Adanya risiko berarti bahwa lebih dari satu hasil adalah mungkin. Prospek sederhana adalah peluang
Investasi di mana kekayaan awal tertentu ditempatkan pada risiko dan hanya memiliki dua kemungkinan
hasil.
Sebagai contoh wealth 𝑊 dari $100.000 dan diasumsikan dua hasil mungkin dengan probabilitas 𝑝 =
0.6, hasil yang menguntungkan terjadi dengan kekayaan akhir 𝑊1 = $150.000. Lainnya, dengan
probabilitas 1 − 𝑝 = 0,4, lebih sedikit keuntungan yang diperoleh sehingga 𝑊2 = $80.000 akan
diperoleh. Direpresentasikan pada pohon berikut :
𝑝 = 0.6 𝑊1 = $150,000
𝑊 = $100,000
1 − 𝑝 = 0.4 𝑊2 = $80,000
Misalkan seorang investor ditawari portofolio Investasi dengan hasil dalam satu tahun digambarkan oleh
prospek sederhana. Bagaimana cara mengevaluasi protofolio ini ?
Pertama, coba rangkum dengan menggunakan statistika deskriptif. Misalnya rata-rata atau yang
diharapkan kekayaan akhir tahun yang dinotasikan dengan 𝐸(𝑤)
Variansi, 𝜎 2 dari portofolio dihitung sebagai nilai yang diharapkan dari kuadrat penyimpangan dari
setiap hasil yang mungkin dari rata-rata:
Jelas, ini merupaka bisnis yang berisiko : Standar deviasi imbalannya besar, bahkan jauh lebih besar dari
laba yang diharapkan sebesar $22,000. Apakah keuntungan yang diharapkan cukup besar untuk
dibenarkan risiko tersebut tergantung pada portofolio alternatif.
Misilkan T-Bills sebagai alternatif risiko portofolio. T-Bill satu tahun menawarkan tingkat pengembalian
5%; $100,000 dapat diberikan untuk menghasilkan keuntungan sebesar $5000.
Sebelumnya ditunjukkan laba yang diharapkan pada prospek menjadi $22,000. Oleh karena itu,
keuntungan marjinal, atau tambahan, yang diharapkan dari portofolio berisiko atas Investasi dalam T-
Bills adalah
Proses pembentukan portofolio investor dapat dipandang sebagai urut-urutan dari dua tahapan:
(1) Memilih susunan portofolio dari asset berisiko semisal saham dan kewajiban jangka panjang,
(2) Memutuskan seberapa banyak yang diinvestasikan pada portofolio berisiko dibanding pada
asset yang aman semisal surat utang jangka pendek.
Spekulasi adalah asumsi dari besarnya risiko Investasi demi memperoleh keuntungan yang sepadan
Berjudi adalah bertaruh atau taruhan akan hasil yang tidak pasti.
Secara ekonomi, berjudi merupakan asumsi risiko tanpa tujuan namun kenikmatan risiko itu sendiri,
sementara spekulasi dijalankan meskipun risiko dilibatkan karena merasakan pertukaran risiko imbal-
hasil yang menguntungkan.
Investasi berisiko dengan premi risiko nol disebut dengan permainan imbang (fair game), terhitung
sebagai judi.
Investor yang enggan berisiko (risk averse) menolak portofolio Investasi yang berupa permainan imbang
atau yang lebih buruk.
Diasumsikan setiap investor dapat menentukan kesejahteraan atau utilitas yaitu skor untuk menyaingi
portofolio Investasi dengan dasar perkiraan imbal hasil dan risiko dari portofolio tersebut. Makin tinggi
utilitas menunjukkan profil-risiko imbal hasil yang paling menarik.
1
𝑈 = 𝐸(𝑟) − 𝐴𝜎 2 (6.1)
2
Dengan 𝑈 adalah nilai utilitas, 𝐴 adalah indeks keengganan risiko investor, dan ½ merupakan nilai yang
disepakati.
Utilitas didorong oleh tingginyaa perkiraan imbal hasil dan berkurang oleh tingginya risiko.
Anggaplah tiga investor dengan derajat keengganan risiko yang berbeda: 𝐴1 = 2, 𝐴2 = 3,5, dan 𝐴3 = 5,
seluruhnya sedang menilai tiga portofolio pada Tabel 1. Karena tingkat bebas risiko diasumsikan sebesar
5%, Persamaan 6.1 menunjukkan bahwa ketiga investor akan memberikan skor utilitas sebesar 0,5
untuk alternatif bebas risiko. Tabel 6.2 menyajikan skor utilitas yang akan ditetapkan oleh tiap-tiap
investor untuk masing-masing portofolio. Portofolio dengan skor utilitas tertinggi untuk tiap-tiap
investor tertera secara tebal. Perhatikan bahwa portofolio berisiko tinggi, H, hanya akan dipilih oleh
investor dengan derajat keengganan risiko terendah, 𝐴1 = 2, sementara portofolio rendah risiko, 𝐿,
akan dipilih bahkan oleh ketiga investor kami yang paling enggan berisiko. Ketiga portofolio menyaingi
alternatif bebas risiko bagi investor dengan tingkat keengganan risiko yang tertera pada tabel.
Tabel 2. Skor utilitas dari portofolio alternatif bagi investor dengan berbagai derajat keengganan risiko
Investor Skor Utilitas Portofolio L Skor Utilitas Portofolio M Skor Utilitas Portofolio H
Enggan [𝐸(𝑟) = 0,07 ; 𝜎 = 0,05] [𝐸(𝑟) = 0,09 ; 𝜎 = 0,10] [𝐸(𝑟) = 0,13; 𝜎 = 0,20]
Berisiko (A)
2,0 1 1 1
0,07 − × 0,052 = 0,675 0,09 − × 2 × 0,12 = 0,8 0,13 − × 2 × 0,22 = 0,09
2 2 2
3,5 1 1 1
0,07 − × 3,5 × 0,052 0,09 − × 3,5 × 12 0,13 − × 3,5 × 0,22
2 2 2
= 0,656 = 0,725 = 0,06
5,0 1 1 1
0,07 − × 5 × 0,052 0,09 − × 5 × 12 = 0,65 0,13 − × 5 × 0,22 = 0,03
2 2 2
= 0,638
Investor berisiko netral (risk neutral, dengan 𝐴 = 0) semata-mata menilai prospek berisiko dengan
perkiraan tingkat imbal hasilnya.
Penyuka risiko (risk lover- 𝐴 < 0) senang terlibat dalam permainan imbang dan perjudian; investor ini
menyesuaikan perkiraan imbal hasil yang menaik dengan memperhitungkan “kesenangan” dalam
menghadapi risiko prospek.
𝐸(𝑟𝐴 ) ≥ 𝐸(𝑟𝐵 )
Dan
𝜎𝐴 ≤ 𝜎𝐵
Memperkirakan Keengganan Risiko
Bagaimana memperkirakan tingkat keengganan risiko? Salah satu caranya adalah dengan menggunakan
kuisioner secara sederhana, hanya membedakan tingkat koefisien keengganan risiko yang tinggi (agresif)
dan sedang (moderat), atau rendah (konservatif).
Sebagai contoh, asumsikan bahwa total nilai pasar dari portofolio awal adalah $300.000 dimana $90.000
diinvestasikan di dalam dana pasar uang Aset Siaga, asset bebas risiko untuk tujuan praktis. Sisanya
sebesar $ 210.000 diinvestasikan pada sekuritas berisiko -- $ 113.400 pada ekuitas (𝐸) dan $96.600
pada kewajiban janga panjang (𝐵). Ekuitas dan obligasi jangka panjang yang dipegang terdiri dari
portofolio berisiko, 54% dalam 𝐸 dan 46% dalam B :
113400
𝐸 ∶ 𝑤𝐸 = = 0,54
210000
96600
𝐵 ∶ 𝑤𝐵 = = 0,46
210000
Bobot dari portofolio berisiko 𝑃, didalam portofolio utuh (complete portofolio), termasuk Investasi
bebas risiko dan berisiko, dan dinyatakan oleh 𝑦 :
210000
𝑦= = 0,7 (𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜)
300000
1 − 𝑦 = 0,3 (𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜)
Bobot dari tiap-tiap golongan asset pada portofolio utuh adalah,
$113400
𝐸: = 0,378
$300000
$96600
𝐵: = 0,322
$300000
Portofolio berisiko = 𝐸 + 𝐵 = 0,700
Anggaplah bahwa pemilik dari portofolio ini ingin menurunkan risiko dengan mengurangi alokasi
porofolio berisiko dari 𝑦 = 0,7 menjadi 𝑦 = 0,56. Portofolio berisiko kemudian hanya berjumlah
0,56 × $300.000 = $168.000, yang memerlukan penjualan sebesar $42.000 dari saham berisiko awal
sebesar $210.000, dengan hasil yang digunakan untuk membeli lebih banyak saham di Aset Siaga dana
pasar uang). Total saham pada asset bebas risiko akan naik menjadi $300.000 × (1 − 0,56) =
$132.000, saham awal ditambah kontribusi baru pada dana pasar uang :
Aset bebas risiko (risk free asset) seperti surat utang jangka pendek. Sifat jangka pendeknya
menyebabkan tidak berpengaruh terhadap fluktuasi suku bunga. Tentunya investor dapat menyimpan
dalam imbal hasil nominall jangka pendek dengan membeli surat utang dan menyimpannya hingga jatuh
tempo. Apalagi, ketidakpastian inflasi selama beberapa minggu, atau bahkan beberapa bulan, dapat
diabaikan dibandingkan dengan ketidakpastian dari imbal hasil pasar saham. Selain itu Reksadana Pasar
Uang juga bebas risiko.
Kombinasi risiko-imbal hasil yang tersedia bagi investor. Bagian “teknis” dari alokasi asset.
Andaikan investor telah memutuskan susunan dari portofolio berisiko. Saat ini yang menjadi perhatian
adalah proporsi dari anggaran Investasi, y, untuk dialokasikan pada portofolio berisiko, P. Proporsi
sisanya, 1 − 𝑦, diinvestasikan pada asset berisiko, 𝐹.
Tingkat imbal hasil berisiko dari 𝑃 adalah 𝑟𝑝 , perkiraan tingkat imbal hasilnya adalah 𝐸(𝑟𝑝 ), dan
simpangan bakunya adalah 𝜎𝑝 . Asumsi 𝐸(𝑟𝑝 ) = 15%, 𝜎𝑝 = 22% dan tingkat bebas risikonya adalah
𝑟𝑝 = 7%. Sehingga premi risiko pada asset berisiko adalah 𝐸(𝑟𝑝 ) − 𝑟𝑝 = 8%.
𝑟𝑐 = 𝑦𝑟𝑝 + (1 − 𝑦)𝑟𝑝
= 𝑟𝑝 + 𝑦[𝐸(𝑟𝑝 ) − 𝑟𝑝 ] = 7 + 𝑦(15 − 7)
Portofolio diperkirakan menghasilkan premi risiko yang bergantung pada premi risiko dari portofolio
berisiko 𝐸(𝑟𝑝 ) − 𝑟𝑝 dan posisi investor pada asset berisiko tersebut, y. Investor diasumsikan enggan
berisiko dan sehingga tidak bersedia mengambil posisi berisiko tanpa premi risiko positif.
Ketika menggabungkan asset berisiko dan asset bebas risiko pada portofolio, simpangan baku dari
portofolio utuh yang dihasilkan adalah simpangan baku dari asset berisiko dikali dengan bobot dari asset
berisiko pada portofolio itu. Karena simpangan baku dari portofolio berisiko adalah 𝜎𝑝 = 22%.
𝜎𝑐 = 𝑦𝜎𝑝 = 22𝑦
PORTOFOLIO RISK
Portofolio investor terdiri dari beragam jenis asset. Selain Investasi langsung di pasar keungan, investor
juga memiliki saham di dana pension, polis asuransi jiwa, tabungan, tumah, dan penghasilan dari
keterampilan mereka (human capital).
Investor harus memperhitungkan interaksi antara pengembalias asset saat mengevaluasi risiko
portofolio. Pada tingkat yang paling dasar, misalnya kontrak asuransi berfungsi untuk mengurangi risiko
dengan memebrikan hasil besar Ketika bagian lain dari portofolio bernasib buruk. Suatu polis asuransi
kebakaran terbayar Ketika asset lain dalam portofolio seperti tumah atau pabrik menderita kerugian
besar. Pola pengembalian yang mengimbangi kedua asset ini (rumah dan polis asuransi) menstabilkan
risiko portofolio secara keseluruhan. Berinvestasi dalam asset dengan pola hasil yang mengimbangi
eksposur ke sumber risiko tertentu disebut dengan hedging atau lindung nilai.
Asuransi merupakan kendaraan lindung nilai. Dalam konteks pasar keuangan menawarkan peluang
lindung nilai yang serupa, meskipun tidak langsung. Misalnya mempertimbangkan dua perusahaan, yang
satu memproduksi losion untuk berjemu, yang lain produksi paying. Pemegang saham dari setiap
perusahaan menghadapi risiko cuaca yang berlainan. Hujan yang dimusim panas maka penurunan laba
perusahaan lotion tetapi mengangkat perusahaan payung. Saham perusahaan payung bertindak sebagai
“asuransi cuaca” untuk pemegang saham perusahaan lotion untuk berjemur. Hal ini sama dengan
kebakaran dalam polis asuransi yang mengasuransikan rumah.
Cara lain untuk mengendalikan risiko portofolio adalah dengan diversifikasi, di mana Investasi dibuat
dalam berbagai macam asset sehingga eksposur terhadap risiko keamanan tertentu adalah terbata.
Dengan menempatkan telur seseorang di banyak keranjang, risiko portofolio secara keseluruhan
sebenarnya mungkin lebih kecil daripada risiko keamanan komponen apa pun yang dipertimbangkan
secara terpisah.
Humanex merupakan suatu organisasi nonprofit yang memperoleh keuntungannya dari return dana
abadi. Beberapa tahun lalu, pendiri Best Candy berkehendak blok besar dari Saham Best Candy ke
Humanex dengan syarat Humanex tidak pernah menjualnya. Block dari dhares sejarang terdiri darii
50%nya Humanex’s endowment. Humanex memiliki pilihan kemana harus menginvestasikan sisa
portofolionya, nilai stok Best Candy terhadap harga gula. Di tahun-tahun Ketika gula dunia panen
rendah, harga gula naik secara signifikan dan permen terbaik menderita kerugian yang cukup besar.
Dapat dideskripsikan sebagai berikut
Rule 1. Rata-rata dari expected return dari suatu asset adalah probabilitas-rata-rata terbobot dari return
pada seluruh scenario. Pr (𝑠) adalah probabilitas dari scenario 𝑠 dan 𝑟(𝑠) return dari scenario 𝑠, ditulis
expected return, 𝐸(𝑟) sebagai
𝐸(𝑟) = ∑ Pr(𝑠) 𝑟(𝑠)
𝑠
Dengan mengaplikasikan formula diperoleh expected rate of return dari saham Best Candy adalah
Contoh
2
𝜎𝐵𝑒𝑠𝑡 = 0.5(25 − 10.5)2 + 0.3(10 − 10.5)2 + 0.2(−25 − 10.5)2 = 375.25
Humanex memiliki 50% dari dana endowmen pada saham Best. Untuk mengurangi risiko dari seluruh
portofolio, sebaiknya Investasi di T-Bills, yang memiliki yield rate dari return 5%. Untuk menentukan
return dari seluruh portofolio
Rule 3. Tingkat return dari portofolio adalah rata-rata terbobot dari tingkat imbal hasil dari masing-
masing asset dibandingkan terhadap portofolio, dengan proporsi portofolio sebagai bobot.
Mengimplikasikan bahwa expected rate dari return pada portofolio adalah rata-rata terbobot dari
expected rate dari imbal hasil pada masing-masing komponen asset.
Humanex’s proporsi portofolio masing-masing asset adalah 0.5 dan expected rate of return adalah
Rate imbal hasil dari pengembalian untuk setiap risiko adalah rata-rata sederhana dari tingkat pada Best
dan SugarKane.
Nilai ekspektasi dari return pada Humanex’s hedging portofolio adalah 8.25% dengan standar deviasi
adalah 4.83%.
Risiko dari asset-aset individu harus menghitung efek dari return dari seluruh variabilitas portofolio.
Untuk menghitung hedging atau diversifikasi dari suatu asset, menggunakan konsep dari covariansi dan
korelasi.
Kovariansi menghitung bagaimana return daru dua risiko asset bergerak Bersama. Positive kovariansi
berarti bahwa imbal hasil asset bergerak Bersama. Kovariansi negative berarti bahwa mereks saling
inversm contohnya Best dan SugarKane.
Untuk menghitung kovatiansi dilihat dari return “surprises” atau deviasi dari nilai ekspektasi untuk
masing-masing risiko.
Contoh
Dengan 𝐸(𝑟𝐵𝑒𝑠𝑡 ) = 10.5% dan 𝐸(𝑟𝐾𝑎𝑛𝑒 ) = 6% dan return untuk setiap scenario dihitung nilai
Covariansi
= −240.5
Kovarinasi negativemengkonfirmasi kualitas hedging dari SugarKane stock terhadap Best Candy.
Nilai korelasi mendekati 1 kofirmasi bahwa strong tendency dari Best dan SugarKane untuk bergerak
berlawanan satu dengan yang lain.
Rule 5. Ketika dua risiko dengan variansi 𝜎12 dan 𝜎22 dikombinasikan dengan bobot 𝑤1 dan 𝑤2 , variansi
dari portofolio 𝜎𝑝2 adalah
Sebagai contoh, dengan bobot yang sama Best dan SugarKane, 𝑤1 = 𝑤2 = 0.5 dengan 𝜎𝐵𝑒𝑠𝑡 = 18.9%,
𝜎𝐾𝑎𝑛𝑒 = 14.73% dan 𝐶𝑜𝑣(𝑟𝐵𝑒𝑠𝑡 , 𝑟𝐾𝑎𝑛𝑒 ) = −240.5, diperoleh
Efek kovarians pada risiko portofolio. Sebuah kovarians positif meningkatkan varians portofolio, dan
kovarians negative bertindak untuk mengurangi varians portofolio.