus yang dilengkapi cahaya untuk menerangi lensa, iris, dan
kornea mata. Cahaya ini akan membantu dokter melihat kelainan pada mata
dengan lebih jelas.
c. Pemeriksaan retina mata. Dilakukan dengan memberikan obat tetes mata untuk
membuat pupil membesar. Dengan bantuan alat khusus bernama oftalmoskop,
dokter akan lebih mudah melihat kondisi retina.

5. Pengobatan Katarak pada Lansia


Operasi katarak merupakan satu-satunya penanganan katarak pada lansia.
Namun keputusan untuk menjalani operasi mempertimbangkan terganggunya
aktivitas sehari-hari atau tidak, seperti menyetir kendaraan atau membaca.
Dalam operasi katarak, lensa yang keruh akan diangkat dan diganti dengan
lensa tiruan. Lensa tiruan ini terbuat dari plastik atau silikon, dan dapat
digunakan untuk seumur hidup. Sedangkan pada kondisi di mana lensa tiruan
tidak bisa dipasang, pasien harus mengenakan kacamata atau lensa kontak
pasca operasi katarak untuk memperbaiki penglihatan.
Operasi katarak dilakukan dengan bius lokal agar mata menjadi mati rasa,
dan biasanya tanpa rawat inap. Rasa tidak nyaman di mata umumnya
dirasakan hingga beberapa hari pasca operasi. Pada pasien dengan katarak di
kedua mata, operasi dilakukan secara terpisah hingga pasien sembuh dari
operasi pertama, yaitu sekitar 6-12 minggu.

6. Komplikasi Katarak pada Lansia

Operasi katarak merupakan operasi yang aman dilakukan. Namun, tetap


ada risiko terjadinya perdarahan dan infeksi pasca operasi katarak, walaupun
jarang. Risiko lain yang mungkin terjadi setelah operasi adalah ablasi retina,
yaitu kondisi lepasnya retina dari posisi normalnya. Kondisi tersebut bisa
mengakibatkan hilang penglihatan sebagian atau seluruhnya. Segera hubungi
dokter bila muncul gejala ablasi retina seperti munculnya bintik hitam yang
tampak melayang pada penglihatan (floaters) pasca operasi katarak.

A. Persiapan Kerja
1. Alur Pelayanan
Alur pelayanan Resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota
Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
a) Operator Menerima Resep.
b) Operator menginput/memberikan harga pada Resep pasien.
c) Operator memberikan resep kepada kasir untuk di bayar oleh
Pasien Umum (kecuali pasien BPJS).
d) Lalu pasien membayar kepada kasir (pasien Umum).
e) Kasir memberikan resep kepada petugas instalasi Farmasi.
f) Petugas Instalasi Farmasi mengambilkan Obat atau Alat
Kesehatan sesuai resep.
g) Petugas Apotek meng-etiketkan/menulis etiket pada obat sesuai
resep.
h) Lalu petugas Apotek yang bertugas memeriksa obat memeriksa
kembali obat yang telah dikerjakan.
i) Petugas Apotek mengemas obat tersebut, lalu memberikan obat
yang sudah diperiksa kepada pasien.
j) Operator memanggil kembali nama atau sesuai nomor antrean
pasien yang ada di resep.
k) Operator memberi informasi kepada pasien tentang kepada
pasien tentang obat mulai dari indikasi obat, cara pemakaian,
dan informasi-informasi lain berkaitan dengan obat.

B. Proses Kerja
1. Analisis Resep
Gambar 4.1 Resep
a. Kelengkapan Resep
No Unsur Resep Rincian Keterangan

1. Inscriptio
(nama, alamat, SIP, tempat dan Lengkap

tanggal di buatnya resep)

2. Invocatio
(tanda R/) Lengkap

3. Ordinatio atau Praescriptio


(nama obat dan dosis obat) Lengkap

4. Subscriptio
(paraf atau tanda tangan Lengkap

dokter)

5. Signatura
(aturan pakai obat)  Lengkap

Tabel 4.1 Kelengkapan Resep


b. Komposisi
1. Usul :-
2. OTT :-
3. Komposisi :
1) Floxa 5 ml eye drops : Ofloxacin 0.3%
2) Polydex eye drops : Per ml : Neomycin Sulphate 3.5 mg,
Polymixin B Sulphate 10000 IU, Dexamethasone 1 mg
3) Citirizen tab : cetirizine10 mg

c. Monografi
No Nama Obat Gol Indikasi Mekanisme Kerja Sediaan

1 Floxa 5 ml eye drops K Untuk mengobati


infeksi pada mata
yang disebabkan
oleh bakteri yang
sensitif

2 Polydex eye drops K Pengobatan jangka


pendek pada
kondisi mata yang
responsif terhadap
steroid apabila
diperlukan juga
antibiotik sebagai
pencegahan

3 citirizen K untuk meredakan


gejala alergi seperti
gatal-gatal, mata
berair, pilek, dan
mata/hidung gatal.
Obat ini bekerja
dengan
menghalangi zat
alami tertentu
(histamin) yang
diproduksi tubuh
selama reaksi alergi

Tabel 4.3 Monografi


d. penyerahan
1) Wadah : klip plastik
2) Etiket :
3) Signa :

A. Hasil Kerja
1. Menerima resep dari pasien
2. Memberika nomor urut kepada pasien untuk pengambilan obat.
3. Mengecek kelengkapan resep tersebut mulai dari : nama dokter, SIP,
nama pasien, alamat pasien, umur pasien, nama obat dan dosis obat yang
diberikan.
4. Menginput biaya harga obat pada resep.
5. Petugas memberitahu pasien untuk melakukan pembayaran di kasir.
6. Petugas farmasi melakukan pengambilan dan pengemasan obat sesuai
dengan aturan pakai pada resep.
7. Mengecek kembali obat yang sudah dikemas sesuai dengan resep atau
tidak.
8. bila sesuai dengan resep, apoteker memanggil pasien sesuai nomor urut
dan melakukan penyerahan obat kepada pasien bagaimana aturan pakai,
kegunaan obta, dan efek samping obat tersebut.

B. Evaluasi Hasil Kerja


Dari resep diatas dokter meresepkan 4 jenis OAT (Obat Antibiotik
Tuberkulosis) diantaranya rifampisin, pyrazinamide, ethambutol, isoniazide
yang dimana masing-masing obat sudah diberi aturan pakai. Obat ini
diminum selama 6 bulan secara teratur.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika pasien menderita penyakit Katarak, Pasien di berikan resep dari
Dokter berupa obat Floxa 5 ml eyedrops teteskan 6x sehari 1 tetes mata kanan,
Untuk mengobati infeksi pada mata yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif
bakteri , Polydex eyedrops teteskan 6x sehari 1 tetes mata kanan, Pengobatan
jangka pendek pada kondisi mata yang responsif terhadap steroid apabila
diperlukan juga antibiotik sebagai pencegahan, Cetirizine diminum 1x sehari 1
tablet sesudah makan, untuk meredakan gejala alergi seperti gatal-gatal, mata
berair, pilek, dan mata/hidung gatal. Obat ini bekerja dengan menghalangi zat
alami tertentu (histamin) yang diproduksi tubuh selama reaksi alergi

Selama kegiatan PKL di Rumah Sakit Hermina Ciputat, saya sebagai


penyusun laporan dapat menyimpulkan bahwa Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Hermina Ciputat sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat serta
merupakan suatu tempat pengabdian profesi. Pengelolaan sediaan farmasi,
sistem manajement, pelayanan kefarmasian, sistem administrasi, barang
maupun keuangan dan ketenagakerjaan telah berjalan dengan baik.

Banyak hal yang saya dapat selama saya melakukan PKL di Rumah Sakit
Hermina Ciputat, diantaranya :

1. Di Rumah Sakit Hermina Ciputat Saya dapat belajar dan menerapkan ilmu
teoritas dari sekolah secara langsung atau dunia kerja.
2. Saya dapat mengenal dan memahami secara langsung tugas dan fungsi
instalasi farmasi dan seluruh hal yang berperan di dalamnya.
3. Banyak ilmu pengetahuan diantaranya meracik, membungkus, menstok,
dan wawasan tentang kefarmasian di IFRS yang telah saya dapatkan.
4. Berbagai pengalaman yang telah saya dapatkan selama pkl yang berguna
unutk dunia kerja dimasa yang akan datang.
Sistem distribusi obat yang berada di instalasi farmasi Rumah Sakit
Hermina Ciputat menggunakan resep perseorangan yang mana alur distribusi
pasien atau keluarga pasien langsung menyerahkan resep ke instalasi farmasi.

B. Saran – Saran
1. Saran untuk pihak sekolah
a. Antara pembimbing sekolah dengan siswa diharapkan terjalin
kerjasama dan komunikasi yang lebih baik.
b. Pembelajaran dalam teori dan praktik dalam bidang farmasi lebih baik
ditingkatkan kembali, agar siswa paham mengenai pengelolaan apotek.
c. Hubungan pembimbing sekolah dengan pembimbing lapangan harus
lebih ditingkatkan siswa di dalam instalasi farmasi Rumah Sakit
Hermina Ciputat.

2. Saran untuk pihak Rumah Sakit Hermina Ciputat:


a. Di dalam instalasi siswa harus lebih diterapkan lagi system
pembelajaran ruang lingkup di lapangan kerja.
b. Tetap terjaga komunikasi yang sudah terjalin, sehingga siswa tidak ada
rasa canggung,
c. Penambahan Tenaga Teknik Kefarmasiaan atau asisten Apoteker
sangat diperlukan dalalm pelayanan kesehatan bidang farmasi.
d. Memberi pengarahan yang lebih baik kepada anak PKL dengan lebih
ramah dan tidak membedakan dengan apapun, memberitahu letak
kesalahan pada saat PKL. Saling menghormati dan menghargai.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai