Anda di halaman 1dari 1

Campak Yang Kembali Merebak Dan Pentingnya Vaksin Ulangan

zalela

Di awal tahun 2023, data dari kementerian kesehatan menunjukkan bahwa 34


kota/kabupaten dari 12 provinsi mengalami kejadian luar biasa (KLB) campak. Kota tersebut
diantaranya bogor, bandung, lebak, serang dan beberapa kota besar lainnya. Suatu penyakit
akan dikategorikan sebagai KLB apabila ditemukan 5 kasus campak dan saling berhubungan
berdasarkan penyelidikan epidemiologi.

Penyakit campak atau di masyarakat dikenal dengan tampek, merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus paramyxovirus. Sekilas penyakit campak terlihat sebagai penyakit yang
ringan dan mudah disembuhkan. Akan tetapi, bila campak terjadi pada anak dengan status gizi
buruk maka bisa menyebabkan komplikasi berat bahkan berujung kematian. Komplikasi yang
biasanya terjadi yaitu peradangan paru atau pneumonia, diare berat, peradangan selaput mata
yang berujung pada kebutaan. Selain itu pula, apabila ibu hamil tertular campak, maka akan
menyebabkan keguguran atau bayinya mengalami cacat bawaan yang berat.

Gejala awal yang ditimbulkan diantaranya demam, batuk, pilek, peradangan konjungtiva
(mata) dan ruam merah di kulit. Biasanya ruam akan muncul 2-4 hari setelah gejala awal muncul.
Daerah belakang telinga merupakan tempat ruam muncul pertama kali lalu menyebar kepala,
leher, dan ke seluruh tubuh.

Penyakit campak termasuk penyakit yang sangat mudah menular. Penularan terjadi
melalui terhirup percikan ludah saat bicara, bersin, batuk atau melalui cairan hidung dari seorang
penderita campak. Virus campak yang menempel di permukaan benda akan bertahan selama
beberapa jam.

Salah satu cara mencegah penularan campak dengan mengikuti program vaksinasi
campak. Vaksinasi campak diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat.
Biasanya pada saat terjadi KLB, pemerintah mengadakan vaksinasi ulangan, baik untuk anak
yang belum sama sekali mendapatkan vaksinasi atau yang sudah lengkap pemberiannya.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat sehingga penularan yang
lebih massif dapat dikendalikan. Saat ini jenis vaksinasi yang digunakan adalah vaksin MR
(measles Rubella), selain mencegah penyakit campak juga melindungi terhadap penularan
rubella (campak jerman).

Demam ringan, nyeri dan bengkak di bekas suntikan serta ruam merah merupakan efek
simpang riang terhadap pemberian vaksinasi campak. Efek samping serius sangat jarang
ditemukan. Ada beberapa isu yang menyebutkan bahwa pemberian vaksinasi campak akan
menyebabkan penyakit autism, akan tetapi sampai saat ini hal tersebut tidak terbukti. Kandungan
etil merkuri, yang ditengarai menyebabkan autis, di dalam vaksin hanya 1.25 mcg/KbBB/Minggu
dan masih dalam batas yang diperbolehkan oleh WHO yaitu 158mcg/kgBB/minggu.

Mengingat komplikasi campak yang sangat berbahaya dan sangat mudah pula
penularannya maka keikutsertaan anak dalam program vaksinasi rutin dan tambahan sangat
diharapkan. Vaksinasi MR bisa didapatkan di puskesmas terdekat, klinik, RS, posyandu dan
sekolah-sekolah terdekat domisili.

Anda mungkin juga menyukai