Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN PALIATIF DENGAN GANGGUAN

SISTEM SARAF : ANSIETAS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
1. AIRUL PRATAMA (1933020400)
2. ZORA SAHARA PUTRI (1933020400)
3. MARINA STEVI TARIHORAN (1933020400)
4. SITI NABILA (1933020400)
5. ERMAS JELITA SURIYANI SITUMORANG (1933020400)
6. DEWI WISDIANTI ZEGA (1933020400)
7. FINCE KRISTIANI (1933020400)
8. LENNI APRIANI TAFONAO (193302040100)
9. PUSPITA VERONICA PARDEDE (193302040074)
10. NURISA TRI AYU SIAHAAN (193302040027)
11. FAUZANOLO HULU (193302040076)
12. IRA SURABINA (1933020400)

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF II


DOSEN PEMBIMBING : ELIS ANGGERIA S.Kep., Ners., M.Kep.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat hikmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Keperawatan Paliatif Dengan
Gangguan Sistem Saraf: Ansietas” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata
kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif II. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran
untuk memahami kegiatan pembelajaran secara mendalam.
Kami menyadari bahwa  makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya. Demikian
yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kita yang
sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman dan kami
khususnya.

Medan, September 2021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................................................................4

1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................................5

2.1 Definisi........................................................................................................................................5

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Ansietas...............................................................................................5

2.3 Tanda-Tanda Ansietas.................................................................................................................6

2.4 Tingkatan Ansietas......................................................................................................................6

2.4.1 Ansietas ringan..................................................................................................................6

2.4.2 Ansietas sedang.................................................................................................................7

2.4.3 Ansietas berat....................................................................................................................8

2.4.4  Panik................................................................................................................................9

2.5 Cara Mengatasi Ansietas...........................................................................................................10

2.5.1 Terapi individual.............................................................................................................10

2.5.2 Terapi kelompok.............................................................................................................10

2.5.3 Terapi keluarga...............................................................................................................10

2.5.4 Terapi obat-obatan..........................................................................................................10

BAB 3..............................................................................................................................................11

PENUTUP.......................................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11

3.2 Saran..........................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif,
yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan dan penderitaan yang
jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).
Kecemasan (ansietas) adalah respon psikologi terhadap stres yang mengandung komponen
fisiologi dan psikologi. Reaksi fisiologis terhadap ansietas merupakan reaksi yang pertama
timbul pada sistem saraf otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi,
pergeseran tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit
dingin dan lembab.
Ansietas dapat disebabkan oleh berbagai factor antara lain : konflik emosional, perasaan
takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal, keluarga dan biologis.
Jika panic berlangsung lama dan terus menerus dapat menimbulkan kelelahan yang sangat dan
bahkan kematian.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan defenisi dari ansietas
2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab dari ansietas
3. Menjelaskan tanda- tanda ansietas
4. Menjelaskan tingkatan ansietas
5. Menjelaskan cara mengatasi ansietas

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Dalam sistem saraf pusat (CNS), mediator utama dari gejala gangguan kecemasan
tampaknya dipengaruhi oleh norepinefrin, serotonin, dopamin, dan asam gamma-aminobutyric
(GABA). Neurotransmitter dan peptida lain, seperti faktor pelepas kortikotropin. Secara periferal,
sistem saraf otonom, terutama sistem saraf simpatis, memediasi banyak gejala.

Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika
merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan
ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi.
Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Corner, 1992). Ansietas
merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada ini.

Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek positif
dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan dan pengalaman
mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan
seseorang.
 

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Ansietas


Menurut Isaacs (2005) faktor-faktor penyebab ansietas yakni:

1. Kerentanan biologik yakni gangguan yang cenderung berhubungan dengan


abnormalitas neurotransmiter (misalnya: disregulasi GABA, serotonin, dan
norepineprin) di dalam sistem limbik.
2. Gender yakni gangguan yang menyerang wanita dua kali lebih banyak daripada pria.
3. Gangguan psikiatrik lainnya terdapat angka komorbiditas yang tinggi dengan
gangguan psikiatrik lainnya, termasuk gangguan depresi dan panik.
4. Faktor psikososial, seperti rendahnya harga diri,berkurangnya toleransi terhadap
stres, kecenderungan ke arah lokus eksternal dari keyakinan kontrol.

5
2.3 Tanda-Tanda Ansietas
Ditemukan oleh orang yang mengalami ansietas (Hawari, 2008), antara lain sebagai
berikut :

1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

2.4     Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik individu
melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat
kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

2.4.1 Ansietas Ringan


Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu
memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak,
merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas
ringan adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
 Ketegangan otot ringan
 Sadar akan lingkungan
 Rileks atau sedikit gelisah
 Penuh perhatian
 Rajin
b. Respon kognitif
 Lapang persepsi luas
 Terlihat tenang, percaya diri
 Perasaan gagal sedikit
 Waspada dan memperhatikan banyak hal

6
c. Respons emosional
 Perilaku otomatis
 Sedikit tidak sadar
 Aktivitas menyendiri
 Terstimulasi
 Tenang

2.4.2 Ansietas Sedang


Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-
benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons dari
ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a. Respon fisik :
 Ketegangan otot sedang
 Tanda-tanda vital meningkat
 Pupil dilatasi, mulai berkeringat
 Sering mondar-mandir, memukul tangan
 Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
 Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
 Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif
 Lapang persepsi menurun
 Tidak perhatian secara selektif
 Fokus terhadap stimulus meningkat
 Penyelesaian masalah menurun
c. Respons emosional
 Mudah tersinggung
 Kepercayaan diri goyah
 Tidak sabar
 Gembira

7
2.4.3 Ansietas berat
Ansietas berat yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan respons
takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
 Ketegangan otot berat
 Hiperventilasi
 Kontak mata buruk
 Pengeluaran keringat meningkat
 Bicara cepat, nada suara tinggi
 Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
 Rahang menegang, mengertakan gigi
 Mondar-mandir, berteriak
 Meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif
 Lapang persepsi terbatas
 Proses berpikir terpecah-pecah
 Sulit berpikir
 Penyelesaian masalah buruk
 Tidak mampu mempertimbangkan informasi
 Hanya memerhatikan ancaman
 Preokupasi dengan pikiran sendiri
 Egosentris
c. Respons emosional
 Sangat cemas
 Agitasi
 Takut
 Bingung
 Merasa tidak adekuat
 Menarik diri
 Penyangkalan
 Ingin bebas

8
2.4.4  Panik
Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Hal
yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Menurut Videbeck
(2008), respons dari panik adalah sebagai berikut:

a. Respons fisik
 Ketegangan otot sangat berat
 Agitasi motorik kasar
 Pupil dilatasi
 Tanda-tanda vital tidak stabil
 Tidak dapat tidur
 Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
 Wajah menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif
 Persepsi sangat sempit
 Pikiran tidak logis/terganggu
 Kepribadian kacau
 Tidak dapat menyelesaikan masalah
 Fokus pada pikiran sendiri
 Sulit memahami stimulus eksternal
 Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c. Respon emosional
 Merasa tidak mampu, tidak berdaya
 Mengamuk, putus asa
 Marah, sangat takut
 Lelah

9
2.5 Cara Mengatasi Ansietas
Menurut Pieter (2011) beberapa cara mengatasi ansietas adalah:

2.5.1 Terapi individual

Dengan mengajari dan mendorong kemampuan klien maka akan mengatasi ansietas
melalui penyelesaian dan analisa logis.
Contohnya: mengajarkan teknik relaksasi guna untuk mengurangi ketegangan fisik.

2.5.2 Terapi kelompok

Dengan mendorong klien untuk menggunakan teman kelompok dalam menentramkan


suasana hatinya dan memberi kesempatan kepada klien untuk mencoba cara-cara baru
dalam bersikap dan berpikir.

2.5.3 Terapi keluarga

Dengan mengajarkan kepada klien dan keluarganya untuk mengembangkan


keterampilan komunikasi yang efektif, mereduksi konflik keluarga dan mengajarkan
tentang makna kejujuran, empati dan keterbukaan berguna untuk memperbaiki hubungan
kekeluargaan agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebabnya dan dapat
dijadikan sebagai faktor pendukung .

2.5.4 Terapi obat-obatan

Terapi ini dengan menggunakan pengobatan yang berkhasiat memulihkan fungsi


neurotransmitter (sinyal penghantar saraf) disusunan saraf pusat otak (limbic system).
Dengan menggunakan obat ansietas (benzodiazepin), anti depresan (selective serotonin
reuptake inhibitor), inhibitor oksidase monoamine (obat untuk panik berat).
2.5.5 Terapi Religi

Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan


dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor
psikososial. (Eko Prabowo, 2014) . Terapi ini yang paling penting, karena membahas
tentang cara memulihkan jiwa dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan. Contohnya :
Berdoa, beribadah

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ansietas adalah respons emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan kekhawatiran yang
tidak jelas dan berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif yang menyebabkan gangguan
bermakna dalam fungsi sosial atau penderitaan yang jelas bagi pasien.

3.2 Saran
Oleh karena itu, kami dari kelompok mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar kami dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Balai Penerbit FKUI : Jakarta.

Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar sKeperawatan Jiwa, EGC : Jakarta.

Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit Aesculapius : Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai