Oleh :
Nur Azizah, S.Kep
NIM 1930913320014
Oleh :
C. Kegiatan Penyuluhan
Alokasi waktu :
1. Pembukaan : 5 menit
2. Peyampaian materi : 10 menit
3. Tanya jawab : 10 menit
4. Penutup : 5 menit
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 10.00-
2. Memperkenalkan diri salam 10.05
3. Bina hubungan saling 2. Mendengarkan
percaya.
4. Menyampaikan tujuan
[AUTHOR NAME] 1
Satuan Acara Penyuluhan Penatalaksanaan Hipertensi
pokok materi
Keterangan :
A
A = Penyaji
B
B = Peserta
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan Peserta Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan Penatalaksanaan Hipertensi
2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan (minimal 2 orang)
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 1 orang)
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b) Pasien dan keluarga dapat menjelaskan pengertian penyakit hipertensi,
penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, penatalaksanaan hipertensi
H. Media
- Leaflet
I. Lampiran
- Materi Lengkap
G. Referensi :
American Heart Asosiaciation. 2017. Guideline for the Prevention, Detection,
Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults. High Blood
Pressure Clinical Practice Guideline.
Kemenkes RI. 2013. Prevalensi Hipertensi, Penyakit yang Membahayakan. Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.
PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015.
Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardivasular.
Potter & Perry. 2005. Fundamental keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta: EGC.
Price, S. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.
Satuan Acara Penyuluhan Penatalaksanaan Hipertensi
A. DEFINISI
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160
mmHg atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Potter
dan Perry. 2005).
B. PENYEBAB
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan-perubahan pada (PERKI, 2015) :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
[AUTHOR NAME5
Satuan Acara
Penyuluhan
Penatalaksanaan
Hipertensi
C. TANDA GEJALA
Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis.
Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu
(Price, S. A & Wilson, L. M. 2005) :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual dan muntah
f. Epistaksis
g. Kesadaran menurun
D. PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan (PERKI, 2015):
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
[AUTHOR NAME] 6
Satuan Acara
Penyuluhan
Penatalaksanaan
Hipertensi
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan alam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
Memungkinkan penggunaan jangka panjang. Golongan obat – obatan
yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic,
golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat
konversi rennin angitensin.
[AUTHOR NAME] 7
Satuan Acara
Penyuluhan
Penatalaksanaan
Hipertensi
E. KOMPLIKASI
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain (Price, S. A & Wilson,
L. M. 2005):
a. Stroke
b. Gagal jantung
c. Gagal ginjal
d. Katarak
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ada bebepra pemeiksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk lansia
dengan hipertensi, yaitu (Potter & Perry, 2005) :
a. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
c. Glukosa : Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan
hipertensi)
d. Kalium serum : Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
f. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi
g. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
h. Foto dada menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung
i. CT scan untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
[AUTHOR NAME] 8
Satuan Acara
Penyuluhan
Penatalaksanaan
Hipertensi