Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

“SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK PUYUH”

Disusun oleh:

Nama : Indah Puspitasari


NIM : 2222100004
Prodi : Agribisnis Peternakan

JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas LAPORAN yang berjudul SISTEM
PENCERNAAN ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas IBU
JUMATRIATIKAH HADRAWI, S.Pt., M.Si. pada DASAR PRODUKSI TERNAK.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang SISTEM
PENCERNAAN bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu JUMATRIATIKAH HADRAWI,


S.Pt., M.Si., selaku dosen DASAR PRODUKSI TERNAK yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
ini.

Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.

Mandalle, 22 November 2222

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL.....................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1.1 Latar belakang ............................................................................
1.2 Tujuan.........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM.............................................................
2,1 Waktu dan Tempat......................................................................
2.2 Alat dan Bahan............................................................................
2.3 Metode Kerja...............................................................................
2.4 Prosedur Pembedahan.................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................
BAB V KESIMPULAN .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Puyuh (Coturnix coturnix japonica) mempunyai potensi besar untuk


dikembangkan sebagai alternatif sumber protein hewani yang murah. Burung puyuh
yang dikembangkan di Indonesia memiliki ciri – ciri bulu warna coklat, tubuh
relatif kecil, dan memiliki kaki pendek (Afria, Sjofjan dan Widodo, 2013). Puyuh
dikenal di Indonesia umumnya sebagai penghasil telur dan daging. Budidaya puyuh
relatif lebih sederhana bila dibandingkan dengan unggas lainya, produksi telur yang
tinggi, selang generasi yang pendek dan presentase karkas yang cukup besar. Puyuh
merupakan salah satu diantara aneka ternak unggas yang banyak mendapat
perhatian akhir-akhir ini karena dalam pemeliharaanya tidak memerlukan areal
yang luas, konsumsi pakan sedikit tingkat pertumbuhanya cepat dan pada umur 42
harus sudah bertelur, selain itu produksi telur yang relatif tinggi, interval generasi
dalam waktu singkat, dan periode inkubasi relatif cepat.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk dan fungsi organ reproduksi pada burung puyuh
betina.
2. Untuk mengetaghui ukuran dan berat bagian-bagian organ reproduksi
burung puyuh.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Mulut adalah untuk mencerna makanan


2. Esophagus adalah sebuah tabung dengan otot-otot yang bertugas membawa
makanan yang masuk dari mulut menuju ke bagian saluran pencernaan
3. Tembolok adalah organ elastis setelah kerongkongan (Oesophagus) yang
berfungsi untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat unggas
makan dalam jumlah banyak.
4. Proventiculus adalah lambung kelenjar yang berfungsi mencerna
makanan secara enzimatis.
5. Vrenticulus adalah salah satu organ pencernaan unggas dimana berfungsi
sebagai pencerna biji
6. Small intestine adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar.
7. Caecum adalah sepasang organ berbentuk kantung yang membentuk
percabangan pada perbatasan usus halus dan usus besar, berfungsi membantu
pencernaan makanan yang mengandung serat dengan bantuan miroorganism
8. Large intestine adalah adalah bagian akhir dari sistem pencernaan
9. Cloaca adalah lubang posterior yang berfungsi sebagai satu-satunya lubang
untuk saluran pencernaan, urin, dan (umumnya) genital pada spesies hewan
tertentu.
10. Vent alat pembuangan gas, udara atau uap air
11. Hati adlah organ yang berperan penting dalam proses metabolisme dalam
manusia dan hewan
BAB III

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu hari Rabu, 09
November 2022 pukul 01.00-16.30 WITA bertempat di RK 5.

2.2 Alat dan Bahan


 Pisau bedah
 Gunting bedah
 Sarung tangan
 Bangkai burung puyuh
 Plastik bening saat pembedahan bangkai
 Alat tulis

2.3 Metode kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktik.
2. Timbang berat badan ternak, kemudian catat hasil yang diperoleh.
3. Pisahkan organ reproduksi dari ternak, kemudian letakkan diatas nampan.
4. Lakukan pengukuran menggunakan benang kemudian cocokkan di atas
penggaris untuk menentukan ukuran pasti dalam satuan cm. Hasil yang
diperoleh ditulis dalam tabel pengamatan.
5. Dokumentasikan serangkaian tahapan kegiatan praktikum.
6. Setelah kegiatan selesai, bersihkan seluruh perlengkapan yang telah
digunakan.

2.5 Prosedur Pembedahan :

a. Spesimen unggas yang akan dibedah diletakkan di atas papan bedah atau
nampan.
b. Pembedahan dilakukan dengan mengiris/menggunting bagian perut ke
samping kiri dan kanan sampai pada bagian dada depan. Bagian yang telah
diiris dibuka sehingga organ dalam terlihat. Organ terdapat pada bagian
dalam tubuh diisolasi.
c. Selain metode pembedahan, isolasi organ dalam tubuh juga dapat dilakukan
dengan membuat irisan lubang yang cukup besar dari bagian bawah anus,
seluruh isi dalam tubuh ditarik keluar termasuk jaringan pengikat paru-paru,
hati dan jantung. Pengambilan organ dalam tersebut dilakukan dengan cara
memasukkan tangan ke dalam rongga perut dan menarik seluruh organ
dalam keluar. Kelebihan dari metode ini adalah bagian luar spesimen yang
bernilai komersial masih utuh, kelemahan dari metode ini adalah terdapat
kemungkinan kerusakan pada organ yang yang rapuh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai
berikut:

Tabel 1. Pengamatan penampakan organ reproduksi pada burng puyuh betina.

No. Jenis ternak Gambar

Puyuh Betina

Keterangan:

Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium
terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus,
kelenjar kerabang telur  dan vagina.

1.  Ovarium
Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga
perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. 
2. Oviduk
Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung antara
ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik
dan satunya mengalami rudimeter. Bentuknya panjang dan berkelok-kelok
yang merupakan bagian dari ductus Muller. Oviduk terdiri dari lima bagian
yaitu: infundibulum atau funnel, magnum, ithmus, uterus atau shell
gland dan vagina.
a. Infundibulum
Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang
sekitar 9 cm. Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan
menerima telur yang telah diovulasikan. Pada bagian leher infundibulum
yang merupakan bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan
sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan
vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi.
Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya
fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15
menit di dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang
terdapat pada yolk akan masuk ke bagian magnum.
b. Magnum
Magnum merupakan saluran kelanjutan  dari oviduk dan merupakan bagian
terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak
dapat terlihat dari luar. Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm  dan
tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam
magnum sekitar 3 jam. Albumen padat yang kaya akan mucin disekresikan
oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah
albumen yang disekresikan sekitar 40 sampai 50% total albumen telur.
c. Ithmus
setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus. Antara ithmus
dan magnum  terdapat garis pemisah yang nampak  jelas yang disebut garis
penghubung  ithmus-magnum.
d. uterus
Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di
dalam uterus  telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-
garam kalsium.  Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi
penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral,
vitamin dan air melalui dinding uterus dan secara osmosis masuk ke dalam
membran sel. Pembentukan kerabang juga diikuti dengan pewarnaan
kerabang.
e. vagina
Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm. Telur
masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang
sempurna (di dalam uterus). Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat
dan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang
sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur dari vagina keluar
melalui kloaka.
Sumber.Hasil Praktikum Dasar Produksi Ternak,2022
Tabel 2. Hasil pengukuran berat dan ukuran organ reproduksi burung puyuh

No. Nama organ Berat (g) Ukuran (cm)

1. Ovarium 1,0 2,3

2. Oviduk 20,5 2,0

3. Ifundibulum 2 9

4. Magnum 0,7 0,5

5. Ithmus 1,1 4

6. Uterus 2,5 3,0

7. Vagina 0,5 12
Sumber Hasil Praktikum Dasar Produksi Ternak

Tabel 3. Presentsi berat organ reproduksi terhadap bobot badan puyuh

No. Parameter Berat (g) Bobot badan Presentase


Pengamatan Ayam utuh (g) organ
reproduksi (%)

1. Total organ reproduksi 22,75 14,20 323,05


betina

Sumber: Hasil Praktikum Dasar Produksi Ternak,.

Pembahasan
Tingkat kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani semakin tinggi dari
hari ke hari, hal tersebut terlihat dari ketidakseimbangan yang terjadi antara
permintaan daging yang terus meningkat dengan persediaan yang ada serta
pertambahan populasi ternak yang tidak cukupi kebutuhan. Hal inilah yang
mendorong dilaksanakannya pengembangan dan penganekaragaman ternak
sumber protein hewani, salah satunya adalah burung puyuh selain daging
sapi,ayam,domba,dan kambing ternyata burung puyuh memiliki potensi
sebagai salah satu sumber protein
Burung puyuh sampai saat ini masih dipandang sebagai unggas penghasil
telur. Oleh karena hal tersebut maka berbagai upayah telah dilakukan untuk
meningkatkan performans puyuh sebagai petelur. Beberapa diantaranya yaitu
dengan melakukan perbaikan pakan yang di berikan. Hal ini sangat berkaitan
erat dengan nutrisi yang diberikan kepada puyuh agar dapat berkembang dan
bereproduksi sesuai dengan yang diharapkan. Hal inilah yang kemudian
menarik untuk dikaji mengenai bagaimana system pencernaan burung puyuh
dan kebutuhan nutrisinya, oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman dan juga mendapatkan referensi dari berbagai
sumber tentang pertanyaan tersebut.

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut

1) Organ reproduksi pada puyuh:  


Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga
perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. 
Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung antara ovarium
dan uterus
Ifundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9
cm.
Magnum Magnum merupakan saluran kelanjutan  dari oviduk dan merupakan
bagian terpanjang dari oviduk
Ithmus setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus. Antara
ithmus dan magnum  terdapat garis pemisah yang nampak  jelas yang disebut
garis penghubung  ithmus-magnum
Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam
uterus  telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam
kalsium. 
Vagina Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm

2) Puyuh (Coturnix coturnix japonica) mempunyai potensi besar untuk


dikembangkan sebagai alternatif sumber protein hewani yang murah. Burung
puyuh yang dikembangkan di Indonesia memiliki ciri – ciri bulu warna coklat,
tubuh relatif kecil, dan memiliki kaki pendek (Afria, Sjofjan dan Widodo, 2013).
Puyuh dikenal di Indonesia umumnya sebagai penghasil telur dan daging
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/57778/3/Bab_II.pdf

http://eprints.undip.ac.id/57778/3/Bab_II.pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/19755097.pdf

https://rimbakita.com/burung-puyuh/

https://www.orami.co.id/magazine/amp/infundibulum

Anda mungkin juga menyukai