Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

”PEMBELAJARAN BIPA BERDASARKAN PELEVELAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
APRILIA DWI YUSTIKA (1951041021)
WANDA AVI AVRUR (1951042021)
AMALIA ANDINI (1951040014)
NUR FATIHAH (1951040015)
RAHMAWATI (1951041020)
RIDHA NUR NABHILA (1951042016)
MUH. NUR IHSAN SYAM (1851042017)

Dosen Pengampu:
Dr. Idawati, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul “Pembelajaran BIPA
Berdasarkan Pelevelan”.
Makalah ini dibuat utuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran BIPA dan
kami berharap makalah ini dapat menjadi bacaan bermanfaat bagi para pembaca
agar lebih mengerti dan memahami materi “Pembelajaran BIPA Berdasarkan
Pelevelan” secara lebih mendalam dan saksama.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan makalah ini
menjadi makalah yang lebih baik. Namun, apabila masih terdapat kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengharapkan adanya masukan
maupun kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin

Makassar, 14 November 2021


Penulis

Kelompok III

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian Pembelajaran BIPA Berdasarkan Pelevelan .............................. 3

B. Tujuan Pelevelan dalam Pembelajaran BIPA .............................................. 3

C. Pembelajaran BIPA Berdasarkan Pelevelan CEFR ..................................... 4

D. Penerapan Program Pelevelan dalam Pembelajaran BIPA .......................... 8

BAB III ................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

B. Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan waktu, semakin banyak peningkatan dan
perkembangan yang terjadi di dunia pendidikan. Salah satu bukti perkembangan
yang ada di dunia pendidikan Indonesia adalah penggunaan bahasa Indonesia
yang tidak lagi hanya digunakan oleh orang asli Indonesia saja, melainkan bahasa
Indonesia mulai dipelajari dan digunakan oleh para penutur asing atau orang
selain warga Indonesia. Posisi Indonesia yang strategis di mata internasional
menjadikan bahasa Indonesia banyak dilirik oleh masyarakat dunia. Banyak orang
asing yang tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia. Melihat peluang tersebut,
pemerintah di bawah naungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
mendukung adanya program Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA). Program BIPA ini diharapkan dapat menaikkan citra positif bangsa
Indonesia di mata internasional.
Bahasa Indonesia yang dipelajari oleh orang asing dapat menjadi bahasa
kedua atau bahasa asing (ketiga, keempat, dan seterusnya) bagi pembelajar.
Mereka yang belajar bahasa Indonesia harus memiliki antusias yang tinggi dalam
belajar. Namun, pembelajar BIPA pada umumnya juga memiliki kemampuan
berbahasa Indonesia yang berbeda. Hal ini disebabkan karena ada yang sudah
pernah belajar bahasa Indonesia di negara asalnya dan ada juga yang sama sekali
belum pernah belajar bahasa Indonesia. Pembelajaran BIPA bagi penutur asing
dapat terlaksana dengan baik, apabila pengajar mampu mengelola pembelajaran
secara lebih kreatif dan mudah untuk dipahami. Berdasarkan dengan hal-hal
tersebut, kami dari kelompok 3 akan menyajikan materi terkait pembelajaran
BIPA berdasarkan pelevelan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pembelajaran BIPA berdasarkan pelevelan?
2. Apa tujuan pelevelan dalam pembelajaran BIPA?
3. Bagaimana pembelajaran BIPA berdasarkan pelevelan CEFR?

1
4. Bagaimana penerapan program pelevelan dalam pembelajaran BIPA?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pembelajaran BIPA berdasarkan pelevelan.
2. Untuk mengetahui tujuan pelevelan dalam pembelajaran BIPA.
3. Untuk mengetahui pembelajaran BIPA berdasarkan pelevelan CEFR.
4. Untuk mengetahui penerapan program pelevelan dalam pembelajaran
BIPA.

