Anda di halaman 1dari 45

PERBANDINGAN SISTEM PROSES PEMBELAJARAN PJJ

DAN PTM SISWA DI SMA GEMBALA BAIK PONTIANAK


KELAS XI MIPA SMA GEMBALA BAIK
Karya Tulis Ilmiah
Tugas Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Nilai Dalam Tugas Bahasa
Indonesia

DISUSUN OLEH
1. Vander Han Andriano (36)
2. Agita Tarigan (01)
3. Denisa Elysia (10)
4. Ermina Arya. W. P. H (11)
5. Joyce Lin (17)
6. Marcello Chrisdiantoro (23)
7. Ryan Ferbianto (28)
8. Yoris Panji (39)

YAYASAN PENDIDIKAN GEMBALA BAIK


SMA GEMBALA BAIK
PONTIANAK
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Perbandingan Sistem PJJ dan PTM Terhadap Proses Pembelajaran Siswa
di SMA Gembala Baik Pontianak.” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada


semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil, sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai. Tidak hanya itu, penulis juga hendak berterima
kasih kepada Ibu Marlina, S.Pd yang telah membimbing penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal ini.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik


mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal
penelitian ini. Untuk itu, penulis berharap agar proposal penelitian ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Pontianak, April 2022


Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Judul........................................................................................................... 1
1.2 Latar Belakang ........................................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................... 6
1.3.1 Bagaimana dampak yang dirasakan siswa terhadap sistem
PTM dan PJJ yang dilaksanakan?
1.3.2 Bagaimana minat siswa dengan sistem PTM atau PJJ yang
dilaksanakan?
1.3.3 Bagaimana pandangan siswa terhadap sistem PTM dan PJJ
yang dilaksanakan?
1.3.4 Bagaimana sikap siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang
dilaksanakan?
1.3.5 Bagaimana kendala siswa selama pembelajaran PTM dan PJJ
yang dilaksanakan?
1.1 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1.2 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II Kajian Toeri
2.1 Pengertian pembelajaran............................................................................ 8
2.2 Tujuan pembelajaran ................................................................................. 8
2.3 Jenis pembelajaran PJJ dan PTM .............................................................. 11
2.4 Ciri-ciri Sitem PJJ dan PTM ...................................................................... 13
2.5 Kelebihan dan kekurangan Sistem PJJ dan PTM ...................................... 16
BAB III Metodologi Penelitian
3.1 Metode penelitian ...................................................................................... 19
3.2 Bentuk penelitian ....................................................................................... 19
3.3 Sumber Data dan Data ............................................................................... 20
3.4 Teknik dan Alat pengumpulan Data .......................................................... 20
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................. 20

ii
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Dampak yang dirasakan siswa terhadap sistem PTM dan PJJ
yang dilaksanakan...................................................................................... 22
4.2 Minat siswa dengan sistem PTM atau PJJ yang dilaksanakan .................. 23
4.3 Pandangan siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan ......... 24
4.4 Sikap siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan ................. 24
4.5 Kendala siswa selama pembelajaran PTM dan PJJ yang dilaksanakan .... 25
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................... 27
5.2 Saran .......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 42
LAMPIRAN I .................................................................................................... 30
LAMPIRAN II ................................................................................................... 31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Bab pertama merupakan bagian pendahuluan dimana terdapat beberapa bagian


dari pendahuluan ini,yakni latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian
dan manfaat penelitian. Berikut ini dipaparkan topik-topik tersebut.

1.1 Latar Belakang


Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) / PJJ merupakan sistem
pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi
dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus
memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa
berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media
pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).
Pembelajaran daring / PJJ merupakan pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didiknya dan instrukturnya guru
yang berada di lokasi yang terpisah sehingga memerlukan sistem
telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai
sumber daya yang diperlukan di dalamnya sama seperti persekolahan SMA
Gembala Baik yang sampai saat ini siswa dan siswi nya masih belajar dalam
sistem PJJ.
Adapun model pembelajaran daring yaitu tatap muka virtual melalui
video conference, teleconference, atau diskusi dalam group media social
atau aplikasi pesan. Dengan adanya tatap muka secara virtual bertujuan
untuk memastikan adanya interaksi langsung yang terjadi antara guru
dengan siswa. Secara sederhana, pembelajaran jarak jauh adalah pendidikan
yang diajarkan dari jarak jauh, tanpa ruang kelas secara fisik.
Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal
computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan
internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama
menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), aplikasi Zoom,
Google Meet ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan

1
2

demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam


waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.
Sistem pembelajaran PJJ pada siswa dan siswi di SMA Gembala
Baik yaitu sistem PJJ siswa tidak berinteraksi langsung pada sumber
informasi dan pembelajaran didominasi oleh guru yang menyajikan
informasi secara linier atau satu arah. Hal ini terjadi karena pada media
pembelajaran offline (PJJ) siswa mendapatkan sumber informasi hanya dari
guru dan materi-materi yang telah ada.
Siswa dan siswi pada sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat
aktif bertanya hanya seputar materi-materi yang telah ada, Secara ringkas
dapat dinyatakan bahwa sumber-sumber informasi yang didapat hanya pada
informasi yang telah ada sebelumnya, dibandingkan dengan penggunaan
media pembelajaran offline (PTMT).
Pembelajaran dengan menggunakan media online (PJJ)
menempatkan guru yang mengajar para siswa dan siswi menggunakan
kontrol pembelajaran dengan aktif, sementara siswa relatif pasif menerima
dan mengikuti apa yang disampaikan guru. Guru menyampaikan materi
secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan dapat
dikuasai dengan baik dengan terfokus kepada kemampuan masing-masing.
Pada sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) siswa dan siswi SMA
Gembala Baik harus belajar dirumah siswa dan siswi masing-masing , dan
pastinya membutuhkan suasana rumah yang sangat mendukung untuk
belajar, dan juga koneksi internet yang memadai. Namun, proses
pembelajaran jarak jauh ini efektifitas juga sangat dibutuhkan oleh siswa
dan siswi di SMA Gembala Baik, Komunikasi antar tenaga pengajar (guru-
guru) dan siswa siswi Gembala Baik harus berjalan dengan baik pada saat
melakukan video call. Aktif dalam berdiskusi baik dengan guru-guru atau
teman-teman. Meski belajar di rumah (PJJ), pastikan siswa dan siswi
membuat catatan mana saja tugas yang sudah dikerjakan, dan mana tugas
yang harus segera kita selesaikan.
3

Siswa dan siswi sma Gembala Baik yang melakukan pembelajaran


jarak jauh (PJJ) yang melaksanakan pembelajaran secara daring dengan
tingkat partisipasi dan semangat siswa untuk berupaya menguasai isi materi
pembelajaran, mengerjakan tugas-tugas dan ujian online. Pada sistem
pembelajaran PJJ ini sebagian siswa dan siswi biasanya terkendala oleh
faktor faktor eksternal yaitu ketersediaan jaringan internet yang memadai
untuk akses belajar.
Biasanya pada sistem pembelajaran PJJ media pembelajaran belum
mengakomodasi gaya belajar dan lingkungan tempat belajar yang kurang
mendukung. Dalam situasi adanya dampak pandemi Covid-19,
pembelajaran daring dapat digunakan dengan pertimbangan memperhatikan
kesiapan serta sarana dan prasarana yang dimiliki siswa dan guru, sehingga
pembelajaran daring (PJJ) dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, sistem
pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini dapat dijadikan pengalaman tambahan
yang dapat mendorong pendidikan untuk terus meningkatkan kemampuan
dan penerapan teknologi dalam bidang pendidikan.
Dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) perhatian dan motivasi
sangat penting. Apabila materi / bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan
mereka maka akan timbul perhatian pada siswa dan siswi sehingga peserta
didik yang merasa memiliki kebutuhan dalam materi/bahan Jadi, dalam
proses pembelajaran jarak jauh ini siswa dan siswi harus bisa
membangkitkan motivasi.
Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini siswa dan siswi SMA
Gembala Baik dalam kegiatan pembelajaran diharuskan aktif memproses
dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah
belajarnya, saat ada tanya jawab melalui meet / zoom siswa dan siswi PJJ
harus bersifat aktif agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Pada
sistem pembelajaran ini juga siswa dan siswi SMA Gembala Baik tidak
dapat bertemu langsung kepada guru dan teman-teman.
Pada proses pembelajaran jarak jauh guru dan siswa siswi tidak
berada dalam satu ruang yang sama saat proses belajar-mengajar
4

