Pendahuluan (1) Monitoring dan evaluasi merupakan suatu fungsi manajemen yang harus menjadi kompetensi seorang pemasar sosial. Monitoring, pengendalian dan evaluasi diperlukan untuk mengetahui dan menjamin kemajuan suatu program, dan untuk menilai hasil akhir dari suatu program pemasaran sosial. Pendahuluan (2) Kegiatan monitoring & evaluasi program pemasaran sosial mrpkn bagian akhir suatu perencanaan yg meliputi garis2 besar tindaklanjut pemasaran sosial utk memantau kemajuan programnya. Salah satu aspek program pemasaran sosial ini disamping perencanaan & pelaksanannya ad. Evaluasi program yg pd gilirannya berkaitan dgn evaluasi dampak program serta batasan2 perilaku sbg evaluasi dlm pemasaran sosial. POKOK BAHASAN I MONITORING, PENGENDALIAN, DAN INFORMASI Monitoring, Pengendalian & Informasi Monitoring, pengendalian dan informasi juga diperlukan untuk mengetahui apakah program telah sesuai dengan rencana, perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi serta penyesuai-penyesuaian yang perlu dilakukan untuk menjamin pencapaian tujuan pemasaran sosial. Basis dari kegiatan ini adalah pengumpulan data (indikator-indikator yang telah ditetapkan, beserta data pendukung lainnya), pengolahan dan analisis data (termasuk pembandingan dengan standar) dan menyajikannya sebagai sebuah informasi yang bisa dipahami oleh semua yang terlibat dalam kegiatan program pemasaran sosial. Hasil monitoring dan pengendalian harus dikemas dalam bentuk informasi yang jelas, lengkap dan mudah dipahami bagi semua yang terlibat dalam kegiatan (pimpinan sampai staf pelaksana/pendukung) sehingga dapat dipakai untuk melakukan koreksi (bila diperlukan) atau penyesuaian kegiatan atau bahkan juga replaning. Monitoring dan pengendalian dilakukan terhadap kegiatan program yang sedang berjalan, sehingga koreksi (bila ditemukan penyimpangan) dapat dilaksanakan segera saat itu untuk lebih dapat menjamin pencapaian tujuan pemasaran sosial. Pengertian (1) Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan yang mempunyai tujuan utama menyediakan umpan balik dan indikasi awal tentang bagaimana kegiatan-kegiatan dilaksanakan, perkembangan atau pencapaian kinerja dari waktu ke waktu serta pencapaian hasil yang diharapkan. Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang direncanakan atau diharapkan dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi kegiatan pengumpulan dan analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program atau kegiatan dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi. Pengertian (2) Pengendalian adalah tindak lanjut dari monitoring. Monitoring sebenarnya lebih ditekankan pada kegiatan mencermati proses pelaksanaan kegiatan serta adanya perubahan lingkungan organisasi. Hasil monitoring akan memberikan umpan balik, apakah kegiatan dapat berjalan semestinya, ataukah terjadi adanya penyimpangan dari yang direncanakan, atau bahkan perencanaan yang tidak tepat atau menjadi tidak tepat oleh adanya perubahan lingkungan. Hasil monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari penjaminan kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan/atau penyesuaian. Sehingga sering pengendalian tidak dapat dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan monitoring itu sendiri. Monitoring dan pengendalian adalah sebuah kesatuan kegiatan. Pengertian (3) Informasi adalah hasil monitoring dan pengendalian yang telah dianalisis dan diolah sehingga dapat dipahami untuk dasar pengambilan keputusan tindak lanjut, baik menyangkut kegiatan yang sedang berjalan maupun kegiatan yang akan datang. Dengan demikian pengertian diatas menunjukkan bahwa monitoring, pengendalian dan informasi adalah bagian dari evaluasi. Tujuan utama monitoring,pengendalian & informasi 1. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yang mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll). 2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program berkait, baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang. 3. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan penyesuaian kegiatan. 4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari waktu kewaktu. Langkah-langkah monitoring & pengendalian (1) 1. Menetapkan standar dan indikator untuk menilai proses pelaksanaan program/kegiatan. Standar bisa mencakup semua input yang digunakan (dana, meteri/bahan, cara atau metode, SDM, Prosedur, Tehnologi dll) 2. Mengumpulkan data dan melakukan investigasi kinerja (pengamatan) dari pelaksanaan kegiatan/proses kegiatan yang dipilih untuk dibandingkan dengan standar/ indikator (baik kualitatif maupun kuantitatif) yang telah ditentukan. 3. Mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan data untuk pengkajian pengaruh lingkungan tersebut. terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan. Langkah-langkah monitoring & pengendalian (2) 4. Pengolahan, analisis data dan sistesis hasil. Data yang dikumpulkan (termasuk perubahan lingkungan) diolah dan dianalisis untuk membuat penilaian dan kesimpulan tentang proses pelaksanaan kegiatan. Hasil analisis dan kesimpulan akan digunakan lebih lanjut untuk perumusan rekomendasi tindak lanjut. 5. Pengambil keputusan melakukan tindakan (termasuk koreksi dan penyesesuain kegiatan, maupun perencanaan ulang). 6. Menyampaikan semua hasil monitoring, pengendalian dan tindak lanjut kepada pihak yang berkepentingan sebagai wujud akuntabilitas dan proses pengambilan keputusan lebih lanjut. Agar monitoring dan pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka perlu disusun rencana monitoring dan evaluasi yang meliputi sebagai berikut: 1. Menyiapkan informasi yang menjadi latar belakang program/kegiatan termasuk histori, status terkini program/kegiatan yang akan dimonitor/dikendalikan yang meliputi tujuan, strategi, proses kegiatan, waktu, stakeholders, organisasi pelaksana, mitra yang terkait dengan program/kegiatan. 2. Menetapkan tujuan monitoring dan pengendalian. 3. Menetapkan lingkup dan fokus dari kegiatan monitoring dan pengendalian, serta standar maupun indikator yang akan digunakan (termasuk dalam hal ini perubahan lingkungan yang akan diamati) 4. Menetapkan metoda monitoring dan pengendalian: cara pengumpulan data dan metoda pengolahan dan analisis. 5. Menyusun instrumen monitoring dan pengendalian. 6. Menetapkan sumber informasi yang akan digunakan untuk memperoleh data. 7. Menyusun tim monitoring: komposisi dari tim, apakah tim bersifat multidisiplin, keterlibatan stakeholders, bahkan keterlibatan pelaksana kegiatan. 8. Menyusun workplan untuk kegiatan monitoring dan pengendalian : menetapkan peran dan tanggung jawab tiap anggota tim, rincian kegiatan evaluasi, penjadualan kegiatan monitoring dan siapa yang bertanggung jawab untuk tiap kegiatan, termasuk rencana informasi/pelaporan dan kapan akan dilaporkan/didiseminasikan. 9. Menetapkan kebutuhan logistik: tranport, dukungan administrasi, proses analisis data, peralatan kantor, dsb. 10. Menyusun kebutuhan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan monitoring dan pengendalian. 11. Pelaksanaan monitoring dan pengendalian. Bentuk Pengawasan Pemasaran Sosial
Pengawasan berarti : memeriksa apa yg telah
dilaksanakan sdh benar atau tidak, & apabila perlu diambil tindakan2 korektif shg hasil pekerjaan sesuai dgn rencana. Pengawasan (controlling) dpt dianggap sbg kegiatan utk menemukan & mengoreksi penyimpangan yg terjadi. Prinsip Pengawasan Perlu diingat bahwa tujuan pengawasan bersifat positif, sesuai batas2 atau ketentuan yg ditetapkan. Prinsip pengawasan yg efektif ad. Membantu usaha2 kita utk mengatur pekerjaan yg direncanakan. Gunanya ad. Utk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tsb berlangsung sesuai rencana. Keterkaitan Pengawasan Pemasaran Sosial Pengawasan pemasaran sosial berkaitan erat dgn tugas pemasar sosial dlm melaksanakan programnya secara berkesinambungan, mulai peramalan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atau pengendalian, & evaluasi. Ide pokoknya ad. Mencegah terjadinya penyimpangan kegiatan sehingga kampanye produk pemasaran sosial dpt berjalan secara efektif & efisien. Aspek Pengawasan Pemasaran Sosial 1. Kegiatan atau kinerja dr tugas2 (controlling performance). 2. Kinerja staf atau pelaku dlm tugas & kegiatannya (controlling performers). Dgn demikian controlling management ad. Suatu proses memotivasi & mengilhami masyarakat dlm mewujudkan aktifitas organisasi ke arah tujuan. Hal ini meliputi juga proses mendeteksi & mengoreksi kesalahan & ketidakteraturan yg tdk disengaja. Langkah2 Proses Pengawasan Langkah Pertama : rasa emosi yg tinggi seharusnya diperhitungkan dlm perencanaan proses pengawasan sosial & dlm kampanye yg diarahkan dgn layak serta dlm pengembangan input & output kampanye yg dpt diukur (standar setting). Langkah Kedua : mengukur & membandingkan kinerja itu dgn standar yg ditentukan (measurement performance/performer). Langkah Ketiga : Mendiagnosis mengapa hasil2 pengukuran kerja & peranan staf itu tdk sesuai dgn apa yg telah mrk lakukan (diagnosis of performance/performers). Diagnosis Pemasaran Sosial Pemasar sosial hrs selalu mendiagnosis hasil2- nya, meskipun hasilnya sdh baik & sdh sesuai ataupun yg menyimpang dr standar. Diagnosis itu utk mengetahui apakah keberhasilan berasal dr peranan staf atau faktor2 lain dr luar, & apakah kegiatan itu dpt dilanjutkan. Apabila hasilnya di bawah standar, maka dilihat faktor2 penyebab penyimpangannya. Alat Pengawasan Kinerja Utk mengecek apakah kinerja suatu kegiatan perencanaan sesuai dgn standar & tetap dlm tujuannya, pemasar sosial dpt menggariskan beberapa alat pengawasan. Alat pengawasan dpt mengukur bagaimana kinerja itu dibandingkan dgn tujuan & sasaran program yg relevan. Selain itu, alat tsb juga dpt mengukur bagaimana kinerja itu dibandingkan dgn input atau sumber daya yg digunakan. Alat Pengawasan Staf/Petugas Alat pengawasan pelaku atau staf, ad. Sistem yg mengontrol kampanye pemasaran sosial. Alat pengawasan dpt berupa hadiah (reward) & hukuman (punishment), motivasi, nilai2 budaya, kepemimpinan yg baik. POKOK BAHASAN II EVALUASI PROGRAM PEMASARAN SOSIAL Evaluasi diperlukan untuk menilai dan menjamin pelaksanaan kegiatan benar sesuai dengan perencanaan. Evaluasi juga dimaksudkan untuk menilai hasil akhir dari suatu program ataupun kegiatan pelayanan, apakah tujuan yang telah ditetapkan/ditargetkan dapat dicapai secara efektif dan lebih efisien. Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan pemasaran sosial sdh benar serta menilai pencapaian hasil akhir apakah sesuai dengan target, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap semua kegiatan. Pengertian Evaluasi merupakan kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau program yang telah selesai. Evaluasi dilakukan secara selektif untuk menjawab pertanyaan spesifik, yang akan dijadikan pedoman bagi pengambil keputusan atau manajer, serta untuk menyediakan informasi apakah asumsi atau teori yang melatar belakangi suatu program adalah valid, apakah program berhasil atau tidak berhasil dan mengapa. Evaluasi biasanya bertujuan untuk memastikan atau menilai apakah suatu program itu relevan, dirancang dengan baik, efisien, efektif, memberi dampak positif, dan dapat berkesinambungan (sustain), atau bahkan dikembangkan . Tujuan Utama Evaluasi 1. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan, strategi dan pelaksanaan program atau kegiatan berkait dengan intervensi program yang sedang berjalan maupun intervensi di masa mendatang. 2. Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan.