D. Manfaat
Mampu menambah wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa tentang materi
“Pembelajaran BIPA Berdasarkan Pelevelan”.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran BIPA Berdasarkan Pelevelan


Menurut (Ramliyana, 2016:2). Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
adalah sebuah program pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua bagi
penutur asing. Pada Pembelajaran BIPA, terdapat empat keterampilan berbahasa,
yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan
tersebut saling terkait dengan yang lainnya. Pembelajaran BIPA tidak seperti
pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli sebagai bahasa pertama.
Pemelajar dituntut untuk menguasi bahasa Indonesia dalam waktu yang
ditentukan.
Disisi lain, (Iswara Mukti dkk: 2017) mengemukakan bahwa pembelajaran
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan program pembelajaran
bahasa Indonesia yang subjeknya adalah pembelajar asing, bukan penutur asli
bahasa Indonesia(Adriansyah: 2012).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran BIPA berdasarkan pelevelan merupakan suatu program yang dibuat
oleh pemerintah bersama lembaga kebahasaan dengan tujuan memberikan sarana
bagi para pemelajar asing, pemelajar asing disini adalah pemelajar dari luar
Indonesia atau bukan orang asli Indonesia untuk belajar bahasa indonesia baik
budaya, bahasa, sejarah dan bagaimana keunikan yang dimiliki masyarakat
Indonesia. Program pembelajaran BIPA juga memiliki visi dan misi
meningkatkan citra bangsa Indonesia melalui bahasa Indonesia yang dipelajari
oleh pemelajar asing. Hal ini disertai dengan tingkatan-tingkatan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing atau yang lebih dikenal dengan
pelevelan dalam pebelajaran BIPA.

B. Tujuan Pelevelan dalam Pembelajaran BIPA


Tingkat kemampuan pelajar BIPA berbeda-beda, mulai pelajar dengan tingkat
pemula hingga dengan pelajar tingkat lanjut. Berdasarkan tingkatan kemampuan

3
pelajar BIPA tersebut, muncul berbagai macam materi BIPA yang disusun
berdasarkan pelevelan dari kemampuan pemelajar. Pada materi tersebut tercatat
beberapa penulis buku, baik penulis asing maupun penulis Indonesia, yang
menulis bahasa Indonesia untuk penutur asing. Tujuan yang hendak mereka capai
ialah mempermudah pelajar menguasai bahasa Indonesia.
Walaupun demikian, terdapat banyak variasi yang ditemukan baik dalam hal
pendekatan, teknik pengajaran, bahan ajar maupun urutannya. Masing-masing
penyusun buku teks tersebut berasumsi bahwa buku yang disusunnyalah yang
paling efisien dan efektif untuk pelajaran bahasa Indonesia (Suyitno, 2007 : 01).

C. Pembelajaran BIPA Berdasarkan Pelevelan CEFR


Common European Framework of Reference for Languages (CEFR)
merupakan kerangka umum acuan Eropa untuk bahasa yang meliputi masalah
belajar, mengajar, dan penilaian bahasa. CEFR adalah pedoman yang digunakan
untuk menggambarkan prestasi siswa bahasa asing di seluruh Eropa. Saat ini,
penggunaan CEFR mulai meluas ke berbagai negara di luar Eropa, antara lain,
Kolombia, Filipina, Cina, Jepang, negara kawasan Asia.
BIPA dapat digolongkan dalam beberapa jenis. Berdasarkan periode program
belajarnya, BIPA terbagi atas: (1) pembelajaran BIPA singkat (short period) yang
biasanya berkisar antara 2 minggu sampai 2 bulan; (2) pembelajaran BIPA
reguler, yang biasanya terlaksana dalam jangka waktu yang cukup memadai
(sekitar 4 bulan/ satu semester/ dua semester). Berdasarkan tujuannya,
pembelajaran BIPA dapat dikategorikan dalam: 1) BIPA umum (general BIPA)
yang bertujuan untuk mengajarkan bahasa Indonesia tujuan untuk komunikasi
sehari-hari; (2) BIPA akademik (academic BIPA) yang bertujuan untuk bahasa
Indonesia akademik; (3) BIPA tujuan rekreasi yang ditujukan untuk mereka yang
akan berwisata di Indonesia; dan (4) BIPA tujuan khusus (BIPA for specific
purposes) yang ditujukan untuk membelajarkan bahasa Indonesia dengan tujuan
tertentu, seperti orientasi pada pekerjaan khusus atau lainnya.

4
Berdasarkan tingkat kemampuan pembelajarnya, pembelajaran BIPA juga
terbagi dalam beberapa kategori. Kemampuan pembelajar dalam hal ini adalah
penguasaannya terhadap bahasa Indonesia. Pembelajaran BIPA terbagi dalam 3
bagian, yakni BIPA level dasar (elementary), menengah (intermediate), dan lanjut
(advance). Dalam pembagian kategori yang mengacu pada CEFR (Common
European Framework Reference for Languages) jenjang ini dirincikan dalam 6
tingkatan. Level pertama adalah pemula (basic user) yang terdiri atas prapemula
(A1-breakthrough or beginner) dan Pemula (A2-waystage or elementary). Level
ini adalah level paling dasar, level pertama saat mulai belajar bahasa Indonesia.
Selanjutnya adalah madya (independent user) yang terdiri atas pramadya (B1
threshold or intermediate) dan madya (B2 vantage or upper intermediate).
Jenjang ini adalah jenjang menengah. Pada level berikutnya adalah lanjut
(proficiet user) yang juga terbagi 2 dalam pralanjut (C1 effective operational
profeciency or advanced) dan lanjut (C2- mastery or profeciency). Ini merupakan
jenjang paling atas dalam BIPA saat para (Kusmiatun 2016).
Mengenal BIPA dan pembelajarannya pembelajar telah menguasai bahasa
Indonesia dengan baik. Dalam penjenjangan CERF ini kompetensi bahasa
dicermati dalam keterampilan berbahasanya (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis). Masing masing level memiliki indikator kompetensi. Standart ini
digunakan dalam pembelajaran bahasa di Eropa dan beberapa tempat lainnya.
Buku panduan untuk pengajar dengan menggunakan CEFR menyatakan
bahwa CEFR berfungsi (1) sebagai alat untuk mengukur tingkat kemampuan
pemelajar bahasa asing, (2) untuk membuat sistem pembelajaran bahasa asing
menjadi lebih transparan dalam tataran internasional, dan (3) untuk pembelajaran
bahasa asing pada masyarakat multilingual. Untuk menjalankan fungsi tersebut,
CEFR membagi kemampuan pemelajar bahasa asing ke dalam tiga tingkatan
besar, yaitu A, B, dan C. Kemudian masing-masing tingkatan tersebut dibagi dua
lagi menjadi A1, A2, B1, B2, C1, dan C2 (Sudaryanto and Widodo 2020).
Pembagian tingkat pemelajar bahasa asing tersebut dapat digunakan untuk
mendefinisikan profil kompetensi pemelajar karena model kompetensi CEFR
mencakup empat keahlian, yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.

5
Empat keahlian tersebut dapat memiliki tingkat yang berbeda. Sebagai contoh,
seorang pemelajar bahasa memiliki tingkat B2 dalam mendengar dan membaca,
dan tingkat B1 dalam berbicara dan menulis. Dengan kata lain,CEFR sebagai alat
untuk “memetakan” perjalanan siswa dalam belajar bahasa, mirip dengan peta
jalan. Sebuah peta jalan menunjukkan bagaimana jalan untuk mencapai titik B
dari titik A. CEFR dapat digunakan untuk melihat bahasa dalam konteks yang
berbeda, dan menyediakan skala deskriptor, khusus untuk mendesain konteks
penggunaan bahasa (bisnis, sosial, dan lain-lain). Barat dan Asia Tenggara
(Muliastuti, 2017:31).
Common European Framework of Reference for Languages (CEFR) memiliki
tingkatan dan deskripsi kompetensi.
1. Tingkat A1 (Prapemula)
Tingkat A1 (prapemula) memiliki deskripsi: (a) mampu memahami dan
menggunakan ekspresi dan ungkapan sehari-hari untuk pemenuhan kebutuhan
yang konkret, (b) mampu memperkenalkan diri dan orang lain; mampu bertanya
serta menjawab pertanyaan berkaitan dengan informasi pribadi, seperti alamat,
orangorang yang dikenal dan hal-hal yang pemelajar miliki, dan (c) mampu
berinteraksi dengan cara yang sederhana jika temannya berbicara dengan perlahan
dan jelas dan siap membantu.
2. Tingkat A2 (Pemula)
Tingkat A2 (pemula) memiliki deskripsi: (a) mampu memahami kalimat dan
ungkapan yang sering digunakan dan sangat relevan dengan kepentingannya
(misalnya, memberi informasi tentang diri pribadi dan keluarga, berbelanja,
menunjuk arah, dan bercerita mengenai pekerjaan), (b) mampu berkomunikasi
berkaitan dengan tugas-tugas sederhana dan rutin yang membutuhkan interaksi
sederhana dan langsung mengenai hal-hal yang akrab dan sehari-hari, dan (c)
mampu menggambarkan atau menguraikan secara sederhana latar belakangnya,
lingkungan sekitar, dan hal-hal berkaitan dengan kebutuhan mendasar.
3. Tingkat B1 (Pramadya)
Tingkat B1 (pramadya) memiliki deskripsi: (a) mampu memahami hal penting
tentang hal-hal yang sering dijumpai di dunia kerja, sekolah, bertamasya, dan lain-

6
lain, (b) mampu mengatasi banyak situasi yang mungkin muncul ketika bepergian
ke tempat/negara, tempat bahasa tersebut digunakan, (c) dapat membuat tulisan
sederhana yang berhubungan dengan topik yang sering dijumpai atau yang
menarik, dan (d) mampu menggambarkan pengalaman dan peristiwa, impian,
harapan dan ambisi dan dengan singkat memberikan alasan untuk opini dan
rencana.
4. Tingkat B2 (Madya)
Tingkat B2 (madya) memiliki deskripsi: (a) mampu memahami ide utama teks
yang kompleks, baik berkenaan dengan topik yang konkret maupun abstrak,
termasuk diskusi teknis di bidangnya, (b) mampu berinteraksi dengan tingkat
kelancaran dan spontanitas yang baik yang memungkinkan interaksi sederhana
dengan penutur asli tanpa kendala yang berarti, dan (c) mampu menghasilkan teks
yang jelas, terperinci mengenai berbagai subyek pembicaraan dan menjelaskan
sudut pandang mengenai topiktopik tertentu sambil mengungkapkan kelemahan
dan kelebihan dari sudut pandang tersebut.
5. Tingkat C1 (Pramahir/ Pralanjut)
Tingkat C1 (pramahir/ pralanjut) memiliki deskripsi: (a) mampu menghasilkan
teks tentang topik yang sulit dengan bahasa yang jelas, terstruktur, terperinci,
yang memperlihatkan pola organisasi, penggunaan penghubung, dan perangkat
kohesif dengan baik, (b) mampu memahami berbagai tulisan yang lebih panjang,
menantang, berjangkauan luas, dan mengenali makna implisit, (c) mampu
mengekspresikan dirinya dengan lancar dan spontan tanpa terlihat dengan jelas
mencari kata-kata, (d) mampu menggunakan bahasa dengan fleksibel dan efektif
untuk tujuan sosial, akademik, dan profesional, dan (e) mampu menghasilkan
tulisan yang jelas, terstruktur dengan baik, dan detail tentang subyek yang
kompleks, menunjukkan penggunaan teratur terhadap pola pembelajaran yang
pola organisasional, penghubung, dan alat kohesi.
6. Tingkat C2
Tingkat C2 memiliki deskripsi: (a) mampu memahami dengan baik semua
yang didengar atau dibaca, (b) mampu meringkas informasi dari berbagai sumber
yang diucapkan dan tertulis, merekonstruksi argument dengan penyajian yang

7
kohesif, dan (c) mampu mengekspresikan dirinya sendiri dengan spontan, sangat
lancar dan akurat, mengetahui perbedaan arti, bahkan dalam situasi yang paling
kompleks.
Terkait itu, di dalam CEFR, pemelajar atau siswa BIPA terbagi atas enam
tingkatan, yaitu tingkat A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. Pengembangan materi ajar
BIPA berbasis CEFR yang sesuai dengan kondisi bahasa dan budaya Indonesia
yang multilingual perlu dilakukan untuk memenuhi tuntutan peningkatan fungsi
bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, sesuai dengan Pasal 44 UU
Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan. Salah satu acuan yang dapat diadopsi adalah CEFR mengingat
kepraktisannya dan kemudahannya untuk diterapkan dalam pembelajaran BIPA,
termasuk buku ajar BIPA Sahabatku Indonesia terbitan terbitan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pada 2016.

D. Penerapan Program Pelevelan dalam Pembelajaran BIPA


Secara sederhana berikut adalah contoh penerapan pembagian pelevelan dan
program belajar dalam pembelajarann BIPA.
1. BIPA 1 : Pemula ( A1 – A2 )
Pada akhir level ini, pelajar diharapkan untuk memiliki kompetensi dasar
dalam penggunaan bahasa Indonesia pada percakapan sehari-hari.
2. BIPA 2 : Madya ( B1 – B2 )
Pada akhir level ini, pelajar diharapkan untuk dapat memakai bahasa
Indonesia secara lisan dan tulisan untuk tujuan formal.
3. BIPA 3 : Mahir ( C1 – C2 )
Pada akhir level ini, pelajar diharapkan untuk dapat memberikan pendapat dan
alasan, untuk berpartisipasi dalam diskusi formal, dan untuk menulis
karangan(BIPA Daring n.d.).
Contoh penerapan program dan masa belajar berdasarkan pelevelan dalam
pembelajaran BIPA.
1) Program Reguler

8
Semester pertama: September sampai Desember (Pemula dan Madya saja).
Semester kedua: February sampai May (Madya dan Mahir saja). Jadwal
perkuliahan: Senin - Jumat (2 sesi per hari) 10:00 – 11:40 (sesi pertama) dan
13:00 – 14:40 WIB (sesi kedua). 1 paket terdiri dari 120 sesi per semester (1 sesi
= 100 menit belajar).
2) Program Privat
Program privat adalah perkuliahan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pelajar. Jumlah kelas dan jadwal dapat diatur sesuai dengan ketersediaan pelajar.
1 paket terdiri dari 24 sesi (1 sesi = 90 menit belajar atau dapat disesuaikan).
3) Immersion Course Program (ICP)
Immersion Course Program atau ICP diselenggarakan berdasarkan kerja sama
kemitraan. Program ini disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau institusi.
Durasi program ini berlangsung sekitar 2 sampai 10 minggu.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran BIPA berdasarkan pelevelan merupakan suatu program yang
dibuat oleh pemerintah bersama lembaga kebahasaan dengan tujuan memberikan
sarana bagi para pemelajar asing, pemelajar asing disini adalah pemelajar dari luar
Indonesia atau bukan orang asli Indonesia untuk belajar bahasa indonesia baik
budaya, bahasa, sejarah dan bagaimana keunikan yang dimiliki masyarakat
Indonesia. Pembelajaran BIPA berdasarkan pelevelan terdiri menjadi 3 tingkatan
yang masing-masing tingkatan itu terdiri atas dua level. Pada tingkat 1 pemula
(A1–A2), pelajar diharapkan untuk memiliki kompetensi dasar dalam penggunaan
bahasa Indonesia pada percakapan sehari-hari. Pada tingkat 2 madya (B1 – B2),
pelajar diharapkan untuk dapat memakai bahasa Indonesia secara lisan dan tulisan
untuk tujuan formal. Pada tingkat 3 mahir ( C1 – C2 ), pelajar diharapkan untuk
dapat memberikan pendapat dan alasan, untuk berpartisipasi dalam diskusi
formal, dan untuk menulis karangan.

B. Saran
Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini mungkin masih belum
sempurna. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh
karena itu, kami selaku penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah. 2012. '(BIPA) | Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan‟.
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/info_bipa (November
14, 2021).
„BIPA Daring‟.
https://bipa.kemdikbud.go.id/jaga?show=viewBipa&dt=158&usr=
(November 14, 2021).
Kusmiatun, Ari. 2016. Mengenal BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing)
Dan Pembelajarannya. Penerbit K-Media.
Sudaryanto, Sudaryanto, and Pratomo Widodo. 2020. ‘Common European
Framework of Reference for Languages (CEFR) dan Implikasinya bagi
Buku Ajar BIPA’. Jurnal Idiomatik 3(2): 80–87.

iii

Anda mungkin juga menyukai