Anda di halaman 1dari 3

Grace Carlina 11A3-14

Judul Resensi: Perjalanan Luar Biasa di Dunia Anak-Anak


Judul Buku: Kita Pergi Hari Ini atau Tempat-Tempat Indah dalam Mimpi-Mimpi Anak-Anak
Baik-Baik
Pengarang: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2021
Cetakan Ke-: 5
Tebal Buku: 191 halaman
Harga Buku: Rp. 88.000

Pendahuluan:
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie telah menerbitkan lebih dari 25 buku fiksi. Semua
Ikan di Langit, salah satu judul bukunya yang berhasil memenangkan Sayembara Novel
Dewan Kesenian Jakarta 2016. Buku-bukunya juga banyak yang best-seller diantaranya ada
Di Tanah Lada, Jakarta Sebelum Pagi, White Wedding, San Fransisco dan Semua Ikan di
Langit.

Isi Resensi:
Buku ini bercerita tentang suatu kota yang disebut-sebut sebagai Kota Suara, dimana
jumlah populasi anak kecil di kota ini sangat banyak, sehingga mengalahkan jumlah populasi
orang dewasa. Dengan banyaknya jumlah populasi anak-anak ini, ditambah dengan sifat anak
kecil mereka yang secara alami muncul, terdapat banyak keributan di kota tersebut. Keributan
tersebut disebabkan tawa, tangis, teriak, dan jerit para anak-anak di kota itu. Karena
keriburan ini, para penduduk mulai melupakan nama asli dari kota tersebut. Dari situ lah asal
usul kota tersebut disebut sebagai Kota Suara.
Cerita ini berawal dari salah satu keluarga kecil di Kota Suara, yang beranggotakan
lima orang. Keluarga ini disebut sebagai Keluarga Mo, ada Bapak Mo, Ibu Mo, dan tiga anak
yang bernama Ma, Mi, dan Mo. Kondisi ekonomi di Kota Suara memaksa penduduknya
untuk mencari uang lebih. Sebab seluruh harta Kota Suara telah diraup habis oleh para
penjahat. Seluruh uang yang ada di dasar laut diambil oleh para perompak, seluruh uang yang
ada di bawah tanah diambil oleh para perampok, dan seluruh uang yang ada di ranting pohon
diambil oleh pengusaha kayu yang jahat. Orang-orang dewasa yang menempati Kota Suara
setiap harinya harus bekerja keras demi menghasilkan uang, untuk dapat menghidupi dirinya
sendiri beserta keluarganya. Tidak terkecuali Bapak Mo dan Ibu Mo.
Aktivitas keseharian Bapak Mo dan Ibu Mo adalah bekerja, dan sebagian besar waktu
mereka habis karena sibuk bekerja. Maka itu, Bapak Mo dan Ibu Mo tidak memiliki banyak

1
Grace Carlina 11A3-14

waktu yang dapat dihabiskan untuk mengurus dan bermain bersama anak-anaknya. Memakai
jasa seorang pengasuh anak bukan lah suatu pilihan bagi Keluarga Mo, karena Bapak dan Ibu
Mo tidak mempunyai uang lebih untuk membayar jasa tersebut. Namun, terdapat satu pilihan
yang memungkinkan para keluarga yang kondisinya seperti Keluarga Mo, yang tidak
memiliki penghasilan yang banyak, tetapi juga tidak memiliki waktu untuk menjaga anak-
anaknya, yakni dengan memakai jasa pengasuh berbentuk kucing luar biasa yang tidak perlu
dibayar atau gratis.
Kucing luar biasa berasal dari sebuah kota di luar Kota Suara yang bernama Kota
Terapung Kucing Luar Biasa. Sesuai dengan namanya, seluruh populasi kota ini adalah
kucing. Kucing luar biasa bukan lah sebuah sebutan tanpa makna, melainkan sebutan yang
menggambarkan keadaan para kucing penduduk Kota Terapung Kucing Luar Biasa. Kucing-
kucing penduduk kota tersebut tidak seperti hewan kucing biasa, tetapi para kucing tersebut
menyerupai seorang manusia. Berjalan dengan dua kaki, memiliki dua tangan, bisa berbicara,
bisa melakukan aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki akal seperti
manusia. Begitu juga dengan pengasuh yang disewa jasanya oleh Bapak dan Ibu Mo.
Pengasuh kucing luar biasa ini meminta Keluarga Mo untuk memanggilnya Nona Gigi.
Kehadiran Nona Gigi ke dalam Keluarga Mo membawa kedamaian hati bagi Bapak
dan Ibu Mo. Sebab, dengan hadirnya Nona gigi, kehidupan anak-anak Bapak dan Ibu Mo,
yakni Ma, Mi, dan Mo menjadi terurus, dan mereka dapat terus bekerja keras dengan merasa
tenang. Kehadiran Nona Gigi kemudian memungkinkan Ma, Mi, dan Mo untuk bersosialisasi
ke luar rumah. Ma, Mi, dan Mo kemudian berkenalan dan dekat dengan dua anak kembar
yang tinggal di samping rumahnya. Kedua anak tersebut bernama Fifi dan Fufu.
Ma, Mi, dan Mo, serta Fifi dan Fufu berteman baik dan saling berbagi cerita.
Ternyata, mereka memiliki satu cerita yang sama, yakni orang tua mereka berlima memiliki
janji untuk membawa mereka semua pergi jalan-jalan. Berdasarkan sifat alami seorang anak
kecil, ketika mereka diberikan sebuah janji, maka mereka akan menagihnya sewaktu-waktu.
Ma, Mi, dan Mo, serta Fifi dan Fufu kemudian menagih janji para orang tuanya.
Pada akhirnya, orang tua mereka menepati janji tersebut dengan memutuskan satu
hari di mana mereka dapat pergi jalan-jalan. Namun, oleh sebab kondisi hidup mereka yang
pas-pasan, orang tua mereka tidak dapat menemani anak-anaknya jalan-jalan, karena tidak
dapat meninggalkan pekerjaan. Akhirnya, para orang tua pun meminta Nona Gigi sebagai
pendamping jalan-jalan Ma, Mi, Mo, Fifi, dan Fufu. Para anak-anak memutuskan untuk pergi
ke Kota Terapung Kucing Luar Biasa. Dari sini lah kisah perjalanan yang tidak terduga
dimulai. Untuk dapat sampai ke Kota Terapung Kucing Luar Biasa, mereka harus naik
kendaraan yang disebut kereta air. Kereta air ini memiliki bentuk yang unik, bentuk badan
kereta air menyerupai sebuah daun, jadi tiap-tiap penumpangnya akan duduk di sebuah daun.
Sedangkan, lantai pijakan dari kereta air akan berubah menjadi air ketika para penumpang
duduk. Perjalanan menuju Kota Terapung Kucing Luar Biasa mengharuskan mereka untuk
singgah di sebuah tempat yang bernama Sirkus Sendu. Tidak seperti sirkus pada umumnya,
yang mana setelah menonton sirkus para penontonnya akan merasa senang, Sirkus Sendu
adalah kebalikannya.

