Anda di halaman 1dari 7

A.

OUTSOURCING

Istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa yang
semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra
perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan TI, outsorcing digunakan untuk
menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal. Outsourcing
TI juga dapat diterjemahkan sebagai penyediaan tenaga ahli yang profesional di bidang TI untuk
mendukung dan memberikan solusi guna meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan
sering kali suatu perusahaan mengalami kesulitan untuk menyediakan tenaga TI yang
berkompeten dalam mengatasi kendala-kendala TI maupun operasional kantor sehari-hari.

Jadi, outsourcing adalah pemberian sebagian pekerjaan yang tidak bersifat rutin
(temporer) dan bukan inti perkerjaan di sebuah organisasi atau perusahaan ke pihak lain atau
pihak ketiga.

Aplikasi IT outsourcing di suatu perusahaan antara lain mencakup layanan sebagai


berikut:

1) Pemeliharaan aplikasi (Applications maintenance)


2) Pengembangan dan implementasi aplikasi (Application development and
implementation)
3) Data centre operations
4) End-user support
5) Help desk
6) Dukungan teknis (Technical support)
7) Perancangan dan desain jaringan
8) Network operations
9) Systems analysis and design
10) Business analysis
11) Systems and technical strategy
Penerapan metode outsoucing memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dilihat
dalam table berikut:

Kelebihan Kekurangan
1. Biaya menjadi lebih murah karena 1. Kehilangan kendali terhadap SI dan data
perusahaan tidak perlu membangun karena bisa saja pihak outsourcer menjual
sendiri fasilitas SI dan TI. data dan informasi perusahaan ke pesaing.
2. Memiliki akses ke jaringan para ahli dan 2. Adanya perbedaan kompensasi dan
profesional dalam bidang SI/TI. manfaat antara tenaga kerja internal
3. Perusahaan dapat mengkonsentrasikan dengan tenaga kerja outsourcing.
diri dalam menjalankan dan 3. Mengurangi keunggulan kompetitif
mengembangkan bisnis intinya, karena perusahaan karena pihak outsourcer tidak
bisnis non-inti telah didelegasikan dapat diharapkan untuk menyediakan
pengerjaannya melalui outsourcing. semua kebutuhan perusahaan karena harus
4. Dapat mengeksploitasi skill dan memikirkan klien lainnya juga.
kepandaian dari perusahaan outsource 4. Jika menandatangani kontrak outsourcing
dalam mengembangkan produk yang yang berjangka lebih dari 3 tahun, maka
diinginkan perusahaan. dapat mengurangi fleksibilitas seandainya
5. Mempersingkat waktu proses karena kebutuhan bisnis berubah atau
beberapa outsourcer dapat dipilih perkembangan teknologi yang
sekaligus untuk saling bekerja sama menciptakan peluang baru dan adanya
menyediakan layanan yang dibutuhkan penurunan harga, maka perusahaan harus
perusahaan. merundingkan kembali kontraknya dengan
6. Fleksibel dalam merespon perubahan SI pihak outsourcer.
yang cepat sehingga perubahan arsitektur 5. Ketergantungan dengan perusahaan
SI berikut sumberdayanya lebih mudah pengembang SI akan terbentuk karena
dilakukan karena perusahaan outsource perusahaan kurang memahami SI/TI yang
SI pasti memiliki pekerja TI yang dikembangkan pihak outsourcer sehingga
kompeten dan memiliki skill yang tinggi, sulit untuk mengembangkan atau
serta penerapan teknologi terbaru dapat melakukan inovasi secara internal di masa
menjadi competitive advantage bagi mendatang
perusahaan outsource.
7. Meningkatkan fleksibilitas untuk
melakukan atau tidak melakukan
investasi.
Dari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh outsourcing, muncul berbagai
pertimbangan kenapa suatu perusahan memilih metode ini. Menurut Rahardjo (2006),
outsourcing sudah tidak dapat dihindari lagi oleh perusahaan. Berbagai manfaat dapat dipetik
dari melakukan outsourcing, seperti penghematan biaya (cost saving), perusahaan bisa
memfokuskan diri pada kegiatan utamanya (core business), dan akses pada sumber daya
(resources) yang tidak dimiliki oleh perusahaan. Alasan yang sama juga dikemukakan dalam
www.outsource2india.com dimana kebanyakan organisasi memilih outsourcing karena
mendapatkan keuntungan dari biaya rendah (lower costs) dan layanan berkualitas tinggi (high-
quality services). Selain itu, outsourcing juga dapat membantu organisasi dalam memanfaatkan
penggunaan sumber daya, waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih baik. Outsourcing juga
memungkinkan organisasi untuk mengakses modal intelektual, berfokus pada kompetensi inti,
mempersingkat waktu siklus pengiriman dan mengurangi biaya secara signifikan. Dengan
demikian, organisasi akan merasa outsourcing merupakan strategi bisnis yang efektif untuk
membantu meningkatkan bisnis mereka.

Dalam outsourcing, outsourcer dan mitra outsourcing-nya memiliki hubungan yang lebih
besar jika dibandingkan dengan hubungan antara pembeli dan penjual. Hal ini dikarenakan
outsourcer mempercayakan informasi penting perusahaan kepada mitra outsourcing-nya. Salah
satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan untuk membuat hubungan jangka
panjang (long term relationship) tidak hanya kepada proyek jangka dekat. Alasannya sangat
sederhana, yaitu outsourcer harus memahami proses bisnis dari perusahaan. Perusahaan juga
akan menjadi sedikit tergantung kepada outsourcer (Rahardjo, 2006). Saat ini, outsourcing tidak
lagi terbatas pada outsourcing layanan TI tetapi juga sudah merambah ke bidang jasa keuangan,
jasa rekayasa, jasa kreatif, layanan entry data dan masih banyak lagi.

B. Keputusan Insourcing Lawan Outsourcing

Keputusan untuk mengembangkan sendiri sistem informasinya disebut insourcing dan


keputusan untuk menyerahkan kepada pihak ketiga pengembangan sistem dan operasi dari
sistem merupakan keputusan outsourcing.
Insourcing mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk dipekerjakan di luar
perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh
perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk bekerja di luar perusahaan secara fulltime, fifty-
fifty atau temporary.

Perushaan melakukan keputusan insourcing dan outsourcing berdasarkan beberapa hal, antara
lain:

Berdasarkan Besarnya Budget

Dari keputusan insourcing dan outsourcing dapat ditentukan sebagai berikut :

a) De facto insourcing
Merupakan keputusan 100% budget untuk insourcing yaitu semua pengembangan sistem
dan operasinya dilakukan oleh internal organisasi, yaitu biasanya dilakukan oleh
departemen sistem informasi atau departemen TI.
b) Total Insourcing
Keputusan ini merupakan keputusan sebagian besar (sekitar 80% budget) dari
pengembangan dan kegiatan operasi TI dilakukan secara internal oleh departemn TI.
c) Selective Outsourcing
Keputuan ini merupakan keputusan keputusan sebagian besar (sampai dengan 80%
budget) pengembangan dan operasi TI yang diseleksi dikembangkan dan di operasikan
oleh penyedia jasa outsourcing.
d) Total Outsourcing
Keputusan ini adalah menyerahkan sebagian besar (lebih dari 80% budget) pengembanga
dan operasi kegiatan IT kepada penyedia jasa luar.

Berdasarkan Jenis Aplikasinya : Stratejik dan Kritikal

Menurut petuah konfesional ini,jika aplikasi bersift stratejic dan di outsource-kan ,maka akan
kehilangan keuntungan kompetisinya sehingga tidak menjadi stratejik lagi.kehilangan
keuntungan kompetisinya karena outsource dapat menyediakan jasa semacam kepada
pesaing,sehingga pesaing dapat mempunyai aplikasi yang sama.
Petuah konfesional juga menyarankan untuk tidak mengoutsoce-kan aplikasi-aplikasi yang kritis,
dengan alasan jika terjadi gangguan dengan aplikasinya ,maka akan sangat terlambat untuk
diperbaiki karena aplikasi tersebut dikerjakan ditempat outsorcer yang terpisah dari tempat
perusahaan

Berdasarkan Kontribusi Aktivitas TI terhadap Operasi dan Posisi Bisnis


Terdapat dua dimensi untuk mengvaluasi keputusan outsourcing ini, yaitu sebagai berikut :
1. Kontribusi TI terhadap posisi bisnis, yang terdiri dari :
a. Diferensiasi (Differentiation), yaitu aktivitas TI memberi kontribusi posisi bisnis yang
stratejik yang dapat membuat perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya.
b. Komoditas (Commodity), yaitu aktivitas TI hanya seperti komoditas biasa tidak
menyumbangkan posisi stratejik pada perusahaan.
2. Kontribusi TI terhadap operasi bisnis, yang dapat terdiri dari :
a. Kritikal (Critical), yaitu TI digunakan untuk operasi bisnis yang kritikal.
b. Berguna (Useful), yaitu TI sangat berguna untuk digunakan pada operasi bisnis, tetapi
bukan untuk operasi bisnis yang kritikal

Berdasarkan Analisis Strategic Grid


Posisi perusahaan di dalam strategic grid dapat digunakan untuk menganalisis kontribusi TI
terhadap posisi stratejik perusahaan. Posisi perusahan dalam strategic grid ditentukan oleh dua
dimensi , yaitu :
1. Ketergantungan operasi perusahaan terhadap TI sekarang
2. Pengembangan aplikasi-aplikasi TI dimasa depan
Dari kedua dimensi ini diperoleh empat kuadran yaitu :
a. Factory dengan rekomendasi aplikasi TI untuk di outsource
b. Strategic dengan rekomendasi aplikasi TI untuk tidak di outsource
c. Support dengan rekomendasi aplikasi TI untuk di outsource kan dan
d. Turnaround dengan rekomnedasi aplikasi TI untuk tidak di outsource
Strategi Kontrak

Jika keputusan untuk di outsource-kan sudah diputuskan, maka langkah berikutnya adalah
mengevaluasi beberapa strategi kontrak yang tersedia. Eveluasi strategi kontrak menggunaka dua
buah dimensi sebagai berikut.

1. Gaya Pembelian (Purchasing Style)


Yang menjelaskan gaya hubungan antara perusahaan dengan penyedia jasa outsourcing
yang terdiri dari :
a. Transaksi (Transaction), yaitu pembelian yang regular dengan kontrak tepat waktu.
b. Hubungan baik (Relationship), yaitu hubungan pembelian dalam bentuk partnership.
2. Fokus Pembelian (Purchasing Focus)
Yaitu menjelaskan bahwa siapa yang akan mengoperasikan dan mengelola aktivitas-
aktivitas TI yang terdiri dari :
a. Sumber Daya (Resources), yaitu aktivitas-aktivitas TI dikelola sendiri oleh
departemen TI internal dengan sumber dayanya diperoleh dari outsourcer.
b. Hasil (Results), yaitu outsourcer mengelola aktivitas-aktivitas TI dan perusahaan
hanya menerima hasil akhirnya saja.

Sumber :
https://tyomulyawan.wordpress.com/2014/01/02/metode-pengembangan-sistem-informasi-
perusahaan-insourcing-outsourcing-co-sourcing/

Jogiyanto HM., MBA., Akt. 2009. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai