Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BAGU


Alamat: Jln. H. Badruddin Bagu Kec. Pringgarata Kab. Lombok Tengah, Kode Pos 83562 Email:

SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUKESMAS BAGU


NOMOR: 076/B/ SK/ PKM-B/VIII/2023
TENTANG
PENYELENGGARAAN LAYANAN KLINIS
DI UPTD PUSKESMAS BAGU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS BAGU,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu,
keselamatan pasien, pencegahan dan pengendalian infeksi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bagu tentang
Penyelenggaraan Layanan Klinis di UPTD Puskesmas Bagu.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2023
Tentang Pengakhiran Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290
Tahun 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52
tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
tahun 2019 tentang Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat,
Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Gigi;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
01.07/MENKES/1936/2022 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
01.07/MENKES/165/2023 tentang Standar Akreditasi
Puskesmas;
14. Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 1
Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan Pada Masa Transisi
Endemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BAGU TENTANG


PENYELENGGARAAN LAYANAN KLINIS DI UPTD
PUSKESMAS BAGU

Kesatu : Kebijakan penyelenggaraan layanan klinis di UPTD Puskesmas Bagu


sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.

Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bagu
Pada tanggal : 6 Agustus 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS BAGU

LALE YUFILA APRIYANTI

Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
Lampiran I : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bagu
Nomor : 076/B/SK/PKM-B/VIII/2023
Tanggal : 6 Agustus 2023
Tentang : Kegiatan Pelayanan Klinis di UPTD Puskesmas Bagu

KEGIATAN PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS BAGU


Pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Bagu terdiri dari:
1. Loket Pendaftaran
a. Pendaftaran pasien umum dan BPJS
b. Pemberian informasi Hak dan Kewajiban Pasien
c. Pemberian informasi terkait pelayanan Puskesmas
2. Pelayanan Pemeriksaan Umum Rawat Jalan
a. Pengobatan dan Konsultasi Kesehatan
b. Surat Keterangan Sehat Jasmani
c. Surat Kesehatan Haji
d. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
3. Pelayanan Pemeriksaan Anak dan Remaja
a. Pengobatan dan Konsultasi Kesehatan
b. Pelayanan kesehatan bayi di bawah lima tahun dengan MTBS dan bayi di bawah 2
bulan dengan MTBM
c. Pelayanan Upaya Rehidrasi Oral (URO)
d. Surat Keterangan Sehat Jasmani untuk Anak dan Remaja
e. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
4. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Pengobatan dan konsultasi kesehatan gigi dan mulut
b. Tindakan gigi dan mulut: pencabutan gigi, penambalan gigi, pembersihan karang
gigi, open bur
c. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
5. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana
a. Pelayanan ANC, USG, dan konsultasi Dokter
b. Pelayanan pemeriksaan Catin (calon pengantin)
c. Konseling dan Pemeriksaan IMS dan IVA
d. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
6. Pelayanan Tindakan dan Gawat Darurat
a. Penanganan kasus gawat darurat
b. Tindakan bedah minor
c. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
7. Pelayanan Rawat Inap
a. Perawatan dan pengobatan
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
b. Observasi dan rehabilitasi medik dasar
c. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
8. Pelayanan Persalinan
a. Asuhan persalinan normal
b. Perawatan bayi baru lahir
c. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
9. Vision Center
a. Pemeriksaan dan pengobatan penyakit mata
b. Pemeriksaan dan pengobatan penyakit mata oleh Dokter Spesialis Mata
c. Skrining Katarak
d. Operasi Katarak dengan Rumah Sakit Mitra
e. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
10. Pelayanan TB-DOTS
a. Skrining TB
b. Pemeriksaan dan Pengobatan TB dengan strategi DOTS
c. Penjaringan Kontak TB
d. Pemberian Terapi Pencegahan TB (TPT)
e. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
11. Konseling Terpadu
a. Gizi
b. Kesehatan Lingkungan
c. Kesehatan Reproduksi

Penunjang Pelayanan Klinis di UPTD Puskesmas Bagu terdiri dari:


1. Pelayanan Rekam Medis
a. Pembuatan Rekam Medis
b. Pembuatan surat keterangan penyakit
c. Pembuatan Surat Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut
2. Pelayanan Kefarmasian
a. Penyerahan dan informasi obat
b. Pembuatan sediaan obat puyer
c. Pemantauan efek samping obat
d. Visitasi pemantauan obat pada pasien rawat inap
3. Pelayanan Laboratorium
a. Pemeriksaan Hematologi: Darah Rutin (Hb, Leukosit, Trombosit, LED),
Golongan Darah
b. Pemeriksaan Kimia Darah:GDP, GD2JPP. GDS, Kolesterol, Asam Urat,
Trigliserida, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
c. Pemeriksaan Urinalisa: Urin Lengkap, Protein Urin, Tes Kehamilan
d. Pemeriksaan Serologi: Widal slide, HIV, HBsAg, Sifilis, NS-1, IgM & IgG Dengue
e. Pemeriksaan Feses lengkap
f. Pemeriksaan Malaria slide
g. Pemeriksaan BTA

Kepala UPTD Puskesmas Bagu

dr. Lale Yufila Apriyanti


NIP 197704062002122007

Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
Lampiran II : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bagu
Nomor : 076/B/SK/PKM-B/VIII/2023
Tanggal : 6 Agustus 2023
Tentang : Kebijakan Penyelenggaraan Layanan Klinis di UPTD Puskesmas Bagu

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN LAYANAN KLINIS


DI UPTD PUSKESMAS BAGU
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Proses pendaftaran pasien harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan didukung
oleh sarana dan lingkungan yang memadai.
2. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan kebijakan, pedoman, protokol kesehatan dan
prosedur yang ditetapkan dengan menginformasikan hak dan kewajiban serta
memperhatikan keselamatan pasien.
3. Skrining resiko jatuh dan skrining penyakit menular (penyakit infeksius)
dilakukan sebelum pasien melakukan pendaftaran
4. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. minimal lulusan SMA/SMK sederajat
b. mampu mengoperasikan komputer
c. berpenampilan menarik
d. mampu berkomunikasi dengan baik
5. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut:
a. nama pasien, tanggal lahir pasien, Nomor Induk Kependudukan (NIK)
b. nomor rekam medis
6. Persetujuan umum (general consent) wajib diminta kepada pasien atau
keluarganya pada saat pasien masuk/penerimaan pertama kali ke Puskesmas untuk
pendaftaran rawat jalan, dan setiap kali rawat inap, serta pada saat observasi atau
stabilisasi.
7. Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi mengenai tindakan
medis/pengobatan tertentu yang berisiko yang akan dilakukan sebelum
memberikan persetujuan atau penolakan (informed consent) termasuk konsekuensi
dari keputusan penolakan tersebut.
8. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, dan informasi
tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di
tempat pendaftaran
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindaklanjuti.
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
10. Informasi tentang rujukan harus tersedia di pendaftaran termasuk ketersediaan
perjanjian kerjasama (PKS) dengan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut yang
memuat jenis pelayanan yang disediakan.
11. Koordinasi petugas pendaftaran dengan unit lain/unit terkait dapat dilakukan agar
pasien/keluarga memperoleh pelayanan.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Penapisan (skrining) dan proses kajian awal dilakukan secara paripurna dan
mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/keluarga dan mencegah
penularan infeksi.
2. Pengkajian awal dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai kewenangan klinis dan
dilakukan saat pasien pertama kali diterima (dilakukan 1 kali) serta dilakukan
secara paripurna meliputi status fisis/neurologi/mental, psikososiospiritual,
ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat alergi, asesmen nyeri, asesmen risiko jatuh,
asesmen fungsional (gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko gizi, kebutuhan
edukasi, dan rencana pemulangan.
3. Pengkajian ulang dilakukan tiap kali pasien datang, berkesinambungan dan
dinamis.
4. Proses pengkajian menjamin untuk tidak melakukan pengulangan yang tidak perlu.
5. Hasil kajian dicatat dalam catatan medis dan mudah diakses oleh petugas yang
bertanggungjawab terhadap pelayanan pasien.
6. Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia tenaga medis, dapat dilakukan
pelimpahan wewenang tertulis kepada perawat dan/atau bidan yang telah
mengikuti pelatihan, untuk melakukan kajian awal medis dan pemberian asuhan
medis sesuai kewenangan delegatif yang diberikan.
7. Rencana asuhan dibuat berdasarkan hasil pengkajian awal, dilaksanakan dan
dimonitor, serta direvisi berdasarkan hasil kajian lanjut sesuai dengan perubahan
kebutuhan pasien.
8. Asuhan pasien dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan medis, keperawatan, dan
asuhan klinis yang lain dengan memperhatikan kebutuhan pasien, berpedoman
pada panduan praktik klinis dan dicatat dalam rekam medis.
9. Dilakukan asuhan pasien termasuk jika diperlukan asuhan secara kolaboratif
sesuai rencana asuhan dan panduan praktik klinis dan/atau prosedur-prosedur
asuhan klinis, agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan tercatat di
rekam medis.
10. Dilakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan dan evaluasi serta tindaklanjut bagi
pasien dan keluarga dengan metode yang dapat dipahami oleh pasien dan
keluarga.
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
11. Dilakukan identifikasi tentang Informasi yang dibutuhkan dalam pengkajian dan
harus dicatat dalam rekam medis meliputi informasi kajian medis, kajian
keperawatan, dan profesi kesehatan lain.
12. Dilakukan koordinasi dan komunikasi dengan petugas kesehatan yang lain untuk
menjamin perolehan dan pemanfaatan informasi yang dibutuhkan dalam
pengkajian secara tepat waktu dan dicatat dalam rekam medik.
13. Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera, diberikan prioritas
untuk asesmen dan pengobatan melalui proses triase oleh petugas yang
profesional dan kompeten.