Memperhatikan pengertian dan tujuan diatas, maka evaluasi
perlu dilakukan pada setiap fungsi manajemen, untuk menjamin suatu kegiatan benar-benar dibutuhkan serta tepat untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Tipe-Tipe Evaluasi 1. Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/program - Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum dilaksanakan (feedforward evaluation) - Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada proses pelaksanaan kegiatan (Concurrent Evaluation) - Evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau sering disebut sebagai evaluasi akhir kegiatan/program (feedback evaluation) 2. Menurut criteria kegiatan/program - Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan dalam kegiatan/program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM, dana, tehnologi, procedure, dll - Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan, missal ketaatan waktu pelaksanaan, ketaatan pada SOP atau procedure, hambatan-hambatan yang ditemukan dll - Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti cakupan program, kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dll - Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output, misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya kasus komplikasi pada kehamilan dan persalinan dll - Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau tercapainya outcome, misalnya tingkat kesehatan penduduk meningkat, turunnya KI dan AKB dst Tahapaan Proses Evaluasi Proses evaluasi biasanya terdiri dari paling sedikit 5 (lima) tahap yaitu : 1. Penetapan indicator pengukuran dan standar pelaksanaan kegiatan, biasanya sudah dilaksanakan bersamaan dengan perncanaan kegiatan 2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan 3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata (riel) 4. Pembandingan hasil ukur dengan standar 5. Merancang dan melakukan tindakan koreksi, bila memang diperlukan 1. Penetapan indicator dan stándar Tahap pertama dalam evaluasi adalah penetapan indilator dan standar. Indikator adalah penunjuk evaluasi sedang standar adalah suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai kegiatan atau hasil-hasil kegiatan. Pada umumnya penetapan indicator dan standar evaluasi telah ditetapkan bersamaan dengan proses perencanaan. Tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar evaluasi. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target cakupan sasaran, target penurunan AKI dan AKB, Pencapaian standar kualitas ANC dll. Tiga bentuk standar yang sering dipakai adalah : 1. Standar phisik, misalnya cakupan program, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan dll 2. Standar moneter adalah biaya per satuan produk atau sasaran program/kegiatan. Standar biaya pemulihan balita gizi buruk, standar biaya ANC dll 3. Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk menyelesaikan kegiatan tertentu atau untuk pencapaian tujuan tertentu. 2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan meningkatkan kehandalan evaluasi. Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai penuntun tahap ini, yaitu : 1. Berapa kali pelaksanaan pengukuran indicator evaluasi harus dilakukan, missal sekali, bulanan, tahunan dll 2. Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam bentuk tulisan, menginpeksi visual (pengamatan), menghitung, menimbang dll 3. Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi ?manajer saja atau tim evaluasi dsb 4. Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasilnya dapat diolah dan dianalisa, dengan biaya yang “relative” murah. 3. Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Pengukuran pelaksanaan dan kinerja kegiatan/program harus dilakukan untuk dapat melakukan evaluasi kegiatan/program. Beberapa cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan atau hasil pelaksanaan kegiatan adalah : 1. Pengamatan (observasi) 2. Laporan, baik lisan maupun tertulis 3. Mertode-metode otomatis. 4. Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur waktu dll 5. Penelitian atau survai sampel 4. Pembandingan hasil pengukuran dengan standar serta analisa penyimpangan Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran (pelaksanaan atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang direncanakan atau dengan standar yang ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasi adanya penyimpangan. Titik kritis yang penting lainnya adalah ketika mencari jawaban mengapa penyimpangan terjadi, yang berarti mencari penyebab terjadinya penyimpangan. 5. Pengambilan Tindakan Koreksi Bila diperlukan Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi (koreksi), merancang tindakan koreksi berdasarkan temuan penyebab penyimpangan serta melaksanakan intervensi/tindakan koreksi. Tindakan koreksi mungkin berupa : 1. Mengubah standar 2. Memperbaiki prosedur, tehnologi, metode dalam pelaksanaan kegiatan 3. Mengganti kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih akuntabel 4. Menambah sarana dan prasarana kegiatan 5. Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan dll. Kegunaan dan Pentingnya Evaluasi Tujuan terpenting dari evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiatan yang dialaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan atau ditetapkan.Selain itu juga untuk mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll. Adapun tujuan yang lain dari pelaksanaan evaluasi adalah : 1. Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program berhasil atau tidak berhasil. 2. Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas dan manajemen program, 3. Untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi dan replikasi 4. Untuk memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil 5. Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi 6. Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat menyebutkan hasil dan kualitas program, 7. Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen yang berkepentingan.