Dosen Pengampu: Drs. M. Coesamin, M.Pd. dan Santy Setyawati, S.Pd, M.Pd.
Disusun oleh:
UNIVERSITAS LAMPUNG
TA 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat dan hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Trigonometri dengan dosen pengampu Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., dan Ibu
Santy Setyawati, S.Pd, M.Pd., yaitu makalah fungsi trigonometri sudut-sudut yang
berelasi. Kemudian shalawat serta salam kita panjatkan kepada kehadirat Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan safaatnya di yaumul akhir kelak.
Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., dan
Ibu Santy Setyawati, S.Pd, M.Pd. atas tugas yang diberikan sehingga kami mampu
memahami sudut-sudut berelasi beserta cara mendapatkan rumusnya. Terima
kasih juga kami haturkan kepada orang tua dan semua pihak yang telah
mendukung kami dan memudahkan kami dalam menyelesikan tugas ini. Dan
kami mohon maaf apabila pada makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami
sangat menyadari makalah kami masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga
kedepannya kami dapat melakukannya lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
3
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................19
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui relasi dua sudut pada kuadran satu dan cara
mendapatkannya.
2. Untuk mengetahui relasi dua sudut pada kuadran dua dan cara
mendapatkannya.
3. Untuk mengetahui relasi dua sudut pada kuadran tiga dan cara
mendapatkannya.
4. Untuk mengetahui relasi dua sudut pada kuadran empat dan cara
mendapatkannya.
5
BAB II
ISI
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) direfleksikan dengan
garis y = x yang apabila suatu titik A(x,y) direfleksikan dengan garis y = x maka
hasil refleksinya yaitu A’ (y,x) maka apabila titik P(a,b) direfleksikan dengan
garis y = x maka akan menghasilkan P’(b,a) sebagai hasil refleksinya. Ruas garis
OP’ akan membentuk sudut bersama sumbu y yang sama besarnya dengan sudut
θ.
Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Selanjutnya perhatikan segitiga P’OK, sudut P’OK pada segitiga tersebut sama
dengan (90º - θ). Maka berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-siku didapat:
6
Sin (90º - θ) = =
Cos (90º - θ) = =
Tan (90º - θ) = =
Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P(a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) direfleksikan dengan
7
garis x = 0 atau sumbu y yang apabila suatu titik A(x,y) direfleksikan dengan
sumbu y maka hasil refleksinya yaitu A’ (-x,y) jadi apabila titik P(a,b)
direfleksikan dengan sumbu y maka akan menghasilkan P’(-a,b) sebagai hasil
refleksinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x negatif akan membentuk sudut yaitu
sudut P’OL yang sama besarnya dengan sudut θ karena P' merupakan refleksi dari
titik P terhadap sumbu y. Sudut P’OL besarnya akan sama dengan sudut θ jika
dilihat dari kuadran dua maka jika dilihat dari kuadran satu besarnya yaitu (180º -
θ)
Perhatikan segitiga POK Kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Sin (180º - θ) = =
Cos (180º - θ) = =
Tan (180º - θ) = =
Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:
8
Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar 90º sehingga menghasilkan titik
P’(b,a) sebagai hasil rotasinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x negatif akan
membentuk sudut yaitu sudut P’OK jika dilihat dari kuadran dua dan jika dilihat
dari kuadran satu maka besarnya yaitu (90º + θ).
Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Sin (90º + θ) = =
Cos (90º + θ) = =
Tan (90º + θ) = =
Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku didapat:
9
1. Cos (90º + θ) = -Sin θ = -
2. Sin(90º+ θ ) = Cos θ =
3. Tan (90º + θ) = − =
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar 180º sehingga menghasilkan titik
P’(-a,-b) sebagai hasil rotasinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x negatif akan
membentuk sudut yaitu sudut P’OK yang besarnya sama dengan sudut θ, karena
sudut P’OK dan sudut θ merupakan sudut bertolak belakang, jika dilihat dari
kuadran tiga, dan jika dilihat dari kuadran satu maka besarnya yaitu (180º + θ).
10
Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Sin (180º + θ) = =
Cos (180º + θ) = =
Tan (180º + θ) = = =
Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:
11
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar ( 270º - 2θ ) sehingga
menghasilkan titik P’(-b,-a) sebagai hasil rotasinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu
x negatif akan membentuk sudut yaitu sudut P’OK jika dipandang dari kuadran
tiga dan jika dipandang dari kuadran satu maka besarnya (270º - θ).
Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Sin (270º - θ) = =
Cos (270º - θ) = =
Tan (270º - θ) = = =
Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:
12
2.4 PERBANDINGAN PADA KUADRAN IV
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) direfleksikan dengan
garis y = 0 atau sumbu x yang apabila suatu titik A(x,y) direfleksikan dengan
sumbu x maka hasil refleksinya yaitu A’ (x,-y) maka apabila titik P(a,b)
direfleksikan dengan sumbu x maka akan menghasilkan P’(a,-b) sebagai hasil
refleksinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x akan membentuk sudut yaitu sudut
P’OK yang sama besarnya dengan sudut θ karena P' merupakan refleksi dari titik
P terhadap sumbu x. Sudut P’OK besarnya akan sama dengan sudut θ jika dilihat
dari kuadran empat maka jika dilihat dari kuadran satu besarnya yaitu (360º - θ)
Perhatikan segitiga POK Kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Perhatikan segitiga P’OK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Sin (360º - θ) = =
Cos (360º - θ) = =
13
Tan (360º - θ) = =
Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar 270º sehingga menghasilkan titik
P’(b,-a) sebagai hasil rotasinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x positif akan
14
membentuk sudut yaitu sudut P’OK jika dipandang dari kuadran empat dan jika
dipandang dari kuadran satu maka besarnya (270º + θ).
Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Sin (270º + θ) = =
Cos (270º + θ) = =
Tan (270º + θ) = =
Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:
15
Perhatikan gambar di atas
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) direfleksikan dengan
garis y = 0 atau sumbu x yang apabila suatu titik A(x,y) direfleksikan dengan
sumbu x maka hasil refleksinya yaitu A’ (x,-y) maka apabila titik P(a,b)
direfleksikan dengan sumbu x maka akan menghasilkan P’(a,-b) sebagai hasil
refleksinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x positif akan membentuk sudut yaitu
sudut P’OK yang sama besarnya dengan sudut θ karena P’ merupakan refleksi dari
titik P terhadap sumbu x. Sudut P’OK besarnya sama dengan sudut θ tetapi karena
arahnya berbeda maka sudut P’OK disebut juga sudut –θ.
Perhatikan segitiga POK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Perhatikan segitiga P’OK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:
16
3. Tan (-θ) = -Tan θ =
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar (n.360º) yang apabila suatu titik
dirotasikan terhadap titik origin sebesar (n.360º) maka titik hasil rotasinya akan
sama dengan titik awal. Sehingga rotasi titik P tersebut menghasilkan titik P’
(a,b). Ruas aris OP’ bersama sumbu x positif akan membentuk sudut yang sama
besarnya dengan sudut θ misalnya sudut β, sudut β tersebut dapat juga dikatakan
sebagai sudut (θ + n.360º)
Perhatikan segitiga POK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
17
Perhatikan segitiga P’OK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:
Sin (θ + n.360º) = =
Cos (θ + n.360º) = =
Tan (θ + n.360º) = =
Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Kuadran Satu
2. Kuadran Dua
19
3. Kuadran Tiga
4. Kuadran Empat
20
Sudut θ dengan sudut (-θ)
21
DAFTAR PUSTAKA
Tamurih. (2016). Sudut-Sudut Berelasi Dengan Grafik Sinus dan Cosinus. Jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika , 1(1), 53-62.
22