2
Grace Carlina 11A3-14

Reaksi para penonton setelah menonton Sirkus Sendu adalah merasakan kesedihan,
bahkan hingga menangis. Bukan tanpa tujuan Sirkus Sendu ini diadakan, karena tangisan
para penumpang yang menonton Sirkus Sendu merupakan bahan bakar kererta air, yang
memungkinkan mereka untuk pergi ke Kota Terapung Kucing Luar Biasa. Akhirnya, mereka
pun dapat sampai ke Kota Terapung Kucing Luar Biasa. Pemandangan pertama yang
disuguhkan sesampainya di sana adalah pemandangan yang mengagumkan bagi seorang
manusia. Bagaimana tidak, para kucing di sana sungguh hidup seperti para manusia.
Memiliki rumah, memiliki pekerjaan, ada yang bekerja di darat, bekerja di laut, dan
melakukan aktivitas manusia lainnya. Ma, Mi, Mo, Fifi, dan Fufu, bersama dengan Nona
Gigi pun melanjutkan perjalanan menyusuri Kota Terapung Kucing Luar Biasa. Nona Gigi
membawa mereka berpetualang menyusuri Kota Terapung Kucing Luar Biasa yang indah
dan megah. Namun, petualangan mereka tidak berjalan seperti ekspektasi. Tak lama setelah
petualangan dimulai, keanehan mulai terjadi, muncul masalah demi masalah dan juga
ancaman, kebenaran mulai terkuak.
Petualangan kelima anak kecil tersebut dipenuhi oleh kejadian mengerikan yang
bertubi-tubi. Bahkan, kejadian mengerikan yang terburuk pada akhirnya mengorbankan
keselamatan nyawa Ma, Mi, Mo, Fifi, dan Fufu.
Tema yang diangkat pada novel ini ialah petualangan anak-anak dalam mencapai hal-
hal indah yang diinginkan oleh anak-anak, yang mana digambarkan cukup detail pada novel,
seperti keinginan para anak-anak untuk berjalan-jalan atas dasar janji orangtua mereka.
Tokoh pada novel ini ada Ma, Mi, Mo, Fafa, Fifi, Nona Gigi, Bapak dan Ibu Mo, perbedaan
karakter di antara para tokoh utama menambah warna pada cerita. Latarnya ada di Kota
Suara, di Perkampungan, negara Eropa, dan Kota Terapung yang mana sangat bagus karena
benar-benar menggambarkan genre novel ini, yaitu fantasi. Alur cerita dalam novel Kita
Pergi Hari Ini dari awal hingga pertengahan dapat dibilang absurd yang memungkinkan
sebagian orang yang membacanya dapat berhenti ketika baru mencapai tengah cerita. Sudut
pandang yang digunakan ialah sudut pandang orang ketiga, yang mana cukup bagus karena
lebih jelas dalam penggambaran adegan maupun dialog yang diucapkan. Gaya bahasa yang
digunakan ringan seperti mendongengi anak kecil namun, cukup berbelit-belit karena ada
unsur repetisi sehingga membuat pembaca harus mengulang-ulang membaca supaya dapat
mengerti apa yang dimaksud oleh penulis.

Penutup:
Pesan dari cerita ini adalah memiliki anak itu bukanlah suatu kewajiban. Perlu
diperhatikan bahwa mempunyai anak itu merupakan tanggung jawab yang sangat besar. Jika
seseorang tidak mampu untuk memiliki anak dan menjadi orang tua, lebih baik tidak usah.
Jika dipaksakan, dapat dipastikan keputusan tersebut dapat menyebabkan dampak yang buruk
pada suatu saat nanti.
Buku ini mungkin tidak cocok untuk semua kalangan, karena ada kesan dark-nya,
juga bahasanya yang terlalu berbelit-belit. Buku ini cocok untuk orang yang suka akhir tidak
terduga, dan tragis.

Anda mungkin juga menyukai