Prodi : KPI/IV
Artinya:
Dari Amru bin Hazm bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wassallam menulis
untuknya, dan adapun tuliasanya adalah “Pada hidung yang terpotong diyatnya
utuh, pada lidah diyatnya utuh, pada kedua bibir diyatnya utuh, pada dua buah
biji dzakar diyatnya utuh, pada batang kemaluan diyatnya utuh, pada tulang
belakang/shulb diyatnya utuh, dan pada satu kaki diyatnya setengah.” (HR.
An-Nasâ`i, Kitab Al-Qasâmah Hadits No.4853, Imam Malik dalam Al-
Muwatta’ Kitab Uqûl, 2/869)
- Bagian tubuh yang berjumlah 4 seperti: kelopak mata atau bulu mata bila
membuatnya tidak tumbuh lagi. Diyatnya seperempat, jika terpotong semuanya
maka diyatnya utuh.
- Bagian tubuh yang berjumlah 10 seperti: jari tangan dan jari kaki. Jika terpotong
semua maka diyatnya utuh, namun jika terpotong salah satunya maka diyatnya
sepersepuluh. Yakni satu jari diyatnya 10 ekor unta kecuali pada ibu jari, ada
beberapa ulama berpendapat bahwa setiap ruas tulang ibu jari diyatnya 5 ekor
unta.
Rasulullah shallallahu alaihi wassallam bersabda:
Artinya:
Tidak ada perbedaan antara ibu jari dan kelingking dalam diyat. Dalam Shahih
Bukhari disebutkan:
Artinya:
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu alaihi wassallam
beliau bersbda “ini dan ini sama (diyatnya) yaitu kelingking dan jempol” (HR.
Al-Bukhâri dalam kitab diyat Hadits No. 6500)
Diyat pada gigi untuk setiap gigi 5 ekor unta, sebagaimana dalam hadits yang
disebutkan oleh Amru bin Hazm
Artinya: Dan pada setiap gigi diyatnya 5 ekor unta (HR An-Nasâ’i)
b) Diyat pada jinayah yang menimbulkan hilangnya suatu manfaat dari anggota badan.
Manfaat dari anggota badan yang dimaksud itu seperti panca indera pendengaran,
penglihatan, penciuman dan perasa. Jika salah satunya hilang maka wajib atasnya
membayar diyat secara utuh yaitu 100 ekor unta. hal tersebut serupa dengan
kehilangan manfaat dari anggota tubuh lain seperti akal, kemampuan berbicara,
kemampuan sex, kemampuan berjalan, dll. Sebagaimana dengan keputusan Umar bin
Khattab Radhiyallahu ‘anhu ketika beliau mengadili seseorang yang telah memukul
kawannya dan mengakibatkan hilangnya penglihatan, pendengaran, kemampuan sex,
dan akal darinya, dan dia massih hidup. Oleh Umar ia diberi sanksi empat kali diyat
yakni 400 ekor unta.
c) Diyat pada jinayah yang berupa luka di kepala, wajah atau badan.
Luka yang menyebabkan diyat itu dibagi menjadi beberapa bagian:
- jika lukanya menembus kulit dan daging hingga mengakibatkan tulang dapat
terlihat dengan jelas, maka pada luka ini diyatnya 5 ekor unta. sebagaimana hadits
yang disebutan oleh Amru bin Hazm
2. Macam-macam zakat
Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim menjelang
Idul Fitri pada bulan suci Ramadhan. Ketentuannya yaitu 3,5 liter (ada yang
mengatakan 2,5 kg dan ada juga yang mengatakan 2,7 kg) makanan pokok yang ada
di daerah bersangkutan seperti beras, gandum, dan sejenisnya.
Zakat Mal
Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta.
a) Zakat emas dan perak
Jika emas dan perak yang dimiliki mencapai haul (satu tahun) dan nisabnya
maka telah wajib dikeluarkan zakatnya. Nisabnya sebesar 85 gram emas,
sementara nisab perak sebanyak 595 gram perak. Dan zakat yang harus
dikeluarkan sejumlah 2,5% dari harta emas dan perak yang dimiliki.
b) Zakat hewan tenak
Zakat dikeluarkan jika telah mencapai nisab dan haul, adapun ketentuan
nisabnya adalah:
Unta : 5 ekor wajib mengeluarkan satu ekor kambing, begitupun
kelipatannya.
Sapi : 30 ekor, wajib mengeluarkan zakat satu ekor anak sapi yang
berumur satu tahun.
40 ekor, wajib mengeluarkan zakat satu ekor anak sapi berumur dua
tahun.
Kambing : 40 ekor, wajib mengeluarkan zakat satu ekor kambing
121 ekor, maka yang dikeluarkan adalah dua ekor kambing
201 ekor, maka yang dikeluarkan adalah 3 ekor kambing. Begitupun
setiap bertambah seratus ekor maka bertambah satu ekor yang wajib
dizakati.
c) Zakat pertanian
Zakat ini berupa biji-bijian, buah-buahan, yang bisa dimakan, yang bisa
disimpan, yang bisa ditakar, awet serta kering. Contoh zakat ini adalah padi,
jagung, gandum, dan yang dapat dijadikan makanan pokok.
- Jika bertani dengan tanaman yang diairi dengan hujan, maka zakat yang
dikeluarkan sebesar 10%
- Jika tanamannya diairi dengan peralatan (oleh pengairan manusia) maka
zakat yang dikelurakan 5 %
Syarat hasil pertanian jika mencapai haul dan nisabnya sebesar 625,8 kg.
Zakat pertanian dikeluarkan ketika masa panen tiba dan hasil panen bersih
(setelah dihitung biaya pengelolaan untuk menanam dan memanen).
Dianjurkan untuk menzakati harta yang berkualitas baik.
d) Zakat perniagaan
Zakat perniagaan juga dapat disebut sebagai zakat perdagangan, yakni zakat
yang wajib dikeluarkan dari harta atau benda selain emas dan peraak yang
murni untuk diperjual-belikan, baik secara pribadi maupun secara berkelompok
(CV, PT dan sejenisnya) yang bertujuan mendapatkan keuntungan.
Jika mempunyai harta perniagaan yang jumlahnya sudah mencapai nisab dan
haul, hendaklah ia menilai harganya pada akhir tahun. Adapun nishab zakat
perniagaannya senilai dengan 85 gram emas dan mengeluarkan zakatnya
sebesar 2,5% dari nilai tersebut.
f) Zakat investasi
Zakat yang dikeluarkan dari harta hasil investasi berupa bangunan, penyewaan,
saham, rental mobil dan lainnya. Jika hasil investasi modalnya tidak bergerak
dan tidak memengaruhi hasil produksi maka zakatnya mendekati zakat
pertanian.
Harta yang dikeluarkan dari zakat investasi adalah pendapatan bersih dari hasil
investasi itu sendiri, setelah dikurangi biaya pokok kehidupan sehari-hari. Zakat
yang dikeluarkan 5-10% disamakan dengan zakat pertanian, nisabnya yakni
total penghasilan bersih selama satu tahun.
g) Zakat tabungan/simpanan
Zakat yang dikeluarkan dari hasil simpanan harta selama satu tahun dan telah
mencapai nisab. Tabungan bisa berupa deposito dan sejenisnya.
Zakat tabungan disamakan dengan zakat emas dan perak. Pembayaran zakat ini
dilakukan jia sudah mencapai haul dan nisab 85 gram emas dan zakat yang
dikeluarkan sebesar 2,5%. Jika barang simpanannya berupa berlian dan permata
maka tidak wajib untuk dizakati. Namun jika benda ini diperjual-belikan maka
hasil penjualannya harus dizakati dengan syarat terpenuhi nisab dan haulnya.
Artinya:
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an,
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu barang siapa diantara kamu
ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia
tidak puasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu. Hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”
4. Makna Aidiyahuma/ Batasan potongan tangan ketika qishash
Hukuman potongan tangan dilakukan ketika seseorang melakukan pencurian.
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
هّٰللا هّٰللا ۤ
ِ َّارقَةُ فَا ْقطَع ُْٓوا اَ ْي ِديَهُ َما َج َزا ۢ ًء بِ َما َك َسبَا نَ َكااًل ِّمنَ ِ ۗ َو ُ ع
َز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم ُ َّار
ِ ق َوالس ِ َوالس
Artinya:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah,
dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S Al-Maidah: 38)
Pencurian yang dimaksud adalah pengambilan harta dari pemiliknya atau wakilnya
secara sembunyi-sembunyi. Adapun orang yang dipotong tangannya jika dia mencapai
batas ukur, dan batasnya menurut jumhur ulama selain hanafiyah yaitu mencapai ¼
dinar.1 Maliki menetapkan tiga dinar dengan dalil hadits Aisyah, bahwa seperempat
dinar sama dengan tiga dirham. Kemudian Hambali dan Hanafiah mengatakan bahwa
kadarnya adalah sepuluh dirham dengan dalil hadits Umar bin Syu’aib. Hukuman
potong tangan ini adalah hukuman dari Allah. Oleh karena itu, hukuman had potong
1
Wahbah al-zuhaili, Tafsir al-Munir fii Al-‘Aqidah wa Al-Syari’ah, Dar Al-Fikr, Beirut jilid 5 hal.178
tangan bagi pencuri tidak dapat gugur karena maaf yang diberikan oleh pemilik harta
yang dicuri.
Ada perbedaan pendapat mengenai batasan potongan tangan,
1. Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam dan Imam Ahmad berpendapat bahwa dipotong
pada pergelangan tangan, tidak di siku atau di pangkal lengan.
2. Khawarij berpendapat dipotong di pangkal lengan atau pundak.2
3. Beberapa ulama Syi’ah berpendapat dipotong di jari-jari saja
Dalil jumhur adalah riwayat yang menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam memotong tangan pencuri dari pergelangan, begitu juga pendapat Ali, Umar
bin Khathab, mereka memotong tangan pencuri pada sambungan pergelangan, inilah
yang diamalkan. Tapi jika dia mencuri untuk yang kedua kalinya maka dipotong
tangannya yang kiri berdasarkan ittifaq para fuqaha.
2
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam. Hal. 92.