Uts Metode Riset - Ikhwanul Mukhlisin (Bab I - Iii)
Uts Metode Riset - Ikhwanul Mukhlisin (Bab I - Iii)
TESIS
Oleh :
( ) ( )
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Kompetensi
a) Pengertian Kompetensi
b) Pengembangan Kompetensi
d) Indikator Kompetensi
b) Penilaian Kinerja
i. Pengertian Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan faktor kunci guna
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,
karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas
sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian
kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan
organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka
dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja
pegawai.
Menurut Bernardin dan Russel (2020) “A way of
measuring the contribution of individuals to their organization“.
Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu
(pegawai) kepada organisasi tempat mereka bekerja. Menurut
Cascio (2020) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau
deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang
terkait dari seseorang atau suatu kelompok”. Menurut Wahyudi
(2021) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan
secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja/jabatan
seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.
Berdasarkan pengertian-pengertian dari para ahli di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan
suatu rangkaian yang dilakukan oleh lembaga / organisasi untuk
mengetahui tingkat kelebihan atau kekurangan pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tujuan
organisasi.
ii. Penilaian Kinerja ASN
Penilaian Kinerja pada Pegawai ASN merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh atasan/pimpinan baik dilakukan
secara langsung ataupun dengan bantuan lembaga-lembaga
penyelia untuk menilai kinerja pegawainya. Tujuan dan fungsi dari
penilaian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur sejauh
mana kinerja pegawai dalam suatu lembaga dalam rangka
mencapai tujuan dari pegawai ASN. Tujuan pegawai ASN dalam
Undang - Undang No. 5 Tahun 2014 adalah sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa (UU Nomor 5 tahun 2014 Pasal 10). Dalam Undang -
Undang tersebut juga dijelaskan bahwa Pegawai ASN terdiri atas
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam penilaian kinerja ini penulis akan
memfokuskan terhadap penilaian kinerja PNS di dalam
kepegawaian ASN.
Tujuan dari penilaian kinerja PNS ini adalah untuk
menjamin Objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan pada
sistem prestasi dan sistem karier. Selain itu digunakan juga
sistem merit dalam manajemen Pegawai ASN yang didasarkan
pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna
kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur,
atau kondisi kecacatan. Dengan demikian, diharapkan dalam
pelaksanaan penilaian kinerja pegawai dapat dilakukan murni
atas apa yang telah dicapai oleh pegawai tersebut bukan atas
unsur adanya korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dalam penilaian kinerja yang ditunjuk sebagai lembaga
yang memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan dan
menyelenggarakan manajemen ASN secara nasional adalah
Badan Kepegawaian Negara. Badan Kepegawaian Negara (BKN)
merupakan lembaga pemerintah yang berada di luar dari
kementerian. BKN menyelenggarakan penilaian kinerja pegawai
secara nasional.
Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai,
serta perilaku PNS. Penilaian kinerja PNS terdiri atas unsur
sasaran kerja pegawai (SKP) dan perilaku kerja. Penilaian kinerja
PNS dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan
transparan. Penilaian kinerja PNS berada di bawah kewenangan
Pejabat yang berwenang pada Instansi Pemerintah masing-
masing yang didelegasikan secara berjenjang kepada atasan
langsung dari PNS.
Penilaian atas SKP meliputi aspek kuantitas, kualitas,
waktu dan biaya, sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis
kegiatan pada masing-masing unit kerja. Penilaian Perilaku kerja
meliputi aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin,
kerja sama, dan kepemimpinan. Penilaian Kinerja PNS
merupakan nilai gabungan dari penilaian SKP dan penilaian
perilaku kerja dengan perbandingan 60% dan 40%. Hasil
penilaian kinerja PNS digunakan sebagai bahan kajian untuk
menjamin objektivitas dan pengembangan PNS, dan dijadikan
sebagai persyaratan dalam pengangkatan jabatan, kenaikan
pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi, dan lain-lain.
Dalam penilaian kinerja, terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi penilai dalam melakukan penilaian kinerja.
Penyelia sering tidak berhasil untuk meredam emosi dalam
menilai prestasi kinerja pegawai, hal ini menyebabkan penilaian
menjadi bias. Bias adalah distorsi pengukuran yang tidak akurat.
Bias ini mungkin terjadi sebagai akibat ukuran-ukuran yang
digunakan bersifat subjektif.
c) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Gibson (2018) ada 3 faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja :
1) Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang
keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi
seseorang.
2) Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi
dan kepuasan kerja
3) Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan,
kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).
d) Indikator Kinerja
• Motivasi internal.
• Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
• Melaksanakan tugas dengan target yang jelas.
• Memiliki tujuan yang jelas dan menantang.
• Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya.
• Memiliki rasa senang dalam bekerja.
PENEMPATAN
KERJA
Y Z
X2
KOMPETENSI
Hipotesis dari penelitian dalam tesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Namun perlu diketahui bahwa hipotesis ini hanya bersifat dugaan awal
sebelum dilakukan analisis statistik yang lebih lanjut untuk menguji validitasnya.
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian