Anda di halaman 1dari 5

a. 2.6.

4
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Gizi.
1) Pokok Pikiran:
a) Cakupan UKM Esensial Gizi diukur dengan 3
(tiga) indikator kinerja utama pelayanan, sebagai
berikut.
(1) persentase bayi usia kurang dari enam
bulan mendapat ASI eksklusif;
(2) persentase anak usia 6-23 bulan yang
mendapat makanan pendamping ASI (MP-
ASI); dan
(3) persentase balita gizi kurang yang
mendapat tambahan asupan gizi.
b) Penetapan indikator kinerja utama pelayanan gizi
terintegrasi dengan penetapan indikator kinerja
Puskesmas
c) Bayi usia kurang dari enam bulan mendapat ASI
eksklusif adalah bayi usia 0 bulan sampai dengan
5 bulan 29 hari yang diberi ASI saja tanpa
makanan

atau cairan lain kecuali obat, vitamin, dan mineral


berdasarkan recall 24 jam.
d) Anak usia 6-23 bulan yang mendapat MP-ASI
adalah anak usia 6-23 bulan yang mendapat
makanan pendamping ASI sesuai dengan usianya
berdasarkan recall 24 jam.
e) Balita gizi kurang yang mendapat tambahan
asupan gizi adalah balita usia 6--59 bulan dengan
kategori status gizi berdasarkan indeks berat
badan menurut panjang badan (BB/PB) atau
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
memiliki Z-score -3SD sampai kurang dari -2SD
yang mendapat tambahan asupan gizi selain
makanan utama dalam bentuk makanan
tambahan, baik pabrikan maupun makanan
berbasis pangan lokal.
f) Untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial
Gizi dilakukan dengan penguatan peran tenaga
gizi atau tenaga pelaksana gizi dalam hal sebagai
berikut.
(1) Melakukan penyusunan dan
pelaksanaan manajemen pelayanan gizi di
Puskesmas (P-1, P-2, P-3) yang bekerja sama
dengan penanggung jawab program
kesehatan lainnya;
(2) Melakukan Asuhan Gizi dengan
ketentuan sebagai berikut.
(a) Asuhan gizi merupakan serangkaian
kegiatan yang
terorganisasi/terstruktur
untuk mengidentifikasi kebutuhan gizi
dan penyediaan asuhan tersebut dalam
rangka mencapai pelayanan gizi
paripurna yang bermutu melalui
langkah-langkah pengkajian gizi,
diagnosis gizi, intervensi gizi, dan
pemantauan dan evaluasi;
(b) Tersedianya tim asuhan gizi yang
kompeten dalam pencegahan dan tata
laksana gizi buruk pada balita.

(3) Melakukan surveilans Gizi


Surveilans gizi merupakan upaya memantau
secara terus menerus keadaan gizi
masyarakat secara cepat, akurat, teratur,
dan berkelanjutan untuk menetapkan
kebijakan gizi maupun tindakan segera yang
tepat, baik waktu, sasaran, maupun jenis
tindakannya. Surveilans gizi dilakukan
melalui:
(a) pengumpulan data melalui SIGIZI
Terpadu (sistem informasi gizi terpadu);
(b) pengolahan dan analisis data terkait
indikator dan determinan masalah gizi
dalam SIGIZI Terpadu;
(c) diseminasi pemanfaatan data SIGIZI
Terpadu;
(d) tindakan atau intervensi gizi spesifik
berdasarkan hasil analisis dan sumber
daya yang tersedia:
1. Suplementasi tablet tambah darah
(TDD) pada ibu hamil dan remaja
putri;
2. Pemberian makanan tambahan
(PMT) pada ibu hamil KEK;
3. Pemberian makanan tambahan
(PMT) untuk balita gizi kurang;
4. Pemberian Makan Bayi dan Anak
(PMBA);
5. Pemantauan pertumbuhan balita;
6. Suplementasi kapsul vitamin A
pada balita dan ibu nifas;
7. Suplementasi taburia untuk Balita 6
- 59 bulan dengan prioritas 6 - 23
bulan (saat ini baru dilakukan di
beberapa kabupaten/kota terpilih);
8. Pencegahan dan tata laksana gizi
buruk.
g) Dilakukan pemantauan dan analisis serta
tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja
dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM
Esensial Gizi yang telah dilakukan.

h) Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Gizi,


baik secara manual maupun elektronik, dilakukan
secara lengkap, akurat dan tepat waktu.
Pelaporan kepada kepala puskesmas dan Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau
pihak lainnya mengacu kepada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelaporan kepada kepala puskesmas dapat
dilakukan secara tertulis atau penyampaian
secara langsung melalui pertemuan-pertemuan
seperti lokakarya mini bulanan, pertemuan
tinjauan manajemen, dan forum lainnya.
2) Elemen Penilaian:
a) Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM
esensial gizi sebagaimana yang diminta dalam
pokok pikiran disertai dengan analisisnya (R, D).
b) Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan
preventif untuk mencapai kinerja pelayanan UKM
Esensial Gizi sebagaimana pokok pikiran dan
tertuang di dalam RPK, sesuai dengan
kebijakan, prosedur dan kerangka
acuan kegiatan yang telah ditetapkan (R, D, W).
c) Dilakukan pemantauan secara periodik dan
berkesinambungan terhadap capaian indikator
dan upaya yang telah dilakukan (D, W).
d) Disusun rencana tindak lanjut dan dilakukan
tindaklanjut berdasarkan hasil pemantauan yang
terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan (D,
W).
e) Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan kepada
kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan (R, D, W).

Anda mungkin juga menyukai