UU Nomor 17 Tahun 2023
UU Nomor 17 Tahun 2023
{
SALINAN
.ht
3
02
PRESIDEN
n-2
;IEPUELIK INDONESIA
hu
a
7-t
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
r-1
NOMOR 17 TAHUN 2023
mo
TENTANG
-no
KESEHATAN
-uu
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
ang
nd
Tahun 1945;
b bahwa pembangunan kesehatan masyarakat
om
pemerataan,
nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam
uly
d. bahwa.
SK No 187315A
ml
.ht
23
-20
K IND
un
-2-
h
-ta
d bahwa pembangunan kesehatan masyarakat semakin
baik dan terbuka sehingga menciptakan kemandirian dan
17
mendorong perkembangan industri kesehatan nasional
r-
pada tingkat regional dan global serta mendorong
mo
peningkatan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
dan terjangkau bagi masyarakat untuk meningkatkan
-no
kualitas hidup masyarakat;
e bahwa untuk meningkatkan kapasitas dan ketahanan
-uu
kesehatan diperlukan penyesuaian berbagai kebdakan
untuk penguatan sistem kesehatan secara integratif dan
ng
holistik dalam 1 (satu) undang-undang secara
da
komprehensif;
bahwa berdasarkan pertimbangan
-un
f. sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan
huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang
ng
Kesehatan;
da
Mengingat Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34
/un
dan
.co
MEMUTUSKAN:
mu
Menetapkan : UNDANG-UNDANGTENTANGKESEHATAN.
na
.ai
BAB I
ww
KETENTUANUMUM
//w
Pasal I
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
ps:
2. Upaya. . .
SK No 187002A
m l
.ht
23
-20
EIfTXTIFT.TIT€E
un
-3-
ah
2 Upaya Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan
7-t
dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
1
terpadu dan berkesinambungan untuk memelihara dan
or-
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat dalam
bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/ atau
om
paliatif oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
dan/atau masyarakat.
u-n
3 Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan
g-u
dan/ atau serangkaian kegiatan pelayanan yang diberikan
secara langsung kepada perseorang€rn atau masyarakat
n
untuk memelihara dan meningkatkan dera-jat Kesehatan
da
4
diperlukan untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan
da
Kesehatan.
mu
SK No 187003A
ml
.ht
!
23
-20
iN
un
-4-
h
-ta
9. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
17
pertama yang menyelenggarakan dan mengoordinasikan
or-
Pelayanan Kesehatan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, darr lata.u paliatif dengan mengutamakan
om
promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
u-n
10. Rumah Sakit adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan perseorangan
g-u
secara paripurna melalui Pelayanan Kesehatan promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/ atau paliatif dengan
an
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
d
Gawat Darurat.
-un
Upaya Kesehatan.
da
untuk manusia.
16. Bahan Obat adalah bahan yang berkhasiat atau tidak
ps:
17. Obat. . .
SK No 187004A
lm
.ht
23
-20
TIIIIIInIIFItr
un
-5-
h
-ta
17. Obat Bahan Alam adalah bahan, ramuan bahan, atau
produk yang berasal dari sumber daya alam berupa
17
tumbuhan, hewan, jasad renik, mineral, atau bahan lain
r-
dari sumber daya alam, atau campuran dari bahan
mo
tersebut yang telah digunakan secara turun temurun,
atau sudah dibuktikan berkhasiat, aman, dan bermutu,
-no
digunakan untuk pemeliharaan Kesehatan, peningkatan
Kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan/atau
-uu
pemulihan Kesehatan berdasarkan pembuktian secara
empiris dan/ atau ilmiah. ng
18. Teknologi Kesehatan adalah segala bentuk alat, produk,
dan/ atau metode yang ditqjukan untuk membantu
da
efisiensi
penyelenggaraan Kesehatan serta mengarahkan tindakan
atau keputusan yang bergu.na dalam mendukung
/08
pembangunan Kesehatan.
23
pembangunan Kesehatan.
na
digital.
23.
ww
kedisabilitasan.
25. Konsil
SK No 187005 A
i
lm
.ht
23
-20
un
-6-
h
-ta
25. Konsil adalah lembaga yang melalsanakan tugas secara
independen dalam rangka meningkatkan mutu praktik
17
dan kompetensi teknis keprofesian Tenaga Medis dan
r-
Tenaga Kesehatan serta memberikan pelindungan dan
mo
kepastian hukum kepada masyarakat.
26.
-no
Kolegium adalah kumpulan ahli dari setiap disiplin ilmu
Kesehatan yang mengampu cabang disiplin ilmu tersebut
-uu
yang menjalankan tugas dan fungsi secara independen
dan merupakan alat kelengkapan Konsil.
ng
27. Registrasi adalah pencatatan resmi Tenaga Medis dan
da
batas negara.
34. Petugas
SK No 187006A
lm
.ht
23
-20
K IND
un
-7 -
h
-ta
34. Petugas Karantina Kesehatan adalah Tenaga Medis atau
Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi dan
17
kewenangan dalam urusan karantina Kesehatan untuk
r-
melakukan pengawasan dan tindakan penanggulangan
mo
penyakit dan/ atau faktor risiko penyebab penyakit atas
alat angkut, orang, barang, dan/ atau lingkungan.
-no
35. Daerah Terjangkit adalah daerah yang secara
epidemiologis terdapat penyebaran penyakit dan/atau
-uu
faktor risiko penyakit yang berpotensi menimbulkan
Wabah.
ng
36. Dokumen Karantina Kesehatan adalah surat keterangan
da
korporasi.
38. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
/un
Tahun 1945.
20
Pasal 2
ww
b. keseimbangan;
ps:
c. manfaat;
d.
htt
ilmiah;
e. pemerataan;
f. etika
SK No 187007A
ml
.ht
23
-20
un
-8-
ah
f. etika dan profesionalitas;
7-t
g. pelindungan dan keselamatan;
r-1
h. penghormatan terhadap hak dan kewajiban;
mo
i. keadilan;
j. nondiskriminatif;
-no
k. pertimbangan moral dan nilai-nilai agama;
u
l. partisipatif;
m. kepentingan umum; g-u
an
n. keterpaduan;
nd
o. kesadaran hukum;
-u
p. kedaulatan negara;
ng
Pasal 3
23
Kesehatan;
e. meningkatkan ketahanan Kesehatan dalam menghadapi
na
masyarakat.
BABII ...
SK No 187008A
m l
.ht
23
-20
]II1EIItrEIE
un
-9-
ah
BAB II
7-t
HAK DAN KEWAJIBAN
1
or-
Bagian Kesatu
om
Hak
u-n
g-u
Pasal 4
(1) Setiap Orang berhak:
n
a. hidup sehat secara fisik, jiwa, dan sosial;
da
tentang
Kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab;
ng
dera,iat Kesehatan;
h. menerima atau menolak sebagian atau
na
seluruh
tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya
lya
Kesehatan pribadinya;
j.
.ai
(3) Hak. . .
SK No 187009A
ml
.ht
23
-20
un
-10-
ah
(3) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h tidak
7-t
berlaku pada:
r-1
a. seseorang yang penyakitnya dapat secara cepat
mo
menular kepada masyarakat secara lebih luas;
b. penanggulangan KLB atau Wabah;
-no
c. seseorang yang tidak sadarkan diri atau dalam
-uu
keadaan Gawat Darurat; dan
ng
d. seseorang yang mengalami gangguan jiwa berat yang
dianggap tidak cakap dalam membuat keputusan dan
a
nd
kedaruratan.
ng
terbatas;
.co
masyarakat;
lya
perundang-undangan.
(5)
ps:
undangan.
Bagran
SK No 187010A
ml
.ht
23
-20
Etr{LIIItrEf,trEIA
un
- 11-
ah
Bagian Kedua
7-t
Kewajiban
r-1
mo
Pasal 5
(1) Setiap Orang berkewajiban:
-no
a. mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan
derajat Kesehatan masyarakat yang
-uu
setinggi-
tingginya; ng
b. menjaga dan meningkatkan derajat Kesehatan bag
orang lain yang menjadi tanggung jawabnya;
a
nd
Wabah; dan
f.
/08
a.
b. Upaya Kesehatan masyarakat; dan
.co
perundang-undangan.
am
ain
BAB III
w.
Pasal 6
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
ps:
SK No l870ll A
ml
.ht
23
-20
BLIK INDONESIA
un
-12-
ah
(21 Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
7-t
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
r-1
perundang-undangan.
mo
Pasal 7
-no
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
jawab meningkatkan dan mengembangkan Upaya
-uu
Kesehatan dalam rangka meningkatkan akses dan mutu
Pelayanan Kesehatan.
ng
(21 Peningkatan dan pengembangan Upaya Kesehatan
a
sslagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
nd
perundang-undangan.
/un
/08
Pasal 8
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
23
Wabah.
m/
.co
Pasal 9
na
Pasal 10
(1)
ain
peraturan perundang-undangan.
Pasal 11 . . .
SK No 187012A
ml
.ht
23
-20
EITFFIFIiN
NEPUBUK TNDONEISIA
un
-13-
ah
Pasal 11
7-t
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
r-1
atas ketersediaan dan akses terhadap Fasilitas Pelayanan
Kesehatan serta informasi dan edukasi Kesehatan.
mo
-no
Pasal 12
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
-uu
terhadap: ng
a. pengaturan, pembinaan, pengawasan, serta peningkatan
mutu dan kompetensi Tenaga Medis dan Tenaga
a
nd
Kesehatan;
b. perencanaan, pengadaan, serta pendayagunaan Tenaga
-u
peraturan perundang-undangan;
c.
/un
Kesehatan.
23
20
Pasal 13
Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap perencanaan,
m/
Pasal 14
u
Pasal 15
w
Pasal 16. . .
SK No l870l3A
ml
.ht
23
-20
Il n
EtrILII:IIEIIEIn
un
-t4-
ah
Pasal 16
7-t
Dalam rangka mendukung pelaksanaan pembinaan,
r-1
pengawasan, serta peningkatan mutu dan kompetensi Tenaga
Medis dan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
mo
Pasal 12 huruf a, Pemerintah Pusat dibantu oleh Konsil
dan/ atau Kolegium.
-no
-uu
BAB IV
PENYELENGGARAAN KESEHATAN
ng
a
nd
Pasal 17
-u
a. Upaya Kesehatan;
da
c. pengelolaanKesehatan.
(21 Upaya Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
/08
masyarakat.
m/
Pasal 18
ain
individu.
(21 Upaya Kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud
ps:
Pasal 19. ..
SK No l87014A
ml
.ht
23
-20
ETXEETXIIFI'ITIETA
un
-15-
ah
Pasal 19
7-t
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
r-1
jawab terhadap penyelenggaraan Upaya Kesehatan
perseorangan dan Upaya Kesehatan masyarakat.
mo
(21 Dalam menyelenggarakan tanggung jawab sebagaimana
-no
dimaksud pada ayat (l), Pemerintah Pusat melakukan:
a. perencanaanstrategisnasional;
-uu
b. penetapan kebijakan nasional;
ng
c. koordinasi program nasional;
a
d. pengelolaan sistem rujukan Pelayanan Kesehatan;
nd
f.
ng
Kesehatan; dan
i. penerbitan perizinan berusaha Fasilitas Pelayanan
23
perundang-undangan.
(3)
m/
Kesehatan; dan
//w
perundang-undangan.
htt
Pasal 20...
SK No 187015A
t ml
3.h
02
n-2
-16-
hua
Pasal 20
7-t
Sumber Daya Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
r-1
Pasal 17 ayat (3) meliputi:
a.
mo
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
b. Sumber Daya Manusia Kesehatan;
-no
c. PerbekalanKesehatan;
-uu
d. Sistem Informasi Kesehatan;
e. TeknologiKesehatan;
ng
f. pendanaan Kesehatan; dan
da
Pasal 21
da
BAB V
mu
UPAYA KESEHATAN
a
ain
Bagian Kesatu
w.
Umum
w
//w
PasaJ22
ps:
SK No 187016A
ml
.ht
23
-20
un
-17-
ah
b. Kesehatanpenyandangdisabilitas;
7-t
c. Kesehatanreproduksi;
r-1
d. keluarga berencana;
mo
e. Sizt;
-no
f. Kesehatan gigi dan mulut;
g. Kesehatan penglihatan dan pendengaran;
h. Kesehatan jiwa;
-uu
ng
i. penanggulangan penyakit menular dan
a
penanggulangan penyakit tidak menular;
nd
j. Kesehatan keluarga;
-u
k.
ng
Kesehatan sekolah;
1.
da
Kesehatan kerja;
m.
/un
Kesehatan olahraga;
n. Kesehatanlingkungan;
/08
o. Kesehatan matra;
23
p. Kesehatan bencana;
20
q. pelayanan darah;
m/
Kesehatan.
Pasal 23...
SK No 187017A
ml
J
.ht
23
-20
EIIETIqI]IItrIIiIF{N
un
-18-
ah
Pasal 23
7-t
(1) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan dilaksanakan secara
r-1
bertanggung jawab, arnan, bermutu, merata,
nondiskriminatif, dan berkeadilan.
mo
(21 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan harus memperhatikan
-no
fungsi sosial, nilai sosial budaya, moral, dan etika.
-uu
Pasa724
(1)
ng
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan dilaksanakan sesuai
dengan standar Pelayanan Kesehatan.
a
nd
Peraturan Pemerintah.
ng
da
Pasal 25
/un
nonklinis.
lya
Pasal 26
w
//w
PasaT 27 ...
SK No l870l8A
ml
.ht
23
-20
un
-19-
ah
Pasal 27
7-t
Pelayanan Kesehatan primer dan Pelayanan Kesehatan
r-1
lanjutan diselenggarakan berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan memperhatikan
mo
masukan dari Pemerintah Daerah dan/ atau masyarakat.
-no
Pasal 28
-uu
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
ng wajib
menyediakan akses Pelayanan Kesehatan primer dan
Pelayanan Kesehatan lanjutan di seluruh wilayah
a
nd
Indonesia.
(21 Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
-u
(1)
diutamakan dengan mengoptimalkan peran Pemerintah
ng
Daerah.
da
inklusif nondiskriminatif.
m/
Pasal 29
(1) Masyarakat dapat berpartisipasi untuk pembangunan
ps:
(21 Pembangunan
SK No l870l9A
ml
.ht
23
-20
un
-20-
ah
(21 Pembangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
7-t
pertama dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat lanjut
sebagais1614 dimaksud pada ayat (1) termasuk
r-1
pemenuhan sumber daya manusia, sarana, prasarana,
mo
dan Alat Kesehatan.
(3) Pembangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
-no
pertama dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat lanjut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
-uu
mempertimbangkan kebutuhan Pelayanan Kesehatan di
daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan, termasuk
ng
untuk kebutuhan wahana pendidikan.
a
(4)
nd
Bagian Kedua
/08
Pasal 30
m/
Pasal 31
(1) Pelayanan Kesehatan primer menyelenggarakan Upaya
u
am
Pelayanan Kesehatan.
//w
tujuan:
htt
SK No 187020A
ml
.ht
23
-20
III]II]IIIEIIEIA
un
-2t-
ah
b. perbaikan determinan Kesehatan atau faktor yang
7-t
mempengaruhi Kesehatan yang terdiri atas
determinan sosial, ekonomi, komersial, dan
r-1
lingkungan; dan
mo
c. penguatan Kesehatan perseorangan, keluarga, dan
masyarakat.
-no
(4) Pelayanan Kesehatan primer secara terintegrasi
-uu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi pelayanan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif
ng
untuk setiap fase kehidupan.
a
(5) Pelayanan preventif sebagaimana dimalsud pada ayat (4)
nd
dan surveilans.
ng
budaya.
//w
Pasal 32
ps:
SK No 187021A
ml
.ht
23
-20
EflEI![i]TIitrI$EIn
un
-22-
ah
(21 Puskesmas sistem jejaring Pelayanan
7-t
Kesehatan primer di wilayah kerjanya.
r-1
(3) Sistem jejaring Pelayanan Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dirancang untuk menjangkau
mo
seluruh masyarakat melalui:
-no
a. struktur jejaring berbasis wilayah administratif;
b. struktur jejaring berbasis satuan pendidikan;
-uu
c. struktur jejaring berbasis tempat kerja;
ng
d. struktur jejaring sistem rujukan; dan
a
e. struktur jejaring lintas sektor.
nd
yang meliputi:
/08
masyarakat;
b. unit Pelayanan Kesehatan di
m/
tingkat
desa/ kelurahan; dan
.co
partisipasi masyarakat.
Unit Pelayanan Kesehatan di tingkat desa/kelurahan
w.
(6)
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) minimal
w
(7t pendidikan
sebasaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b mencakup
htt
(8) Struktur. . .
SK No 187022A
m l
.ht
23
-20
tmtrEllirllTitrtrtrFTn
un
-23-
ah
(8) Struktur jejaring berbasis tempat kerja sebagaimana
7-t
dimaksud pada ayat (3) huruf c mencakup semua tempat
kerja di dalam wilayah kerja suatu Puskesmas.
r-1
(9) Struktur jejaring sistem rujukan sebagaimana dimaksud
o
pada ayat (3) huruf d dilakukan melalui rujukan secara
om
vertikal, horizontal, dan rujuk balik.
u-n
(10) Struktur jejaring lintas sektor sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf e mencakup jejaring pemerintah di
-u
tingkat kecamatan, desa/kelurahan, dusun, rukun
warga, rukun tetangga, dan jejaring mitra Kesehatan
ng
untuk mengatasi determinan Kesehatan.
da
Pasal 33
/un
Kesehatan masyarakat.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai laboratorium Kesehatan
mu
Pasal 34
(1)
ww
Pasal 35...
SK No 187023 A
tml
3.h
02
Il
n-2
FEPUBUK INDONE3IA
-24-
hua
Pasal 35
7-t
(1) Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat
r-1
merupakan wahana pemberdayaan masyarakat bidang
Kesehatan yang dibentuk atas dasar kebutuhan
mo
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama
masyarakat, serta dapat difasilitasi oleh Pemerintah
-no
Pusat, Pemerintah Daerah, dan/ atau Pemerintah Desa
dengan melibatkan sektor lain yang terkait.
-uu
(21 Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat dapat
berupa pos pelayanan terpadu.
ng
(3) Pos pelayanan terpadu sebagaimana dimaksud pada
da
pelayanan terpadu.
an
Pasa1 36
ly
mu
Bagtan Ketiga
w.
Pasal 37
ps:
SK No 187024A
ml
.ht
23
-20
EUT INDONESI.A
un
-25-
ah
(21 Pelayanan Kesehatan lanjutan sebagaimana dimaksud
7-t
pada ayat (1) diselenggarakan oleh Tenaga Medis dan
Tenaga Kesehatan sesuai dengan kompetensi dan
r-1
kewenangan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
mo
lanjut.
(3) Pelayanan Kesehatan lanjutan sebagaimana dimaksud
-no
pada ayat (1) didanai oleh penerima Pelayanan Kesehatan
atau melalui' penjaminan Kesehatan dalam sistem
-uu
jaminan sosial nasional dan/ atau asuransi komersial.
ng
Pasal 38
a
nd
Pasal 39
20
balik.
(41 Sistem rujukan Pelayanan Kesehatan perseorangan
w.
Nasional.
(5) Teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana
ps:
SK No 187025A
l
tm
3.h
02
n-2
NEPUBLIK INDONESIA
-26-
hu
a
(6) Selain memuat data dan informasi mutalhir mengenai
7-t
kemampuan pelayanan setiap Fasilitas Pelayanan
r-1
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
mo
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan terhadap
proses transfer data dan informasi medis Pasien yang
-no
diperlukan untuk proses rujukan.
-uu
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem rujukan
Pelayanan Kesehatan perseorangan diatur dengan
ng
Peraturan Menteri.
da
-un
Bagtan KeemPat
ng
Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak, Remaja, Dewasa, dan Lanjut Usia
da
/un
Paragraf 1
Kesehatan Ibu
/08
23
Pasal 40
20
Paragraf 2 . ..
SK No 187026A
m l
.ht
23
-20
REPUBLIK INtrOilESIA
un
-27-
ah
Paragraf 2
7-t
Kesehatan Bayi dan Anak
r-1
o
Pasal 41
om
(1) Upaya Kesehatan bayi dan anak ditujukan untuk
u-n
menjaga bayi dan anak tumbuh dan berkembang dengan
sehat, cerdas, dan berkualitas serta menurunkan angka
-u
kesakitan, kematian, dan kedisabilitasan bayi dan anak.
ng
(21 Upaya Kesehatan bayi dan anak dilakukan sejak masih
dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, sampai
da
Pasal 42
20
umum,
//w
Pasal 43
(1)
ps:
(2) Ketentuan...
SK No 187027A
ml
.ht
23
-20
NEPUELIK INDOHESIA
un
-24-
ah
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai air susu ibu eksklusif
7-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
r-1
Peraturan Pemerintah.
mo
Pasa-l 44
-no
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
jawab untuk memberikan imunisasi lengkap kepada
-uu
setiap bayi dan anak. ng
(21 Setiap bayi dan anak berhak memperoleh imunisasi
untuk memberikan pelindungan dari penyakit yang dapat
a
nd
Pasal 45
23
Pasal 46
lya
Pasal 47
ps:
(21 Standar...
SK No 187028A
ml
.ht
23
-20
un
-29-
ah
(21 Standar dan/ atau kriteria sebagaimana dimaksud pada
7-t
ayat (1) diselenggarakan sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai sosial budaya, dan didasarkan pada
r-1
ketentuan peraturan perundang-undangan.
mo
-no
Pasal 48
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
-uu
jawab menyediakan tempat dan sarana lain yang
diperlukan untuk bermain anak yang memungkinkan
ng
anak tumbuh dan berkembang secara optimal serta
a
mampu bersosialisasi secara sehat.
nd
Pasal 49
/08
Paragraf 3
Kesehatan Remaja
.co
na
Pasal 50
lya
(5) Pemerintah . . .
SK No 187029A
t ml
3.h
02
n-2
K INDONESIA
-30-
hua
(5) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, keluarga, dan
7-t
masyarakat bertanggung jawab atas penyelenggaraan
Upaya Kesehatan remaja yang sesuai dengan standar,
r-1
aman, bermutu, dan terjangkau.
mo
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Upaya Kesehatan
remaja diatur dengan Peraturan Pemerintah.
-no
-uu
Paragraf 4
Kesehatan Dewasa
ng
da
Pasal 51
-un
Paragraf 5
Kesehatan Lanjut Usia
a
ain
w.
Pasal 52
(1) Upaya Kesehatan lanjut usia ditqjukan untuk menjaga
w
SK No 187030A
l
tm
3.h
02
n-2
REPUBUK INDOIIIES|A
-31 -
ahu
(3) Setiap orang lanjut usia berhak memperoleh akses ke
7-t
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan
yang sesuai dengan standar, aman, bermutu, dan
r-1
terjangkau.
mo
(4) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, keluarga, dan
masyarakat bertanggung jawab atas penyelenggaraan
-no
Upaya Kesehatan lanjut usia yang sesuai dengan
-uu
standar, aman, bermutu, dan terjangkau.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Upaya Kesehatan lanjut
ng
usia diatur dengan Peraturan Pemerintah.
da
-un
Bagian Kelima
ng
Pasal 53
(1) Upaya Kesehatan penyandang disabilitas
/08
ditqiukan
untuk menjaga agar penyandang disabilitas tetap hidup
23
dan terjangkau.
uly
Pemerintah.
htt
Begtan
SK No 187031A
ml
t
3.h
02
HaFFILM
n-2
f, r{ITT:If ITTIFFITITTItr
-32-
hua
Bagran Keenam
7-t
Kesehatan Reproduksi
r-1
mo
Pasal 54
-no
(1) Upaya Kesehatan reproduksi ditujukan untuk menjaga
dan meningkatkan sistem, fungsi, dan proses reproduksi
-uu
pada laki-laki dan perempuan.
(2) Upaya Kesehatan reproduksi sebagaimana
ng dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
da
dan pascapersalinan;
b.
ng
Pasal 55
23
aSama;
an
dipertanggungiawabkan ; dan
c. menerima pelayanan dan pemulihan Kesehatan akibat
a
ain
Pasal 56
//w
terjangkau.
Pasal 57...
SK No 187032A
ml
.ht
23
-20
BLIK INDONESIA
un
-33-
ah
Pasa1 57
7-t
(1) Setiap Pelayanan Kesehatan reproduksi, termasuk
r-1
reproduksi dengan bantuan dilakukan secara aman dan
bermutu dengan memperhatikan aspek yang khas,
o
khususnya reproduksi perempuan.
om
(21 Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan reproduksi
u-n
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
tidak bertentangan dengan nilai agama dan ketentuan
-u
peraturan perundang-undangan. ng
da
Pasal 58
-un
Pasal 59
m/
Pasal 60
mu
dilakukan:
a.
//w
c dengan
SK No 187033 A
tml
3.h
02
PRESIDEN
n-2
REPUELIK INDONESIA
-34-
hua
c dengan persetujuan perempuan hamil yang
7-t
bersangkutan dan dengan persetqiuan suami,
r-1
kecuali korban perkosaan.
mo
Pasal 61
-no
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat
jawab
-uu
bertanggung melindungi dan mencegah perempuan dari
tindakan aborsi yang tidak aman serta bertentangan dengan
ng
ketentuan peraturan perundang-undangan.
da
-un
Pasal 62
Ketentuan lebih lanjut mengenai aborsi sebagaimana
ng
Peraturan Pemerintah.
/un
/08
Bagian Ketqjuh
Kesehatan Keluarga Berencana
23
/20
Pasal 63
om
keluarga berencana.
(41 Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat
w.
dan terjangkau.
ps:
Bagian . . .
SK No 187034A
l
tm
3.h
02
n-2
REPUEUK INDONESIA
-35-
a hu
Brgian Kedelapan
7-t
Gizi
r-1
mo
Pasal 64
(1) Upaya pemenuhan gizi ditqjukan untuk peningkatan
-no
mutu gizi perseorangan dan masyarakat.
-uu
(21 Peningkatan mutu gizi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui: ng
a. perbaikan pola konsumsi makanan yang beragam,
da
bergizi seimbang, dan aman;
b.
-un
peraturan perundang-undangan.
23
undangan.
(5)
.co
Pasal 65
m
usia.
(2) Upaya pemenuhan gizi sebagaimana dimaksud pada
ww
c. remaja perempuan.
(3) Dalam
SK No 187035 A
l
tm
3.h
02
?Td{f.I{Il
n-2
NEPUBLIK TNDONESIA
-36-
hu
(3) Dalam rangka upaya pemenuhan gLi
a
sebagaimana
7-t
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Pusat menetapkan
r-1
standar angka kecukupan g;zi dan standar pelayanan
gbi.
mo
(41 Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat
-no
bertanggung jawab atas pemenuhan gizi keluarga miskin
dan dalam situasi darurat sesuai dengan ketentuan
-uu
peraturan perundang-undangan.
(5) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
ng
jawab terhadap pendidikan dan informasi yang benar
da
Pasal 66
/08
Pasal 67...
SK No 187036A
t ml
3.h
02
n-2
nEIrllEtrlTxlTiatrtrtrElE
-37-
hu
a
Pasal 67
7-t
(1) Dalam rangka keterpaduan dan akselerasi percepatan
r-1
pemenuhan gizi, Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah bertanggung jawab melakukan intervensi dalam
mo
rangka pemenuhan dan perbaikan gizi.
-no
(21 Intervensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi
-uu
antara kementerian/lemb"ga, Pemerintah Daerah,
Pemerintah Desa, dan pemangku kepentingan.
ng
da
Pasal 68
-un
status gizi.
/un
/08
Pasal 69
23
Bagian Kesembilan
a.c
Pasal 70
mu
Kesehatan
ain
masyarakat.
(21 Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut sebagaimana
w.
(4) Pelayanan
SK No 187037A
tml
3.h
02
EEtrEIirtrN
n-2
K INDONESIA
-38-
hua
(4) Pelayanan Kesehatan Cr$ dan mulut sebagaimana
7-t
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui unit
r-1
Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut dan/ atau usaha
Kesehatan sekolah.
mo
-no
Bagian Kesepuluh
Kesehatan Penglihatan dan Pendengaran
-uu
ng
Pasal 71
da
Pasa772
(U Upaya Kesehatan penglihatan dan
a.c
pendengaran
diselenggarakan secara terpadu, komprehensif, efektif,
an
Pasal 73
//w
Bagian
SK No 187038A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUBUK INDONESIA
un
-39-
ah
Bagian Kesebelas
7-t
Kesehatan Jiwa
r-1
o
Pasd74
om
(1) Kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seorang
u-n
individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,
dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
-u
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mErmpu memberikan
ng
kontribusi untuk komunitasnya.
da
Pasal 75
m/
Pasal 76
(1) Setiap Orang berhak mendapatkan:
//w
(21 Setiap. . .
