Kelompok 2 - Seleksi Bakalan - Makalah Penggemukan Sapi Potong
Kelompok 2 - Seleksi Bakalan - Makalah Penggemukan Sapi Potong
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
Makalah Penggemukan Sapi Potong yang berjudul “Seleksi Bakalan Sapi Potong”
ini dapat ditulis hingga selesai. Makalah ini mengkaji mengenai pemilihan bakalan
sapi potong.
M.Si dan Dr. drh. Endang Yuni Setyowati, M. Sc., Ag selaku dosen mata kuliah
yang kami miliki, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi makalah yang lebih baik. Akhir kata, kami
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN.............................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................... 3
II PEMBAHASAN ................................................................ 4
2.1 Fisik Luar..................................................................... 4
2.2 Cara Penilaian .............................................................. 4
2.3 Bobot Badan Sapi ........................................................ 5
2.4 Memilih Bangsa Ternak ............................................... 5
2.5 Jenis Kelamin .............................................................. 6
2.6 Umur............................................................................ 7
III KESIMPULAN.................................................................. 8
3.1 Kesimpulan.................................................................. 8
iii
I
PENDAHULUAN
Dengan potensi sumber daya alam, sumber daya genetik, teknologi, dan budaya
besar untuk pengembangan ternak sapi. Akan tetapi, karena pengelolaannya belum
per tahun dan produksi daging sapi Indonesia menunjukkan pertumbuhan rata- rata
cepat dibanding dengan laju pertumbuhan populasi. Apabila hal ini berlangsung
terus atau tidak ada upaya peningkatan populasi yang signifikan, maka populasi
akan terus menurun dan pada suatu saat di masa mendatang populasi sapi akan habis
dan Indonesia akan tergantung pada impor sapi untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi daging sapi. Masalah ini sudah mulai terasa sejak beberapa dekade
terakhir dengan meningkatnya volume dan nilai impor baik dalam bentuk sapi
1
Penggemukan sapi merupakan pendayagunaan potensi genetik ternak untuk
pakan serta sarana produksi lainnya, sehingga menghasilkan nilai tambah usaha
rakyat yang berintegrasi dengan tanaman pangan. Faktor penting yang perlu
berdasarkan kualitas genetik yang baik (pertambahan bobot badan cepat dan
merupakan langkah awal yang sangat menentukan dalam suatu usaha penggemukan
sapi potong. Para peternak rakyat harus lebih teliti dalam memilih atau menentukan
sapi bakalan yang digunakan untuk usaha penggemukan. Pemilihan bakalan untuk
tujuan penggemukan harus memperhatikan bangsa sapi, jenis kelamin, umur, dan
mutu ternak, sumber daya ternak, daya dukung wilayah, pengawasan mutu dan
penguasaan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas
ternak. Dengan tujuan mendapatkan bibit sapi potong yang bermutu perlu di
lakukan pengawasan mutu bibit sesuai dengan standar, salah satu langkah
atau pemilihan sapi yang akan dipelihara merupakan salah satu faktor penentu dan
berkelanjutan.
2
Dalam pemilihan ternak sapi untuk di pelihara atau sebagai calon pengganti
penilaian akurat. Keberhasilan pemilihan ternak sapi yang akan di pelihara akan
sangat menentukan keberhasilan usaha ternak walaupun semua bangsa dan tipe sapi
bisa di jadikan bibit pengganti, namun agar diperoleh sapi hasil yang baik
diperlukan bangsa dan tipe sapi tertentu yang laju pertumbuhannya cukup dan
3
II
PEMBAHASAN
secara keseluruhan, untuk sapi bakalan sebaiknya dipilih sapi yang sehat dengan
d. Kotorannya padat.
g. Kulit mudah dilipat dan jika dilepaskan segera kembali kebentuk semula.
Penilaian (judging) pada ternak sapi merupakan salah satu tindakan seleksi.
Hal ini sangat diperlukan dalam memilih ternak mana yang mempunyai nilai
tertinggi di atas rata-rata sapi yang dinilai, lazimnya cara ini dilakukakn melalui
Penilaian ternak sapi sangat penting dilakukan dalam hal sebagai berikut :
b. Untuk memilih individu ternak yang akan dipelihara atau diternakan lebih
lanjut (bakalan).
