Anda di halaman 1dari 16

Modul: Kajian IPA - FISIKA

LISTRIK STATIS

Disusun Oleh:

Nanda Oktavianda (2209200170012 )

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga kita masih diberi kesempatan dan dapat melaksanakan segala
aktivitas kita. Dan Alhamdulillah dengan berkat rahmat Allah kami dapat menyelesaikan
“Modul: Listrik Statis”. Shalawat beserta salam kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita semua dari alam jahiliyah kepada alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagaimana yang telah kita rasakan sekarang ini.
Dalam penulisan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu yang telah membimbing kami dalam mata kuliah “Kajian IPA FISIKA”, karena
tanpa mereka kami tidak dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis sadar tidak ada satu karya
tulis pun yang luput dari kekhilafan, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan modul ini kearah yang lebih baik. Semoga modul ini dapat berguna dan dapat
di manfaatkan untuk kita semua.

Banda Aceh 03 Maret 2023

( Penulis)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
LISTRIK STATIS...............................................................................................................................4
A. Listrik Statis.............................................................................................................................4
B. Muatan Listrik.........................................................................................................................5
C. Induksi......................................................................................................................................6
D. Hukum Coulomb........................................................................................................................7
E. Medan Listrik........................................................................................................................10
F. Penerapan Listrik Statis........................................................................................................11
Kesimpulan........................................................................................................................................13
SOAL LATIHAN...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
LISTRIK STATIS

A. Listrik Statis
Ketika kita memperhatikan proses terjadinya kilat dan petir pada saat turun
hujan, mungkin kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya pada saat itu terjadi
‘loncatan’ sejumlah muatan listrik statis, yakni elektron. Terjadinya loncatan muatan
listrik dalam bentuk kilat dan petir ini membawa energi yang sangat besar sehingga
sangat wajar apabila terjadinya kilat dan petir ini sangat ditakuti karena bangunan atau
manusia yang terkena sambaran petir umumnya akan terbakar. Untuk melindungi dari
bahaya terkena kilat dan petir, maka pada gedung-gedung yang tinggi umumnya
dilengkapi dengan alat penangkal petir. (Ignatius, 2009)
Sejak ditemukannya lampu listrik oleh Thomas A. Edison kira-kira seabad
yang lalu, kini rasanya hampir setiap orang memiliki ketergantungan yang sangat
besar terhadap listrik. Walaupun ada sejumlah bahaya yang ditimbulkan oleh listrik
akan tetapi manfaatnya bagi kehidupan sungguh tiada terkira. Hampir semua
peralatan di sekitar kita umumnya bergantung pada listrik, mulai dari lampu-lampu,
televisi, lemari es, komputer, radio, hingga telepon seluler dan benda-benda lainnya
mengandalkan energi listrik. Pembelajaran mengenai kelistrikan itu sendiri dibagi
kedalam dua bagian, yaitu listrik statis (electrostatic) yang mempelajari muatan listrik
yang dalam keadaan diam, dan listrik dinamik (electrodynamic) yang mempelajari
muatan listrik yang bergerak.( Ignatius, 2009)

B. Muatan Listrik
Gejala kelistrikan statik baru dipelajari intensif pada tahun 1700-an oleh
seorang Ilmuan Perancis bernama Charles Dufay. Ia berhasil menunjukkan adanya
dua jenis gejala. Pertama bahwa gejala listrik ini dapat menimbulkan efek tarik-
menarik pada benda tertentu dan yang kedua dapat menyebabkan tolak-menolak.
Dalam perkembangan selanjutnya dari dua gejala ini disimpulkan terdapat dua jenis
sumber listrik (yang kemudian disebut muatan listrik). Dufay menamakan gejala ini
dengan istilah resinous (yang bersifat -) dan vitreous (yang bersifat +). Perkembangan
selanjutnya adalah ditemukannya mesin pembangjkit (generator) muatan listrik.
Generator elektrostatik yang pertama kali dikembangkan oleh Francis Hauksbee
(1666-1713) pada tahun 1710, mampu menghasilkan muatan listrik yang semakin
besar. Selain dihantarkan, muatan listrik juga berinteraksi satu dengan lainnya.
Charles Augustin de Coulomb (1736-1806) merupakan ilmuwan pertama yang
mengukur bagaimana muatan listrik berinteraksi. (Ishaq, 2002)
Salah satu kegiatan percobaan untuk menunjukkan adanya muatan listrik ialah
menggosok batang kaca dengan kain sutera sehingga batang kaca menjadi bermuatan
negatif. Atau menggosok batang plastik dengan kain wol sehingga batang plastik
menjadi bermuatan positif. Bagaimana menjelaskan dua jenis gosokan yang
menghasilkan muatan yang berbeda. Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda harus
mengingat kembali teori atom Rutherford dalam ilmu kimia. Menurut Rutherford
atom pembentuk benda tersusun dari sejumlah proton bermuatan positif yang
terkonsentrasi di inti dan sejumlah elektron bermuatan negatif menempati sejumlah
kulit lintasan yang mengelilingi inti. Benda netral adalah benda yang pada setiap
atomnya jumlah proton sama dengan jumlah elektron. (Subekti, 2009)

Struktur atom terdiri atas:


1) Neutron, bermuatan netral dan terletak pada inti atom, tidak berpindah.
2) Proton, bermuatan positif dan terletak pada inti atom, tidak berpindah.
3) Elektron, bermuatan negatif dan terletak pada kulit atom, dapat berpindah dengan
menerima atau melepas energi.
Muatan listrik muncul akibat adanya perbedaan jumlah elektron dan proton pada atom benda.
1) Jika proton = elektron, benda netral.
2) Jika proton > elektron, benda positif.
3) Jika elektron > proton, benda negatif.
Pada saat suatu benda berinteraksi dengan benda yang lain maka hanya elektron-elektron
yang berada pada posisi terluar yang terlibat dalam interaksi tersebut. Elektron-elektron
terluar ini biasa disebut elektron valensi. Jika elektron terluar lepas, maka jumlah proton
(bermuatan positif) lebih besar dari jumlah elektron sehingga atom menjadi bermuatan
positif. Sebaliknya apabila ada elektron yang masuk menempati kulit lintasan, maka jumlah
elektron lebih banyak dari jumlah proton, akibatnya atom bermuatan negatif. Ketika batang
plastik digosok dengan kain wol, elektron-elektron kain wol lepas dan masuk ke batang
plastik sehingga batang plastik kelebihan elektron. Dengan demikian, batang plastik menjadi
bermuatan negatif. Ada pun pada saat batang kaca digosok dengan kain sutera,
elektronelektron dari batang kaca berpindah ke kain sutera dan menyebabkan batang kaca
kekurangan elektron sehingga menjadi bermuatan positif.
Meskipun terdapat dua jenis muatan (positif dan negatif), namun sesungguhnya kita
tidak dapat membedakan benda yang mana yang bermuatan negatif atau positif. Dua jenis
muatan ini tidaklah seperti jenis laki-laki dan perempuan yang mudah dibedakan dengan
kasat mata. Namun, menurut tradisi, gelas/kaca yang digosok dengan kain sutra merupakan
benda bermuatan positif, sedangkan jika digosok dengan kain wol maka akan bermuatan
negatif. Dengan demikian benda apapun yang ditolak oleh kaca yang telah digosok oleh kain
sutra, maka ia kita sebut bermuatan positif. Demikan juga benda apapun yang ditolak oleh
kaca yang telah digosok oleh kain wol, maka ia kita sebut bermuatan negatif.
Secara umum benda yang tidak dapat mengantarkan listrik dengan baik (isolator)
seperti sobekan-sobekan kecil kertas yang tidak bermuatan ialah netral yang berarti bahwa
muatan positif dan muatan negatifnya memiliki jumlah yang sama. Ketika benda bermuatan
listrik (misalnya benda bermuatan listrik positif) mendekati isolator tersebut, pusat muatan
positif benda bermuatan listik positif menarik pusat muatan negatif isolator, sehingga
keduanya semakin mendekat. Sedangkan pusat muatan positif isolator didorong menjauhi
pusat muatan positif benda bermuatan listrik positif. Namun isolator tetaplah netral. Pada
muatan-muatan positif benda bermuatan dengan muatan-muatan negatif isolator terjadi
interaksi tarik-menarik. Sedangkan pada muatan-muatan positif benda bermuatan dengan
muatan-muatan positif isolator terjadi interaksi tolak-menolak.

C. Induksi
Induksi dapat dilakukan dengan cara mendekatkan benda yang bermuatan listrik ke
benda netral. Akibatnya benda netral akan terpolarisasi. Jika benda netral yang telah
terpolarisasi di hubungkan dengan tanah (di ground kan), maka elektron-elektronnya akan
mengalir menuju tanah. Setelah penghantar yang menuju tanah di hilangkan dan benda
bermuatan listrik dijauhkan, maka benda netral akan menjadi kekurangan elektron
(bermuatan positif). Induksi dalam jumlah muatan tertentu dapat mengakibatkan muatan
listrik melompati gap (jarak pemisah), dalam hal ini dapat menimbulkan lintasan bunga api.
Salah satu peristiwa yang besar adalah terjadinya petir.

D. Hukum Coulomb
Gaya Coulomb adalah jenis gaya di alam yag ditemukan oleh Charles Augustin de
Coulomb, seorang ahli fisika bangsa Prancis. Gaya Coulomb sebenarnya merupakan salah
satu contoh gaya alamiah. Hingga saat ini di alam ditemukan adanya empat gaya alamiah,
yaitu: (1) Gaya gravitasi, bekerja pada semua partikel, antara lain berfungsi menjaga setiap
benda langit berada pada orbitnya. (2) Gaya elektromagnetik, bekerja di antara partikel
bermuatan, antara lain berfungsi mengikat atom-atom dan molekul-molekul dalam benda.
Gaya Coulomb merupakan contoh gaya elektromagnetik. (3) Gaya lemah (week force),
terjadi pada peluruhan radio aktif. (4) Gaya kuat (strong force), berfungsi menjaga neutron-
neutron dan proton-proton berada bersamasama dalam sebuah inti atom.
Pada tahun 1768, melalui sebuah percobaan, Coulomb mendapatkan bahwa muatan-muatan
sejenis akan menimbulkan efek tarik-menarik (atraktif) dan benda yang berlainan jenis akan
saling menolak (repulsif). Gaya tarik/tolak ini berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar
benda/muatan dan sebanding dengan besarnya muatan benda tersebut.(Walker, 2009)

Perangkat yang digunakan Coulomb disebut “Torsion Balance” yang


digunakan untuk menentukan hubungan gaya elektrostatik dengan jarak dan besarnya
muatan. Torsion Balance terdiri dari dua bola bermuatan A dan B. Bola A dapat
berputar dan memuntir benang serat (fiber) bola B merupakan bola yang tidak bisa
bergerak. Bola C yang terhubung langsung dengan bola A merupakan pengimbang
bola A. Gaya elektrostatik timbul ketika bola bermuatan B seperti pada Gambar 10.4
mendekati bola bemuatan A . Jika muatannya sejenis muncul gaya elektrostatik
sehingga batang A-C berputar. Besarnya gaya elektrostatik sebanding dengan putaran
dari pasangan bola A-C. Putaran ini, melalui serat (fiber) ringan dan puntirannya
terukur melalui semacam busur. Ketika besarnya muatan B diperbesar dengan diberi
muatan tambahan atau diperkecil dengan cara megalirkan muatannya ke tanah,
Coulomb mengamati bahwa (dengan melihat skala pada busur), puntiran menjadi
besar ketika muatan ditambah dan menjadi kecil ketika muatan dikurangi. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya elektrostatik sebanding dengan besar masing-masing
muatan. Selanjutnya ketika Coulomb mengatur jarak antar muatan A dan B,
mengamati bahwa puntiran menjadi besar ketika jaraknya dekat dan menjadi kecil
ketika jaraknya lebih jauh dan menyimpulkan bahwa gaya elektrostatik ini berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak. Dari percobaan Coulomb dapatlah disimpulkan bahwa
gaya elektrostatik sebanding dengan masingmasing muatan dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jaraknya. (Walker, 2009)
q 1. q 2 1 q 1.q 2
F=K

atau 4 πε ˳ r ²

F = gaya coulomb (Newton atau N)


K = tetapan coulomb = 9 x 10 9 Nm2 C2
q1.q2 = muatan listrik ( coulomb atau C)
r = jarak antara dua muatan 1 dan muatan 2 (Meter atau m) dan
ε ˳ = 8,85 x 10-12 C2 /Nm2

Nilainya tergantung pada medium dimana benda


bermuatan berada
K
Untuk ruang hampa atau udara 9 x 10 9 Nm2 C2

Contoh soal
Di udara terdapat dua buah muatan 10 μC dan 40 μC terpisah dalam jarak 20 cm
a. berapakah besar gaya interaksi kedua muatan tersebut.
b. Apabila kedua muatan ditempatkan di suatu medium yang
konstanta dielektrikumnya 3. Berapakah gaya yang dialami
oleh muatan 40 μC ?
a. besarnya gaya interaksi kedua
muatan adalah

b.

Beberapa catatan penting tentang persamaan Hukum Coulomb adalah bahwa


persamaan tersebut:
1. Hanya berlaku untuk muatan titik (artinya dimensi volume tidak diperhatikan).
2. Nilai konstanta 9 x 109 Nm2/C2 hanya berlaku untuk muatan dalam vakum atau
udara, untuk medium lain harganya akan berbeda.
3. Bila q dan q’ bertanda sama maka F akan bertanda positif. Tanda F positif
menunjukan bahwa kedua muatan tolak menolak. Sebaliknya tanda negatif
menunjukkan gaya yang saling menarik
4. Gaya elektrostatik F merupakan besaran vektor, sehingga operasi padanya harus
memenuhi ketentuan operasi pada besaran vektor. Artinya jika terdapat beberapa
muatan, maka gaya total yang dialami satu muatan merupakan resultan dari
superposisi gaya-gaya oleh muatan-muatan lain.

E. Medan Listrik
Medan listrik merupakan salah satu besaran listrik yang memiliki kaitan
dengan interaksi Coulomb. Medan listrik merupakan suatu besaran fisis yang
memiliki nilai pada setiap titik dalam ruang. Konsep medan memungkinkan kita
memandang sebuah muatan listrik q sebagai sumber yang memancarkan pengaruh
listrik ke segala arah. Pengaruh listrik ini dinamakan medan (field). Medan listrik ini
akan mempengaruhi muatan listrik lain q’ (muatan uji) yang berada di sekitarnya,
berupa tarikan atau tolakan, bergantung dari jenis muatannya. Dengan kata lain
muatan q’ akan mengalami gaya Coulomb. Medan listrik adalah daerah di sekitar
muatan di mana pengaruh listrik masih berpengaruh pada muatan lain. Kuat medan
listrik di suatu titik sejauh r dari muatan q adalah :

E = kuat medan listrik


q = muatan listrik yg mengalami
gaya listrik statis ( Coulomb)
F = Gaya listrik statis pada
muatan q ( Newton)

Dari persamaan ini kita perhatikan bahwa makin jauh dari muatan listrik, medan
listrik makin kecil secara kuadratik, perhatikan Gambar

Dari persamaan di atas bisa kita dapatkan hubungan antara gaya Coulomb F dengan medan
listrik E:
1 q 1.q 2 1 q1
F= =q( )
4 πε ˳ r ² 4 πε ˳ r 2

F
F = q.E E= q

r = jarak titik terhadap muatan sumber (q), satuam m


q = muatan sumber, satuan C
q’ = muatan uji (muatan yang berada dalam medan listrik muatan q), satuan C
E = besar kuat medan listrik, satuan N/C
Dengan demikian kuat medan listrik dari suatu dapat juga didefinisikan sebagai hasil
bagi gaya Coulomb yang bekerja pada muatan uji dengan besar muatan uji tersebut.
Selanjutnya, satuan untuk besaran-besaran F, k, π, ε0, dan q sudah diketahui pada
pembahasan tentang gaya Coulomb. Sedangkan satuan untuk kuat medan listrik berdasarkan
persamaan di atas dapat dinyatakan dalam N/C (Newton/Coulomb).

F. Penerapan Listrik Statis


1. Petir adalah salah satu contoh pembebasan muatan listrik dalam jumlah yang cukup
besar. Pembebasan ini bisa terjadi antara awan dan awan atau antara awan dan bumi.
Kenapa ke bumi? Karena bumi merupakan suatu tempat yang mampu menampung
berapapun besarnya muatan listrik.  Ketika awan bergerak dari satu tempat ke tempat lain
untuk membentuk hujan, maka awan akan mengalami polarisasi akibat pengaruh suatu
tempat di permukaan bumi, biasanya tempat yang lebih tinggi terhadap sekitarnya.
Polarisasi muatan ini menyebabkan terjadinya perbedaan potensial yang sangat tinggi
yang bisa  mengakibatkan terjadinya loncatan bunga api kita. (Lompatan electron-
electron dari awan bermuatan negative ke bumi yang bermuatan positif).
2. Cat mobil Saat cat disemprotkan, partikel cat halus  menjadi bermuatan saat bergesekan dengan
udara. Kendaraan yang  dicat menerima muatan yang berlawanan dengan partikel cat, sehingga
tetesan cat akan tertarik ke kendaraan.
3. Mesin Fotokopi Mesin fotokopi pertama kali dirancang oleh seorang fisikawan Amerika 
bernama Chester F. Carlston. Mesin ini menggunakan prinsip beban induksi serta gaya Coulomb.
Bagian utama dari mesin fotokopi adalah pelat fotokonduktor. Panel ini tidak menghantarkan
listrik saat berada di ruangan gelap. Lembaran baru  akan menghantarkan listrik saat terkena
cahaya. Awalnya, pelat fotokonduktor diinduksi dengan menggerakkan konduktor
bermuatan  negatif di sepanjang permukaannya. Oleh karena itu, pelat  terbentuk dengan
muatan positif yang diinduksi. Jika kertas yang akan disalin disinari, cahaya yang
dipantulkan akan mengenai pelat fotokonduktif yang sudah berisi muatan induksi.
Akibatnya,  muatan listrik yang terbentuk persis seperti di atas kertas direproduksi. Tinta 
bermuatan negatif disemprotkan ke pelat. Tinta kemudian ditransfer ke jenis kertas lain
untuk membuat fotokopi. Lapisan kertas ini akan dipanaskan agar tinta menempel
dengan kuat. Listrik statis mempengaruhi beberapa perangkat elektronik.
 Pada truk tangki pengakut bahan yang mudah terbakar dipasang rantai pada bagian
bawahnya agar listrik statis yang timbul karena gesekan ban dengan jalan dapat
dinetralkan.

Kesimpulan

 Benda yang digosok dengan benda lain sehingga menimbulkan listrik statis disebut
benda tersebut bermuatan listrik
 Muatan listrik adalah pembawa sifat kelistrikan suatu benda
 Dua buah benda tertentu bila saling digosok, maka kedua benda akan bermuatan
listrik.
Contoh:
Balon dengan kain wol
Kaca dengan kain sutra
Mika dengan kain wol
Mika dengan kain sutra
 Induksi dapat dilakukan dengan cara mendekatkan benda yang bermuatan listrik ke
benda netral. Akibatnya benda netral akan terpolarisasi
 Gaya tolak menolak atau gaya Tarik menarik antara dua buah benda bermuatan listrik
sebanding dengan besar muatan listrik masing-masing dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak pisah antara kedua muatan listrik
 Medan listrik digunakan untuk menggambarkan keadaan daerah atau ruang di sekitar
benda yang bermuatan listrik dimana setiap benda lain yang bermuatan bila
ditempatkan pada ruang tersebut maka benda tersebut mengalami gaya listrik statis.

 Pada pengecatan Mobil agar dapat dicat dengan rata maka badan mobil diberi muatan
listrik yang berbeda dengan muatan listrik yang ada pada cat. Dengan demikian cat
dapat menempel kuat dan merata pada mobil
SOAL LATIHAN

1. Titik A terletak dalam medan listrik. Kuat medan listrik di titik A= 0,5 NC -1. Jika di
titik A diletakkan benda bermuatan listrik 0,25 C, maka pada benda tersebut

bekerja gaya Coulomb sebesar …

A. 0,125 N
B. 0,25 N
C. 0,35 N
D. 0,40 N
E. 0,70 N
Diketahui :
Kuat medan listrik di titik A = 0,5 NC -1

Muatan listrik di titik A = 0,25 C


Ditanya : Gaya Coulomb yang bekerja pada benda bermuatan listrik
Rumus yang menyatakan hubungan antara gaya listrik (F), medan listrik (E)
dan muatan listrik (q) adalah :
F=qE
F = (0,25 C)(0,5 NC ) -1

F = 0,125 N
Jawaban yang benar adalah A.

2. Dua buah muatan masing-masing 5 C dan 4 C berjarak 3 m satu sama lain. Jika
diketahui k = 9 × 109 Nm2 C–2 , maka besar gaya Coulomb yang dialami kedua muatan
adalah …
Diketahui :
Muatan 1 (q1) = 5 C
Muatan 2 (q2) = 4 C
Jarak antara muatan 1 dan 2 (r) = 3 meter.
Konstanta Coulomb (k) = 9 × 109 Nm2 C–2
Ditanya : Besar gaya Coulomb (F)

Jawab :
q 1. q 2
F= K r²
(5)(4 )
= (9 x 109¿

20
(9 x 109¿
9
= (1 x 109) (20)
= 20 x 109
F = 2 x 1010
Jawaban C
3. Muatan listrik +q1 = 10 μC ; +q2 = 20 μC ; dan q3 terpisah seperti pada gambar di
bawah. Agar gaya Coulomb yang bekerja di muatan q 2 = nol ; maka muatan
q3 adalah…

A. +2,5 μC
B. –2,5 μC
C. +25 μC
D. –25 μC
E. +4 μC
Pembahasan
Diketahui :
Muatan 1 (q ) = 10 μC = 10 x 10 C
1
-6 

Muatan 2 (q ) = 20 μC = 20 x 10 C
2
-6 

Ditanya : Berapa muatan q agar gaya Coulomb yang bekerja di muatan q  sama
3  2

dengan nol (F  = 0). 2

Jawab :
Ada dua gaya yang bekerja pada +q . 2

Gaya pertama adalah gaya tolak antara muatan +q  dan muatan +q  yakni
1 2

F  yang arahnya ke kanan.


12
Agar resultan gaya listrik yang bekerja pada q  sama dengan nol maka q  harus
2 3

bermuatan negatif. Jadi gaya kedua adalah gaya tarik antara muatan +q  dan -
2

q  yakni F  yang arahnya ke kiri. Kedua gaya ini bekerja pada q , mempunyai


3 23 2

besar yang sama tetapi arahnya berlawanan.

4. Sebuah titik bermuatan q berada di titik P dalam medan listrik yang


ditimbulkan oleh muatan (+) sehingga mengalami gaya sebesar 0,05 N dalam
arah menuju muatan tersebut. Jika kuat medan di titik P besarnya 2 x 10  NC ,
 –2  –1

maka besar dan jenis muatan yang menimbulkan medan adalah …


A. 5,0 C, positif
B. 5,0 C, negatif
C. 3,0 C, positif
D. 2,5 C, negatif
E. 2,5 C, positif
Pembahasan
Diketahui :
Gaya listrik (F) = 0,05 N
Kuat medan listrik (E) = 2 x 10 NC = 0,02 NC
 –2   –1   –1

Ditanya : Besar dan jenis muatan yang menimbulkan medan


Jawab :
Muatan listrik dihitung menggunakan rumus yang menyatakan hubungan antara
gaya listrik (F), medan listrik (E) dan muatan listrik (q) :
F=qE
q = F / E = 0,05 N / 0,02 NC  = 2,5 Coulomb
 –1

Muatan q mengalami gaya listrik dalam arah menuju muatan (+) yang
menimbulkan medan listrik, sehingga muatan q bertanda negatif.
Jawaban yang benar adalah D.
DAFTAR PUSTAKA

Alexandro,Ignatius. 2019. Handout Fisika. Universitas Negri Lampung


Fauziah, Msy. 2022. Meningkatkan Kemampuan Menjelaskan Konsep Listrik
Statis Dengan Metode Eksperimen vol. 8 No. 1, Page: 1-9. Jurnal Kajian
Pendidikan dan Pengajaran. https://doi.org/10.30653/003.202281.208
Ishaq, Mochamad. 2002. Fisika dasar. Elekstrotasik.
https://repository.unikom.ac.id/30768/1/ELEKTROSTATIKA.pdf
Pujianto,dkk. 2016. Fisika untuk SMA XII. Klaten: Intan Pariwara
Resnick, Halliday and Walker. 2009. Fundamental of physics 6th edition : John Wiley & Son
Subekti, Y., & Ariswan. (2016). Pembelajaran Fisika dengan Metode Eksperimen untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Proses Sains. “Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA” Vol. 2(2), 252 – 261.
https://doi.org/10.21831/jipi.v2i2.6278
Sapta hari, Bayu. 2019. Mengenal fisika dan magnet. Duta

Anda mungkin juga menyukai