SK No 187039A
ml
.ht
23
-20
K INDONESIA
un
-40-
ah
(21 Setiap Orang dilarang melakukan pemasungan,
7-t
penelantaran, kekerasan, dan/ atau menyuruh orang lain
untuk melakukan pemasungan, penelantaran, dan/ atau
r-1
kekerasan terhadap orang yang berisiko atau orang
dengan gangguan jiwa, atau tindakan lainnya yang
mo
melanggar hak asasi orang yang berisiko dan orang
-no
dengan gangguan jiwa.
(3) Orang yang berisiko dan orang dengan gangguan jiwa
-uu
mempunyai hak yang sama sebagai warga negara.
ng
Pasal 77
a
nd
jawab:
ng
lain;
u
jiwa keseluruhan;
g.
ps:
h. mengatur. . .
SK No 187040A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
REPUEUK INDONESIA
-4L-
ahu
h. mengatur dan menjamin ketersediaan sumber daya
7-t
manusia di bidang Kesehatan jiwa untuk
pemerataan penyelenggaraan Upaya Kesehatan jiwa.
r-1
(2) Upaya Kesehatan jiwa dilaksanakan dengan
mo
mengedepankan peran keluarga dan masyarakat.
(3) Upaya Kesehatan jiwa sebagaimana dimaksud
-no
pada
ayat (2) termasuk upaya rehabilitasi terhadap orang
dengan gangguan jiwa.
-uu
ng
Pasal 78
da
jiwa.
23
20
Pasal 79
(1) Fasilitas pelayanan di bidang Kesehatan jiwa meliputi:
m/
undangan.
na
.ai
Pasal 80
ww
a. suaml
SK No 187041A
tml
3.h
02
n-2
REPIJBLIK INDONESIA
-42-
hua
a. suami atau istri;
7-t
b. orang tua;
r-1
c. anak atau saudara kandung yang paling sedikit
mo
berusia 18 (delapan belas) tahun;
d. wali atau pengampu; atau
-no
e. pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
-uu
(3) Dalam hal orang dengan gangguan jiwa dianggap tidak
ng
cakap dan pihak yang memberikan persetqiuan tindakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak ada, tindakan
da
Pasal 81
(l) Untuk kepentingan penegakan hukum, seseorang yang
om
Kesehatan jiwa.
an
Pasal 82
ps:
Pasal 83...
SK No 187042A
ml
.ht
23
-20
ffifTEIIKNIitrNFFTA
un
-43-
ah
Pasal 83
7-t
Pemeriksaan Kesehatan jiwa untuk kepentingan hukum
r-1
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 dan Pasal 82
ditakukan sesuai dengan pedoman pemeriksaan Kesehatan
mo
jiwa.
-no
-uu
Pasal 84
Untuk melaksanakan pekerjaan tertentu atau menduduki
ng
jabatan tertentu, wajib dilakukan pemeriksaan Kesehatan
a
jiwa.
-u nd
Pasal 85
ng
Paragraf 1
.co
Umum
na
lya
Pasal 86
u
Kesehatan
//w
berkesinambungan.
htt
Pasal 87...
SK No 187043A
m l
.ht
23
-20
lrlrl?FIiIIEN|
K INDONESIA
un
-44-
ah
Pasal 87
7-t
(1) Dalam hal kejadian penyakit menular dan penyakit tidak
r-1
menular tertentu menjadi permasalahan Kesehatan
o
masyarakat, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
om
menetapkan program penanggulangan penyakit menular
dan penanggulangan penyakit tidak menular tertentu
u-n
sebagai prioritas nasional atau daerah.
-u
(21 Pemerintah Daerah dalam menetapkan program
ng
penanggulangan penyakit menular dan penanggulangan
penyakit tidak menular tertentu sebagai prioritas daerah
da
yang diperlukan.
23
20
Pasal 88
m/
Paragraf 2
na
Pasal 89
//w
SK No 1870,14A
m l
.ht
23
-20
PRESIOEN
NEPUEUK INbONESIA
un
-45-
ah
(21 Penanggulangan penyakit menular sebagaimana
7-t
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk melindungi
masyarakat dari tertularnya penyakit untuk menurunkan
r-1
jumlah yang sakit, disabilitas, dan/ atau meninggal dunia
o
serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat
om
penyakit menular.
(3)
u-n
Dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan, pengendalian,
dan pemberantasan penyakit menular sebagaimana
-u
dimaksud pada ayat (1), Tenaga Medis dan/ atau Tenaga
Kesehatan yang berwenang dapat memeriksa:
ng
a. orang atau sekelompok orang y€rng diduga tertular
da
menular; dan/atau
b. tempat yang dicurigai berkembangnya vektor dan
ng
perundang-undangan.
20
m/
Pasa1 90
.co
Pasal 91
na
Pasal 92
ps:
Paragraf 3 . . .
SK No 187045A
t ml
3.h
02
l:klrFIIitiN
n-2
K INDONESIA
-46-
hua
Paragraf 3
7-t
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
r-1
mo
Pasal 93
-no
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat
melakukan penanggulangan penyakit tidak menular
-uu
melalui kegiatan pencegahan, pengendalian, dan
penanganan penyakit tidak menular beserta akibat yang
ng
ditimbulkannya.
da
Pasal 94
/20
Pasa1 95
Bagian
SK No 187046A
m l
.ht
23
-20
K INDONESIA
un
-47-
ah
Bagian Ketiga Belas
7-t
Kesehatan Keluarga
r-1
o
Pasal 96
om
(1) Upaya Kesehatan keluarga ditqjukan agar tercipta
u-n
interaksi dinamis yang positif antaranggota keluarga yang
memungkinkan setiap anggota keluarga mengalami
-u
kesejahteraan Iisik, jiwa, dan sosial yang optimal.
(2) Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat
ng
(1)
merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri
da
atas:
-un
kegiatan:
a. pengasuhan positif;
lya
keluarga;
.ai
keluarga; dan
e. kunjungan keluarga.
//w
Bagran
SK No 187047A
m l
.ht
23
-20
NEPUBLIK INOONESIA
un
-44-
ah
Bagian Keempat Belas
7-t
Kesehatan Sekolah
r-1
o
Pasal 97
om
(1) Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
u-n
kemampuan hidup sehat bagi peserta didik, pendidik,
dan tenaga kependidikan dalam rangka mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas serta
-u
mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat.
ng
(21 Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
da
a. pendidikanKesehatan;
/un
Kesehatan Kerja
.ai
ww
Pasal 98
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pemberi kerja,
//w
kerja.
(21 Upaya. . .
SK No 187048A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
un
-49-
ah
(21 Upaya Kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
7-t
ayat (1) dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan,
r-1
kesadaran, dan kemampuan perilaku hidup sehat serta
mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan
mo
kecelakaan kerja.
-no
Pasal 99
-uu
(1) Upaya Kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
ng
pekerja dan orang lain yang ada di tempat kerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan Kesehatan serta
a
nd
yang sehat.
(6)
lya
undangan.
w.
Pasal 100
w
(1)
//w
(21 Pekerja. . .
SK No l87M9A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
un
-50-
ah
12) Pekerja dan Setiap Orang yang berada di lingkungan
7-t
tempat kerja wajib menciptakan dan menjaga lingkungan
tempat kerja yang sehat dan menaati peraturan
r-1
Kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku di tempat
o
kerja.
om
(3) Pemberi kerja wajib menanggung biaya atas penyakit
u-n
akibat kerja, gangguan Kesehatan, dan cedera akibat
kerja yang diderita oleh pekerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
-u
ng
(41 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan
da
Pasal 101
Ketentuan lebih lanjut mengenai Upaya Kesehatan kerja
da
Kesehatan Olahraga
20
m/
Pasal 102
.co
Pasal 103
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
ps:
Bagian
SK No 187050A
ml
.ht
23
-20
I]
REPUELIK INtrONESIA
un
-51 -
h
-ta
Bagian Ketqjuh Belas
17
Kesehatan Lingkungan
or-
Pasal 104
om
Upaya Kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat secara fisik, kimia, biologi,
u-n
dan sosial yang memungkinkan Setiap Orang mencapai
derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya.
g-u
an
Pasal 105
d
Kesehatan
lingkungan dan persyaratan Kesehatan pada media
20
lingkungan.
/
umum.
an
uly
Pasal 106
(1) Dalam rangka penyelenggaraan
am
Kesehatan lingkungan,
proses pengelolaan limbah medis yang berasal dari
ain
Pasal 107. . .
SK No 187051A
ml
.ht
23
-20
REPUEUK INDONESIA
un
-52-
h
-ta
Pasal 107
Ketentuan lebih lanjut mengenai Kesehatan lingkungan
17
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 sampai dengan
r-
Pasal 1O6 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
mo
-no
Bagran Kedelapan Belas
Kesehatan Matra
-uu
ng
Pasal 108
da
meliputi:
a. Kesehatan matra darat;
/08
Kesehatan Bencana
na
Pasal 1O9
.ai
a. perencanaanKesehatanprabencana;
b. Pelayanan
SK No 187052A
ml
.ht
23
-20
KIN
un
-53
ah
b. Pelayanan Kesehatan saat bencana; dan
7-t
c. Pelayanan Kesehatanpascabencana.
r-1
(3) Pelayanan . Kesehatan saat bencana sebagpi6sl6
mo
dimaksud pada ayat (2) huruf b bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa, mencegah kedisabilitasan, dan
-no
memastikan Pelayanan Kesehatan esensial tetap bedalan
sesuai dengan standar pelayanan minimal Pelayanan
u
Kesehatan.
g-u
(41 Pelayanan Kesehatan pada bencana sebagaimana
an
dimaksud pada ayat (2) melibatkan seluruh sumber daya
manusia yang terlatih, baik dari Pemerintah Pusat,
nd
Pasal 110
da
Pemerintah Pusat.
lya
mu
Pasal 111
(1) Dalam keadaan darurat, setiap Fasilitas Pelayanan
na
Pasal 112.. .
SK No 187053 A
J
lm
.ht
23
-20
AL|X NDONESIA
un
-54-
ah
Pasal 112
7-t
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjamin
1
pelindungan hukum bagi Setiap Orang dan Fasilitas
or-
Pelayanan Kesehatan yang memberikan Pelayanan Kesehatan
pada bencana.
om
u-n
Pasal 113
g-u
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan pada bencana diatur dengan Peraturan
n
Pemerintah.
da
-un
Pelayanan Darah
da
Pasal 114
/un
Pasal 115
na
meliputi:
a. perencanaan;
ps:
SK No 187054A
ml
.ht
23
-20
REPUBLIK INDONESIA
un
-55-
ah
d. pengambilan darah;
7-t
e. pengujian darah;
r-1
f. pengolahan darah;
mo
g. penyimpanan darah; dan
h.
-no
pendistribusiandarah.
(3) Proses pengolahan darah sebagaimana dimaksud pada
u
ayat (21 huruf f dapat dilakukan pemisahan menjadi sel
darah dan plasma. g-u
an
(4) Pelayanan transfusi darah sebagaimana dimaksud pada
nd
a, perencanaan;
ng
b. penyimpanan;
da
c. pengujianpratransfusi;
/un
Pasal 116
na
Pasal 117. . .
SK No 187055A
l
tm
3.h
02
ll
n-2
ELIK INDONESIA
-56-
hu
a
Pasal 117
7-t
Pemerintah Pusat menetapkan biaya pengganti pengolahan
r-1
darah
mo
Pasal 118
-no
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjamin
pembiayaan dalam penyelenggaraan pelayanan darah.
-uu
(21 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
ng
jawab atas penyelenggaraan pelayanan darah yang aman,
mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan
da
masyarakat.
-un
ng
Pasal 119
Darah manusia dilarang diperjualbelikan dengan alasan apa
da
pun.
/un
/08
Pasal 120
(1) Plasma dapat digunakan untuk tqiuan penyembuhan
23
dan produksi.
(2)
m/
diberikan kompensasi.
uly
Tenaga Kesehatan.
plasma sebagaimana dimaksud pada
htt
17l
ayat (21 dilakukan oleh bank plasma.
(8) Bank
SK No 187056A
ml
.ht
23
-20
REPUEUK INDONEISTA
un
-57-
ah
(8) Bank plasma sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
7-t
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, lembaga
r-1
penelitian, dan/ atau organisasi kemanusiaan tertentu
mo
yang mendapatkan izin dari Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
-no
perundang-undangan.
-uu
Pasal 121 ng
Pemerintah Pusat mengendalikan biaya pengolahan plasma
dan produk Obat derivat plasma.
a
-u nd
Pasal 122
ng
dan/ atau Sel Punca, serta Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetika
20
Paragraf
m/
Umum
.co
na
Pasal 123
lya
jaringan tubuh, terapi berbasis sel dan/ atau sel punca, serta
am
Paragraf 2
w
Pasal 124
ps:
(2) Transplantasi. . .
SK No 187057A
ml
.ht
23
-20
un
-58-
ah
(2) Ttansplantasi organ dan/afa'u jaringan tubuh
7-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
tindakan pemindahan organ dan/ atau jaringan tubuh
r-1
dari donor kepada resipien sesuai dengan kebutuhan
mo
medis.
(3) Organ dan/ atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud
-no
pada ayat (1) dilarang dikomersialkan atau
diperjualbelikan dengan alasan apa pun.
-uu
ng
Pasal 125
(1)
da
Donor pada transplantasi organ dan/ atau jaringan tubuh
terdiri atas:
-un
b. donor mati.
da
persetujuan keluarganya.
na
Pasal 126
.ai
otak.
(21 Ketentuan. . .
SK No 187058 A
I
ml
.ht
23
-20
NEPUBUK INDONESIA
un
-59-
ah
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria diagnosis
7-t
kematian diatur dengan Peraturan Pemerintah.
r-1
mo
PasaT 127
(1) Transplantasi organ danlata'u jaringan tubuh hanya
-no
dapat dilakukan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan oleh
Tenaga Medis yang mempunyai keahlian dan
-uu
kewenangan.
(2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud
ng
pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan yang
a
ditetapkan oleh Menteri.
nd
-u
Pasal 128
ng
a. prinsip keadilan;
b. prinsip utilitas medis;
/08
tubuh;
na
Pasal 129
Transplantasi organ danlatan jaringan tubuh dilakukan
ain
melalui kegiatan:
w.
Pasal 130. . .
SK No 187059A
ml
.ht
23
-20
EUK INDONESIA
un
-60-
ah
Pasal 130
7-t
(1) Setiap orang berhak menjadi resipien transplantasi
r-1
organ dan/ atau jaringan tubuh.
(2) Resipien transplantasi organ dan/ atau jaringan tubuh
mo
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan
berdasarkan pada kedaruratan medis dan/ atau
-no
keberlangsungan hidup.
-uu
(3) Penetapan kedaruratan medis dan/ atau
keberlangsungan hidup sebagaimana dimaksud pada
ng
ayat (21 dilakukan secara adil, transparan, dan
bertanggung jawab.
a
nd
-u
Pasal 131
ng
pada
ayat (1) dilakukan dengan:
/08
Kesehatan;
c. pengelolaan data donor dan resipien organ dan/ atau
na
tubuh.
(3) Da1am melaksanakan pengelolaan
ain
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Menteri bekerja sama dengan
w.
Pasal 132
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
ps:
Pasal 133. . .
SK No 187060A
i
ml
.ht
23
-20
un
-6t-
ah
Pasal 133
7-t
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/ atau resipien
r-1
dapat memberikan penghargaan kepada donor
mo
transplantasi organ.
(21 Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
-no
diberikan kepada donor dan/ atau ahli waris donor.
Paragraf 3
Terapi Berbasis Sel dan/ atau Sel Punca
/08
23
Pasal 135
20
(1) Terapi berbasis sel dan/ atau sel punca dapat dilakukan
m/
Pasal 136
//w
Paragraf4 . . .
SK No 187061A
l
tm
3.h
02
PNESIDEN
n-2
FEPUBUK INDONESIA
-62-
hu
-ta
Paragraf 4
17
Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetika
r-
mo
Pasal 137
(1) Bedah plastik rekonstruksi dan estetika hanya dapat
-no
dilakukan oleh Tenaga Medis yang mempunyai keahlian
-uu
dan kewenangan.
(21 Bedah plastik rekonstruksi dan estetika tidak boleh
ng
bertentangan dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat dan tidak ditqlukan untuk mengubah
da
identitas.
-un
Pemerintah.
/un
Pasal 138
(1)
.co
keamanan,
khasiat/ kemanfaata\ dan mutu.
ps:
(5) Produksi . . .
SK No 187062A
ml
.ht
23
-20
tN
un
-63-
ah
(5) Produksi, promosi, dan peredaran PKRT harus memenuhi
7-t
standar dan persyaratan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
r-1
(6) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban
mo
membina, mengatur, mengendalikan, dan mengawasi
produksi, pengadaan, penyimpanan, promosi, dan
-no
peredaran Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan PKRT
sesuai dengan kewenangannya.
-uu
ng
Pasal 139
a
(1) Setiap Orang yang memproduksi, mengadakan,
nd
perundang-undangan.
m/
.co
Pasal 140
Pengamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan PKRT
na
Pasal 141
(1)
w.
guna.
ps:
Pasal 142 . . .
SK No 187063 A
l
tm
3.h
02
n-2
BUl( |NDONESIA
-64-
hu
-ta
Pasal 142
(1)
17
Sediaan Farmasi berupa Obat dan Bahan Obat harus
memenuhi standar dan persyaratan farmakope Indonesia
r-
dan/atau standar lainnya yang diakui.
mo
(21 Sediaan Farmasi yang berupa Obat Bahan Alam harus
-no
memenuhi standar dan/ atau persyaratan, berupa
farmakope herbal Indonesia dan/ atau standar lainnya
-uu
yang diakui.
(3)
ng
Sediaan Farmasi yang berupa suplemen kesehatan dan
obat kuasi harus memenuhi standar dan/atau
da
Pemerintah Pusat.
lya
Pasal 143
ww
un
-65-
ah
l2l Setiap Orang yang memproduksi dan/ atau mengedarkan
7-t
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan PKRT yang telah
memperoleh perizinan berusaha, yang terbukti tidak
r-1
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat/kemanfaatan,
mo
dan mutu dikenai sanksi administratif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
-no
perizinan berusaha.
-uu
(3) Perizinan berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak berlaku bagi usaha jamu gendong, usaha jamu
ng
racikan, dan fasilitas produksi Obat penggunaan khusus.
a
(4) Per2inan berusaha terkait Sediaan Farmasi, AIat
nd
Pasal 144
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengamanan Sediaan
/08
Pemerintah.
20
m/
Pasal 145
(1) Praktik kefarmasian harus dilakukan oleh
.co
tenaga
kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan
na
perundang-undangan.
lya
kefarmasian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
w
kefarmasian.
ps:
Peraturan Pemerintah.
Bagian
SK No 187065A
l
tm
3.h
02
n-2
-66-
hu
-ta
Bagian Kedua Puluh Tiga
17
Pengamanan Makanan dan Minuman
r-
mo
Pasal 146
-no
(1) Setiap Orang yang memproduksi, mengolah, serta
mendistribusikan makanan dan minuman wajib
-uu
memenuhi standar danlatau persyaratan keamanan,
mutu, dan gizi sesuai dengan ketentuan peraturan
ng
perundang-undangan.
da
peraturan perundang-undangan.
/un
/08
Pasal 147
23
produk.
.co
produk.
lya
peraturan perundang-undangan.
ain
.
ww
Pasal 148
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
//w
Bagian
SK No 187066A
ml
.ht
23
-20
rt
:r{JrI-tlTxtlFr.Ts*{7r
un
-67 -
ah
Bagian Kedua Puluh Empat
7-t
Pengamanan Zat Adikttf
r-1
mo
Pasal 149
-no
(1) Produksi, peredaran, dan penggunaan zat adiktif
diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan
-uu
Kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan. ng
(21 Zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a
termasuk semua produk tembakau yang penggunaannya
nd
masyarakat.
ng
meliputi:
/un
a. rokok;
b.
/08
cerutu;
c. rokok daun;
23
d. tembakau iris;
20
Pasal 150
ain
Kesehatan.
(21 Peringatan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
htt
un
-68
ah
Pasal 151
7-t
(1) Kawasan tanpa rokok terdiri atas:
r-1
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
mo
b. tempat proses belajar mengajar;
-no
c. tempat anak bermain;
d. tempat ibadah;
e, angkutan umum;
-uu
ng
f. tempat ke{a; dan
a
g.
nd
wilayahnya.
da
Pasal 152
m/
Pemerintah.
na
Pasal 153
(1) Penyelenggaraan pelayanan kedokteran untuk
ps:
(21 Penyelenggaraan. . .
SK No 187068A
ml
t
3.h
02
n-2
I
-69-
hua
(21 Penyelenggaraan pelayanan kedokteran untuk
7-t
kepentingan hukum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
r-1
yang memenuhi persyaratan.
mo
(3) Permintaan dan tata cara pemberian pelayanan
kedokteran untuk kepentingan hukum dilaksanakan
-no
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
-uu
ng
Pasal 154
da
Pasal 155
da
kepentingan hukum.
/08
23
Pasal 156
(1) Pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum terdiri
/20
atas:
om
pascakematian.
ain
kewenangannya.
//w
ps:
Pasal 157
(1) Untuk kepentingan penegakan hukum dan administratif
htt
un
-70-
ah
(21 Dalam rangka upaya penentuan sebab kematian
7-t
seseorang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan audit kematian, termasuk autopsi verbal,
r-1
bedah mayat klinis, bedah mayat forensik, danlatau
pemeriksaan laboratorium dan autopsi virtual
mo
pascakematian.
-no
(3) Pelaksanaan bedah mayat klinis, bedah mayat forensik,
dan/ atau pemeriksaan laboratorium dan autopsi virtual
-uu
pascakematian sslagairnans dimaksud pada ayat (2)
harus dilakukan dengan persetqjuan keluarga.
ng
(4) Dalam rangka upaya penentuan identitas sebagaimana
a
dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan upaya
nd
Pasal 158
Tindakan bedah mayat oleh Tenaga Medis harus dilakukan
23
Pasal 159
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kedokteran untuk
na
Pasal 160
w.
keterampilan; dan/atau
b. Pelayanan Kesehatan tradisional yang menggunakan
htt
rarnuan-
(21 Pelayanan
SK No 187070A
t ml
3.h
02
EhFFIIIIIN
n-2
II{flFIIqiT]TI;IITIFFTE
-71 -
hu
a
(21 Pelayanan Kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud
7-t
pada ayat (1) dilakukan berdasarkan pada pengetahuan,
keahlian, dan/ atau nilai yang bersumber dari kearifan
r-1
lokal.
mo
(3) Pelayanan Kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibina dan diawasi oleh Pemerintah Pusat
-no
dan Pemerintah Daerah agar dapat
dipertanggungiawabkan manfaat dan keamanannya serta
-uu
tidak bertentangan dengan norna sosial budaya.
ng
Pasal 161
da
Pasal 162
/20
Pasal 163
(1) Masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
an
Pasal 164
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pelayanan Kesehatan
ps:
BABVI ...
SK No 187071 A
ml
.ht
23
-20
K INP
un
-72-
ah
BAB VI
7-t
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
r-1
mo
Ba gian Kesatu
-no
Umum
Pasal 165
-uu
ng
(1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan memberikan Pelayanan
a
Kesehatan benrpa Pelayanan Kesehatan perseor€rngan
nd
Kesehatan.
m/
Pasal 166
w
atas
ps:
Pasal 167 . . .
SK No 187072A
ml
.ht
23
-20
REPUBUI( INDONESII
un
-73-
ah
Pasal 167
7-t
(1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama
r-1
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan primer.
(2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
mo
pertama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
-no
a. Puskesmas;
b. klinik pratama; dan
-uu
c. praktik mandiri Tenaga Medis atau Tenaga
ng
Kesehatan.
(3) Dalam menyelenggarakan Pelayanan
a
Kesehatan
nd
preventif.
/08
Pasal 168
23
subspesialistik.
.co
a. Rumah Sakit;
lya
b. klinik utama;
u
Kesehatan.
w.
Pasal 169
w
//w
Pasal 170. . .
SK No 187073 A
ml
.ht
23
-20
un
-74-
ah
Pasal 170
7-t
(1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan penunjang sebagaimana
r-1
dimaksud dalam Pasal 165 ayat (21 huruf c
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang menunjang
mo
Pelayanan Kesehatan primer dan Pelayanan Kesehatan
lanjutan.
-no
(21 Fasilitas Pelayanan Kesehatan penunjang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berdiri sendiri atau dapat
-uu
bergabung dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
ng
lanjut.
a
nd
-u
Pasal 171
ng
Pemerintah.
/un
/08
Pasal 172
(1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan sslagaimana dimaksud
23
undangan.
lya
masyarakat.
(41 Pelayanan Telemedisin yang diberikan oleh Fasilitas
w
Pasal 173. . .
SK No 187074A
l
tm
3.h
02
n-2
|:la rFlllXlfirlilTi*m
-75-
hu
-ta
Pasal 173
17
(1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib:
r-
a. memberikan akses yang luas bagi kebutuhan
mo
pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
pengembangan pelayanan di bidang Kesehatan;
-no
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
bermutu dan mengutamakan keselamatan Pasien;
c.
-uu
menyelenggarakan rekam medis;
ng
d. laporan hasil pelayanan, pendidikan,
da
Kesehatan;
/un
daerah; dan
g. membuat standar prosedur operasional dengan
/20
peraturan perundang-undangan.
uly
peraturan perundang-undangan.
.ai
ww
PasaT 174
(1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Pusat,
//w
kedisabilitasan.
(21 Dalam
SK No 187075 A
ml
.ht
23
-20
un
-76-
ah
(21 Dalam kondisi Gawat Darurat sslagaimana dimaksud
7-t
pada ayat (1), Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/ atau
1
or-
masyarakat dilarang menolak Pasien dan/atau meminta
uang muka serta dilarang mendahulukan segala urusan
om
administratif sehingga menyebabkan tertundanya
Pelayanan Kesehatan.
u-n
(1)
Pasal 175
g-u
Setiap pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
n
memiliki kompetensi manajemen Kesehatan yang
da
dibutuhkan.
-un
Pasal 176
(1)
/08
Pasal 177
na
menolak
mengungkapkan segala informasi kepada publik yang
berkaitan dengan rahasia Kesehatan pribadi Pasien,
//w
Pasal 178. . .
SK No 1870764
ml
.ht
23
-20
nrFltTfsTr
un
ah
Pasal 178
7-t
(1) Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melakukan
r-1
peningkatan mutu Pelayanan Kesehatan secara internal
dan eksternal secara terus-menerus dan
mo
berkesinambungan.
(21 Peningkatan mutu Pelayanan Kesehatan secara internal
-no
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. pengukuran dan pelaporan indikator mutu;
-uu
b. pelaporan insiden keselamatan Pasien; dan
ng
c. manajemen risiko.
a
(3) Peningkatan mutu Pelayanan Kesehatan secara eksternal
nd
a. registrasi;
ng
b. lisensi; dan
da
c. akreditasi.
/un
Peraturan Pemerintah.
u
am
Pasal 179
ain
mengembangkan:
w
(21 Ketentuan...
SK No 187077A
l
tm
3.h
02
n-2
E[trtrtrItrtrENEltr
-74-
ahu
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan
7-t
Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
r-1
ayat (f ) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
mo
Bagian Kedua
-no
Puskesmas
-uu
ng
Pasal 180
da
kerjanya.
(21 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
/un
masyarakat.
na
.ai
Pasal 181
ww
Pasal 182. ..
SK No 187078 A
ml
.ht
23
-20
lrn
un
-79-
ah
Pasal 182
7-t
(1) Penyelenggaraan Puskesmas didukung oleh sumber daya
r-1
manusia yang kompeten dan profesional berupa Tenaga
Medis, Tenaga Kesehatan, dan tenaga pendukung atau
mo
penunjang kesehatan.
(21 Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan sebagaimana
-no
dimaksud pada ayat (1) termasuk Tenaga Medis yang
memiliki kompetensi di bidang kedokteran keluarga dan
-uu
Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi di bidang
Kesehatan komunitas.
ng
(3) Pimpinan Puskesmas harus memiliki kompetensi dalam
a
nd
manusia di Puskesmas.
/un
Pasal 183
/08
Bagran Ketiga
Rumah Sakit
.co
na
Pasal 184
lya
Pasal 185. . .
SK No 187079A
m l
.ht
23
-20
T
uTf,IrElrflirNli[iltrr{7'\
n
-80-
a hu
Pasal 185
7-t
(1) Rumah Sakit dapat diselenggarakan oleh Pemerintah
1
Pusat, Pemerintah Daerah, atau masyarakat.
or-
(21 Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh Pemerintah
om
Pusat atau Pemerintah Daerah dalam memberikan
layanan Kesehatan dapat menerapkan pola pengelolaan
u-n
keuangan badan layanan umum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
g-u
(3) Rumah Sakit yang didirikan oleh masyarakat harus
berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya
an
bergerak di bidang Pelayanan Kesehatan.
nd
Pasal 186
(1) Struktur organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri
/08
c. tenaga profesional,
ly
Pasal 187
.ai
pendidikan.
l2l Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud pada
//w
(3) Rumah
SK No 187080A
l
tm
3.h
02
n-2
ra-I-Tlrf.If ItNI-rTff f*m
-81 -
hu
(3)
-ta
Rumah Sakit pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam
17
pendidikan program akademik,
r-
program vokasi, dan program profesi, termasuk program
mo
spesialis/ subspesialis.
(4) Rumah Sakit pendidikan dapat
-no
menyelenggarakan
program spesialis/subspesialis sebagai penyelenggara
-uu
utama pendidikan dengan tetap bekerja sama dengan
perguruan tinggi. ng
(5) Dalam menyelenggarakan pendidikan sebagaimana
da
ayat (6).
mu
terkait.
(1O) Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit pendidikan dapat
//w
(11)
pendidikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
htt
Pasal 188...
SK No 187081A
i
ml
.ht
23
-20
BLIK INDONESIA
un
-82-
ah
Pasal 188
7-t
(1) Rumah Sakit dalam menyelenggarakan fungsi penelitian
r-1
dapat membentuk pusat penelitian guna pengembangan
layanan Kesehatan.
mo
(2) Pusat penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus menyelenggarakan penelitian unggulan dan
-no
translasional.
-uu
(3) Da-lam menyelenggarakan penelitian sebagaimana
dimaksud pada ayat (2l1, Rumah Sakit dapat
ng
melaksanakan pelayanan berbasis penelitian.
(4) Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan berbasis
da
Pasal 189
23
pelayanannya;
e. menyediakan sarana dan pelayanan
ww
bagr
masyarakat tidak mampu atau miskin;
//w
g. membuat . . .
SK No 187082A
m l
.ht
23
-20
K INDONESIA
un
-83-
ah
g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar
7-t
mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit sebagai
acuan da-lam melayani Pasien;
r-1
h. menyelenggarakan rekam medis;
o
i.
om
menyediakan sarana dan prasarana umum yang
layak, antara lain sarana ibadah, tempat parkir,
u-n
ruang tunggu, sarana untuk penyandang disabilitas,
wanita menyusui, anak-anak, dan lanjut usia;
j.
-u
melaksanakan sistem rujukan;
ng
k. menolak keinginan Pasien yang bertentangan
da
dengan standar profesi dan etika serta ketentuan
peraturan perundang-undangan;
-un
penanggulangan bencana;
p. melaksanakan program pemerintah di
23
bidang
Kesehatan, baik secara regional maupun nasional;
20
Rumah Sakit;
lya
tugas; dan
t. memberlakukan seluruh lingkungan Rumah Sakit
na
Pasal 19O
Rumah Sakit wajib menerapkan Sistem Informasi Kesehatan
htt
un
-44-
ah
Pasal 191
7-t
Rumah Sakit mempunyai hak:
r-1
a. menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya
o
manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit;
om
b. menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan
u-n
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. melakukan kerja sama dengan pihak lain
-u
dalam
mengembangkan pelayanan;
ng
d. menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan
da
Pasal 192
20
Pasal 193
na
Sakit.
//w
Pasal 194
ps:
(21 Menteri. . .
SK No 187084A
I
lm
.ht
23
0
n-2
I rr. i?rtrIrIxTILtrtIIiEm
-85-
hu
-ta
(21 Menteri menetapkan pola tarif nasional berdasarkan
komponen biaya satuan pembiayaan dengan
17
memperhatikan kondisi regional.
or-
(3) Gubernur menetapkan pagu tarif maksimal berdasarkan
pola tarif nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
om
yang berlaku untuk Rumah Sakit di provinsi yang
-n
bersangkutan.
Pemerintah Daerah.
da
/un
Pasal 196
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Rumah
/08
BAB VII
om
Brgian Kesatu
an
Pasal 197
Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri atas:
n
.ai
a. Tenaga Medis;
ww
Pasal 198
htt
n-2
REPTJBUK INDONESIA
-86-
hua
a. dokter; dan
7-t
b. dokter gigi.
r-1
(21 Jenis Tenaga Medis dokter sebagaimana dimaksud pada
mo
ayat (1) huruf a terdiri atas dokter, dokter spesialis, dan
dokter subspesialis.
-no
(3) Jenis Tenaga Medis dokter gigi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b terdiri atas dokter gigi, dokter gigi
-uu
spesialis, dan dokter gigi subspesialis.
ng
da
Pasal 199
-un
b. tenaga keperawatan;
/un
c. tenaga kebidanan;
/08
d. tenaga kefarmasian;
e. tenaga kesehatan masyarakat;
23
g. lenaga gtrzi;
om
k.
ly
(5) Jenis...
SK No 187085 A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEFUBLIK INDONESIA
un
-87-
ah
(5) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok
7-t
tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
r-1
huruf d terdiri atas tenaga vokasi farmasi, apoteker, dan
apoteker spesialis.
mo
(6) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok
tenaga kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud
-no
pada ayat (1) huruf e terdiri atas tenaga kesehatan
-uu
masyarakat, epidemiolog kesehatan, tenaga promosi
kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan
ng
kerja, serta tenaga administratif dan kebijakan
kesehatan.
a
nd
n-2
REPUBUK INDONESIA
-88-
ahu
Pasal 200
7-t
(1) Tenaga pendukung atau penunjang kesehatan
r-1
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 huruf c bekerja
mo
pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau institusi lain di
bidang Kesehatan.
-no
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tenaga pendukung atau
penunjang kesehatan sebagaimana dimaksud pada
-uu
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
ng
da
Pasal 201
-un
Kesehatan baru.
20
Bagtan Kedua
m
Perencanaan
na
.ai
ww
PasaJ2O2
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban
//w
Kesehatan.
Pasal 2O3...
SK No 187088A
l
tm
3.h
02
PNESIDEN
n-2
REPUBLIK INDONESIA
-89-
hu
a
Pasal 203
7-t
(1) Menteri menetapkan kebijakan dan men5rusun
r-1
perencanaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan Tenaga Medis dan Tenaga
mo
Kesehatan secara nasional.
-no
(21 Menteri dalam menyusun perencanaan Tenaga Medis dan
Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
-uu
melibatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pemerintah
Daerah kabupaten / kota, Pemerintah Daerah provinsi,
ng
dan pihak terkait dengan berdasarkan ketersediaan
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan serta kebutuhan
da
Pasal 204
uly
memperhatikan:
na
b. penyelenggaraanUpayaKesehatan;
c. ketersediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
//w
Pasal 2O5...
SK No 187089A
tml
3.h
02
n-2
REPUBUK INDONESIA
-90-
hua
Pasal 205
7-t
Kebijakan perencanaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
r-1
yang ditetapkan oleh Menteri secara nasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 203 ayat (1) menjadi pedoman bagi
mo
setiap institusi pengguna Tenaga Medis dan Tenaga
Kesehatan, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
-no
maupun masyarakat dalam pemenuhan dan pengelolaan
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
-uu
ng
Pasal 206
da
Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan Tenaga Medis
dan Tenaga Kesehatan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
-un
ng
Bagian Ketiga
da
Pasal 2O7
(1) Pengadaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
23
tersedia;
w
SK No 187090A
l
tm
3.h
02
n-2
BUT INDONESIA
-91 -
hu
-ta
Pasal 208
(U Pembinaan pendidikan tinggi dalam pengadaan Tenaga
17
Medis dan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud
r-
dalam Pasal 2O7 ayat (2) dilakukan oleh menteri yang
mo
urusan pemerintahan di bidang
pendidikan berkoordinasi dengan Menteri.
-no
(21 Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit mencakup:
-uu
a. penJrusunan standar nasional pendidikan terkait
ng
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan;
b. pemenuhan kebutuhan Tenaga Medis dan Tenaga
da
Kesehatan; dan
-un
pendidikan.
20
m/
Pasal 209
.co
Pasal 210...
SK No 187091A
l
tm
3.h
02
ETT+TFEN
n-2
BLIK INDONESIA
-92-
a hu
Pasal 21O
7-t
(1) Tenaga Medis harus memiliki kualifikasi pendidikan
r-1
paling rendah pendidikan profesi.
mo
(21 Tenaga Kesehatan memiliki kualifikasi pendidikan paling
rendah diploma tiga.
-no
-uu
Pasal 21 I
(1) Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan program
ng
sarjana Tenaga Medis mendapatkan ijazah sesuai dengan
da
Pasal 2L2
(1) Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan Tenaga
23
profesi.
m
na
Pasal 213
(1)
.ai
secara nasional.
ps:
(3) Mahasiswa . . .
SK No 187092A
l
tm
3.h
02
n-2
K TNDONESIA
-93-
hu
-ta
(3) Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan program
vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang lulus
17
uji kompetensi pada akhir masa pendidikan memperoleh
r-
sertiflkat kompetensi.
mo
(41 Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan program
profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang lulus
-no
uji kompetensi pada akhir masa pendidikan memperoleh
sertifikat profesi dan sertifikat kompetensi.
-uu
ng
Pasal 214
da
Lulusan program vokasi atau profesi diberi gelar oleh
perguman tinggi setelah menyelesaikan pendidikan.
-un
ng
Pasal 215
da
Pasal 213 ayat (3) dan ayat (a) wajib diangkat sumpah
profesinya oleh penyelenggara pendidikan sesuai dengan etika
/08
profesi.
23
Pasal 216
20
pemandirian.
(3) Program internsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a
terkait.
//w
Pasal 217
ps:
spesialis.
(2) Tenaga
SK No 187093 A
ml
.ht
23
0
n-2
BLIK INDONESIA
-94-
hu
-ta
(21 Tenaga Medis yang telah menyelesaikan program
spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
17
melanjutkan pendidikan ke program subspesialis.
or-
(3) Peserta didik pada program spesialis/ subspesialis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
om
didayagunakan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam
pemberian Pelayanan Kesehatan sebagai bagian proses
u-n
pendidikan.
-u
ng
Pasal 218
(1) Tenaga Kesehatan dapat melanjutkan pendidikan
a
ke
nd
program spesialis.
g-u
Pasal 219
3/0
pendidikan;
b. memperoleh waktu istirahat;
na
c. menJaga...
SK No 187094A
l
tm
3.h
02
n-2
NEPUBLIK TNDONEEIIA
-95-
hu
-ta
c. menjaga etika profesi dan disiplin praktik Tenaga
Medis dan Tenaga Kesehatan; dan
17
d. menjaga etika Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan
r-
mengikuti tata tertib yang berlaku di penyelenggara
mo
pendidikan serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
-no
Pasal22O
-uu
(1) Dalam rangka menilai pencapaian standar kompetensi
Tenaga Medis atau
ng Tenaga Kesehatan
peserta didik pada program
spesialis/ subspesialis,
da
baik Tenaga Medis maupun
spesialis/ subspesialis,
Tenaga Kesehatan, harus mengikuti uji kompetensi
-un
berstandar nasional.
ng
sertifikat profesi.
(5) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada
.co
Pasal 221
a
PasaJ222
(1) Sumber daya manusia dalam pendidikan Tenaga Medis
ps:
b. Tenaga
SK No 187095A
l
tm
3.h
02
n-2
INDONESIA
96-
hu
-ta
b. Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan;
c.
17
peneliti dan/atau perekayasa; dan
d.
r-
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan.
mo
(2) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan tenaga
-no
pendidik atau bukan merupakan tenaga pendidik yang
dapat melakukan pendidikan, penelitian, pengabdian
-uu
kepada masyarakat, dan/ atau Pelayanan Kesehatan.
ng
(3) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mendapatkan kesetaraan pengakuan atas
da
kariernya.
m/
.co
Pasal 223
(1) Penyelenggara pendidikan tinggi dan Fasilitas Pelayanan
na
PasaT 224
//w
SK No 187096A
l
tm
3.h
02
n-2
BUK INDONESIA
-97 -
hu
(2)
-ta
Bantuan pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan sesuai dengan kebijakan
17
perencanaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
r-
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 205.
mo
(3) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang menerima
bantuan pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud
-no
pada ayat (1) wajib melaksanakan masa pengabdian pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ditunjuk setelah
-uu
menyelesaikan pendidikan.
(4) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang menerima
ng
bantuan pendanaan pendidikan tidak melaksanakan
da
Pasal 225
da
Pasal 226
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan Tenaga Medis
20
Bagian Keempat
lya
Paragraf
a
1
ain
Umum
.
ww
Pasal 227
//w
(21 Pendayagunaan
SK No 187097A
ml
.ht
230
n-2
REPUBUK INDONESIA
-98-
hu
-ta
(21 Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
17
dan/ atau masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi
or-
masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
om
(3) Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditakukan dengan
u-n
memperhatikan aspek pemerataan, pemanfaatan,
dan/atau pengembangan.
-u
ng
Pasal 228
a
nd
PasaJ229
(1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab melakukan
.co
perundang-undangan.
mu
Pasal 230
//w
Paragraf2...
SK No 187098A
ml
.ht
23
-20
un
-99-
ah
Paragraf 2
7-t
Pendayagunaan Tenaga Medis
r-1
dan Tenaga Kesehatan di Dalam Negeri
mo
Pasal 231
-no
(1) Dalam rangka pemerataan Pelayanan Kesehatan dan
pemenuhan kebutuhan Pelayanan Kesehatan kepada
-uu
masyarakat, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab melakukan penempatan Tenaga
ng
Medis dan Tenaga Kesehatan setelah melalui proses
a
seleksi.
nd
Republik Indonesia.
(4)
na
undangan.
(5) Penempatan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan melalui
w.
(6) Ketentuan . . .
SK No 187099A
m l
.ht
23
-20
n
un
-100-
ah
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan khusus
7-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
r-1
o
om
PasaJ232
Penempatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 diikuti
u-n
dengan upaya retensi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
-u
Pasal 233
ng
(1) Dalam rangka pemerataan pelayanan medik spesialis,
da
Pasal 234
m/
tertentu.
(3) Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
//w
SK No l87100A
ml
t
3.h
02
n-2
ELIK INDONESIA
-101 -
hu
(4)
a
Ketentuan lebih lanjut mengenai penempatan Tenaga
7-t
Medis dan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) diatur dengan
r-1
Peraturan Pemerintah.
mo
-no
Pasal 235
(l) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang diangkat oleh
-uu
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dapat
dipindahtugaskan antarprovinsi, antarkabupaten, atau
ng
antarkota karena alasan kebutuhan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan/ atau promosi sesuai dengan ketentuan
da
peraturan perundang-undangan.
-un
Pasa-l 236
(i) Dalam kondisi tertentu Pemerintah Pusat berwenang
ps:
(21 Ketentuan. . .
SK No l87l0l A
ml
.ht
23
-20
E-ITITTIT{'TI-S{A
un
-to2-
ah
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan penempatan
7-t
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
r-1
Pemerintah.
mo
-no
Pasal 237
(1) Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah dapat
-uu
menetafkan pola ikatan dinas bagi calon Tenaga Medis
ng
dan Tenaga Kesehatan untuk memenuhi kepentingan
pembangu.nan Kesehatan.
a
nd
Paragraf 3
ain
Pasal 238
(1) Pemerintah Pusat membentuk tenaga cadangan
ps:
Kesehatan.
(2) Ten"ga
SK No l87102A
ml
.ht
23
-20
REPUBLIK INDONESIA
un
-103-
ah
(2) Tenaga cadangan Kesehatan sebagaimana dimaksud
7-t
pada ayat (1) terdiri atas Tenaga Medis, Tenaga
Kesehatan, dan non-Tenaga Kesehatan yang dipersiapkan
r-1
untuk dimobilisasi pada penanggulangan KLB, Wabah,
mo
dan darurat bencana.
(3) Tenaga cadangan Kesehatan berupa non-Tenaga
-no
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berasal
dari non-Tenaga Kesehatan yang telah mendapatkan
-uu
pelatihan terkait dengan penanggulangan KLB, Wabah,
dan darurat bencana. ng
(4) Tenaga cadangan Kesehatan sebagaimana dimaksud
a
pada ayat (2) dilakukan pengelolaan mela-lui:
nd
tenaga
cadangan Kesehatan; dan
/un
c. pelaksanaanmobilisasi.
/08
23
Pasal 239
Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan tenaga
20
Paragraf 4
lya
Pasal 24O
(1) Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
w.
Paragraf5...
SK No 187103 A
ml
.ht
23
-20
NEPUBUT INDONESIA
un
-to4-
ah
Paragraf 5
7-t
Pendayagu.naan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
r-1
Warga Negara Indonesia Lulusan Luar Negeri
mo
PasaT 241
-no
(1) Tenega Medis dan Tenaga Kesehatan warga negara
Indonesia lulusan luar negeri yang akan melaksanakan
-uu
praktik di Indonesia harus mengikuti evaluasi
kompetensi.
ng
l2l Evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada
a
ayat (1) dilakukan oleh Menteri dengan melibatkan
nd
uji kompetensi.
na
b. belum kompeten.
(71 Dalam hal hasil uji kompetensi dinyatakan kompeten
ain
Pelayanan Kesehatan.
//w
penambahan kompetensi.
Pasal242 . ..
SK No l87l04A
ml
.ht
23
-20
FRESIDEN
NEPUEUK INDONESI.A
un
-105-
ah
Pasal 242
7-t
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan warga negara Indonesia
r-1
lulusan luar negeri yang akan mengikuti adaptasi pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memiliki STR dan SIP.
mo
-no
Pasal 243
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24I
-uu
dikecualikan bagi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan warga
negara Indonesia lulusan luar negeri yang:
ng
a. merupakan lulusan dari penyelenggara pendidikan di
a
luar negeri yang sudah direkognisi dan telah praktik
nd
kompetensi.
/un
PasaJ244
/08
Pasal 245
na
Paragraf 6
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
w.
PasaJ246
ps:
di Indonesia harus:
a. memiliki
SK No l87l05A
tml
3.h
02
n-2
EI{!ilErrJXN;r,TEF{n
- 106-
hu
a
a. memiliki STR; dan
7-t
b. memiliki SIP,
r-1
sesuai dengan ketentuan peraturan perrrndang-
mo
undangan.
(21 Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan warga negara
-no
asing lulusan dalam negeri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat melakukan praktik atas
-uu
permintaan dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
pengguna dengan batasan waktu tertentu.
ng
da
Pasal 247
-un
Paragral 7
/08
Pasal 248
(1) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan warga negara asing
om
kompetensi.
ly
SK No l87106A
ml
.ht
23
-20
it
NEPUELIK IXEONESIA
un
-ro7-
ah
(5) Penilaian kemampuan praktik sebagaimana dimaksud
7-t
pada ayat (3) huruf b meliputi penyetaraan kompetensi
r-1
dan uji kompetensi.
(6) Penyetaraan kompetensi sebagaimana dimaksud pada
mo
ayat (5) bertujuan untuk memastikan kesesuaian dengan
-no
standar kompetensi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
di Indonesia.
-uu
l7l Hasil uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) berupa:
ng
a. kompeten; atau
a
nd
b. belum kompeten.
-u
Pelayanan Kesehatan.
(9) Dalam hal hasil uji kompetensi dinyatakan belum
23
Pasal 249
u
Pasal 250
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24A
ps:
a. lulusan . . .
SK No 187107A
ml
.ht
23
-20
NEPUBLIK INDONESIA
un
-108-
ah
a. lulusan dari penyelenggara pendidikan di luar negeri
7-t
yang sudah direkognisi dan telah praktik sebagai Tenaga
r-1
Medis spesialis dan subspesialis serta Tenaga Kesehatan
tingkat kompetensi tertentu paling singkat 5 (lima) tahun
mo
di luaf negeri yang harus dibuktikan dengan surat
keterangan atau dokumen lain yang diterbitkan oleh
-no
lembaga yang berwenang di negara yang bersangkutan;
atau
-uu
b. ahli dalam suatu bidang unggulan tertentu dalam
Pelayanan Kesehatan yang dibuktikan dengan sertilikasi
ng
kompetensi dan telah praktik paling singkat 5 (lima)
a
tahun di luar negeri.
nd
-u
ng
Pasal 251
(1) Tenaga Medis spesialis dan subspesialis serta Tenaga
da
ketentuan:
23
standar kompetensi.
w
Pasal 252...
SK No l87l08A
lm
.ht
23
-20
un
-109-
ah
Pasal 252
7-t
(1) Tenaga Medis spesialis dan subspesialis serta Tenaga
r-1
Kesehatan tingkat kompetensi tertentu warga negara
asing lulusan luar negeri yang telah menyelesaikan
o
proses evaluasi kompetensi dan akan melakukan praktik
om
di Indonesia wajib memiliki STR dan SIP.
l2l STR dan SIP bagi Tenaga Medis spesialis dan subspesialis
u-n
serta Tenaga Kesehatan tingkat kompetensi tertentu
warga negara asing lulusan luar negeri sebagaimana
-u
dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu
ng
2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali dan
hanya untuk 2 (dua) tahun berikutnya.
da
-un
Pasal 253
ng
Pasal 254
20
memiliki STR.
na
Pasal 255
(1) Tenaga Medis spesialis dan subspesialis serta Tenaga
na
(3) Persetujuan
SK No 187109A
ml
.ht
23
-20
TI'IJIEEIINII;T T.Tr.l
un
-110-
ah
(3) Persetujuan sebagaimsn4 dimaksud pada ayat (21
7-t
diberikan untuk waktu tertentu melalui penyelenggara
r-1
pendidikan dan pelatihan atau kegiatan lain.
mo
Pasal 256
-no
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 248
sampai dengan Pasal 255, Tenaga Medis spesialis dan
-uu
subspesialis serta Tenaga Kesehatan tingkat kompetensi
tertentu warga negara asing lulusan luar negeri harus
ng
memenuhi persyaratan lain sesuai dengan ketentuan
a
peraturan perundang-undangan.
nd
-u
Pasal 257
ng
Bagian Kelima
m/
Pelatihan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam Rangka Penjagaan dan
Peningkatan Mutu
.co
na
Pasal 258
lya
(4) Pelatihan . . .
SK No l87ll0A
ml
.ht
23
-20
fl
BUK IT{DONESIA
un
- 111-
ah
(4) Pelatihan dan/ atau kegiatan peningkatan kompetensi
7-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan
untuk proses sertifikasi melalui konversi ke
r-1
dalam
satuan kredit profesi.
mo
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
pelatihan dan/ atau kegiatan peningkatan kompetensi
-no
dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu Tenaga
Medis dan Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud
-uu
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
ang
Pasal 259
nd
Bagran Keenam
23
Paragraf 1
Registrasi
.co
na
Pasal 260
lya
persyaratan.
w.
un
-t12_
ah
Pasal 261
7-t
STR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 260 tidak berlaku
r-1
apabila:
a. yang bersangkutan meninggal dunia;
mo
b. dinonaktilkan atau dicabut oleh Konsil atas nama
-no
Menteri; atau
c. dicabut berdasarkan putusan pengadilan yang telah
-uu
berkekuatan hukum tetap.
ng
Pasal262
a
nd
Paragral 2
/un
Perizinan
/08
Pasal 263
23
memiliki izin.
m/
Pasad264 . ..
SK No l87l12A
ml
.ht
23
-20
un
-113-
ah
Pasal 264
7-t
(1) Untuk mendapatkan SIP sebagaimana dimaksud dalam
r-1
Pasal 263 ayal (2), Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
mo
tertentu harus memiliki:
a. STg dan
-no
b. tempat praktik.
-uu
(21 SIP masih berlaku sepanjang tempat praktik masih
sesuai dengan yang tercantum dalam SIP.
ng
(3) SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama
a
nd
a.
/un
STR;
b. tempat praktik; dan
/08
oleh Menteri.
(6)
.co
c.
am
Pasal 265
Dalam kondisi tertentu, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
ps:
di tempat tersebut.
Pasal 266. . .
SK No l87l13A
ml
.ht
23
-20
NEPUBUK INDONESIA
un
-tl4-
ah
Pasal 266
7-t
Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan sebagaimana
r-1
dimaksud dalam Pasal 263 sampai dengan Pasal 265 diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
mo
-no
PasaJ267
(1) Untuk
-uu
kepentingan pemenuhan kebutuhan pelayanan
kedokteran, Menteri dapat memberikan surat tugas
ng
kepada dokter spesialis atau dokter gigi spesialis tertentu
yang telah memiliki SIP untuk bekerja pada Fasilitas
a
nd
Bagian Ketujuh
Konsil
w.w
//w
Pasal 268
(1) Untuk meningkatkan mutu dan kompetensi teknis
ps:
(21 Konsil
SK No 187114A
tml
3.h
02
n-2
E{ilFIIIir]IIiEtrtrEiA
- 115 -
hua
(2) Konsil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
7-t
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui Menteri dan dalam menjalankan
r-1
perannya bersifat independen.
mo
-no
Pasal 269
Konsil memiliki peran:
-uu
a. merumuskan kebijakan internal dan
ng standardisasi
pelaksanaan tugas Konsil;
b. melakukan Registrasi Tenaga Medis dan
da
Tenaga
Kesehatan; dan
-un
Pasal 270
Keanggotaan Konsil berasal dari unsur:
/08
a. Pemerintah Pusat;
23
c. Kolegium; dan
om
d. masyarakat.
a.c
Pasal 271
an
Bagian Kedelapan
ain
Kolegium
w.w
Pasal 272
//w
membentuk Kolegium.
(21 Kolegium
SK No l87l15A
ml
.ht
23
-20
BUK INDONEISIA
un
- 116-
ah
(21 Kolegium sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
7-t
merupakan alat kelengkapan Konsil dan datam
r-1
menjalankan perannya bersifat independen.
(3) Kolegium memiliki peran:
mo
a. menyusun standar kompetensi Tenaga Medis dan
-no
Tenaga Kesehatan; dan
b menJrusun standar kurikulum pelatihan Tenaga
-uu
Medis dan Tenaga Kesehatan.
(4)
ng
Keanggotaan Kolegium berasal dari para guru besar dan
ahli bidang ilmu Kesehatan.
a
nd
Pemerintah.
ng
da
Bagian Kesembilan
/un
Paragraf 1
20
Pasal 273
(1) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
na
praktik berhak:
lya
Kesehatan Pasien;
b.
w.
e mendapatkan
SK No l87l15A
tml
3.h
02
n-2
-tt7-
hu
a
e. mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan
7-t
ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
r-1
f. mendapatkan pelindungan atas perlakuan yang
mo
tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia,
moral, kesusilaan, serta nilai sosial budaya;
-no
g. mendapatkan penghargaan sesuai dengan ketentuan
-uu
peraturan perundang-undangan;
h. mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
ng
diri melalui pengembangan kompetensi, keilmuan,
da
dan karier di bidang keprofesiannya;
i. menolak keinginan Pasien atau pihak lain yang
-un
dan
/un
Pasal 274
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
ly
praktik wajib:
mu
dilakukan; dan
e merujuk . . .
SK No l87l17A
l
tm
3.h
02
n-2
BLIK INDONESIA
-118-
hu
a
e merujuk Pasien ke Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan
7-t
lain yang mempunyai kompetensi dan kewenangan yang
sesuai.
r-1
mo
Pasal 275
-no
(1) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang menjalankan
praktik pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
-uu
memberikan pertolongan pertama kepada Pasien dalam
keadaan Gawat Darurat dan/ atau pada bencana.
ng
(21 Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang memberikan
da
Paragraf 2
Hak dan Kewajiban Pasien
/08
23
Pasal 276
20
dengan
kebutuhan medis, standar profesi, dan pelayanan yang
uly
bermutu;
d.
m
rangka
pencegahan penyakit menular dan penanggulangan KLB
.ai
atau Wabah;
ww
peraturan perundangan-undangan.
Pasal277 ...
SK No l87l18A
I
ml
.ht
23
-20
REPUBUK INDONEEIA
un
_119_
ah
Pasal 277
7-t
Pasien mempunyai kewajiban :
r-1
a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
mo
masalah kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk Tenaga Medis dan
-no
Tenaga Kesehatan;
-uu
c. mematuhi ketentuan yang berlaku pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan; dan ng
d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
a
-u nd
Pasal 278
ng
Bagian Kesepuluh
23
Penyelenggaraan Praktik
20
m/
Paragraf 1
.co
Umum
na
lya
Pasal 279
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan bertanggung jawab
u
am
dimiliki;
w.
mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
htt
Pasal 280...
SK No l87l19A
I
t ml
3.h
02
n-2
NEPUELIK TNDONESIA
-t20-
hua
Pasal 280
7-t
(l) Dalam menjalankan praktik, Tenaga Medis dan Tenaga
r-1
Kesehatan yang memberikan Pelayanan Kesehatan
kepada Pasien harus melaksanakan upaya terbaik.
mo
(21 Upaya terbaik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
-no
dilakukan sesuai dengan nonna, standar pelayanan, dan
standar profesi serta kebutuhan Kesehatan pasien.
-uu
(3) Upaya terbaik sebagaimana dimaksud pada ayat (i) tidak
menjamin keberhasilan Pelayanan Kesehatan yang
ng
diberikan.
da
(41 Praktik Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
diselenggarakan berdasarkan kesepakatan atatara Tenaga
-un
Pasal 281
/un
Pasal 282
om
keluarganya.
w
//w
Pasal 283
(1) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang
ps:
(21 Dalam
SK No l87l20A
l
tm
3.h
02
n-2
NEPUEUK INDONESIA
-t21 -
hu
(2) Dalam hal Tenaga Medis dan Tenaga
-ta
Kesehatan
berpraktik pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, pimpinan
17
Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menginformasikan
r-
daftar nama, nomor SIP dan STR, serta jadwal praktik
mo
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
(3) Setiap Tenaga Medis, Tenaga Kesehatan, dan pimpinan
-no
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dan
-uu
ayat (2) dikenai sanksi administratif.
ng
(41 Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat berupa:
da
a. teguran lisan;
-un
b. peringatantertulis;
ng
d. pencabutan izin.
/un
Pasal 284
na
Paragraf 2
.
Kewenangan
ww
//w
Pasal 285
(1)
ps:
(2) Tenaga
SK No 187121A
ml
.ht
23
-20
EUl( INOONESI.A
un
-L22-
ah
(2) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang memiliki lebih
7-t
dari satu jenjang pendidikan memiliki kewenangan sesuai
dengan lingkup dan tingkat kompetensi dan kualifikasi
r-1
tertinggi.
mo
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
-no
Peraturan Pemerintah.
Pasal 286
-uu
ng
(1) Dalam keadaan tertentu,
Tenaga Medis dan Tenaga
a
Kesehatan dapat memberikan pelayanan di luar
nd
kewenangannya.
-u
Kesehatan bertugas;
b.
/08
tertentu;
lya
tertentu; atau
am
Pasal287
//w
setempat.
(2) Tenaga
SK No l87l22A
ml
.ht
23
-20
REFUBLIK TNDONESIA
un
-123-
ah
(2) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan sebagaimana
7-t
dimaksud dalam Pasal 286 ayat (3) telah mengikuti
r-1
pelatihan dengan memperhatikan kompetensi Tenaga
Medis dan Tenaga Kesehatan.
mo
(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
-no
oleh Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah.
(41 Dalam pelatihan
-uu
sslagaimana
dimaksud pada ayat (3), Pemerintah Pusat danlatau
ng
Pemerintah Daerah dapat melibatkan pihak terkait.
a
nd
Pasal 288
-u
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) telah mengikuti pelatihan dengan
.co
Kesehatan.
(4) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
lya
Pemerintah Daerah.
am
Pasal 289
ps:
Paragraf 3 . . .
SK No 187123 A
l
tm
3.h
02
E:i:FIIItrN
n-2
NEPUBUK INDONEIsIA
-t24-
hu
-ta
Paragraf 3
17
Pelimpahan Kewenangan
r-
mo
Pasal 290
(1)
-no
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dapat menerima
pelimpahan kewenangan untuk melakukan Pelayanan
-uu
Kesehatan.
(2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada
ng
ayat (1) terdiri atas pelimpahan secara mandat dan
da
pelimpahan secara delegatif.
(3)
-un
Paragraf 4
23
Pasal 291
na
Menteri.
ww
Pelayanan Kesehatan.
PasaJ292...
SK No 187124A
ml
.ht
23
0
n-2
r-rTrrrf:IIfXT$ffiII.lEfl.J
-r25-
hu
-ta
Pasal 292
(1) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
17
praktik dapat melakukan penelitian dan pengembangan.
or-
(21 Penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud
om
pada ayat (1) ditujukan untuk mendukung pembangunan
Kesehatan di bidang ilmu pengetahuan, keahlian,
u-n
kebijakan, dan teknologi melalui Upaya Kesehatan dan
Sumber Daya Kesehatan.
(3) -u
Penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud
ng
pada ayat (1) dan ayat l2l dilaksanakan sesuai dengan
a
ketentuan peraturan perundang-undangan.
nd
g-u
Paragraf 5
n
Pasal 293
(1)
3/0
sedikit mencakup:
lya
a. diagnosis;
b.
mu
indikasi;
c. tindakan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan dan
na
tujuannya;
.ai
(5) Persetujuan . . .
SK No l87125A
ml
.ht
23
-20
l:r{JrrTlfif lIFr.TI'lE{A
un
-t26-
ah
(5) Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
7-t
harus diperoleh sebelum dilakukannya tindakan yang
r-1
invasif dan/ atau mengandung risiko tinggi.
(6) Persetujuan tindakan sebagaimana dimaksud pada
mo
ayat (4) dan ayat (5) diberikan oleh Pasien yang
bersangkutan.
-no
(71 Dalam hal Pasien yang bersangkutan sebagaimana
-uu
dimaksud pada ayat (6) tidak cakap memberikan
persetujuan, persetqiuan tindakan dapat diberikan oleh
ng
yang mewakili.
a
(8) Persetqjuan tertulis melakukan tindakan Pelayanan
nd
PasaJ294
w
diterimanya.
htt
(21 Penjelasan. . .
SK No 187126A
ml
.ht
23
-20
I]
EUl( INDONESIA
un
-t27-
ah
(21 Penjelasan atas biaya Pelayanan Kesehatan sebagaimana
7-t
dimaksud pada ayat (l) diberikan oleh Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
r-1
mo
Pasal 295
(1)
-no
Pelayanan Kesehatan masyarakat yang merupakan
program pemerintah tidak memerlukan persetujuan
-uu
tindakan.
(2) Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ng
ayat (1) tetap harus diinformasikan kepada masyarakat
penerima Pelayanan Kesehatan tersebut.
a
-und
Paragraf 6
ng
Rekam Medis
da
/un
Pasal 296
(1) Setiap Tenaga Medis dan Tenoga Kesehatan yang
/08
Pelayanan Kesehatan.
(4) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama,
u
Pasal 297
ps:
Kesehatan.
(21 Setiap
SK No l87l27A
m l
.ht
23
-20
NEPUBLIK INtrOilESIA
un
-L2a-
ah
(21 Setiap Pasien berhak untuk mengakses informasi yang
7-t
terdapat dalam dokumen rekam medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
r-1
(3) Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menjaga keamanan,
o
keutuhan, kerahasiaan, dan ketersediaan data yang
om
terdapat dalam dokumen rekam medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
u-n
-u
Pasal 298 ng
(1) Kementerian yang urLtsan
pemerintahan di bidang kesehatan bertanggung jawab
da
Pasal 299
Ketentuan lebih lanjut mengenai rekam medis diatur dengan
23
Peraturan Pemerintah.
20
m/
Pasal 300
(1)
.co
Kesehatan Nasional.
na
.ai
Patagral 7
ww
Pasal 301
(1) Setiap Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
ps:
dalam
melaksanakan Pelayanan Kesehatan wajib menyimpan
htt
(2) Pembukaan . . .
SK No 187128A
ml
.ht
23
-20
I : ffrnL JIIiJI$.f.rTIrtr{f:.t
un
-t29-
ah
(2) Pembukaan rahasia Kesehatan pribadi Pasien
7-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
untuk kepentingan tertentu sebagaimana dimaksud
r-1
dalam Pasal 4 ayat(41.
mo
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia Kesehatan
pribadi Pasien diatur dengan Peraturan Pemerintah.
-no
-uu
Pasal 302
(1) Dalam hal Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang
ng
mengetahui atau patut menduga adanya tindak pidana
a
pada Pasien yang diberi Pelayanan Kesehatan, Tenaga
nd
Paragraf 8
m/
Pasal 303
na
Bagian
SK No l87129A
ml
t
3.h
02
EI]EIETil
n-2
NEFUBUI( IilBOHESIA
-130-
hu
a
Bagian Kesebelas
7-t
Penegakan Disiplin Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
r-1
serta Penyelesaian Perselisihan
mo
Paragraf I
-no
Penegakan Disiplin Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
Pasal 304
-uu
ng
(1) Dalam rangka mendukung profesionalitas Tenaga Medis
da
disiplin profesi.
(2) Dalam rangka penegakan disiplin profesi sebagaimana
ng
(21
menentukan ada tidaknya pelanggaran disiplin profesi
yang dilakukan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
/08
Peratural Pemerintah.
a.c
Pasal 305
an
dan
c.
htt
alasan pengaduan.
Pasal 306. . .
SK No l87l30A
t ml
3.h
02
n-2
-131 -
hu
a
Pasal 306
7-t
(1) Pelanggaran disiplin Tenaga Medis atau Tenaga
r-1
Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3O4
ayat (3) diberikan sanksi disiplin berupa:
mo
a. peringatantertulis;
-no
b. kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
penyelenggara pendidikan di bidang Kesehatan atau
-uu
Rumah Sakit pendidikan terdekat yang memiliki
kompetensi untuk melakukan pelatihan tersebut;
ng
c. penonaktifan STR untuk sementara waktu;
da
dan/atau
-un
mengutamakan
penyelesaian perselisihan dengan mekanisme keadilan
23
Pasal 307
Putusan dari majelis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 304
a.c
hal:
ly
yang diperiksa.
w.
Pasal 3O8
w
(2) Tenaga
SK No l8713l A
t ml
3.h
02
n-2
NEPUELIK INDONESIA
_t32_
hu
a
l2l Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang dimintai
7-t
pertanggungiawaban atas tindakan/perbuatan berkaitan
dengan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
r-1
yang
merugikan Pasien secara perdata, harus dimintakan
mo
rekomendasi dari majelis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 304.
-no
(3) Rekomendasi dari majelis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan setelah Penyidik Pegawai Negeri Sipit
-uu
atau penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia
mengajukan permohonan secara tertulis.
ng
(4) Rekomendasi dari majelis sebagaimana dimaksud pada
da
operasional.
ly
Pasal 309...
SK No 187132A
ml
.ht
23
-20
BUK INDONESIA
un
-133-
ah
Pasal 309
7-t
Ketentuan lebih lanjut mengenai penegakan disiplin profesi
r-1
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
mo
-no
Paragraf 2
-uu
Penyelesaian Perselisihan
ng
Pasal 310
a
nd
Organisasi Profesi
23
20
Pasal 311
m/
organisasi profesi.
(2) Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud
na
peraturan perundang-undangan.
u
am
Larangan
w.
Pasal 312
w
//w
b. menggunakan
SK No 187133 A
t ml
3.h
02
n-2
NEPUBUT INDONESIA
-t34-
hua
b menggunakan alat, metode, atau cara lain dalam
7-t
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
r-1
menimbulkan kesan yang bersangkutan merupakan
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang telah memiliki
mo
STR dan/atau SIP; dan
melakukan praktik sebagai Tenaga Medis atau Tenaga
-no
c
Kesehatan tanpa memiliki STR dan/ atau SIP.
-uu
ng
Pasal 313
(1) Setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan
da
yang
melakukan praktik tanpa memiliki STR dan/atau SIP
-un
sanksi
administratif sebagaip4l4 dimaksud pada ayat (1) diatur
/un
BAB VIII
23
PERBEKALAN KESEHATAN
/20
om
Pasal 314
a.c
(5) Untuk. . .
SK No l87l34A
ml
t
3.h
02
n-2
-135-
hua
(5) Untuk menjalankan tanggung jawab sebagaimana
7-t
dimaksud pada ayat (21, Pemerintah Pusat dan
r-1
Pemerintah Daerah dapat membentuk fasilitas
pengelolaan kefarmasian.
mo
(6) Dalam keadaan darurat, Pemerintah Pusat dan
-no
Pemerintah Daerah dapat menetapkan dan
melaksanakan kebijakan khusus untuk pengadaan dan
-uu
pemanfaatan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Perbekalan Kesehatan lain.
ng
(71 Ketentuan lebih lanjut mengenai ketersediaan,
da
Pasal 315
/un
Pasal 316
a
ain
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan melalui
//w
pengadaan.
ps:
Pasal 317...
SK No 187135A
l
tm
3.h
02
n-2
lITiIf"FItT-rfrItIII{TA
-136-
hu
-ta
Pasal 317
(1) jenis
17
Pemerintah Pusat menyusun daftar dan Obat
esensial yang harus tersedia bagr kepentingan
r-
masyarakat.
mo
(21 Daftar dan jenis Obat esensial sebagaimana dimaksud
-no
pada ayat (1) ditinjau dan disempurnakan paling lama
setiap 2 (dua) tahun sesuai dengan perkembangan
-uu
kebutuhan dan teknologi.
(3) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
ng
jawab agar Obat esensial sebagaimana dimaksud pada
da
ayat (1) tersedia secara merata dan terjangkau oleh
masyarakat.
-un
ng
Pasal 318
da
Pasal 319
20
Pasal 320
(1) Obat terdiri atas:
//w
un
-t37-
ah
a. Obat keras;
7-t
b. narkotika; dan
r-1
c. psikotropika.
mo
(3) Obat dengan resep diserahkan oleh apoteker di fasilitas
pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan
-no
peraturan perundang-undangan.
(41 Obat tanpa resep sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
-uu
huruf b digolongkan menjadi:
a.
ng
Obat bebas; dan
b.
a
Obat bebas terbatas.
nd
(5) Selain Obat bebas dan Obat bebas terbatas, Obat keras
-u
perundang-
undangan.
da
Pasal 321
u
(1)
am
c.fitofarmaka; dan
w
(3) Ketentuan. . .
SK No l87l37A
l
tm
3.h
02
n-2
-138-
ahu
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggolongan Obat
7-t
Bahan Alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
r-1
mo
BAB IX
-no
KETAHANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Pasal 322
-uu
ng
(1) Sumber Sediaan Farmasi yang berasal dari alam semesta
dan sudah terbukti berkhasiat, memenuhi ketentuan
da
kelestariannya.
(21 Masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya
/un
peredaran,
peningkatan, serta penggunaan Sediaan Farmasi dan
m/
perundang-undangan.
a
Pasal 323
.ai
(3) Penelitian...
SK No 187138A
ml
.ht
230
n-2
dTJ:rF-IrrIilTIf;I.lTfEn
-139-
hu
(3)
-ta
Penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan oleh industri Sediaan
17
Farmasi, industri Alat Kesehatan, lembaga penelitian,
or-
dan lembaga pendidikan.
om
Pasal 324
u-n
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung
-u
jawab terhadap pelaksanaan penelitian, pengembangan,
ng
pemanfaatan, dan pemeliharaan bahan Obat Bahan
Alam.
a
nd
usaha.
m/
Pasal 325
mu
a.
.ai
masyarakat; dan
d. menyediakan
SK No l87139A
ml
.ht
23
-20
NEPUBLIK INDOHESIA
un
-140-
ah
d. menyediakan Obat Bahan Alam untuk memelihara
7-t
Kesehatan yang terjamin mutu, khasiat, dan
keamanannya serta teruji secara ilmiah dan
r-1
dimanfaatkan secara luas untuk pencegahan,
mo
pengobatan, perawatan, dan/atau pemeliharaan
Kesehatan.
-no
-uu
Pasal 326
(1) Untuk mewujudkan ketahanan Sediaan Farmasi dan AIat
ng
Kesehatan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab terhadap kemandirian di bidang
a
nd
Kesehatan;
b. meningkatkan daya saing industri Sediaan Farmasi
ain
d. memproduksi. . .
SK No l87140A
ml
.ht
23
-20
NEPUBUK IT{DONESIA
un
-t4t-
ah
d. memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
7-t
dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan dalam
r-1
negeri dan ekspor serta meningkatkan kegiatan
industri/utilisasi kapasitas industri;
mo
e. memastikan penggunaan Bahan Obat dan bahan
-no
baku Alat Kesehatan produksi dalam negeri oleh
industri farmasi dan Alat Kesehatan dalam negeri;
-uu
f. mengoptimalkan peran akademisi, pelaku usaha,
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
ng
masyarakat; dan
a
g. menjamin
nd
negeri.
23
20
Pasal 327
(1)
m/
Pasal 328
//w
SK No l87l41A
ml
.ht
23
-20
un
-t42-
ah
(21 Pengutamaan penggunaan bahan baku produksi dalam
7-t
negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
r-1
dengan tetap memperhatikan mutu, kualitas, keamanan,
dan kemanfaatan.
mo
-no
Pasal 329
(1)
-uu
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan
kemudahan dalam penyelenggaraan hilirisasi penelitian
ng
nasional untuk meningkatkan daya saing industri
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
a
nd
Pasal 330
Ketentuan mengenai percepatan pengembangan dan
ain
Pasal 331
(1)
ps:
un
-t43-
ah
(21 Insentif sebageisl4n4 dimaksud pada ayat (1) termasuk
7-t
diberikan kepada setiap industri Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan yang melakukan kegiatan penelitian,
r-1
pengembangan, dan inovasi di dalam negeri, serta yang
mo
melakukan produksi dengan menggunakan bahan baku
dalam negeri.
-no
(3) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21
berupa fiskal dan nonfiskal.
-uu
(4) Pemberian insentif bagi industri Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
ng
peraturan perundang-undangan.
a
nd
-u
Pasal 332
(1)
ng
Pasal 333
na
BAB X
TEKNOLOGI KESEHATAN
w.w
//w
Pasal 334
(l) Teknologi Kesehatan diselenggarakan, dihasilkan,
ps:
SK No l87143A
ml
t
3.h
02
n-2
BL|K TNDONESIA
-r44-
ahu
(21 Teknologi Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
7-t
ayat (1) termasuk perangkat keras dan perangkat lunak.
r-1
(3) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mendorong
pemanfaatan produk Teknologi Kesehatan dalam negeri.
mo
(4) Teknologi Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
-no
ayat (1) harus memenuhi standar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
-uu
ng
Pasal 335
(1)
da
Dalam Teknologi Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 334 dapat dilakukan
-un
penelitian.
ly
Kesehatan manusia.
(71 Tata cara penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ps:
perundang-undangan.
Pasal 336...
SK No l87l44A
ml
.ht
23
-20
NEPUBUK INDONESIA
un
- 145-
ah
Pasal 336
7-t
(1) Setiap penelitian, pengembangan, pengkajian, dan
r-1
pemanfaatan Teknologi Kesehatan harus
mempertimbangkan potensi risiko dan manfaatnya
mo
terhadap Kesehatan masyarakat.
-no
(2) Penelitian, pengembangan, pengkajian, dan pemanfaatan
Teknologi Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
-uu
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
ng
perundang-undangan.
a
nd
Pasal 337
-u
masyarakat.
23
Pemerintah.
lya
Pasal 338
u
am
biomedis.
w
biomedis lain.
(3) Pemanfaatan
SK No 187145A
ml
.ht
23
-20
NEPUEUK INDONEISIA
un
-t46-
ah
(3) Pemanfaatan teknologi biomedis sebagaimana dimaksud
7-t
pada ayat (1) dilaksanakan mulai dari kegiatan
pengambilan, penyimpanan jangka panjang, serta
r-1
pengelolaan dan pemanfaatan material dalam bentuk
mo
spesimen klinik dan materi biologi, muatan informasi,
dan data terkait, yang ditqiukan untuk kepentingan ilmu
-no
pengetahuan dan Teknologi Kesehatan dan Pelayanan
Kesehatan, termasuk pelayanan kedokteran presisi.
-uu
(4) Pengambilan, penyimpanan jangka panjang, serta
pengelolaan dan pemanfaatan material dalam bentuk
ng
spesimen klinik dan materi biologi, muatan informasi,
a
dan data terkait dalam rangka pemanfaatan teknotogi
nd
Pasien
dan/ atau donor dalam pengelolaan dan pemanfaatan
da
peraturan perundang-undangan.
u
am
Pasal 339
ain
(3) Penyelenggaraan . ..
SK No l87l,16A
I
tml
3.h
02
n-2
-t47-
hua
(3) Penyelensgaraan biobank dan/ atau biorepositori
7-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mendapatkan
r-1
penetapan dari Pemerintah Pusat.
(4) Penyelenggaraan biobank dan/atau biorepositori wajib
mo
menerapkan prinsip:
-no
a. keselamatan hayati dan keamanan hayati;
b. kerahasiaan atau privasi;
-uu
c. akuntabilitas; ng
d. kemanfaatan;
da
e. kepentingan umum;
-un
sosial budaya.
(5) Penyelenggara biobank dan/atau biorepositori wajib
/un
Pasa1 340
(1) Pengalihan dan penggunaan material da-lam bentuk
a.c
dan/atau
c. untuk...
SK No l87l47A
l
tm
3.h
02
n-2
FIr.fXTII-.IIffflA
-148-
ahu
c. untuk kepentingan kendali mutu dalam rangka
7-t
pemutakhiran akurasi kemampuan standar
diagnostik dan terapi.
r-1
(3) Pengalihan dan penggunaan material dalam bentuk
mo
spesimen klinik dan materi biologi, muatan informasi
dan/ atau data keluar wilayah Indonesia harus dilengkapi
-no
dengan perjanjian alih material yang disusun
berdasarkan prinsip pembagran manfaat yang memenuhi
-uu
keadilan, keselamatan, dan kemanfaatan.
ng
(41 Pengalihan dan penggunaan materia-l dalam bentuk
spesimen klinik dan materi biologi, muatan informasi,
da
Pasal 341
/un
Pasal 342
(1)
m
Pasal 343...
SK No l87l48A
l
tm
3.h
02
n-2
:rf -JrFff fXI$f.TIf*{l-I
-t49-
hu
-ta
Pasal 343
17
Penggunaan material dalam bentuk spesimen klinik dan
materi biologi, muatan informasi, dan/ atau data biomedis oleh
r-
industri atau untuk kepentingan komersial harus
mo
mendapatkan izin Pemerintah Pusat.
-no
Pasal 344
-uu
Ketentuan lebih lanjut mengenai Teknologi Kesehatan diatur
ng
dengan Peraturan Pemerintah.
da
-un
BAB XI
ng
Bagran Kesatu
Umum
/08
23
Pasal 345
20
a. Pemerintah Pusat;
lya
b. Pemerintah Daerah;
mu
urusan
pemerintahan di bidang kesehatan dapat memberikan
ps:
Kesehatan.
Bagian
SK No 187149A
ml
.ht
23
-20
NEPUEUK INDONESIA
un
_150_
ah
Bagian Kedua
7-t
Tata Kelola Sistem Informasi Kesehatan
r-1
mo
Pasal 346
(1) Penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan
-no
melaksanakan tata kelola Sistem Informasi Kesehatan
yang mendukung pelayanan di bidang Kesehatan.
-uu
(21 Tata kelola Sistem Informasi Kesehatan sebagaimana
ng
dimaksud pada ayat (1) merupakan rangkaian kegiatan
untuk menjamin mutu dan keandalan sistem.
a
nd
wilayah Indonesia.
(71 Penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan dapat
na
Pasal 347
ain
a. ketersediaan;
b. keamanan;
ps:
c. pemeliharaan; dan
htt
d. integrasi.
(21 Keandalan
SK No l87150A
l
tm
3.h
02
n-2
EUK INDONESIA
-151 -
hu
-ta
(2) Keandalan Sistem Informasi Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara:
17
a. menguji kelaikan sistem;
r-
b.
mo
menjaga kerahasiaan data;
c. menentukan kebijakan hak akses data;
-no
d. memiliki sertifikasi keandalan sistem; dan
-uu
e. melakukan audit secara berkala.
ng
Pasal 348
da
undangan.
m/
.co
Pasal 349
(1) Penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan wajib
na
yang meliputi:
a. perencanaan;
mu
b. pengumpulan;
a
ain
c. penyimpanan;
d. pemeriksaan;
.
ww
e. transfer;
f.
//w
pemanfaatan; dan
g. pemusnahan.
ps:
(3) Pengumpulan
SK No t8715l A
ml
.ht
23
-20
l:lrFFIFtrN
REPUBLTK IXDONEIiIA
un
-t52-
ah
(3) Pengumpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
7-t
huruf b dilaksanakan sesuai dengan hasil perencanaan
r-1
data.
(41 Penyimpanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mo
huruf c dilaksanakan dalam pangkalan data pada tempat
yang aman dan tidak rusak atau mudah hilang dengan
-no
menggunakan media penyimpanan elektronik dan/ atau
nonelektronik.
-uu
(5) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d dilaksanakan dalam rangka menjamin kualitas
ng
data dan informasi.
a
(6) Ttansfer
nd
a. Kesehatanperseorzrngan;
20
b. Kesehatanmasyarakat;
m/
d. pengambilankebijakan.
Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
na
(e)
huruf g dapat dilaksanakan oleh penyelenggara Sistem
lya
perundang-undangan.
am
Pemerintah.
htt
Pasal 350...
SK No 187152A
ml
.ht
23
-20
REFUEUK INDONESIA
un
- 153-
ah
Pasal 350
7-t
(1) Sistem Informasi Kesehatan memuat data dan informasi
r-1
yang bersumber dari:
a.
mo
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
b. instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
-no
c. badan/lembaga yang menyelenggarakan program
jaminan sosial nasional;
d. badan/lembaga
-uulain yang
ng
menyelenggarakan kegiatan di bidang Kesehatan;
e. kegiatan masyarakat selain Fasilitas
a
Pelayanan
nd
Kesehatan;
-u
g. sumber lainnya.
da
informasi publik.
/08
23
Pasal 351
(1) Penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan wajib
20
setiap individu.
(21 Pemrosesan data dan informasi Kesehatan yang
.co
data pribadi.
(3) Pemilik data sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ain
berhak:
w.
b.
//w
Kesehatan;
c. meminta penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan
htt
SK No 187153 A
ml
.ht
23
-20
rlTrT|:Tr[IiIIfif.III{Tltr
un
-154-
ah
d. meminta penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan
7-t
menghapus data yang tidak benar atas persetqiuan
r-1
pemilik data; dan
e. mendapatkan hak subjek data pribadi lain sesuai
mo
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pelindungan data pribadi.
-no
(4) Hak pemilik data sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
-uu
dikecualikan untuk kepentingan tertentu sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang
ng
pelindungan data pribadi.
a
(5) Penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan wajib
nd
BAB xII
20
Bagran Kesatu
na
Pasal 352
u
am
domestik.
(3) Dalam . . .
SK No l87l54A
ml
.ht
23
-20
NEPUBUK INDONESIA
un
-155-
ah
(3) Dalam pelaksanaan kegiatan kewaspadaan KLB,
7-t
penanggulangan KLB, dan pasca-KlB sebagaimana
r-1
dimaksud pada ayat (1) melibatkan unsur Tenaga Medis,
Tenaga Kesehatan, akademisi atau pakar, Tentara
mo
Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, lintas sektor, dan/ atau tokoh
-no
masyarakat/ agama.
(2) Kriteria 11tr3 ssfaga imana dimaksud pada ayat (1) terdiri
da
atas:
/un
berturut-turut;
c.
m/
atau lebih;
f.
w.
(3) Bupati. . .
SK No l87l55A
l
tm
3.h
02
n-2
BUK TNDONESIA
- 156-
hu
-ta
(3) Bupati/wali kota, gubernur, atau Menteri harus
mencabut penetapan KLB jika daerah tidak lagi
17
memenuhi kriteria KLB.
r-
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria KLB, penetapan,
mo
dan pencabutan KLB diatur dengan Peraturan
-no
Pemerintah.
Pasal 354
-uu
ng
(1) Bupati/wali kota, gubernur, atau Menteri yang
da
penanggulangan KLB.
(21 Kegiatan penanggulangan KLB sebagaimana dimaksud
ng
a. penyelidikanepidemiologis;
/un
b. pelaksanaansurveilans;
/08
f. promosi Kesehatan;
.co
g. komunikasi risiko;
na
h. penatalaksanaankasus;
lya
Pasal 355
.
ww
dengan
Peraturan Pemerintah.
ps:
htt
Bagian
SK No 187156A
ml
.ht
23
-20
un
-157-
ah
Bagian Kedua
7-t
Wabah
r-1
mo
Paragraf 1
-no
Umum
Pasal 356
-uu
ng
Untuk melindungi masyarakat dari Wabah, Pemerintah Pusat
a
dan Pemerintah Daerah melaksanakan kegiatan Kewaspadaan
nd
Paragraf 2
da
Pasal 357
23
dalam:
a.
na
berdasarkan kriteria:
w.
d. penyakit. . .
SK No l87157A
ml
.ht
23
-20
REPUBUK INDONESIA
un
-158-
ah
d. penyakit yang berpotensi meningkat dan menyebar
7-t
secara cepat.
r-1
(41 Jenis penyakit yang berpotensi menimbulkan Wabah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
mo
Menteri.
-no
(5) Menteri dapat menetapkan perubahan jenis penyakit
yang berpotensi menimbulkan Wabah sebagaimana
-uu
dimaksud pada ayat (4) dengan mempertimbangkan
ng
perkembangan epidemiologis penyakit, sosial budaya,
keamanan, ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan
a
nd
teknologi.
-u
ng
Paragraf 3
da
Pasal 358
(1) Da1am rangka Kewaspadaan Wabah di
23
witayah,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota dan Pemerintah
20
risikonya;
am
berkesinambungan.
htt
Paragraf4...
SK No 187158A
ml
.ht
23
-20
FRESIDEN
NEPUBLIK TNDONESIA
un
-159-
ah
Paragral 4
7-t
Kewaspadaan Wabah di Pintu Masuk
r-1
mo
Pasal 359
Dalam rangka Kewaspadaan Wabah di Pintu Masuk dan
-no
perlintasan antardaerah, Pemerintah Pusat melaksanakan
kegiatan pengamatan penyakit dan/ atau faktor risiko penyakit
-uu
yang berpotensi menimbulkan Wabah, baik di Pintu Masuk
maupun pelabuhan atau bandar udara yang melayani lalu
ng
lintas domestik.
a
-und
Pasal 360
(1) Dalam rangka pengamatan penyakit dan/ atau
ng
faktor
risiko penyakit yang berpotensi menimbulkan Wabah
da
keberangkatan.
(3)
m/
penanggulangan.
(5) Tindakan penanggulangan
w
dengan indikasi;
b. disinfeksi
SK No l87159A
t ml
3.h
02
n-2
REPUBUK INDONEgIA
- 160-
hu
a
b. disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/ atau
7-t
deratisasi terhadap alat angkut dan barang;
dan/atau
r-1
c. tindakanpenanggulanganlainnya.
mo
(6) Tindakan penanggulangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dilakukan sesuai dengan jenis agen penyakit dan
-no
cara penyebarannya.
-uu
(7) Dalam hal terdapat orang yang tidak bersedia dilakukan
tindakan penanggulangan sebagaimana dimaksud pada
ng
ayat (6), kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan berwenang
da
Daerah.
23
Pasal 361
a.c
(3) Dalam
SK No 187160A
ml
t
3.h
02
n-2
-161 -
hu
a
(3) Dalam rangka cegah tangkal penyakit di Pintu Masuk
7-t
sebagaimana dimaksud pada ayat (l), Menteri dapat
merekomendasikan penutupan Pintu Masuk kepada
r-1
Presiden.
mo
Pasal 362
-no
Setiap kapal, pesawat udara, dan kendaraan darat yang:
-uu
a. datang dari atau berangkat ke luar negeri; atau
b. datang dari Daerah Terjangkit,
ng
berada dalam pengawasan kementerian yang
da
Pasal 363
(1) Setiap nakhoda, kapten penerbang, atau pengemudi pada
da
Kesehatan.
/20
kesehatan.
w.
Pasal 364
w
(2) Ketentuan...
SK No 187161A
ml
.ht
23
-20
REPUBUK INDONESIA
un
-t62-
ah
(2) Ketentuan mengenai kegiatan pemeriksaan dan tindakan
7-t
penanggulangan terhadap kendaraan darat di pos lintas
batas negara diatur melalui perjanjian antara kedua
r-1
negara.
mo
-no
Pasal 365
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan terhadap kapal,
-uu
pesawat udara, dan kendaraan darat diatur dengan Peraturan
Pemerintah. ng
da
Pasal 366
-un
menimbulkan Wabah.
m/
.co
Pasal 367
na
Peraturan Pemerintah.
mu
Paragraf 5
na
Daerah Wabah
.ai
ww
Pasal 368
//w
a. etiologi
SK No t87162A
t ml
3.h
02
n-2
-163-
hua
a. etiologi penyakit;
7-t
b. situasi kasus dan kematian;
r-1
c. kapasitas Pelayanan Kesehatan; dan/ atau
mo
d. kondisi masyarakat.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan dan
-no
pencabutan penetapan Daerah Terjangkit Wabah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
-uu
dengan Peraturan Pemerintah.ng
da
Pasal 369
-un
Pasal 370
Dalam hal terjadi situasi Wabah sebagaimana dimaksud
/20
peraturan perundang-undangan.
a.c
an
Paragraf 6
ly
Penanggulangan Wabah
mu
Pasal 371
a
ain
Pasal 372
ps:
investigasipenyakit;
b. penguatansurveilans;
c. penanganan
SK No 187163 A
tml
3.h
02
n-2
l-:-IfIilTIr.rTIrT{Itr
-t64-
hua
c. penangananpenderita;
7-t
d. pengendalian faktor risiko;
r-1
e. penanganEm terhadap populasi berisiko;
mo
f. komunikasi risiko; dan/atau
g. tindakanpen€rnggulanganlainnya.
-no
-uu
Pasal 373
(1) Investigasi penyakit sebagaimana dimaksud dalam
ng
Pasal 372 huruf a dilakukan untuk mendapatkan
da
penanggulangan.
/08
Pasal 374
23
Pasal 375
w
SK No 187164A
lm
.ht
23
-20
un
-165-
ah
b karantina; dan/ atau
7-t
c pengobatan dan perawatan.
r-1
(3) Isolasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21 huruf a
dilaksanakan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau
o
om
tempat lain yang memungkinkan penderita mendapatkan
akses Pelayanan Kesehatan untuk mempertahankan
kehidupannya.
u-n
(4) Karantina sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
-u
dapat dilaksanakan di rumah, Rumah Sakit, tempat
kerja, alat angkut, hotel, wisma, asrarna, dan tempat
ng
atau wilayah lainnya dengan mempertimbangkan aspek
da
epidemiologi.
(5)
-un
angkut.
(6) Pengobatan dan perawatan sebagaimana dimaksud pada
da
Pasal 376
(1)
mu
penyebab penyakit;
b. pencegahan
SK No 187165A
l
tm
3.h
02
n-2
REPUBUI( INDONESIA
-766-
a hu
b. pencegahan dan pengendalian infeksi; dan/atau
7-t
c. penanganan jenazale.
r-1
mo
Pasal 377
-no
(1) Penanganan terhadap populasi berisiko sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 372 huruf e dilakukan untuk
-uu
mencegah dan mengurangi risiko penyebaran penyakit.
(21 Penanganan terhadap populasi berisiko
ng sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
da
a. pemberiankekebalan;
-un
c. pembatasankegiatansosialkemasyarakatan.
da
dan/atau
m/
Pasal 378
an
dilakukan melalui:
ww
b. mobilisasi sosial.
ps:
htt
Pasal 379...
SK No l87166A
m l
.ht
23
-20
REFUBUK INDONESIA
un
-t67-
ah
Pasal 379
7-t
(1) Kegiatan penanggulangan Wabah dilaksanakan secara
r-1
terintegrasi, komprehensif, dan tepat sasaran dengan
melibatkan kementerian/lembaga terkait dan Pemerintah
o
Daerah.
om
(21 Dalam penanggulangan Wabah, Pemerintah Pusat dapat
u-n
bekerja sEuna dengan negara lain atau badan
internasional.
-u
ng
Pasal 380
da
Pemerintah.
da
/un
Paragraf 7
Kegiatan Pasca-Wabah
/08
23
Pasal 381
20
Bagian . . .
SK No 187167A
lm
.ht
23
-20
NEPUELIK INDONESIA
un
-168-
ah
Bagian Ketiga
7-t
Laboratorium
r-1
o
om
Pasal 382
(1) Dalam hal penanggulangan KLB dan Wabah diperlukan
u-n
sampel dan/ atau spesimen untuk konfirmasi
laboratorium, pelaksanaan pengambilan sampel dan
-u
konlirmasi dilakukan pada laboratorium terdekat yang
ng
memiliki kemampuan.
da
Bagian Keempat
.co
Pengelolaan Limbah
na
lya
Pasal 383
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/ atau
mu
perundang-undangan.
ps:
htt
Bagian
SK No 187168A
ml
.ht
23
-20
NEPUBUK INDONESIA
un
-169-
ah
Bagran Kelima
7-t
Pelaporan
r-1
mo
Pasal 384
(1) Pemerintah Daerah kabupaten/kota dan Pemerintah
-no
Daerah provinsi wajib menyampaikan laporan
-uu
pelaksanaan kewaspadaan KLB dan Wabah, kegiatan
penanggulangan KLB dan Wabah dan/atau kegiatan
ng
pasca-KlB dan pasca-Wabah kepada Menteri secara
berkala.
a
nd
Pasal 385
/un
Bagian Keenam
na
Sumber Daya
u lya
Pasal 386
am
meliputi:
a. sumber daya manusia;
w.
b. teknologi;
w
//w
e, pendanaan.
htt
Pasal 387...
SK No l87159A
ml
.ht
23
-20
NEFUBUI( INDONESIA
un
-170-
ah
Pasal 387
7-t
Sumber daya manusia s6lagaimana dimaksud dalam
r-1
Pasal 386 huruf a merupakan Tenaga Medis, Tenaga
Kesehatan, dan tenaga pendukung atau penunjang kesehatan
mo
sesuai dengan kebutuhan.
-no
Pasal 388
-uu
(1) Setiap Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan wajib ikut
serta dalam kegiatan penanggulangan KLB dan Wabah.
ng
(21 Dalam hal Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
a
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi,
nd
tenaga
cadangan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
/un
Pasal 389
23
e. penelitian.
u
e
diutamakan penelitian yang berbasis pelayanan.
ain
w.
Pasal 390
Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam
w
Wabah.
htt
SK No l87170A
m l
.ht
23
-20
REPUBUK INDONESIA
un
_r7r_
h
-ta
Pasal 391
Perbekalan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
17
Pasal 386 huruf d meliputi Alat Kesehatan, Obat, vaksin,
r-
bahan medis habis pakai, dan bahan/ alat pendukung lainnya
mo
yang diperlukan dalam menyelenggarakan kegiatan
kewaspadaan KLB dan Wabah, penanggulangan KLB dan
-no
Wabah, serta pasca-KlB dan pasca-Wabah.
Bagran Ketqluh
-uu
ng
Hak, Kewajiban, dan Larangan
da
-un
Paragraf 1
ng
Hak
da
/un
Pasal 392
Setiap orang yang sakit atau diduga sakit akibat penyakit atau
/08
Pasal 393
(1) Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
na
yang melaksanakan
upaya penanggulangan KLB dan Wabah berhak atas
lya
penularan.
Paragral 2. . .
SK No l87l7l A
m l
.ht
23
-20
iilll TITFITIIXTII-trtriIFIA
un
-t72-
ah
Paragraf 2
7-t
Kewajiban
o r-1
Pasal 394
om
Setiap Orang wajib mematuhi semua kegiatan
u-n
penanggulangan KLB dan Wabah yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
-u
ng
Pasal 395
da
terdekat.
/08
a. teguran lisan;
ww
Pasal 396 . . .
SK No l87l72A
m l
3.ht
02
n-2
REFUELIK INDONESIA
-t73-
hu
-ta
Pasal 396
7
Dalam keadaan KLB dan Wabah seluruh Fasilitas Pelayanan
r-1
Kesehatan, baik milik Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah maupun masyarakat, wajib memberikan Pelayanan
mo
Kesehatan terhadap orang sakit atau diduga sakit akibat
penyakit atau masalah Kesehatan yang berpotensi
-no
menimbulkan KLB atau akibat penyakit yang berpotensi
menimbulkan Wabah.
-uu
ng
Pasal 397
a
(1) Setiap Orang yang mengelola bahan yang mengandung
nd
Pemerintah.
23
Pasal 398
20
kewenangannya berupa:
a, teguran lisan;
//w
c. denda administratif.
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan
htt
SK No 187173 A
l
tm
3.h
02
n-2
NEPUBLIK TNDONESIA
-t74-
hu
-ta
Paragraf 3
7
Larangan
r-1
mo
Pasal 399
-no
Setiap Orang dilarang:
a. melakukan kegiatan menyebarluaskan bahan
-uu
yang
mengandung penyebab penyakit dan masa-lah Kesehatan
ng
yang berpotensi menimbulkan KLB; dan/atau
da
b melakukan kegiatan menyebarluaskan agen biologi
penyebab penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB
-un
dan Wabah.
ng
da
Pasal 400
/un
BAB XIII
20
PENDANAAN KESEHATAN
m/
.co
Pasal 401
na
setinggi-tingginya.
.ai
undangan.
Pasal 4O2...
SK No 187174A
ml
.ht
23
-20
FRESIDEN
NEPUBLIK INDONESIA
un
-t75-
h
-ta
Pasal 402
17
(1) Pemerintah Pusat melakukan pemantauan pendanaan
Kesehatan secara nasional dan regional untuk
or-
memastikan tercapainya tqjuan pendanaan Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 401 ayat (1).
om
(2) Untuk mendukung pemantauan pendanaan Kesehatan
u-n
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Pusat
mengembangkan sistem informasi pendanaan Kesehatan
g-u
yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan
Nasional.
an
(3) Sistem informasi pendanaan Kesehatan sebagaimana
nd
pendanaan Kesehatan.
an
Pasal 403
n
.ai
seluruh kegiatan:
a. Upaya Kesehatan;
//w
pemberdayaan masyarakat;
d. penguatanpengelolaanKesehatan;
e penelitian . . .
SK No l87l75A
l
tm
3.h
02
n-2
NEFUBUK II{DONESIA
-176-
ahu
e. penelitian, pengembangan, dan inovasi bidang
7-t
Kesehatan; dan
r-1
f. program Kesehatan strategis lainnya sesuai dengan
prioritas pembangunan nasional di sektor
mo
Kesehatan.
-no
(21 Pendanaan untuk seluruh kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari sumber
-uu
lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. ng
da
Pasal 404
-un
Pasal 405
(U Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/ atau pihak
23
audit kausalitas;
b. Pelayanan Kesehatan, termasuk rehabilitasi medis;
m
dan
na
Pasal 406
//w
Pasal 407...
SK No l87l76A
l
tm
3.h
02
n-2
REPUEUK INDONEBIA
-t77-
hu
a
Pasal 407
7-t
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, danlatau
r-1
masyarakat dapat memberikan bantuan pendanaan
dalam rangka peningkatan dan pemberian Pelayanan
mo
Kesehatan kepada masyarakat.
-no
(2) Bantuan pendanaan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat sebagaimana dimaksud
-uu
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
ng
da
Pasal 408
-un
Pasal 409
/un
Manusia Kesehatan.
uly
(5) Pengalokasian
SK No l87177A
ml
.ht
23
-20
NEFUELIK INtrONESIA
un
_178_
h
-ta
(5) Pengalokasian anggaran Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4ll, termasuk
17
memperhatikan penyelesaian permasalahan Kesehatan
or-
berdasarkan beban penyakit atau epidemiologi.
(6) Dalam penyusunan anggaran Kesehatan Pemerintah
om
Daerah, Pemerintah Pusat berwenang untuk
menyinkronkan kebutuhan alokasi anggaran untuk
u-n
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 403.
g-u
Pasal 41O
an
(1) Dalam rangka upaya peningkatan kinerja pendanaan
nd
Pasal 41 1
/20
dasar Kesehatan.
(41 Kebutuhan dasar Kesehatan sebagaimana dimaksud
ww
Kesehatan.
(5) Penduduk. . .
SK No l87l78A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPUELIK TNEONESIA
un
_L79_
ah
(5) Penduduk yang ingin mendapat manfaat tambahan dapat
7-t
mengikuti asuransi kesehatan tambahan dan/atau
r-1
membayar secara pribadi.
(6) Manfaat tambahan melalui asuransi kesehatan
o
om
tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat
dibayarkan oleh pemberi kerja dan/ atau dibayar secara
u-n
pribadi, yang dilaksanakan dengan koordinasi antar
penjamin kesehatan lainnya.
-u
ng
Pasal 412
da
BAB XIV
da
Pasal 413
23
penanganan
permasalahan kebijakan di bidang Kesehatan;
lya
sistem Kesehatan.
ww
Pasal 414
//w
Pasal 415...
SK No 187179A
m l
.ht
23
-20
I:r{JIITII'XL\FI'IIT{TI
un
- 180-
ah
Pasal 415
7-t
Koordinasi dan sinkronisasi sebagaimana dimaksud dalam
r-1
Pasal 413 paling sedikit dilaksanakan melalui:
a.
o
penelaahan terhadap berbagai informasi dan data yang
om
relevan atau berpengaruh terhadap proses akselerasi
pembangunan Kesehatan;
u-n
b. penJrusunan strategi pencapaian dan prioritas program
dan kegiatan pembangunan Kesehatan;
-u
c. penetapan kriteria dan indikator untuk penilaian
ng
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan
da
Kesehatan;
-un
Kesehatan; dan
/un
Pasal 416
20
BAB XV
lya
PARTISIPASI MASYARAKAT
mu
Pasal 4L7
na
yang setinggi-tingginya.
(21 Partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ps:
(3) Pemerintah...
SK No l87180A
ml
.ht
230
n-2
EtrIflFIIIIXTIIItrtri4'M
-181 -
hu
-ta
(3) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
mengoordinasikan partisipasi sebagaimana dimaksud
17
pada ayat (1).
or-
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai partisipasi masyarakat
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
om
u-n
BAB XVI
-u
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ng
a
Bagi611 Kesatu
nd
Pembinaan
g-u
n
Pasal 418
da
berkesinambungan.
.co
Pasal 419
na
diarahkan untuk:
mu
Upaya Kesehatan;
.ai
Kesehatan.
(2) Pembinaan
SK No l87181A
l
tm
3.h
02
n-2
rI{TTFTTIIITII,EII+T|tr
-ta2-
hu
a
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
7-t
dilaksanakan melalui:
r-1
a. komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat;
mo
b. sosialisasi dan advokasi;
-no
c. penguatan kapasitas dan bimbingan teknis;
d. konsultasi;dan/atau
-uu
e. pendidikan dan pelatihan.
ng
da
Pasal 420
-un
undangan.
m/
.co
Bagran Kedua
Pengawasan
na
lya
Pasal 42L
mu
c dampak
SK No l87l82A
ml
.ht
23
-20
un
-183-
ah
c. dampak Pelayanan Kesehatan oleh Tenaga Medis
7-t
atau Tenaga Kesehatan;
r-1
d. evaluasi penilaian kepuasan masyarakat;
e. akuntabilitas dan kelayakan penyelenggaraan Upaya
mo
Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan; dan
-no
f. objek pengawasan lain sesuai dengan kebutuhan.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
-uu
mengikutsertakan masyarakat.
ang
Pasal 422
nd
Pasal 423
/08
BAB XVII
m/
PENYIDIKAN
.co
na
PasaT 424
(1)
lya
Kesehatan.
(3) Pejabat
SK No 187183 A
l
tm
3.h
02
n-2
nTJrEIttIilNA;lTEE{n
-ta4-
hu
(3) Pejabat Penyidik
a
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
7-t
dimaksud pada ayat (2) berwenang:
r-1
a. menerima laporan dan melakukan pemeriksaan atas
kebenaran laporan serta keterangan tentang tindak
mo
pidana di bidang Kesehatan;
-no
b. memanggil, memeriksa, atau melakukan
penggeledahan terkait dugaan tindak pidana di
-uu
bidang Kesehatan;
c. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
ng
d. melarang Setiap Orang meninggalkan atau
da
kepentingan penyidikan;
ng
f.
/un
bidang Kesehatan;
m
bidang
Kesehatan;
//w
m. melakukan
SK No l87l84A
lm
.ht
0 23
PRESIDEN
n-2
NEFUBLIK INDONESIA
-185-
hu
-ta
m. melakukan tindakan lain setelah berkoordinasi
dalam rangka meminta bantuan penyidikan kepada
17
penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
or-
(41 Penyidik Pegawai Negeri Sipil mengirimkan
pemberitahuan tentang dimulainya penyidikan dan
om
penyampaian hasil penyidikan kepada penuntut umum
-n
melalui penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-uu
(5) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kitab Undang-
ng
Undang Hukum Acara Pidana.
da
Pasa1 425
/08
Pasal 426
an
BAB XVIII
.ai
KETENTUAN PIDANA
ww
Pasal 427
/w
4 (empat) tahun.
Pasal 428...
SK No 187302A
ml
.ht
23
-20
II-{JIFIIIXN]itrITIETA
un
-186-
ah
Pasal 428
7-t
(1) Setiap Orang yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan
r-1
ketentuan sebagais14114 dimaksud dalam Pasal 60
terhadap seorang perempuan:
mo
a. dengan persetujuan perempuan tersebut dipidana
-no
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun;
atau
-uu
b tanpa persetujuan perempuan tersebut dipidana
ng
dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas)
tahun.
a
nd
tahun.
da
belas) tahun.
23
20
Pasal 429
m/
tertentu yaitu:
a. hak memegang jabatan publik pada umumnya atau
ain
Pasal 430...
SK No 187186A
ml
.ht
23
0
n-2
BUK INDONE:IIA
-t87-
hu
-ta
Pasal 430
17
Setiap Orang yang menghalangi program pemberian air susu
ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasa-t 42 dipidana
or-
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana
om
denda paling banyak Rp50.000.00O,00 (lima puluh juta
rupiah).
-uu-n
Pasal 431 ng
Setiap Orang yang memperjualbelikan darah manusia dengan
alasan apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119
a
nd
Pasal 432
8/u
rupiah).
(2) Setiap Orang yang memperjualbelikan organ
.co
atau
jaringan tubuh dengan alasan apa pun sslagaimana
na
rupiah).
na
.ai
Pasal 433
ww
masyarakat idendtas
seseorang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137 ayat (2)
ps:
Pasal 434...
SK No l87l87A
l
tm
3.h
02
t
n-2
Fr{'rrl.IIITIIT.I'ITI sETN
- 188-
hu
-ta
Pasal 434
Setiap Orang yang melakukan pemasungan, penelantaran,
17
kekerasan, dan/atau menyuruh orang lain untuk melakukan
r-
pemasungan, penelantaran, dan/atau kekerasan terhadap
mo
penderita gangguan jiwa atau tindakan lainnya yang
melanggar hak asasi penderita gangguan jiwa, sebagaimana
-no
dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan atau pidana
-uu
denda paling banyak Rp10.00O.0O0,00 (sepuluh juta rupiah).
ng
Pasal 435
da
dalam Pasal 138 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda
/un
Pasal 436
23
ayat (1)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145
dipidana dengan pidana denda paling banyak
.co
Pasal 437
.
ww
(21 Setiap
SK No 187188A
l
tm
3.h
02
n-2
-189-
hu
-ta
(21 Setiap Orang yang melanggar kawasan tanpa rokok
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (1)
17
dipidana dengan pidana denda paling banyak
r-
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
mo
-no
Pasal 438
(1) Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tenaga Medis,
-uu
dan/ atau Tenaga Kesehatan yang tidak memberikan
pertolongan pertama terhadap Pasien yang dalam
ng
keadaan Gawat Darurat pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 174 da:rt
da
Pasal 439
Setiap orang yang bukan Tenaga Medis atau Tenaga
m/
Pasal 440
(1) Setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang
a
banyak
ww
juta rupiah).
Rp250.00O.O00,00 (dua ratus lima puluh
l2l Jika kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
//w
hu
-ta
Pasal 441
(1)
17
Setiap Orang yang menggunakan identitas berupa gelar
atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagr
r-
masyarakat yang bersangkutan adalah Tenaga Medis
mo
atau Tenaga Kesehatan yang telah memiliki STR
-no
dan/ atau SIP sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 312
huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak
-uu
Rp500.000.00O,00 (lima ratus juta rupiah).
ng
(2) Setiap Orang yang menggunakan alat, metode, atau cara
da
Pasal 442
23
Pasal 443
mu
SK No l87l90A
tml
3.h
02
n-2
REPUBUT INDONESIA
-191 -
hua
Pasal 444
7-t
Setiap Orang yang melakukan pemalsuan Dokumen Karantina
r-1
Kesehatan atau menggunakan Dokumen Karantina Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 366 yang isinya tidak
mo
benar atau yang dipalsu dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak
-no
Rp500.O00.00O,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 445
-uu
ng
Setiap Orang yang melakukan kegiatan menyebarluaskan
da
bahan yang mengandung penyebab penyakit dan/ atau agen
biologi penyebab penyakit dan masalah Kesehatan yang
-un
Pasal 446
/08
Pasal 447
an
a. Rp2.000.00O.0O0,00 . . .
SK No l87l9l A
ml
t
3.h
02
n-2
t r tlEIrFIIIXTIIitrtrIEIn
-t92-
hua
a Rp2.000.0O0.000,00 (dua miliar rupiah) dalam hal
7-t
tindak pidana yang dilakukan diancam dengan
r-1
pidana penjara di bawah 7 (tqjuh) tahun;
Rp5.000.0O0.000,00 (lima miliar rupiah) dalam hal
mo
b
tindak pidana yang dilakukan diancam dengan
-no
pidana penjara paling lama 7 (tqjuh) tahun sampai
dengan paling lama 15 (lima belas) tahun; atau
-uu
c Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
ng
dalam hal tindak pidana yang dilakukan diancam
dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup,
da
tahun.
(3) Korporasi dikenai
ng
melawan hukum.
ly
mu
Pasal 448
a
Pasal 428, Pasal 43O sampai dengan Pasal 435, Pasal 437,
w.
c penutupan . . .
SK No 187192A
t ml
3.h
02
n-2
E{IIIiIItiilNIitrIIiiFIA
-193-
hua
c penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha
7-t
dan/ atau kegiatan korporasi.
r-1
mo
BAB XIX
-no
KETENTUAN PERALIHAN
-uu
Pasal 449 ng
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
da
SIP;
da
Pasal 450
ly
Konsil
Kedokteran Indonesia, Konsil Kedokteran, Konsil Kedokteran
a
SK No 187193 A
l
tm
3.h
02
n-2
BLIK INDO}IEII.A
-r94-
hu
-ta
Pasal 451
17
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Kolegium yang
dibentuk oleh setiap organisasi profesi tetap diakui sampai
r-
dengan ditetapkannya Kolegium sebagaimana dimaksud
mo
dalam Pasa-l 272 yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
-no
ini.
Pasal 452
-uu
ng
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, pengaduan atas
da
BAB XX
lya
KETENTUAN PENUTUP
mu
Pasal 453
a
ain
pelaksanaan dari:
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
//w
b. Undang-Undang. ..
SK No l87l94A
l
tm
3.h
02
n-2
NEPUBUK INDONESIA
- 195-
hu
-ta
b. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
17
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
r-
Republik Indonesia Nomor 4431);
mo
c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang
Kesehatan (kmbaran Negara Republik Indonesia
-no
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
-uu
Republik Indonesia Nomor 5063);
d. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2O09 tentang Rumah
ng
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
da
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
-un
SK No l87195A
l
tm
3.h
02
n-2
BLIK INDONEISIA
-t96-
hu
-ta
Pasal 454
17
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
a. Undang-Undang Nomor 4L9 Tahun 1949
r-
tentang
mo
Ordonansi Obat Keras (Staatsblad 1949 Nomor 419);
b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
-no
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 2O, Tambahan Lembaran Negara
-uu
Republik Indonesia Nomor 3273);
ng
c. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2OO4 tentang Praktik
da
Kedokteran (l,embaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
-un
j. Undang-Undang. . .
SK No 187196A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEI{
REPUELIK INDONEBIA
un
-t97-
ah
j. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
7-t
Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
r-1
Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 62361;' dart
mo
k. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2Ol9 tentang
-no
Kebidanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara
-uu
Republik Indonesia Nomor 6325),
ng
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
da
-un
Pasal 455
Ketentuan dalam Pasal 427, Pasil 428, Pasal 429, Pasal 43L,
ng
Pasal 456
m/
Pasal 457
mu
Pasal 458
//w
Agar
SK No 187197A
t ml
3.h
2
-20
FRESIDEN
NEPUBLII( INDONESIA
un
-198-
ah
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
7-t
pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya
r-1
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
mo
Disahkan di Jakarta
-no
pada tanggal 8 Agustus 2023
-uu
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ng
ttd.
a
-und
JOKO WIDODO
ng
Diundangkan di Jakarta
da
ttd
20
m/
PRATIKNO
.co
asi Hukum,
ww
//w
ps:
vanna Djaman
htt
SK No 187314A
l
tm
3.h
02
PRESIDE]T
n-2
NEPUBLIK INDONESIA
hu
-ta
PENJEI.,ASAN
17
ATAS
r-
mo
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
-no
NOMOR 17 TAHUN 2023
-uu
TENTANG
ng
KESEHATAN
da
-un
I UMUM
Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan
ng
Kesehatan.
m/
nasional.
Pencapaian pembangunan Kesehatan nasional mengalami disrupsi
.
ww
Kejadian. . .
SK No l87316A
l
tm
3.h
02
n-2
ET{ITFTIIIITIT,FTIIfi A
hu
-2-
-ta
Kejadian pandemi membawa kesadaran pentingnya penguatan sistem
Kesehatan nasional sehingga perlu dilakukan transformasi menyeluruh
17
sebagai upaya perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
r-
Kesehatan masyarakat Indonesia dan meningkatkan daya saing bangsa
mo
Indonesia.
Berdasarkan identilikasi berbagai permasalahan di bidang Kesehatan,
-no
seperti Pelayanan Kesehatan yang masih didominasi pendekatan kuratif,
ketersediaan dan distribusi Sumber Daya Kesehatan, kesiapan menghadapi
-uu
krisis Kesehatan, aspek kemandirian farmasi dan Alat Kesehatan, aspek
pembiayaan, dan pemanfaatan Teknologi Kesehatan, dilakukan
ng
transformasi sistem Kesehatan.
da
transparan;
g.penguatan...
SK No 187200A
ml
.ht
23
-20
REPIJBUX INOONESIA
un
-3-
ah
g. penguatan peran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjamin
7-t
ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan Perbekalan Kesehatan;
h. penguatan ketahanan kefarmasian dan Alat Kesehatan melalui
r-1
penyelenggaraan rantai pasok dari hulu hingga hilir;
i. pemanfaatan Teknologi Kesehatan termasuk teknologi biomedis untuk
mo
kepentingan ilmu pengetahuan dan Teknologi Kesehatan serta
-no
Pelayanan Kesehatan menuju pelayanan kedokteran presisi Qrecision
medicinel;
j. penguatan Sistem Informasi Kesehatan termasuk kewenangan
-uu
pemerintah untuk mengelola dan memanfaatkan data Kesehatan
melalui integrasi berbagai Sistem Informasi Kesehatan ke dalam
ng
Sistem Informasi Kesehatan Nasional;
da
Pasal 1
htt
Cukup jelas.
Pasal 2...
SK No 187201A
ml
t
3.h
02
n-2
t-ll-rrrl:IrrxNir?tTl=Hr-t
-4-
hua
Pasal 2
7-t
Hurufa
r-1
Yang dimaksud dengan 'asas adalah
pembangunan Kesehatan harus dilandasi atas perikemanusiaan
mo
yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak
-no
membedakan golongan agama dan bangsa.
Hurufb
-uu
Yang dimaksud dengan "asas keseimbangan" adalah
pembangunan Kesehatan harus dilaksanakan secara seimbang
ng
antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan
da
jiwa, serta antara material dan spiritual.
-un
Huruf c
Yang dimaksud dengan "asas manfaat" adalah pembangunan
ng
warga negara.
/un
Huruf d
/08
dan teknologi.
/20
Huruf e
Yang dimaksud dengan oasas pemerataan" adalah pengaturan
om
setinggi-tingginya.
ly
Huruf f
mu
Hurufg
w
//w
Hurufh . . .
SK No 187202A
m l
.ht
23
-20
ENEEIT.INitrtrtrEin
un
-5-
ah
Hurufh
7-t
Yang dimaksud dengan "asas penghormatan terhadap hak dan
r-1
kewajiban" adalah pembangunan Kesehatan harus dilakukan
dengan menghormati hak dan kewajiban masyarakat sebagai
o
bentuk kesamaan kedudukan hukum.
om
Huruf i
u-n
Yang dimaksud dengan "asas keadilan" adalah penyelenggaraan
Upaya Kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang adil
-u
dan merata kepada semua lapisan masyarakat dengan
ng
pembiayaan yang terj angkau.
da
Hurufj
-un
Huruf k
/un
Hurufl
m/
sektor.
Huruf o
//w
Hurufp . . .
SK No 187203A
tml
3.h
02
ll
n-2
BUK INDONESIA
hu
-6-
a
Hurufp
7-t
Yang dimaksud dengan "asas kedaulatan negara" adalah
r-1
pembangunan Kesehatan harus mengutamakan kepentingan
nasional dan ikut meningkatkan Upaya Kesehatan untuk
mo
membangun sistem ketahanan Kesehatan.
-no
Hurufq
Yang dimaksud dengan "asas kelestarian lingkungan hidup"
-uu
adalah pembangunan Kesehatan harus dapat menjamin upaya
kelestarian kualitas lingkungan hidup untuk generasi sekarang
ng
dan yang akan datang demi kepentingan bangsa dan negara.
da
Huruf r
-un
Huruf s
/un
undangan.
/20
Pasal 3
om
Cukup jelas.
a.c
Pasal 4
an
Ayat (1)
Hurufa
ly
mu
komunitasnya.
Yang . . .
SK No 187204A
t)
ml
.ht
23
-20
REFUEUK INDOHESIA
un
-7 -
ah
Yang dimaksud dengan "hidup sehat secara sosial' adalah
7-t
keadaan seseorang yang mampu menjalin hubungan
interpersonal dengan orang lain secara sehat dan bermanflaat.
r-1
Hurufb
mo
Cukup jelas.
-no
Huruf c
Cukup je1as.
Huruf d
-uu
ng
Yang dimaksud dengan "standar Pelayanan Kesehatan"
a
adalah pedoman bagi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
nd
Huruf e
ng
Cukup jelas.
da
Huruf f
/un
Cukup jelas.
Huruf g
/08
Cukup jelas.
23
Huruf h
20
Cukup jelas.
m/
Hurufi
.co
Cukup jelas.
Hurufj
na
Cukup jelas.
lya
Huruf k
u
am
Cukup jelas.
Ayat (2)
ain
Cukup jelas.
w.
Ayat (3)
w
Cukup jelas.
//w
Ayat (a)
ps:
Hurufa
htt
Cukup je1as.
Hurufb. . .
SK No 187205 A
ml
.ht
23
-20
BLIK INDONESIA
un
-8-
ah
Hurufb
7-t
Cukup jelas.
r-1
Huruf c
mo
Yang dimaksud dengan "secara terbatas untuk kepentingan
pendidikan' adalah tanpa membuka identitas Pasien atau
-no
data yang dapat ditelusuri identitasnya, kecuali dalam
-uu
penanganan klinis Pasien.
Yang dimaksud dengan 'secara terbatas untuk kepentingan
ng
penelitian' adalah tanpa membuka identitas Pasien atau
a
data yang dapat ditelusuri identitasnya.
nd
Hurufd
-u
Cukup jelas.
ng
Huruf e
da
Cukup jelas.
/un
Huruf f
/08
Cukup jelas.
23
Huruf g
20
Cukup jelas.
m/
Huruf h
.co
Cukup jelas.
na
Ayat (5)
lya
Cukup jelas.
u
Pasal 5
am
Ayat (1)
ain
Cukup jelas.
w.
Ayat (2)
w
Huruf a
//w
Cukup jelas.
ps:
Hurufb
htt
Cukup jelas.
Hurufc . . .
SK No 187205A
ml
t
3.h
02
n-2
ETIFITiTITfitrFFiN
hu
-9-
a
Huruf c
7-t
Yang dimaksud dengan "pembangunan berwawasan
r-1
Kesehatan" adalah pembangunan yang berdasar pada
paradigma sehat yang dilakukan dengan strategi
mo
pengarusutamaan Kesehatan dalam pembangunan,
penguatan Upaya Kesehatan yang mengutamakan promotif,
-no
preventif, dan pemberdayaan masyarakat.
-uu
Ayat (3)
Cukup jelas. ng
Pasal 6
da
Ayat (1)
-un
Ayat (2)
23
Cukup jelas.
/20
Pasal 7
om
Cukup jelas.
a.c
Pasal 8
Cukup jelas.
ly an
Pasal 9
mu
Cukup jelas.
a
ain
Pasal 10
Ayat (1)
w.
Ayat(2)...
SK No 187207A
ml
.ht
023
n-2
FIITXTII-{iIITryA
hu
- 10-
-ta
Ayat (2)
17
Yang dimaksud dengan "insentif fiska-I", arfi.ara lain, ialah fasilitas
yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah
or-
Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan.
om
Yang dimaksud dengan "insentif nonfrskal", antara lain, ialah
u-n
kemudahan perizinan berusaha yang dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 11 -u
ng
Ketersediaan dan akses terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan serta
a
nd
Pasal 12
n
da
Cukup jelas.
n
8/u
Pasal 13
Cukup jelas.
3/0
Pasal 14
2
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 15
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 16
lya
Cukup jelas.
mu
Pasal 17
na
Ayat (1)
.ai
Cukup jelas.
ww
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "dera-jat Kesehatan yang setinggi-
//w
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat(4) ...
SK No 187208A
ml
.ht
23
-20
un
- 11-
ah
Ayat (4)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal 18
mo
Ayat (1)
-no
Yang dimaksud dengan "Upaya Kesehatan perseorangan yang
-uu
bersifat promotif" adalah suatu kegiatan dan/ atau serangkaian
kegiatan untuk memampukan individu dalam mengendalikan
dan meningkatkan kesehatannya. Upaya
ng
Kesehatan
perseorangan yang bersifat promotif dapat berupa pemberian
a
nd
Ayat(2) ...
SK No 187209A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEFIIELIK INDONESIA
un
-t2-
ah
Ayat (2)
7-t
Yang dimaksud dengan "Upaya Kesehatan masyarakat yang
1
bersifat promotil" adalah suatu kegiatan dan/ atau serangkaian
or-
kegiatan untuk memampukan masyarakat dalam mengendalikan
om
dan meningkatkan kesehatannya. Upaya Kesehatan masyarakat
yang bersifat promotif dapat berupa komunikasi yang efektif
u-n
untuk mengedukasi masyarakat tentang Kesehatan dan faktor
yang mempengaruhi serta cara untuk meningkatkan status
g-u
Kesehatan, penguatan gerakan masyarakat, serta pen5rusunan
kebijakan dan regulasi yang mendukung dan melindungi
n
da
Kesehatan masyarakat.
-un
Yang . . .
SK No l872l0A
ml
.ht
23
-20
PNESIDEN
NEPIIBLII( INDONESIA
un
13-
ah
Yang dimaksud dengan "Upaya Kesehatan Masyarakat yang
7-t
bersifat paliatil" adalah suatu kegiatan dan/ atau serangkaian
kegiatan untuk memampukan masyarakat atau komunitas dalam
r-1
memberikan dukungan untuk meningkatkan kualitas hidup
Pasien dan keluarganya yang menghadapi masalah berkaitan
mo
dengan penyakit yang mengancam jiwa. Upaya Kesehatan
masyarakat yang bersifat paliatif dapat berupa pembentukan
-no
komunitas yang saling mendukung.
-uu
Pasal 19 ng
Cukup jelas.
da
-un
Pasal 20
Huruf a
ng
Cukup jelas.
da
Hurufb
/un
Cukup jelas.
/08
Huruf c
Cukup jelas.
23
Hurufd
20
Cukup jelas.
m/
Huruf e
.co
Cukup jelas.
f
na
Huruf
lya
Cukup jelas.
Huruf g
mu
Pasal 21
Cukup jelas.
ww
Pasal 22
//w
Cukup jelas.
ps:
Pasal 23
htt
Cukup jelas.
PasaT 24 .. .
SK No l872ll A
m l
.ht
23
-20
FRESIDEN
NEPUELIK INDONESIA
un
-14-
h
-ta
Pasal 24
17
Cukup jelas.
r-
Pasal 25
mo
Ayat (1)
-no
Cukup jelas.
-uu
Ayat (2)
Cukup jelas.
ng
Ayat (3)
da
Cukup jelas.
-un
Ayat (4)
ng
Kesehatan.
Ayat (5)
/08
Cukup jelas.
23
20
PasaJ26
m/
Huruf a
.co
masyarakat.
na
Huruf b
.ai
Pasal 27
htt
Cukup jelas.
Pasal 28. . .
SK No l87212A
ml
.ht
23
-20
NEPUEUK INDONESIA
un
-15-
h
-ta
Pasal 28
17
Ayat (1)
Cukup jelas.
r-
mo
Ayat (2)
Cukup jelas.
-no
Ayat (s)
-uu
Cukup jelas.
Ayat (4)
ng
Masyarakat rentan, antara lain, ialah:
da
Ayat (5)
Cukup jelas.
mu
na
Pasal 29
.ai
Ayat (1)
ww
Ayat (2)
Cukup jelas.
ps:
Ayat (3)
htt
Cukup jelas.
Ayat(a)...
SK No 187213 A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUELIK INDONESIA
un
-16-
h
-ta
Ayat (4)
Cukup jelas.
17
or-
Pasal 30
om
Cukup jelas.
u-n
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup jelas. g-u
an
Ayat (2)
d
Ayat (3)
da
Cukup jelas.
/un
Ayat (4)
/08
Cukup jelas.
23
Ayat (s)
Cukup jelas.
20
Ayat (6)
/
om
Cukup jelas.
a.c
Ayat (7)
Cukup jelas.
an
uly
Ayat (8)
Yang dimaksud dengan "status Kesehatan" adalah deskripsi
am
Ayat (9)
ww
Cukup jelas.
//w
Pasal 32
ps:
Ayat (1)
htt
Cukup jelas.
Ayat(2)...
SK No 187214A
ml
.ht
23
-20
FRESTDEN
FEF!,IBUK INDONESIA
un
-17-
ah
Ayat (2)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Ayat (3)
mo
Hunrfa
Cukup jelas.
-no
Huruf b
u
Satuan pendidikan, antara lain, berupa pendidikan anak
g-u
usia dini, sekolah/madrasah, pesantren, perguruan tinggi,
atau nama lain yang sejenis dengan pendidikan formal.
an
Huruf c
nd
Cukup jelas.
-u
Huruf d
ng
Cukup jelas.
da
Huruf
/un
Cukup jelas.
/08
Ayat (4)
23
Cukup jelas.
20
Ayat (5)
Cukup jelas.
m/
Ayat (6)
.co
Cukup jelas.
na
Ayat (7)
lya
Cukup jelas.
mu
Ayat (8)
Cukup jelas.
na
Ayat (9)
.ai
Cukup jelas.
ww
Ayat (10)
/w
Ayat (11)
Cukup jelas.
Pasal 33...
SK No l872l5A
m l
.ht
23
-20
PRESIOEN
NEFUBLIK INDONESIA
un
_18_
h
-ta
Pasal 33
17
Ayat (1)
Cukup jelas.
r-
mo
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan ulaboratorium lainnya' adalah
-no
laboratorium Kesehatan yang disesuaikan dengan perkembangan
kebutuhan Kesehatan dan Teknologi Kesehatan.
-uu
Ayat (3) ng
Cukup jelas.
da
Ayat (4)
-un
Cukup jelas.
Ayat (s)
ng
Cukup jelas.
da
/un
Pasal 34
Cukup jelas.
/08
Pasal 35
23
Ayat (1)
20
Cukup jelas.
m/
Ayat (2)
.co
Cukup jelas.
na
Ayat (3)
lya
Cukup jelas.
mu
Ayat (4)
Cukup jelas.
na
Ayat (5)
.ai
Cukup jelas.
htt
Ayat(7)...
SK No l87216A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
EEPIIBUT INDONESIA
un
-19-
ah
Ayat (7)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal 36
o
Cukup jelas.
om
u-n
Pasal 37
Ayat (l)
-u
Pelayanan Kesehatan lanjutan termasuk pelayanan skrining dan
ng
deteksi dini, homecare, Telemedisin, Pelayanan Kesehatan
bergerak, Pelayanan Kesehatan pada pos Kesehatan, Pelayanan
da
berbasis penelitian.
Ayat (2)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat (3)
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 38
23
Ayat (1)
20
Ayat (2)
na
Cukup jelas.
lya
Pasal 39
mu
Ayat (1)
na
Cukup jelas.
.ai
Ayat(21
ww
Cukup jelas.
Ayat (3)
//w
Yang . . .
SK No l87217A
m l
.ht
23
-20
PNESltrEN
NEPIIBLIK INDONESIA
un
-20-
h
-ta
Yang dimaksud dengan "rujukan secara horZontal" adalah
rujukan dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan perujuk ke Fasilitas
17
Pelayanan Kesehatan penerima rujukan yang sama jenis Fasilitas
Pelayanan kesehatannya, tetapi memiliki jenis kompetensi
r-
mo
tertentu yang tidak dimiliki oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan
perujuk.
-no
Yang dimaksud dengan "rujuk balik'adalah pelaksanaan rujukan
terhadap Pasien yang telah selesai ditangani pada Fasilitas
-uu
Pelayanan Kesehatan penerima rujukan dan masih dibutuhkan
perawatan lanjutan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
ng
lebih rendah kompetensinya.
da
Ayat (4)
-un
Cukup jelas.
Ayat (5)
ng
Ayat (6)
23
Cukup jelas.
20
Ayat (7)
m/
Cukup jelas.
.co
Pasal 40
na
Cukup jelas.
lya
Pasal 41
mu
Ayat (1)
na
Cukup jelas.
.ai
Ayat (2)
ww
Cukup jelas.
Ayat (3)
//w
Ayat(a) ...
SK No l872l8A
m l
.ht
23
-20
PR,ESIDEN
NEPUBUT INDONESIA
un
-21-
h
-ta
Ayat (a)
17
Tanggung jawab dalam Upaya Kesehatan bayi dan anak, antara
lain, berupa penyediaan Pelayanan Kesehatan di sekolah yang
r-
menerima anak disabilitas, baik di sekolah khusus maupun
mo
sekolah inklusi sehingga tidak akan mengganggu Kesehatan bayi
dan anak dalam mengikuti pendidikan dan tidak terjadi
-no
diskriminasi dan tindak kekerasan yang dapat membahayakan
-uu
Kesehatan bayi dan anak.
ng
Pasal 42
da
Ayat (1)
-un
Ayat (2)
/un
Cukup jelas.
/08
Ayat (3)
23
Cukup jelas.
20
Ayat (4)
m/
Cukup jelas.
.co
Pasal 43
na
Ayat (1)
lya
Cukup jelas.
.ai
ww
Pasal 44
Cukup jelas.
//w
ps:
Pasal 45
Cukup jelas.
htt
Pasal 46...
SK No 187219A
ml
.ht
23
-20
NEPUBLIK INDONESIA
un
-22-
h
-ta
Pasal 46
17
Cukup je1as.
r-
Pasal 47
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 48
-uu
Cukup jelas. ng
Pasal 49
da
Cukup jelas.
-un
ng
Pasal 50
Ayat (1)
da
/un
Cukup je1as.
Ayat (2)
/08
Ayat (3)
m/
Cukup jelas.
.co
Ayat (4)
na
untuk masyarakat.
Ayat(S)...
SK No 187220A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUBLIK TNOONESIA
un
-23-
h
-ta
Ayat (5)
Cukup jelas.
17
Ayat (6)
r-
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52 -uu
ng
Cukup jelas.
da
-un
Pasal 53
Ayat (1)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat(21
/un
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "akses" adalah termasuk tersedianya
mu
penyandang disabilitas.
ww
Ayat (a)
Cukup jelas.
//w
Ayat (5)
ps:
Cukup jelas.
Ayat (6)
htt
Cukup jelas.
Pasal 54...
SK No 187221A
l
m
.ht
23
-20
PRESIDEN
RE:PUBUK INDONESII
un
-24-
h
-ta
Pasal 54
Cukup jelas.
17
r-
Pasal 55
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57 -uu
ng
Cukup jelas.
da
-un
Pasal 58
Cukup jelas.
ng
Pasal 59
da
Cukup jelas.
/un
Pasal 60
/08
Cukup jelas.
23
Pasal 61
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 62
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 63
lya
Ayat (1)
mu
Cukup jelas.
Ayat (2)
na
Cukup jelas.
.ai
Ayat (3)
ww
Ayat (4)
ps:
Cukup jelas.
htt
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 64...
SK No 187222A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
REFUBUI( INDONESIA
un
-25-
h
-ta
Pasal 64
17
Ayat (1)
Cukup je1as.
r-
mo
Ayat (21
Huruf a
-no
Yang dimaksud dengan "bergizt seimbang" adalah asupan
gSzi yang sesuai dengan kebutuhan seseorang untuk
-uu
mencegah risiko gizi lebih dan gLi kurang.
ng
Huruf b
da
Cukup jelas.
-un
Huruf c
Cukup jelas.
ng
Ayat (s)
da
Cukup jelas.
/un
Ayat (a)
/08
Cukup jelas.
Ayat (s)
23
Cukup jelas.
20
m/
Pasal 65
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 66
lya
Cukup jelas.
mu
Pasal 67
Ayat (1)
na
pembangunan.
Pasal 68...
SK No 187223 A
m l
.ht
23
-20
PRESIDsN
REFIIBLIK INDOI{ESIA
un
-26-
h
-ta
Pasal 68
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gyzi dart
17
pengaruhnya terhadap peningkatan status gizi dapat diperoleh melalui
r-
layanan Telekesehatan.
mo
Pasa1 69
-no
Cukup jelas.
-uu
Pasal 7O
ng
Ayat (1)
Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut meliputi fase janin, ibu
da
Ayat (2)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat (3)
/un
Cukup jelas.
Ayat (4)
/08
Cukup jelas.
23
Pasal 71
20
Ayat (1)
m/
Cukup jelas.
.co
Ayat (2)
na
Cukup jelas.
lya
Ayat (3)
mu
PasalT2
.ai
Cukup jelas.
ww
Pasal 73
//w
Cukup jelas.
ps:
PasaT 74
htt
Cukup je1as.
Pasal 75...
SK No 187224A
I
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPI.IBUT INDONESIA
un
-27 -
h
-ta
Pasal 75
Cukup jelas.
17
r-
Pasal 76
mo
Ayat (1)
-no
Hurufa
Cukup jelas.
-uu
Hurrf b ng
Informasi dan edukasi tentang Kesehatan jiwa ditujukan
untuk mencegah terjadinya risiko masalah kejiwaan atau
da
gangguan jiwa.
ng
Ayat (2)
da
Cukup jelas.
/un
Ayat (3)
Cukup jelas.
/08
PasaT 77
23
Cukup jelas.
20
m/
Pasal 78
Cukup jelas.
.co
na
Pasal 79
Cukup jelas.
lya
Pasal 8O
mu
Ayat (1)
na
Cukup jelas.
.ai
Ayat (2)
ww
Cukup jelas.
Ayat (3)
//w
Ayat(4) ...
SK No 187225A
t
J
ml
.ht
23
-20
PRES!DEN
NEPUBUI( INDONESIA
un
-28-
ah
Ayat (a)
7-t
Cukup jelas.
1
Ayat (5)
or-
Cukup jelas.
om
u-n
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
ng-u
Cukup jelas.
da
-un
Pasal 83
Cukup jelas.
ng
da
Pasal 84
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 85
Cukup jelas.
23
20
Pasal 86
m/
Cukup jelas.
.co
Pasal 87
na
Ayat (1)
lya
Cukup jelas.
Ayat (2)
mu
Kriteria . . .
SK No 187226A
I
m l
.ht
23
-20
PRESIEEN
REPUBLII( INDONESIA
un
-29-
h
-ta
Kriteria penetapan program penanggulangan penyakit tidak
menular tertentu sebegai prioritas nasional atau daerah, antara
17
lain, berupa:
a. tingginya angka kematian atau kedisabilitasan;
r-
b. tingginya angka kesakitan atau tingginya beban biaya
mo
pengobatan; dan
c. memiliki faktor risiko yang dapat diubah.
-no
Ayat (3)
-uu
Cukup jelas. ng
Pasal 88
da
Cukup jelas.
-un
ng
Pasal 89
da
Ayat (1)
Kegiatan pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan
/un
b. surveilansKesehatan;
c. pengendalian faktor risiko;
23
d. penemuan kasus;
20
e. penanganan kasus;
f. pemberian kekebalan (imunisasi); dan
m/
Ayat (2)
na
Cukup jelas.
lya
Ayat (3)
mu
Cukup jelas.
Ayat (4)
na
Cukup jelas.
.ai
ww
Pasal 9O
Perilaku hidup bersih dan sehat bagi penderita penyakit menular,
//w
Pasal 91 ...
SK No 187227A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUBLIK INDONESIA
un
-30-
h
-ta
Pasal 91
17
Cukup jelas.
r-
Pasal 92
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 93
-uu
Ayat (1)
Kegiatan pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit
ng
tidak menular dilakukan, antara lain, melalui:
da
a. promosi Kesehatan;
b. deteksi dini faktor risiko;
-un
Ayat(2)
Cukup jelas.
23
20
Pasal 94
m/
Ayat (1)
.co
Ayat (2)
mu
Cukup jelas.
Ayat (3)
na
Cukup jelas.
.ai
ww
Pasal 95
Cukup jelas.
//w
ps:
Pasal 96
Cukup jelas.
htt
Pasal 97...
SK No 187228A
i
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPUELII( INDONESIA
un
-31 -
ah
Pasal 97
7-t
Ayat (1)
r-1
Cukup jelas.
o
Ayat (2)
om
Cukup jelas.
u-n
Ayat (3)
Hurufa
-u
ng
Pendidikan Kesehatan meliputi pendidikan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
da
Huruf b
-un
Huruf c
da
Cukup jelas.
/un
Ayat (4)
/08
Cukup jelas.
23
Ayat (5)
20
Cukup jelas.
Ayat (6)
m/
Cukup jelas.
.co
Pasal 98
na
Cukup jelas.
lya
mu
Pasal 99
Ayat (1)
na
Ayat(21
ps:
Cukup jelas.
htt
Ayat(3)...
SK No 187229A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUBLIX INOONESIA
un
_32_
h
-ta
Ayat (3)
17
Yang dimaksud dengan "lingkungan matra" adalah lingkungan
dari seluruh aspek pada matra yang serba berubah dan
or-
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaan
kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan tersebut.
om
Ayat (4)
u-n
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
g-u
an
Ayat (6)
d
-un
Cukup jelas.
ng
Pasal 100
da
Cukup jelas.
/un
Pasal 101
/08
Cukup jelas.
23
Pasa1 102
20
Cukup jelas.
/
om
Pasal 103
Cukup je1as.
a.c
an
Pasal 104
uly
Cukup je1as.
am
Pasal 105
Ayat (1)
ain
b. sampah . . .
SK No 187230A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
IIEPUBLIK INDONESIA
un
-33-
h
-ta
b. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
17
c. vektor dan binatang pembawa penyakit;
d.
or-
zat kimia yang berbahaya;
e. kebisingan yang melebihi ambang batas;
om
f. radiasi sinar pengion dan nonpengion;
g. air yang tercemar;
u-n
h. udara yang tercemar; dan
i. makanan yang terkontaminasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
g-u
an
Ayat (3)
d
-un
penyakit.
da
Ayat (4)
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 106
Cukup jelas.
23
20
Pasal 107
Cukup jelas.
/
om
Pasal 108
a.c
Ayat (1)
an
Ayat (2)
Hurufa
.
ww
Hurufb. ..
SK No 187231A
m l
.ht
23
-20
FRESIDEN
NEP|JBLII( INDONESIA
un
-34-
h
-ta
Hurufb
Yang dimaksud dengan "Kesehatan matra laut" adalah
17
Kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan atau
r-
kegiatan di laut dan berhubungan dengan keadaan
mo
lingkungan yang bertekanan tinggi (hiperbarik), seperti
penyelam.
-no
Huruf c
-uu
Yang dimaksud dengan "Kesehatan matra udara' adalah
Kesehatan matra yang berhubungan dengan penerbangan
ng
dan Kesehatan ruang angkasa dengan keadaan lingkungan
yang bertekanan rendah (hipobarik), seperti penerbang dan
da
Ayat (3)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat (4)
Cukup jelas.
/un
/08
Pasa1 1O9
23
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan 'bencana' adalah peristiwa atau
20
psikologis.
lya
Ayat (2)
mu
Hurufa
Perencanaan Kesehatan prabencana, antara lain, berupa
na
Huruf b
Pelayanan Kesehatan saat bencana, antara lain, kegiatan
//w
Huruf c
Pelayanan Kesehatan pascabencana termasuk pemulihan
htt
Ayat(3) ...
SK No 187232A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEI{
REPITEUK INDONESIA
un
-35-
h
-ta
Ayat (3)
17
Cukup jelas.
r-
Ayat (4)
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 110
-uu
Cukup jelas.
ng
Pasal 111
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 112
ng
Cukup jelas.
da
/un
Pasal 113
/08
Cukup jelas.
23
Pasal 114
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 115
.co
Cukup jelas.
na
lya
Pasal 116
mu
Cukup jelas.
na
Pasal 117
.ai
Cukup jelas.
ww
Pasal 118
//w
Cukup jelas.
ps:
Pasal 119
htt
Cukup jelas.
Pasal l2O. . .
SK No 187233 A
ml
.ht
23
-20
PNES!DEN
NSPUBLIK INDONESIA
un
-36-
h
-ta
Pasal 120
17
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "produksi" adalah pemilahan pliasma
or-
menjadi fraksi protein individual yang dilanjutkan dengan proses
pemurnian, inaktivasi atau penghilangan agen infeksi yang
om
ditularkan melalui darah, dan pengemasan untuk menjadi produk
Obat derivat plasma.
u-n
Ayat (2)
Cukup jelas. g-u
an
Ayat (3)
Kompensasi, antara lain, berupa penggantian biaya transportasi
d
-un
Cukup jelas.
da
Ayat (s)
/un
Cukup jelas.
/08
Ayat (6)
Cukup jelas.
23
Ayat (7)
20
Cukup jelas.
/
om
Ayat (8)
Cukup jelas.
a.c
an
Pasal 121
Cukup jelas.
uly
Pasal 122
am
Cukup jelas.
ain
Pasal 123
.
ww
Cukup jelas.
//w
Pasal 124
Ayat (1)
ps:
Ayat(2)...
SK No 187234A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
REFIIELII( TNDONESIA
un
-37 -
h
-ta
Ayat (2)
Cukup jelas.
17
Ayat (3)
r-
mo
Yang dimaksud dengan "dikomersialkan" adalah komersialisasi
dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh manusia atau
jaringan tubuh manusia, tidak termasuk proses Pelayanan
-no
Kesehatan dalam penyelenggaraan transplantasi pada Fasilitas
-uu
Pelayanan Kesehatan.
ng
Pasal 125
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 126
Cukup jelas.
ng
da
PasaL 127
Cukup jelas.
/un
Pasal 128
/08
Cukup je1as.
23
Pasal 129
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 130
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 131
lya
Cukup jelas.
mu
Pasal 132
na
Cukup jelas.
.ai
Pasal 133
ww
Ayat (1)
Penghargaan diberikan karena donor transplantasi organ tidak
//w
Ayat (2)
htt
Cukup jelas.
Pasal 134. . .
SK No 187235A
ml
.ht
023
PRESIDEN
n-2
NEPUBLIK INDONESIA
hu
_38_
-ta
Pasal 134
17
Cukup jelas.
or-
Pasa1 135
om
Ayat (1)
-n
Yang dimaksud dengan "sel punca" adalah sel dalam tubuh
manusia dengan kemampuan istimewa yakni
-uu
mampu
memperbaharui atau meregenerasi
ng dirinya dan mampu
berdiferensiasi menjadi sel lain yang spesifik.
da
Ayat (2)
-un
Cukup jelas.
Ayat (3)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat (4)
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 136
23
Cukup jelas.
/20
Pasal 137
om
Ayat (1)
a.c
Cukup jelas.
an
Ayat(21
uly
Ayat(3)...
SK No 187236A
l
tm
3.h
02
PRESIBEN
n-2
NEPUELII( INDONESIA
hu
-39-
-ta
Ayat (s)
17
Cukup jelas.
r-
Pasal 138
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 139
-uu
Cukup jelas. ng
Pasal 140
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 141
ng
Cukup jelas.
da
/un
Pasal 142
/08
Ayat (1)
Standar lainnya, antara lain, berupa farmakope lain yang berlaku
23
Ayat (2)
.co
Indonesia.
lya
Ayat (3)
mu
Cukup jelas.
a
Ayat (4)
ain
Indonesia.
Ayat (5)
//w
Ayat(6)...
SK No 187237A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
REPTIBLIK TNDONESIA
hu
-40-
-ta
Ayat (6)
17
Cukup jelas.
r-
Ayat (7)
mo
Cukup jelas.
Ayat (8)
-no
Cukup jelas.
Pasal 143
-uu
ng
Cukup jelas.
da
-un
Pasal 144
Cukup jelas.
ng
da
Pasal 145
/un
Ayat (1)
Cukup jelas.
/08
Ayat (2)
23
Cukup jelas.
20
Ayat (s)
m/
Ayat (4)
Cukup jelas.
a
ain
.
Pasal 146
ww
Ayat (1)
//w
undangan.
htt
Standar . . .
SK No 187238A
I
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEPUBL!'( INDONESIA
hu
-4L-
-ta
Standar dan/ atau persyaratan keamanan, mutu, dan gizi
termasuk penyampaian informasi nlLat g:zi, seperti kandungan
17
gula, garam, dan lemak.
r-
Ayat (2)
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 147
-uu
Ayat (1) ng
Yang dimaksud dengan "informasi atau pernyataan yang tidak
da
benar dan/ atau menyesatkan pada informasi produkl adalah
informasi atau pernyataan yang tidak sesuai yang dicantumkan
-un
Ayat (2)
da
Cukup je1as.
/un
Ayat (3)
Cukup jelas.
/08
Pasal 148
23
Cukup jelas.
20
m/
Pasal 149
.co
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "zat adlkti? adalah produk yang
na
yang berupa rokok atau bentuk lain yang bersifat adiktif yang
penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya
mu
Ayat(21
//w
Ayat(3) ...
SK No 187239A
lm
.ht
023
PRESIDEhI
n-2
REPUBLII( INDONESIA
hu
-42-
-ta
Ayat (3)
17
Huruf a
or-
Cukup jelas.
Hurufb
om
Cukup jelas.
-n
Huruf c
Cukup jelas.
-uu
ng
Huruf d
da
Cukup jelas.
-un
Huruf e
ng
Cukup jelas.
an
Ayat (a)
uly
Pasal 150
ww
Cukup jelas.
/w
Pasal 151
/
ps:
Ayat (1)
htt
Cukup jelas.
Ayat(2)...
SK No 187240A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEPUELIK INDONESIA
hu
-43-
-ta
Ayat(21
Pemerintah Daerah dalam menetapkan
17
dan
mengimplementasikan kawasan tanpa rokok harus
r-
mempertimbangkan seluruh aspek secara holistik.
mo
Ayat (3)
-no
Cukup jelas.
-uu
Pasal 152
Cukup jelas.
ng
da
Pasal 153
-un
Cukup jelas.
ng
Pasal 154
da
Cukup jelas.
/un
/08
Pasal 155
Cukup jelas.
23
20
Pasal 156
m/
Ayat (1)
Hurrf a
.co
pelakunya.
ain
Huruf b
.
ww
Cukup jelas.
Ayat(3) ...
SK No 187241A
m l
.ht
023
PRESIDEN
n-2
NEPUBLI?( INDONESIA
hu
-44-
-ta
Ayat (3)
17
Cukup jelas.
or-
Pasal 157
om
Ayat (1)
Cukup jelas.
-n
Ayat (2)
-uu
Yang dimaksud dengan "audit kematian" adalah serangkaian
ng
kegiatan penelusuran sebab kematian dan penentuan faktor yang
berkontribusi terhadap kematian seseorang.
da
Ayat (3)
-un
Cukup jelas.
ng
Ayat (4)
da
Cukup jelas.
/un
Ayat (s)
/08
Cukup je1as.
23
Pasal 158
/20
Cukup jelas.
om
Pasal 159
Cukup jelas.
a.c
an
Pasal 160
uly
Cukup jelas.
am
Pasal 161
n
Cukup jelas.
.ai
ww
Pasal 162
Cukup jelas.
/w
/
ps:
Pasal 163
Cukup jelas.
htt
Pasal 164. . .
SK No 187242A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEPLTBLII( TNDONESIA
hu
_45_
-ta
Pasal 164
17
Cukup jelas.
r-
Pasal 165
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 166
-uu
Cukup jelas. ng
Pasal 167
da
Ayat (1)
-un
Cukup jelas.
ng
Ayat (2)
da
Cukup jelas.
/un
Ayat (3)
/08
Cukup jelas.
23
Ayat (a)
Program pemerintah, antara lain, berupa program
20
stuntiw.
na
Pasal 168
lya
Cukup jelas.
mu
Pasal 169
a
Cukup jelas.
ain
.
Pasal 170
ww
Ayat (1)
//w
Ayat(2) ...
SK No 187243 A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPTIBL]K INDONESIA
un
-46-
ah
Ayat (2)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal 171
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal L72
-uu
Cukup jelas. ng
Pasal 173
da
Ayat (1)
-un
Hurufa
ng
Cukup jelas.
da
Hurufb
/un
Cukup jelas.
/08
Huruf c
23
dapat
menyelenggarakan rekam medis secara elektronik karena
an
Huruf d
.ai
Cukup jelas.
ww
Huruf e
/w
Cukup jelas.
s:/
Huruf f
p
Cukup jelas.
htt
Hurufg. . .
SK No 18724A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEPUELIK INDONESIA
hu
-47-
-ta
Huruf g
17
Cukup jelas.
r-
Ayat (21
mo
Cukup jelas.
-no
Ayat (3)
Cukup jelas.
-uu
ng
Pasal 174
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 175
ng
Cukup jelas.
da
Pasal 176
/un
Cukup jelas.
/08
PasaL 177
23
Ayat (1)
20
Ayat (2)
mu
Cukup jelas.
Ayat (3)
a
ain
Cukup jelas.
.
ww
Pasal 178
Cukup jelas.
//w
ps:
Pasal 179
Ayat (1)
htt
Humf a. . .
SK No 187245 A
l
tm
3.h
02
EIIEIf IIIIIT{'III-{TN
n-2
hu
-48-
-ta
Hurufa
17
Yang dimaksud dengan "jejaring pengampuan Pelayanan
Kesehatan" adalah pengampuan yang dilakukan oleh
r-
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan kompetensi lebih
mo
tinggi pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan
kompetensi lebih rendah yang bertujuan untuk
-no
meningkatkan kompetensi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
-uu
dan menangani permasalahan Kesehatan di wilayah
tersebut. ng
Huruf b
da
Huruf c
23
Hurufd
lya
Ayat (2)
.
ww
Cukup jelas.
//w
Pasal 180
Ayat (1)
ps:
Cukup jelas.
htt
Ayat(2)...
SK No 187246A
l
tm
3.h
02
PEESIDEN
n-2
NEPUELIK INDONESIA
hu
-49-
-ta
Ayat (2)
17
Cukup jelas.
Ayat (3)
r-
mo
Hurufa
Yang dimaksud dengan "berperilaku hidup sehat' adalah
-no
memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat.
-uu
Hurufb ng
Cukup jelas.
da
Huruf c
-un
Cukup jelas.
Hurufd
ng
Cukup jelas.
da
/un
Pasal 181
Cukup jelas.
/08
Pasal 182
23
Cukup jelas.
20
m/
Pasal 183
Cukup jelas.
.co
na
Pasal 184
lya
Ayat (1)
Cukup jelas.
mu
Ayat (2)
a
Cukup jelas.
ain
Ayat (3)
.
ww
Cukup jelas.
Ayat (4)
//w
Yang . . .
SK No 187247A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUEUI( INDONESIA
un
_50_
h
-ta
Yang dimaksud dengan "tata kelola klinis yang bailC adalah
penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan
17
klinis, audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti,
r-
peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor
mo
hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan akreditasi
Rumah Sakit.
-no
-uu
Pasal 185
Ayat (1)
ng
Cukup je1as.
da
Ayat (2)
-un
Cukup jelas.
ng
Ayat (3)
da
Ayat (4)
23
Cukup jelas.
20
m/
Pasal 186
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 187
lya
Ayat (1)
mu
Cukup jelas.
Ayat (2)
na
Cukup jelas.
.ai
Ayat (3)
ww
Cukup jelas.
//w
Ayat (4)
ps:
Ayat(5)...
SK No 187248A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPTIBLIK INDONESIA
un
-51 -
h
-ta
Ayat (s)
17
Yang dimaksud dengan "persyaratan, standar, dan akreditasi
sesuai dengan perannya" adalah persyaratan, standar, dan
r-
akreditasi yang harus dipenuhi oleh Rumah Sakit pendidikan,
mo
baik sebagai Rumah Sakit yang bekerja sama dengan perguruan
-no
tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi maupun
sebagai Rumah Sakit penyelenggara utama pendidikan tinggi
-uu
dengan tetap bekerja sama dengan perguruan tinggi.
Ayat (6)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat (7)
-un
Cukup jelas.
ng
Ayat (8)
da
Cukup jelas.
/un
Ayat (9)
/08
Cukup jelas.
23
Ayat (10)
20
Cukup jelas.
m/
Ayat (11)
Cukup jelas.
.co
na
Pasal 188
lya
Ayat (1)
mu
Cukup jelas.
Ayat (2)
na
Cukup jelas.
.ai
Ayat (s)
ww
Ayat(4)...
SK No 187249A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUBUT INDONESIA
un
-52-
h
-ta
Ayat (a)
17
Yang dimaksud dengan "kebebasan secara bertanggung jawab"
adalah pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai dengan kaidah
r-
keilmuan berdasarkan etika, nilai moral, norma agama, dan
mo
peraturan perundang-undangan.
-no
Ayat (s)
Pihak lain, antara lain, ialah lembaga atau orang perseorangan
-uu
yang memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan penelitian atau
ng
memiliki kompetensi untuk melakukan penelitian.
da
Pasal 189
-un
Ayat (1)
ng
Hurufa
da
Cukup jelas.
/un
Huruf b
/08
Huruf c
.co
Cukup jelas.
Hurufd
na
Cukup jelas.
lya
Huruf e
mu
undangan.
ww
Huruf f
Cukup jelas.
//w
Huruf g
ps:
Cukup jelas.
htt
Hurufh. ..
SK No 187250A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPIIBLII( INDONESTA
un
-53-
ah
Huruf h
7-t
Yang dimaksud dengan "menyelenggarakan rekam medis"
r-1
adalah penyelenggaraan rekam medis yang dilakukan sesuai
dengan standar yang secara bertahap diupayakan mencapai
o
standar internasional.
om
Huruf i
u-n
Cukup jelas.
j
-u
Huruf ng
Cukup jelas.
da
Huruf k
-un
Cukup jelas.
Hurufl
ng
Cukup jelas.
da
Huruf m
/un
Cukup jelas.
/08
Hurufn
Cukup jelas.
23
Huruf o
20
Huruf p
mu
Cukup jelas.
Hurufq.
na
Cukup jelas.
.ai
Huruf r
ww
Cukup je1as.
Huruft. . .
SK No 187251A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUELIK INDONESIA
un
-54-
h
-ta
Huruf t
Cukup jelas.
17
Ayat (2)
r-
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 190
Cukup je1as.
Pasal 192
Cukup jelas.
ng
Pasal 193
da
Cukup jelas.
/un
Pasal 194
/08
Cukup jelas.
23
Pasal 195
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 196
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 197
lya
Cukup jelas.
mu
Pasal 198
na
Cukup jelas.
.ai
Pasal 199
ww
Cukup jelas.
//w
Pasal 2O0
Ayat (1)
ps:
Ayat(2)...
SK No 187252A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUEUT INDONESIA
un
-55-
h
-ta
Ayat (2)
17
Cukup jelas.
r-
Pasal 201
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 2O2
-uu
Cukup jelas.
ng
Pasal 203
da
Ayat (1)
-un
Cukup jelas.
Ayat(2)
ng
Cukup jelas.
23
Ayat (4)
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 204
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 2O5
lya
Cukup jelas.
mu
Pasal 206
na
Cukup jelas.
.ai
Pasal 2O7
ww
Cukup jelas.
//w
Pasal 208
ps:
Cukup jelas.
htt
Pasal 209
Cukup jelas.
Pasal 210..,
SK No 187253 A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUBUT INDONESIA
un
-56-
ah
Pasal 210
7-t
Cukup jelas.
1
or-
Pasal 211
Cukup jelas.
om
Pasal2l2
u-n
Cukup jelas.
Pasal 213 g-u
Ayat (1)
n
da
Ayat (2)
Cukup jelas.
da
Ayat (s)
/un
Cukup jelas.
/08
Ayat (4)
Cukup jelas.
23
20
Pasal 214
Cukup jelas.
m/
.co
Pasal 215
Cukup jelas.
na
lya
Pasa-l 216
Cukup jelas.
mu
Pasal2l7
na
Cukup jelas.
.ai
Pasal 218
ww
Cukup jelas.
//w
Pasal 219
ps:
Ayat (1)
Huruf a
htt
Cukup jelas.
Hurufb. . .
SK No 187254A
ml
.ht
23
-20
I-Tf*TFI{[]
REPIJBLIK INDONESIA
un
-57-
h
-ta
Huruf b
Hak memperoleh waktu istirahat yang cukup diperoleh
17
peserta didik selama proses pendidikan klinis pada Fasilitas
or-
Pelayanan Kesehatan.
om
Huruf c
Cukup jelas.
u-n
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
g-u
an
Cukup jelas.
d
-un
Ayat (2)
Hurufa
ng
Huruf b
/
Cukup jelas.
om
Huruf c
a.c
Cukup jelas.
Hurufd
an
Cukup jelas.
uly
am
Pasal22O
Ayat (1)
ain
Cukup jelas.
htt
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat(4) ...
SK No 187255A
ml
.ht
23
-20
PEESIDEN
NEFUBUT INDONESIA
un
-58-
h
-ta
Ayat (4)
Cukup jelas.
17
Ayat (5)
r-
mo
Cukup jelas.
Ayat (6)
-no
Cukup jelas.
-uu
Pasal 221 ng
Cukup jelas.
da
Pasal 222
-un
Ayat (1)
ng
Hurufa
da
penyelenggaraan pendidikan.
lya
Hurufb
mu
Cukup jelas.
Huruf c
na
Cukup jelas.
.ai
Hurufd
ww
Cukup je1as.
//w
Ayat (21
Cukup jelas.
ps:
Ayat (3)
htt
Cukup jelas.
Ayat(4)...
SK No 187256A
m l
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEFIIBLIK INDONESIA
un
-59-
ah
Ayat (a)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Ayat (5)
o
Cukup jelas.
om
Pasal 223
u-n
Cukup jelas.
-u
ng
Pasal 224
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 225
ng
Cukup jelas.
da
Pasal 226
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 227
23
Ayat (1)
20
Cukup je1as.
m/
Ayat (2)
.co
Cukup jelas.
na
Ayat (3)
lya
Kesehatan.
Pasal 228...
SK No 187257A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEhI
NEPUEUT |NDONESIA
un
-60-
ah
Pasal228
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal 229
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 230
-uu
Culnip jelas. ng
Pasal 231
da
Ayat (1)
-un
Kesehatan.
/08
Ayat (2)
Huruf a
.co
Cukup jelas.
na
Huruf b
lya
Huruf c
htt
Cukup jelas.
Ayat(3)...
SK No 187258A
I
ml
t
3.h
02
PRESIDEN
n-2
REPIJBLIK TNDONESIA
hu
-61 -
a
Ayat (s)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Ayat (4)
mo
Cukup jelas.
-no
Ayat (5)
Cukup jelas.
-uu
Ayat (6) ng
Cukup jelas.
da
-un
Pasal232
Yang dimaksud dengan uupaya retensi' adalah
ng
upaya
mempertahankan Tenaga Medis dan/ atau Tenaga Kesehatan di suatu
da
Pasal 233
/20
Cukup jelas.
om
Pasal 234
a.c
Cukup jelas.
an
Pasal 235
ly
mu
Ayat (1)
Cukup jelas.
a
ain
Ayat (21
Ayat (3)
ps:
Cukup jelas.
Ayat (a)
htt
Cukup je1as.
Pasal 236...
SK No 187259A
ml
.ht
23
-20
PRESTDEN
FEFUELII( INDONESIA
un
-62
ah
Pasal 236
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal 237
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 238
-uu
Ayat (1)
Cukup jelas
ng
Ayat (2)
da
Cukup jelas
-un
Ayat (3)
ng
Ayat (4)
23
Cukup jelas.
20
Pasal 239
m/
Cukup jelas.
.co
Pasal 24O
na
Cukup jelas.
lya
PasaL 24L
mu
Ayat (1)
na
Cukup jelas.
.ai
Ayat (2)
ww
Cukup jelas.
//w
Ayat (3)
Cukup jelas.
ps:
Ayat (4)
htt
Cukup jelas.
Ayat(S) ...
SK No 187260A
l
tm
3.h
02
Ek-I*Tli]-fl]
n-2
NEPUBLIK INDONESIA
hu
-63-
a
Ayat (s)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Ayat (6)
mo
Cukup jelas.
-no
Ayat (7)
Yang dimaksud dengan "adaptasi" adalah serangkaian kegiatan
-uu
penyesuaian kompetensi dan kemampuan Tenaga Medis dan
Tenaga Kesehatan warga negara Indonesia lulusan luar negeri
ng
yang dilaksanakan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
da
Ayat (8)
-un
Cukup jelas.
ng
da
Pasa7242
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 243
23
Cukup jelas.
20
PasaT 244
m/
Cukup jelas.
.co
Pasal 245
na
Cukup jelas.
lya
mu
Pasal 246
Cukup je1as.
na
.ai
Pasal247
ww
Cukup jelas.
//w
Pasal 248
Cukup jelas.
ps:
htt
Pasal249
Cukup jelas.
Pasal 25O. . .
SK No 187261 A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
TIEFIJBLII( INDONESIA
hu
-64-
-ta
Pasa1 250
17
Huruf a
r-
Cukup jelas.
mo
Huruf b
-no
Yang dimaksud dengan "bidang unggulan tertentu dalam
Pelayanan Kesehatan" adalah bidang Pelayanan Kesehatan yang
-uu
menjadi prioritas atau dibutuhkan, tetapi tenaganya masih
terbatas dan/ atau belum tersedia di Indonesia, seperti bidang
ng
bedah dengan teknologi robot (robotic surgery).
da
-un
Pasal 251
Cukup jelas.
ng
da
Pasal252
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 253
23
Pasal 254
Cukup jelas.
na
lya
Pasal 255
Ayat (1)
mu
Ayat (2)
ww
Cukup jelas.
//w
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan uwaktu tertentu" adalah paling lama
ps:
Pasal 256 . . .
SK No 187262A
I
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEPUBLIK INDONESIA
hu
-65-
-ta
Pasal 256
Ketentuan peraturan perundang-undangan, alrtara lain, berupa
17
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan
r-
dan keimigrasian.
mo
Pasal 257
-no
Cukup jelas.
-uu
Pasal 258
Cukup jelas.
ng
da
Pasal 259
-un
Cukup jelas.
ng
Pasal 260
Cukup jelas.
da
/un
Pasal 261
Cukup jelas.
/08
Pasal262
23
Cukup jelas.
20
Pasal 263
m/
Ayat (1)
.co
Pasien.
mu
Ayat (2)
Cukup jelas.
a
ain
Ayat (3)
Cukup jelas.
.
ww
Ayat (4)
//w
Cukup jelas.
Pasal 264...
SK No 187263 A
ml
.ht
0 23
PRES!DEN
n-2
REPIJBUK INDONESIA
hu
-66-
-ta
Pasal264
Cukup jelas.
17
or-
Pasa-l 265
om
Kondisi tertentu, antara lain, berupa:
a. bakti sosial/ kemanusiaan;
-n
b. tugas kenegaraan;
-uu
c. penanggulangan KLB, Wabah, atau bencana lainnya;
d. pemberian pertolongan darurat lainnya; dan/ atau
pemberian Pelayanan Kesehatan lainnya yang bersifat insidentil
e.
ng
dan bersifat sementara.
da
Pasal 266
-un
Cukup jelas.
ng
Pasal 267
da
Cukup jelas.
/un
Pasal 268
/08
Cukup jelas.
23
Pasal 269
/20
Cukup jelas.
om
Pasal 270
Cukup jelas.
a.c
an
Pasal2Tl
uly
Cukup je1as.
Pasal272
am
Cukup jelas.
n
.ai
Pasal273
ww
Cukup jelas.
/w
Pasal 274
Cukup jelas.
/
ps:
Pasal 275
htt
Cukup je1as.
Pasa7276 . - -
SK No 187264A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEFUBUK INDONESIA
hu
-67 -
-ta
Pasal 276
17
Huruf a
Cukup jelas.
r-
mo
Hurufb
Yang dimaksud dengan "yang memadai" adalah pemberian
-no
keterangan yang disampaikan secara lengkap dengan bahasa
yang mudah dipahami.
Huruf c
-uu
ng
Cukup jelas.
da
Hurufd
-un
Cukup jelas.
Huruf
ng
Cukup jelas.
da
Huruf f
/un
Cukup jelas.
/08
Hurufg
23
Cukup jelas.
20
Pasal277
m/
Cukup jelas.
.co
Pasal 278
na
Cukup jelas.
lya
Pasal279
mu
Cukup jelas.
a
ain
Pasal 28O
Cukup jelas.
.
ww
Pasal 281
//w
Cukup jelas.
ps:
Pasal 282
htt
Cukup jelas.
Pasal 283...
SK No 187265A
ml
.ht
23
-20
FNESTDEN
REPUBLIK INDONESIA
un
-68-
ah
Pasal 283
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasa-l 284
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 285
-uu
Cukup jelas.
ng
Pasal 286
Cukup jelas.
a
nd
Pasal 287
-u
Cukup jelas.
ng
da
Pasal 288
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 289
Cukup jelas.
23
20
Pasal 29O
m/
Ayat (1)
Cukup jelas.
.co
Ayat (21
na
pemberi mandat.
ain
Ayat (3)
ps:
Cukup jelas.
htt
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 291 ...
SK No 187266A
ml
.ht
23
-20
PRESIOEN
NEPUBLII( INDONESIA
un
-69-
ah
Pasal 291
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal292
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 293
-uu
Ayat (1)
Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetujuan adalah
ng
Pasien yang bersangkutan. Apabila Pasien tidak cakap atau
da
berada di bawah pengampuan (und.er curatele), persetujuan atau
penolakan tindakan Pelayanan Kesehatan diberikan oleh keluarga
-un
Ayat (21
Cukup jelas.
/08
Ayat (3)
23
Cukup jelas.
20
Ayat (4)
m/
Cukup jelas.
.co
Ayat (s)
Cukup jelas.
na
Ayat (6)
lya
Cukup jelas.
mu
Ayat (71
na
saudara kandung.
w.
Ayat (8)
w
Cukup jelas.
/w
Ayat (9)
/
ps:
Cukup jelas.
htt
Ayat(10) ...
SK No 187257A
ml
.ht
23
-20
FRESIDEN
NE:PUBLII( INDONESIA
un
-70-
ah
Ayat (10)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Ayat (11)
mo
Cukup jelas.
Ayat (12)
-no
Cukup jelas.
Pasal294 -uu
ng
Cukup jelas.
da
-un
Pasal 295
Cukup jelas.
ng
da
Pasal 296
Ayat (1)
/un
Cukup jelas.
/08
Ayat (2)
23
Cukup jelas.
20
Ayat (s)
m/
Cukup jelas.
Ayat (4)
.co
Cukup jelas.
na
.ai
Pasa7297
ww
Ayat (1)
Cukup jelas.
//w
Ayat (2)
ps:
Ayat(3) ...
SK No 187268A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEPUELTX INDONESIA
hu
-71 -
-ta
Ayat (3)
Cukup jelas.
17
r-
Pasal 298
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 299
-uu
Cukup jelas.
ng
Pasal 300
Cukup jelas.
da
-un
Pasal 301
Ayat (1)
ng
Cukup jelas.
23
Ayat (3)
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 302
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 3O3
lya
Ayat (1)
mu
Cukup jelas.
a
Ayat (2)
ain
Pelayanan
ww
Ayat (3)
ps:
Cukup jelas.
Ayat (4)
htt
Cukup jelas.
Pasal 3O4...
SK No 187269A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPIJELIK INDONESIA
un
-72-
ah
Pasal 304
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal 305
mo
Cukup jelas
-no
Pasal 3O6
Cukup jelas
Pasal 308
Cukup jelas.
ng
Pasal 309
da
Cukup jelas.
/un
Pasal 310
/08
Cukup jelas.
23
Pasal 31 I
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 312
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 313
lya
Cukup jelas.
mu
Pasal 314
na
Ayat (1)
ai
Cukup jelas.
w.
Ayat (2)
w
Cukup jelas.
/w
Ayat (3)
/
ps:
Cukup jelas.
Ayat (a)
htt
Cukup jelas.
Ayat(S)...
SK No 187270A
ml
.ht
23
-20
LIK I NDONES!A
un
-73-
ah
Ayat (5)
7-t
Yang dimaksud dengan "fasilitas pengelolaan kefarmasian"
r-1
adalah sarana pengelola Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
milik Pemerintah Pusat, termasuk Tentara Nasional Indonesia
mo
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pemerintah Daerah,
Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah,
-no
dalam rangka ketersediaan, pemerataan, serta keterjangkauan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
-uu
Ayat (6) ng
Kebijakan khusus, antara lain, ialah pemberlakuan mekanisme
jalur khusus (special acess sch.eme) dan pengecualian terhadap
a
nd
Ayat (7)
ng
Cukup jelas.
da
/un
Pasal 315
/08
Cukup jelas.
23
Pasal 316
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 317
.co
Ayat (1)
na
Ayat (21
am
Cukup je1as.
ain
Ayat (3)
Cukup jelas.
w.w
Pasal 318
//w
Cukup jelas.
ps:
Pasal 319
htt
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat(2) ...
SK No 187271 A
ml
.ht
23
-20
Er-f+Trirs[Il
NEPUBLIK INDONESIA
un
-74-
ah
Ayat (21
7-t
Perbekalan Kesehatan yang harus didistribusikan sesuai dengan
r-1
cara distribusi yang baik, antara lain, ialah Obat, Bahan Obat,
dan Alat Kesehatan.
mo
Ayat (3)
-no
Laporan kegiatan pendistribusian, antara lain, ialah laporan
mengenai ketersediaan, harga, dan jumlah Perbekalan Kesehatan
-uu
yang didistribusikan yang menggunakan sistem informasi yang
ng
terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
da
Pasal 320
-un
Ayat (1)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat (2)
/un
Cukup jelas.
/08
Ayat (3)
23
Cukup jelas.
20
Ayat (4)
m/
Cukup jelas.
.co
Ayat (s)
Yang dimaksud dengan nObat keras tertentu' adalah jenis Obat
na
Ayat (6)
Yang dimaksud dengan "fasilitas lain" adalah fasilitas di luar
na
Ayat (7)
w
Cukup jelas.
/w
Ayat (8)
/
ps:
Cukup jelas.
htt
SK No 187272A
t ml
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEPUBLII( INDONESIA
hu
-75-
a
Pasal 321
7-t
Ayat (1)
r-1
Huruf a
mo
Yang dimaksud dengan "jamu" adalah Obat Bahan Alam
berupa bahan atau rarnuan yang bersumber dari
-no
pengetahuan tradisional atau warisan budaya Indonesia
yang digunakan untuk pemeliharaan Kesehatan,
-uu
peningkatan Kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan,
dan/ atau pemulihan Kesehatan.
ng
Hurufb
da
Yang dimaksud dengan "obat herbal terstandar' adalah Obat
Bahan Alam yang telah digunakan secara turun-temunrn di
-un
Huruf c
/08
distandardisasi.
Huruf d
a.c
Ayat (2)
a
Cukup jelas.
ain
Ayat (3)
w.
Cukup jelas.
w
//w
Pasal 322
Cukup jelas.
ps:
Pasal 323
htt
Cukup jelas.
Pasal 324...
SK No 187273A
ml
.ht
230
PNESIDEN
n-2
REPIJBLIK
'NDONESIA
hu
-76-
-ta
Pasal 324
17
Cukup jelas.
or-
Pasal 325
om
Cukup jelas.
u-n
Pasal 326
Ayat (1)
Cukup jelas. -u
ng
Ayat (2)
a
nd
Cukup jelas.
g-u
Ayat (3)
Cukup jelas.
n
da
Ayat (4)
n
Huruf a
8/u
dan nonfiskal.
20
bea masuk.
Insentif nonfiskal seperti kemudahan dalam perizinan
.co
Huruf b
mu
Cukup jelas.
na
Huruf c
.ai
Cukup jelas.
ww
Huruf d
Cukup jelas.
//w
Huruf e
ps:
Hurrf f ...
SK No 187274A
ml
t
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEPUBLII(
'NDONESIA
hu
-77 -
a
Huruf f
7-t
Cukup jelas.
r-1
Hurufg
mo
Cukup je1as.
Ayat (5)
-no
Cukup jelas.
Pasal 328
Cukup jelas.
ng
da
Pasal 329
/un
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "hilirisasi penelitian nasional" adalah
/08
oleh masyarakat.
Ayat (21
om
Cukup jelas
a.c
Ayat (3)
an
Cukup jelas
ly
Ayat (4)
mu
Cukup jelas
Ayat (s)
a
ain
Pasal 330
Cukup jelas.
ps:
htt
Pasal 331
Cukup jelas.
Pasal 332...
SK No 187275 A
m l
.ht
0 23
PRESIDEN
n-2
NEPUBLII( INDONESIA
hu
_7A-
-ta
Pasal 332
17
Ayat (1)
Cukup jelas.
or-
Ayat (2)
om
Menetapkan kebijakan, termasuk untuk pengadaan dan
-n
pemanfaatan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan perbekalan
Kesehatan lainnya.
-uu
ng
Pasal 333
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 334
ng
Ayat (1)
Cukup jelas.
da
Ayat
/un
(21
Nasional.
Ayat (3)
23
Cukup jelas.
/20
Ayat (4)
om
Cukup jelas.
a.c
Pasal 335
an
Ayat (1)
uly
Ayat (21
/
ps:
penelitian.
Yang . . .
SK No 187276A
l
tm
3.h
02
FRESIDEN
n-2
I'EPIJELII(
'NDONESIA
hu
_79_
a
Yang dimaksud dengan "kaidah ilmiah" adalah syarat penelitian
7-t
yang bersifat analitis, rasional, objektif, empiris, dan
r-1
menghasilkan hasil yang sama ketika dilakukan oleh orang lain
dengan cara yang sama.
mo
Yang dimaksud dengan "metodologi ilmiah" adalah suatu cara
-no
sistematis yang digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Metode ini menggunakan langkahJangkah yang
-uu
sistematis, teratur, dan terkontrol serta dilaksanakan sesuai
dengan kaidah ilmiah yang analitis, logis, objektif, konseptual,
ng
dan empiris.
da
Ayat (3)
-un
Cukup jelas.
ng
Ayat (4)
da
metode yang digunakan, risiko yang mungkin timbul, dan hal lain
yang perlu diketahui oleh yang bersangkutan dalam rangka
.co
Ayat (s)
Semua penelitian yang mengikutsertakan manusia sebagai
uly
Ayat (6)
//w
SK No 187277A
l
tm
3.h
02
FRESIDEN
n-2
NEPUBLIK INDONESIA
hu
-80-
a
c. bebas dari penganiayaan, dan
7-t
penyalahgunaan;
d. bebas dari rasa takut dan tertekan; dan
r-1
e. bebas untuk mengekspresikan perilaku alaminya.
mo
Hewan coba harus dipilih dengan mengutamakan hewan dengan
sensitivitas neurofisiologis yang paling rendah (non sentient
-no
organisml dan hewan yang paling rendah pada skala evolusi.
Keberhati-hatian yang wajar harus diterapkan pada penelitian
-uu
yang dapat mempengaruhi lingkungan dan kesehatan hewan
yang digunakan dalam penelitian harus dihormati.
ng
Ayat (71
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 336
ng
Cukup jelas.
da
/un
Pasal 337
/08
Ayat (1)
Cukup jelas.
23
Ayat (2)
20
dan pengawasan.
.co
Ayat (3)
Cukup jelas.
a
an
uly
Pasal 338
Ayat (1)
m
Pelayanan Kesehatan.
ww
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "genomilf adalah analisis terkait
//w
Yang. . .
SK No 187278A
ml
.ht
23
-20
PRES!DEN
NEPUELII( INDONESIA
un
-81 -
ah
Yang dimaksud dengan "proteomilC adalah analisis terkait
7-t
protein.
r-1
Yang dimaksud dengan "metabolilC adalah analisis terkait
metabolit.
mo
Ayat (3)
-no
Yang dimaksud dengan "data terkait" meliputi data analisis
primer, sekunder, dan tersier sesuai dengan ketentuan peraturan
-uu
perundang-undangan di bidang penelitian dan pengembangan.
Yang dimaksud dengan "pelayanan kedokteran presisi" adalah
ng
pendekatan baru untuk pencegahan dan pengobatan penyakit
da
Ayat (4)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat (5)
/un
Huruf a
Yang dimaksud dengan 'yang tidak dapat ditelusuri
/08
Huruf b
.co
Cukup jelas.
Huruf c
na
Cukup jelas.
lya
mu
Pasal 339
Ayat (l)
na
Ayat (2)
Cukup jelas.
htt
Ayat(3)...
SK No 187279A
l
tm
.h
23
-20
PRESTDEN
NEPUBLIK INCIONESIA
un
-82-
ah
Ayat (3)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Ayat (4)
mo
Hurufa
Yang dimaksud dengan "keselamatan hayati" adalah usaha
-no
untuk menjaga keselamatan pekerja dan pengguna fasilitas
laboratorium serta lingkungan dari agen biologi yang
-uu
berpotensi membahayakan. ng
Huruf b
da
Yang dimaksud dengan "kerahasiaan atau privasi' adalah
bahwa penyelenggara biobank dan/ atau biorepositori
-un
Huruf c
da
kualitas Kesehatan.
a.c
Huruf e
an
Huruf
Yang dimaksud dengan 'penghormatan terhadap hak asasi
n
Hurufh . . .
SK No 187280A
ml
.,(
.ht
23
-20
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
un
-83-
ah
Hurufh
7-t
Yang dimalsud dengan "sosial budaya" adalah
r-1
penyelenggaraan biobank dan/atau biorepositori
dilaksanakan dengan memperhatikan praktik empiris di
mo
negara lain dengan memperhatikan sosial budaya di
Indonesia.
-no
Ayat (5)
-uu
Cukup jelas.
Ayat (6)
ng
Cukup jelas.
a
nd
Pasal 340
-u
ng
Ayat (1)
Cukup jelas.
da
/un
Ayat (2)
Hurufa
/08
Cukup jelas.
23
Hurufb
20
Huruf c
lya
Cukup jelas.
u
Ayat (3)
am
Ayat (4)
htt
Cukup jelas.
SK No 187281A
l
tm
3.h
02
PRES:DEN
n-2
NEPUBLIK INDONESIA
hu
-84-
-ta
Pasal 341
17
Ayat (1)
r-
Yang dimaksud dengan "tenaga pendukung atau penunjang
kesehatan' adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan
mo
tinggi di rumpun ilmu alam seperti biologi.
-no
Ayat (2)
Cukup jelas.
-uu
ng
Pasal 342
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 343
ng
Cukup jelas.
da
Pasal 344
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 345
23
Ayat (1)
Cukup jelas.
20
Ayat
m/
(21
Cukup jelas.
.co
Ayat (3)
na
Cukup jelas.
lya
Ayat (4)
mu
lunak.
.
ww
Pasal 346
//w
Ayat (1)
ps:
Cukup jelas.
htt
Ayat(2) ...
SK No 187282A
ml
.ht
23
-20
PRESTDEN
REPTIBLIK INDONESIA
un
-85-
ah
Ayat (2)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Ayat (3)
mo
Yang dimaksud dengan "arsitektuf adalah kerangka dasar yang
mendeskripsikan, antara lain, proses bisnis, data dan informasi,
-no
infrastruktur, aplikasi, keamanan, dan layanan yang terintegrasi
yang diterapkan secara nasional.
-uu
Ayat (4) ng
Cukup jelas.
da
Ayat (5)
-un
Cukup jelas.
Ayat (6)
ng
meliputi:
/un
c. penyimpanan;
3/0
Ayat (7)
.co
penyimpanan.
uly
Pasal 347
Cukup jelas.
/w
/
Pasal 348
ps:
Ayat (1)
htt
Cukup jelas.
Ayat(2)...
SK No 187283 A
ml
.ht
23
-20
FRES!E}EN
REPUBLIN INOONESIA
un
-86-
ah
Ayat (2)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Ayat (3)
mo
Yang dimaksud dengan "ketentuan peraturan perundang-
undangan" adalah peraturan perundang-undangan yang
-no
mengatur tata kelola data, antara lain, peraturan terkait
pelindungan data pribadi, Sistem Informasi Kesehatan, dan satu
-uu
data Indonesia.
ng
Pasal 349
Ayat (1)
da
Cukup jelas.
-un
Ayat (2)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat (s)
/un
Cukup jelas.
Ayat (4)
/08
Cukup jelas.
23
Ayat (s)
20
Cukup jelas.
/
om
Ayat (6)
Transfer termasuk penampilan, pengumuman, penyebarluasan,
a.c
atau pengungkapan.
an
Ayat (7)
uly
Ayat (8)
ww
Cukup jelas.
Ayat (9)
/w
Ayat(10)...
SK No 187284A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
REFIJBLII( INDONESIA
un
-47-
ah
Ayat (10)
7-t
Cukup jelas.
r-1
Ayat (11)
mo
Cukup jelas.
Ayat (12)
-no
Cukup jelas.
-uu
Pasal 350 ng
Cukup jelas.
da
Pasal 351
-un
Cukup jelas.
ng
Pasal 352
da
Cukup jelas.
/un
Pasal 353
/08
Cukup jelas.
23
Pasal 354
20
Cukup jelas.
/
om
Pasal 355
Cukup je1as.
a.c
Pasal 356
an
Cukup jelas.
m uly
Pasal 357
na
Cukup je1as.
.ai
Pasal 358
ww
Cukup jelas.
/w
Pasal 359
Yang dimaksud dengan ufaktor risiko penyakit yang berpotensi
s:/
Wabah.
Pasal 360...
SK No 187285A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
NEPUELII( INDONESIA
hu
-88-
a
Pasal 360
7-t
Ayat (1)
r-1
Yang dimaksud dengan "alat angkuf adalah kapal, pesawat
udara, dan kendaraan darat yang digunakan dalam melakukan
mo
perjalanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
-no
undangan.
Yang dimaksud dengan "barang'adalah produk nyata, hewan,
-uu
tumbuhan, dan jenazah atau abu jenazah yang dibawa dan/ atau
dikirim melalui perjalanan, termasuk benda/alat yang digunakan
ng
dalam alat angkut.
da
Ayat (2)
-un
tidak berpindah-pindah.
Yang dimaksud dengan "pesawat udara" adalah setiap mesin atau
/08
bermotor.
na
Ayat (3)
mu
Ayat (4)
ww
Cukup jelas.
Ayat (5)
//w
Huruf a
ps:
dan perawatan.
Yang . . .
SK No 187286A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
IIEFIIBLIK INDONESIA
un
-89-
ah
Yang dimaksud dengan "karantina" adalah pembatasan
7-t
kegiatan dan/ atau pemisahan orang terjangkit meskipun
belum menunjukkan gejala apa pun atau sedang berada
r-1
dalam masa inkubasi dan pemisahan peti kemas, alat
mo
angkut, atau barang apa pun yang diduga terkontaminasi
dari orang danlatau barang yang mengandung penyebab
penyakit atau kontaminan lain untuk
-no
mencegah
kemungkinan penyebaran ke orang dan/ atau barang di
-uu
sekitarnya.
Hurufb ng
Cukup jelas.
da
Huruf c
-un
Cukup jelas.
ng
Ayat (6)
da
Cukup jelas.
/un
Ayat (7)
Yang dimaksud dengan "penolakan" adalah tidak
/08
Ayat (8)
20
Cukup jelas.
m/
Ayat (9)
.co
Cukup je1as.
na
Pasal 361
lya
Cukup jetas.
mu
Pasal 362
na
Cukup jelas.
ai
Pasal 363
w.
Ayat (1)
w
/w
Yang . . .
SK No 187287A
l
tm
3.h
02
PRESItrEN
n-2
NEPIIELI!( INDONESIA
hu
-90-
-ta
Yang dimaksud dengan "kapten penerbang" adalah penerbang
yang ditugaskan oleh perusahaan atau pemilik pesawat udara
17
untuk memimpin penerbangan dan bertanggung jawab penuh
r-
terhadap keselamatan penerbangan selama pengoperasian
mo
pesawat udara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangl
undangan.
-no
Yang dimaksud dengan "pos lintas batas negara" adalah Pintu
Masuk orang, barang, dan alat angkut melalui darat lintas negara.
-uu
Ayat (2) ng
Cukup jelas.
da
Ayat (3)
-un
Cukup jelas.
ng
Pasal 364
da
Cukup jelas.
/un
Pasal 365
/08
Cukup jelas.
23
Pasal 366
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 367
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 368
lya
Cukup jelas.
mu
Pasal 369
a
Cukup jelas.
ain
Pasal 370
.
ww
Cukup jelas.
//w
Pasal 371
Cukup jelas.
ps:
Pasal 372
htt
Cukup jelas.
Pasal 373...
SK No 187288A
lm
.ht
0 23
n-2
Llt( INDONESIA
hu
-91 -
-ta
Pasal 373
Cukup jelas.
17
or-
Pasal 374
Cukup jelas.
om
Pasa1 375
-n
Cukup jelas.
Pasal 377
Ayat (1)
ng
Cukup jelas.
da
Ayat (2)
/un
Huruf a
/08
Cukup jelas.
Hurrf b
23
waktu tertentu.
Huruf c
a.c
Ayat (3)
Cukup jelas.
ww
/w
Pasal 378
/
Cukup jelas.
ps:
Pasa1 379
htt
Cukup je1as.
Pasal 380...
SK No 187289A
l
tm
3.h
02
PRESTDEN
n-2
REPIIBLIK INDONESIA
hu
-92-
-ta
Pasal 380
Cukup jelas.
17
r-
Pasal 381
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 382
Cukup jelas.
bekas pakai, serta masker bekas pakai Tenaga Medis dan Tenaga
Kesehatan yang melayani Pasien, atau masker Pasien.
/un
masker bekas palai masyarakat yang sehat, serta botol bekas dan
plastik sisa dari kegiatan domestik.
23
Ayat (2)
20
Cukup jelas.
m/
Pasal 384
.co
Cukup jelas.
na
Pasal 385
lya
Cukup jelas.
mu
Pasal 386
a
Cukup jelas.
ain
Pasal 387
.
ww
Cukup jelas.
//w
Pasal 388
Cukup jelas.
ps:
Pasa1 389
htt
Cukup jelas.
Pasal 390...
SK No 187290A
l
tm
3.h
02
PNES!EEN
n-2
NEPUBUT INDONESIA
hu
-93-
-ta
Pasal 390
17
Cukup jelas.
r-
Pasal 391
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 392
-uu
Cukup jelas.
ng
Pasal 393
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 394
ng
Cukup jelas.
da
Pasal 395
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 396
23
Cukup jelas.
20
Pasal 397
m/
Cukup jelas.
.co
Pasal 398
na
Cukup je1as.
lya
Pasal 399
mu
Hurufa
Yang dimaksud dengan okegiatan menyebarluaskan" adalah
a
ain
Hurufb . . .
SK No 187291A
ml
.ht
23
-20
PRESIOEN
REPI.TBLII( INDONESIA
un
-94 -
ah
Hurufb
7-t
Yang dimaksud dengan okegiatan menyebarluaskan" adalah
r-1
kegiatan yang ditqjukan untuk menimbulkan KLB dan Wabah
serta tidak termasuk kegiatan penyebarluasan dalam rangka
mo
penegakan diagnosis atau konfirmasi laboratorium.
-no
Yang dimaksud dengan "agen biologi penyebab penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB dan Wabah" adalah virus, bakteri,
-uu
jamur, dan parasit, baik hidup maupun mati, yang dapat
menyebabkan/menularkan penyakit yang berpotensi
ng
menimbulkan KLB dan Wabah, misalnya, sampel dan/ atau
da
Pasal 400
/un
Pasal 401
a
Cukup jelas.
an
uly
Pasal 402
Cukup jelas.
nam
Pasal 403
.ai
Cukup jelas.
ww
Pasal 404
/w
Cukup jelas.
/
ps:
htt
Pasal 4O5...
SK No 187292A
l
tm
3.h
02
n-2
LIK
hu
-95-
-ta
Pasal 4O5
17
Ayat (1)
r-
Pihak swasta terkait, antara lain, ialah industri Sediaan Farmasi
yang memproduksi Sediaan Farmasi yang digunakan dalam
mo
kegiatan pemberian Obat pencegahan massal dan imunisasi.
-no
Ayat (2)
Huruf a
-uu
Yang dimaksud dengan oaudit kausalitas" adalah suatu
ng
kajian sistematis mengenai kasus kejadian ikutan akibat
pemberian pengobatan massal dan imunisasi yang
da
Huruf b
/un
Huruf c
m/
Pasal 406
Cukup jelas.
a
ain
Pasal 407
.
ww
Ayat (1)
Bantuan pendanaan, antara lain, berupa:
//w
kebutuhan.
Ayat(2)...
SK No 187293A
l
tm
3.h
02
PRESTDEN
n-2
NEPUBLIK iNEONESIA
hu
-96-
-ta
Ayat (2)
17
Cukup jelas.
r-
Pasal 408
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 409
-uu
Ayat (1) ng
Cukup jelas.
da
Ayat (2)
-un
Cukup jelas.
ng
Ayat (3)
da
Ayat (4)
m/
Ayat (5)
.
Cukup je1as.
ww
Ayat (6)
//w
Cukup jelas.
ps:
Pasal 410
htt
Cukup jelas.
Pasal 411...
SK No 187294A
ml
.ht
23
-20
PRESIDEN
NEPUBLIK INDONESIA
un
-97 -
ah
Pasal 41 1
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal 412
mo
Cukup jelas.
-no
Pasal 413
-uu
Cukup jelas.
ng
Pasal 414
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 415
ng
Cukup jelas.
da
Pasal 416
/un
Cukup jelas.
8
3/0
Pasal 417
Ayat (1)
2
20
Cukup jelas.
m/
Ayat (21
Cukup jelas.
.co
Ayat (3)
a
an
Cukup jelas.
uly
Ayat (4)
Partisipasi masyarakat, termasuk dalam penyelenggaraan Upaya
am
c. penelitianpengembanganTeknologiKesehatan;
d. perencanaan dan penetapan kebijakan strategi nasional
/w
pembangunan Kesehatan;
/
f. partisipasimasyarakatlainnya.
htt
Pasal 418...
SK No 187295 A
l
tm
3.h
02
PRESIDEN
n-2
REPUBLIK INDONESIA
hu
-98-
a
Pasal 418
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal 419
mo
Cukup je1as.
-no
Pasal 420
-uu
Cukup jelas.
ng
Pasal 421
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 422
ng
Cukup je1as.
da
Pasal 423
/un
Cukup jelas.
/08
PasaT 424
23
Ayat (1)
20
Cukup jelas.
m/
Ayat (2)
Cukup jelas.
.co
Ayat (3)
na
Huruf a
lya
Cukup jelas.
mu
Huruf b
Cukup jelas.
na
Huruf c
.ai
Cukup jelas.
ww
Huruf d
//w
Cukup jelas.
Huruf
ps:
Cukup jelas.
htt
Huruf f. . .
SK No 187296A
ml
.ht
0 23
PRESIDEN
n-2
NEPUELIT ENDONESIA
-99-
hu
-ta
Huruf f
Cukup jelas.
17
Huruf g
or-
Cukup jelas.
om
Huruf h
-n
Cukup jelas.
-uu
Huruf i
Cukup jelas.
ng
Hurufj
da
Cukup jelas.
-un
Huruf k
ng
Cukup jelas.
da
Hurufl
/un
Cukup jelas.
/08
Hurufm
Melakukan tindakan lain, antara lain, berupa penangkapan,
23
Ayat (4)
a.c
Cukup jelas.
an
Ayat (s)
uly
Cukup jelas.
Ayat (6)
am
Cukup jelas.
n
.ai
Pasal 425
ww
Cukup jelas.
/w
Pasal 426
Cukup jelas.
/
ps:
Pasal 427
htt
Cukup jelas.
Pasal 428...
SK No 187297A
m l
.ht
23
-20
LIK n
un
-100-
ah
Pasal 428
7-t
Cukup jelas.
r-1
Pasal 429
o
om
Cukup jelas.
u-n
Pasal 430
Cukup jelas.
-u
Pasal 431
ng
Cukup jelas.
a
nd
Pasal 432
g-u
Cukup jelas.
n
da
Pasal 433
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 434
Cukup jelas.
23
20
Pasal 435
Cukup jelas.
m/
.co
Pasal 436
Cukup jelas.
na
lya
Pasal 437
Cukup jelas.
mu
na
Pasa1 438
Cukup jelas.
.ai
ww
Pasal 439
Cukup jelas.
//w
Pasal 440
ps:
Ayat (1)
htt
Ayat(2)...
SK No 187298A
l
tm
3.h
02
FRESIDEN
n-2
NEPUBLIK INDONESIA
hu
-101 -
-ta
Ayat (2)
Cukup jelas.
17
r-
Pasal 441
mo
Cukup jelas.
-no
PasaT 442
-uu
Cukup jelas.
ng
Pasal 443
da
Cukup jelas.
-un
Pasal 444
ng
Cukup jelas.
da
Pasal 445
/un
Cukup jelas.
/08
Pasal 446
23
Cukup jelas.
20
Pasal 447
m/
Cukup jelas.
.co
Pasa1 448
na
Cukup jelas.
lya
Pasal 449
mu
Cukup jelas.
a
ain
Pasal 450
Cukup jelas.
.
ww
Pasal 451
//w
Cukup jelas.
ps:
Pasal 452
htt
Cukup jelas.
Pasal 453...
SK No 187299A
ml
.ht
23
-20
T{IrLIr-IilTIf.ItrfflA
un
-lo2-
h
-ta
Pasal 453
Cukup jelas.
17
or-
Pasal 454
om
Cukup jelas.
u-n
Pasal 455
Cukup jelas.
Pasal 456
g-u
an
Cukup jelas.
d
-un
Pasa1 457
ng
Cukup jelas.
da
Pasal 458
/un
Cukup jelas.
/08
SK No 187305 A