Anda di halaman 1dari 40

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA QS.

AN-NISAA AYAT 59
DAN QS. AN-NAHL AYAT 64 PADA SISWA KELAS VII.E

SMPN 2 BUA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(P T K )

OLEH
HAMDANA, S.Pd.I

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMP NEGERI 3 MUARA ENIM
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya

ilmiah dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Qs. An-Nisaa Ayat 59 dan Qs. An-

Nahl Ayat 64 pada Siswa Kelas VII.E SMPN 2 Bua Melalui Metode Tutor Sebaya”,

penelitian ini disusun sebagai bahan penugasan dalam Program Pendidikan Profesi Guru PAI

Tahun 2023.

Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:

1. Yth. Kepala SMP Negeri 2 Bua

2. Yth. Rekan-rekan MGMP PAI Kab. Luwu

3. Yth. Rekan rekan Guru SMP Negeri 2 Bua

4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan

saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

Penulis
ABSTRAKSI

Peningkatan Kemampuan Membaca Qs. An-Nisaa Ayat 59 dan Qs. An-Nahl Ayat 64 pada

Siswa Kelas VII.E SMPN 2 Bua Melalui Metode Tutor Sebaya

Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka

melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah

terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan

pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus

memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode

mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan

menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang

alat-alat evaluasi.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam dalam penelitian tindakan ini adalah: (a)

bagaimana penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

khususnya pada materi QS. Al Furqan ayat 63 ? (b) Bagaimanakah hasil metode tutor

sebaya terhadap peningkatan kemampuan memabaca QS. Al Furqan ayat 63 ?

Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah untuk mendapatkan gambaran

tentang: (a) gambaran obyektif dari penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya pada materi QS. Al Furqan ayat 63? (b) hasil

metode tutor sebaya terhadap peningkatan kemampuan memabaca QS. Al Furqan ayat 63?

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua

putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan,

refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Muara

Enim. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar

mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan

dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (77,8 %), siklus II (88,9 %)

Simpulan dari penelitian ini adalah metode tutor sebaya dapat berpengaruh positif

terhadap Kemampuan Membaca QS. Al Furqan Siswa VIII E SMP Negeri 3 Muara Enim,

serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran

ilmu pengetahuan sosial.


DAFTAR ISI

Daftar Isi Hal

Halaman Judul …………………..................................................................... .....……

Lembar Pengesahan…………..……................................................................ ……......

Kata Pengantar …………….….. ..................................................................... ………… 3

Abstraksi …………….…................................................................................. ………… 4

Daftar Isi …………..……................................................................................ ………… 5

Daftar Lampiran ………………………………………………………………………. 7

BAB 1 PENDAHULUAN

Kontek Penelitian………………................................................................. 8

1.2 Focus Masalah ………................................................................……… 8

1.3 Tujuan Penelitian ……...............................................................……… 8

1.4 Manfaat Penelitian …….................................................................…… 9

1.5 Definisi Operasional Variabel……………………......……………….. 9

1.6 Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca ………………………....… . 10

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Motivasi Belajar ………………………………………………….…..… 12

2.3 Motivasi Belajar Membaca…………………………………….……..….. 13

2.4 Metode Tutor Sebaya…………………………………………….…..…. 13

BAB 3 METODEPENELITIAN ………....................................................………... 15

3.1 Tempat,Waktu,dan Subyek Penelitian……….….................................... 18

3.2 Rancangan Penelitian …………..…………..………………………….. 18

3.3 Alat Pengumpul Data …………..…………..…………………..……….. 19

3.4 Analisis Data …..………………………………………………………… 22


BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................................

4.1 Hubungan Pembelajaran Mode Ceramah Dengan metode Tutor Sebaya . 23

4.3 Pembahasan ……………...……………………………………………… 24

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ………….……………………………………... 24

5.1 Simpulan …………..…………………………………………………….. 27

5.2 Saran ………..………………………………………………………….. 30

DAFTAR PUSTAKA……………..……………………....…………………. 31
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Nilai Formatif Pada Siklus I ........................................................

Lampiran 1 Nilai Formatif Pada Siklus II .......................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Kontek Penelitian

Salah satu tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Isalam adalah membentuk

karakter siswa yang beriman dan berakhlaq yang mampu mengamalkan nilai-nilai Islami

dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan jangka panjangnya adalah membentuk karakter

siswa yang mampu meneladani ajaran Islam dan mengamalkan di lingkungan masing-

masing. Proses pembelajaran di sekolah harapannya mampu ditransformasikan dalam

kehidupan masing-masing siswa, karena dalam perkembangannya kita dihadapkan pada

suatu masa dimana kita dan siswa berhadapan langsung dengan perubahan prilaku siswa

dalam mengamalkan ajaran agama Islam.

Yang menjadi tantangan besar bagi guru adalah bagimana siswa mampu

menerjemahkan ajaran Islam dalam kehidupan, misalkan bagiamana seorang siswa

mampu membaca Al Qur’ana dengan baik dan fasih sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid.

Kendala yang dihadapi biasanya antara lain, kecenderungan siswa sudah tidak mau lagi

belajar membaca Al Qur’an selepas dia lulus SD/MI, ketika proses pembelajaran di SMP

siswa akan dihadapkan pada materi-materi yang berhubungan dengan ayat-ayat Al

Qur’an dan hadits, pada fase ini guru mengalamii kesulitan dalam memberikan

pembelajaran, itu akan nampak ketika siswa tidak bisa membaca Al Qur’an dengan baik

dan bahkan juga ada yang tidak bisa membaca sama sekali. QS. Al Furqan Ayat 63

menjadi salah satu kompetensi dasar dalam pembejaran Pendidikan Agama Islam kelas

VIII, dimana salah satu bentuk penilaiannya melalui membaca, dan tingkat keberhasilan

pembelajaran dikatakan berhasil ketika hasil penilaian sesuai dengan indikatornya yaitu

mampu membaca Qs. Al Furqan Ayat 63 dengan baik dan fasih.


Dalam perkembangannya prilaku siswa yang kurang lagi memperdulikan pelajaran

membaca Al Qur’an karena dipengarui oleh dua factor yang dominan yaitu antara lain :

Factor internal (1) kurang mampunya siswa dalam memmbaca Al Qur’an, (2) tidak

adanya doronngan dalam diri siswa untuk belajar membaca Al Qur’an, (3) tidak ada

dorongan dari keluarga untuk belajar membaca Al Qur’an, (4) tidak adanya figure dalam

diri siswa yan patut dicontoh misalkan dalam keluarga tidak ada satupun yang dapat

membaca A Qur’an. Factor eksternal (1) siswa bergaul dengan teman atau yang lainnya

yang sama-sama kurang bisa membaca Al Qur’an, (2) lingkungan tidak mendukung

misalkan tidak ada budaya membaca Al Qur’an, (3) derasnya arus informasi yang

mejadikan tontonan menjadi tuntunan sedang tuntunan hanya dijadikan tontonan, (4)

hilangya budaya mengaji pada guru ngaji di musholla, (5) orang tua lebih mendorong

anak untuk belajar hal-hal yang bersifat duniawi misalkan kursus, prifat hanya untuk

pelajaran eksak saja

Berbagai cara penulis lakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran Al Qur’an,

namun kendala baik ketika dalam proses pembelajaran maupun dalam penilaian unjuk

kerja siswa, masalah yang dihadapi adalah karena siswa tidak bisa membaca dengan baik.

Disini kemuadian penulis berusaha untuk merubah skema pembelajaran agar lebih

menarik, bukan berarti pambelajaran yang dilaksanakan setiap pertemuan tidak menarik

tetapi penulis berusaha untuk lebih menarik dari pada pembelajaran sebelumnya, salah

satunya dengan melibatkan siswa itu sendiri sebagai mentor atau tutor pada siswa yang

lain. Dan hasilnya cukup berhasil dibanding menggunakan metode yang umum dipakai,

dan kecenderungan siswa ternyata lebih terbuka dengan temannya sendiri dari pada

berhadapan langsung dengan guru pembimbing. Siswa yang ditujuk sebagai mentor

bukanlah siswa sembarangan, tetapi siswa yang memiliki kelebihan dibidangnya serta

ketuntasannya melebihi rata-rata temannya. Salah satu kelas yang kemudian penulis
angkat dalam penelitian ini adalah kelas VIII E. pada kelas ini juga mengalami masalah

yang sama yaitu kesulitan memahami bacaan Al Qur’an melalui membaca. Ketuntasan

dalam pembelajaran kurang dari 80 %, sehingga pada KD ini tidak tuntas, sehingga

indicator mampu membaca dengan baik dan fasih harus diulang. Penulis ingin

mengetahui kendala apa yang menyebabkan KD ini tidak tuntas dan memecahkan

masalah yang dihadapi siswa. Dari Kontek Penelitian tersebut, maka penulis mengambil

judul : “Peningkatan Kemampuan Membaca QS. Al Furqan Ayat 63 Pada Siswa Kelas

VIII E SMP Negeri 3 Muara Enim Melalui Metode Tutor Sebaya”.

1.2 Fokus Masalah

Merujuk pada kontek penelitian di atas, permasalahan yang muncul dapat

difokuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode tutor sebaya terhadap KD QS. Al Furqan Ayat 63 pada

siswa Kelas VIII E SMP Negeri 3 Muara Enim?

2. Bagaimanakah hasil yang diperoleh siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Muara Enim

pada KD QS. Al Furqan Ayat 63 dengan diterapkannya metode tutor sebaya ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian

ini antara lain :

1. Memperoleh diskripsi obyektif tentang penerapan metode tutor sebaya terhadap KD

QS. Al Furqan Ayat 63 pada siswa Kelas VIII E SMP Negeri 3 Muara Enim.

2. Memperoleh diskripsi obyektif tentang hasil yang diperoleh siswa kelas VIII E SMP

Negeri 3 Muara Enim pada KD QS. Al Furqan dengan diterapkannya metode tutor

sebaya.

1.4 Manfaat Penelitian

 Bagi Siswa :
a. Proses pembelajaran lebih aktif, karena siswa ikut berperan dalam proses

pembelajaran

b. Siswa lebih termotifasi untuk lebih giat belajar, karena reword yang diberikan guru

yaitu menjadi tutor bagi temannya.

c. Lebih focus pada materi pembelajaran, yaitu membaca

d. Siswa lebih percaya diri karena diberikan peran dalam penyelnggaran pembelajaran

 Bagi Guru :

a. Proses pembelajaran lebih menarik minat siswa karena guru fariatif dalam penggunaan

metode

b. Guru dapat lebih focus dalam mengamati perkembangan belajar siswa

c. Tidak lagi dominan sebagi sumber belajar, sebaliknya guru menempatkan dirinya

sebagi fasilitator

d. Dapat menghemat energy untuk proses pembelajaran berikutnya

1.5 Penegasan Istilah

a. Peningkatan : suatu hasil usaha yang lebih baik dari sebelumnya

b. Kemampuan Membaca : kelebihan membaca bacaan tertentu yang dimiliki oleh

siswa

c. Metode tutor sebaya adalah : adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan

menggunakan siswa yang memiliki kemampuan tertentu kepada siswa yang kurang

mampu dalam memahami bahan ajar yang sama

1.6 Asumsi

Karena keterbatasan waktu, maka peneliti berasumsi bahwa :

1. Metode Tutor Sebaya dominan diterapkan pada pembelajaran KD QS. Al Furqan Ayat

63 pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Muara Enim


2. Metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VIII

SMP Negeri 3 Muara Enim terutama pada KD QS. Al Furqan Ayat 63.
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca

1. Pengertian Membaca

Pengertian membaca sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan. Yang

dimaksud membaca yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta

fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya melalui aktifitas

membaca. Jadi membaca merupakan hal yang pokok. Membaca merupakan suatu

perbuatan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, dari ketidakfahaman menjadi

suatu kefahaman. Untuk dapat disebut dapat membaca maka perubahan harus

merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu

berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan

akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhasi-hari , berminggu-minggu,

berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar membaca merupakan suatu proses yanbg

tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang

mengalami belajar membaca. Jadi yang dimaksud dengan meambaca bukan tingkah

laku yang nampak, tetapi prosesnya terjadi secara internal di dalam diri indivdu dalam

penguasaan memperoleh hubungan-hubungan baru.

2. Pengertian Hasil Membaca

Hasil membaca adalah meningkatnya perolehan pemahaman yang lebih banyak

dari sebelunya yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa hasil membaca

merupakan prestasi yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu

pekerjaan/aktivitas tertentu.

3. Pedoman Cara Belajar membaca


Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik dilakukan dengan baik dan

pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri

dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi

mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena

mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam

menerima materi pelajaran.

Oleh Karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh

seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi factor yang paling menentukan

keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai hasil belajar

yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

2.2 Metode Tutor Sebaya

Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3.38) menuliskan bahwa “pengertian

tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam

tingkat kelas yang sama”. Sisi lain yang menjadikan Al Qur’an dianggap siswa pelajaran

yang agak sulit adalah bahasa yang digunakan oleh guru dan kemampuan dasar mereka

dalam Pendidikan Agma Islam. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa

teman sebayanya daripada bahasa guru. Siswa juga lebih enak dan tidak canggung dalam

bertanya tentang hal yang tidak/belum dipahaminya pada teman sendiri. Itulah sebabnya

pembelajaran tutor sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran Al Qur’an di kelas VIII

E materi QS. Al Furqan Ayat 63.

Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan bahwa “Metode belajar

yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu,

pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat

membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.”


Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa “Setiap

saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari murid

lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil (1997:3.34) juga berpendapat

bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilankarena dia bergaul dengan

teman lainnya.” Pada standar kompetensi membaca dengan benar dan fashih pada kelas

IX A SMP NEGERI KUDU peserta didik dibawa pada model pembelajaran tutor sebaya

dalam kelompok-kelompok belajar / kelompok bimbingan. Setiap kelompok terdiri atas 3

sampai dengan 5 peserta didik dengan 1 (satu) orang pembimbing / mentor.

Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara

mandiri.

2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswa-siswa

pandai

3. disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya, atau disebut

“mentor”.

Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi / kompetensi

dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.

4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar

kelas

5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi / pembahasan sesuai

dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.

6. Untuk memotivasi siswa yang bertindak selaku mentor, maka saat ulangan praktik

mereka para mentor tidak ikut ulangan, tapi hanya memantau/mengamati. Nilai

mereka para mentor diambil dari nilai teman yang dibimbingnya. Contoh jika ada 4
siswa yang dibimbing, lalu keempatnya mendapat nilai di atas KKM, maka mentor

mendapat nilai sesuai dengan nilai tertinggi dari 4 siswa yang dibimbingnya. Namun

jika ada 1 siswa/temannya yang mendapat nilai di bawah KKM, maka mentor tersebut

mendapat nilai sama dengan temannya yang nilai terendah tadi (di bawah KKM).

Dengan demikian siswa yang bertindak sebagai mentor akan berusah semaksimal

mungkin membimbing temannya agar bisa / menguasai materi yang diberikan oleh guru.

Sebab jika tidak ia akan mendapat nilai terendah / di bawah KKM, jika ada teman yang

dibimbingnya mendapatkan nilai terendah.

Agar model pembelajaran tutor sebaya mencapai tingkat keberhasilan yang

diharapkan, Miler (dalam Aria Djalil 1997:2.48) menuliskan saran penggunaan tutor

sebaya sebagai berikut :

1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.

2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh siswa (kelas). Misalnya : agar pelajaran

matematika dapat mudah dipahami.

3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai.

4. Gunakan cara yang praktis.

5. Hindari kegiatan pengulangan yang telah dilakukan guru.

6. Pusatkan kegiatan tutorial pada keterampilan yang akan dilakukan tutor.

7. Berikan latihan singkat mengenai yang akan dilakukan tutor.

8. Lakukanlah pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutor sebaya.

9. Jagalah agar siswa yang menjadi tutor tidak sombong.


BAB 3

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian

dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk

penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan

dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1)

penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian

tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental.

Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya.

Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) (dalam Sukidin, dkk.

2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau pada

tekanannya, (2) tingkat Kontekstual Model Gabungan Ceramah dan Kerja Kelompok antara

pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian,

dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat

berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama

penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas.

Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan

dan sangat kecil.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah

berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau
pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai

dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

3.1 Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian

untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 3

Muara Enim

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian

ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari semester genap

tahun 2017

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII E mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam pada KD. QS. Al-Furqan ayat 63

3.2 Rancangan Penelitian

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang

terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan

pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002:82). Ciri atau

karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi siswa sebagai

sumber belajar (Tutor) bagi siswa yang lain. Penelitian tindakan adalah satu strategi

pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses

pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan

masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling

mendukung satu sama lain.


Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai

berikut:

1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata

dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan

kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik interviw maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh

sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jenis interview yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat

sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.

4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari

tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian

dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.

5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan

(on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan

memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arikunto,

Suharsimi, 2002:82-83).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam

Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah

perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk

pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan

masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen

penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai

upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari

diterapkannya pengajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari

tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat

rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana

masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas

satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran.
Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa

sudah cukup.

3.3 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya

adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang

diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai,

dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan

dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun

secara klasikal. Di samping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang

dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian

mana standar kompetensi yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang

dikumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh

teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses

belajar mengajar.

3.4 Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat

menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan

analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara

penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar

sebagai berikut.

1. Merekapitulasi hasil tes

2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa

dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku

petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika
mendapatkan nilai minimal 73, sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika

jumlah siswa yang tuntas secara individu mencapai 85% yang telah mencapai daya

serap lebih dari sama dengan 70 %.

3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan Pembelajaran melalui metode Tutor sebaya dengan

Ketuntasan Membaca

Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara klasikal jika

siswa yang mendapat nilai 70 sama dengan 85%, sedangkan seorang siswa dinyatakan

tidak tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu jika mendapat

nilai minimal 70 kurang dari 85 %

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri

dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model

pembelajaran Kontektual Ceramah dan unjuk kerja, dan lembar observasi aktivitas

guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada

minggu pertama September 2016 di Kelas VIII E jumlah siswa 30 siswa. Dalam

hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar
yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 Nilai rata-rata tes formatif 76,47

2 Jumlah siswa yang tuntas 28

3 belajar Persentase ketuntasan 77,8 %

belajar

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

pembelajaran model Ceramah diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 76,47 dan ketuntasan belajar mencapai 77,8% atau ada 28 siswa dari 36

siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama

secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 

73 hanya sebesar 77,8 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki

yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum

mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan

pembelajaran model tutor sebaya .

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung


d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat

langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga

siswa bisa lebih antusias.

4) Guru dapat mengefektifkan siswa yang tuntas (memeiliki kemampuan lebih)

untuk menjadi tutor bagi teman-temannya yang lain.

Berikut ini RPP yang dipakai pada siklus I :

No Kegiatan Waktu Metode

1. Kegiatan Awal 10 menit - Ceramah

a. Guru mengajak untuk tadarus bersama.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Guru mengadakan pre test.

2. Kegiatan Inti 70 menit -

a. Guru membaca dengan ditirukan oleh siswa Pemodelan/

bersama-sama demo

b. Guru mendengarkan bacaan siswa secara

bergiliran dan membetulkan bacaan yang

salah

c. Guru memberikan penilaian terhadap bacaan

siswa
Kegiatan Akhir 10 menit - Ceramah

a. Guru menyempurnakan bacaan siswa dan

mengartikan Q.S Al-Furqan ayat 63 secara

harfiyah.

b. Guru mengadakan Post test

c. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk

menulis Q.S Al Furqan ayat 63 beserta

artinya.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri

dari rencana pelajaran ke-2, soal tes formatif ke-2 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada

minggu kedua September 2016 di Kelas VIII E dengan jumlah siswa 30 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar

mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar
yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun

data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 Nilai rata-rata tes formatif 78,66

2 Jumlah siswa yang tuntas 30

3 belajar Persentase ketuntasan 88,9

belajar

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 78,9

dan ketuntasan belajar mencapai 88,9 % atau ada 24 siswa dari 30 siswa sudah

tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar

secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.

Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan

bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai

mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan

pembelajaran model tutor sebaya .

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut.

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

4) Ternyata siswa yang tidak tuntas dapat lebih terbuka kepada teman sebayanya.
d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-

kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara

lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam

diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal

latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

Guru lebih banyak menambah peran siswa dalam setiap menyelesaikan pekerjaan

yang berhubungan dengan latihan /driil pada siswa yang tidak tuntas dalam

Berikut ini RPP yang dipakai pada siklus II/perubahan dalam pembelajaran.

