Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

Nama Guru : Mimi Mariani, S.Pd


NIP : 196412061984032003
ASAL UNIT : SDN 07 Pendawan
KERJA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SAMBAS


SDN 07 PENDAWAN KECAMATAN SAMBAS
TAHUN 2022 / 2023
IDENTITAS GURU

1. Nama Sekolah : SDN 07 PENDAWAN


2. Nama Guru : MIMI MARIANI, S.Pd
3. NIP : 196412061984032003
4. Tempat/ Tanggal Lahir : Sambas , 6 Desember 1964
5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Pangkat/Golongan Guru : PEMBINA / IV A

7. Jabatan : KEPALA SEKOLAH

8. SK Pengangkatan sebagai CPNS


 Pejabat yang mengangkat :
 Nomor SK :
 Tanggal SK :
Pangkat Terakhir
 Pejabat yang mengangkat : Keputusan Gubernur Kal-Bar
 Nomor SK : 823.4/ 109/ BKD-C
 Tanggal SK : 1 April 2006
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI
KELOMPOK KERJA GURU (KKG) GUGUS I KUBU SAMBAS
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023

Oleh:

MIMI MARIANI, S.Pd


NIP. 196412061984032003

Disahkan Oleh:

Sambas,8 Maret 2022

Pengawas

Maskur Syafarudin, S.Pd. M.Pd.


