Anda di halaman 1dari 3

Ruang Kolaborasi

KELOMPOK VI
Aprilia Dwi Yustika 239024485045
Ihwal Subhan 239024485053
Alwa Daini Sarah Madeali 239024485023
Desi Amelia Putri 239024485021
Marhama 239024485054

MK : Filosofi Pendidikan Indonesia

Topik 2.3

1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Anda yang sejalan
dengan pemikiran KHD?
Jawab: Di daerah Makassar, ada beberapa kekuatan konteks sosio-kultural yang sejalan
dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam pendidikan:
1) Kearifan Lokal: Makassar memiliki kearifan lokal yang kaya, seperti nilai-nilai adat,
kesenian tradisional, dan tradisi lokal yang mencerminkan keunikan budaya. Hal ini
sejalan dengan visi KHD untuk memahami dan menghargai kearifan lokal dalam
pendidikan.
2) Gotong Royong: Prinsip gotong royong sangat kuat di Makassar, di mana masyarakat
sering bekerja bersama dalam proyek-proyek komunitas. Hal ini dapat mendukung
pemahaman siswa tentang pentingnya kolaborasi dan solidaritas, sesuai dengan filosofi
KHD.
3) Keberagaman Bahasa dan Budaya: Makassar adalah pusat keberagaman bahasa dan
budaya di Sulawesi Selatan. Ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memahami
dan menghargai perbedaan dalam budaya dan bahasa, yang sejalan dengan prinsip-
prinsip KHD tentang pendidikan inklusif dan multikultural.
4) Tradisi Pendidikan Lokal: Makassar memiliki tradisi pendidikan yang kuat, termasuk
pesantren dan sistem pendidikan lokal. Ini dapat diintegrasikan dengan pemikiran
KHD untuk memperkaya pendidikan yang berpihak pada peserta didik.
Dengan memahami kekuatan-kekuatan ini, pendidik di Makassar dapat merancang
program pendidikan yang memadukan pemikiran KHD dengan nilai-nilai luhur budaya
daerah untuk memperkuat karakter peserta didik dan mendorong perkembangan positif
dalam konteks sosial budaya setempat.
Ruang Kolaborasi

2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur


kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai
individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah
Anda?
Jawab: Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dapat dikontekstualkan dengan nilai-nilai
luhur kearifan budaya daerah asal di Makassar untuk memperkuat karakter peserta didik
sebagai individu dan anggota masyarakat dalam konteks sosial budaya lokal. Berikut
adalah beberapa cara:
1) Integrasi Kearifan Lokal: Melibatkan nilai-nilai luhur lokal, seperti etika dan nilai-nilai
tradisional Makassar, ke dalam kurikulum pendidikan. Ini bisa termasuk pembelajaran
tentang adat istiadat, seni tradisional, dan nilai-nilai budaya Makassar untuk
memperkaya pemahaman siswa tentang warisan budaya mereka.
2) Pendidikan Multikultural: Menggunakan pemikiran KHD untuk mendorong
pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman budaya dan bahasa di Makassar.
Siswa dapat belajar tentang budaya-budaya lain yang ada di wilayah mereka,
menghargai perbedaan, dan mempromosikan toleransi.
3) Kolaborasi Masyarakat: Membangun kemitraan dengan komunitas lokal, termasuk
tokoh adat dan budaya, untuk mendukung pendidikan. Ini bisa termasuk proyek-
proyek kolaboratif yang melibatkan siswa dalam kegiatan masyarakat, seperti kegiatan
gotong royong atau proyek konservasi lingkungan.
4) Pendidikan Karakter: Memanfaatkan pemikiran KHD untuk mengembangkan karakter
siswa, seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab, dengan merujuk pada nilai-nilai
luhur budaya daerah yang relevan.
5) Pembelajaran Berbasis Pengalaman: Mengintegrasikan pendekatan pembelajaran
berbasis pengalaman yang memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan
yang berhubungan dengan kearifan lokal, seperti kunjungan ke situs-situs bersejarah
atau interaksi langsung dengan komunitas lokal.
Dengan demikian, pemikiran KHD dan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah Makassar
dapat bekerja bersama untuk menciptakan pendidikan yang mendorong pengembangan
karakter dan penguatan identitas sosial budaya siswa dalam konteks sosial budaya lokal
yang kaya dan beragam.
Ruang Kolaborasi

3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau
sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat
diterapkan.
Jawab: Salah satu kekuatan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) yang dapat diterapkan
di sekolah di Makassar adalah konsep "Pendidikan sebagai Pencerahan" (Education as
Enlightenment). Konsep ini mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman yang
lebih mendalam tentang pengetahuan, moralitas, dan nilai-nilai budaya dalam konteks lokal
sosial budaya di Makassar. Dalam konteks ini:
1) Pendidikan sebagai Pencerahan akan membantu siswa untuk lebih memahami dan
menghayati nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah Makassar, seperti etika,
kesopanan, dan keramahan.
2) Siswa akan didorong untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang
sejarah dan budaya lokal mereka, yang akan memperkuat identitas mereka sebagai
anggota masyarakat Makassar.
3) Konsep ini juga mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai universal
seperti keadilan, persatuan, dan empati, yang dapat diterapkan dalam konteks lokal
untuk memperkuat karakter siswa.
Dengan mengadopsi konsep Pendidikan sebagai Pencerahan, sekolah di Makassar dapat
membantu siswa menjadi individu yang lebih sadar, cerdas, dan memiliki keterikatan yang
kuat dengan nilai-nilai budaya daerah mereka, sambil mengembangkan karakter yang kuat
dalam konteks lokal sosial budaya.

Anda mungkin juga menyukai