Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

PSAK 13
PROPERTI INVESTASI

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Linda Rismawati 2111070085
2. Tamara Shafira Putri Herwin Syah 2111070086
3. Romy Agustiana 2111070088

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA


ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS
INSTITUTE)
PERBANAS
BEKASI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat sebagian
makalah ini yang berjudul “Resume PSAK 13 berfokus Properti Investasi”.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan,
dengan bantuan dan dukungan dari pihak berupa pemahaman dan tambahan ilmu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Imam Wahyudi, Mcom
(Hons), Phd., Ak., CA selaku Dosen Seminar Akuntansi Keuangan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian ilmunya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 10 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup dari Properti Investasi ................. 3
2.2 Klasifikasi dan Pengakuan Properti Investasi .............................................. 4
2.2.1 Klasifikasi Properti Investasi ................................................................ 4
2.2.2 Pengakuan Properti Investasi ................................................................ 5
2.3 Pengukuran Saat Pengakuan Properti Investasi ........................................... 6
2.4 Pengukuran Setelah Pengakuan Properti Investasi ...................................... 7
2.5 Pengalihan dan Pelepasan Properti Investasi ............................................... 8
2.5.1 Pengalihan Properti Investasi................................................................ 8
2.5.2 Pelepasan Properti Investasi ................................................................. 9
2.6 Pengungkapan Model Nilai Wajar dan Nilai Biaya Properti Investasi ........ 9
2.6.1 Pengungkapan Properti Investasi .......................................................... 9
2.6.2 Model Nilai Wajar .............................................................................. 10
2.6.3 Model Nilai Biaya............................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 12
3.2 Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan perkembangan nilai investasi yang semakin pesat
menyebabkan beberapa perubahan termasuk dalam peraturan dalam
berinvestasi, salah satunya yakni properti investasi. Beberapa prosedur saat
akan melakukan investasi terdapat beberapa peraturan yang harus dipenuhi
dan mengalami pembaruan dari waktu ke waktu seiring perubahan sistem
dan kebutuhan properti investasi pada setiap keadaan dan individu.
Peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam properti investasi untuk
menjalankan sebuah investasi di bidang properti. Perubahan peraturan
mengenai properti investasi termuat dalam PSAK 13.
Pada PSAK 13 yang membahas mengenai properti investasi terdapat
beberapa perubahan peraturan seperti PSAK 13 pada tahun 2011 memuat
properti investasi dengan mengambil dari IAS 40 mengenai Investment
Properti per 1 Januari 2009 yang telah disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK AIA). PSAK 13
tahun 2011 merupakan perubahan dari PSAK 13 tahun 2007, PSAK 13
tahun 2004 mengenai akuntansi investasi serta PSAK 13 tahun 1994
mengenai akuntansi untuk investasi. Dalam PSAK 13 terdapat beberapa
amandemen kecil yang termuat dalam PSAK 13 pada tahun 2015 mengenai
adaptasi dari Annual Inprovement dan pengalihan properti investasi dari
IAS 40. PSAK 13 yang termuat dalam amandemen juga terdapat standar
untuk memberikan konsekuesial yang termasuk dalam PSAK 72 mengenai
pendapatan dari kontrak pelanggan. Serta PSAK 13 terjadi pembaruan pada
tahun 2021 yang tela disahkan oleh DSAK IAI.
Dalam PSAK 13 yang termuat beberapa paragraph dari 01 hingga
86 yang berisi peraturan dengan kekuatan yang setara. PSAK 13 memuat
konteks tujuan pengaturan dan terdapat sebuah kerangkan konsep mengenai
pelaporan keuangan. Sedangkan berbeda dengan PSAK 25 mengenai
kebijakan akuntansi, perubahan dalam estimasi akuntansi, dan kesalahan

1
dalam memberikan dasar dan penerapan kebujakan akuntansi. Berdasarkan
beberapa hal yang termuat dalam PSAK 13 yang mengadaptasi peraturan
dari IAS 40 mengenai peraturan properti investasi dan konseptual dalam
pelaporan keuangan. Oleh karena itu penuli tertarik untuk membahas lebih
dalam mengenai peraturan dan penjabaran properti investasi yang termuat
dalam PSAK 13.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian, tujuan, dan ruang lingkup PSAK 13?
2. Bagaimana klasifikasi dan pengakuan properti investasi yang termuat
dalam PSAK 13?
3. Apa saja pengukuran saat pengakuan properti investasi?
4. Apa saja pengukuran setelah pengakuan properti investasi?
5. Bagaimana pengalihan dan pelepasan properti investasi?
6. Bagaimana pengungkapan dalam model nilai wajar dan nilai biaya
properti investasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetian, tujuan, dan ruang lingkup dari properti
investasi.
2. Untuk mengetahuai klasifikasi dan pengakuan dalam properti investasi
yang termuat pada PSAK 13.
3. Untuk mengetahui pengukuran saat pengakuan properti investasi.
4. Untuk mengetahui pengukuran setelah pengakuan dalam properti
investasi.
5. Untuk mengetahui pengalihan dan pelepasan dalam properti investasi.
6. Untu mengetahui pengungkapan dalam model nilai wajar dan nilai
properti investasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup dari Properti Investasi


Berdasarkan properti investasi yang termuat dalam PSAK 13 tahun
2015 menjelaskan properti investasi merupakan properti yang berupa tanah,
bangunan, atau bagian dari salah satu atau keduanya) yang telah diakui
kepemilikannya atau melalui sewa dalam pembiayaannya. Beberapa upaya
untuk mengjasilkan usaha rental ataupun upaya untuk menaikan nilai dari
keduanya yakni produksi atau penyediaan barang dan jasa yang digunakan
sebagai tujuan dalam lingkup administrasi dan dijual belikan sebagai bentuk
kegiatan usaha dalam sehari-hari.
Pada pengertian properti yang telah dijabarkan terdapat beberapa
contoh dala properti investasi yakni kepemilikikan tanah dalam jangka
panjang maupun jangka pendek, kepemilikan tanah yang digunakan
menjadi aset masa depan dan kepemilikan bangunan belum disewakan atau
masih dalam tahap pembangunan dan pengembangan. Hal ini termuat dalam
PSAK 13 dengan tujuan untuk mengatur perilaku akuntansi dalam properti
investasi yang dimiliki atau diperoleh dari pembiayaan sewa dan
persyaratan pengungkapan terkai properti investasi. Pada ruang lingkup
properti investasi yang diterapkan dalam pengukuran, pengakuan, dan
pengungkapan terkait investasi properti tidak berlaku dalam aset biologis
seperti aktivitas agrikultur yang termuat dalam PSAK 69 dan hak dalam
penambangan dan cadangan mineral seperti gas alam, minyak bumi, dan
sember daya tidak dapat diperbarui.
Beberapa penjelasan mengenai pengertian, tujuan, dan ruang
lingkup yang terdapat dalam properti investasi yang merupakan properti
investasi ialah tanah dan bangunan yang akan diatur dalam perlakan
akuntansi sebagai sebuah bentuk investasi properti dengan beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi. Namun terdapat beberapa hal seperti aset
biologi dan aset pertambangan serta cadangan mineral yang tidak termasuk

3
dalam poperti investasi yang tidak dapat diakui kepemilikannya atau biaya
sewa kepemilikan.

2.2 Klasifikasi dan Pengakuan Properti Investasi


2.2.1 Klasifikasi Properti Investasi
Pada klasifikasi mengenai properti investasi yang
menghasilkan arus kas dari rental atau kenaikan nilai yang sebagian
besar bergantung tidak pada aset yang lainnya yang dimiliki oleh
entitas. Perbedaan antara investasi dan properti yakni penggunaan
dalam kepemilikan. Beberapa PSAK yang memuat asetm properti,
dan sewa aset yakni PSAK 16 mengenai aset tetap yang digunakan
dan kepemilikan sendiri dan PSAK 73 mengenai pemberlakukan
sewa properti untuk kepemilikan sebagai penyewa aset (hak
penggunaan propert atau aset).
Beberapa klasifikasi properti investasi yang termuat dalam
suatu kasus mengenai entitas penyedia tambahahan jasa kepada
pengguna atau kepemilikan properti yang diperlakukan entitas
sebagai properti investasi apabila jasa tidak signifikan dalam
keseluruhan perjanjian seperti kepemilikan bangunan kantor dengan
jasa yang disediakan berupa keamanan dan pemeliharaan terhadap
penghuni atau penyewa bangunan. Kalasifikasi properti investasi
lainnya mengenai jasa yang diberikan signifikan seperti kepemilikan
dan pengolahan pada entitas dengan jasa yang diberikan signifikan
dan terdapat pada keseluruhan perjanjian, sehingga pengelolaan
kepemilikan sebagai properti investasi.
Serta beberapa pertimbangan yang dilakukan untuk
penentuan syarat pemenuhan pada suatu properti investasi seperti
konsistensi dan memenuhi pedoman untuk pengungkapan dalam
klasifikasi yang sulit dilakukan. Pada pertimbangan dalam
menentukan klasifikasi untuk akusisi properti yang termasuk aset
atau kelompok aset termuat dalam PSAK 22. Berdasarkan

4
penjabaran klasifikasi properti investasi yang terdapat properti
investasi tidak signifikan dan properti investasi yang signifikan.
Hal ini digunakan untuk properti yang tidak memenuhi
kualifikasi sebagai properti investasi dalam bentuk laporan
keuangan konsolidasian dengan properti yang digunakan untuk
kepemilikan sendiri maupun kelompok usaha akan tetapi properti
yang dimiliki merupakan properti investasi.
2.2.2 Pengakuan Properti Investasi
Pada pengakuan properti investasi yang kepemilikan aset
diakui apabila memiliki manfaat secara ekonomi di masa mendatang
yang berhubungan dengan properti investasi akan mengalir ke
rntitas dan biaya yang diperoleh dapat diukur secara andal dari
properti investasi yang dimiliki. Berdasarkan pengakuan yang
diperoleh dari pembiayaan prperti invesrasi pada saat biaya muncul
sehingga diperlukan evaluaisi entitas dari biaya yang muncul hingga
biaya tambahan setelahnya. Sedangkan pada biaya yang tidak diakui
oleh entitas sebagai biaya perawatan harian properti investasi namun
akan diakui dalam biaya laba rugi saat terjadinya pengakuan.
Biaya perawatan harian yang diperuntukan pada properti
merupakan biaya tenaga kerja dan bahan habis pakan termasuk
dalam suku cadang kecil yang bertujuan untuk memperbaiki dan
memelihara properti investasi. Seperti pembiayaan dalam perbaikan
interior bangunan dengan pergantian bahan baku baru yang
diperlukan sebuah pencatatan jumlah properti apabila keriterian
pengakuan terpenuhi yang mengacu pada prinsip pengakuan, entitas
mengakui dalam pembiayaan pergatian sebagai bagian dari properti
investasi. Pengakuan properti investasi juga termuat dalam PSAK
73 mengenai kepemilikan penyewaan sebagai aset guna yang diakui.
Berdasarkan prinsip pengakuan properti investasi yang telah
dijabarkan diatas mengenai kepemilikan properti investasi yang
dimiliki oleh entitas atau penyewa sebagai hak guna untuk
mengevaluasi biaya pemeliharaan dan perbaikan seperti menganti

5
bahan baku atau perbaikan terhadap bangunan pada properti
investasi yang dimiliki atau diakui yang dijelaskan dalam pencatatan
jumlah properti investasi.

2.3 Pengukuran Saat Pengakuan Properti Investasi


Pengukuran yang digunakan saat pengakuan properti investasi yang
diukur dalam peembiayaan transaksi sebagai perolehan biaya pengukuran
awal. Beberapa contohnya seperti biaya jasa legal, pajak pengalihan
properti, dan biaya transaksi lainnya dengan tujuan untuk perbaikan dan
pemeliharaan properti. Beberapa biaya yang dipeoleh properti investasi
tidak ada penambahan disebabkan karena biaya perintisan, rugi operasi
muncul sebelum properti investasi dalam tingkat hunian seperti yang sudah
terencana sebelumnya, pemborosan bahan dengan jumlah yang tiak normal,
munculnya sumber daya lain saat dilakukan. Apabila terjadi penangguhan
dalam pembayaran properti investasi makan biaya yang diperoleh menjadi
sama dengan harga tunai dengan selisih jumlah dan total sebagai beban
bunga selama periode kredit.
Pengukuran saat pengakuan properti investasi dibedakan melalui
pertukaran aset moneter dan nonmoneter. Serta biaya yang diperoleh
properti investasi diukur dalam nilai wajar kecuali pada nilai pertukaran
tidak memiliki substansi atau nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan
tidak dapat diukur secara andal. Pada perolehan aset yang tidak dapat diukur
menggunakan nilai wajar maka aset yang diperoleh diukur dengan nilai
jumlah aset yang tercatat dan diserahkan. Beberapa ketentuan dalam
transaksi pertukaran untuk menentukan entitas dalam kepemilikan substansi
komersial dengan mempertimbangkan arus kas di masa mendatang sebagai
dampak dari transaksi pertukaran apabila terjadi konfigurasi, nilai spesifik,
dan selisih pada nilai wajar dari aset yang ditukarkan.
Pengukuran nilai wajar ditentukan secara andal yakni rentan
pengukuran nilai wajar yang rasional untuk aset yang tidak signifikan atau
probabilitas dari estimasi dalam rentang masih dapat dinilai secara rasiona.
Berdasarkan pengukuran pada saat pengakuan properti investasi yang telah

6
dijabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran saat pengakuan
properti diperoleh dari pembiayaan pemeliharaan dan perbaikan yang
dilakukan di awal. Serta biaya yang di peroleh meliputi biaya perintisan,
rugi operasi, dan jumlah yang tidak normal.

2.4 Pengukuran Setelah Pengakuan Properti Investasi


Pengukuran setelah pengakuan properti oleh entitas termuat dalam
sebuah kebijakan yakni pemilihan model nilai wajar dan pemilihan model
biaya yang diterapkan pada kebijakan terhadap selurih properti
investasinya. Hal ini termuat dalam PSAK 25 mengenai kebijakan
akuntansi, perubahan estimasi, dan kesalahan. Apabila terjadi sebuah
perubahan kebijakan akuntansi harus secara sukarela untuk melakukan
perubahan dalam laporan keuangan yang dihasilkan sebagai informasi yang
disediakan untuk pengukuran andal.
Pada model nilai wajar yang digunakan dalam setelah pengakuan
awal dengan mempertimbangkan laba atau rugi yang ditimbulkan dari
perubahan nilai wajar properti investasi dalam periode terjadinya.
Pengukuran nilai wajar termuat dalam PSAK 68 mengenai pengukuran nilai
wajar seperti penghasilan sewa sedang berjalan dan penentuan harga
properti investasi disesuaikan dengan kondisi pasar. Beberapa masalah yang
ditimbulkan dari kasus-kasus mengenai model nilai wajar yang termuat
dalam 53 PSAK 13 mengenai perolehan entitas pertama kali menjadi
properti tidak dapat diukur secara andal. Hal ini disebabkan karena
perbandingan pasar untuk properti investasi yang sebading tidak aktif
sehingga apabila entitas menentukan nilai wajar dari properti investasi tidak
dapat diukur secara andal atas dasar berkelanjutan.
Pada model biaya yang diterapkan dapam pengaturan standar
akuntansi untuk aset tetap yang termuat pada PSAK 16 mengenai penerapan
model biaya dengan entitas menyajikan perolehan properti investasi denan
biaya yang diperoleh dikurangi akumulasi penyusutan. Namun pada
penerapan model biaya 58 mengenai kepemilikan aset tidak berjalan dengan
lancar untuk dijual dan iperasi yang dihentukan. Penggunaan model biaya

7
dapat digunakan untuk mengukur properti investasi dari entitas sesuai
dengan PSAK 16.
Berdasarkan pengukuran setelah pengakuan properti investasi yang
telah dijabarkan diatas pengukuran setelah pengakuan properti investasi
dapat dilakukan dengan menyesuaikan kebijakan akuntansi dengan
memperhatikan dalam pemilihan model yakni model nilai wajar yang
digunakan setelah pengakuan awal kemudian properti investasi aset hak
guna untuk dijual sebagai kegiatan usaha sehari-hari dan pada model biaya
yang digunakan setelah pengakuan awal setelah properti investasi sebagai
aset tidak lancar untuk dijual dan sebaliknya penggunaan model sesuai
dengan kebutuhan pengukuran.

2.5 Pengalihan dan Pelepasan Properti Investasi


2.5.1 Pengalihan Properti Investasi
Pada pengalihan properti investasi yang telah termuat dalam
PSAK 13 mengenai peralihan properti yang dilakukan apabila
terdapat perubahan penggunaan ketika properti investasi telah
memenuhi atau tidak lagi memenihi yang dibuktikan dengan:
1. Penggunaan atau pengembangan yang dimulai oleh pemilik
untuk dilakukan peralihan dari properti investasi menjadi
properti yang digunakan oleh pemilik.
2. Pengembangan yang dimulai untuk dijual kemudian dialihkan
dari properti investasi menjadi properti persediaan.
3. Pemakain properti yang digunakan pemilik berakhir sehingga
properti dialihkan untuk digunakan menjadi properti investasi.
4. Sewa operasi kepada pihak lain dimulai diperuntukan oeralihan
properti dari properti yang digunakan menjadi properti investasi.
Hal ini diteapkan pada 60 dan 61 dalam PSAK 13 mengenai
properti investasi yang dicatat pada nilai wajar kemudia dialihkan
menjadi properti yang digunakan sendiri atau sebagai persediaan
dan perubahan properti yang digunakan pribadi oleh pemilik
menjadi properti investasi. Serta properti yang digunakan pemilik
menjadi properti investasi yang dicatat dalam nilai wajar termuat

8
dalam PSAK 16 mengenai aset tetap meliputi dalam setiap
penurunan jumlah tercatat pada properti yang diakui laba atau rugi
maka terjadi penurunan penghasilan komphrensif laun dan setiap
kenaikan jumlah tercatat makan akan kenaikan keuntungan dan
penurunan kerugian serta terjadi kenaikan komphrensif lain.
Berdasarkan penjabaran pengalihan properti investasi
terdapat penggunaan properti yang dialihkan dari penggunaan
pribadi hingga hak sewa yang telah selesai dialihkan menjadi
properti investasi dan sebaliknya.
2.5.2 Pelepasan Properti Investasi
Pada pelepasan properti investasi penerapannya pada
properti investasi yang telah dihentikan pengakunannya atau telah
dikeluarkan dari laporan posisi keuangan sehingga pada saat
pelepasan properti investasi tidak akan digunakan lagi secara
permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomik dimasa mendatang.
Pada 69 PSAK 13 mengenai keuntungan atau kerugian yang
ditimbulkan dari pelepasan properti investasi yang ditentukan ileh
selisih antara hasil pelepasan nero dan jumlah aset tercatat, serta
keuntungan dan kergian saat masih diakui. Pelepasan properti
investasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menjual
properti investasi untuk pemakaian pribadi atau properti disewakan
secara sewa pembiayaan.
Berdasarkan uraian pelepasan properti investasi yang
dilakukan untuk properti yang tidak memiliki manfaat dimasa
mendatang sehingga dilakukan pelepasan atau dihentikan
pengakuannya.
2.6 Pengungkapan dalam Model Nilai Wajar dan Nilai Biaya Properti
Investasi
2.6.1 Pengungkapan Properti Investasi
Berdasarkan pengungkapan properti investasi yang telah
dijabarkan sebagai berikut:
1. Penerapan entitas dalam nilai wajar atau nilai biaya.