NIP. 19690415 199110 1 001

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI


KOMUNITAS BELAJAR KELOMPOK KERJA GURU (KBKKG)
GUGUS I KUBU SAMBAS
TAHUN PELAJARAN 2022 -2023

A. Latar Belakang
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah, khususnya pada jenjang pendidikan dasar
yang memberikan bekal kemampuan peserta didik dengan pengetahuan
dan keterampilan dasar. Oleh karena itu, kemampuan atau kompetensi
guru perlu untuk selalu dibina dan ditingkatkan, supaya dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dapat menciptakan kinerja
yang baik. Sebagai upaya dalam membina atau meningkatkan kemampuan
guru di sekolah dasar salah satunya adalah melalui KBKKG ( komunitas
belajar kelompok kerja guru )merupakan wadah atau forum kegiatan
profesional bagi para guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat
gugus atau kecamatan yang terdiri dari sejumlah guru dari sejumlah
sekolah.” (Depdiknas, 2009:6).
Komunitas belajar kelompok kerja guru adalah wadah pertemuan
bagi para guru sekolah dasar yang tergabung dalam organisasi gugus
sekolah. Pembentukkan komunitas belajar dalam gugus sekolah dasar
tersebut telah dibakukan melalui Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen No.
079/C/Kep/I/93 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan
Profesional Guru Melalui Pembentukan Gugus Sekolah di Sekolah Dasar.
Berdasarkan surat keputusan tersebut menjelaskan bahwa : “Komunitas
Belajar Kelompok Kerja Guru (KBKKG) adalah suatu wadah pembinaan
profesional bagi para guru yang tergabung dalam organisasi gugus sekolah
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.” Gugus sekolah terdiri dari 6
sekolah dasar yang berada di tingkat kecamatan, di dalamnya terdapat
perangkat gugus yang memiliki tujuan dan semangat untuk maju bersama
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Merupakan wadah pembinaan profesional guru yang memberikan
bantuan serta layanan terhadap kemampuan profesional guru. Segala
bentuk usaha yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan proses belajar
mengajar yang efektif di kelas dapat dibahas bersama-sama di Komunitas
Belajar Kelompok Kerja Guru, dan juga permasalahan yang muncul dalam
proses belajar mengajar dapat dicarikan solusinya melalui program bedah
masalah di KBKKG. “merupakan wadah kerjasama guru-guru dan sebagai
tempat mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan
profesional, yaitu dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan menilai
kemajuan murid.” 
Depdikbud (1994:44). Begitu pun informasi yang up to date dan
aktual tentang pendidikan dapat disebarluaskan melalui wadah ini. Untuk
itu, para guru dapat bekerja sama saling mengisi satu sama lain dan
bertukar pikiran dalam memecahkan masalah dengan semangat
kebersamaan dan rasa kekeluargaan.
Senada dengan pendapat Djam’an Satori (Rusdiana,
2011:4)bahwa : KBKKG adalah wadah kerjasama yang mempertemukan
kebutuhan profesional guru-guru. Melalui wadah ini guru-guru memiliki
kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai satu kelompok dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-
hari di bidang supervisi dalam upaya memperbaiki pengajaran.
Depdiknas (2005:91) menjelaskan bahwa : “KBKKG adalah wadah
kerjasama guru-guru untuk bersama-sama belajar melalui kegiatan-
kegiatan yang digagas, dilaksanakan dan dievaluasi bersama.” Kegiatan-
kegiatan untuk dibahas dan dipecahkan pada forum KBKKG diantaranya :
penyusunan program pembelajaran dan persiapan harian, perencanaan
KBM yang menantang, pembuatan dan penggunaan alat bantu pelajaran,
pemanfaatan sumber-sumber belajar, penilaian hasil kemajuan anak,
pengelolaan kelas, penataan pajangan kelas, penggunaan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar dan kegiatan lain yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran. Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan
kemampuan profesional guru-guru dapat ditingkatkan. Dengan kata lain,
kemampuan profesional guru-guru bisa ditingkatkan melalui berbagai
kegiatan yang dilakukan di komunitas belajar kelompok kerja guru/
Pembinaan melalui KBKKG sering disebut sebagai pembinaan
teman sejawat atau pembinaan secara berkelompok, karena kegiatan
pembinaan yang dilakukan merupakan kegiatan saling memberikan
bantuan antar guru-guru yang kompak dan akrab dalam setiap
pertemuannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh A.F Tangyong dkk.
(Hendriana, 2003:29), bahwa : “Kelompok Kerja Guru adalah wadah
pertemuan profesional guru yang aktif, kompak, akrab, karena masalah
yang dibahas adalah dari guru, oleh guru, dan untuk guru.”
Peningkatan pendidikan khususnya di sekolah dasar merupakan
fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.Hal ini karena sekolah dasar merupakan satuan pendidikan formal
pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap
dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar.
Pengembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya pengembangan
profesional guru, merupakan usaha mempersiapkan guru agar memiliki
berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan memberikan rasa
percaya diriuntuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai petugas
profesional. Pengembangan atau peningkatan kemampuan profesional
harus bertolak pada kebu-tuhan atau permasalahan nyata yang dihadapi
oleh guru.
Guru merupakan jabatan atau profesi yangmemerlukan keahlian
khusus sebagai seorang guru.Tanggung jawab dalam mengembangkan
profesi pada dasarnya adalah tuntutan dan panggilan untuk selalu
mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung
jawab profesinya. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya
tidak bisa dilakukan oleh orang lain kecuali dirinya sendiri. Oleh karena
itu guru dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan
dalam rangka pelaksanaan tugasprofesinya. Ia harus peka
terhadaperubahanperubahanyang terjadi khususnya dalam bidang
pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 2008:16). Tugas dan tanggung jawab
itu erat kaitanya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku
profesi, kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah kompetensi guru
Guru sebagai pionir berhasilnya pendidikan, melihat perkembangan
zaman yang serba cepat perlu ditingkatkan kualitasnya sehingga dia
mampu mensejajarkan pengetahuannya dengan tuntutan zaman. Dengan
pengetahuan yang tetap up to datetersebut guru tetap dapat memberikan
informasiinformasi mutakhir dalam proses belajar mengajarterhadap
murid-muridnya. Kondisi perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi
yang terus menerus mengalir dengan sendirinya menjadi sebuah perhatian
serius bagi pemerintah agar guru juga diberikan pembinaan profesional
secara terus menerus, sehingga guru tidak ketinggalan ilmu pengetahuan.
Tuntutan pembangunan akan sumber daya manusia (SDM) yang
bermutu menuntut juga kemampuan profesional guru yang semakin tinggi.
Oleh karena itu, perlu ada sistem pembinaan yang menjamin adanya
dukungan profesional bagi guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya
sehari-hari sehingga mereka senantiasa dapat meningkatkan mutu
pembelajaran. Sistem pembinaan profesional yang dimaksud adalah tidak
lain dari pada mekanisme bagaimana membantu guru meningkatkan mutu
kemampuan profesionalnya terutama dalam mengajar dan membelajarkan
murid, atau dengan kata lain, dalam meningkatkan mutu proses/ kegiatan
belajar-mengajar (KBM) sehingga mutu hasil belajar murid pun
meningkat.
Sebagai bentuk aktualisasi tugas guru sebagaitenaga profesional,
maka pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sebagaimana
diamanatkan oleh UU No. 20/2003, UU No. 14/2005, dan PP No. 19/2005
akan menfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesionalannya
secara berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB) ini diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan,
keterampilan, kompetensi social, dan keperibadian yang mereka miliki
sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan
profesinya (Dirjen PMPTK, 2010:2).
UU No. 14/2005 mengamanatkan guru untukmemiliki (a) kualifikasi
akademik minimum S1/ DIV, (b) kompetensi sebagai agen pembelajaran
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional, dan (c)
sertifikat pendidik. Agar guru dapat memiliki kompetensi sebagai agen
pembelajaran sebagaimana yang diamanatkan pada undang-undang
tersebut, maka harus senantiasa meningkatkan kompetensinya secara terus
menerus melalui berbagai upaya antara lain melalui pelatihan, kegiatan
karya tulis ilmiah, pertemuan di kelompok kerja dan musyawarah kerja
diantaranya melalui Komunitas Belajar Kelompok Kerja Guru (KBKKG).
KBKKG sebagai salah satu wadah profesional guru (baik guru kelas
maupun guru mata pelajaran)
B. Tujuan Kegiatan KBKKG Gugus I Kubu sambas
1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal,
khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan
silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian
sarana/ prasarana belajar, memanfaatkan sumber belajar, dsb.
2. Memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja atau
musyawarah kerja untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan
bantuan dan umpan balik.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta
mengadopsipendekatan pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih
profesional bagi peserta kelompok kerja atau musyawarah kerja.
4. Memberdayakan dan membantu anggota kelompok kerja dalam
melaksana-kan tugas-tugas pembelajaran di sekolah.
5. Mengubah budaya kerja anggota kelompok kerja atau musyawarah
kerja (meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan
mengembangkan profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan
pengembanga profesionalisme di tingkat KKG/MGMP.
6. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang
tercermindari peningkatan hasil belajar peserta didik.

C. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Komunitas Belajar Kelompok Kerja Guru (KBKKG)
Gugus I Kubu Sambas sekolah inti dan sekolah imbas secara bergiliran
tahun pelajaran 2022 - 2023
D. Tempat dan Waktu
Kegiatan Komunitas Belajar Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus I Kubu
Sambas di sekolah inti dan sekolah imbas tahun pelajaran 2022 - 2023
dilaksanakan pada :
Waktu Pelaksanaan : 08 Agustus 2022 s/d 23 FEBRUARI 2023
(12 kali pertemuan)

Tempat Kegiatan : Sekolah inti dan Sekolah imbas secara


bergiliran.
1. SDN 5 Durian
2. SDN 07 Pendawan
3. SDN 25 Lumbang
4. SDN 03 durian
5. SDN 28 Perum
6. SDS Amkur Sambas

Dengan jadwal kegiatan terlampir

Lama Waktu kegiatan : 32 JP

Penyelenggara Kegiatan : Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan


Sambas

E. Struktur Program

Struktur Program kerja Komunitas Belajar Kelompok Kerja Guru GUGUS


I KUBU
KECAMATAN SAMBAS KABUPATEN SAMBAS
TAHUN PELAJARAN 2022 - 2023

No Materi Kegiatan Alokasi


Waktu

1. IMPLEMENTASI P5 8 jam
2. PENILAIAN EVALUASI PEMBELAJARAN K13 DAN 4 jam
KURIKULUM MERDEKA
3. BEDAH SKL DAN KISI – KISI SOAL 2 jam
4. PEMBAHASAN RAPOT KURIKULUM MERDEKA 4 jam
5. PEMBUATAN ATP KLS 1 DAN 4 ( KURIKULUM 6 jam
MERDEKA )
PENYUSUNAN PROGRAM SEMSTER
( KURIKULUM K13 )
6. REAL TECHING 2 jam
7. PRESENTASE TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR 4 jam
DAN TIDAK TERSTRUKTUR
8. PENUNJANG 2 jam

Jumlah III 32 jam

F. Materi yang diberikan untuk menjelaskan hal tersebut, yaitu :

1. Pembukaan KKG Se- Keamatan Sambas


Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas
Pada materi umum yaitu penyampaian kebijakan pendidikan oleh Bapak
pengawas kec.Sambas Bapak Maskur Syafarudin , S.Pd.M.Pd.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, sebab biasanya kualitas
kecerdasan manusia dilihat dari seberapa tinggi seseorang tersebut
mengenyam pendidikan. Pemerintah juga tidak main-main dalam
menggalakkan pendidikan, terbukti dari adanya salah satu peraturan yang
mengatur tentang pendidikan. Peraturan tersebut tertuang dalam UUD 1945
pasal 31 ayat (1) disebutkan bahwa : Tap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran; ayat (2) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan
undang-undang. Dari penjelasan pasal ini pemerintah memberikan petunjuk
bahwa pemerintah mendapatkan amanat untuk menjamin hak-hak warga
negara dalam mendapatkan layanan pendidikan, selain itu pemerintah juga
berkewajiban untuk menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional.
Kepedulian pemerintah akan pendidikan juga terlihat pada besarnya alokasi
dana untuk pendidikan dari APBN, ini membuktikan keseriusan pemerintah
untuk menjamin tiap-tiap warga negaranya agar mendapatkan pendidikan
yang layak. Namun sayangnya hal ini tidak disadari betul oleh masyarakat,
sebab masih banyak masyarakat yang menganggap pendidikan bukan hal
yang utama dalam mencapai kesejahteraan hidup. Selain itu pemerintah
juga tidak mengawasi betul pengalokasian dana tersebut, sebab sebagian
masyarakat yang menyadari akan pentingnya pendidikan masih sulit dalam
mengenyam pendidikan.Seharusnya pemerintah mengadakan pemerataan
terhadap pendidikan. Pengalokasian dana tersebut harus benar-benar
dirasakan oleh masyarakat demi tercapainya pendidikan yang memadai.
Seharunsya pendidikan bukan hal yang sulit untuk di dapat ditengah era
reformasi seperti ini.
2. Rapor Mutu Pendidikan

Rapor Mutu PMP adalah sebuah hasil input data EDS Satuan Pendidikan
dari delapan Standar Pendidikan yang ditampilkan dalam Radar Pemetaan
Mutu Pendiddikan. Radar PMP tersebut dijelaskan seara rinci berdasaran
indikator Standar Pendidikan dan Sub Indikator.
Pemerintah sejak tahun 2018
telah membuat rapor mutu pendidikan secara lengkap unutk delapan SNP.
Aturannya sudah sejak tahun 2016. Data tapor itu rinci mulai persekolah,
perkecamatan, perkabupaten/kota, provinsi dan nasional. Data tersebut
diambil dari data pokok pendidikan (dapodik) dan pemetaan mutu
pendidikan (PMP). Maka semakin lengkap sekolah mengisi data dapodik
maka semakin tinggi capaian mutu rapor sekolahnya. Kebijakan ini
merupakan bagian integral dari sistem pendataan dan pelayanan berbasis
teknologi informasi elektronik yang ingin dijalankan pemerintah saat ini. 

Potret peta mutu pendidikan ini nantinya akan dianalisis bersama kembali.
Hasil analisis peta mutu tersebut akan dirumuskan menjadi rekomendasi
untuk seluruh daerah kabupaten/kota serta provinsi. Harapannya
rekomendasi ini pula yang akan dijadikan dasar setiap daerah melakukan
langkah-langkah kebijakan terkait program dan kegiatan di bidang
pendidikan di daerah. Dengan adanya kajian dan analisis data mutu tersebut
tentu saja akan membuat program pendidikan di daerah lebih akurat,
objektif, efektif, efesien, tepat guna dan tepat sasaran.

3. IMPLEMENTASI P5 PADA KURIKULUM MERDEKA

Dalam dunia pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat


penting. Tanpa kurikulum yang tepat, para pelajar tak akan memperoleh
target pembelajaran yang sesuai. Tentu saja, semuanya disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik di di sekolahnya masing-masing.Pada Februari
2022 lalu, Kemendikbudristek resmi luncurkan kurikulum merdeka.
Kurikulum merdeka adalah metode pembelajaran yang mengacu pada
pendekatan bakat dan minat. Para pelajar dapat memilih pelajaran apa saja
yang ingin dipelajari sesuai passion yang dimilikinya.salah satu
pembelajaran yang ada di dalam kurikulum merdeka adalah projek
penguatan profil pelajar pancasila atau yang sering disebut dengan P5
merupakan salah satu muatan pembelajaran dalam kurikulum
merdeka.Banyak hal yang perlu dipelajari di dalam penguatan P5 terutama
dalam elemen – elemen yang terdapat dalam p5.

Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan


pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi
utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk
menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta
kompetensi peserta didik. Profil pelajar Pancasila harus dapat dipahami
oleh seluruh pemangku kepentingan karena perannya yang penting. Profil
ini perlu sederhana dan mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik
maupun oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, profil pelajar Pancasila terdiri dari
enam dimensi, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan
global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. sehingga dengan hal inilah p5 di
kembangkan di komunitas belajar di gugus 1 kubu guna memberikaan
gambaran kepada dewan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan
penerapan disekolah mereka masing – masing.Dalam kegiatan ini
dihadirkan narasumber yang kompeten dalam materi ini yaitu bapak Reni
Azam ,S.pd.i .beliau merupakan narasumber dari propinsi. Secara umum,
kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran intrakurikuler
yang beragam. Di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik
mempunyai waktu yang cukup untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Nantinya, guru memiliki kekuasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan
belajar dan minat peserta didik.Kurikulum ini untuk menguatkan
pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema
tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Yang mana proyek tersebut
tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu,
sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.Adapun elemen yang
terdapat dalam p5 yaitu akan dijelaskan dibawah ini.

 Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan


Berahlak Mulia yaitu Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama
dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari.

 Dimensi Berkebhinekaan Global yaitu Pelajar Indonesia


mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya
budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur
bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan
menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalaman kebinekaan.
 Dimensi Bergotong Royong yaitu Pelajar Indonesia memiliki
kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang
dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari
bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi
 Dimensi Mandiri yaitu Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri,
yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang
dihadapi serta regulasi diri.
 Dimensi Bernalar Kritis yaitu Pelajar yang bernalar kritis mampu secara
objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif,
membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan
proses berpikir dalam mengambilan keputusan.
 Dimensi Kreatif yaitu Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan
menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan
berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan
yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal serta
memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan.

4. Penyusunan Kisi-Kisi

Pengertian Kisi-kisi Soal, Komponen, dan Langkah Penyusunannya


Pengertian kisi-kisi soal merupakan sebuah format berupa matriks yang
memuat pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi suatu alat
penilaian.
Kisi-kisi menjadi pedoman pembuatan soal yang memuat secara lengkap
kriteria dari soal yang akan diusun dalam sebuah tes. Kisi-kisi soal disusun
berdasarkan silabus mata pelajaran.
Syarat kisi-kisi yang baik adalah:
Kisi-Kisi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:
1. Mewakili isi kurikulum/ kemampuan yang akan diujikan.
2. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal
yang ditetapkan.
3. Komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami.

Kriteria Kisi-Kisi
Kriteria kisi-kisi yang baik adalah sebagai berikut:
1. Mengacu pada materi pelajaran sesuai kurikulum yang ditetapkan
2. Memiliki sejumlah komponen dengan informasi dengan informasi
yang jelas dan mudah dipahami.
3. Menggunakan satu atau lebih kata kerja operasional dalam satu
rumusan indikator.

Komponen Kisi-Kisi
Komponen-komponen yang diperlukan dalam sebuah kisi-kisi
disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan tes.
Komponen kisi-kisi terdiri atas komponen identitas dan komponen
matriks. Komponen identitas diletakkan diatas komponen matriks.
Komponen Identitas:
1. Jenis/ jenjang sekolah
2. Program studi/ jurusan
3. Mata pelajaran
4. Tahun Ajaran
5. Kurikulum yang berlaku
6. Alokasi waktu
7. Jumlah soal
8. Bentuk soal
Komponen matriks:
1. Kompetensi dasar
2. Materi
3. Indikator
4. Level kognitif
5. Nomor soal
Langkah-langkah Penyusunan Kisi-kisi
1. Menentukan kompetensi dasar yang akan diukur
2. Memilih materi yang esensial
3. Merumuskan indikator yang mengacu pada KD
G. Hasil/ manfaat yang diperoleh
Hasil / manfaat yang diperoleh dalam mengikuti kegiatan kelompok
kerja guru adalah sebagai berikut:
 Bertambahnya pengetahuan, wawasan dan ketrampilan tentang
administrasi pendidikan yang berkaitan dengan profesional guru.
 Dapat mengetahui Kompetensi Guru Pembelajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru dalam
melaksanakan tugas profesinya dalam kegiatan belajar mengajar
 Dapat memahami kegiatan remedial dan pengayaan untuk
perbaikan pembelajaran
 Kegiatan evaluasi untuk memberikan umpan balik (feed-back)
kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik
secara langsung maupun tidak langsung serta melihat apakah
suat program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum,
berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat
efisiensi pelaksanaannya.
 Dapat memahami apa itu lesson study merupakan suatu cara
efektif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa.
 Dapat membuat dan melengkapi administrasi kelas.

H. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah mengikuti kegiatan
Kolektif Guru adalah menambah wawasan tentang pembelajaran
Kurikulum merdekayang dirasakan baru,sehingga lebih
mempersiapkan diri lagi. Penulis akan mengimplementasikan
hasil kegiatan ini untuk meningkatkan mutu pendidikan yang di
realisasikan dalam proses pembelajaran pada sekolah penulis dan
mengembangkannya menjadi lebih bermakna lagi.
I. Dampak Setelah Mengikuti Kegiatan
Setelah penulis mencoba menerapkan hasil kegiatan  ini
dampaknya antara lain adalah sebagai berikut:
1.mengetahui lebih banyak tentang kurikulum merdeka
khususnya mata pelajaran P5 ( proyek penguatan profil pelajar
pancasila )
2.Lebih memahami cara pembuatan kisi – kisi soal
3.Kegiatan Pembelajaran yang dilakukan disekolah
menjadi lebih aktif, lebih efektif, lebih serius dan lebih
antusias.
J. Nara Sumber

Nara Sumber Kegiatan kolektif KKG ini adalah:

1. Maskur Syafaruddin, S.Pd. M.Pd, Ka.UPT Disdikbud Kecamatan


Sambas.
2. Azam Reni ,S.pd.I
3. K3S Kecamatan Sambas.
4. Guru pemandu / Guru Kelas
5. Pengurus KKG Gugus I Kubu Kecamatamn Sambas.

K. Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan kolektif KKG ini terdiri dari semua kepala sekolah,
guru kelas dan guru mata pelajaran jenjang Sekolah Dasar yang
berada di Gugus III kecamatan Sambas yang terdiri 55 orang guru dari
6 sekolah binaan yaitu:

1. SDN 5 Durian sebagai sekolah inti


2. SDN 07 Pendawan sebagai sekolah imbas
3. SDN 25 Lumbang sebagai sekolah imbas
4. SDN 03 Durian sebagai sekolah imbas
5. SDN 28 perum sebagai sekolah imbas
6. SD AMKUR sebagai sekolah imbas
L. Strategi Kegiatan

Strategi kegiatan kolektif guru dilakukan dengan pendekatan sebagai


berikut:
1. Memberikan penjelasan materi kepada seluruh peserta
2. Memaparkan materi yang berkaitan P5 Pada kurikulum merdeka.
3. Memberikan tugas kepada guru sesuai dengan materi yang
dipaparkan.
4. Membentuk kelompok kecil guru sesuai dengan kelas yang
diampu oleh guru masing masing.
5. Pemdalam materi dapat dilakukan dengan membuat kelompok
berdasarkan muatan pembelajaran.
6. Memberikan kesempatan kepada guru untuk berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang di hadapi.
7. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mempresentasikan
hasil diskusi mereka.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi program dan kajian kegiatan gugus yang kami
jadikan sebagai bahan acuan atas peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan dan
kemajuan program gugus, ada beberapa hal yang kami garis bawahi sebagai
sebuah kesimpulan, yaitu :
1) Revitalisasi KBKKG merupakan upaya nyata untuk perbaikan dan
peningkatan mutu guru secara langsung dan peningkatan mutu
pendidikan secara umum, yang diharapkan akan berimbas pula pada
proses pengembangan professional guru.
2) Kegiatan Gugus merupakan kebutuhan penting bagi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan dalam melaksanakan profesinya guna tercapainya
tujuan pendidikan nasional.
3) Kegiatan ini sangat membantu pada proses terciptanya koordinasi yang
baik antara Sekolah, KKKS, Pengawas TK/SD dan komponen lain yang
terdapat didalamnya.
4) Dengan kegiatan KBKKG yang terarah, terpadu, dan terintegrasi dengan
baik, guru akan dapat menambah luas wawasan kependidikannya,
wawasan pengetahuannya, penguasaan teknik pembelajarannya, sehingga
akan dapat memacu kreativitas dan aktivitasnya didalam menjalankan
profesinya.
5) Dengan tingkat keaktifan yang signifikan dan pertemuan yang intensif
dalam kegiatan KKG guru dapat berbagi rasa dan pengalaman untuk
peningkatan pembelajaran di sekolah masing-masing.
6) Membantu guru dalam menentukan format-format administrasi yang
berkaitan dengan proses KBM.

B.SARAN
 Diharapkan dalam kegiatan KBKKG tingkat kehadiran guru harus
ditingkatkan agar KKG Gugus I kubu untuk kedepannya menjadi lebih
baik.
 KBKKG hendaknya secara berkelanjutan melaksanakan program
kerja dengan  bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk benar-
benar bisa membimbing dan memantau dari rencana tindak lanjut
yang telah dibuat sehingga tujuan dan sasaran setiap
kegiatan KBKKG akan tercapai.

Dokumentasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai