Dosen Pengampu :
M. Ridwan, S.K.M., M.P.H., CIQaR
Disusun Oleh :
Fathiyah Nabila
3A
G1D122220
UNIVERSITAS JAMBI
2023
DEFINISI MEDIA
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dari
Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium”
dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”. Sehingga pengertian media dapat mengarah pada
“sesuatu yang menjadi perantara atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi
pesan) dan penerima pesan”. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat
digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Media dapat pula didefinisikan sebagai alat,
maupun metode atau teknik yang digunakan dengan maksud agar proses interaksi komunikasi
berlangsung secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan (Arsyad, 2011). Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media sebagai segala bentuk
dan saluran yang dipergunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Media adalah
segala alat yang dapat menyajikan pesan dan informasi, seperti koran, buku, film, dan
sebagainya (Ramli, 2012). Fungsi media antara lain sebagai berikut:
- Sebagai sumber informasi dan pengetahuan, serta wadah penyampaian pesan.
- Sebagai sarana pengawasan dan kontrol sosial tertentu.
- Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan kemampuan indra manusia.
- Sebagai sarana untuk mengekspresikan pendapat, ide, dan gagasan dengan lebih gamblang.
- Sebagai sarana hiburan, relaksasi, dan pengalihan perhatian dari ketegangan sosial.
- Sebagai sarana pendidikan yang memudahkan segala metode pembelajaran.
- Sebagai wadah mencari perhatian dan mempengaruhi khalayak serta menunjukkan eksistensi.
Tentunya media terdiri dari beberapa jenis dan memiliki karakteristik tersendiri. Berikut
adalah beberapa jenis media antara lain sebagai berikut:
1. Media Visual
Media visual adalah media yang mengandalkan indra penglihatan. Biasanya
memanfaatkan alat proyeksi atau proyektor sebagai perantara. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam bentuk visual. Jenis media visual dibedakan menjadi dua yaitu media
visual diam dan media visual gerak. Keduanya bisa dikombinasikan atau digunakan salah
satunya. Selain itu, fungsi media visual juga berguna untuk menarik perhatian, memperjelas
materi yang disajikan, menggambarkan fakta yang mungkin dapat dengan mudah dicerna dan
diingat dalam bentuk visual.
2. Media Audio
Media audio dapat digunakan untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke
penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran. Dilihat dari sifat
pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-
kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). Contoh dari media audio antara
lain radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dan lain-lain. Media audio mampu
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas),
karena seringkali pesan atau program dapat diputar kembali, sehingga dapat mengembangkan
daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya (Humaera, 2018).
3. Media Audio Visual
Media audio visual adalah jenis media yang dapat menampilkan suara dan gambar. Jenis
media ini lebih menarik dibanding visual saja atau audio saja. Kombinasi untuk merangsang
indra pendengaran dan penglihatan. Adapun media audio visual dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu media audio visual diam dan gerak. Salah satu contoh dari media audio visual diam
ialah TV diam, buku bersuara, dan halaman bersuara. Sementara untuk contoh media audio
visual gerak ialah televisi, gambar bersuara, dan lain sebagainya (Silahuddin, 2022).
- Command attention, adalah mengembangkan satu ide/pesan pokok yang dapat direfleksikan
menjadi suatu pesan.
- Clarify the massage, pesan yang digunakan haruslah mudah dimengerti, sederhana dan jelas.
- Create trust, pesan yang disampaikan harus dapat dipercaya, tidak bohong dan terjangkau.
- Communicate a benefit, pesan yang disampaikan dapat memberikan keuntungan terutama
bagi kedua belah pihak (Erlina, 2018).
- Consistency, pesan yang disampaikan harus memiliki satu pesan utama di media apapun.
- Cater to the heart and head, pesan yang disampaikan dapat menyentuh akal dan rasa (emosi)
sasaran.
- Call to action, pesan yang disampaikan dapat mendorong dan mempengaruhi saran untuk
bertindak ke hal positif.
Media dapat berperan sebagai sekutu penting dalam kesehatan masyarakat, terutama dalam
promosi kesehatan. Media dapat digunakan untuk menyebarkan informasi kesehatan,
membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, dan meningkatkan
partisipasi dalam program kesehatan. Media memiliki posisi yang penting dalam kehidupan
masyarakat, sehingga media massa ditempatkan sebagai komunikasi massa yang berperan
sebagai komunikator serta agent of change, menjadi pelopor perubahan dalam lingkungan publik
yang dapat mempengaruhi khalayak melalui pesan berupa informasi, hiburan, pendidikan
maupun pesan-pesan lainnya dan dapat dijangkau masyarakat secara luas (Amelia, 2019).
Sebagai bentuk dari pentingnya media dapat dilihat dari pengaruh yang dirasakan oleh khalayak,
mulai dari aspek kognitif, afektif, hingga konatif dari media massa dan dampak positif negatif
dari media sosial. Walaupun posisi dan peran media sangat penting akan tetapi masyarakat juga
harus berhati-hati dengan media mengingat bahwa sifat media yang begitu fleksibel, khususnya
pada informasi kesehatan (Khatimah, 2018).
DEFINISI LITERASI KESEHATAN
Media dalam komunikasi kesehatan memiliki peran seperti pengumpulan informasi tentang
suatu penyakit, manajemen informasi kesehatan, layanan darurat, dan sebagainya. Media massa,
media baru atau media digital pada masa kini telah menimbulkan berbagai dampak di kehidupan
masyarakat. Tidak hanya bagi kesehatan, tapi juga berdampak pada masalah kemanusiaan,
sosial, dan ekonomi. Masyarakat Indonesia sangat peduli terhadap semua informasi kesehatan
dalam penanganan kesehatan individu dan masyarakat. Masyarakat dituntut untuk mencari tahu
informasi kesehatan dalam media dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupannya (Putri et al.,
2022). Literasi media dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan mencari dan
memahami informasi kesehatan, kemampuan mengambil keputusan kesehatan yang tepat, serta
partisipasi dalam program kesehatan. Literasi kesehatan berbasis media merupakan tambahan
yang menarik upaya promosi kesehatan untuk mempengaruhi remaja dan menggalang dukungan
sebagai strategi pencegahan. Literasi media pada remaja merupakan upaya pencegahan penyakit
tidak menular melalui perilaku seperti pola makan, merokok, aktivitas fisik dan lain-lain. literasi
media hadir sebagai benteng bagi individu agar kritis terhadap isi media, sekaligus menentukan
informasi yang dibutuhkan dari media. Ia akan mendorong pengguna untuk kritis
mempertanyakan apa yang ada di balik isi media yang diaksesnya. Sehingga literasi kesehatan
media pada individu dan sumber informasi berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup dan
lingkungan yang sehat. (Hidayatullaili et al., 2023).
Program literasi media kesehatan telah dilakukan di berbagai negara, seperti Indonesia dan
Filipina. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi media kesehatan
masyarakat dan mempercepat penyebaran informasi kesehatan. Peran literasi media digital
sangat diperlukan untuk menangkal dan mengantisipasi praktek hoaks yang tidak bertanggung
jawab yang dapat mengganggu perkembangan kesehatan khususnya di Indonesia. Sangat penting
untuk menumbuhkan kesadaran akan menyeleksi sumber, menambah pemahaman, dan berusaha
mengecek informasi kesehatan dari satu media dengan media lainnya, agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang berujung pada masalah kesehatan yang besar (Bahri, 2021). Penggunaan
media sosial seperti media digital dapat meningkatkan literasi kesehatan masyarakat. Literasi
Kesehatan media menjadi salah satu strategi promosi kesehatan dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Penggunaan media digital seperti media sosial menjadi lebih efektif
dan efisien dalam meningkatkan literasi kesehatan. (Rahman et al., 2021). Media sosial dapat
memainkan peran positif dalam masalah kesehatan dengan cara berikut:
- Pengumpulan informasi tentang suatu penyakit: Sosial media dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang suatu penyakit
- Manajemen informasi kesehatan: Sosial media dapat digunakan untuk membagikan
informasi kesehatan kepada masyarakat
- Promosi kesehatan: Sosial media dapat digunakan untuk mempromosikan kesehatan dan
kegiatan kesehatan
- Layanan darurat: Sosial media dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang layanan
darurat kesehatan
- Konsultasi: Sosial media dapat digunakan untuk konsultasi kesehatan (Nur, 2021)
Literasi media dapat mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat dengan cara-cara sebagai
berikut:
- Meningkatkan pengetahuan kesehatan
Literasi media dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, termasuk
tentang penyakit, gejala, dan cara pencegahan
- Meningkatkan kesadaran kesehatan
Literasi media dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan dan mencegah penyakit
- Meningkatkan kemampuan mencari informasi kesehatan
Literasi media dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencari informasi
kesehatan yang akurat dan dapat dipercaya
- Meningkatkan kemampuan memahami informasi kesehatan
Literasi media dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami informasi
kesehatan yang kompleks dan ilmiah
Beberapa contoh program literasi media yang telah dilakukan dalam konteks kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. Program Mile-PYS
Program ini dilakukan untuk meningkatkan literasi media kompetensi dan mengurangi niat
merokok pada remaja. Program Mile-PYS di Filipina terbukti efektif dalam meningkatkan
literasi media kompetensi dan mengurangi niat merokok pada remaja.
2. Literasi Kesehatan Digital
Program ini dilakukan untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat melalui
penggunaan media digital seperti media sosial.
3. Studi kasus mengenai literasi media siswa
Studi kasus ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang informasi kesehatan
dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi literasi media siswa.
4. Integrasi DEBAR dan Literasi Kesehatan Digital
Program ini dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular dengan mengintegrasikan
program DEBAR (Deteksi Dini, Edukasi, Beri Tindakan, Advokasi, dan Rujukan) dan
program literasi kesehatan digital.
5. Literasi Digital Ibu Generasi Milenial
Program ini dilakukan untuk meningkatkan literasi digital ibu generasi milenial dalam
mengakses informasi terkait kesehatan anak dan keluarga.