FACIAL CLEFT
Oleh:
Verren Nadhifa M. Sukma
G992202168
Pembimbing:
Dr. dr. Amru Sungkar, Sp.B., Sp.BP-RE (K)
Referensi artikel ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu Bedah
Plastik Rekonstruksi dan Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Referensi artikel dengan judul:
Disusun oleh:
Verren Nadhifa M. Sukma
G992202168
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
B. EPIDEMIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
Pembentukan cleft terjadi ketika embrio mengalami pertumbuhan, dan
terdapat pola untuk tipe dasar dari berbagai cleft yang berbeda. Oleh
karena itu, merupakan hal yang penting untuk mengetahui embriogenesis
wajah sebagai prinsip dasar untuk memahami kompleksitas malformasi
ini. Berbagai processus yang berbeda akan menyambung di sekeliling area
mulut, sehingga apapun yang mengganggu ‘tempat pertemuan’ ini atau
apaun yang menyebabkan rupturnya persatuan ini akan menimbulkan cleft.
Korelasi antara processus di wajah dari suatu embrio dan wajah seorang
dewasa akan membantu klinisi dalam memahami morfologi dan distribusi
cleft (Ortiz-Monasterio, 2008).
G. TATALAKSANA
Tidak ada satu jenis pengobatan yang ditetapkan untuk untuk facial
cleft, karena variasi belahan yang sangat banyak. Jenis operasi yang
dilakukan tergantung pada jenis celah dan struktur yang terlibat. Masalah
pada rekonstruksi awal adalah kecacatan yang timbul akibat adanya
pembatasan pertumbuhan intrinsik. Hal ini memerlukan operasi tambahan
pada usia lanjut untuk memastikan semua bagian wajah yang terbentuk
proporsional.
H. PREVENTIF
Sulit untuk mengatakan apa yang mungkin mencegah anak-anak
yang lahir dengan sumbing karena beberapa penyebabnya yang masih
belum jelas. Terdapat faktor genetik dan lingkungan yang mendasari.
Diagnosis prenatal terhadap facial cleft dapat dilakukan melalui
pemeriksaan ultrasound. Untuk mempersiapkan orangtua secara optimal,
terutama dalam masa mempertahankan kehamilan dan menyambut
kelahiran bayi, perlu dilakukan konseling prenatal mengenai efek
malformasi terhadap kualitas hidup anak.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh U.S. National Institute of
Health adalah bahwa ibu yang mengkonsumsi asam folat pada masa
kehamilannya akan menurunkan resiko memiliki anak dengan facial cleft
secara signifikan. Jadi, asam folat memberikan kontribusi untuk risiko
yang lebih rendah dari anak yang lahir dengan facial cleft. Menghindari
konsumsi obat-obat yang bersifat teratogenik juga merupakan salah satu
langkah preventif pada terjadinya facial cleft.
PAG
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA