Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah : Tugas FINAL – Pemasaran Sosial

Dosen : Dr. Rostini Hasanuddin, SE., MM

RESUME TUGAS KELOMPOK PEMASARAN SOSIAL

DISUSUN OLEH

ARINDI ANTIKA P2MK 19.01.04.097

PROGRAM STUDI PROMOSI KESEHATAN

MAGISTER KESEHATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

2020
BAB I

MANAJEMEN MARKETING PENILAIAN KONSEP PRODUKSI DAN KONSEP PRODUK

A. Pengertan Manajemen Marketing


Manajemen marketing merupakan suatu alat analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan target pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu memperoleh laba. Atau dapat pula diartikan bahwa manajemen marketing adalah serangkaian proses
menganalisa, merencanakan, menjalankan, mengawasi dan mengevaluasi program pemasaran yang
meliputi product, price, placement dan promotion.
1. Product
Perusahaan harus menciptakan produk yang memiliki competitive advantage. Competitive advantage
ini bisa harga, kualitas, ketersediaan, layanan pelanggan yang baik, kecepatan, keamanan dan lain-lain
2. Price
Perusahan perlu menetapkan harga yang tepat dari sisi perusahaan maupun dari sisi pelanggan. Dari
sisi perusahaan berarti harus menghasilkan keuntungan, artinya besarnya penjualan harus dapat
menutupi semua operasional perusahaan ditambah dengan keuntungan.
Dari sisi pelanggan berarti pelangan harus melihat bahwa nilai barang atau jasa yang dibelinya
melebihi biaya yang dia harus keluarkan. Di sini perlu dikembangkan added value.
3. Placement
Pelanggan senang membeli barang yang mudah didapatkan. Perusahaan harus membangun atau
menggunakan jalur distribusi dari pabrik – grosir – retailer – konsumen. Perusahaan perlu membuat
sendiri jaringan distribusi atau menggunakankan jalur distribusi yang dikembangkan pihak lain.
4. Promotion
Perusahaan perlu melakukan kampanye agar produknya dikenal masyarakat sehingga masyarakat
dapat membelinya
B. Konsep Produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan
harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk
mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi
barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas
dengan daya beli mereka.
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan
kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara
kebutuhan, keinginan dan mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara
lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu,
performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena
konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik.
Manajer dalam organisasi berorientasi produk memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk
menghasilkan produk yang unggul dan terus menyempurnakannya.
Berdasarkan konsep ini, manajer mengasumsikan bahwa pembeli menghargai produk yang dibuat
dengan baik dan mereka dapat menilai kualitas dan kinerja suatu produk. Perusahaan yang berorientasi
produk sering merancang produk mereka dengan sedikit atau tanpa masukan dari pelanggan. Mereka yakin
bahwa insinyur mereka tahu bagaimana merancang dan menyempurnakan produk mereka dan bahkan
mereka tidak menganalisis produk pesaing.
C. Penilaian Konsep
Penilaian konsep merupakan sebuah analisis konsep yang ada untuk memilih salah satu konsep
memungkinkan untuk membawa kesuksesan pada sebuah produk. Tujuan penilaian konsep digunakan agar
peningkatan jumlah alternatif penyelesaian (resolusi) dapat dibedakan lebih baik diantara konsep yang
bersaing. Untuk mempermudah melakukan seleksi konsep maka sebaiknya seleksi konsep tersebut
dilakukan secara terstruktur. Metode terstruktur memberikan beberapa keuntungan diantaranya: produk
yang terfokus pada konsumen, rancangan yang kompetitif, koordinasi proses dan produk yang lebih baik,
mengurangi waktu untuk perkenalan produk, pembuatan keputusan kelompok yang lebih efektif,
dokumentasi proses keputusan. Metode dalam seleksi konsep terbagi menjadi beberapa metode,
diantaranya:
1. Metode External decision
Metode External decisionadalah metode pemilihan konsep dengan mengembalikan kembali ke target
pasar yang dituju.
2. Metode Product champion
Metode Product champion adalah Usulan pribadi dari seorang yang berpengaruh biasanya seorang
direktur
3. Intuisi
Intuisi merupakan proses pemilihan konsep dimana faktor perasaan lebih berpengaruh
4. Multivoting
Multivoting merupakan setiap anggota tim memberikan hak pilih untuk beberapa konsep. Konsep yang
banyak dipilih selanjutnya akan diseleksi.
5. Pro dan kontra
Pro dan Kontra adalah metode pemilihan konsep dengan melakukan analisa sisi positif dan negatif dari
sebuah konsep
6. Prototipe dan Pengujian
Prototipe dan pengujian merupakan metode pemilihan konsep dengan membuat prototipe dan
mengetesnya. Keputusan berdasarkan data pengujian
7. Matriks keputusan
Metode matriks keputusan dilakukan dengan menilai konsep yang ada terhadap beberapa nilai yang
telah diboboti.
D. Tahapan Seleksi Konsep
Baik penyaringan maupun penilaian konsep menggunakan matriks sebagai 6 (enam) tahapan proses
pemilihan :
1. Menyiapkan Matriks Seleksi
2. Menilai Konsep
3. Mengurut Konsep
4. Mengkombinasikan dan Memperbaiki Konsep
5. Memilih Satu atau Lebih Konsep
6. Merefleksikan Hasil dan Proses
7. Pemilihan Konsep Rancangan Produk
BAB II

PENILAIAN KONSEP PEMASARAN DAN KONSEP PENJUALAN

A. Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu
yang bernilai satu sama lain (Philip Kotler, 1995). Sedangkan menurut Wiliam J. Stanton (1978)
pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan konsumen.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-
kegiatan yang saling berhubungan, sehingga konsumen mendapatkan kebutuhan dan keinginan serta
kepuasan.
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran yang efisien, efektif dan bertanggung jawab
serta dapat berpedoman pada salah satu filosofi pemasaran. Ada lima filosofi pemasaran yang mendasari
cara organisasi melakukan kegiatan-kegiatan pemasarannya (Philip Kotler, 2000), yaitu:
a) Konsep Berwawasan Produksi.
Konsep berwawasan produksi berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah
didapat dan murah harganya.
b) Konsep Berwawasan Produk.
Konsep berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan
mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya.
c) Konsep Berwawasan Menjual.
Konsep berwawasan menjual berpendapat bahwa konsumen dibiarkan saja, konsumen tidak akan
membeli produk organisasi dalam jumlah cukup, artinya konsumen enggan membeli dan harus
didorong supaya membeli, serta perusahaan mempunyai banyak cara promosi dan penjualan yang
efektif untuk merangsang pembeli.
d) Konsep Berwawasan Pemasaran.
Konsep berwawasan pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri
dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan
secara lebih efektif dan efisien dari pada saingannya.
B. Konsep Penjualan
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis
yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan
yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena
dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk
mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan.
1. Hubungan Promosi Dengan Penjualan
Dalam kegiatan pemasaran yang sangat kompleks dan saling berkaitan yang satu dengan yang
lainnya, seperti promosi dan penjualan hendaknya dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan
perusahaan, yaitu laba. Promosi berfungsi untuk meningkatkan volume penjualan juga sebagai
strategi untuk menjangkau pembeli untuk melakukan pertukaran. Sedangkan penjualan adalah
pemindahan barang dan jasa yang dilakukan oleh penjual. Pada umumnya perusahaan yang ingin
mempercepat proses peningkatan volume penjualan akan melakukan untuk mengadakan kegiatan
promosi melalui iklan, personal selling, dan publisitas.
Apabila volume penjualan dirasakan cukup besar sesuai dengan yang diinginkan serta cukup
mantap, maka umumnya perusahaan menurunkan kegiatan promosi atau sekedar
mempertahankannya. Meskipun demikian seringkali perusahaan dalam menurunkan kegiatan
promosi diikuti pula oleh penurunan penjualan. Hal ini disebabkan oleh karena beberapa
kemungkinan, misalnya penurunan promosi tersebut perlu ditinjau kembali. Peninjauan tentang
keputusan promosi tersebut hendaknya dilakukan dalam skop yang luas, dengan demikian penyajian
penetapan kebijakan promosi yang kurang tepat dapat dihindarkan.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan
Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
(Swastha dan Irawan, 1990).
a) Kondisi dan Kemampuan Penjual.
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada
prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai
pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil
mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami
beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:
1) Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
2) Harga produk.
3) Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan,
garansi dan sebagainya.
b) Kondisi Pasar.
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula
mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu di
perhatikan adalah:
1) Jenis pasarnya
2) Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
3) Daya belinya
4) Frekuensi pembelian
5) Keinginan dan kebutuhan
c) Modal.
Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal
oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan
seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk
melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport,
tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan
sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang
diperlukan untuk itu.
d) Kondisi Organisasi Perusahaan.
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian
penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan.
e) Faktor lain
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering
mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang
tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan.
Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang
dilakukan. Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa “paling penting
membuat barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli
akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun, sebelum pembelian dilakukan, sering
pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik
atau dengan cara promosi lainnya.
3. Promosi Penjualan
Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (2001) promosi penjualan adalah kegiatan komunikasi
pemasaran, selain dari pada periklanan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat, dimana insentif
jangka pendek memotivasi konsumen dan anggota saluran distribusi untuk membeli barang atau jasa
dengan segera, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah.
Sasaran promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap.
Pembelian segera adalah tujuan dari promosi penjualan, terlepas bentuk apapun yang diambil. Karena
itulah, kelihatannya lebih masuk akal ketika merencanakan suatu kampanye promosi penjualan untuk
target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum. Misalnya, apakah konsumen loyal terhadap
produk anda atau terahadap produk pesaing anda? Apakah konsumen akan berpindah merek guna
mencari kesepakatan yang lebih baik? Apakah konsumen hanya akan membeli produk paling kurang
mahal saja, tidak peduli apapun? Apakah konsumen membeli setiap produk ketegori produk sama
sekali? (Lam, Hair dan McDaniel, 2001).
Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang berbeda-beda, kebanyakan berjangka
pendek, dirancang untuk mendorong pembelian yang lebih cepat dan/atau lebih besar dari suatu
produk/jasa tertentu oleh konsumen atau pelanggan tersebut (Kotler, 2000).
Berdasarkan sasarannya, promosi penjualan dapat diklasifikasi menjadi:
1) Promosi konsumen, misalnya produk sampel, kopun berhadiah, hadiah langsung, potongan harga,
jaminan, garansi, pelayanan purnajual, demostrasi, dan sebagainya.
2) Promosi dagang, misalnya kredit pembelian, hadiah pembelian, periklanan bersama, pajangan
bersama, kontes penjual, dan sebagainya.
3) Promosi bisnis, misahiya sponsor pertunjukkan, demostrasi dan peragaan dalam pertunjukkan
dagang, kontes penjualan, hadiah penjualan dalam tebakan dan permainan dan sebagainya.
a. Tujuan Promosi Penjualan
1. Tujuan promosi penjualan intern.
Salah satu tujuan promosi penjualan adalah untuk mendorong karyawan lebih tertarik
pada produk dan promosi perusahaan. Adapun tujuan internalnya adalah untuk meningkatkan
atau mempertahankan moral karyawan, melatih karyawan, kerjasama, serta semangat bagi
usaha promosinya. Promosi penjualan juga menambah dan melengkapi kegiatan-kegiatan
bagian humas dengan memberikan beberapa peralatan dan materi yang diperlukan untuk
melaksanakan program humas internal. Sebagai contoh: slide, filim, brosur, dan selebaran.
2. Tujuan promosi penjualan perantara.
Usaha-usaha promosi penjualan dengan perantara (pedagang besar, pengecer, lembaga
perkreditan, dan lembaga jasa) dapat dipakai untuk memperlancar atau mengatasi perubahan-
perubahan musiman dalam pesanan, untuk mendorong jumlah pembelian yang lebih besar, untuk
mendapatkan dukungan yang luas dalam saluran terhadap usaha promosi, atau untuk memperoleh
tempat serta ruang gerak yang lebih baik.
Untuk mengatasi fluktuasi yang bersifat musiman dalam pesanan, misalnya ditawarkan kepada
perantara dua unit gratis apabila ia membeli 10 unit, atau memberika potongan musiman 25%.
Teknik promosi semacam ini dapat mendorong jumlah pembeh’an yang lebih besar.
3. Tujuan promosi penjualan konsumen.
Promosi penjualan konsumen dapat dilakukan untuk mendapatkan orang yang bersedia mencoba
produk baru, untuk meningkatkan volume per penjualan (seperti, mendapat potongan 20% apabila
membeli satu produk), untuk mendorong penggunaan baru dari produk yang ada, untuk menyaingi
promosi yang dilakukan oleh pesaing dan untuk mempertahankan penjualan. Jadi, promosi
penjualan perusahaan yang ditujukan pada konsumen dapat dibedakan ke dalam dua kelompok,
yaitu:
a. Kegiatan yang ditujukan untuk mendidik atau memberitahukan konsumen,
b. Kegiatan yang ditujukan untuk medorong para konsumen.

Untuk memberitahukan konsumen, perusahaan dapat menyediakan buku kecil,


mengadakan demonstrasi, menawarkan jasa konsultasi. Sedangkan untuk mendorong konsumen,
perusahaan dapat memberikan contoh barang atau hadiah. Sering publisitas juga dilakukan untuk
membangkitkan daya tank promosi seperti ini (Basu, 1999).

b. Tingkat Penjualan
Menurut Swastha dan Irawan (2000), permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan
volume fisik maupun volume rupiah. Berdasarkan pendapat Swastha dan Irawan tersebut,
pengukuran volume penjualan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu didasarkan jumlah unit
produk yang terjual dan didasarkan pada nilai produk yang terjual (omzet penjualan). Volume
penjualan yang diukur berdasarkan unit produk yang terjual, yaitu jumlah unit penjualan nyata
perusahaan dalam suatu periode tertentu, sedangkan nilai produk yang terjual (omzet penjualan),
yaitu jumlah nilai penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini
pengukuran volume penjualan didasarkan pada jumlah unit produk yang terjual.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Penjualan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan antara lain:
1. Kualitas barang.
Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika barang yang
diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi
pelanggan dapat merasakan kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang
mutunya lebih baik.
2. Selera konsumen.
Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen
terhadap barang-barang yang kita perjualkan berubah maka volume penjualan akan menurun.
3. Servis terhadap pelanggan
Servis terhadap pelanggan merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan
terhadap usaha dimana tingkat persaingan semakin tajam. Dengan adanya servis yang baik
terhadap para pelanggan sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.
4. Persaingan menurunkan harga jual.
Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan perasahaan dapat
ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu
dengan syarat-syarat tertentu pula.
C. Perbedaan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran
Pada dasarnya konsep penjualan itu berorientasi pada laba yang besar tetapi tidak mementingkan
kepuasan konsumennya, sedangkan konsep pemasaran lebih berorientasi pada laba dan juga
mementingkan kepuasan konsumennya. Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai kedua konsep
tersebut.
Konsep Penjualan
Konsep Penjualan yaitu memfokuskan pada penjualan. Karena itu, konsep ini lebih
mengedepankan produk yang dibuat sebaik-baiknya, lalu nanti baru dipikirkan bagaimana cara
menjualnya. Ingat yang dikedepankan adalah produk. Secara implisit pandangan konsep penjualan
adalah:
1. Konsumen mempunyai kecenderungan normal untuk tidak membeli produk yang tidak penting.
2. Konsumen dapat didorong untuk membeli lebih banyak melalui berbagai peralatan atau usaha-usaha
yang mendorong pembelian.
3. Tugas perusahaan adalah untuk mengorganisasi bagian yang sangat berorientasi pada penjualan
sebagai kunci untuk menarik dan mempertahankan langganan.
Konsep Pemasaran
Konsep Pemasaran yaitu memfokuskan pada kebutuhan pembeli. Karena itu pemasaran sibuk
dengan pemikiran memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan keseluruhan barang yang
berhubungan dengan penciptaan, pengantaran, dan akhirnya pengkonsumsiannya. Konsep pemasaran
mengandung tiga dasar pokok :
a. Perencanaan dan operasinya berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pelanggan atau konsumen.
b. Semua aktivitas pemasaran dilakukan secara terpadu (integrated marketing).
c. Tujuan akhirnya adalah memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan dan berusaha memberikan
kepuasan semaksimal mungkin pada pelanggan.
Meski sama-sama berusaha meningkatkan penjualan. Konsep ini mengedepankan apa yang
diinginkan oleh pasar, baru setelah diketahui kita buat produk yang diinginkan pasar tersebut. Dalam
konsep ini tuntutan pasar yang didahulukan dan produk adalah hasil dari survei pasar tadi.
Konsep yang mana yang lebih unggul? Keduanya memiliki keunggulan akan tetapi konsep
pemasaranlah yang lebih fleksibel. Konsep penjualan lebih kaku dalam hal ini karena belum tentu
produk yang kita hasilkan disukai oleh pasar. Apalagi dalam konsep pemasaran juga bisa disisipkan
konsep penjualan tapi diikuti inovasi agar sesuai selera pasar. Konsep pemasaran yang saat ini banyak
dipraktekkan oleh banyak perusahaan, itulah sebabnya seringkali sebelum memproduksi massal sebuah
produk baru perusahaan sering membuat sampel yang dibagikan gratis untuk menguji reaksi dan
tanggapan pasar.
BAB III

PROSES MANAJEMEN DAN ANALISA KESEMPATAN PASAR

A. Definisi Manejemen
Menurut G.R. Terry manajemen diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri atas
perencanaan,pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha mencapai sasaran-
sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen juga sering di
definisikan sebagai “Seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. “ Selain itu, manajemen
juga dapat diartikan suatu proses perencanaan pengorganisasian pemimpinan dan pengendalian anggota
organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Proses Dan Pembagian Manajemen
1. Proses Manajemen
Kita mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses karena semua manajer apapun keahlian dan
keterampilannya terlibat dalam kegiatan – kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan
organisasi. Di bawah ini adalah proses-proses manejemen yang menjelaskan
planning,organizing,actuating, dan controling:
a. Perencanaan ( Planning )
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang
akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
b. Pengorganisasian ( organizing )
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi
yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi.
c. Pengarahan ( actuating )
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta
proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
d. Pengendalian ( controling )
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
2. Pembagian Manajemen
Mnajemen di bagi menjadi empat yaitu:
a. Manajemen Sumber Daya Manusia
b. Manajemen Operasional
c. Manajemen Pemasaran
d. Manajemen Keuangan
C. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu perpaduan dari aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui
kebutuhan konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan
konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu. Dengan adanya pemasaran
konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara sendiri-sendiri dengan melakukan
pertukaran antara konsumen dengan pelaku pemasaran sehingga akan ada banyak waktu konsumen untuk
kegiatan yang dikuasai atau disukai.
1. Fungsi-Fungsi Pemasaran
1. Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan menukar uang
dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau
untuk dijual kembali. Fungsi Pertukaran dalam fungsi pemasaran terdiri atas 2 bagian, yaitu :
1) Fungsi penjualan
Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan penawaran (pembeli atau
penjual). Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung (melalui perantara).
Fungsi penjualan yaitu meliputi sejumlah fungsi tambahan sebagai berikut:
i. Fungsi perencanaan dan pengembangan produk. Sebuah produk yang memuaskan
konsumen merupakan tujuan mendasar dari semua usaha pemasaran. Perencanaan dan
pengembangan produk dianggap sebagai fungsi produksi, tetapi hal itu penting pula bagi
pemasaran.
ii. Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi tindakan-tindakan mencari dan membuat
kontak dengan para pembeli.
iii. Fungsi menciptakan permintaan. Fungsi ini meliputi semua usaha yang dilakukan oleh
para penjual untuk mendorong para pembeli membeli produk-produk mereka. Termasuk
pada tindakan yang menjual secara individu, dengan undian dan juga mengadakan
reklame.
iv. Fungsi melakukan negosiasi. Syarat serta kondisi penjualan harus dirundingkan oleh para
pembeli dan penjual. Termasuk merundingkan kualitas, kuantitas, waktu, harga,
pengiriman, cara pembayaran dan sebagainya.
v. Fungsi melakukan kontak. Fungsi ini mencakup persetujuan akhir untuk melakukan
penjualan dan transfer hak milik.
2. Fungsi pembelian
Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka memperoleh produk dengan
kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli serta mengusahakan agar produk tersebut siap
dipergunakan pada waktu dan tempat tertentu dengan harga yang layak. bFungsi Pembelian,
sebagai berikut :
1) Fungsi perencanaan. Pembeli harus mempelajari pasar mereka sendiri untuk mengetahui
Kualitas, jenis dan kuantitas dari produk yang mereka perlukan. Konsumen akhir juga
harus dapat membuat keputusan mengenai produk yang ingin mereka miliki.
2) Fungsi Mencari Kontak. Fungsi ini meliputi usaha-usaha mencari sumber produk yang
mereka inginkan. Penting bagi seorang pembeli agar mencari para penjual yang dapat
menawarkan produk atau jasa tertentu.
3) Fungsi assembling. Persediaan bahan harus dikumpulkan untuk digunakan dalam proses
produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau untuk dikonsumsi sendiri oleh para
konsumen akhir.
4) Fungsi mengadakan perundingan. Dalam hal ini syarat serta kondisi pembelian harus
dirundingkan terlebih dahulu dengan pihak penjual agar tidak ada perselisihan di
kemudian hari.
5) Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah disepakati, selanjutnya
dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan perpindahan hak milik terjadi.
3. Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan produk.
Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara baik
melalui air, darat, udara, dsb. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk
agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
4. Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan
pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik.
Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian
informasi serta standarisasi / penggolongan produk.
D. Peluang Pasar
Sehubungan dengan pertumbuhan perusahaan, maka perusahaan perlu menganalisa peluang pasar yang
dapat dimanfaatkan. Analisa peluang pasar ini sangat penting, karena perusahaan perlu mengetahui berapa
besarnya peluang yang tersedia dalam memasarkan produknya dan dapat menetapkan apakah pasar cukup
besar untuk mendukung produk lain dan masih memberikan laba.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam membuat analisa peluang pasar adalah :
1. Memahami kondisi makro
2. Analisa pelanggan
3. Riset pemasaran dan forecasting
4. Segmentasi pasar
E. Macam macam Peluang Pasar
Untuk memutuskan peluang pasar yang mana yang akan dikejar di masa yangakan datang, suatu
perusahaan perlu memperkirakan peluang pasar. Terdapat dua macam peluang pasar:
1. Peluang pasar absolut
Peluang pasar absolut adalah permintaan potensial maksimum yang terdiri dari duafaktor yaitu Jumlah
pemakai potensial dan Tingkat pembelian. Pada pasar tertentu, Pasar absolut adalah jumlah rupiah atau
jumlah unit yang dijual.
2. Peluang pasar relative
Peluang pasar relatif merupakan persentase penyebaran peluang pasar di antara berbagai bagian pasar.
Misalnya: kelompok daerah pemasaran dan kelompok pelanggan. Peluang pasar relatif digunakan untuk
alokasi sumber daya secaraefisien,seperti:
a. Alokasi pengeluaran iklan
b. Alokasi salesman diberbagai wilayah daerah.
c. Menempatkan fasilitas
F. Analisa Peluang Pasar
Analisis pasar adalah suatu penganalisisan atau penyelenggaraan untuk mempelajari berbagai masalah
pasar. Analisis pasar akan menyangkut lokasi pasar, luasnya pasar, sifatnya pasar dan karakteristik pasar.
Maka dari itu seorang pengusaha, khususnya manajer pemasaran, yang ingin memajukan usaha
perusahaannya, terlebih dahulu harus mampu menganalisis pasar dengan secara seksama dan teliti.
Oleh karena itu, seorang manajer pemasaran didalam menentukan keputusan-keputusan usahanya
dalam bidang pemasaran barang dan jasa, terlebih dahulu perlu mengadakan analisis pasar. Mengapa
manajer pemasaran perlu melaksanakan analisis pasar? Melaksanakan analisis pasar itu sangat penting
sekali, karena mempunyai tujuan tertentu yaitu untuk:
1. Mengenal lingkungan pasar,
2. Mengenal tipe-tipe pasar,
3. Mengetahui karakteristik pasar,
4. Menentukan keputusan yang tepat,
5. Menghadapi para pesaing,
6. Melaksanakan kebijakan dalam pemasaran,
7. Membuat program dalam bidang pemasaran, dan
8. Mengenal ciri-ciri pasar.
BAB IV

TARGET MARKETING & LANGKAH-LANGKAH DALAM PEMASARAN SOSIAL

A. Defenisi Target Marketing


Target Marketing adalah Suatu kelompok konsumen yang menjadi sasaran pendekatan perusahaan untuk
membeli produk yang dijual, atau kelompok yang akan dilayani sebagai konsumen.
Target Adopter atau sasaran dalam pemasaran sosial terdiri satu atau lebih kelompok yang dapat dibagi
berdasarkan usia, status sosial, letak geografis .sama halnya dengan target market dalam pemasaran
komersial, ketidakdaruratan dalam mendefeniskan target adopter akan mengurangi tingkat keberhasilan
dari aktifitas pemasaran yang kita lakukan.
B. Perbedaan karakter dari target adopter
1. Karateristik Sosio Demografis
Masing masing kelompok yang memiliki sifat dan budaya yang berbeda menjadi tertarik untuk
memperhatikan iklan sehingga sikap dan perilakunya terhadap ide yang dismapaikan bisa berubah.
2. Profil Psikologis
Sama halnya karakteristik sosio demografis,profil psikologis menjadi pertimbangan dalam kampanye
pemasaran social
3. Karasteriktik Perilaku
Dalam pelaksanaanya pelaku sosial marketing seyokyanya mampu mengenditifikasi kelompok
berpengaruh yang dapat mempengaruhi keberhasilan program
C. Langkah langkah proses pemasaran sosial (frederiksen,et.al)
1. Perencanaan
a. Identifikasi masalah
Masalah : “ Gap “ antara harapan dan kenyataan
Bahasa program dinyatakan secara kualitatis dan kuantitatif

b. Penetapan tujuan

Tujuan : Sesuatu akan dicapai yang dinyatakan dalam bahasa ringkas dengan syarat, Nyata, dapat
diamati / ukur, dan dapat dilaksanakan.

c. Segmentasi sasaran (pasar)

Pengumpulan data terencana, baik Primer maupun Sekunder serta data yang diperlukan data
demografi, data geografi

d. Analisis konsumen
Analisis perilaku konsumen dan menggunakan data sekunder maupun primer.

e. Analisis saluran/media

Analisis merupakan hasil penelitian, identifikasi saluran/media yang ada dan potensial, serta
kerjasama dengan instansi terkait.

f. Penyusunan strategi dan taktik

Produk : memerlukan uj coba

Price : analisis saluran baya produk dan tariff pesang

Place : lokasi dmana kampanye dilakukan atau pesan dikomunikasikan

Promotion : untukmengetahui saat dilokasi serta media yang tepat untuk produk

2. Implementasi
Yaitu melakukan kegiatan penjualan yang terus menerus didukung oleh kegiatan evaluasi dan
pengembangan produk, tahap ini juga diperlukan penelitian penjualan
3. Evaluasi
Yaitu kinerja jualan yang telah dilakukan, Pencapaian nilai target penjualan, Jumlah konsumen baru dan
Jual area yang digarap
D. Langkah Kegiatan Pemasaran Sosial
Menurut Novelli D.William terdapat enam langkah pemasaran sosial yaitu

1.Analisis

2.Perencanaan

3.Pengembangan, uji coba dan perbaikan

4.Implementasi

5.Penilaian efektifitas

6.Mengulangi proses pertama dan seterusnya


BAB V

SEGMENTASI DAN TARGET PEMASARAN SOSIAL

A. Pengertian Segmentasi Pasar


Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pembeli yang memiliki perbedaan kebutuhan,
karakteristik, ataupun perilaku yang berbeda di dalam suatu pasar tertentu. Segmentasi pasar bisa juga
diartikan sebagai pengidentifikasian analisis perbedaan para pembeli di pasar.
Segmentasi pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah pembagian sebuah pasar menjadi
beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar dapat dimaksudkan sebagai pembagian pasar
yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana setiap
kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut.
Segmentasi pasar adalah salah satu strategi dalam dunia bisnis dengan mengelompokkan produk yang
dimiliki sesuai dengan kesamaan, kemiripan, minat serta kebutuhan pelanggan.
B. Jenis - jenis Segementasi Pasar
Sebelum memasarkan produk pada bisnis yang Anda jalankan, ada baiknya Anda perlu mengetahui
jenis-jenis segmentasi pasar yang ada saat ini, berikut jenisnya:
a. Segmentasi Lokasi
b. Segmentasi Waktu
c. Segmentasi Harga
d. Segmentasi Demografi
e. Segmentasi Psikografis
f. Segmentasi Sosial-Budaya
C. Ciri atau Kriteria Segmentasi Pasar Efektif
Sebelum Anda mengetahui bagaimana tentukan segmentasi pasar, Anda harus mengetahui tolak-ukur
efektifitas dalam menentukan segmentasi pasar efektif harus;
1) Terukur (measurable), Segmentasi pasar dapat diukur dengan tingkat tertentu, semua hasil penelitian
analisis data juga harus dibuktikan dengan data yang terukur dan akurat (Ukuran, daya beli, dan profil
pasar harus dapat diukur dengan tingkat tertentu).
2) Terjangkau (accessible), Segmentasi yang efektif adalah menghilangkan dinding antara produk dengan
konsumen. Produk secara jelas dapat dijangkau oleh konsumen (Segmen pasar dapat dijangkau dan
dilayani secara efektif ).
3) Berpengaruh (Substansial), Proses segmentasi juga harus memengaruhi bisnis, misalnya memberik
keuntungan dan juga berpengaruh terhadap perubahan proses (Segmentasi pasar cukup besar atau cukup
memberi laba yang dapat dilayani ).
4) Dapat dibedakan (differentiable), segmentasi pasar yang efektif adalah setiap elemen dalam
segmentasi dapat dibedakan secara jelas.
5) Realistis (actionable), segmentasi yang efektif juga dapat merealisasikan atau mewujudkan rencana
bisnis Anda (dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan ).

D. Cara Menentukan Segmentasi Pasar


Setelah Anda memahami apa itu segmentasi pasar dan jenis-jenisnya, maka saatnya Anda tahu
bagaimana cara menentukan segmentasi pasar untuk bisnis Anda. Langkah dalam menentukan segmentasi
pasar secara garis besar adalah:
1) Pengumpulan data atau Tahap Survey,
2) Tahap Analisis,
3) Tahap Pembentukan atau Penyusunan,

Berdasarkan tahap di atas, Berikut tahapan yang lebih lengkap dalam menentukan segmentasi pasar :

a. Tentukan target pasar


Cara menentukan targetnya adalah tergantung dengan kebutuhan bisnis yang Anda jalankan.
Anda harus memperhatikan tiga hal ini :
1) New Consumer, menentukan segmentasi berdasarkan bisnis baru sehingga Anda perlu mencari
konsumen baru.
2) Focused Consumer, Hal ini biasanya dilakukan untuk mencari konsumen yang sudah Anda namun
untuk menunjang bisnis yang berkelanjutan.
3) Supported Consumer, Konsumen ini terkait dengan kebutuhan supporting product Anda.

Berdasarkan tiga hal tadi, Anda dapat merujuk pada jenis-jenis segmentasi yang sebelumnya dibahas
seperti: demografis, harga, waktu, dan produk yang akan dijual.

b. Ketahui Masalah dan Kebutuhan Konsumen


Langkah selanjutnya adalah mencari tahu semua kebutuhan calon konsumen, lalu sesuaikan
dengan produk yang Anda jual. Untuk bisa mendapatkan informasinya, Anda bisa bertanya
langsung kepada calon konsumen atau dengan melakukan serangkaian tes produk.
Jika Anda telah mengetahui masalah konsumen, Anda dapat melakukan klasifikasi keinginan,
kebutuhan dan juga masalah konsumen. Hal ini berguna untuk acuan dalam membuat road
map strategi bisnis dan juga evaluasi produk.
c. Ketahui Perilaku Konsumen
Selanjutnya Anda dapat mengamati dan menganalisis perilaku konsumen. Anda dapat
memperhatikan bagaimana konsumen menggunakan produk, keadaan sebelum dan sesudah
menggunakan produk, dan juga pola tren yang berkaitan dengan produk tersebut.
d. Olah dan Analisis Data
Selanjutnya, Anda dapat mengolah semua data terkait konsumen yang telah Anda amati. Pada
tahap ini Anda akan mengetahui peluang produk yang Anda akan jual kepada tiap segmentasi yang
telah Anda lakukan. Analisis data berfungsi untuk acuan dalam menentukan strategi dalam
menyusun produk dan juga pemasarannya.
e. Tentukan strategi pemasaran produk
Setiap segmen pasti memiliki strategi pemasaran yang berbeda, apalagi jika target pasarnya
berbeda. Jadi sesuaikan target pasar sesuai dengan strategi pemasarannya. Anda dapat menerapkan
jenis strategi pemasaran dengan merujuk segmentasi pasar. Misalnya, merujuk pada segmentasi
demografis; tools Apa yang sesuai dengan konsumen perempuan?
f. Evaluasi respon pasar
Jika strategi pasar sudah berjalan dan menghasilkan penjualan, Anda perlu tahu respon dari
konsumen terutama mengenai kekurangan dari produk yang Anda miliki, catat semua masukan yang
diberikan konsumen kepada Anda dan segera perbaiki.
E. Target Segmentasi Pasar
Menurut Philip Kotler, target pasar adalah keputusan pasar yang akan dituju oleh perusahaan yang
terdiri atas sejumlah pembeli yang memiliki kebutuhan dan karakteristik tertentu. Pengertian targeting
adalah proses menyeleksi target market yang tepat untuk memperoduksi dan service dari perusahaan.
Dari defenisi targeting diatas dapat disimpulkan bahwa targeting merupakan proses menyeleksi target
market dalam mengambil keputusan yang akan dituju sebuah perusahaan. Sebelum menentukan lebih lanjut
segmen mana yang semestinya dipilih perusahaan perlu untuk mengevaluasi setiap segmen terlebih dahulu.
Dalam hal ini tentunya perusahaan akan memilih segmen yang lebih menarik. Setelah mengetahui potensi
setiap segmen, selanjutnya perusahaan menentukan segmen mana yang akan dilayani. Idealnya dalam
menentukan target pasar ada beberapa langkah yang harus di lalui:
a. Mengevaluasi setiap pasar

Dalam mengevaluasi segmen yang berbeda, perusahaan setidaknya harus memperhatikan dua
faktor yaitu, pertama perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui apakah segmen pasar yang
menurut hasil survey hasilnya sangat potensial  memiliki karakteristik yang secara  umum dapat
dikembangkan oleh perusahaan. kedua perusahaan harus mempertimbangkan apakah di segmen
tersebut dapat diterima secara logis dan masuk akal dengan dengan memperhatikan tujuan & sumber
daya perusahaan miliki. Adapun yang menjadi perhatian perusahaan dari segi sumber daya yang
dimiliki meliputi ukuran, pertumbuhan, profitibilitas, skala ekonomis, resiko yang rendah.
b. Memilih segmen pasar

Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang ada, tahap selanjutnya adalah perusahaan


menentukan sasaran pasar atau targeting. Ada beberapa kriteria dalam menyeleksi pasar, yakni:
1) Ukuran pasar
Perusahaan harus dapat membaca kekuatan pasar untuk menjadi penyebar & penyalur
informasi dan hasil produksi yang akan diterjunkan, semakin besar ukuran pasar maka semakin
besar posisi yang menguntungkan bagi perusahaan.
2) Pertumbuhan pasar
Pertumbuhan pasar adalah kepercayaan akan kemampuan pasar untuk terus berjalan dan
berkembang sebagai mediator perusahaan dengan semakin besar potensi pertumbuhannya,
maka semakin menjanjikan bagi sebuah perusahaan.
3) Keunggulan komparatif
Keunggulan komparatif adalah cara untuk mengukur apakah sebuah perusahaan memiliki
kekuatan & keahlian untuk menguasai segmen pasar yang akan dipilih.
Begitu luasnya karakteristik yang terdapat di pasar, maka segmentasi pasar perlu dilakukan, berikut
adalah manfaat dan tujuan secara lebih detail :
1) Pasar lebih mudah dibedakan
2) Pelayanan lebih baik
3) Strategi pemasaran lebih terarah
4) Menemukan peluang baru
5) Faktor penentu desain
6) Strategi komunikasi lebih efektif
7) Melihat kompetitor dengan segmen yang sama
8) Evaluasi target dan rencana bisnis
F. Contoh Segmentasi Pasar
Segmen pasar digunakan untuk menyesuaikan produk, promosi, harga, lokasi, dan pengalaman
pelanggan kepada konsumen. Berikut ini adalah contoh umum segmen pasar. Dalam segmen pasar
terdiri dari pengelompokan pelanggan potensial yang memiliki kesamaan yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan pemasaran. Berikut ini adalah contoh umum segmen pasar yang biasakan untuk
menentukan segmentasi pemasaran:
1. Kebutuhan pelanggan – Kebutuhan pelanggan adalah jenis segmen pasar yang paling umum.
Sebagai contoh, beberapa pelanggan membutuhkan kopi tanpa kafein dan yang lain membutuhkan
kopi biasa. Ini adalah suatu pilihan penting yang lain dalam sebuah produk selain harga, lokasi, dan
promosi berdasarkan kebutuhan.
2. Preferensi Pelanggan – Preferensi pelanggan seperti persepsi bahan makanan. Misalnya, merek saus
salad dengan semua bahan alami untuk pelanggan yang tidak menyukai bahan yang terdengar
seperti bahan kimia.
3. Gaya hidup – Segmen gaya hidup seperti furnitur yang dirancang untuk memaksimalkan ruang kecil
di apartemen perkotaan yang besar
4. Budaya – Menargetkan budaya, superculture, atau subkultur. Misalnya, sebuah kafe dengan
memorabilia olahraga yang menargetkan penggemar olahraga.
5. Jenis – Jenis pelanggan seperti konsumen biasa atau pebisnis.
6. Demografis – Demografi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, kebangsaan, agama, dan etnis.
7. Pendapatan – Tingkat pendapatan seperti hotel keluarga yang dirancang untuk keluarga dengan
anggaran terbatas.
8. Sensitivitas harga – Di luar penghasilan, orang memiliki kepekaan harga yang berbeda
dibandingkan dengan kategori produk. Misalnya, konsumen iphone yang membeli smartphone
tersebut dengan harga yang kebanyakan orang bilang cukup mahal, namun tidak bagi para pecinta
produk Apple yang tahu kelebihannya.
9. Persepsi Risiko – Segmentasi pasar berdasarkan persepsi risiko dan toleransi mereka. Misalnya,
produk keuangan untuk pelanggan yang ingin melindungi uang mereka dari inflasi tanpa mengambil
risiko pasar apa pun.
10. Lokasi – Segmen berdasarkan geografi seperti rantai restoran yang mengkustomisasi menu untuk
menyertakan makanan lokal dari setiap wilayah dan kota.
11. Kesetiaan pelanggan – Produk, harga, dan promosi yang menargetkan pelanggan Anda yang paling
setia atau mungkin pelanggan Anda yang paling setia. Misalnya, merek fesyen yang merilis item
tambahan terbatas yang dipromosikan ke pelanggan setia.
12. Penggemar – Segmen berdasarkan antusiasme pelanggan untuk kategori merek, teknologi, atau
produk. Misalnya, satu set kereta mainan yang dirancang untuk pemula versus satu set yang
dirancang untuk penggemar yang serius.
13. Kesiapan – Pelanggan yang ingin segera melompat dan membeli dibandingkan dengan yang sulit
dijual. Misalnya, membuat promosi ditujukan untuk pengguna awal teknologi baru versus promosi
untuk para Geek.
14. Pengetahuan – Segmen pasar yang tahu banyak tentang produk Anda versus mereka yang tidak
tahu. Misalnya, pakaian pria yang dirancang, dan dipromosikan kepada individu yang tahu pakaian.
15. Konteks – Segmen berdasarkan situasi seperti kartu ucapan untuk liburan, acara, atau acara
istimewa tertentu.
16. Jaringan Segmen berdasarkan jaringan distribusi. Misalnya, merek fesyen yang melihat pelanggan
ritel sebagai segmen yang berbeda dari pelanggan toko daring.

Adapun penerapan contoh lain adalah sebagai berikut ;

1. Segmentasi pasar Aqua


2. Segmentasi Gaya Hidup Sehat “Healthstyle Segmentation”
3. Segmentasi Kesehatan Lingkungan “Environtmental Segmentation”
4. Segmentasi target audiens menengah dan keatas ‘Segmenting Target Audiences Midstream and
Upstream
BAB VI

PRINSIP – PRINSIP PEMASARAN SOSIAL

A. Prinsip Dasar Pemasaran Sosial


Pemasaran social adalah penggunaan prinsip-prinsip dan tekhnik marketing untuk mempengaruhi target
audience untuk secara sukarela menerima, menolak, memodifikasi atau meninggalkan suatu perilaku untuk
keuntungan individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. (Kotler, Roberto and Lee, 2002)
Pemasaran social adalah penerapan teknologi pemasaran komersial untuk analisis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku secara sukarela dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan individu dan juga masyarakat (Andreassen, 1994)
Adapun prinsip dasar yang menjadikan pemasaran social populer dan efektif sebagai strategi promosi
kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Fokus pada hasil perilaku
2. Memperioritaskan manfaat konsumen
3. Mempertahankan perspektif pasar
4. Mengembangkan “bauran pemasaran” strategi elemen komunikasi menurut 4 P
Konsep penting dari dalam pemasaran yaitu komersil marketing mix yang terdiri dari product, Price,
Place dan Promotion.
5. Menggunakan segmentasi audiens untuk mengidentifikasi perbedaan yang bermakna diantara
konsumen yang mempenagruhi respon mereka terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.
B. Prinsip Pemasaran Sosial Dalam Promosi Kesehatan
Beberapa prinsip Pemasaran Social dalam Promosi Kesehatan konseling yang perlu diperhatikan dan
dipraktikkan oleh petugas kesehatan selama pelaksanaan konseling adalah :
1. Memberikan kabar gembira dan kegairahan hidup
Pada saat memulai konseling, sebaiknya petugas rumah sakit sebagai konselor tidak langsung
mengungkap masalah, kelemahan atau kekeliruan pasien. Konseling harus diawali dengan situasi yang
menggembirakan, karena situasi yang demikianlah yang akan membuat pasien menjadi tertarik untuk
terlibat dalam perbincangan. Pada saat perbincangan telah menjadi hangat, maka pancinglah pasien
untuk mengungkapkan sendiri masalah, kelemahan atau kekeliruannya.
2. Menghargai pasien tanpa syarat
Menghargai pasien adalah syarat utama untuk terjadinya hubungan konseling yang gembira dan
terbuka. Cara menghargai ini dilakukan dengan contoh promosi kesehatan memberikan ucapan-ucapan
dan bahasa tubuh yang menghargai, tidak mencemooh atau meremehkan.
3. Melihat pasien sebagai subyek dan sesama hamba Tuhan
Pasien adalah juga manusia, sesame hamba Tuhan sebagaimana sang konselor. Oleh karena itu,
konselor tidak boleh memandang dan memperlakukan pasien secara semena-mena. Koselor harus
mengendalikan kecenderungan keinginannya untuk menasihati. Upayakan agar pasien berbicara
sebanyak-banyaknya tentang dirinya. Sementara itu, dengan sedikit pancingan-pancingan, pembicaraan
diarahkan kepada pemecahan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, maka seolah-olah “resep”
pemecahan masalah itu datang dari diri pasien itu sendiri. Yang demikian itu akan menjadikan
komitmen kuat dari pasien untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut.
4. Mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan
Pasien adalah juga manusia, sesame hamba Tuhan sebagaimana sang konselor. Oleh karena itu,
konselor tidak boleh memandang dan memperlakukan pasien secara semena-mena. Koselor harus
mengendalikan kecenderungan keinginannya untuk menasihati. Upayakan agar pasien berbicara
sebanyak-banyaknya tentang dirinya. Sementara itu, dengan sedikit pancingan-pancingan, pembicaraan
diarahkan kepada pemecahan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, maka seolah-olah “resep”
pemecahan masalah itu datang dari diri pasien itu sendiri. Yang demikian itu akan menjadikan
komitmen kuat dari pasien untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut.
5. Memberikan keteladanan
Keteladanan sikap dan perilaku koselor bisa menyentuh perasaan pasien, sehingga pada
gilirannya ia ingin mencontoh pribadi konselornya. Keteladanan memang merupakan sugesti yang
cukup kuat bagi pasien untuk berubah kea rah positif. Motivasi untuk berubah itu disebabkan oleh
kepribadian, wawasan, keterampilan, kesalahan, dan kebajikan konselor terhadap pasien. Seolah-olah
kepribadian teladan ini merupakan pesan keahlian yang memancar dai dalam diri sang konselor.

Anda mungkin juga menyukai