C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelayanan klinis yang disediakan adalah pelayanan rawat jalan dan
kegawatdaruratan.
2. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
3. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
4. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
5. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
6. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
7. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
8. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
9. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindaklanjuti
10. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
11. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat
12. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi
13. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
14. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
15. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas
16. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
17. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak
lanjuti

Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
18. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu
19. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
20. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
21. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
22. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
23. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
25. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten
26. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent
27. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
28. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan

D. PELAYANAN KEGAWATDARURATAN
1. Pelayanan kegawatdaruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien
gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan
kecacatan.
2. Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan segera oleh petugas yang
profesional dan kompeten sebagai prioritas pelayanan.
3. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan sebagai tahap triase sesuai
dengan pedoman dan prosedur yang ditetapkan.
4. Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada pedoman
tatalaksana triase sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
5. Prinsip triase dalam memberlakukan sistem prioritas dengan penentuan atau
penyeleksian pasien yang harus didahulukan untuk mendapatkan penanganan
segera yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit
b. Dapat meninggal dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
Pasien-pasien tersebut didahulukan diperiksa dokter sebelum pasien yang lain,
mendapat pelayanan diagnostik sesegera mungkin dan diberikan perawatan sesuai
dengan kebutuhan.
6. Pelayanan kegawatdaruratan harus memenuhi kriteria kegawatdaruratan sebagai
berikut :
a. mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang lain/lingkungan;
b. adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi;
c. adanya penurunan kesadaran;
d. adanya gangguan hemodinamik; dan/atau
e. memerlukan tindakan segera.
7. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat
lanjut (FKRTL), diperiksa dan dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai
kemampuan Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di FKRTL dengan
menghubungi FKRTL tersebut sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
8. Penanggung jawab pelayanan kegawatdaruratan adalah Dokter yang ditetapkan
oleh Kepala Puskesmas
9. Dokter penanggungjawab pelayanan kegawatdaruratan memiliki kewenangan
untuk menetapkan kondisi pasien memenuhi kriteria kegawatdaruratan
10. Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak atau segera,
termasuk melakukan deteksi dini tanda-tanda dan gejala penyakit menular
misalnya infeksi melalui udara (airborne).

E. TERAPI GIZI
1. Hasil kajian awal klinis dianalisis oleh petugas kesehatan dan/atau tim
kesehatan antar profesi yang profesional dan kompeten untuk digunakan
dalam menyusun keputusan layanan klinis.
2. Disusun rencana asuhan gizi berdasarkan kajian kebutuhan gizi pada pasien
sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien.
3. Makanan perlu disediakan secara regular, sesuai dengan rencana asuhan,
umur, budaya, dan bila dimungkinkan pilihan menu. Pasien berperan serta
dalam perencanaan dan seleksi makanan.
4. Setiap pasien harus mengonsumsi makanan sesuai dengan standar Angka
Kecukupan Gizi.
5. Terapi gizi kepada pasien dengan risiko gangguan gizi diberikan secara
reguler sesuai dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian status
gizi dan kebutuhan pasien sesuai PAGT, yang tercantum dalam Pedoman
Pelayanan Gizi di Puskesmas.

Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
6. Bila keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka
diberikan edukasi tentang makanan yang dilarang/kontra indikasi dengan
kebutuhan dan rencana pelayanan, termasuk informasi tentang interaksi
obat dengan makanan.
7. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara yang baku untuk
mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan.
8. Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai jadwal dan pemesanan
dan didokumentasikan.
9. Pasien dan/atau keluarga diberi edukasi tentang pembatasan diit pasien dan
keamanan/kebersihan makanan, bila keluarga ikut menyediakan makanan
bagi pasien.
10. Proses kolaboratif digunakan untuk merencanakan, memberikan dan
memantau terapi gizi
11. Respons pasien terhadap terapi gizi dipantau dan dicatat dalam rekam
medisnya.
12. Terapi gizi pada pasien rawat inap harus dicatat dan didokumentasikan di
dalam rekam medis dengan baik.

F. PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT PASIEN


1. Dokter/dokter gigi, perawat/bidan, dan pemberi asuhan yang lainnya
melaksanakan pemulangan, rujukan dan asuhan tindak lanjut sesuai
dengan rencana yang disusun dan kriteria pemulangan.
2. Pemulangan pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan oleh
dokter/dokter gigi yang bertanggungjawab terhadap pasien untuk
memastikan bahwa kondisi pasien layak untuk dipulangkan dan
memperoleh tindak lanjut pelayanan sesudah dipulangkan. Kriteria pasien
tersebut meliputi :
a. Pasien rawat jalan yang tidak memerlukan perawatan rawat inap.
b. Pasien rawat inap yang tidak lagi memerlukan perawatan rawat inap di
Puskesmas.
c. Pasien yang karena kondisinya memerlukan rujukan ke
fasilitaskesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL).
d. Pasien yang karena kondisinya dapat dirawat di rumah atau rumah
perawatan.
e. Pasien yang menolak untuk perawatan rawat inap, pasien/keluarga yang
meminta pulang atas permintaan sendiri.
3. Kriteria pemulangan pasien di UPTD Puskesmas Bagu adalah sebagai
berikut:
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
a. Rawat jalan
1) Keadaan umum baik (GCS 15, tidak ada gangguan pernafasan,
orientasi baik)
2) Tanda-tanda vital stabil
3) Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal, atau jika hasil
pemeriksaan abnormal namun mampu melakukan kunjungan ulang
4) Administrasi selesai
b. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat
1) Keadaan umum baik (GCS 15, tidak ada gangguan pernafasan,
orientasi baik)
2) Tanda-tanda vital stabil
3) Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal
4) Administrasi selesai
c. Rawat Inap
1) Pasien Keadaan umum baik
2) Tanda-tanda vital stabil
3) Dapat memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri (baik personal
maupun dengan bantuan keluarga)
4) Dapat minum obat yang diberikan secara mandiri (baik personal
maupun dengan bantuan keluarga)
5) Secara klinik dapat dilakukan perawatan di rumah
6) Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal
7) Administrasi selesai
d. Bersalin dan Nifas
1) Pasien post partum
2) Keadaan umum baik
3) Tanda-tanda vital stabil
4) Mobilisasi mandiri
5) Dapat buang air kecil spontan 2 jam postpartum
6) Tidak terjadi komplikasi setelah 6 jam
7) Dokter mengizinkan pulang
8) Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal
9) Administrasi selesai
e. Neonatus
1) Tanda-tanda vital stabil
2) Refleks hisap bagus
3) Tidak demam
4) Sudah bisa buang air besar dan buang air kecil
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
5) Dokter mengizinkan pulang
6) Administrasi selesai
4. Resume medis diberikan kepada pasien dan pihak yang bekepentingan saat
pemulangan atau rujukan.
5. Informasi tentang resume medis pasien pulang yang diberikan pada saat
pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain diperlukan agar
pasien/keluarga memahami tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk
mencapai hasil yang optimal.
6. Resume medis pasien pulang memberikan gambaran tentang pasien selama
rawat inap. Resume medis ini berisikan :
a. Riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik
b. Indikasi pasien rawat inap, diagnosis dan kormorbiditas lain
c. Prosedur tindakan dan terapi yang telah diberikan
d. Obat yang sudah diberikan dan obat untuk pulang
e. Kondisi kesehatan pasien
f. Instruksi tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien, termasuk nomor
kontak yang dapat dihubungi dalam situasi darurat.
7. Resume medis pasien paling sedikit terdiri dari:
a. Identitas pasien
b. Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
c. Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan dan rencana tindak lanjut pelayanan kesehatan.
d. Nama tanda tangan dokter/dokter gigi yang memberikan pelayanan
kesehatan.
8. Resume medis yang diberikan kepada pasien saat pulang dari rawat inap
terdiri dari :
a. Data umum pasien
b. Anamnesis (riwayat penyakit dan pengobatan)
c. Pemeriksaan fisik dan penunjang
d. Terapi, tindakan dan atau anjuran.

Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
G. RUJUKAN
1. Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka pasien harus
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampumenyediakan pelayanan yang
dibutuhkan pasien baik ke fasiltas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL),
Puskesmas lain, home care maupun paliatif.
2. Pasien yang akan dirujuk perlu dilakukan stabilisasi sesuai dengan standar
rujukan.
3. Informasi tentang kondisi pasien dituangkan dalam surat pengantar rujukan yang
meliputi kondisi klinis pasien, prosedur, dan pemeriksaan yang telah dilakukan
dan kebutuhan pasien lebih lanjut.
4. Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi rujukan meliputi alasan rujukan,
fasilitas kesehatan yang dituju, termasuk pilihan fasilitas kesehatan lainnya jika
ada, sehingga pasien/keluarga dapat memutuskan fasilitas mana yag dipilih, serta
kapan rujukan harus dilakukan.
5. Pasien/keluarga pasien memberikan persetujuan untuk dilakukan rujukan
berdasarkan kebutuhan pasien dan kriteria rujukan untuk menjamin
kelangsungan layanan ke fasilitas kesehatan yang lain.
6. Kriteria rujukan ditetapkan untuk menentukan keputusan pasien
dirujuk.Dilakukan identifikasi kebutuhan dan pilihan pasien meliputi kebutuhan
transportasi, petugas kompeten yang mendampingi, sarana medis dan keluarga
yang menemani termasuk pilihan fasilitas kesehatan rujukan selama proses
rujukan
7. Pada proses rujukan, petugas harus melakukan komunikasi (SBAR) terlebih
dahulu dengan penerima rujukan (FKRTL) untuk memastikan kemampuan dan
ketersediaan pelayanan, serta memastikan bahwa penerima rujukan dapat
menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat darurat dengan menggunakan
aplikasi sistem rujukan terintegrasi (Sisrute).
8. Selama proses rujukan petugas yang kompeten harus memantau kondisi pasien,
dan fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume tertulis mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang telah dilakukan.
9. Dilakukan serah terima pasien di tempat rujukan, dan petugas yang
mendampingi pasien memberikan informasi secara lengkap tentang kondisi
pasien kepada petugas penerima rujukan.
10. Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pasien yang dirujuk balik dari
FKRTL dilaksanakan tindak lanjut sesuai dengan umpan balik rujukan dan
dicatat dalam rekam medis.

Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”
11. Dokter/dokter gigi penanggungjawab pelayanan melakukan kajian ulang kondisi
medis sebelum menindaklanjuti umpan balik dari FKRTL sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
12. Dilakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi umpan balik rujukan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
13. Dilakukan monitoring dan dokumentasi proses pelaksanaan rujuk balik di dalam
rekam medis.

Kepala UPTD Puskesmas Bagu

dr. Lale Yufila Apriyanti


NIP 197704062002122007

Dokumen ini ditandatangani secara elektronik menggunakan Sertifikat Elektronik yang diterbitkan BSrE
UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 ayat 1 “Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau Hasil
Cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah”

Anda mungkin juga menyukai