4
c. Untuk memilih calon bibit.
d. Untuk memilih ternak yang akan dipotong serta diharapkan dapat memperoleh
Dengan alasan di atas, maka keterampilan dalam tata cara penilaian ternak sapi
berdasarkan kebutuhan dari peternak yang akan membeli sapi bakalan. Untuk
penentuan bobot dapat di tentukan dari berapa lama pemeliharaan yang akan di
laksanakan. Untuk setiap jenis sapi memiliki perkiraan target ADG. Sehingga
ataupun membuat bibit pengganti pertama harus memilih bangsa sapi yang paling
disukai atau telah populer, baik jenis impor atau jenis lokal (Sugeng, 1996). Setiap
bangsa sapi memiliki sifat genetis dan laju pertumbuhan yang berbeda. Setiap
petemak harus memilih bangsa sapi tertentu sesuai dengan tujuannya, pemilihan ini
memang cukup beralasan sebab petemak tidak mau rugi. Sebagai contoh, peternak
sapi potong memilih bangsa sapi tipe potong jenis unggul yang sudah populer
5
seperti Charolais. Hereford dan lainnya karena persentase hasil karkas sapi tersebut
lebih dari 60%, dan juga memiliki 21 pertambahan dan pertumbuhan yang lebih
tinggi dari pada sapi lokal seperti: Sapi Bali, sapi Madura, dan Ongole (Sugeng,
PBB alias pertambahan bobot badan, karena PBB ini yang menentukan berapa
banyak selisih bobot badan sapi yang bisa dikonversi menjadi keuntungan bagi
Limousin) memang memiliki keungulan PBB harian yang bisa mencapai 1,2 kg.
Namun pakannya harus berkualitas tinggi. Sementara sapi lokal (PO, Bali, Madura)
biasanya memiliki PBB harian sekitar 0,6-0,8 kg, tetapi biaya dan kualitas pakan
yang digunakan lebih rendah dibandingkan dengan yang impor. Jadi, untuk
pertumbuhan dan penimbunan daging sapi jantan lebih cepat daripada sapi betina
6
disamping itu mutu dagingnyapun bagus, empuk dan lezat. Pemilihan sapi
sebaiknya berjenis kelamin jantan. Hal ini disebabkan sapi jantan pertumbuhannya
lebih cepat dibanding sapi betina. Disamping itu juga untuk mencegah pemotongan
2.6 Umur
Menurut Sugeng (1996), secara ekonomis sapi yang digemukkan pada umur
yang terlalu muda memerlukan waktu penggemukan yang lebih lama daripada usia
remaja atau dewasa. Sapi yang umumya lebih dari dua tahun, masa pertumbuhan
telah terlampaui, sehingga bahan makanan yang diberikan hanya dipakai untuk
penimbunan daging saja (AAK, 1991). Peternak atau pengusaha biasanya lebih
fokus terhadap performa ternak, besar, bagus, dan sehat, tetapi melupakan umur
ternak yang akan dijadikan bakalan, seringkali yang dipilih adalah umur tua atau
lebih dari 3 tahunan. Sehingga PBB harian tidak bagus, tingginya biaya pakan
Sapi dengan umur diatas 2,5 tahun memiliki pertumbuhan bobot badan yang
adalah pada umur 1,5 sampai dengan 2,5 tahun. Pada umur tersebut
pertumbuhan.
7
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
melihat ciri fisik dari sapi yang akan dipilih menjadi bakalan. Selain melihat ciri
fisik, perlu diketahui pula cara penilaian, bobot ideal sapi, bangsa sapi, jenis
kelamin, dan umur ideal agar sapi bakalan memiliki pertumbuhan yang maksimal
8
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB. 2020. Cara Memilih Sapi
Bakalan yang Baik. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Gina Kristiana. 2005. Pemilihan Bibit Sapi Potong Berdasarkan Fisik Luar di CV.
Ida Jaya Desa Sukowati Kapas - Bojonegoro. Universitas Airlangga