Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LURAH
Jalan Lurah-Keduanan No 1
E-mail: puskesmasLurah1@gmail.com
Plumbon 45155

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS LURAH

NOMOR : 400.7/ 0000/puskesmaslurah/2023

TENTANG

PELIMPAHAN WEWENANG

UPTD PUSKESMAS LURAH

KEPALA UPTD PUSKESMAS LURAH,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi,


bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan,
kefarmasian dan laboratorium klinik;
b. Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya;
c. bahwa tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik
berhak memperoleh pelindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
Operasional;
d. bahwa tenaga medis dapat memberikan pelimpahan
wewenang secara tertulis untuk melakukan tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi tertentu kepada
perawat, bidan, atau tenaga kesehatan pemberi asuhan
yang lain;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir a,b, c dan
d diatas, perlu menetapkan Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Lurah tentang Pelimpahan Wewenang
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 307, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5612);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2012
tentang Rujukan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 nomor 122);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 nomor 1118);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016


tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
206);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
308);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 857);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 tahun 2018
tentang Pelayanan Kegawatdaruratan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 nomor 1799);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia tahun 2019 Nomor 68);
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan (Berita Negara Republik Indonesia tahun
2019 Nomor 912);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 1335);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 822);
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
26 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
16. Republik Indonesia Nomor 938 Tahun 2007 tentang
Asuhan Kebidanan;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.HK.02.02/ Menkes/62/2015 tentang Panduan
Praktik Klinik Bagi Dokter Gigi ;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.01.07/MENKES/1936/2022 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan
HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama ;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.01.07/MENKES/165/2023 Tentang
Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS LURAH


TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG

KESATU Menetapkan Pelimpahan Wewenang kepada petugas yang


barkompetensi deengan memenuhi syarat pelimpahan
wewenang dengan adanya bukti sertifikat kompetensi;

KEDUA Dengan diberlakukannya Surat Keputusan ini, maka Surat


Keputusan Nomor tentang Pelimpahan Wewenang
Puskesmas Lurah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila di
kemudian hari ditemukan kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Plumbon
Pada Tanggal 2 Mei 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS LURAH,

TANTI TRISLOWATI

LAMPIRAN : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Lurah

NOMOR :

TANGGAL : 2 Mei 2023


TENTANG : PELIMPAHAN WEWENANG DI UPTD
PUSKESMAS LURAH

1. Contoh surat pelimpahan wewenang


SURAT PELIMPAHAN WEWENANG

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : dr Lely Nurmaidah
NIP : 19741018 200902 2 001
Pangkat/Golongan : IV/a
Jabatan : Dokter Ahli Madya

Dengan ini memberikan pelimpahan wewenang kepada :

NO Nama Pangkat Jabatan


1 Dewi - Perawat Terampil
Prasetyaningsih,Amd.Ke
p

Pada tanggal 21 April 2023:


1. Untuk menjalankan tugas pengkajian dan penatalaksanaan pasien sesuai
dengan asuhan keperawatan di ruang pemeriksaan Umum dari tanggal 21 April
s.d 22 april
2. Dalam menjalankan tugas, delegasi tersebut diharapkan harus sesuai dengan
SOP Pelayanan Medis dasar yang telah ditentukan di Puskesmas Lurah atau
berkonsultasi kepada dokter yang bersangkutan, bila ada kasus yang diluar
kewenangan untuk dikonsultasikan atau dirujuk ke Puskesmas.
3. Semua resiko yang terjadi akibat Pelimpahan wewenang ini merupakan
tanggungjawab dokter yang memberikan Pelimpahan

Ditetapkan di : Plumbon
Pada Tanggal : 20 April 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS LURAH

Drg. Tanti Trislowati


NIP: 19720910 2001122002

2. Definisi Pelimpahan Wewenang


a) Delegasi diartikan pelimpahan wewenang. Wewenang = Hak
b) Pelimpahan wewenang adalah proses pengalihan tugas kepada orang lain
yang sah atau terlegitimasi (menurut mekanisme tertentu dalam
organisasi) dalam melakukan berbagai aktivitas yang ditujukan untuk
pencapaian tujuan organisasi yang jika tidak dilimpahkan akan
menghambat proses pencapaian tujuan tersebut.
c) Pelimpahan wewenang dari pihak yang berhak kepada pihak yang tidak
berhak dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua pihak secara tertulis.
d) Pelimpahan Wewenang menurut UU Keperawatan :
1) Delegasi :
 Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan
sesuatu tindakan medis diberikan oleh tenaga medis kepada
Perawat dengan disertai pelimpahan tanggung jawab (Pasal 32
ayat (3) UU Keperawatan);
 Tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara delegatif,
antara lain adalah menyuntik, memasang infus, dan
memberikan imunisasi dasar sesuai dengan program
pemerintah.
 Pelimpahan wewenang secara delegatif hanya dapat diberikan
kepada Perawat profesi atau Perawat vokasi terlatih yang
memiliki kompetensi yang diperlukan (Pasal 32 ayat (4) UU
Keperawatan)
2) Mandat :
 Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga
medis kepada Perawat untuk melakukan sesuatu tindakan
medis di bawah pengawasan (Pasal 32 ayat (5) UU Keperawatan)
 Tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara mandat, antara
lain adalah pemberian terapi parenteral dan penjahitan luka.
 Tanggung jawab atas tindakan medis pada pelimpahan
wewenang mandat sebagaimana berada pada pemberi
pelimpahan wewenang

3. Pelimpahan wewenang tersebut hanya dapat dilakukan dalam keadaan tenaga


medis tidak berada di tempat dan/atau karena keterbatasan ketersediaan tenaga
medis
4. Tiga Komponen Wewenang (Henc van Maarseveen )
a) Pengaruh
Wewenang digunakan untuk mengendalikan perilaku subyek hukum
b) Dasar hukum
Peraturan/regulasi yang mendasari adanya wewenang tersebut
c) Konformitas hukum
Konformitas hukum dalam wewenang berarti adanya standar wewenang,
baik standar umum untuk semua jenis wewenang maupun standar khusus untuk
jenis wewenang tertentu
5. Tanggung jawab Tenaga Kesehatan :
a) Memiliki persyaratan / kualifikasi dan mempertahankannya: Memiliki
Sertifikat Kompetensi, Surat Tanda Registrasi, Surat Iziin Praktik / Kerja, dll
b) Mematuhi Kode Etik Profesi
c) Mematuhi Standar Profesi
d) Mematuhi Standar Pelayanan dan SOP

6. Prinsip Pendelegasian :
a) Seleksi dan susun tugas yang akan didelegasikan dengan cara menyusun
tugas secara rasional, siapkan format laporan dan presentasikan kepada
penerima delegasi;
b) Seleksi orang yang tepat berdasarkan kompetensi dan persyaratan
pendukung.
c) Ketepatan memilih penerima delegasi (delegat) bergantung pada
kemampuan pemberi delegasi menganalisis kinerja, kelebihan dan
kelemahan, serta perilaku penerima delegasi (delegat);
d) Berikan arahan dan motivasi kepada penerima delegasi;
e) Lakukan supervisi yang tepat baik frekuensi maupun prosedur (SOP).

7. Pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis tersebut dilakukan


dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan
yang telah dimiliki oleh penerima pelimpahan.
b) Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan
pemberi pelimpahan.
c) Pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yang
dilimpahkan sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan
yang diberikan.
d) Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk mengambil keputusan klinis
sebagai dasar pelaksanaan tindakan.
e) Tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus menerus.
8. Dokter dapat mendelegasikan tindakan kepada tenaga kesehatan lain, dengan
persyaratan:
a) Kewenangan ada pada dokter
b) Penerima delegasi memiliki kompetensi melakukannya (hanya psikomotor
yg didelegasikan)
c) Pendelegasian harus jelas dan tercatat
d) Supervisi
e) Tanggungjawab tetap berada pada pendelegasi
9. Fungsi Perawat dalam Praktik Keperawatan:
a) Fungsi Independen : Dalam fungsi ini tindakan perawat tidak
membutuhkan perintah dokter
b) Fungsi Interdependen : Dalam melaksanakan fungsi ini perawat melakukan
tindakan yang berdasarkan pada kerjasama dengan tim keperawatan atau
kesehatan yang lain. Kewenangan yang dimiliki dalam menjalankan fungsi
ini disebut sebagai kewenangan delegasi karena kewenangan tersebut
diperoleh karena adanya suatu pendelegasian tugas dari dokter kepada
perawat.
c) Fungsi Dependen : Dalam melaksanakan fungsi ini perawat bertindak
membantu pelayanan, menjadi wewenang dokter yang diberikan oleh
dokter, antara lain adalah pelayanan pengobatan dan tindakan khusus
yang menjadi kewenangan dokter yang seharusnya dilakukan oleh dokter.
Mis: pemasangan infus dan menyuntik untuk memberikan obat.
10. Pelimpahan wewenang kepada perawat/tenaga lain terjadi dengan tiga cara
yaitu
a) secara atribusi
Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat undang-
undang kepada organ pemerintahan.
Pelimpahan wewenang dengan cara atribusi mempunyai kriteria sebagai
berikut:
 Wewenang berasal dari peraturan perundang-undangan;
 Wewenang tetap melekat sampai dengan peraturan perundang-
undangan yang menjadi dasar wewenangnya berubah;
 Penerima wewenang bertanggung jawab mutlak atas akibat
yang timbul dari wewenang tersebut.
 Pelimpahan wewenang dari aspek hukum administrasi negara,
perawat merupakan salah satu organ pemerintahan dalam
bidang kesehatan dan menjadi subjek hukum pelimpahan
wewenang upaya pelayanan kesehatan.
 Pelimpahan wewenang dari aspek hukum perdata ditinjau dari
pelimpahan wewenang sebagai perikatan yang lahir dari
undang-undang dan dari perjanjian antar-subyek hukum.

b) secara delegasi,
Delegasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ
pemerintah kepada organ pemerintahan lainnya. Dalam konteks pelayanan
kesehatan, wewenang melakukan tugas medis dari dokter dilimpahkan
kepada perawat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelimpahan tugas
dari dokter kepada perawat :
 Tanggung jawab utama tetap berada pada dokter yang memberikan
tugas.
 Perawat mempunyai tanggung jawab pelaksana.
 Pelimpahan hanya dapat dilaksanakan setelah perawat tersebut
mendapat pendidikan dan kompetensi yang cukup untuk menerima
pelimpahan.
 Pelimpahan untuk jangka panjang atau terus menerus dapat diberikan
kepada perawat kesehatan dengan kemahiran khusus (perawat
spesialis), yang diatur dengan peraturan tersendiri (standing order).
 Pelimpahan wewenang dari dokter kepada perawat tersebut dapat
diberikan kepada yang telah bergelar Ners spesialis atau Ners apabila
dilihat mampu melakukannya

c) secara mandat.

Pelimpahan wewenang dengan cara mandat dan delegasi harus dilakukan


sesuai dengan kesepakatan antar-profesi dan/atau pihak terkait, diberikan
secara tertulis, dikembangkan sesuai dengan perkembangan keilmuan dan
kebutuhan pelayanan kesehatan, serta harus dijalankan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki seorang perawat.

11. Alasan Bentuk Pelimpahan wewenang dalam Bentuk Tertulis :


a) Mempunyai kekuatan hukum yang kuat dan kekuatan pembuktian karena
dilindungi oleh peraturan yang berlaku;
b) Dapat berfungsi sebagai alat bukti tertulis mengenai kewenangan yang
dilimpahkan sehingga apabila terjadi perbuatan di luar kewenangan hal
tersebut menjadi tanggung jawab penerima wewenang, bukan tanggung
jawab pemberi wewenang;
c) Pelimpahan wewenang dalam keperawatan disesuaikan dengan kemampuan
profesional dan kompetensi perawat sebagai penerima wewenang.
12. Pelimpahan wewenang di Puskesmas :
 Perawat yang memberikan layanan kesehatan pada puskesmas melakukan
tindakan medis tertentu.
 Perawat yang berdinas di puskesmas menjalankan profesi sekaligus
kepanjangan tangan pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahan
dalam hal penyediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang
layak/memadai.
 Perawat yang bertugas di puskesmas yang mempunyai tenaga kompeten
(dokter) hanya dapat melakukan tindakan medis/pengobatan atas persetujuan
dokter penanggung jawab. Namun, perawat seringkali tidak menunggu adanya
pelimpahan wewenang (perintah) dari dokter untuk melakukan pelayanan
medis di puskesmas, tetapi dilakukan berdasarkan pertimbangan pribadi,
kelaziman, nilai kemanusiaan, dan kompetensinya. Pelayanan kesehatan
berupa tindakan medis seharusnya memerlukan pelimpahan dari dokter.
13. Pendelegasian wewenang/tugas limpah bagi perawat di Puskesmas
Dapat terjadi melalui:
 Pendelegasian wewenang Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
diberikan oleh dokter sebagai tenaga medis;
 Pendelegasian wewenang Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
diberikan oleh Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab institusi
Puskesmas berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan/Bupati
14. Pelimpahan wewenang antar sesama perawat
 Perawat yang mempunyai kewenangan penuh adalah Ners untuk
asuhan keperawatan yang bersifat umum;
 Untuk asuhan keperawatan yang bersifat khusus (jiwa, anak,
maternitas, medikal bedah, dan komunitas), wewenang berada pada
Ners spesialis;
 Perawat lulusan Diploma 3 (D3) Keperawatan tidak mempunyai
wewenang untuk membuat asuhan keperawatan, hanya melakukan
atas instruksi Ners;
 Pelimpahan wewenang dapat diberikan oleh Ners spesialis kepada
Ners berdasarkan kondisi darurat dan bila dilihat Ners mampu
melakukannya;
 Pelimpahan wewenang dapat diberikan oleh Ners kepada perawat D3
berdasarkan kondisi darurat dan bila dilihat oleh Ners, perawat D3
mampu melakukannya.

Ditetapkan di Plumbon
Pada Tanggal 2 Mei 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS LURAH,

TANTI TRISLOWATI
DITULIS NAMA- NAMA

Anda mungkin juga menyukai