9
2. Penerapan model nilai wajar disesuaikan dengan keadaan dan
hak properti dalam sewa operasi yang diklasifikasikan dan
dicatatn sebagai properti investasi.
3. Mempertimbangkan dalam pengklasifikasian sulit dilakukan
maka dapat menggunakan beberapa kriteria untuk membedakan
properti investasi yang digunakan pemilik dengan properti yang
dikuasai untuk dijual sebagai kegiatan usaha sehari-hari.
4. Menentukan sejauh mana nilai wajar dalam properti investasi
untuk diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan.
5. Keuntungan dan kerugian yang dijumlahkan serta diaukui
6. Kemampuan reaalisasi dari properti investasi atas pengasilan
dan hasil pelepasan.
7. Kewajiban kontlektual untuk membeli, mengembangkan
memperbaiki, memelihara atau meningkatkan properti
inveastasi.
Berdasarkan penjabaran diatas mengenai pengungkapan
properti investasi yang diungkapan melalui model nilai wajar dan
nilai biaya dengan mempertimbangkan beberapa kualifikasi,
mempertimbangkan laba rugi dalam penghasilan yang diperoleh,
dan kewajiban dalam memeliharan dan mengembangkan properti
investasi.
2.6.2 Model Nilai Wajar
Pada model nilai wajar yang diungkapkan dalam 75 PSAK
13, menunjukkan beberapa hal yaitu penambahan dengan
pengungkapan terpisah. penambahan yang dihasilkan dari akuisisi
melalui kombinasi bisnis, kalsifikasi aset yang dukuasai untuk dijual
atau termasuk dalam kelompok pelepasan karena aset tidak lancar,
penyesuaian nilai wajar pada laba rugi, timbulnya selisih neto pada
penjabaran laporan keuangan dari mata uang fingsional ke dalam
mata uang penyajian yang mengalami perbedaan, properti investasi
yang dilaihkan menkadi properti yang digunakan pemilik atau
perubahan lainnya.

10
Berdasarkan ungkapan pada nilai wajar dengan rekonsilasi
antara jumlah properti investasi yang tercatat pada awal dan akhir
periode yang dijabarkan dengan beberapa penmabahan, klasifikasi
dengan memperhitungkan laba rugi, selisih kurs neto, dan peralihan
fungsi properti.
2.6.3 Model Nilai Biaya
Pada model nilai biaya yang telah diungkapkan dalam 75
PSAK 13, mengungkapkan beberapa tambahan mengenai model
biaya meliputi penggunaan metode depresiasi, penggunaan
depresiasi dalam manfaat umur atau tarif, akumulasi depresiasi dan
jumlah yang tercatat bruto pada periode awal dan akhir yang
digabungkan dengan kerugian dalam penurunan nilai, dan
rekonsilasi yang tercatat dalam jumlah properti pada periode awal
dan akhir.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil resume yang telah dijabarkan diatas
mengenai properti investasi terdapat beberapa klasifikasi properti investasi
secara signifikan dan tidak signifikan yang ditandai dengan penggunaan
properti investasi. Pada pengukuran pengakuan, pengalihan, pelepasan, dan
pengakuan yang diungkapkan melalui model nilai wajar dan nilai biaya.
Pada modal biaya diungkapkan dalam penambahan, klasifikasi,
penyesuaian laba rugi, selisih kurs neto, dan peralihan fingsi properti
investasi. Sedangkan pada model nilai biaya diungkapkan dalam metode,
penggunaan, dan akumulasi jumlah depresiasi yang tercatat dalam properti
investasi. Berdasrkan penjabaran properti investasi juga dijabarkan dalam
PSAK 73, PSAK 16, PSAK 68, dan PSAK 25.

3.2 Saran
Berdasarkan penjabaran mengenai properti investasi yang
diungkapkan pada model nilai wajar dan model nilai biaya diharapkan
berguna bagi pembaca untuk mempermudah dan sebagai referensi dalam
penggunaan model untuk pelaporan keuangan mengenai properti investasi.
Selain itu juga dalam pembuatan pelaporan keuangan juga didukung dengan
beberapa referensi lainnya yang mendukung dengan topik laporan yang
dibahas serta dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari terkait
penerapan properti investasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

PSAK 13. (2022.). Properti Investasi. Ikatan Akuntan Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai