Anda di halaman 1dari 31

KEPERAWATAN KRITIS

“ PATOFISIOLOGI, FARMAKOLOGI DAN TERAPI DIET PADA KASUS KRITIS


DENGAN GANGGUAN BERBAGAI SISTEM, ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
(PENGKAJIAN, ANALISA DATA, DIAGNOSIS KEPERAWATAN, INTERVENSI ,
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SECARA KOMPREHENSIF MELIPUTI BIO-
PSIKO-SOSIAL-SPRITUAL) PADA HEAD INJURY

DISUSUN
O
L
E
H

SONIA APRILIA
(1810105033)

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Rebbi Permata Sari, M.Kep

PRODI KEPERWATAN VIIA


STIKES ALIFAH PADANG
2021/2022

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Alllah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami hantarkan puji syukur atas kehadiran-NYA yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“HEAD INJURY”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekuranga
baik dari segi sususnan kalimat maupun tata bahasa, Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca .
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Padang, 19 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan........................................................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Anatomi Kepala........................................................................................... 6
B. Definisi Cidera Kepala................................................................................. 9
C. Klasifikasi Cidera Kepala............................................................................ 10
D. Jenis Cidera Kepala...................................................................................... 11
E. Etiologi Cidera Kepala................................................................................. 12
F. Gambaran Klinis Cidera Kepala.................................................................. 12
G. Pemeriksaan Diagnostic............................................................................... 13
H. Penatalaksanaan........................................................................................... 13
I. Komplikasi................................................................................................... 15

BAB III KASUS


A. Asuhan keperawatan................................................................................... 16

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 30
B. Saran.......................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera kepala yang sinonimnya adalah trauma kapitis = head injury = trauma kranio
serebral = traumatic brain injury merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara
langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neorologis yaitu
gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun permanen.
Statistik negara-negara yang sudah maju menunjukkan bahwa trauma kapitis mencakup 26%
dari jumlah segala macam kecelakaan, yang mengakibatkan seseorang tidak bisa bekerja
lebih dari satu hari sampai selama jangka panjang.
Trauma kepala merupakan suatu traume yang mengenai daerah kulit kepala baik
mengenai tulang tengkorak atau otak akibat terbenturnya atau terjadinya injury baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Seorang perawat sangat berperan didalam penanganan gawat darurat dalam kasus
trauma kepala, bagaimana cara kita melakukan pengkajian keperawatan tentang trauma
kepala sampai dengan melakukan evaluasi dari kasus yang telah tersedia.
Trauma kepala dapat diklasifikasikan dengan beberapa jenis diantaranya :
1. Trauma kepala minor, apabila trauma kapala dapat mengakibatkan kehilangan
kesadaran atau amnesi akurang dari30 menit
2. Trauma kepala sedang, apabilatrauma kepala yang dapat mengakibatkan kehilangan
kesadaran dan bisa mengakibatkan amnesia lebih dari 30 menit namun kurang dari
24jam.
3. Trauma kepala berat, apabila trauma kepala yang dapat mengakibatkan kehilangan
kesadaran dan menyebabkan amnesia lebih dari 24jam
Sedangkan jenisnya dapat di bagi menjadi 2 yaitu trauma kepala sobek pada kulit
kepala dan fraktur pada tulang tengkorak.

4
B. Rumusan Masalah
1. Anatomi Kepala?
2. Apa definisi cidera kepala?
3. Bagaimana pengklasifikasian dari cdera kepala?
4. Ada berapa jenis cidera kepala?
5. Bagaimana Etiologi Cidera Kepala?
6. Bagaimana Gambaran Klinis Cidera Kepala?
7. Bagaimana Pemeriksaan Diagnosticnya?
8. Bagaimana Penatalaksanaan Cidera Kepala ?
9. Apa saja komplikasi dari Cidera Kepala?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi kepala
2. Untuk mengetahui definisi dari cidera kepala
3. Untuk mengetahui pengklasifikasian cidera kepala
4. Untuk mengetahui jenis cidera kepala
5. Untuk mengetahui etiologi cidera kepala
6. Untuk mengetahui gambaran klinis cdera kepa
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan cidera kepa
9. Untuk mengetahui komplikasi cidera kepala

D. Manfaat
Dari penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memebrikan manfaat bagai
mahasiswa keperawatan dalam menganalisa kasus dan menyusun proses keperawatannya
mulai dari pengkajian hingga melakukan evaluasi darikasus tersebut.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Kepala
a. Otak
Otak dilindungi dari cederaoleh rambut, kulit, dan tulang untuk membungkusnya.

Tanpan perlindunganini, otak yang lembut (yang membantu kita seperti danya) akan mudah
sekali terkena cedera dan mengalami kerusakan. Selain itu neuron yang rusak tidak dapat lagi
diperbaiki.
Otakdibagi menjad i tigabagian besar, yaitu serebrum, batang otak dan
serebellum. Batang otak dilindungi oleh tulang tengkorak dari cedera. Empat tulang yang
berhubungan membentuk tulang tengkorak, yaitu tulang frontal, parietal, temporal,dan
oksipital.
Dasar tengkorak terdiri atas tiga bagian fosa (fossa), yaitu bagian fosa anterior
(berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer), bagian fosa tengah (berisi lobus parietal,
temporal dan oksipital), dan bagian fosaposterior (berisi batang otak dan medulla).

b. Serebelum
Serebelum berfungsi dalam fungsi keseimbangan. Secara terus menerus menerima
input dari otot, tendon, sendi dan organvestibular (keseimbangan) dalam bentuk
6
proprioceptive input (kepekaan terhadap posisi tubuh yang satu dari yang lainnya).
Mengintegrasikan kontraksi ototsatu denganyanglain, mengatur tonus otot.
c. Serebrum
Serebrum adalah bagian otak terbesar dari otak yang terdiri atas dua hemisfer
serebri (hemisphere serebri) yang terdiri dari korteks yang merupakan substansi abu-abu
(graymetter), substansi putih dan ganglia basalis.

 Lobus frontalis
Lobus frontalis merupakan area kontrol motorik terhadap gerakan yang
disadari termasuk yang berkaitan dengan bicara. Selain control motorik
lobus frontalis jugaberperan dalam kontrol ekspres iemosi dan perilaku,
moral.
 Lobus parietalis
Lobus parietalis berperan dalam sensasi umum, selera. Area 1,2,3
(integrasi sensasisecara umum) 5, 7, 40 (aspresiasi terhadaptekstur, berat,
mengenlai bantuk benda yang dipegang). Area 40 memiliki peran penting
dalam body image/gambaran diri. Area 43 (seleradalam hal pengecapan).
 Lobus temporalis
Lobus temporalis merupakan pusat pendengaran, keseimbangan, emosi
dan memori. Bagian anterior lobus ini berperan dalam emosi, halusinasi,
memori jangka pendekdari beberapa menits, beberapa minggu atau bulan.
 Lobusoksiptalis
Lobus oksipitalis merupakan pusat penglihatan, pengaturan ekpresi.
 Insula
Insula berperan dalam pengaturan aktivitas gastrointestinal dan organ
visceral lainnya.
 Limbik
Limbik berperan dalam pengaturan
7 emosi, perilaku, memori jangka
panjang dan penciuman.
d. Batangotak
Memiliki fungsi yang sangat penting termasuk traktus yang sangat panjang
esenden. Jaringan dari badan sel dan serabutnya dari formatio retikularis terdapat disini, yang
sangat berperan sanga tpenting dalam mempertahankan hidup. Seluruh syaraf kranial
kecuali olfaktoriusdan optikus keluar daaribatangotak.
e. Diencephalon
 Talamus
Merupakan pusat prosesing dan relay semua input sensoris kecuali
penciuman. Talamus memiliki 4 area utama yaitu sistem sensoris ,
motoris, aktifitas neoropsikologius dan ekspresi korteks nserebri. Talamus
berkaitan dengan proses berpikir , kreatifitas interpretasi dan pemahaman
bahasa lisan dan tulisan dan genai objek dengan cara menyentuh.
 Hipotalamus
Terletak di bawah talamus berdekatan dengan hipofisis mengatur banyak
pungsi tubuh untuk keseimbangan. Merupakan pusat pengaturan dan
koordinassi tertinggi dari sistem syaraf otonom, pengaturan suhu, dan
pengaturan keseimbangan cairan danelektrolit.
f. Meningen
Meningen atau lapisan pembungkus otak merupakan bagian terluar dari otak.
Meningin memiliki beberapa lapisan yaitu Durameter, Arachnoid dan Piameter.
 Durameter

8
Durameter adalah lapisan paling luar yang menutupi otak dan medula
spinalis. Durameter merupakan serabut berwarna abu-abu yang bersifat
liat, tebal dan tidakelastis. Funsinya untuk melindungi otak, menutup sinus
sinus vena (yang terdiri atas lapisan durameter dan lapisan endotelial saja
tanpa jaringan vaskuler), membentuk periosteumtabula internal.
Biladurarobek dan tidak diperbaiki dengan sempurna dan di buat kedap
udara, akan menimbulkan berbagai masalah, fungsi terpentin dura adalah
sebagai pelindung.
 Arachnoid
Arachnoid merupakan membran bagian tengah yang tipis dan lembut yang
menyerupai sarang laba-laba. Membran ini berwarna putih karena tidak
dialiri aliran darah.
 Piameter
Piameter adalah membran yang paling dalam berupa dinding tipis dan
transparan yang menutupi otak dan meluas ke setiap lapisan daerah otak.
Membran yang halus dan memiliki banyak pembuluh darah halus dan
merupakan satu-satunya lapisan meningeal yang masuk kedalam semua
sulkus dan membungkus semua girus kedua lapisan yang lain hanya
menjebatani sulkus.
 Cairanserebrospinal(CSS)
- Seluruh ruang yang melingkupi otak dan medula spinalis memiliki
volume kira-kira1600-1700 mililiter, dan sekitar150 mililier dari
volume ini ditempati oleh cairan serebrospinal,dan sisanya oleh
otak dan medulla. Fisiologi Kedokteran,Guyton& Hall,hal:978
- Cairan serebrospinal (CSS) merupakan cairan bening dan
mempunyai beratjenis 1,007. CSS diproduksai di dalam ventrikel
dan bersirkulasi di sekitar otak dan medula spinalis melalui sistem
ventrikular. Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan,Fransisca B.Batticacahal.10
- Cairan Serebrospinal (CSS) adalah cairan jernih yang mengelilingi
otak dan medula spinalis. CSS bersirkulasi diruang subaraknoid,
dan memberikan perlindungan kepada otak terhadap getaran fisik.
PatofisiologiElizabethJ.Corwin,hal224
9

B. Definisi Cedera Kepala


Yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada
tulang tengkorak, percepatan atau perlambatan (acelerasi-deccelerasi) yang merupakan
perubahan bentuk. Tauma atau cedera kepala juga dikenal sebagai cedera otak adalah
gangguan fungsi normal otak karena trauma,baik trauma tumpul maupun trauma tajam.
(Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Fransisca B.
Batticaca, hal.96)
Cedera Kepala meliputi trauma kulit kepala dan otak. Cedera kepala dapat bersifat
terbuka (menembus melalui durameter) atau tertutup (trauma tumpul), tanpa penetrasi
melalui dura. (KMB Vol 3, Hal 2210 & PatofisiologiCorwinhal244).
Cedera kepala dapat mengakibatkan malapetaka besar. Sebagian masalah merupakan
akibat langsung dari cedera dan banyak lainya terjadi sekunder akibat cedera. Cedera kepala
juga dapat menimbulkan gangguan mentaldan fisik.(Silvia:1172)

C. Klasifikasi Cedera Kepala


1. Mekanisme : berdasarkan adanya penetrasi durameter
a. Trauma tumpul :
- Kecepatan tinggi : (kecelakaan / tabrakan)
- Kecepatan rendah : (terjatuh, dipukul)

b. Trauma tembus : luka tembus peluru dll.

2. Keparahan cedera
a. Ringan : (glasglow coma scale, GCS)13-15
Pasien dengan riwayat cedera kepala ringandan skor CGS 15 seringkali
tidakterdiagnosa .paien biasanya bingung saat kejadian , dan kebingungan
terus menerussetelah cedera. Tidak terdapat neoroligik khas untuk cedera
kepala yang lebih beratdan tidak ada fraktur.Sebagian besar pasien sembuh
dari konkusio tanpa gejala sisiyang serius.
b. Sedang : GCS 9-12
Kelemahan pada salah satu tubuh (fraktur) yang di sertai kebingungan bahkan
terjadi sampai koma, gangguan kesadaran, abnormalitas pupil, awitan tiba’’
defisit neorologik, perubahan tanda-tanda
10 vital gangguan penglihatan dan
pendengaran, dispungsi sensorik, kejang otot, sakit kepala, vertigo dan
gangguan pendengaran. Nilai GCS 9-12 kehilangan kesadaran 30 menit- 24
jam dan dapat mengalami fraktur tengkorak.
c. Berat : GCS 3-8
Nilai CGS 3-8 hilang kesadaran lebih dari 24jam meliputi konstusio serebral,
laseral, hematoma dan edema serebral. Anemia dan tiadak dapat mengingat
sesaat sebelum dan sesudah kejadian pupil tidak adekuat , pemeriksaan
motorik tidak akuat,adanya fraktur tengkorak dan penurunan neorologik
3. Morfologi
- Fraktur kranium dapat terjadi pada atap atau dasar tengkorak, dan dapat
terbentuk garis atau bintang dan dapat pula terbuka atau tertutup. Fraktur
dasar tengkorak biasanya merupakan pemeriksaan CTScan untuk
memperjelas garis frakturnya.
- Lesi intrakanial
Lesi ini diklasifikasikan dalam lesi local dan lesi difus, walaupun kedua
jenis lesi sering terjadi bersamaan.

D. Jenis Jenis Cidera Kepala


a. Cedera kulit kepala
Luka kepala juga merupakan tempa tmasuknya infeksi intrakranial. Trauma dapat
menyebabkan abrasi, kontusio, laserasi ataua vulsi.
b. Fraktur tengkorak
Rusaknya kontinuitas tulang tengkorak disebabkan oleh trauma. Ini dapat terjadi
dengan atau tanpa kerusakan otak. Adanya fraktur tengkorak biasanya dampak
menimbulkan dampak tekananyang kuat. Fraktur tengkorak diklasifikasikan
terbuka atau tertutup. Bila fraktur terbuka maka dura rusak, dan fraktur tertutup
keadaan dura tidak rusak.
c. Cedera otak
Cedera otak serius dapat terjai dengan atau tanpa fraktur tengkorak, setelah
pukulan atau cedera pada kepala yang maniumbulkan kontusio, laserasi dan
hemoragi otak.
d. Komosio serebri (cedera kepala ringan)
Hilangnya fungsi neurologik sementara tanpa kerusakan struktur. Komosio
umumnya meliputi sebuah periode11tidak sadarkan diri selama beberapa detik
sampai beberapa menit. Jika jaringan otak di lobus frontal terkena, pasien dapat
menunjukkan perilaku irasional yang aneh, dimana keterlibatan lobus temporal
dapat menimbulkan amnesia atau disorientasi.
e. Kontusio serebri (cedera kepala berat)
Cedera kepala berat, dimana otak mengalami memar,dengan kemungkinan adanya
daerah hemoragi. Pasien berada pada periode tidak sadarkan diri.
f. Hemoragik intracranial
- Hematomaepidural (hematoma ekstra dural atau hemoragik)
Setelah cedera kepala,darah berkumpul diruang epidural (ekstradural)
diantara tengkorak dan dura. Keadaan ini sering diakibatkan dari fraktur
tulang tengkorak yang menyebabkan arteri meningeal tengah putus atau
rusak (laserasi), dimana arteri ini berada diantara dura dan tengkorak
daerah inferior menuju bagian tipis menuju bagian tipis tulang temporal ;
hemoragi karena arteri ini menyebabkan penekanan pada otak.
- Hematomasubdural
Pengumpulan darah diantara dura dan dasar otak, suatu ruang ini pada
keadaan normal diisi oleh cairan. Paling sering disebabkan oleh trauma,
tetapi dapat juga terjadi kecenderungan perdarahan yang serius dan
aneurisma. Hemoragi subdural lebih sering terjadi pada vena dan
merupakan akibat putusnya pembuluh darah kecil yang menjembatani
ruang subdural.
- Hemoragik intra serebral dan hematoma
Perdarahan ke dalam substansi otak. Hemoragi ini biasanya terjadi pada
cedera kepala dimana tekanan mendesak ke kepala sampai daerah kecil
(cedera peluru atau lukatembak ; cedera tumpul). (Asuhan keperawatan
pada klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Fransisca B. Batticacahal.
96-100 & KMBVol3 :2210.

E. Etiologi
Penyebab cedera kepala adalah:
a. Kecelakaan mobil
b. Perkelahian
c. Jatuh
d. Cedera olahraga 12
e. Cedera kepala terbuka : peluru atau pisau
Patofisiologi ElizabethJ. Corwinhal244
F. Gambaran Klinis
a. Pada gegar otak, kesadaran seringkali menurun
b. Pola napas dapat menjadi abnormal secara progresif
c. Respon pupil mungkin tidak ada atau secara progresif mengalami deteriorasi
d. Sakit kepala dapat terjadi dengan segera atau terjadi bersama peningkatan
intracranial
e. Muntah dapat terjadi akibat peningkatan intrakranial.
f. Perubahan prilaku, kognitif, danfisik pada gerakan motorik dan berbicara dapat
terjadi dengan segera atau secara lambat.
g. Amnesia yang berhubungan dengan ini biasa terjadi
PatofisiologiJ. Corwinhal 264

G. Pemeriksaan Diagnostik
a. Radiologi
Dapat mengindentifikasi likasi fraktur atau perdarahan atau bekuan darah yang
terjadi.
b. Angiografi serebral
Dapat juga dan menggambarkan adanya hematoma supratemporial, ekstra serebral
dan intra serebral
c. Pemeriksaan MRI dapat dengan tepat menetukan letak dan luass cidera.

H. Perangkat Radiograf
a. Radiografi
Radiografi dapat mengidentifikasi lokasi fraktur atau perdarahan atau bekuan
darah yang terjadi.
b. CTScan atau MRI dapat dengan tepat menentukan letak dan luas cedera.

c. MRI adalah perangkat yang lebih sensitif dan akurat, dapat mendiagnosis cedera
aksondifus, namun mahal dan kurang dapat diakses disebagian besar fasilitas.
d. Angiografi serebral dapat juga digunakan dan megambarkan adanya
hematomsupratentorial,ekstra serebral,dan
13 intra serebral serta kontuison serebral.

I. Penatalaksanaan
a. Observasi dan tirah barinng
b. Pembedahan dan evaluasi hematoma
c. Dekompresi melalui pengeboran lubang didalam otak
d. Ventilasi melalui pengobaran lubang otak
e. Ventilasi mekanis (ABC) dan cairan
f. Antibiotik
g. Pemberian diuratiik (furosemid) untuk menurunkan tekanan pada intrakrnial dan
antiinflamasi
h. Terapi untuk mempertahankan homeostatis

J. Penatalaksanaan Medis
a. Gegar otak ringan dan sedang biasanya diterapi dengan observasi dan tirah baring
b. Mungkin diperlukan ligasi pembuluh darah yang pecah melalui pembedahan dan
evakuasi hematoma
c. Mungkin diperlukan debridement melalui pembedahan (pengeluaran benda asing
dan selyang mati), terutama pada cedera kepala terbuka.
d. Dekompresi melalui pengeboran lubang di dalam otak,yang disebut burr hole,
mungkin diperlukan.
e. Mungkin dibutuhkan ventilasi mekanis
f. Antibiotik diperlukan untuk cedera kepala terbuka guna mencegah infeksi
g. Metode untuk menurunkan tekanan intrakranial dapa tmencakup pemberian
diuretik dan obat anti-imflamasi
Patofisiologi,ElizabethJ.Corwin,hal246

K. Penatalaksanaan Diet
Pasien cedera kepala mengalami malnutrisi akut karena hipermetabolisme yang
persisten, yang mana akan menekan respon imun dan peningkatan terjadinya kegagalan multi
organ (MOF) yang berhubungan dengan infeksi nosokomial. Pada pasien-pasien dengan
stroke ataupun post operasi otak, fungsi usus halus masih baik, tetapi oleh karena pengaruh
sistem neurohormonal,maka sering terjadi perlambatan pengosonganisi lambungdan colon.
Dukungan nutrisi secara dini pada pasien-pasien stroke dan paska bedah otak melalui
jalur enteral, dapat mencegah katabolisme,14 mengurangi terjadinya komplikasi dan
mengurangi lama perawatan di Rumah Sakit. Dianjurkan dilakukan pada 48-72 jam
pertamapada pasien-pasienini.
Keuntungan nutrisi enteral adalah :
1) Pemberian dini makanan enteral pada pasien trauma akan meningkatkan outcome
pasien
2) Costefective
3) Komplikasi dari pemasangan vena sentral berkurang

L. Komplikasi
a. Perdarahan di dalam otak (hematomaintra serebral) dapat menyertai cedera kepala
tertutup yang berat, atau lebih sering cedera kepala terbuka.
b. Perubahan prilaku yang tidak kentara dan defisit kognitif dapat terjadi dan tetap
ada.(patofisiologi ElizabethJ. Corwin :246).
c. Kebocoran cairan serebrospinal dapat disebabkan oleh rusaknya leptomeningen
dan terjadi pada 2-6% pasien dengan cedera kepala tertutup.
d. Edema serebral dan herniasi.
e. Kejang pasca trauma dapat terjadi dalam 24 jam pertama , minggu pertama atau
lanjut setelah satu minggu. Insiden keseluruhan epilepsi pasca trauma lanjut
berulang setelah cedera kepala tertutup adalah 5%, resiko mendekati 20% pada
pasien dengan pendarahan intrakranial.
f. Defisit neurologik (afasia, defekmemori, & kejang postraumatik atau epilepsi) dan
psikologik (emosil labil, tidak punya malu, prilaku agresif).
g. Fistel karotis-karvenosus ditandai oleh trias gejala : eksolftalmos, kemosis dan
bruitorbita dapat timbul segera atau beberapa hari setelah cedera.
h. Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh kerusakan traumatik pada tengkai
hipofisis, menyebabkan penghentian sekresi hormon antidiuretik. (Kapita Selekta
kedokteran jilid2;7,KMB3;2215-2216)

15
BAB III
KASUS

KASUS 1
Tn.S Dibawa ke UGD RSHS dengan kedaan tidak sadar. Menurut pengantarnya, Tn. R
mengalami kecelakaan lalulintas yaitu pada saat mengendarai sepeda motor dengan
kecepatan tinggi dan tidak menggunakan helm pelindung tiba-tiba menabrak truk bagian
belakang karena truk tersebut mengerem mendadak sehingga dahi terbentur cukup keras.
Setelah menabrak kemudian terpental dan pingsan. Pasien muntah1x, hasil pemeriksaaan
nilai gcs 5 (e2m2v1) dahi robek dan berdarah sekitar 9 cm horizontal ,memar disekitar kedua
pelipis dan hidung, kedua kelopak mata pasien agak memar kebiruan, pupil anisokor,
diameter pupil sebelah kanan melebar sebelah kiri keluar darah daan sebgian mudah
mengering. Pada pemeriksaan TTV TD 160/100 mmhg N 60x/mnt RR 30xmnt dilakukan
menejemenposisi tidur head up 30° terpasang keter dan infus NaCl 0,95 15 ggt /mnt
kemudian diberi cairanmanitol200 cc diguyur tiap jam(4x200cc) Hasil fit rongent kepala
tampak adanya hematom subdural sebelah kiri dan temporal, selanjutnya pasien dirawat di
neurosurgical intensif unit.

A. PENGKAJIAN
1. Indentitas Klien
Nama : Tn. S
Usia : 29 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Statusperkawinan : Belum kawin
Alamat : Anduriang kota padang Nomormedrec 1334
Tanggal masuk RS : 13 juli 2019 16
Tanggal pengkajian : 15 juli 2019
Diagnosamedis : Hematomasobdural sebelah kiri dan temporal
Asal suku bangsa : NKRI

2. Penanggung Jawab klien


Nama : Tn. R
Umur : 42
Alamat : Anduriang kota padang
Hubungan dengan klien : Tetangga sebelah rumah

B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama : Penurunan kesadaran
RiwayatPenyakitsekarang :
Tn. S Dibawa KGD RSHS dengan keadaan tidak sadar. Menurut pengantarnya, Tn. S
mengalami kecelakaan lalu lintas yang pada saat mengenderai sepeda motor dengan
kecepatan tinggi dan tidak menggunakan helm pelindung tibba-tiba menabrak truk dibagian
belakang karena truk tersebut mengerem mendadak sehingga dahi terbentur cukup keras.
Riwayat kesehatan dahulu :
Klien mengatakan tidak ada memiliki penyakit riwayat dahulu
Riwayat kesehatan keluarga :
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
RiwayatADL’S :
Aktivitas SMRS MRS
1. Nutrisi
a.Makan
Frekuensi
Keluhan
Jenis
b.Minum
Jenis
Jumlah
2. Eliminasi
a.BAB
Frekuensi 17

Konsistensi
Warna
b.BAK
Frekuensi
Warna
3. Istirahattidur
Siang
Malam
Personallhygne
Mandi
Keramas
Gosokgigi
Aktifitas
Olahraga

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum :
Kesadaran : komaringan (E2M2V1)
Tinggi badan :175 cm
Berat badan :58 kg
Tanda-tanda vital :
RR : 30x/mntN :60x/mnt
TD: 160/100mmhg

2. Sitem pernapasan
- Kaji adanya penggunaan otot nafas tambahan
- Kaji adanya suara nafas tambahan ( whezing, ronkhi, crackless, stridor )
Kaji adanya ekspansi paru
- Kaji traktilfremitus

3. Sistem kardiovaskuler TD160x/mnt


- Kaji akral kunjungtiva Keadaan membran mukosa
- Kaji CRT 18

- Kaji adanya bunyi s3 (murmur) dan S4 Kaji adanya kardiomegali


- Kajia danya pulsasi

4. Sistem pencernaan
Pada sistem pencernaan pada pasien head injury

5. Sistem endokrin Tidak terkaji


6. Sistemperkemihan
Kaji warna dan bau output

7. Sistem muscloskuletal Ekstramitas atas :


Kekuatan otot :
- Kaji refleks (bisep / trisep )
- Kaji semsasi rasa nyari, rasa raba, dan rangsangn suhuEkstremitasbawah :
Kekuatanotot :Kajirefleks(patela)
- Kajisensasirasanyeri,rasaraba,danrangsangsuhu

8. Sistem integument
Dahi robek dan berdarah sekitar 9 cm horisonta, Kaji turgor kulit
Kaji warna kulit Kaji adanya lesi

9. Sistem persyarafan
- NI (Olfaktorius)
- NII(optikus)
Kedua kelopak mata pasien agak memar kebiruan, pupil anisokor, diametaer
pupil sebelah kanan meleber 10 cm replek cahaya (-) dan sebelah kiri mm
replek cahaya (+)
- Kaji apakah klien dapat / tidak dapat melihat tulisan atau objek dari jarak yang
jauh.
- NIII,VI,VI (Okulomotorius, cochlearis, abdusen)
Kaji apakah mata klien dapat/tidak berkontraksi, pupil isokor, klien mampu /
tidakmampumenggerakkanbolamatakesegalanyaarahdansulitmenagankatmata.
- NV (Trigeminus) 19
Fungsi sensorik : klien mangedipkan matanya bila ada rangsangan.
 Kepala : Mesosephal, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupi lisokor
diameter 3 / 3mm, reflek cahaya +/+, reflek +/+
 Leher : Limfonodi tak membesar, simetris
 Dada :
 Paru :
Inspeksi : dada tampak datar, simetris, warna sesuais ekitar Palpasi : nyeri tekan (-),
massa (-), kuat angkat normal
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler diseluruh lap.paru, suara tambahan (-) Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palapasi : teraba ictus cordis kuat angkat, nyeri (-)
Perkusi : Konfigurasi kesan dalam batas normal,
Auskultasi : SI-II teratur reguler, suara tambahan (-)

 Abdomen :
Inspeksi : cembung, warna sesuai kulit sekitar
Auskultasi : bising usus (+) menurun 3kali/menit
Perkusi : timpani seluruh lapang abomen
Palpasi : Supel, nyeri tekan diseluruh lapang abdomen,

D. PSIKOSOSIAL DARI SPIRITUAL


1. Konsep diri :
a. Gambaran diri :
Klien terhadap diri nya adalah merasa bahwa dirinya tidak berharga lagi,
penurunan mood pada diri nya kehilangan mental yang ditandai dengan
munculnya gejala mood, kehilngan minat terhadap sesuatau karena adanya
kecacatan pada dirinya.

b. Indentitas diri
Klien bekerja sebagai buruh bangunan klien memiliki keluarga kecil klien
tinggal bersama istri

20
c. Peran
Klien berperan bahwa beranggapan seolah orang sekitar nya tidak ada yang
menyayanginya lagi dan juga sebagai dalam kepala keluarga pasien memiliki
seorang istri dan juga tidak bisa menafkahi lgi dan tidak bisa melakukan
kegiatan sehari-hari.

d. Ideal diri
Klien selalu sedih berkepanjangan cemas dengan keadaan yang di alami saat
ini, merasa dirinya tak beradaya lagi, klien berpilaku tidak menerima knyataan
yang di alami.
e. Harga diri
Klien mengatakan bahwa diri nya tidak berharga lgi dan klien bertanggapan
pada dirinya bahwa tidak ada lagi orang-orang sekitar nya tidak mau berteman
dan juga tidak ada lagi orang yang menyayanginya.

2. Spiritual
a. Konsep ketuhanan
Klien rajin melaksanakani badahnya sebagai umat muslim, klien
melaksanakan sholat lima waktu dalam sehari

b. Konsep sehat dan sakit


 Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun
sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
 Sedangkan sakit adalah dimana pandangan atau persepsi seseorang bila
merasa kesehatannya terganggu.
Klien memiliki riwayat peyakit skerang klien memilki luka beegitu cukup
besar makadari itu klien mengalami trauma terhadap kejadian yang
dialaminya

E. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan hasil laboratorium

F. PEMERIKSAAN LAINNYA
1. Sesuai kasus 21
Hasil foto rongent kepala tampak hematom subdural sebelah kiri dan temporal
G. TERAPI LAINNYA
Terpasang infus, Terpasang keter NaCl0,925gtt/mnt
Cairan manitol 200cc diguyur tiap 6jam (4x200cc)

H. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Traumakepala Penurunan kapasitas adaptif
Menurut penolong intrakranial
pasieen di tempat kejadian Kerusakan jaringan otak
pasien muntah sebnyak 1x

Merobek vena subdural


TD:
160/100mmhg
N:60x/mnt Hematomasubdural
RR: 30x/mnt
Perawat mengatakan TIK
Hasil foto rontgen kepala Penurunan kapasitas adaptif
tampak adanya intrakranial
hematomsubdural sebelah
kiri dan kanan
2. DS : Trauma kepala Ketidakefektifan pola nafas
DO :
- RR: 30x/mnt Kerusakan jaringan otak
Merobek vena
Hematomasubdural

22
TIK

Penekansarafsimpatis

Vasokontriksi pembuludarah

O2

Kebutuhano2

MreflexpernapasanRR

Ketidak efektifan polanafas

3. DS : Traumakepala Resikoinfeksi
Klien
mengatakanperih pada
daerah lukasaat ini Lukaterbuka
Do :

Perawatmengatakandahi

Kerusakanintegritaskulit
23
tampak ada robekandan
berdarah sekitar
9cmhorizontal

DS : Traumakepala Resikoinfeksi
- Klien
mengatakantidak merasakan
adakeluar darah pada
areatelinga Likaterbuka

DO : Penjahutanluka

Dari
telingapasienpada sebelah
kirikeluar darah dansebagian
sudahmengering Resikoinfeksi
Pasien
terpasangketeter

Diagnosa keperawatan berdasarkan prorioritas utama :


1. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d kerusakan neurologis
3. Kerusakan intregritas kulit berhubungan dengan adanya cedera kepala
4. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka berduk

24
I. INTERVENSI

NO DX Tujuandankriteria Intervensi Rasional


hasil
Penurunan Setealah PosisikanklienUp30der Posii headup30
kapasitasadaptif dilakukantindakankepe ajat derajatdapatmengu
intracranial b.dcedera rawatan Monitor tanda-tanda rangibeban
kepala selama3x24jamdiharap vital tekananintrakranial
kantekanan dantingkatkesadarran Suatu keadaanbila
intrakranialmenurun GCStiap 4 jam sirkulasiserebralter
dengankriteria hasil: peliharadengan
baikatau
Kesadaransopor fluktuasiditandaide
ngantekanan
Pupilmemberikanrefle evaluasipupil,amatiuku darahsistemikdeng
kssaatdiberikancahaya ran,ketajamandanreaksi anpeningkatandara
terhadapcahaya hdibarengidenganp
Klientidakmuntah eningkatantekanan
TTV darahintracranial.A
Dalamrentang danyapenigkatan
normalTD: tensi,
120/80mmhg
- R:16 -24
x/mnt

25
brakikardidisritmia
dandyspneamerupa
kantandaterjadinya
peningkatanTIK
3.Reaksi
pupildanpergeraka
nkembalidaribola
matamerupakantan
da
darigangguansaraf
jikabatang
botakterkoyak.Rea
ksi pupildiatur
olehsaraf
ketigakranial(uokul
omotorik)
yangmenunjukkan
keutuhanbatang
otak.Ukuran
pupilmenujukkan
keseimbangan

26
anataraparasimpati
sdan
simpatis.Responter
hadapcahayamerup
akankombinasifun
gsi
darisarafkranialaII
danIII
Panas
merupakanreflexhi
potalamuspeningka
tankebutuhanmmet
abolisme
Meningkatkankerja

samadalamterjadin
ya
reesiko

J. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. Penurunan Monitor tanda-tanda S :
kapasitasadaptif vitaltingkatkesadaranGCStiap24ja Tidakterkaji
intracranial b.dcedera m O:
kepala Mengevaluasipupil,amati Kesehatan membaikA:
27
ukuran,ketajaman, dan masalahteratasi
reaksiterhadapcahaya P:Hentikanintervensi
Memonitor temperatur
suhulingkungan
Memberikan penjelasanpada
keluarga tentang
sebabdiakibatTIKmeningkat
Memberikan penjelasanpola
keluarga tentang sebabakibat
TIKmeninngkt
Melakukanpemasanganketeterurin
e
MelanjutkanterapipemberianNaCl
0,9%(15gtt/
menit)melanjutkanterapipemberian
manitor.
Melajutkan
terapipemberianmanitol

2. Pola napasberhubungan Memberikan posisi head S :


dengankerusakanneorolo up30derajat TidakterkajiO:
gis Mengobservasi fungsipernapasan RR 24x/mntA:Masalahteratasi
fungsipernapasan, dispnea. P:hentikan intervensi
Atauperubahantanda-tandavital
Menjelaskan pada klienbahwa
tindakan
tersebutdilakukanuntukmenjamink
eamanan
Mengkolaborasi dengan
timkesehatanlain. Dengan
dokter,

3. Kerusakanintegritas 1.Mengkaji fungsisensorik S:


28
kulit danmotorik TidakterkajiO:
berhubungandengancede Mengubahposisiklientiap2 jam
rakepala Menganjurkan JARINGANKULITMEMBAI
klienuntukmenghindarimenggaruk K
dansebaiiknyamenepukkulit A;masalahteratasi
yangkering P:hentikan intervensi
Memandikan dengan
airhangatdansabunringan

K. MEKANISME DAN PATOFISIOLOGI


Cidera kepala dapat terjadi akibat benturan langsung ataupun tidak langsung pada
kepala.Kelainan dapat berupa cidera otak fokal atau difus dengan atau tanpa fraktur tulang
tengkorak.Cidera fokal dapat menyebabkan memar otak, hematome epidural, subdural dan
intraserebral.Cidera difus dapat mengakibatkan gangguan fungsi saja, yaitu gegar otak atau
cedera strukturalyang difus.
Dari tempat benturan, gelombang kejut disebar ke seluruh arah.Gelombang ini
mengubahtekanan jaringan dan bila tekanan cukup besar, akan terjadi kerusakan jaringan
otak di tempatbenturan yang disebut “coup” atau ditempat yang berseberangan dengan
benturan(countrecoup).
Gangguan metabolisme jaringan otak akan mengakibatkan oedem yang dapat
menyebabkanherniasijaringanotakmelaluiforamenmagnum,sehinggajaringanotaktersebutdapa
tmengalami iskhemi, nekrosis, atau perdarahan dan kemudian meninggal.

29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trauma kepala merupakan suatu traume yang mengenai daerah kulit kepala baik
mengenai tulang tengkorak atau otak akibat terbenturnya atau terjadinya injury baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Seorang perawat sangat berperan didalam penanganan gawat darurat dalam kasus
trauma kepala, bagaimana cara kita melakukan pengkajian keperawatan tentang trauma
kepala sampai dengan melakukan evaluasi dari kasus yang telah tersedia.

B. Saran
Cukup sekian makalah dari kami,semoga memberi sumbangsih yang poitif terhadap
pembaca. Semoga pembaca semakin mengetahui tentang Cidera Kepala dalam Keperawatan
Kritis.

30
DAFTAR PUSTAKA

Daneshvar, D.H., Rlley, D,O., Nowinski, C,J., Mckee, A. C,. STREN, R.A & Cantu,
R.C(2011). Long. Term consequences: Effects on normal Development profile After
Concussion .Physical medicine and Rehabilition clinics of north America

31

Anda mungkin juga menyukai