No Kegiatan Waktu Metode

1. Kegiatan Awal 10 menit - Ceramah


a. Guru mengajak untuk tadarus bersama.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru membagi kelompok kerja
d. Guru mengadakan pre test.
Kegiatan Awal Revisi
a. Guru mengajak untuk tadarus bersama.
b. Guru memotifasi siswa yang kurang lancar membaca
Al Qur’an untuk terus belajar
c. Guru mengepresiasi siswa yang lancar bacaan Al
Qur’an dengan menjadikannnya sebagi mentor pada
temannya
d. Guru membagi ssiswa menjadi bebera kelompok
2. Kegiatan Inti 70 menit - Drill
a. Siswa membaca lafadz Q.S Al Furqan dengan tartil
secara bergiliran
b. Guru menyimak bacaan siswa dan memberikan
koreksi atas bacaan siswa
c. Guru memberi penilaian selama proses pembelajaran
berlangsung
Kegiatan Inti Revisi
a. Siswa membaca Q.S Al Furqan dengan tartil secara
bergiliran dengan didampingi tutor temannya sendiri
b. Siswa secara bergantian dalam kelompok saling
menyimak dan mengevaluasi bacaan temannya
c. Mentor/tutor menyimak bacaan siswa dan memberikan
koreksi atas bacaan siswa
d. Guru memberi penilaian selama proses pembelajaran -Tutor
berlangsung.
sebaya

3. Kegiatan Akhir 10 menit Ceramah


a. Guru menyempurnakan bacaan lafadz dan arti Q.S Al
furqan
b. Guru mengadakan Post test
c. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis
Q.S Al furqan beserta artinya dan menghafal Q.S Al
furqan
Kegiatan Akhir Revisi
a. Guru menyempurnakan bacaan lafadz dan arti Q.S Al
furqan
b. Guru memotifasi siswa agar lebih giat membaca Al
Qur’an
c. Guru mengadakan memberikan reword kepada
mentor/tutor
d. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis
Q.S Al furqan beserta artinya dan menghafal Q.S Al
furqan
B. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model tutor

sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II)yaitu masing-masing

77,8 % , 88,9 %.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar

mengajar dengan menerapkan model pengajaran tutor sebaya dalam setiap siklus

mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa

yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus

yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

PAI pada pokok bahasan QS. Al furqan dengan model pengajaran tutor sebaya yang

paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi

antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa

dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pengajaran

konstekstual model pengajaran berbasis masalah dengan baik. Hal ini terlihat dari

aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa

dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan

balik/evaluasi/tanya jawab dimana presentase untuk aktivitas di atas cukup besar.


BAB 5

SIMPULAN DAN

SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil

seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pembelajaran model tutor sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa

dalam setiap siklus, yaitu siklus I (77,8%), siklus II (88,9 %).

2. Model pengajaran tutor sebaya dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat

perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan

pertanyaan.

3. Penerapan pembelajaran model tutor sebaya mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar

mengajar PAI lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka

disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan model pengajaran tutor sebaya memerlukan persiapan yang

cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang

benar-benar bisa diterapkan dengan tutor sebaya dalam proses belajar mengajar

sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering

melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana,
dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan

keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah

yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan

di SMP Negeri 3 Muara Enim tahun pelajaran 2016/2017

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar

diperoleh hasil yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa
Cipta.

Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha
Nasional.

Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka
Ilmu.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa

Cipta. Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Univesitas
Negeri Surabaya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.

Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.


Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Lampiran 1

Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

No. Urut Keterangan No. Urut Keterangan


Skor Skor
Siswa T TT Siswa T TT
1 68  19 70 
2 78  20 65 
3 80  21 68 
4 80  22 70 
5 70  23 68 
6 60  24 85 
7 70  25 90 
8 76  26 87 
9 70  27 100 
10 74  28 88 
11 90  29 68 
12 80  30 88 
13 50  31 88 
14 70  32 68 
15 78  33 100 
16 80  34 88 
17 70  35 90 
18 50  36 78 
Jumlah 1294 15 4 Jumlah 1459 15 4

Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 28
Jumlah Siswa yang tidak tuntas :8
Skor Maksimal Ideal : 3600
Skor Tercapai : 2753
Rata-rata Skor Tercapai : 76,47
Prosentase Ketuntasan : 77,8
Lampiran 2
Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

No. Urut Keterangan No. Urut Keterangan


Skor Skor
Siswa T TT Siswa
1 100  19 70 
2 78  20 100 
3 80  21 78 
4 80  22 70 
5 70  23 68 
6 72  24 85 
7 70  25 90 
8 76  26 87 
9 70  27 100 
10 74  28 88 
11 90  29 68 
12 80  30 88 
13 50  31 88 
14 70  32 68 
15 78  33 100 
16 80  34 88 
17 70  35 90 
18 50  36 78 
Jumlah 1338 16 3 Jumlah 1494 16 3

Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas 30
Jumlah Siswa yang tidak tuntas 6
Skor Maksimal Ideal : 3600
Skor Tercapai : 2832
Rata-rata Skor Tercapai : 78,66
Prosentase Ketuntasan : 88,9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Negeri 3 Muara Enim


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas /Semester : VIII / Ganjil
Materi Pokok : Rendah Hati, Hemat, dan sederhana membuat Hidup Lebih
Mulia Tahun Pelajaran : 2019 / 2020
Alokasi Waktu : 9 Jam Pelajaran (2 x Pertemuan)

Tujuan Pembelajaran
 Membaca Qs. At Furqan ayat 63 dengan benar , Tartil dan lancar.
 Menyalin, menghafal dan mengartikan Qs.At Furqan ayat 63 dengan baik dan benar.
 Menyebutkan arti Q.S. al- Furqan /25:63 dan Q.S. al-Isra’/17: 27 serta hadis rendah hati,
hemat dan hidup sederhana dengan benar.
 Menjelaskan makna isi kandungan Q.S. al-Furqan/25:63 dan Q.S. al- Isra’/17:27 serta hadis
rendah hati, hemat dan hidup sederhana dengan benar.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Kegiatan Waktu Metode


1. Kegiatan Awal 10 menit - Ceramah
a. Guru mengajak untuk tadarus bersama.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru membagi kelompok kerja
d. Guru mengadakan pre test.
Kegiatan Awal Revisi
a. Guru mengajak untuk tadarus bersama.
b. Guru memotifasi siswa yang kurang
lancar membaca Al Qur’an untuk terus
belajar
c. Guru mengepresiasi siswa yang lancar
bacaan Al Qur’an dengan menjadikannnya
sebagi mentor pada temannya
d. Guru membagi ssiswa menjadi bebera
kelompok
2. Kegiatan Inti 70 menit - TS
a. Siswa membaca lafadz Q.S Al Furqan ayat
63 dengan tartil secara bergiliran
b. Guru menyimak bacaan siswa dan
memberikan koreksi atas bacaan
siswa
c. Guru memberi penilaian selama proses
pembelajaran berlangsung
Kegiatan Inti Revisi
a. Siswa membaca Q.S Al Furqan ayat 63
dengan tartil secara bergiliran dengan
didampingi tutor temannya sendiri
b. Siswa secara bergantian dalam kelompok
saling menyimak dan mengevaluasi bacaan
temannya
c. Mentor/tutor menyimak bacaan siswa dan
memberikan koreksi atas bacaan siswa
d.
Guru memberi penilaian selama proses
pembelajaran berlangsung.
3. Kegiatan Akhir 10 menit Ceramah
a. Guru menyempurnakan bacaan lafadz dan
artiQ.S Al Furqan ayat 63.
b. Guru mengadakan Post test
c. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menulis Q.S Al Furqan ayat 63 beserta
artinya dan menghafal Q.S Al Furqan ayat 63
Kegiatan Akhir Revisi
a. Guru menyempurnakan bacaan lafadz dan arti
Q.S Al Furqan Ayat 63.
b. Guru memotifasi siswa agar lebih
giat membaca Al Qur’an
c. Guru mengadakan memberikan reword
kepada mentor/tutor
d. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk menulis Q.S Al Furqan ayat 63
beserta
artinya dan menghafal Q.S Al Furqan.

Sumber Belajar : 1. Buku Al Qur’an dan Juz Amma


2. Buku PAI kelas VIII

Penilaian :
Tehnik : Tes lisan, Tertulis, Unjuk kerja
Bentuk Instrumen : Jawaban singkat , Uraian , Uji Prosedur/Produk
Contoh Instrumen :

Skala Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1. Kelancaran membaca
2. Tajwid
3. Mahraj

Tugas
1. Tulislah lafadz beserta artinya Q.S Al Furqan !
2. Hafalkan di rumah lafadz Q.S Al Furqan !

Skala sikap / perilaku yang mencerminkan Q.S Al Furqan ayat 63

Anda mungkin juga menyukai