berlangsung. Penyampaian materi ajar dan proses pembelajaran dilakukan


dengan memanfaatkan media komunikasi dan informasi, sehingga peran
teknologi dalam pendidikan sangat penting saat PJJ. Menekankan siswa dan
siswi SMA Gembala baik dengan cara belajar mandiri.
Agar menciptakan lingkungan belajar-mengajar menjadi semakin
lebih baik. Pemerintah memutuskan untuk mengadakan PTMT (Pertemuan
Tatap Muka Terbatas) bagi wilayah PPKM yang telah mencapai level 1, 2
dan 3. PTMT atau Pertemuan Tatap Muka Terbatas adalah kegiatan belajar-
mengajar yang dilakukan secara transisi yang mana siswa mengikuti
pembelajaran secara daring dan luring sebelum siswa mengikuti
pembelajaran dengan siswa sepenuhnya dengan menerapkan protokol
kesehatan. Berbeda dengan pembelajaran biasa yang dilakukan sebelumnya
PTM terbatas tidak mencakup seluruh siswa untuk datang dan belajar di
kelas.
Walaupun ada yang melakukan kegiatan PTM terbatas dengan
seluruh siswa dan siswi namun tetap saja ada ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam penyelenggaraan nya dan juga menerapkan protokol
kesehatan yang sangat ketat.
Hal ini dilakukan agar mempersiapkan siswa dan siswi sebelum
dilakukannya pembelajaran seperti biasa dan diharapkan dengan adanya
program ini diharapkan siswa siswi sudah dapat terbiasa dengan
pembelajaran dan juga agar para siswa lebih disiplin dalam menghargai
waktu. Lain halnya dengan PJJ, dengan PTM terbatas siswa siswi lebih
merasakan pembelajaran yang secara langsung walaupun tidak dengan
keadaan kelas yang penuh karena harus mengikuti protokol kesehatan.
Sehingga siswa siswi dapat terbiasa dan lebih menghargai waktu.
Para siswa dan siswi Gembala Baik terbagi dalam beberapa sesi
dalam pelaksanaaan PTM terbatas, pada jam 07.00-10.00 kegiatan PTM
terbatas untuk kelas 10 dan jam 10.30-13.30 kegiatan PTM untuk kelas 11.
Dan PTM dilakukan dengan jeda istirahat selama 10 menit. Siswa dan siswi
Gembala Baik dibatasi dengan hanya sekitar 14 orang saja yang dapat
5

mengikuti pembelajaran PTM. Walaupun telah disediakan slot yang


lumayan banyak tetapi masih ada beberapa kelas yang masih tersisa slot
PTM. Meskipun pembelajaran dilakukan secara PTM siswa siswi para guru
dan staff masih diharuskan untuk mengikuti protokol kesehatan yang
berlaku, sehingga dapat menjaga para siswa dan siswi beserta guru dan staff
dari terjangkit penyakit di masa pandemi ini. Pada PTM siswa dan siswi
dapat berinteraksi langsung dengan guru sehingga dapat lebih leluasa untuk
bertanya mengenai pembelajaran dibanding dengan PJJ (Pembelajaran
Jarak Jauh). Dan juga guru dapat lebih baik membangun hubungan dengan
para siswa dan siswi sehingga siswa dan siswi dapat lebih baik dan lebih
berani dalam menjawab soal ataupun memberikan pertanyaan.
Walaupun PTM terbatas baru dijalankan beberapa bulan saja namun
diharapkan siswa/i Gembala Baik yang mengikuti PTM dapat mengikuti
PTM terbatas dengan baik karena sudah kira-kira 2 tahun lamanya siswa
siswi mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara daring. Meskipun
terdapat pro dan kontra akan kegiatan PTM terbatas ini karena ditakutkan
malah dapat mempercepat penyebaran walaupun telah mengikuti protokol
kesehatan. Sehingga kegiatan PTM terbatas masih dipertimbangkan
kelanjutannya.
Berbicara tentang pro dan kontra di kalangan siswa siswi sendiri
terdapat pro dan kontranya sendiri terkait dengan PTM terbatas dan PJJ.
Beberapa siswa lebih memilih PTM terbatas karena rindu sekolah, beberapa
memilih PJJ karena dianggap lebih tenang dalam mengikuti pembelajaran
karena tidak ada suara-suara yang mengganggu. Meskipun demikian apa
saja perbedaan dari PTM terbatas dan PJJ? Apakah menurut siswa siswi
kegiatan PTM terbatas lebih baik dibanding PJJ? Jika demikian bagian
mana saja yang menjadi alasan mengapa PTM terbatas lebih baik dibanding
PJJ?.
6

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang penelitian, maka permasalahan umum
yang akan dibahas dalam penelitian ini ada beberapa hal yang dirinci
dalam sub-sub masalah sebagai berikut:
1.3.1 Bagaimana dampak yang dirasakan siswa terhadap sistem PTM dan
PJJ yang dilaksanakan?
1.3.2 Bagaimana minat siswa dengan sistem PTM atau PJJ yang
dilaksanakan?
1.3.3 Bagaimana pandangan siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang
dilaksanakan?
1.3.4 Bagaimana sikap siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang
dilaksanakan?
1.3.5 Bagaimana kendala siswa selama pembelajaran PTM dan PJJ yang
dilaksanakan?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan umum yang akan
dibahas dalam penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1.4.1 Mengetahui dampak yang dirasakan siswa terhadap sistem PTM dan
PJJ yang dilaksanakan.
1.4.2 Mengetahui siswa lebih berminat dengan sistem PTM atau PJJ yang
dilaksanakan.
1.4.3 Mengetahui pandangan siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang
dilaksanakan.
1.4.4 Mengetahui sikap siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang
dilaksanakan.
1.4.5 Mengetahui kendala siswa selama pembelajaran PTM dan PJJ yang
dilaksanakan.
7

1.5 Manfaat Penelitian


Dalam penelitian yang berjudul "Perbandingan sistem proses pembelajaran
PJJ dan PTM siswa di SMA Gembala Baik Pontianak" peneliti berharap
penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak dimana terbagi lagi
menjadi manfaat praktis dan manfaat teoritis sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu untuk menambah
pengetahuan, wawasan, serta memberikan pemahaman mengenai
berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan Pembelajaran Tatap
Muka (PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pemahaman yang
diberikan khususnya untuk peminatan para siswa-siswi SMA
Gembala Baik Pontianak dalam sistem pembelajaran PTM dan PJJ,
dan faktor apa saja yang dapat menghambat serta dampak yang
diberikan pada sistem PTM dan PJJ, selama era pandemi COVID-19
dapat memberikan informasi dan pengetahuan untuk melakukan
evaluasi dan perbaikan proses PTM dan PJJ yang masih memerlukan
peningkatan kualitas pembelajaran.
1.5.2 Manfaat Praksis
1.5.2.1 Bagi siswa/siswi
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses
pembelajaran secara PJJ dan PTM serta pengaruhnya bagi
siswa/siswi
1.5.2.2 Bagi Guru
Menambah pengetahuan tentang sistem pembelajaran
secara PJJ dan PTM sehingga dapat menyesuaikan metode
pengajaran yang dilakukan demi menciptakan
pembelajaran yang baik, efektif, dan menyenangkan bagi
murid.
BAB II
KAJIAN TEORI
Pada Bab ini kami membahas tentang kajian teori yang akan menjadi
landasan/dasar dalam penelitian, ada pun sub bab dari kajian teori yaitu,
pengertian pembelajaran, tujuan pembelajaran, jenis pembelajaran PJJ dan PTM,
ciri-ciri sistem PJJ dan PTM, dan kekurangan dan kelebihan sistem PJJ dan
PTM. Berikut adalah penjabarannya.
2.1 Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukkan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Salah satu pembelajaran dikemukan oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran
adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk
mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal.
Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap
dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan
belajar, sistuasi ekternal harus dirancang sedemikian rupa untuk
mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang
terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Pembelajaran adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal.
2.2 Tujuan pembelajaran
Hampir setiap sekolah memiliki maksud dan tujuan pembelajaran
yang sama pada umumnya agar dapat menciptakan sumber daya manusia
yang unggul dan beragam. Proses cara para guru dalam mendidik murid-
muridnya tentu sangatlah beragam. Ada yang menyampaikan materi dengan

8
9

penuh kasih sayang dan kelembutan adapun dengan cara ketegasan agar
situasi pembelajaran di dalam kelas tersebut menjadi lebih serius untuk
dilakukan. Tentu saja semua guru memiliki ciri khasnya masing-masing
karena mereka memiliki prinsip dan cara gaya pembelajarannya sendiri.
Begitu pula dengan siswa/i yang sebagai penerima dari didikan
pembelajaran tersebut memiliki tanggapan otak pemikiran yang berbeda.
Relatif saja jika dalam satu kelompok kelas memiliki daya tampung
pemahaman terhadap materi yang berbeda-beda.
Dari keberagaman proses pembelajaran yang diajarkan oleh guru dan
diterima oleh siswa/i. Semuanya memiliki satu kesatuan tujuan
pembelajaran yang diterima, yakni suatu keberhasilan dalam hidup. Dimana
cara-cara proses pembelajaran yang diterima sangat berpotensi besar dalam
mempengaruhi citra masa depan seseorang. Tujuan pembelajaran dapat
dirumuskan dalam bentuk suatu perilaku seseorang dalam berkompetisi
spesifik, aktual dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau
dikuasai siswa setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran tertentu.
Menurut Dejnozka dan Kavel (1981) mendefinisikan bahwa “tujuan
pembelajaran adalah suatu pernyataan spesifik yang dinyatakan dalam
bentuk perilaku yang diwujudkan dalam bentuk tulisan yang
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan”. Tujuan pembelajaran
juga salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan
pembelajaran. Adapun manfaat dari Tujuan Pembelajaran :

2.2.1 Manajemen waktu setiap sesi belajar bisa digunakan dengan


maksimal, sehingga pembelajaran bisa lebih efisien.
2.2.2 Fokus materi bisa dipresentasikan secara proporsional, ini menjadikan
porsi materi tidak ada yang dibahas terlalu sedikit atau terlalu banyak.
2.2.3 Guru lebih leluasa membuat keputusan berapa saja materi yang akan
dipresentasikan.
2.2.4 Guru bisa lebih mudah dalam memutuskan materi mana saja yang
akan disampaikan secara urut. Ini akan membuat siswa bisa lebih
10

mudah dalam mencerna suatu pelajaran karena peletakan materi yang


sistematis.
2.2.5 Guru dapat lebih leluasa dalam membuat strategi pembelajaran yang
paling cocok dengan keadaan setiap kelas bahkan individu.
2.2.6 Guru bisa lebih leluasa dalam mengatur berbagai kebutuhan alat
peraga untuk kepentingan pembelajaran.
2.2.7 Guru dapat menakar kesuksesan dan kemampuan siswa dalam suatu
pembelajaran.
2.2.8 Guru bisa lebih optimis mengenai tingkat kesuksesan siswa dalam
pembelajaran, dibandingkan dengan pembelajaran tanpa tujuan.

Tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai dengan Kompetensi


Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Menyusun tujuan pembelajaran
yang benar, terstruktur dan lengkap sangat penting sebagai petunjuk
bagi guru untuk memilih materi ajar, strategi, model, metode dan
media pembelajaran yang digunakan saat KBM berlangsung.
Terdapat 4 unsur pokok yang ada pada perumusan tujuan
pembelajaran, 4 unsur ini disingkat menjadi ABCD (Audience,
Behavior, Condition, dan Degree).

2.2.8.1 Audience memiliki arti pendengar, namun audience disini


merupakan subjek sekaligus objek dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam konteks kegiatan belajar mengajar,
audience yang dimaksud yaitu siswa. Dalam perumusan
tujuan pembelajaran, audiens sangat penting diperhatikan
dimana siswa menjadi pusat (subjek sekaligus objek) dalam
kegiatan pembelajaran.
2.2.8.2 Behavior artinya tingkah laku atau aktivitas dalam suatu
proses. Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, behavior
merujuk pada tingkah laku atau aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Pasalnya dalam proses pembelajaran pasti
terdapat tingkah laku atau aktivitas yang dilakukan siswa,
11

hal tersebut berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang


dicapai. Misalnya memahami, menuliskan, membaca,
menelaah, menerapkan, dan lainnya.
2.2.8.3 Condition memiliki arti keadaan. Dalam kegiatan belajar
mengajar, condition merupakan keadaan siswa di kelas,
baik sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
pembelajaran. Condition adalah salah satu hal yang penting
diperhatikan dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai.
2.2.8.4 Degree memiliki arti suatu perbandingan. Dalam konteks
kegiatan belajar mengajar, degree berarti membandingkan
kondisi siswa antara sebelum kegiatan dan setelah kegiatan
pembelajaran. Tingkatan degree berbeda-beda sesuai
dengan materi pelajaran yang dibawakan oleh guru, sejauh
mana siswa dapat memahami dan menguasai materi yang
disampaikan, wawasan baru yang didapatkan siswa, atau
perubahan tingkah laku dalam diri siswa.

Jika dalam proses pembelajaran siswa yang sedang


berlangsung mengalami perubahan baik, maka dapat dikatakan
tujuan pembelajaran yang dibentuk telah berhasil dicapai oleh
siswa. Namun sebaliknya jika tidak menimbulkan dampak
perubahan, maka tujuan pembelajaran belum tercapai secara
maksimal.

2.3 Jenis pembelajaran PJJ dan PTM


2.3.1 Pembelajaran PJJ
Pembelajaran jarak jauh adalah proses belajar mengajar secara
jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Belajar
jarak jauh ini menghubungkan keterpisahan antara siswa dan
pendidik dengan memanfaatkan teknologi dan pertemuan tatap
muka yang minimal. Pendidikan jarak jauh juga memungkinkan
siswa fleksibel untuk belajar dalam waktu dan tempat yang
12

berbeda. Konsep pembelajaran jarak jauh berfungsi untuk


memberikan layanan pendidikan bagi kelompok masyarakat yang
tidak dapat mengikuti pendidikan dengan tatap muka. Di masa
pandemi ini, sistem pembelajaran jarak jauh dibutuhkan.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dibagi menjadi dua jenis yaitu
pembelajaran luar jaringan (luring) dan pembelajaran daring.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan
model interaktif berbasis internet Learning Management System
(LMS). Pembelajaran ini dilakukan selama ini secara interaktif
seperti Zoom, Google Meet. Berbeda dengan pembelajaran daring,
proses pembelajaran jarak jauh luring dilakukan dengan
memanfaatkan buku, modul, maupun bahan ajar di sekitar tempat
tinggal siswa. Aktivitas pendidikan dapat berlangsung
menggunakan media televisi nasional maupun lokalnya, misalnya
lewat program BDR dari TVRI dan TV Edukasi.
2.3.2 Pembelajaran PTM
PTM Terbatas atau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas merupakan
upaya pemerintah untuk menghindari adanya dampak negatif dari
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), jadi peserta didik tidak perlu
mengikuti pembelajaran penuh dalam sehari, tetapi disesuaikan
dengan kebutuhan di sekolah masing-masing. Sekolah juga harus
memberikan pilihan pelaksanaan pembelajaran, yaitu
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, serta Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ). Hal ini karena kapasitas siswa yang mengikuti
pembelajaran tatap muka yang dilakukan di sekolah adalah 50
persen dari jumlah keseluruhan siswa di sekolah, sedangkan 50
persen siswa lainnya mengikuti pembelajaran dari rumah (PJJ).
PTM adalah singkatan dari Pembelajaran Tatap Muka. Sehingga,
PTM artinya kegiatan belajar dan mengajar dilakukan secara
langsung di sekolah secara tatap muka dengan memperhatikan
aturan protokol kesehatan. Pemerintah melalui Kemendikbud terus
13

memantau perkembangan sistem PTM dan secara aktif


mengidentifikasi kasus / klaster yang berpotensi. Namun segala
langkah pemerintah ini wajib diikuti dan diemban oleh segala
pihak, baik pihak pendidik, pihak murid, hingga pihak orang tua
murid. Guna mencapai penerapan PTM secara aman dan efektif
pemerintah telah menyusun syarat dan kriteria pelaksanaan PTM
secara jelas yang tertuang dalam SKB 4 Menteri, yang ditujukan
kepada seluruh satuan didik, baik melalui pemerintah daerah,
instansi sekolah, tenaga pendidik, dan murid didik. Kebijakan PTM
pada satuan pendidikan yang tertuang dalam SKB Empat Menteri
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19 dilaksanakan melalui 2 (dua) jenis fase yaitu masa
transisi dan masa kebiasaan baru. PTM pada masa transisi akan
berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dimulainya PTM di satuan
pendidikan. Setelah masa transisi selesai maka PTM memasuki
masa kebiasaan baru. Perbedaan kedua jenis fase itu terletak pada
penanganan dan penentuan pelaksanaannya di sekolah. Untuk fase
masa transisi, dilakukan dengan memperhatikan zona/level
penyebaran COVID-19. Sedangkan untuk PTM Terbatas di masa
kebiasaan baru dilakukan berdasarkan kebijakan pemerintah dan
rekomendasi dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Secara
umum, prosedur pelaksanaan pada kedua fase itu sama, hanya saja
pada masa transisi kantin sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan
kegiatan pembelajaran di luar lingkungan sekolah ditiadakan. PTM
yang dilaksanakan di sekolah dan madrasah berasrama dilakukan
secara bertahap dengan masa transisi pada bulan pertama sebanyak
50% dan bulan selanjutnya 100%, yang kemudian diikuti oleh
masa kebiasaan baru 100%.
2.4 Ciri-ciri Sistem PJJ dan PTM
Sistem PJJ (daring) adalah pembelajaran yang dilakukan secara
online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial.
14

Sedangkan sistem PTM (luring) adalah pembelajaran yang sama sekali tidak
dalam kondisi terhubung jaringan internet maupun intranet. Secara
sederhana, misalnya peserta didik melakukan chat di Whatsapp artinya
mereka melakukan aktivitas daring atau online. Akan tetapi, jika peserta
didik menulis artikel atau mengerjakan tugas di Microsoft Word dan tidak
menyambungkannya dengan jaringan internet, maka itu adalah contoh
aktivitas luring atau offline.
Misalkan lagi, jika guru dan peserta didik melakukan online
conference melalui aplikasi Whatsapp, Google Hangout, atau Zoom, ini
artinya melakukan aktivitas daring atau online. Sedangkan jika melakukan
offline conference dengan bertemu secara langsung tanpa menggunakan
internet, hal itu adalah contoh aktivitas luring atau offline. Dari sisi definisi
sudah berbeda. Tentu saja masih ada perbedaan lain dari penerapannya
dengan berbagai ciri-ciri tersendiri.
2.4.1 Ciri-ciri sistem PJJ
2.4.1.1 Mengandalkan penggunaan teknologi
Teknologi yang mumpuni adalah salah satu persyaratan
yang wajib dipenuhi agar aktivitas dapat berjalan lancar
dan tidak berkonflik satu sama lain. Selain itu, aktivitas
PJJ yang dilaksanakan wajib terhubung dengan jaringan
internet. Biasanya dalam praktek aktivitas PJJ, siswa bisa
menggunakan smartphone, laptop, atau komputer yang
didukung oleh aplikasi tertentu, seperti Google Meet,
Zoom, dan lain-lain.
2.4.1.2 Menggunakan sistem dan media
Apabila siswa ingin beraktivitas secara PJJ, maka akan
ada medium atau media khusus untuk dapat
menyelenggarakan suatu acara tanpa tatap muka. Siswa
bisa gunakan beberapa aplikasi yang tersedia di komputer
atau sesuai rekomendasi dari penyelenggara acara. Maka
15

sebelum acara tersebut berlangsung biasanya siswa sudah


memahami cara penggunaannya dengan baik.
2.4.1.3 Bisa diselenggarakan dimanapun tanpa terbatas
Hal menarik dari aktivitas PJJ, adalah aktivitas dapat
dilakukan dimanapun dan tidak terpengaruh oleh lokasi
atau tempat. Aktivitas tersebut masih bisa terus dilakukan
selama acara tersebut bisa diakses dan ada koneksi
internet yang memadai. Dengan demikian aktivitas PJJ
dapat berjalan lancar tanpa ada kendala.
2.4.2 Ciri-ciri sistem PTM:
2.4.2.1 Lokasi atau tempat sama
Dalam melakukan aktivitas PTM harus menentukan tempat
dan lokasinya secara jelas dan lengkap, sehingga aktivitas
dapat dilakukan secara maksimal. Dalam tahap ini harus
ada kesepakatan bersama dan tidak bisa dilakukan pada lain
tempat karena partisipan dan penyelenggara acara wajib
berada dalam tempat yang sama.
2.4.2.2 Tidak menggunakan jaringan internet
Aktivitas PTM tidak perlu membutuhkan kualitas jaringan
internet yang stabil dan kuat, karena semua partisipan dan
penyelenggara acara berkumpul bersama di tempat
pelaksanaan. Aktivitas PTM sangat cocok dijadikan pilihan
apabila acara yang dilaksanakan mewajibkan adanya tatap
muka antara peserta dan diselenggarakan dengan kuota
terbatas, mengingat ada berbagai wilayah yang memiliki
pembatasan terkait kebijakan pandemi.
2.5 Kelebihan dan kekurangan Sistem PJJ dan PTM
2.5.1 Jarak dalam praktek pembelajaran
2.5.1.1 Pembelajaran Secara Jarak Jauh :
Tidak ada kebutuhan fisik seperti ruang kelas. Guru dan
siswa dipermudah karena bisa belajar dan mengajar
16

dimana saja dan kapan saja meskipun dalam jarak yang


jauh.
2.5.1.2 Pembelajaran Secara Tatap muka :
Membutuhkan ruang kelas secara fisik. Guru dan siswa
harus bertemu, bertatap muka di tempat dan waktu yang
sama. Artinya jarak harus dekat demi untuk
menumbuhkan ilmu, etika dan psikologis siswa dan
guru.
2.5.2 Waktu pembelajaran
2.5.2.1 Pembelajaran Secara Jarak Jauh :
Bagi siswa lebih luwes dan dinamis dalam mengatur
waktu. Siswa dapat belajar kapan saja. Tentu saja hal
tersebut bisa menguntungkan bagi siswa yang tidak
memungkinkan dan tidak punya banyak waktu untuk
datang ke kelas secara fisik.
2.5.2.2 Pembelajaran Secara Tatap muka :
Dalam pembelajaran dibutuhkan berkumpul dalam
waktu yang sama. Guru dan siswa harus hadir dalam
ruang kelas pada waktu yang sama. Otomatis dibutuhkan
kedisiplinan mengikuti pembelajaran di kelas.
2.5.3 Kemandirian dalam pembelajaran
2.5.3.1 Pembelajaran Secara Jarak Jauh :
Pembelajaran jarak jauh atau sistem online internet
membuat para siswa belajar mandiri. Siswa dapat
mengatur sendiri dalam melaksanakan tugas
pembelajaran.
2.5.3.2 Pembelajaran Secara Tatap Muka :
Kemandirian pada kelas tradisional masih kurang jika
dibandingkan kelas online. Belajar pada kelas tradisonal
cukup mengikat. Siswa kadang harus dipaksa guru untuk
memperhatikan dan fokus pelajaran. Hal ini disebabkan
17

kurangnya kesadaran untuk belajar dan memperoleh


ilmu.
2.5.4 Standarisasi materi pembelajaran
2.5.4.1 Pembelajaran Secara Jarak Jauh :
Sampai saat ini pembelajaran secara online di negara kita
belum ada standar atau kurikulum yang baku untuk
materi yang diberikan kepada para pelajar. Pun demikian
secara rata-rata universitas yang menawarkan kuliah
online, belum pasti dalam hal jaminan mutu kualitas atau
akreditasi untuk kuliah
2.5.4.2 Pembelajaran Secara Tatap Muka :
Untuk pembelajaran secara tradisional, tatap muka
terutama di sekolah dan universitas, jelas sudah ada
kurikulum dan akreditasi untuk menjamin mutu dan
standar materi ajar. Untuk para pengajarnya pun ada
standar dan sertifikasi, sehingga lebih ada jaminan untuk
keterampilan dan kapasitasnya sebagai pendidik.
2.5.5 Fokus atau tidak fokus
2.5.5.1 Pembelajaran Secara Jarak Jauh :
Seringkali siswa diberikan tugas lewat handphone dalam
aplikasi media kebanyakan tidak fokus mengerjakan.
Mereka disaat bersamaan chatting dengan lainnya atau
sejenisnya.
2.5.5.2 Pembelajaran Secara Tatap Muka :
Siswa lebih fokus mengerjakan tugas karena di dampingi
guru dan mengerjakannya tanpa gangguan alat
komunikasi lainnya. Juga aturan standar di kelas
membantu fokus pembelajaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang metodologi penelitian, adapun sub bab
dalam bab ini adalah metode penelitian, bentuk penelitian, sumber data dan data,
teknik dan alat pengumpulan data, dan teknik analisis data, dan berikut adalah
penjabaran dari sub bab - sub bab tersebut.
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan penulis gunakan adalah metode
deskriptif. Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode
Penelitian, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Penulis
memilih metode deskriptif, karena menurut penulis, metode deskriptif
merupakan metode yang paling cocok dan efisien untuk menjelaskan dan
menganalisis data yang akan dicari.
3.2 Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
Metode alamiah. Tujuan dari penelitian kualitatif deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual,
dan akuratmengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena
yang diselidiki. Kami memilih penelitian kualitatif karena, akan lebih
membahas dan menganalisis dari data dan dibandingkan.

19
20

3.3 Sumber Data dan Data


3.3.1 Sumber Data
Siswa/I SMA Gembala Baik
3.3.2 Data
Data yang diperoleh di proposal penulis berasal dari jawaban angket
yang dikirimkan kepada siswa/siswi SMA Gembala Baik.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik pengumpulan Data
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan
jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti
(Mardalis: 2008: 66).
Alasan penulis menggunakan teknik angket adalah karena
keadaan yang tidak memungkinkan penulis untuk turun langsung ke
lapangan untuk melakukan wawancara. Dengan begitu melalui
pengisian kuesinoer ini yang dibagikan secara daring sudah dapat
membantu dalam pembuatan proposal penelitian ini.
3.4.2 Alat pengumpulan Data
3.4.2.1 Manusia
3.4.2.2 Internet
3.4.2.3 Perangkat lunak aplikasi Google Form
3.4.2.4 Laptop/PC dan gawai
3.4.2.5 Aplikasi pengolah kata atau microsoft word
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis data yang berdasarkan survei angket,
dibutuhkan langkah-langkah tertentu. Adapun langkah-langkah dalam
melakukan analisis data, yakni sebagai berikut :
3.5.1 Pengumpulan data, Hal ini merupakan langkah awal untukm
memulai analisis Data/pengumpulan data-data yang dibutuhkan,data
angket ini akan dibagikan kepada siswa/siswi SMA Gembala Baik
21

Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan


survei angket dalam bentuk Google Form yang diakses secara
daring.
3.5.2 Tahap pengujian, Di tahap ini penulis akan melakukan pengujian
terhadap kualitas dan keaktualan data, serta memastikan kecocokan
data dengan angket yang telah disiapkan penulis.
3.5.3 Mengobservasi hasil pemilihan dari data-data dan melakukan
analisis terhadap informasi tersebut untuk menjawab rumusan
masalah.
3.5.4 Analisis dilakukan dengan membandingkan jawaban/informasi dari
angket dengan kajian teori yang terdapat pada proposal.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan mengenai rumusan
masalah. Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat melakukan analisis
terhadap data dari hasil penelitian, sehingga didapatlah jawaban dari hasil
penelitian untuk menjawab rumusan masalah. Berikut ini adalah pemaparan dari
data hasil penelitian terhadap rumusan masalah.
4.1 Dampak Yang Dirasakan Siswa Terhadap Sistem PTM Dan PJJ Yang
Dilaksanakan
Dapat kita lihat dari hasil jawaban yang telah siswa-siswi SMA
Gembala Baik berikan, sebelum itu siswa dan siswi yang memilih
keinginan nya seperti PTM ataupun PJJ pasti akan ada dampaknya masing-
masing bagi mereka, seperti yang kita ketahui dampak adalah akibat,
pengaruh, efek, ataupun konsekuensi yang terjadi (baik positif atau
negatif) dari sebuah tindakan yang dilakukan oleh satu atau kelompok
orang yang melakukan kegiatan tersebut.
Dapat kita lihat dari hasil jawaban bahwa siswa-siswi yang
mengambil sistem PJJ mendapatkan dampak seperti kendala-kendala
seperti jaringan, terlambat bangun, tetapi ada alasan mengapa siswa-siswi
tersebut memilih sistem PJJ seperti tidak ada yang mengantar untuk ke
sekolah, takut akan keadaan sekarang (COVID-19), belum diberikan ijin
oleh orang tuanya. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk memilih
sistem PJJ, walaupun sistem ini memiliki dampak yang cukup besar.
Setelah itu bagi siswa-siswi yang mengambil sistem PTM pasti
akan merasakan dampak nya juga contohnya seperti harus berangkat
sangat awal untuk menghindari datang terlambat (terlalu pagi), bagi yang
membawa kendaraan bermotor akan sangat boros bensinya karena jauhnya
tempat tinggal untuk pergi ke sekolah, sering terjadinya macet, tetapi
dibalik mereka memilih sistem PTM adalah karena materi yang diajarkan
dapat dipahami dengan baik, lebih fokus, ingin bertemu teman-teman,dan
konsentrasi.

22
23

Setiap hal atau pilihan yang kita pilih pasti ada dampak nya
masing-masing ,semua orang pasti ingin terhindar dari dampak, pengaruh
ataupun konsekuensi dari pilihannya, tetapi kita tidak dapat memastikan
apakah pilihan yang telah kita pilih sudah tepat atau belum.
4.2 Minat Siswa Dengan Sistem PTM atau PJJ Yang Dilaksanakan
Ada berbagai macam minat dari siswa-siswi SMA Gembala Baik,
minat adalah suatu keinginan yang mendukung seseorang untuk tertarik
pada kegiatan tertentu, minat juga dapat dikatakan dimana seseorang
mempunyai perhatian terhadap suatu dan disertai keinginan untuk
mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih jauh apa yang
mereka dapat dan mereka pelajari, jika dilihat dari hasil bahwa yang
meminati sistem PTM lebih banyak dari PJJ walaupun selisih
perbandingan sangat-sangat tipis.
Pada pembelajaran PTM yang sudah dilakukan ini berpengaruh pada
minat belajar siswa-siswi, yang dikarenakan murid menjadi bosan ketika
pembelajaran daring berlangsung, pembelajaran kurang menarik tidak
seperti dikelas, oleh karena itu mereka memilih sistem PTM karena
ketertarikan nya.
Begitu pula pada sistem PJJ, pembelajaran daring adalah modal/pola
pembelajaran pilihan guru untuk merencanakan proses belajar yang
sesuai dengan efisien guna mencapai tujuan pembelajaran online dapat
dijadikan minat belajar siswa PJJ, ketika terjadi sebuah wabah seperti
sekarang, siswa-siswi PJJ lebih tertarik akan hal ini dikarenakan tidak
ingin keluar rumah karena COVID-19, dan lebih aman jika memilih
belajar dirumah, oleh karena itu siswa-siswi lebih minat/tertarik pada
sistem ini. Setiap orang pasti memiliki minat yang berbeda-beda, dan
pasti nya minat yang ia pilih akan menguntungkan diri nya sendiri.
24

4.3 Pandangan Siswa Terhadap Sistem PTM Dan PJJ Yang


Dilaksanakan
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mengetahui pandangan siswa
terhadap sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan, berikut merupakan
penjabaran dari rumusan masalah pertama.
Alasan peneliti memilih rumusan masalah ini didasari dari
keingintahuan peneliti mengenai respon yang diberikan oleh siswa SMA
Gembala Baik mengenai pandangan siswa terhadap sistem PTM dan PJJ
yang dilaksanakan.
Untuk itu peneliti mengambil data dari siswa SMA Gembala Baik
dimana rata-rata siswa memberi respon bahwa sistem pembelajaran PTM
jauh lebih banyak diminati dibandingkan dengan sistem PJJ.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti
menyimpulkan bahwa terdapat berbagai respon dari siswa tentang
pandangan terhadap sistem PTM PJJ yang dilaksanakan di SMA Gembala
Baik. Masing masing memberikan respon terhadap sistem PTM dan PJJ.
Kelebihan dari sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan di SMA Gembala
Baik yaitu, PTM lebih fokus dan lebih mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru, sedangkan kelebihan PJJ adalah untuk mengurangi
penyebaran pandemi Covid-19.
Kekurangan dari sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan di SMA
Gembala Baik yaitu, untuk PTM hanya masalah cocok atau tidaknya murid
dan guru, sedangkan PJJ memiliki banyak kekurangan seperti kendala
divice dan sinyal, tidak fokus dalam pembelajaran, dan tidak memahami
materi yang dijelaskan oleh guru.
4.4 Sikap Siswa Terhadap Sistem PTM Dan PJJ Yang Dilaksanakan
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa
terhadap sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan, berikut merupakan
penjabaran dari rumusan masalah pertama.
Alasan peneliti memilih rumusan masalah ini didasari dari
keingintahuan peneliti mengenai respon yang diberikan oleh siswa SMA
25

Gembala Baik mengenai sikap siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang
dilaksanakan.
Untuk itu peneliti mengambil data dari siswa SMA Gembala Baik
dimana rata-rata siswa memberi respon tentang sikap siswa saat
melakukan pembelajaran PTM atau PJJ, apakah bersikap pasif atau aktif.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat
berbagai respon tentang sikap siswa saat melakukan sistem pembelajaran
PTM dan PJJ, terdapat berbagai respon terhadap pembelajaran PTM
dimana mereka menjawab sikap mereka saat pembelajaran adalah aktif,
namun ada juga beberapa siswa yang bersifat pasif saat pembelajaran
PTM. Pembelajaran PJJ mendapatkan respon yang sama dimana siswa
lebih banyak bersifat aktif, namun ada juga murid yang bersifat pasif
karena kendala sinyal dan device.
4.5 Kendala Siswa Selama Pembelajaran PTM Dan PJJ Yang
Dilaksanakan
Dalam sistem pembelajaran PTM maupun PJJ pasti bagi beberapa
siswa terdapat kendala yang membuat pembelajaran menjadi terganggu
dan mengakibatkan ketinggalan materi dalam pembelajaran. Rumusan
masalah ini dipilih oleh penulis dengan tujuan untuk mengetahui adanya
kendala yang terjadi saat sistem pembelajaran PTM maupun PJJ
berlangsung. Dapat dilihat dari hasil data angket yang telah diberikan
kepada siswa-siswi SMA Gembala Baik, dalam sistem pembelajaran PTM
ataupun PJJ pasti ada beberapa yang mengalami kendala yang membuat
sistem pembelajaran menjadi terganggu.
Pada hasil data angket yang ada pada sistem pembelajaran PJJ
maupun PTM terdapat masing-masing kendala. Pada sistem pembelajaran
PJJ, beberapa siswa-siswi SMA Gembala Baik ada yang mengalami
kendala seperti jaringan dan device yang dipakai. Bahkan listrik juga
menjadi salah satu kendala untuk beberapa siswa yang berada didaerah
yang belum mendapat penyaluran listrik. Pada sistem pembelajaran PTM,
beberapa siswa mengalami kendala seperti, tidak adanya transportasi,
26

bosan dengan suasana sekolah dan jam sekolah yang terlalu pagi yang
mengharuskan para siswa untuk bangun lebih pagi dari biasanya.
Bagi beberapa siswa yang mengalami kendala tersebut, akan sangat
sulit untuk mengikuti pembelajaran dengan serius. Karena kendala yang
beberapa siswa alami itu dapat menggangu konsentrasi saat guru
menjelaskan materi yang menyebabkan ketertinggalan akan pemahaman
materi.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini terdapat kesimpulan dari pembahasan di bab IV. Bab ini juga
berisi saran-saran yang berhubungan dengan hasil dari rumusan masalah yang
telah di buat.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis peneliti pada bab IV maka peneliti dapat
menyimpulkan setiap rumusan masalah sebagai berikut:
5.1.1 Dampak yang dirasakan siswa terhadap sistem PTM Dan PJJ yang
dilaksanakan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan pertama yaitu dampak
yang dirasakan siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi yang mengambil
sistem PJJ dan PTM memiliki kendala mereka masing-masing.
Terlepas dari itu, sistem PTM dan PJJ juga memiliki resiko, seperti
PJJ yang beresiko keterbatasan dalam memahami materi dan PTM
yang beresiko kurang amannya kondisi (COVID-19). Setiap hal atau
pilihan yang dipilih pasti ada dampaknya masing-masing, semua
orang pasti ingin terhindar dari dampak, pengaruh ataupun
konsekuensi dari pilihannya, tetapi kita tidak dapat memastikan
apakah pilihan yang telah dipilih sudah tepat atau belum.
5.1.2 Minat siswa dengan sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan kedua yaitu minat siswa
dengan sistem PTM adn PJJ yang dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa siswa-siswi lebih meminati sistem PTM daripada sistem PJJ.
Pada pembelajaran PTM maupun PJJ tentunya berpengaruh kepada
minat belajar siswa-siswi seperti PTM dimana siswa-siswi menjdi
bosan ketika pembelajarannya berlangsung dan PJJ dimana siswa-
siswi tidak ingin keluar rumah dikarenakan COVID-19. Setiap orang
pasti memiliki minat yang berbeda-beda, dan pasti nya minat yang ia
pilih akan menguntungkan diri nya sendiri.

27
28

5.1.3 Pandangan siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan ketiga yaitu pandangan
siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa terdapat berbagai respon dari siswa tentang
pandangan terhadap sistem PTM serta PJJ yang masing masing
memberikan respon terhadap sistem PTM dan PJJ. Terdapat beberapa
kelebihan maupun kekurangan baik dari sistem PTM maupun PJJ
seperti kelebihan PTM lebih fokus dan dapat mudah dipahami
materinya serta kekurangan PTM dimana hanya masalah cocok atau
tidaknya murid dan guru sedangkan Kelebihan PJJ dapat mengurangi
penyebaran COVID-19 serta kekurangan PJJ seperti kendala device
maupun sinyal, tidak fokus dalam pembelajaran dan tidak memahami
materi yang dijelaskan.
5.1.4 Sikap siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan keempat yaitu sikap
siswa terhadap sistem PTM dan PJJ yang dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa terdapat berbagai respon tentang sikap siswa saat
melakukan sistem pembelajaran PTM dan PJJ. Pada PTM dimana
siswa menjawab sikap mereka saat pembelajaran adalah aktif serta
ada juga yang bersifat pasif. Tidak jauh berbeda dengan PTM dimana
PJJ mendapatkan respon yang sama dimana siswa lebih banyak
bersifat aktif, namun ada juga murid yang bersifat pasif karena
kendala sinyal dan device.
5.1.5 Kendala siswa selama pembelajaran PTM dan PJJ yang dilaksanakan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan kelima yaitu kendala
siswa selama pembelajaran PTM dan PJJ yang dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa pada sistem pembelajaran PJJ maupun PTM
terdapat masing-masing kendala tersendiri. Pada PJJ siswa-siswi
megalami kendala seperti jaringan dan device yang dipakai bahkan
listrik. Pada PTM siswa-siswi megalami kendala seperti tidak adanya
transportasi, bosan dengan suasana sekolah dan jam sekolah yang
29

terlalu pagi. Siswa yang mengalami kendala tersebut akan sangat sulit
untuk mengikuti pembelajaran dengan serius karena dapat
menggangu konsentrasi saat guru menjelaskan materi yang
menyebabkan ketertinggalan materi.
5.2 Saran
Setelah menelaah jawaban – jawaban dari siswa/i SMA GEMBALA
BAIK, penulis mendapati beberapa saran yang mana mungkin dapat
membantu perkembangan sistem PJJ dan PTM yang dilaksanakan di
sekolah SMA GEMBALA BAIK. Penulis mendapati bahwa siswa/i SMA
GEMBALA BAIK cenderung lebih fokus pada pembelajaran PTM
dibandingkan dengan PJJ. Salah satu alasan kenapa siswa/i sulit fokus pada
pembelajaran PJJ ialah karena terdapat banyak kendala saat melaksanakan
PJJ seperti kendala listrik, internet dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, menurut penulis dalam melaksanakan pembelajaran


hybrid, siswa/i yang mengikuti PJJ dapat diberikan pengertian/toleransi saat
siswa/i tersebut sedang dalam kendala saat menjalani pelajaran dengan
diberikan tugas tambahan/pr khusus bagi siswa tersebut agar walaupun dia
tidak mengikuti pembelajaran namun dapat belajar sendiri dengan cara
mengerjakan tugas. Dan saat siswa/i meminta izin tidak mengikuti
pembelajaran, diharapkan siswa/i memberikan bukti sebagai langkah
pencegahan siswa/i tersebut berbohong.
LAMPIRAN I

1. Sistem pembelajaran apa yang Anda pilih?


2. Apa alasan Anda memilih sistem pembelajaran PJJ/PTM?
3. Bagaimana pendapatmu terkait sistem pembelajaran yang diterapkan di SMA
Gembala Baik?
4. Apakah selama mengikuti pembelajaran PJJ/PTM Anda selalu bersikap aktif
di setiap mata pelajaran?
5. Apa kendalamu selama mengikuti pembelajaran PJJ/PTM?
6. Apakah Anda sering meninggalkan vicon setiap mata pelajaran sedang
berlangsung karena mengantuk?
7. Apakah Anda mengalami kendala device (hp/laptop/pc) untuk PJJ atau
mengalami kendala transportasi untuk pergi ke sekolah untuk PTM selama
mengikuti proses pembelajaran?
8. Apakah proses pembelajaran yang dibagi menjadi PTM & PJJ efektif untuk
kesejahteraan Guru dan murid?
9. Apakah proses pembelajaran yang dibagi menjadi PTM & PJJ menimbulkan
kecemburuan sosial?
10. Saran anda lebih baik sekolah menerapkan sistem pembelajaran seperti apa
untuk kedepannya? Dengan melihat kondisi terkini.

30
LAMPIRAN II

1. Sistem pembelajaran apa yang Anda pilih?

Menurut hasil angket tertutup di atas dari kedua opsi pilihan tersebut
rata-rata sesi PTM paling banyak dipilih dan artinya perminatan sesi
pembelajaran PTM lebih banyak diminati dibanding dengan sesi
pembelajaran PJJ. Terlihat dari 57 data yang telah berhasil dikumpul
dan yang memilih sesi PJJ sebanyak 28 orang sedangkan yang
memilih sesi PTM sebanyak 29 orang. Tetapi melihat perbandingan
dari hasil presentase yang diperoleh ternyata selisih perbedaanya
sangat tipis.
Catatan : Nomor 1-10 merupakan jawaban yang memilih PJJ
sedangkan nomor 11-20 merupakan jawaban yang memilih PTM
2. Apa alasan Anda memilih sistem pembelajaran PJJ/PTM?
a) PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)
1) Masih memikirkan kasus covid yang belum sepenuhnya
membaik, dan tidak ada kendaraan pribadi
2) Supaya lebih aman, karena jika PTM akan merepotkan
orang tua untuk mengantar jemput karena di sekolah
hanya sebentar
3) Karna tidak ada yang mengantar jemput saya ke sekolah
4) Lebih aman karena sekarang lagi Corona
5) Lebih aman saat situasi covid begini, mengurangi resiko
6) Dikarenakan sulit dalam alat transportasi

31
32

7) Orangtua tidak sempat


8) Karena COVID-19 masih cukup rawan
9) Tidak mau jadi percobaan PJJ untuk pertama kali
10) Karena saya belum diizinkan mengikuti PTM
b) PTM (Pembelajaran Tatap Muka)
11) Materi mudah dipahami
12) Lebih Fokus
13) Pembelajaran PTM lebih akrab dengan sifat saya yang
mudah tidur kalau belajar online
14) Lebih berkonsentrasi
15) Karena bisa lebih paham yang dijelasin guru
16) Karena lebih fokus dan jika PJJ lebih banyak godaan
17) Disuruh orangtua, Karna udh bosan lihat anak nya
dirumah terus dan Kalo PJJ pelajaran agak sulit dimengerti
18) Agar bisa lebih memahami pelajaran, bisa berkumpul
dengan teman-teman, dan menikmati suasana bersekolah
19) Ingin bertemu teman, dan lebih mudah memahami
pelajaran.
20) Tingkat konsentrasi saat pembelajaran menjadi lebih
tinggi
33

3. Apakah selama mengikuti pembelajaran PJJ/PTM Anda selalu


bersikap aktif di setiap mata pelajaran?
a) PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)

Dari hasil pengumpulan data angket tertutup tersebut yang


memilih sesi PJJ memperoleh hasil sebanyak 28 suara dan 14
siswa merasa selama mengikuti sesi PJJ mereka bersifat Pasif
dan adapun 14 orang yang aktif di kelas. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa pada sesi PJJ memiliki nilai presentase yang
sama/seimbang terkait keaktifan siswa selama proses
pembelajaran jarak jauh.
b) PTM (Pembelajaran Tatap Muka)

Sedangkan pada sesi PTM diperoleh hasil data sebanyak 24


suara dan terdapat 14 siswa merasa sangat aktif dalam
menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru, Sedangkan 10
siswa lainnya lebih memilih bersifat pasif. Hal ini dapat
34

disimpulkan bahwa nilai presentase siswa yang aktif di kelas


lebih besar dibanding siswa yang pasif.
4. Apa kendalamu selama mengikuti pembelajaran PJJ/PTM?
a) PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)
1) Jaringan
2) Kadang jaringan internet terputus/tiba tiba ngelag secara
tiba tiba dan mengakibatkan kita tidak mendengar
perkataan guru
3) Jaringan internet dan listrik
4) Selama ini saya belum memiliki kendala apapun
5) Sejauh ini masih baik baik saja
6) Jaringan
7) Jaringan
8) Terkadang koneksi internet terputus.
9) Bangun telat
10) Kendala mengenai internet, beberapa waktu ini rumah
saya sering mati lampu jadi terkadang saat lagi meet saya
terputus.
b) PTM (Pembelajaran Tatap Muka)
11) Terlalu pagi
12) Tidak ada
13) Paling uang bensin
14) Tulisan di proyektor tidak terlalu jelas
15) Ga ada
16) Selama ini masih belum ada
17) Tidak ada
18) Terkadang merasa bosan, dan juga kadang merasa lelah
karena bolak-balik sekolah tiap hari, tapi PTM jauh lebih
menyenangkan dari pada PJJ
19) Suka ngantuk
20) Jalanan yang terkadang sering macet
35

5. Apakah Anda mengalami kendala device (hp/laptop/pc) untuk PJJ


atau mengalami kendala transportasi untuk pergi ke sekolah untuk
PTM selama mengikuti proses pembelajaran?
a) PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)

Pada sesi PJJ tidak banyak siswa yang mengalami kendala


device seperti Hp, laptop dan PC. Hal ini dapat dilihat hanya
43% yang mengalami kendala, sedangkan 57% merasa tidak
mengalami kendala apapun selama proses pembelajaran. Hal ini
dapat disimpulkan alasan mengapa masih banyak yang kendala
device, dikarenakan untuk melaksanakan proses pembelajaran
daring ini dibutuhkan 3 perangkat lunak yang harus terinstal
dalam device tersebut, misalnya perangkat lunak media untuk
membangun komunikasi di media sosial adalah WhatsApp,
perangkat lunak untuk mendapat informasi seputar tugas yang
diberikan oleh guru adalah Google Classroom dan yang terakhir
perangkat lunak googlemeet sebagai media untuk
mempertemukan guru dan siswa memlalui videocall.
36

b) PTM (Pembelajaran Tatap Muka)

Sedangkan untuk kendala yang terjadi pada sesi PTM biasanya


adalah kendala kendaraan transformasi, dimana yang menjadi
kendala utamanya ketidakpunyaan kendaraan bermotor,
maupun bermobil. Biasanya untuk mengatasi hal tersebut para
siswa meminta tolong kepada orang tua atau menggunakan jasa
ojek untuk menjadi solusi masalah dari permasalahan
ketidakpunyaan kendaraan tersebut. Dari hasil data yang
diperoleh sudah tidak banyak yang mengalami kendala hal
tersebut, hanya tinggal 14% saja yang mengalami kendala
kendaraan sedangkan untuk 86% lainnya sudah tidak
mengalami kendala.
6. Apakah Anda sering meninggalkan vicon setiap mata pelajaran
sedang berlangsung karena mengantuk jika memilih PJJ dan Apakah
Anda sering mengantuk di kelas setiap jam mata pelajaran
berlangsung jika memilih PTM?
37

a) PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)

Hasil yang didapatkan pada sesi PJJ sekitar 86% banyak siswa
yang jarang meninggalkan vicon saat mata pelajaran
berlangsung. Dapat dilihat hanya 4% yang sering meninggalkan
vicon karena mengantuk, sedangkan 10% tidak mengalami
kendala seperti mengantuk selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal tersebut dapat disimpulkan, hanya tersisa 4%
yang sering meninggalkan vicon saat mengantuk dan 96% sudah
tidak mengalami hal tersebut.
b) PTM (Pembelajaran Tatap Muka)

Sedangkan hasil yang didapatkan pada sesi PTM terdapat 78%


banyak siswa yang jarang mengantuk saat mata pelajaran
berlangsung. Hal ini dapat dilihat hanya 4% yang sering
mengantuk saat mata pelajaran berlangsung.sedangkan 18%
tidak mengalami kendala seperti mengantuk selama mata
pelajaran berlangsung. Hal ini dapat disimpulkan dalam sesi PJJ
38

dan PTM memiliki jumlah persentase yang sama, yakni hanya


tersisa 4% yang sering mengantuk pada saat tatap muka dan
96% sudah tidak mengalami hal tersebut.
7. Apakah proses pembelajaran yang dibagi menjadi PTM & PJJ
efektif untuk kesejahteraan Guru dan murid?

Hasil yang didapatkan pada pembagian sistem PTM dan PJJ ada
68% banyak siswa yang setuju bahwa proses pembelajaran yang
dibagi menjadi PTM dan PJJ itu efektif. Dapat dilihat juga hanya
sekitar 32% siswa yang tidak setuju bahwa selama proses
pembelajaran yang dibagi menjadi dua sesi itu tidak efektif untuk
kesejahteraan Guru dan murid. Hal tersebut dapat disimpulkan, 68%
murid memungkinkan setuju karena sudah dengan efektif memulai
PJJ dengan menggunakan aplikasi daring seperti Zoom atau Google
Meet sedangkan untuk yang PTM berada dikelas bersamaan dengan
PJJ agar proses pembelajaran dapat dilakukan secara bersama. Dan
32% murid memungkinkan tidak setuju karena biasanya terdapat
beberapa kendala yang terjadi dalam pembelajaran jarak jauh,
seperti kendala pada device yang digunakan untuk PJJ, koneksi
internet, metode pembelajaran yang membuat “jenuh”, dan lainnya.
39

8. Apakah proses pembelajaran yang dibagi menjadi PTM & PJJ


menimbulkan kecemburuan sosial?

Hasil yang didapatkan pada pembagian sistem PTM dan PJJ terdapat
61% banyak siswa yang tidak setuju bahwa proses pembelajaran
yang dibagi menjadi PTM dan PJJ itu dapat menimbulkan
kecemburuan sosial. Dapat dilihat juga hanya sekitar 39% siswa
yang setuju bahwa selama proses pembelajaran yang dibagi menjadi
dua sesi itu benar dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Hal
tersebut dapat disimpulkan, 61% murid memungkinkan tidak setuju
dikarenakan ini semua dilakukan guna untuk membatasi penyebaran
virus Covid-19 yang meluas, yang dimana dalam PJJ Guru dan
murid tidak bertatap muka secara langsung, juga antara guru dan
murid yang berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang
sangat jauh. jadi sangat memudahkan proses pembelajaran. Selama
dua proses pembelajaran dilakukan dapat mengurangi resiko
kerugian dan guru dapat lebih realistis ke murid. Sedangkan sisa
murid yang setuju dikarenakan semua tidak bisa belajar secara tatap
muka bersamaan di kelas, tapi harus belajar di rumah dengan
menggunakan teknologi informasi, juga tidak semua guru dan murid
memiliki kemampuan yang memadai untuk melaksanakan PJJ.
Bukan hanya persoalan kemampuan finansial dan kepemilikan alat
IT, akan tetapi juga masalah kemampuan dalam menggunakan
40

aplikasi-aplikasi untuk proses pembelajaran vicon serta gadget yang


dimiliki.
9. Bagaimana pendapatmu terkait sistem pembelajaran yang
diterapkan di SMA Gembala Baik?
1) Sudah cukup baik, meskipun masih perlu memperhatikan
protokol kesehatan, sistem pembelajaran masih bisa
dilaksanakan dengan baik
2) Menurut saya sudah sangat baik
3) Sangat Baik
4) Sangat baik
5) Sudah baik
6) Baik
7) Sudah cukup baik.
8) Baik
9) Sudah cukup baik. Namun, mungkin harus lebih memperhatikan
protokol kesehatan para siswa/i yang mengikuti sistem
pembelajaran PTM
10) Sistem yang diterapkan sudah sangat baik
11) Bagus
12) Sangat Baik
13) Baik dan disiplin
14) Sudah baik
15) Baik
16) Sudah baik
17) Baik
18) Baik, sistem mengajarnya baik dan materi lebih mudah
dipahami daripada saat pjj
19) Baik
20) Sistem yang sekarang diterapkan menurut saya cukup
menambah pekerjaan tambahan para guru sebab harus
menghubungkan antara siswa yang daring dan yang bertatap
41

muka. Tapi disamping hal tersebut pihak sekolah telah berusaha


dengan baik untuk menyediakan sarana dan prasarana dalam
menjalankan sistem pembelajaran yang seperti itu.
10. Saran anda lebih baik sekolah menerapkan sistem pembelajaran
seperti apa untuk kedepannya? dengan melihat kondisi terkini.

Hasil yang didapatkan pada sistem pembelajaran yang paling


banyak dipilih adalah PTM semua yang dimana mencapai 40%,
untuk PJJ semua terdapat 37%, dan yang paling sedikit sekitar 23%
memilih untuk tetap PTM dan PJJ. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
murid di SMA Gembala Baik lebih memungkinkan memilih untuk
PTM semua karena tugas yang diberikan terlalu menumpuk,
mahalnya kuota internet saat PJJ, susahnya mendapatkan sinyal
internet, murid belum sepenuhnya mampu untuk belajar mandiri,
orang tua yang kurang sabar dalam membimbing, minimnya variasi
metode mengajar dari guru, serta hingga siswa jenuh, stress, dan
sakit secara psikososial.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2021. Apa Itu Daring dan Luring?.


https://www.kreditpintar.com/education/memahami-perbedaan-daring-
dan-luring.
(Diakses; Rabu 23 Februari 2022: pukul 22.55)

Anonim. 2020. Pembelajaran Daring dan Luring : Pengertian, Ciri-ciri, Serta


Perbedaannya.
https://www.amongguru.com/pembelajaran-daring-dan-luring-pengertian-
ciri-ciri-serta-perbedaannya/.
(Diakses; Rabu 23 Februari 2022: pukul 22.37)

Anonim. 2012. Pengertian dan Jenis Metode Deskriptif.


https://idtesis.com/metode-deskriptif/.
(Diakses; Selasa 1 Maret 2022: pukul 9.12)

Anonim. 2021. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran.


https://ruangguruku.com/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran/
(Diakses; Kamis 17 Februari 2022: pukul 8.00)

Elisa, Edi. 2016. Pengertian pembelajaran.


https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-pembelajaran.html
(Diakses : Kamis, 24 Februari 2022 ; pukul: 14.01)

Imanulloh, Harys. 2020. Tujuan Pembelajaran.


https://www.tripven.com/tujuan-pembelajaran/
(Diakses; Kamis, 17 Februari 2022: pukul 9.29)

Muhlis Ali, Imam. 2020. Kelebihan – Kekurangan Pembelajaran Daring dan


Tatap Muka.
https://www.google.com/amp/s/www.patinews.com/kelebihan-
kekurangan-pembelajaran-daring-dan-tatap-muka/amp/.
(Diakses; Rabu 23 Februari 2022: pukul 23.14)

Ngangi, Dalton. 2021. Macam-macam bentuk penelitian.


https://id.linkedin.com/pulse/macam-macam-bentuk-penelitian-dalton-
ngangi-md .
(Diakses; Selasa 1 Maret 2022: pukul 08.58)

Supini, Epin. 2020. Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran yang Baik.


https://blog.kejarcita.id/cara-merumuskan-tujuan-pembelajaran-yang-baik/
(Diakses; Kamis, 17 Februari 2022: pukul 7.14)

42

Anda mungkin juga menyukai