Anda di halaman 1dari 12

TUGAS LAPORAN OBSERVASI

“PEMEROLEHAN PENGUCAPAN FONEM-FONEM ANAK USIA


DIBAWAH 10 TAHUN, DIBAWAH 5 TAHUN DAN DIBAWAH 3 TAHUN”

DISUSUN OLEH:

APRILIA DWI YUSTIKA

1951041021

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


PENDAHULUAN

Penggunaan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan
perkembangan anak yang seharusnya tidak luput dari perhatian para pendidik pada umumnya
dan orang tua pada khususnya.Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia
yang paling hebat dan menakjubkan. Oleh sebab itulah, masalah ini mendapat perhatian besar.
Pemerolehan bahasa telah ditelaah secara intensif sejak lama. Kita telah mempelajari banyak hal
mengenai bagaimana anak-anak berbicara, mengerti, dan menggunakan bahasa, tetapi sangat
sedikit hal yang kita ketahui mengenai proses aktual perkembangan bahasa.
Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa.
Komunikasi tersebut terjadi,baik secara verbal maupun non verbal yaitu dengan tulisan,
bacaan,dan tanda atau simbol. Penggunaan bahasa memerlukan proses sesuai dengan tahap-tahap
usianya. Bagaimana manusia bisa menggunakan bahasa sebagai cara berkomunikasi selalu
menjadi pertanyaan yang menarik untuk dibahas sehingga memunculkan banyak teori tentang
pemerolehan bahasa.
Pemerolehan bahasa dikaitkan dengan penguasaan sesuatu bahasa tanpa disadari atau
dipelajari secara langsung, yaitu tanpa melalui pendidikan secara formal untuk mempelajarinya,
sebaliknya memperolehnya dari bahasa yang dituturkan oleh ahli masyarakat di sekitarnya; sedangkan
perkembangan bahasa seseorang merupakan sebuah proses yang dimulai dari kehidupan awal manusia,
ketika seseorang atau bayi mulai untuk memperoleh bahasa dengan cara belajar bicara dengan beberapa
kata dan juga secara mimikri. Perkembangan bahasa anak berawal dari bahasa yang sederhana menuju
bahasa yang kompleks. Bayi mulai tanpa bahasa, baru setelah umur 4 bulan mulai bisa membaca bibir
sang ibu dan mencoba membedakan suara bahasa. Seorang bayi menggunakan alat tubuhnya, tangisannya
dan suara preverbal lainnya untuk menyampaikan yang dia inginkan, perlukan, dan butuhkan. Mereka
mempelajari bahasa pertama tanpa perhatian dari orang tua ataupun pengasuh mereka.
Menurut Kennison (2013), ada empat komponen utama dalam pengembangan bahasa (Language
Development) yaitu sebagai berikut. Fonologi meliputi aturan urutan struktur kata atau kalimat. Semantik
terdiri atas kosakata dan konsep bagaimana mengekspresikan kata.Tata bahasa meliputi dua bagian, yang
pertama, syntax, aturan kata yang menyusun dalam kalimat, yang kedua, morphology, digunakan sebagai
penanda gramatikal (meliputi tense, active dan passive voice) dan pragmatik meliputi aturan yang sesuai
dan komunikasi yang efektif. Pragmatik meliputi tiga bagian, penggunaan bahasa untuk salam,
permintaan, dan lain-lain, mengubah bahasa untuk berbicara yang berbeda bergantung pada siapa anda
berbicara, mengikuti alur seperti tetap berada pada topik dan mengambil kesempatan dalam berbahasa
yang benar.
Menurut Santoso (2009), tahapan-tahapan pemerolehan bahasa anak secara umum ada lima,
seperti dipaparkan berikut ini: (1) reflexive vocalization: pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan
suara tangisan yang masih berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin
menangis,tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari; (2) babbling: pada usia lebih dari tiga minggu,
ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan
sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan ini telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan
si bayi; (3) lulling: diusia tiga minggu sampai dua bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas.
Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan
suku kata yang diulang-ulang, seperti“ba....ba..., ma..ma....”; (4) echolalia: padatahap ini, yaitu saat bayi
menginjak usia 10 bulan,ia mulai meniru suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga
akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu; (5) true speech: bayi
mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa disebut batita. Namun,
pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa.Untuk tahapan pemerolehan bahasa Bzoch(2004)
membagi tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai usia 3 tahun dalam empat stadium. Ada
pula tahapan pengucapan huruf pada anak usia dibawah tiga tahun,dibawah lima tahun dan dibawah
sepuluh tahun.
PEMBAHASAN

1. Anak Usia Dibawah 3 tahun

Nama : Zahra Assyfa Almahyra Kamal


Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 22 September 2017
Alamat : Dusun Gaddea, Desa Tarowang, Kab. Jeneponto, Sulawesi Selatan

NO. HURU KET NO HURU KET NO. HURUF KET


F F
1. A J 11. K S 21. U J
2. B J 12. L J 22. V TB
3. C J 13. M J 23. W J
4. D J 14. N J 24. X TB
5. E J 15. O J 25. Y J
6. F TB 16. P J 26. Z TB
7. G S 17. Q TB
8. H J 18. R TB
9. I J 19 S TB
10. J J 20. T J

Keterangan:

J : JELAS

S : SAMAR

TB: TIDAK BISA


Analisis pengucapan fonem Zahra Assyfa Almahyra Kamal :
1. Fonem Vokal
Fonem vokal a,i,u,e,o bisa diujarkan oleh Syfa. Tidak ada kesulitan sama sekali dalam
pengucapannya.
2. Fonem Konsonan
a) Tempat artikulasi fonem bilabial
Klasifikasi fonem [p], [b], [m], dan [w] bisa diucapkan.
b) Tempat artikulasi fonem labiodental
Klasifikasi fonem [f] dan [v], Syfa tidak bisa mengucapkan kedua huruf ini
dengan sempurna, saat mencoba melafalkan huruf tersebut ia mengungkapkannya
dengan bunyi [p] .
3. Tempat artikulasi fonem apiko alveolar
Klasifikasi fonem [d], [t], [n], [l], [r]. Pada huruf ini hanya bunyi [r] yang tidak dapat
diucapkan Syfa, saat saya menyuruh dia mengucapkan kata motor anak ini belum
mampu melafalkannya dengan jelas. Kata yang diucapkanya itu motol.
4. Tempat artikulasi fonem lamino alveolar
Klasifikasi fonem [z],[s], [y]. Bunyi [z] belum bisa diucapkan oleh Syfa apabila saya
mengucapkan zebra dia mengucapkan sebla. Dan pada fonem [y] Lisa sudah bisa
melafalkannya dengan jelas.
5. Tempat artikulasi fonem lamino palatal
Klasifikasi fonem [j], [c], [s]. Pada fonem [j] dan [c] sudah bisa dilafalkannya ,tetapi
tidak pada fonem [s] . Saat saya menyuruhnya mengucapkan kata saya ,anak ini belum
mampu melafalkannya . Kata yang diucapkanya itu caya.
6. Tempat artikulasi fonem dorsovelar
Klasifikasi fonem [k], [g], [x]. Bunyi [k] dan [g] bisadiucapkan dengan jelas oleh Syfa.
Tetapi tidak pada bunyi [x]. Saat ia mencoba melafalkan bunyi tersebut yang keluar
adalah bunyi ek.
7. Tempat artikulasi fonem
Klasifikasi fonem uvular [q], belum bisa diucapkan oleh Syfa.
8. Tempat artikulasi fonem
Klasfikasi fonem laringal [h], bisa diucapkan oleh Syfa.
2. Anak Usia Dibawah 5 tahun

Nama : Nurafiqah Nahda Safar


Tempat, Tanggal Lahir :Bantaeng, 3 Januari 2015
Alamat : Dusun Gaddea, Desa Tarowang, Kab. Jeneponto, Sulawesi Selatan

NO. HURU KET NO HURU KET NO. HURUF KET


F F
1. A J 11. K J 21. U J
2. B J 12. L J 22. V TB
3. C J 13. M J 23. W J
4. D J 14. N J 24. X TB
5. E J 15. O J 25. Y J
6. F S 16. P J 26. Z TB
7. G J 17. Q TB
8. H J 18. R S
9. I J 19 S J
10. J J 20. T J

Keterangan:

J : JELAS

S : SAMAR

TB: TIDAK BISA


Analisis pengucapan fonem Nurafiqah Nahda Safar :

Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemahkan, karena anak-anak pada umumnya
masih menggunakan struktur bahasa yang masih kacau dan masih mengalami tahap transisi
dalam berbicara, sehingga sukar untuk dipahami oleh mitratuturnya.Untuk menjadi mitratutur
pada anak dan untuk dapat memahami maksud dari pembicaraan anak, mitratutur harus
menguasai kondisi atau lingkungan sekitarnya, maksudnya ketika anak kecil berbicara mereka
mengnakan media di sekitar mereka untuk menjelaskan maksud yang ingin diungkapkan kepada
mitratutrnya di dalam berbicara.Selain menggunakan struktur bahasa yang masih kacau, anak-
anak juga cenderung masih menguasai keterbatasan dalam kosakata (leksikon) dan dalam
pelafalan fonemnya secara tepat.lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
Sehingga hasil bahasa yang diucapkan oleh anak-anak, berdasarkan dari kemampuanya dalam
berinteraksi langsung pada bahasa-bahasa yang ada di sekitarnya.

Pemerolehan bahasa yang diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh kanak-kanak
mencapai sukses penguasaan yang lancar serta fasih terhadap ’bahasa ibu’ mereka atau yang
sering dikenal dengan bahasa yang terbentuk dari lingkungan sekitar. Dalam hal ini pemerolehan
bahasa pada anak akan membawa anak pada kelancaran dan kefasihan anak dalam berbicara.
Rentang umur anak di usia balita umumnya mempunyai kemampuan dalam menyerap sesuatu
dan ingatan cenderung lebih cepat dibandingkan usia-usia diatas balita. Sehingga dalam usia-usia
tersbut sebaiknya mendapatkan perolehan bahasa yang baik, anak harus selalu dirangsang
dengan sesuatu yang bersifat pedagogig atau pendidikan.Pendidikan bahasa pada anak-anak
tersebut harus selalu di tingkatkan untuk memperoleh hasil berbicara yang baik.

1. Pemerolehan Konsonan

Afiqah telah dapat mengucapkan konsonan seperti konsonan bilabial dan alveolar. Konsonan
velar /k/ dan /g/ belum pernah terdengar kecuali /k/ pada akhir, misalnya pada kata ‘nak’ (naik),
‘dak’ (tidak), ‘usak’ (rusak), ‘puncak’ (puncak).

Sementara itu konsonan /p/ sering sekali terdengar di awal, tengah maupun akhir.Misalnya pada
kata ‘ampu’ (lampu), ‘opi’ (topi), ‘top’ (laptop), ‘papa’ (papa).Konsonan /b/ sudah terdengar di
awal dan tengah.Misalnya pada kata ‘mobi’ (mobil), ‘buca’ (buka).Konsonan /m/, Afiqah sudah
mampu mengucapkannya di awal dan tengah, misalnya kata ‘mama’ (mama), ‘ambi’ (ambil).
Konsonan /t/ terdengar di awal dan tengah. Misalnya pada ‘top’ (laptop) dan ‘atu’ (satu).
Konsonan /l/ tidak pernah terdengar di awal kata.Konsonan /r/ juga tidak pernah muncul di awal
maupun tengah, tetapi menghilangkanya dan menggantinya dengan fonem selanjutnya.Misalnya
pada kata ‘Lapar’ (Lapar).Tetapi konsonan /h/ dan /l/ tidak terdengar di akhir kata. Misalnya
pada kata ‘mobi’ (mobil), ‘amba’ (tambah)

Bunyi-bunyi konsonan yang lain sering muncul banyak yang diganti dengan konsonan lain
dalam ucapannya. Seperti contoh di atas tadi, konsonan /g/ pada kata gunung diganti dengan
konsonan /d/ menjadi dunu. Di samping konsonan-konsonan tersebut di atas, nampaknya pada
umur 4 tahun atau lebih seperti umur Afiqah belum bisa mengungkapkan konsonan /r/. Ini
narnpak dengan adanya pergantian konsonan tersebut dengan konsonan-konsonan lain seperti
pada kata power diganti dengan owel.

2. Pemerolehan Diftong

Anak umur 5 tahun biasanya telah menguasai bunyi vokal dengan baik, urutan-urutan yang tidak
bersifat diftong juga telah mulai dikuasainya.Namun demikian, ada beberapa diftong yang pada
umur ini belum keluar, misalnya bunyi diftong [u-a] dalam kata dua dan [a-i] dalam kata
naik.Belum munculnya diftong ini dikarenakan karena masukan vokal yang diterima anak berupa
monoftong. Monoftong akan muncul biasanya ketika para penutur dewasa disekitar anak umur 3
tahun mengeluarkan atau mengucapkan bunyi-bunyi monoftong, sehingga anak itu akan
menghasilkan bunyi yang monoftong pula.

3. Pemerolehan Vokal

Bunyi vokal /a/ sering diucapkan oleh Afiqah. Vokal ini sering diucapkan dalam situasi apapun,
baik letaknya di awal, tengah maupun akhir. Misalnya pada kata ‘nak’ (naik), ‘dak’ (tidak),
‘tasih’ (kasih), ‘atu’ (satu), ‘amba’ (tambah), ‘ade’ (adik), ‘buca’ (buka).

Bunyi vokal lain seperti /e/ dan /o/ kadang-kadang muncul secara spontan. Misalnya pada kata
‘ade’ (adik), ‘top’ (laptop) dan ‘opi’ (topi.)

Di samping vokal-vokal tersebut, Afiqah juga sering mengucapkan vocal /u/ yang muncul di
akhir dan tengah.Misalkan pada ‘atu’ (satu), ‘dudu’ (duduk), ‘dunu’ (gunung) dan ‘buca’ (buka).
3. Anak Usia Dibawah 10 tahun

Nama : Ahmad Chumaedi

Tempat, Tanggal Lahir : Jeneponto, 5 Mei 2012

Alamat : Dusun Tanakeke, Desa Tarowang, Kab. Jeneponto, Sulawesi Selatan

NO. HURU KET NO HURU KET NO. HURUF KET


F F
1. A J 11. K J 21. U J
2. B J 12. L J 22. V J
3. C J 13. M J 23. W J
4. D J 14. N J 24. X J
5. E J 15. O J 25. Y J
6. F J 16. P J 26. Z J
7. G J 17. Q J
8. H J 18. R J
9. I J 19 S J
10. J J 20. T J

Keterangan:

J : JELAS

S : SAMAR

TB: TIDAK BISA


Analisis pengucapan fonem Ahmad Chumaedi :

1. Pemerolehan Konsonan

Ahmad telah dapat mengucapkan konsonan seperti konsonan bilabial dan alveolar.

2. Pemerolehan Diftong

Anak umur dibawah 10 tahun biasanya telah menguasai bunyi vokal dengan baik, urutan-
urutan yang tidak bersifat diftong juga telah mulai dikuasainya.

3. Pemerolehan Vokal

Bunyi vokal /a/ sering diucapkan oleh Ahmad.Vokal ini sering diucapkan dalam situasi
apapun, baik letaknya di awal, tengah maupun akhir. Begitu juga dengan vocal /i/, /u/, /e/,
/o/.
KESIMPULAN

Kemampuan berbicara dan berbahasa pada anak usia tiga tahun terletak pada tahap satu kata,
dua kata dan terus berkembang. Dalam mengucapkan kata-kata pelafalannya belum jelas dan
maksudnya sulit untuk dipahami.Kemampuan mengucapkan kata-kata tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar, orang tua, tayangan televisi yang sering ditonton, dan lagu-lagu yang sering
diperdengarkan pada anak.

Dalam pengucapan kata-kata, ada beberapa huruf yang belum dapat diucapkan oleh anak.
Konsonan yang sudah dikuasai oleh Arya yakni /b/, /c/, /d/, /k/, /l/, /m/, /n/, /s/ dan /t/, sedangkan
yang tidak dikuasai /f/, /j/, /r/, /y/, /v/, /x/ dan /z/. vokal, Arya sudah mampu mengucapkan /a/, /i/,
/u/, /e/, dan /o/. diftong Arya hanya menguasai u-a dan a-i.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Abdul Azis, 2018. Fonologi Suatu Pengantar. Makassar : Dosen Fonologi Bahasa
Indonesia JBSID FBS UNM.

Moeliono, Anton., dkk. 1988.

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Santoso, dkk. 2009. Pemerolehan Bahasa AnakUsia Tiga Tahun dalam Keluarga

http://www.infodiknas.com/pemerolehan-bahasa-anak-usia-tiga-tahundalam-lingkungan-
keluarga/(diakses pada tanggal 28 Desember 2011)

Rusyani Endang. 2008. PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK USIA 2,5


TAHUN. http://file.upi.edu (Online)

Anda mungkin juga menyukai