Beliau merupakan salah seorang panitia pemulihan pemerintahan RI pusat yaitu lembaga yang
dibentuk pasca resolusi dewan keamanan mengenai perundingan RI dan Belanda yang diketuai
oleh Ki Hajar Dewantara,. Bahkan ketika Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada
pemerintahan RI yang kemudian mengharuskan Bung Karno pindah dari Yogyakarta ke Jakarta.
Sayyid Shah Muhammad mendapatkan kehormatan terpilih dalam 12 rombongan pengantar
presiden, jelasnya lagi. Selain Sayyid Shah Muhammad Al-Jailani, adapula tokoh lain yang tak
kalah dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia pula. Ia adalah R. Moehammad
Moehyidin. Ketiga, dalam perjuangan meraih kemerdekaan itu tidak sedikit dari anggota Jemaah
Ahmadiyah yang bahkan rela mengorbankan nyawanya seperti ketua pengurus besar Jemah
Ahmadiyah Indonesia kala itu, R. Moehammad Moehyidin seorang pegawai tinggi RI yang
demikian aktif mempertahankan kedaulatan RI di Jakarta,.ujar Mln. Harpan Ahmad. Sayangnya,
R. Moehammad Moehyidin harus diculik dan menghilang serta diyakini syahid setelah diculik
oleh Belanda.
Pada saat akan diadakan HUT RI pertama, beliau diangkat sebagai sekretaris panitia dan
bahkan beliau ditunjuk sebagai pimpinan barisan yang akan membawa bendera sang saka merah
putih. Namun naas, delapan hari sebelum HUT RI pertama diselenggarkan beliau diculik oleh
Belanda dan hingga saat ini tidak diketahui keberadannya. Menurut Suwiryo dan juga Yusuf
Yahya, wali kota dan wakil wali kota Jakarta kala itu mengatakan bahwa R. Moehammad
Moehyidin diculik oleh serdadu-serdadu Belanda dan dibawa kesuatu daerah di Depok kemudian
disyahidkan disana, tambah Harpan lagi. Keterlibatan para Ahmadi dalam kemerdekaan juga
dibuktikan dengan keaktifannya tergabung dalam organisasi-organisasi pergerkan kala itu.
Banyak anggota Jemaah Ahmadiyah yang juga tidak kalah patriotiknya dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dengan menyertakan diri bersama rekan-rekan sebangsanya kedalam
pergerakan-pergerakan rakyat ketika itu. Mulai dari BKR, TKR, tergabung dalam KOWANI
ataupun KNI.
Singkatnya, banyak sekali peran dari Jemaah Ahmadiyah dan juga anggotanya dalam
perjuangan bangsa ini meraih kemerdekaannya,” katanya menambahkan lagi.
Segala hal yang dilakukan para Ahmadi dalam tercapainya kemerdekaan merupakan bentuk
pengamalan bela negara sehingga salah apabila dikatakan Ahmadiyah tidak nasionalis dan tidak
cinta tanah air. Dari fakta-fakta sejarah tadi menunjukkan bahwa peran Jemaah Ahmadiyah
demikian signifikan dalam perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia, dan jika kita amati peran
yang diambil oleh para Ahmadi itu bukanlah suatu tindakan yang spontan. Itu merupakan
pengamalan bela negara yang diinstruksikan demikian jelas oleh Khalifah Ahmadiyah pada saat
itu. Memang merupakan suatu jalan Tuhan yang menyertakan Ahmadiyah dalam perjuagan
Indonesia, terangnya. Didalam Ahmadiyah sendiri menurut Harpan, terdapat sebuah ilham yang
dapat dikorelasikan dalam peranan Ahmadiyah dan juga kemerdekaan Indonesia. Salah satu
ilham yang diterima oleh pendiri Ahmadiyah yang artinya dan diberikan berkat-berkat kepadamu
sehingga para raja akan mengambil berkat dari pakaian-pakaian engkau. Jika kita gunakan ilham
ini sebagai sudut pandang untuk melihat korelasi antara instruksi dari Khalifah Ahmadiyah dan
juga peran besar yang sudah diambil oleh para Ahmadi di Indonesia maka dapat pula kita
simpulkan bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah ataupun berkah dari Ahmadiyah,
jelasnya lagi. Lebih jelas, bentuk dari nilai dan juga kontribusi Ahmadi terhadap negara adalah
melalui terciptanya lagu kebangsaan yang dibanggakan hingga kini. Terlebih jika kemudian kita
menyadari bahwa lagu kebangsaan Indonesia Raya yang demikian dibanggakan itu merupakan
buah karya dari seorang Ahmadi yaitu W.R Supratman.