DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TEBING BULANG
Jalan Sekayu – Jirak KM 30 Desa Tebing Bulang Kecamatan Sungai Keruh
Telp. 082225133541 Email: tebingbulangpuskesmas@gmail.com
Kode Pos 30751
TENTANG
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Surat Keputusan tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di UPT
dr. ASNANDI
Penata
NIP;199101152019021002
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Tebing Bulang
Nomor : B-188.4/14/KPTS/PKM-TB/III/2023
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Prosedur pendaftaran pasien harus dilakukan sesuai dengan standar
operasional prosedur (SOP) yang ada.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan dengan cara identifikasi sebagai berikut :
nama pasien, tanggal lahir pasien, dan alamat / tempat tinggal.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis pelayanan, ketersediaan
tempat tidur, dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang
lain harus dapat disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan Kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
7. Hak – hak pasien meliputi :
a) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
b) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
c) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pengguna
layanan terhindar dari kerugian fisik dan materi;
d) Memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatan sesuai dengan
keinginan dan peraturan yang berlaku di Puskesmas;
e) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter dan
dokter gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam
maupun di luar Puskesmas;
f) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya;
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
g) Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan;
h) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
i) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
j) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal tersebut tidak mengganggu pengguna layanan lainnya;
k) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di puskesmas;
l) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap
dirinya;
m) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesui dengan agama
dan kepercayaan yang dianut;
n) Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medis;
o) Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;
p) Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam
suatu penelitian kesehatan;
q) Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima;
r) Mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesui dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
s) Menggugat dan atau menuntut Puskesmas apabila Puskesmas diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana.
8. Kewajiban Pasien
a) Memenuhi peraturan yang berlaku di puskesmas;
b) Memberikan izin kepada fasilitas pelayanan kesehatan terhadap akses
rekam medis, baik rekam medis non elektronik maupun rekam medis
elektronik;
c) Menggunakan fasilitas Puskesmas secara bertanggung jawab;
d) Menghormati hak-hak pengguna layanan lain, pengunjung dan hak
tenaga kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Puskesmas;
e) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatan yang dimilikinya;
f) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan
di Puskesmas dan disetujui oleh pengguna layanan yang bersangkutan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
setelah mendapatkan penjelasan sesui ketentuan peraturan perundang-
undangan;
g) Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya;
h) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
11. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien datang dengan kondisi gawat darurat harus di prioritaskan dalam
pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
profesional dan kompeten.
9. Jika pelayanan diberikan oleh tim kesehatan, maka tim kesehatan antar profesi
harus terlibat.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan professional
yang memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas.
14. Rencana dan pelaksanaan layanan berdasarkan panduan prosedur klinis yang
dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif oleh tim layanan yang terpadu.
16. Rencanan layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya.
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
20. Efek samping, risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan berdasar pada pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Tersedianya tim kesehatan antar profesi yang profesional untuk melakukan
kajian jika diperlukan penanganan secara tim.
4. Pelaksanaan pemeliharaan alat dan sterilisasi alat sesuai SOP dan jadwal yang
telah dibuat.
5. Tahapan dan prosedur pelayanan klinis dipahami oleh petugas sesuai SOP alur
pelayanan.
6. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai dengan rencana layanan.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
7. Tersedianya SOP koordinasi dan komunikasi antara pendaftaran dengan unit
terkait.
8. Pelaksanaan layanan, perkembangan pasie, dan perubahan rencana layanan
harus dicatat dalam rekam medis.
9. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan kepada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
10. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
11. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindaklanjuti.
12. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
13. Setiap petugas kesehatan diwajibkan untuk memakai APD (alat pelindung diri)
pada saat memberikan pelayanan kesehatan.
14. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi.
15. Kasus–kasus yang memerlukan kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
16. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan SOP pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptic.
17. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas.
18. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
19. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindaklanjuti.
20. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana.
21. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaa layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
22. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
23. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke saranan kesehatan lain.
24. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun rujukan berdasarkan
panduan prosedur yang baku.
25. Jika pasien menolak untuk dilakukan pengobatan atau rujukan, maka petugas
kesehatan wajib memberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat
keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab pasien berkenaan
dengan keputusan tersebut.
26. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus berdasarkan panduan prosedur
yang baku.
27. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anastesi dan pembedahan.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
28. Pemberian makanan dan terapi nutrisi, penyiapan, penanganan, penyimpanan
dan distribusi makanan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan ketentuan
yang berlaku.
29. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
c. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah rujukan
kesehatan yang berkaitan dengan masalah masyarakat. Misalnya
kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan
pelayanan kesehatan dilakukan apabila Puskesmas tidak mampu
menyelenggarakan dan tidak mampu menaggulangi upaya kesehatan
masyarakat, maka Puskesmas wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberikan informasi
tentang tindak lanjut layanan
dr. ASNANDI
Penata
NIP;199101152019021002
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN