Anda di halaman 1dari 23

PRODUK PELAYANAN JASA

DOSEN PENGEMPU

SITI NUR MAHMUDADAH, SEI, M.SEI

Disusun Oleh :

ANISA WIDIASANTI (934217519)

INDRA AGUSTINA (934218719)

LAELI KHULAFA’UR ROCHMA (934219719)

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

IAIN KEDIRI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami berterimakasih kepada dosen pembimbing sudah memberi arahan untuk kami
membuat makalah ini tepat waktu.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelayanan Jasa Bank Syariah...................................................2


2.2 Jenis-jenis Pelayanan Jasa Bank Syariah....................................................2
2.3 Pembahasan Jenis-jenis Pelayanan Jasa Bank Syariah...............................4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................... ..........................................23


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perbankan Syariah merupakan lembaga perbankan yang menjalakan prinsip
syariah. Bank syariah menggunakan hukum islam di dalam Al-Quran dan Hadist.
Bank Syariah menggunakan sistem bagi hasil. Dalam sistem perbankan syariah ada
yang namanya Pelayanan Jasa Bank.
Pelayanan jasa bank merupakan produk jasa bank yang diberikan kepada
nasabah untuk memenuhi kebutuhannya. Bank menawarkan produk jasa dengan
tujuan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah bank atau pihak lain yang
memerlukannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pelayanan jasa bank syariah?
2. Apa saja jenis-jenis pelayanan jasa bank syariah ?
3. Bagaimana pembahasan jenis-jenis pelayanan bank syariah?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pelayanan jasa Bank

Pelayanan jasa bank merupakan produk jasa bank yang diberikan kepada nasabah
untuk memenuhi kebutuhannya. Bank menawarkan produk jasa dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan kepada nasabah bank atau pihak lain yang memerlukannya.
Dengan memberikan pelayanan jasa bank, maka bank akan memperoleh pendapatan.
Pendapatan yang diperoleh bank yang berasal dari pendapatan atas produk jasa disebut
dengan fee based income.1

Semakin ketatnya persaingan antar bank, membuat bank berlomba-lomba untuk


memberikan pelayanan jasa yang sangat baik. Pelyanan jasa bank akan menimbulkan
dampak positif terhadap perkembangan usaha bank. Pelayanan jasa yang umum diberikan
oleh bank syariah menggunakan berbagai jenis akad sesuai dengan karakteristik masing
masing jasa bank syariah.2

2.2 Jenis-jenis pelayanan jasa bank syariah

A. Al-Wakalah

Al-Wakalah merupakan akad antara dua pihak yang dimana pihak pertama
menyerakan, mendelegasikan, mewakilkan datau memberikan mandat kepada pihak
lain dan pihak lain menjalankan amanat sesuai permintaan pihak yang diwakilkan. Al-
Wakalah dapat diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan seseorang kepada orang lain
dalam menjalankan amanat tertentu.3

Nasabah memberikan kuasa kepada bank syariah untuk mewakili dirinya


melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti jasa transfer4.

Landasan syariah dalam transaksi dapat dilihat dari Al-Quran sebagai berikut:

1
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 200
2
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 200
3
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 200
4
Dwi Suwiknyo,Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Yogyakarta,2010)hal 38
“...Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan membawa
uang perakmu itu.”(QS. Al-Kahfi:19)5

“Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang


yang pandai menjaga lagi berpengalaman.”(QS.Yusuf:55).6

B. Al-Kafalah (bank garansi)

Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh pemberi jaminan(penanggung)


kepada pihak lain untuk memenuhi kewajiban pihak yang ditanggung. Dalam akad
kafalah, diperjanjikan bahwa seseorang memberikan utang kepada seseorang debitur,
yang mana pihak penjamin memberikan jaminan bahwa utang yang dilakukan oleh
debitur akan dilunasi oleh penjamin bila debitur wanprestasi.7

Dalam aplikasi bank syariah, kalafah merupakan produk jasa yang diberikan
kepada nasabah yang mengajukan garansi kepada bank untuk melakukan pekerjaan
atas perintah pihak pemberi kerja. Pemberi kerja biasanya mensyaratkan kepada
penerima kerja, bahwa ada penjamin yang mau menjamin penyelesaian pekerjaannya,
sehingga pemberi kerja merasa terjamin atas pelaksanaan pekerjaan yang diberikan.8

Kafalah digunakan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.


Bank syariah dapat mempersyaratkan nasabah untuk mendapatkan sejumlah dana
untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank syari’ah dapat pula menerima dana tersebut
dengan prinsip wadi’ah.9

C. Al- Hawalah (alih utang-piutang)

Al-Hawalah atau Al-Hiwalah merupakan pemindahan kewajiban membayar utang


dari orang yang berutang kepada orang yang berutang lainnya. Al-Hiwalah juga
diartikan pengalihan kewajiban membayar utang dari beban pihak pertama kepada
pihak lain yang berutang kepadanya atas dasar saling memercayai.10
5
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 200
6
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 200
7
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 207
8
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 207
9
Dwi Suwiknyo,Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Yogyakarta,2010)hal 39
10
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 212
Transaksi pengalihan utang piutang. Dalam praktiknya perbankan fasilitas hiwalah
lazim-nya digunakan untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat
melanjutkan produksinya. Kemudian bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan
piutang.11

D. Ar-Rahn ( Gadai )
Ar- Rahn atau rahn merupakan perjanjian penyerahan barang yang digunakan
sebagai jaminan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan. Beberapa ulama
mendefinisikan rahn sebagai harta yang oleh pemiliknya digunakan sebagai jaminan
utang yang bersifat mengikat. Rahn juga diartikan sebagai jaminan terhadap utang baik
seluruhnya atau sebagai apabila pihak yang berutang tidak mampu melunasinya.12
Rahn diperbolehkan berdasarkan Al-Quran dan Hadis Rasulullah SAW. Rahn atau
jaminan itu dapat dijual atau dihargai apabila dalam waktu yang telah diperjanjikan
oleh kedua pihak, tidak dapat dilunasi. Hak Pemberian pinjaman akan muncul pada
saat debitur tidak mampu melunasi kewajibannya.13
Digunakan untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria,
diantaranya milik nasabah sendiri; jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan
berdasarkan nilai riil pasar; dan dapat dikuasai, namun tidak boleh dimanfaatkan oleh
bank.14
E. Al-Qard (Pinjaman kebaikan)

Merupakan fasilitas pembiyaan yang diberikan oleh bank syariah dalam membantu
pengusaha kecil. Pembiyaan qard diberikan tanpa adanya imbalan. Al-Qard dapat
diartikan dengan pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali sesuai dengan jumlah uang yang dipinjamkan, tanpa adanya tambahan atau
imbalan yang diminta oleh bank syariah.15

Dalam perjanjian qard, pemberi pinjaman(bank syariah) memberikan pinjaman


kepada pihak nasabah dengan ketentuan bahwa penerima pinjaman akan
11
Dwi Suwiknyo,Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Yogyakarta,2010)hal 36
12
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 215
13
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 215
14
Dwi Suwiknyo,Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Yogyakarta,2010)hal 37
15
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 218
mengembalikan pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dengan
jumlah yang sama dengan pinjaman yang diterima. Yang berarti, nasabah penerima
pinjaman tidak perlu memberikan tambahan atas pinjamannya. Bank syariah
memberikan pinjaman qard dalam akad qardul hasan, dengan tujuan sosial.16

Al-Qard digunakan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka
pendek (short time). Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan
sosial. Dana qard diberikan kepada nasabah diperoleh dari dana zakat, infak dan
shadakah.17

F. AS-SHARF

Merupakan pelayanan jasa Bank syariah dalam pertukaran mata uang.Arti Harfiah
Sharf adalah penambahan, penukaran, pengehindaran, pemalingan (transaksi jual
beli).Sharf dapat diartikan transaksi jual beli antara mata uang yang satu dan lainnya,
misalnya jual beli antara US Dollar dan Rupiah, dan Singapur Dollar dan Malaysia
Ringgit.18

2.3 Pembahasan jenis-jenis pelayanan jasa pada bank syari’ah

A. Al-Wakalah

a. Skema Al-Wakalah

16
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 219
17
Dwi Suwiknyo,Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Yogyakarta,2010)hal 37
18
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 221
Keterangan:

1. Nasabah dan investor melakukan kontrak dengan bank syariah untuk


melaksanakan suatu pekerjaan.
2. Bank syariah mendapatkan fee atas pekerjaan yang dilakukan.
3. Beberapa pelayanan jasa yang dapat dilakukan dalam akad al-Wakalah
anatara lain : transfer, kliring, intercity, clearing, collection, letter of
credit, dan payment.19

b. Jenis-jenis Produk dalam akad Al-Wakalah.

1. Kiriman Uang ( Transfer)

Pelayanan jasa kiriman uang merupakan bentuk pelayanan jasa yang


diberikan oleh bank atas permintaan nasabah untuk mengirimkan sejumlah uang
tertentu. Jasa pengiriman uang dapat dilakukan dari satu bank ke bank lainnya,
dalam wilayah kliring yang sama, dari satu rekening ke rekening lainnya.20

Kiriman uang dibedakan menjadi 2 :

a. Kiriman uang dengan nominal kecil.

19
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 201
20
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 202
Transfer dengan nominal kecil yaitu transfer senilai kurang dari Rp.
100.000.000,-. Transfer sejumlah kurang dari Rp. 100.000.000,- dapat
dikatakan transfer melalu lembaga kliring setempat atau melalui RTGS (
real time gross settlement ), yaitu transfer dengan sistem elektronik.21
b. Kiriman uang dengan nominal besar.
Tranfers sejumlah besar yaitu transfer sebesar Rp. 100.000.000,- atau lebih,
maka pelaksanaan transfer harus melalui sistem RTGS (real time gross
settlement). RTGS merupakan kegiatan pengiriman uang melalui sistem
elektronik yang telah disiapkan oleh Bank Indonesia. Transfer sejumlah
besar tidak boleh dilakukan melalui lembaga kliring setempat.22
2. Kliring

Merupakan jasa perbankan yang diberikan dalam rangka penagihan warkat


antar bank yang berasal dari wilayah kliring yang sama. Menurut
Taswan(2005:67), kliring merupakan sarana berharga atau surat dagang dari suatu
bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang
ditunjuk.23

Warkat yang dapat dilakukan oleh transaksi kliring antara lain: cek, bilyet
giro, dan surat berharga lainnya.

Warkat merupakan alat pembayaran nontunai yang diperhitungkan atas


beban nasabah atau untuk keuntungan rekening nasabah bank.

3. Inkaso

Merupakan jasa penagihan yang diberikan oleh bank terhadap warkat


kliring atau surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berada diluar wilayah
kliring.24

Warkat yang diinkasokan sama halnya dengan warkat kliring antara lain:
cek, bilyet giro, dan surat berharga lainnya. Hasil inkaso atau tagihan yang

21
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 202
22
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 202
23
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 203
24
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 203
dilakukan oleh bank dengan mudah dengan jasa inkaso hanya memerlukan waktu
kurang lebih lima hari kerja.25

4. Intercity Clearing

` Intercity Clearing atau kliring antar wilayah merupakan sarana penagihan


antar warkat maupun surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berasal dari
luar wilayah kliring . Intercity Clearing merupakan penyelenggaraan kliring atas
cek dan BG yang diterbitkan oleh kantor bank yang bukan peserta diwilayah kliring
dimana cek atau BG tersebut dikliringkan.26

Penerepan intercity clearing memberikan manfaat bagi nasabah, yaitu


efesien dalam waktu penerimaan hasil penagihan warket kliring. Hasil penagihan
hanya memakan waktu satu hari.27

5. Letter of Credit

Letter of credit adalah jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk
memperlancar pelayanan arus barang, baik arus barang dalam negeri (antar pulau)
atau arus antar luar negeri (ekspor-impor). Letter of credit juga bisa disebut dengan
documentary credit.28

Perdagangan merupakan suatu aktivitas yang telah lama ada di muka bumi.
Transaksi perdagangan melibatkan sekurang-kurangnya dua pihak yaitu penjual
dan pembeli. Apabila perdagangan (jual beli) dilakukan secara langsung dimana
pihak penjual dan pembeli langsung bertemu dan melakukan negosiasi tentang
jenis barang, harga, dan lain-lain, maka tidak ada kesulitan dalam melakukan jual
beli. Akan tetapi apabila penjual dan pembeli tidak secara langsung bertemu dan
negosiasi, maka permasalahan akan timbul.29

25
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 203
26
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 203
27
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 204
28
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 206
29
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 205
Beberapa permasalah yang akan terjadi, antara lain tentang kualitas barang
yang dipesan, caa pengiriman barang serta waktu pengirimannya, dan cara
pembayaran atas pembelian barang.30

Resikonya antara lain:

a. Adanya kemungkinan penjual tidak mengirimkan barangnya.31


b. Penjual mengirim barang akan tetapi kualitas barang yang dikirim tidak
sesuai keinginan.32

Sebaliknya apabila barang dikirim telebih dahulu, kembudian pembeli


membayar setelah barang diterima, maka resiko ada ditangan penjual:33

a. Adanya kemungkinan bahwa pembeli tidak mau membayar atas


pembeliannya.34
b. Pembeli membayar tetapi setelah beberapa lama, sehingga penjual tidak
segera menerima hasil penjualannya.35

6. Payment

Merupakan layanan jasa yang diberikan oleh bank dalam melaksanakan


pembayaran untuk kepentingan nasabah. Bank akan mendapatkan fee atas
pelayanan jasa yang diberikan.36

Beberapa pelayanan jasa (payment) yang diberikan oleh bank:37

 Pembayaran telepon.
 Pembayaran rekening listrik.
 Pembayaran pajak.
 Pembayaran uang kuliah.

30
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 205
31
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 205
32
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 205
33
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 205
34
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 205
35
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 205
36
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 206
37
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 206
 Pembayaran gaji.

Pembayaran tersebut dapat dilakukan melalui taller, ATM, kartu kredit, dan
dengan memberikan Standing instruction kepada bank. Standing instruction
merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank untuk melakukan pembayaran
sesuai dengan tagihan atau lainnya yang berlaku untuk selamanya hingga
dicabutnya standing instruction tersebut.38

B. Al-Kafalah (bank garansi)

a. Skema Al- Kafalah

Pemberi kerja biasanya mensyaratkan kepada penerima kerja,bahwa


ada penjamin yang mau menjamin penyelesaian pekerjaannya, sehingga pemberi
kerja merasa terjamin atas pelaksanaan pekerjaan yang di berikan. Untuk
mempermudah pemahaman, dapat dilihat pada sekema berikut:39
1. Nasabah mengajukan permohonan penjaminan kepada bank syariah
atas suatu pekerjaan yang dilaksanakan, dan bank syariah memberikan
penjaminan/garansi ke pada pemberi kerja atas pekerjaan nasabah.40
2. Atas garansi yang diberikan oleh bank syariah,maka bank syariah
memina agunan kepada tertanggung /nasabah.41

38
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 207
39
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 207
40
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 208
41
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 208
3. Nasabah wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak
antara nasabh dan pemberi kerja’.42
4. Bila nasabah tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak,
maka bank syariah akan menanggung kerugian.43

b. Jenis-jenis AL-KAFALAH

Al-kafalah sebagaimana dalam aplikasi bank syariah merupakan penjamin


yamh dberikan oleh bank syariah kepada pihak lain,bila pihak terjamin tidak
mampu melaksankan kewajibannya. Al- kafalah di bedakan menjadi beberapa
jenis antara lain:44
a. Kafalah Bin-Nafs
Merupakan jaminan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain
yang mengajukan utang kepada pihak lain. Dalam aplikasi bank syariah, kafalah
bin nafs diberikan oleh seseorang yang menjamin orang lain yang mengajukan
pembiayaan di bank syariah. Jaminan perorangan ini di bank konvensional
dikenal dengan personal guarantee,yaitu jaminan yang yang diberikan oleh
seseorang karena reputasi atau karena jabatannya,atau sebab sebab lainnyaagar
pihak bank berkenan memberikan pinjaman kepada pihak yang dijamin.45
b. Kafalah Bil-Maal

Merupakan jaminan pembayaran barang atau pelunasan utang. Jaminan


ini dapat diberikan oleh bank syariah kepada nasabhnya dengan imablan berupa
fee.46

c. Kafalah Bit-Tsalim
Merupakan perjanjian dalam memberikan jamiann pengembalian atas
barang yang disewa, pada saat perjanjian sewa berakhir. Banka syariah
dapat ,melakuka kontrak al- kafalah bit tsalim dengan leasing company terkait
atas nama nasabah dan atas barang yang menjadi objek sewa.47
42
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 208
43
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 208
44
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 209
45
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 209
46
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 209
47
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 209
d. Kafalah Al-Munjazah
Merupakan jaminan yang diberikan oleh penjamin atas pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak yang dijamin. Kafalah al-munjazah dibatasi oleh kurun
waktu tertentu atau dihubungkan dengan maksud tertentu.48
e. Kafala Al-Muallaqah

Merupakan akad perjanjian yang dilakukan oleh tiga pihak yaitu pihak
penjamin (bank syariah),pihak terjamin(pemberi kerja), dan pihak dijamin
(nasabah). Jenis kafalah al Muallaqah hamper sama dengan kafalah al-
munjazah.49

Dalam apikasi banka syariah, jaminan diberikan dalam produk


performance bonds,yaitu jaminan yang diberikan oleh bank dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh nasabah untuk kepentingan pihak
pemberi kerja.50

C. Al- Hawalah (alih utang-piutang)

Al-Hawalah atau al-Hiwalah merupakan pemindahan kewajiban membayar utang


dari orang yang berutang kepada orang yang berutang lainnya. Al-Hawalah juga diartikan
pengalihan kewajiban membayar utang dari beban pihak pertama kepada pihak lain yang
berutang kepadanya atas dasar saling mempercayai. Dalam akad al-Hawalah, terdapat tiga
pihak yang terkait antara lain: muhal (pemberi pinjaman), muhil (penerima pinjaman), dan
muhal alaih (penerima pinjaman dari muhil). Pada saat muhil tidak mampu melakukan
pembayaran atas utangnya kepada muhal, maka muhal mengalihkan utangnya kepada
muhal alaih. Dengan demikian , muhal alaih tidak harus membayar utang kepada muhil,
akan tetapi membayar utangnya kepada muhal. Dari transaksi pengalihan utang piutang
ini, maka utang muhil kepada muhal menjadi lunas, karena muhal alaih yang akan
melakukan pembayaran atas utang muhil.51

a. Skema AL-HAWALAH

48
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 210
49
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 210
50
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 210
51
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 213
Keterangan :

1. Muhil menyuplai barang kepada muhal (pembeli)52


2. Setelah muhil mengirim barang kepada mahal, namun muhal tidak mampu
melakukan pembayaran, oleh karena itu muhil menyerahkan invoice kepada
muhal alaih.53
3. Muhal alaih membeli tagihan dari muhil dan melakukan pembayaran.54
4. Muhal alaih melakukan penagihan kepada muhal yang didukung oleh invoice
dari muhil.55
5. Hasil penagihan berasal dari muhal diserahkan kepada muhal alaih.56
b. Rukun dan Syarat AL-HAWALAH

Rukun Al-Hawalah

1. Para pihak yang melakukan akad Al-Hawalah antara lain: Muhal, Muhil, dan
Muhal Alaih.Syarat-syarat pihak yang melakukan akad antara lain:57
a) Cakap dalam melakukan hukum, baligh dan berakal.58
b) Kerelaan masing-masing yang terlibat dalam akad Al-Hawalah.59

52
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 214
53
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 214
54
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 214
55
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 214
56
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 215
57
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 213
58
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 213
59
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 213
c) Persetujuan adanya pengalihan utang dari pihak kedua yaitu Muhil
kepada muhal Alaih untuk membayar utangnya kepada Muhal.60
2. Adanya utang muhil kepada muhal. Utang piutang tersebut telah ada sebelum akad
al-Hawalah dilaksanakan.61
3. Adanya utang muhal alaih kepada muhil. Utang piutang ini juga sudah terjadi
sebelum akad dilaksanakan.Jumlah utang muhil kepada muhal dan utang muhal
alaih kepada muhil jumlahnya tidak harus sama.62
4. Sighat (Ijab kabul), Ijab kabul ini harus dinyatakan secara tertulis.63
c. Produk AL-HAWALAH

Beberapa produk jasa bank syariah yang menggunakan akad al-hawalah antara lain:

1) Factoring atau anjak piutang, dimana para nasabah yang memiliki piutang kepada
pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, lalu membayar piutang
tersebut dan bank menagihnya dari pihak ketiga.64
2) Post dated check, dimana bank bertindak sebagai juru tagih, tanpa membayarkan
dahulu piutang tersebut.65
3) Bill discounting pada dasarnya sama dengan hawalah, namun dalam bill
discounting nasabah harus membayar fee.66

D. AR-RAHN

Landasan syariah:

Jika kamu dalam perjalan (dan bermuamalah tidak secara tunai), sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang oleh yang berpiutang. (al-Baqarah: 283)

60
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 213
61
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 214
62
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 214
63
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 214
64
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 215
65
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 215
66
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 215
“Rasulullah Saw. Membeli makanan dari seorang Yahudi dengan
menjadikan baju besinya sebagai barang jaminan.” (HR.Buchori dan Muslim dari
aisyah Bintin Abu Bakar)

a. Skema AR-RAHN

Keterangan:

1. Nasabah menyerahkan jaminan (marhun) kepada bank syariah (murtahun).


Jaminan ini berupa barang gerak.67
2. Akad pembiayaan dilaksanakan antara rahin (nasabah) dan murtahin (bank
syariah).
3. Setelah kontrak pembiayaan ditandatangani, dan diterima oleh bank syariah,
maka bank syariah mencairkan pembiayaan.
4. Rahin melakukan pembayaran kembali ditambah dengan fee yang telah
disepakati.
b. Rukun dan Syarat AR-RAHN
a) Rahin (Nasabah), Nasabah harus cakap bertindak hukum, baligh, dan berakal.68
b) Murtahin (Bank Syariah/Lembaga Keuangan Syariah), Bank atau lembaga
keuangan syariah yang menawarkan produk rahn sesuai dengan prinsip
syariah.69

67

68
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 216
69
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 216
c) Marhun Bih (Pembiayaan), Pembiayaan yang diberikan oleh murtahin harus
jelas dan spesifik, wajib dikembalikan oleh rahn. Dalam hal rahn tidak mampu
mengembalikan pembiayaan yang telah diterima dalam waktu yang telah
diperjanjikan, maka barang jaminan dapat dijual sebagai sumber pembayaran.70

E. AL-QARD

Merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah dalam


membantu penguasaha kecil.Pembiayaan qard diberikan tanpa adanya imbalan.Al-Qard
juga merupakan pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali sesuai dengan jumlah uang yang dipinjamkan, tapa adanya tanbahan atau imbalan
yang diminta oleh bank syariah.71

a. Skema AL-QARD

b. Sumber Dana Al-QARD


1. Al-Qard yang diperlukan untuk pemberian dana talangan kepada nasabah yang
memiliki deposito di Bank Syariah.72

70
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 217
71
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 218
72
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 219
2. Al-Qard yang digunakan untuk pemberian pembiayaan kepada pedagang asongan
lainnya, sumber dana bersal dari zakat, infaq, sedekah dari nasabah atau para pihak
yang meniipkannya kepada Bank Syariah.73
3. Al-Qard untuk bantuan sosial, sumber dana berasal dari pendapatan Bank Syariah
dari transaksi yang tidak dapat dikategorikan pendapatn halah. Misal, pendapatan
denda atas keterlambatan pembayaran angsuran oleh nasabah pembiayaan, denda
atas pencairan deposito berjangka sebelum jatuh tempo, dan pendapatan non-halal
lainnya.74
c. Manfaat AL-QARD
1. Membantu nasabah pada saat mendapat kesulitan dengan memberikan dana
talangan jangka pendek.75
2. Pedagang kecil meperoleh bantuan dari Bank Syariah untuk mengembangkan
usahanya, sehingga merupakan misi sosial bagi Bank Syariah dalam membantu
masyarakat miskin.76
3. Dapat mengalihkan pedagang kecil dari ikatan utang dengan rentenir, dengan
mendapatkan utang dari Bank Syariah.77
4. Miningkatkan loyalitas masyarakat kepada Bank Syariah, karena Bank Syariah
dapat memberikan manfaat kepada masyarakat golongan miskin.78

F. AS-SHARF

Merupakan pelayanan jasa Bank syariah dalam pertukaran mata uang.Arti Harfiah
Sharf adalah penambahan, penukaran, pengehindaran, pemalingan (transaksi jual
beli).Sharf dapat diartikan transaksi jual beli antara mata uang yang satu dan lainnya,
misalnya jual beli antara US Dollar dan Rupiah, dan Singapur Dollar dan Malaysia
Ringgit.79

Transak Sharf dapat dibenarkan bila sesuai persyaratan antara lain:

73
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 219
74
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 219
75
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 220
76
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 220
77
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 220
78
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 220
79
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 221
1. Nilai tukar antar mata uang yang akan diperjualbelikan telah dikuasai secara langsung
oleh penjual dan pembeli.80

2. Bila pertukaran antara mata uang yang sejenis, maka jumlah dan nilainya harus sama.81

3. Dalam Sharf tidak boleh ada tenggang waktu antara transaksi dan saat penyerahan
uang, artinya pertukaran ini harus dilakukan secara tunai.82

4. Transaksi Sharf tidak untuk spekulasi, akan tetapi transaksi itu terjadi karena kedua
pihak saling membutuhkan untuk melakukan jual beli mata uang.83

80
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 222
81
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 222
82
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 222
83
Drs. Ismail MBA,AK ,Perbankan Syariah,(Jakarta: kencana,2011) hal 222
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pelayanan jasa bank merupakan produk jasa bank yang diberikan kepada
nasabah untuk memenuhi kebutuhannya. Bank menawarkan produk jasa dengan tujuan
untuk memberikan pelayanan kepada nasabah bank atau pihak lain yang
memerlukannya.

Jenis-jenis pelayanan jasa ada 6 yaitu:

1. Al-Wakalah
2. Al-Kafalah (bank garansi)
3. Al- Hawalah (alih utang-piutang)
4. Ar-Rahn ( Gadai )
5. Al-Qard (Pinjaman kebaikan)
6. AS-SHARF
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai