Anda di halaman 1dari 22

FUNGSI TRIGONOMETRI SUDUT-SUDUT YANG BERELASI

Mata Kuliah: Trigonometri

Dosen Pengampu: Drs. M. Coesamin, M.Pd. dan Santy Setyawati, S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Hafid Alzain (2013021001)


2. Lintang Hapsari (2013021003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

TA 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat dan hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Trigonometri dengan dosen pengampu Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., dan Ibu
Santy Setyawati, S.Pd, M.Pd., yaitu makalah fungsi trigonometri sudut-sudut yang
berelasi. Kemudian shalawat serta salam kita panjatkan kepada kehadirat Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan safaatnya di yaumul akhir kelak.

Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., dan
Ibu Santy Setyawati, S.Pd, M.Pd. atas tugas yang diberikan sehingga kami mampu
memahami sudut-sudut berelasi beserta cara mendapatkan rumusnya. Terima
kasih juga kami haturkan kepada orang tua dan semua pihak yang telah
mendukung kami dan memudahkan kami dalam menyelesikan tugas ini. Dan
kami mohon maaf apabila pada makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami
sangat menyadari makalah kami masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga
kedepannya kami dapat melakukannya lebih baik lagi.

Selasa, 6 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................5

1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................................5


1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................5
1.3 TUJUAN ................................................................................................5

BAB II ISI ................................................................................................................6

2.1PERBANDINGAN DI KUADRAN I.....................................................6

A.Sudut θ berelasi dengan sudut (90º- θ) atau ( – θ)...........................6

2.2 PERBANDINGAN DI KUADRAN II ..................................................7

A. Sudut θ berelasi dengan sudut (180º - θ) atau ( − ) .....................7


B. Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (90º+ θ) atau ( + θ) ............9

2.3 PERBANDINGAN DI KUADRAN III ...............................................10

A. Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (180º+ θ) atau ( + θ) .........10

B. Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (270º - θ) atau ( - θ) ......11

2.4 PERBANDINGAN DI KUADRAN IV ................................................13

A. Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (360º - θ) atau (2 - θ) ........13

B. Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (270º + θ) atau ( + θ)......14

C. Sudut θ berelasi dengan –θ ................................................................15

2.5 RELASI SUDUT LEBIH DARI 360º..................................................16

BAB III PENUTUP ...............................................................................................19

3
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................22

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Matematika merupakan salah satu pelajaran penting yang harus dipelajari.


Karena dalam kehidupan sehari- hari konsep dasar banyak digunakan. Namun,
matematika terkenal sebagai mata pelajaran yang sulit. Salah satu yang
menduduki urutan terasatas sebagai materi tersulit adalah trigonometri. Karena
pada materi trigonometri ini terdapat banyak rumus, dan berbagai variasi soal.
Salah satu yang dibahas dari trigonometri yaitu relasi dua sudut. Dalam makalah
ini penulis akan menyampaikan pembahasan relasi dua sudut. Metode yang
digunakan untuk menjelaskan yaitu metode segitiga siku-siku. Pembahasan akan
dilakukan secara terperici sehingga penulis berharapkan materi relasi dua sudut
menjadi lebih mudah dipahami dan memberikan kesan baru terhadap materi
trigonometri dan matematika.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana relasi sudut pada kuadran satu dan cara mendapatkannya?
2. Bagaimana relasi sudut pada kuadran dua dan cara meendapatkannya?
3. Bagaimana relasi sudut pada kuadran tiga dan cara mendapatkannya?
4. Bagaimana relasi sudut pada kuadran empat dan cara mendapatkannya?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui relasi dua sudut pada kuadran satu dan cara
mendapatkannya.
2. Untuk mengetahui relasi dua sudut pada kuadran dua dan cara
mendapatkannya.
3. Untuk mengetahui relasi dua sudut pada kuadran tiga dan cara
mendapatkannya.
4. Untuk mengetahui relasi dua sudut pada kuadran empat dan cara
mendapatkannya.

5
BAB II

ISI

2.1 PERBANDINGAN DI KUADRAN I

A. Sudut θ berelasi dengan sudut (90º- θ) atau ( – θ)

Perhatikan gambar di atas

Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) direfleksikan dengan
garis y = x yang apabila suatu titik A(x,y) direfleksikan dengan garis y = x maka
hasil refleksinya yaitu A’ (y,x) maka apabila titik P(a,b) direfleksikan dengan
garis y = x maka akan menghasilkan P’(b,a) sebagai hasil refleksinya. Ruas garis
OP’ akan membentuk sudut bersama sumbu y yang sama besarnya dengan sudut
θ.

Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin θ = = Cos θ = = Tan θ = =

Selanjutnya perhatikan segitiga P’OK, sudut P’OK pada segitiga tersebut sama
dengan (90º - θ). Maka berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-siku didapat:

6
Sin (90º - θ) = =

Cos (90º - θ) = =

Tan (90º - θ) = =

Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:

1. Cos (90º - θ) = Sin θ =

2. Sin (90º - θ) = Cos θ =

3. Tan (90º - θ) = = Cot θ =

Jadi hubungan sudut θ dengan sudut (90º - θ) adalah

1. Sin (90º - θ) = Cos θ atau Sin ( – θ) = Cos θ

2. Cos (90º - θ) = Sin θ atau Cos ( – θ) = Sin θ

3. Tan (90º - θ) = Cot θ atau Tan ( – θ) = Cot θ

Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.

2.2 PERBANDINGAN DI KUADRAN II

A. Sudut θ berelasi dengan sudut (180º - θ) atau ( − )

Perhatikan gambar di atas

Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P(a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) direfleksikan dengan

7
garis x = 0 atau sumbu y yang apabila suatu titik A(x,y) direfleksikan dengan
sumbu y maka hasil refleksinya yaitu A’ (-x,y) jadi apabila titik P(a,b)
direfleksikan dengan sumbu y maka akan menghasilkan P’(-a,b) sebagai hasil
refleksinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x negatif akan membentuk sudut yaitu
sudut P’OL yang sama besarnya dengan sudut θ karena P' merupakan refleksi dari
titik P terhadap sumbu y. Sudut P’OL besarnya akan sama dengan sudut θ jika
dilihat dari kuadran dua maka jika dilihat dari kuadran satu besarnya yaitu (180º -
θ)

Perhatikan segitiga POK Kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin θ = = Cos θ = = Tan θ = =

Selanjutnya perhatikan segitiga P’OL berdasarkan konsep sudut pada segitiga


siku-siku didapat:

Sin (180º - θ) = =

Cos (180º - θ) = =

Tan (180º - θ) = =

Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:

1. Sin (180º - θ) = Sin θ =

2. Cos (180º - θ) = -Cos θ =

3. Tan (180º - θ) = -Tan θ =

Jadi hubungan sudut θ dengan sudut (180º - θ) atau ( − )adalah

1. Sin (180º - θ) = Sin θ atau Sin ( − ) = Sin θ


2. Cos (180º - θ) = -Cos θ atau Cos ( − ) = -Cos θ
3. Tan (180º - θ) = -Tan θ atau Tan ( − ) = -Tan

8
Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.

B. Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (90º+ θ) atau ( + θ)

Perhatikan gambar di atas

Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar 90º sehingga menghasilkan titik
P’(b,a) sebagai hasil rotasinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x negatif akan
membentuk sudut yaitu sudut P’OK jika dilihat dari kuadran dua dan jika dilihat
dari kuadran satu maka besarnya yaitu (90º + θ).

Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin θ = = Cos θ = = Tan θ = =

Perhatikan segitiga P’OK, berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-siku:

Sin (90º + θ) = =

Cos (90º + θ) = =

Tan (90º + θ) = =

Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku didapat:

9
1. Cos (90º + θ) = -Sin θ = -

2. Sin(90º+ θ ) = Cos θ =

3. Tan (90º + θ) = − =

Jadi hubungan sudut θ dengan sudut (90º+ θ) atau ( + θ) adalah

1. Sin (90º + θ ) = Cos θ atau Sin ( + θ) = Cos θ

2. Cos (90º + θ) = -Sin θ atau Cos ( + θ) = -Sin θ

3. Tan (90º+ θ ) = -Cot θ atau Tan ( + θ) = -Cot θ

Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.

2.3 PERBANDINGAN PADA KUADRAN III

A. Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (180º+ θ) atau ( + θ)

Perhatikan gambar di atas

Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar 180º sehingga menghasilkan titik
P’(-a,-b) sebagai hasil rotasinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x negatif akan
membentuk sudut yaitu sudut P’OK yang besarnya sama dengan sudut θ, karena
sudut P’OK dan sudut θ merupakan sudut bertolak belakang, jika dilihat dari
kuadran tiga, dan jika dilihat dari kuadran satu maka besarnya yaitu (180º + θ).

10
Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin θ = = Cos θ = = Tan θ = =

Perhatikan segitiga P’OK, berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-siku:

Sin (180º + θ) = =

Cos (180º + θ) = =

Tan (180º + θ) = = =

Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:

1. Sin (180º + θ) = -Sin θ =

2. Cos (180º + θ) = -Cos =

3. Tan (180° + θ) = Tan θ =

Jadi hubungan sudut θ dengan sudut (180º+ θ) atau ( + θ) adalah

1. Sin (180º + θ) = -Sin θ atau Sin ( + θ) = -Sin θ


2. Cos (180º + θ) = -Cos atau Cos ( + θ) = -Cos θ
3. Tan (180° + θ) = Tan θ atau Tan ( + θ) = Tan θ

Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.

B. Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (270º - θ) atau ( - θ)

Perhatikan gambar di atas

11
Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar ( 270º - 2θ ) sehingga
menghasilkan titik P’(-b,-a) sebagai hasil rotasinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu
x negatif akan membentuk sudut yaitu sudut P’OK jika dipandang dari kuadran
tiga dan jika dipandang dari kuadran satu maka besarnya (270º - θ).

Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin θ = = Cos θ = = Tan θ = =

Perhatikan segitiga P’OK, berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-siku:

Sin (270º - θ) = =

Cos (270º - θ) = =

Tan (270º - θ) = = =

Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:

1. Sin (270º - θ) = -Cos θ =

2. Cos (270º - θ) = -Sin =

3. Tan (270° - θ) = = Cot θ =

Jadi hubungan sudut θ dengan sudut (270º- θ) atau ( - θ) adalah

1. Sin (270º - θ) = -Cos θ atau Sin ( - θ) = -Cos θ

2. Cos (270º + θ) = -Sin atau Cos ( - θ) = -Sin θ

3. Tan (270° + θ) = Cot θ atau Tan ( - θ) = Cot θ

Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.

12
2.4 PERBANDINGAN PADA KUADRAN IV

A.Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (360º - θ) atau ( - θ)

Perhatikan gambar di atas

Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) direfleksikan dengan
garis y = 0 atau sumbu x yang apabila suatu titik A(x,y) direfleksikan dengan
sumbu x maka hasil refleksinya yaitu A’ (x,-y) maka apabila titik P(a,b)
direfleksikan dengan sumbu x maka akan menghasilkan P’(a,-b) sebagai hasil
refleksinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x akan membentuk sudut yaitu sudut
P’OK yang sama besarnya dengan sudut θ karena P' merupakan refleksi dari titik
P terhadap sumbu x. Sudut P’OK besarnya akan sama dengan sudut θ jika dilihat
dari kuadran empat maka jika dilihat dari kuadran satu besarnya yaitu (360º - θ)

Perhatikan segitiga POK Kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin θ = = Cos θ = = Tan θ = =

Perhatikan segitiga P’OK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin (360º - θ) = =

Cos (360º - θ) = =

13
Tan (360º - θ) = =

Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:

1. Sin (360º - θ) = -Sin θ =

2. Cos (360º - θ) = Cos =

3. Tan (360° - θ) = -Tan θ =

Jadi hubungan sudut θ dengan sudut (360º- θ) atau (2 - θ) adalah

1. Sin (360º - θ) = -Sin θ atau Sin ( 2 – θ ) = -Sin θ


2. Cos (360º - θ) = Cos atau Cos ( 2 – θ ) = Cos θ
3. Tan (360° - θ) = -Tan θ atau Tan ( 2 – θ ) = -Tan θ

Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.

B.Sudut θ berelasi dengan dengan sudut (270º + θ) atau ( + θ)

Perhatikan gambar di atas

Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar 270º sehingga menghasilkan titik
P’(b,-a) sebagai hasil rotasinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x positif akan

14
membentuk sudut yaitu sudut P’OK jika dipandang dari kuadran empat dan jika
dipandang dari kuadran satu maka besarnya (270º + θ).

Perhatikan segitiga POL kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin θ = = Cos θ = = Tan θ = =

Perhatikan segitiga P’OK, berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-siku:

Sin (270º + θ) = =

Cos (270º + θ) = =

Tan (270º + θ) = =

Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:

1. Sin (270º + θ) = -Cos θ =

2. Cos (270º + θ) = Sin =

3. Tan (270° + θ) = − = -Cot θ =

Jadi hubungan sudut θ dengan sudut (270º+ θ) atau ( + θ) adalah

1. Sin (270º + θ) = -Cos θ atau Sin ( + θ) = -Cos θ

2. Cos (270º + θ) = Sin atau Cos ( + θ) = Sin θ

3. Tan (270° + θ) = -Cot θ atau Tan ( + θ) = -Cot θ

Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.

C. Sudut θ berelasi dengan –θ

15
Perhatikan gambar di atas

Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) direfleksikan dengan
garis y = 0 atau sumbu x yang apabila suatu titik A(x,y) direfleksikan dengan
sumbu x maka hasil refleksinya yaitu A’ (x,-y) maka apabila titik P(a,b)
direfleksikan dengan sumbu x maka akan menghasilkan P’(a,-b) sebagai hasil
refleksinya. Ruas garis OP’ dengan sumbu x positif akan membentuk sudut yaitu
sudut P’OK yang sama besarnya dengan sudut θ karena P’ merupakan refleksi dari
titik P terhadap sumbu x. Sudut P’OK besarnya sama dengan sudut θ tetapi karena
arahnya berbeda maka sudut P’OK disebut juga sudut –θ.

Perhatikan segitiga POK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin θ = = Cos θ = = Tan θ = =

Perhatikan segitiga P’OK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin -θ = = Cos -θ = = Tan -θ = =

Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:

1. Sin (-θ) = -Sin θ =

2. Cos (-θ) = Cos =

16
3. Tan (-θ) = -Tan θ =

Jadi hubungan sudut θ dengan sudut (-θ) atau adalah

1. Sin (-θ) = -Sin θ


2. Cos (-θ) = Cos
3. Tan (-θ) = -Tan θ

Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.

2.5 RELASI SUDUT LEBIH DARI 360º

Perhatikan gambar di atas.

Pada gambar di atas terdapat ruas garis OP dengan P (a,b), membentuk sudut
dengan sumbu x positif yaitu sudut θ. Kemudian titik P(a,b) dirotasikan terhadap
O berlawanan arah dengan jarum jam sebesar (n.360º) yang apabila suatu titik
dirotasikan terhadap titik origin sebesar (n.360º) maka titik hasil rotasinya akan
sama dengan titik awal. Sehingga rotasi titik P tersebut menghasilkan titik P’
(a,b). Ruas aris OP’ bersama sumbu x positif akan membentuk sudut yang sama
besarnya dengan sudut θ misalnya sudut β, sudut β tersebut dapat juga dikatakan
sebagai sudut (θ + n.360º)

Perhatikan segitiga POK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin θ = = Cos θ = = Tan θ = =

17
Perhatikan segitiga P’OK kemudian berdasarkan konsep sudut pada segitiga siku-
siku:

Sin (θ + n.360º) = =

Cos (θ + n.360º) = =

Tan (θ + n.360º) = =

Sehingga jika kita perhatikan hasil dari konsep sudut pada segitiga siku-siku
didapat:

1. Sin (θ + n.360º) = Sin θ =

2. Cos (θ + n.360º) = Cos θ =

3. Tan (θ + n.360º) = Tan θ =

Jadi hubungan sudut θ dengan sudut (θ + n.360º) adalah

1. Sin (θ + n.360º) = Sin θ =

2. Cos (θ + n.360º) = Cos θ =

3. Tan (θ + n.360º) = Tan θ =

Untuk cosecant, secan, cotangen, dapat digunakan rumus kebalikan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dengan menggunakan perbandingan segitiga siku-siku pada tiap kuadran, didapat


kesimpulan bahwa relasi dua sudut pada setiap kuadran adalah sebagai berikut:

1. Kuadran Satu

Sudut θ dengan sudut (90º - θ)

1. Sin (90º - θ) = Cos θ atau Sin ( – θ) = Cos θ

2. Cos (90º - θ) = Sin θ atau Cos ( – θ) = Sin θ

3. Tan (90º - θ) = Cot θ atau Tan ( – θ) = Cot θ

2. Kuadran Dua

Sudut θ dengan sudut (180º - θ) atau ( − )

1. Sin (180º - θ) = Sin θ atau Sin ( − ) = Sin θ


2. Cos (180º - θ) = -Cos θ atau Cos ( − ) = -Cos θ
3. Tan (180º - θ) = -Tan θ atau Tan ( − ) = -Tan θ

Sudut θ dengan sudut (90º+ θ) atau ( + θ)

1. Sin (90º + θ ) = Cos θ atau Sin ( + θ) = Cos θ

2. Cos (90º + θ) = -Sin θ atau Cos ( + θ) = -Sin θ

3. Tan (90º+ θ ) = -Cot θ atau Tan ( + θ) = -Cot θ

19
3. Kuadran Tiga

Sudut θ dengan sudut (180º+ θ) atau ( + θ)

1. Sin (180º + θ) = -Sin θ atau Sin ( + θ) = -Sin θ


2. Cos (180º + θ) = -Cos atau Cos ( + θ) = -Cos θ
3. Tan (180° + θ) = Tan θ atau Tan ( + θ) = Tan θ

Sudut θ dengan sudut (270º- θ) atau ( - θ)

1. Sin (270º - θ) = -Cos θ atau Sin ( - θ) = -Cos θ

2. Cos (270º + θ) = -Sin atau Cos ( - θ) = -Sin θ

3. Tan (270° + θ) = Cot θ atau Tan ( - θ) = Cot θ

4. Kuadran Empat

Sudut θ dengan sudut (360º- θ) atau (2 - θ)

1. Sin (360º - θ) = -Sin θ atau Sin ( 2 – θ ) = -Sin θ


2. Cos (360º - θ) = Cos atau Cos ( 2 – θ ) = Cos θ
3. Tan (360° - θ) = -Tan θ atau Tan ( 2 – θ ) = -Tan θ

Sudut θ dengan sudut (270º+ θ) atau ( + θ)

1. Sin (270º + θ) = -Cos θ atau Sin ( + θ) = -Cos θ

2. Cos (270º + θ) = Sin atau Cos ( + θ) = Sin θ

3. Tan (270° + θ) = -Cot θ atau Tan ( + θ) = -Cot θ

20
Sudut θ dengan sudut (-θ)

1. Sin (-θ) = -Sin θ


2. Cos (-θ) = Cos
3. Tan (-θ) = -Tan θ

5. Relasi sudut lebih dari 360º

Sudut θ dengan sudut (θ + n.360º)

1. Sin (θ + n.360º) = Sin θ


2. Cos (θ + n.360º) = Cos θ
3. Tan (θ + n.360º) = Tan θ

21
DAFTAR PUSTAKA

Syahroni, Imam. 2015. Pengembangan Konsep Trigonometri Kurikulum 2013


Dalam Bentuk Softwer Pembelajaran Saintifik. Tesis Magister. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Jember.

Tamurih. (2016). Sudut-Sudut Berelasi Dengan Grafik Sinus dan Cosinus. Jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika , 1(1), 53-62.

22

Anda mungkin juga menyukai