Anda di halaman 1dari 26

KEAMANAN DAN KESEHATAN KARYAWAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia

Dosen Pengampu : Endah Kurniawati, Se., M. M

Disusun oleh :

1. Aprilinda Setiana 21.13021.0120


2. Eka Novita Ramadhania 21.13021.0092
3. Mega Tri Arista 21.13021.0103
4. Natasya Amelia Kumala Sari 21.13021.0096
5. Novita Prasetiani Putri 21.13021.0094

Kelas : 3 - A3 Manajemen
FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI – KEDIRI

2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari- Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Keamanan dan kesehatan Karyawan” ini. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia dengan judul “Keamanan dan kesehatan
Karyawan”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat selesai
dengan tepat waktu.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
Kediri, 26 November 2022

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keamanan dan Keselamatan Karyawan ................. 3
2.2 Pentingnya Keamanan dan Keselamatan Karyawan ................. 4
2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja ..................................................... 5
2.4 Risiko-Risiko yang Terjadi di Tempat Kerja ............................ 9
2.5 Bentuk-Bentuk Program Keamanan dan
Keselamatan Karyawan ............................................................ 11

BAB III : STUDI KASUS


3.1 Pemeparan Kasus ...................................................................... 17
3.2 Analisis Kasus ........................................................................... 17
3.3 Solusi Kasus .............................................................................. 18

BAB IV : PENUTUP
4.1 Simpulan ................................................................................... 19
4.2 Saran ......................................................................................... 21
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keamanan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor yang penting agar
berlangsungnya roda pendapatan yang diterima oleh organisasi itu berjalan dengan baik.
Tetapi, masih banyak organisasi maupun perusahaan yang masih melalaikan tingkat
keamanan dan kesehatan kerja dan hanya fokus dengan pendapatan yang diterima oleh
perusahaan tersebut. Kecelakaan bukan hanya sebuah masalah dalam industri yang “tidak
aman” seperti pertambangan dan konstruksi. Selain itu juga, keamanan dan pencegahan
kecelakaan telah menjadi perhatian para manajer karena beberapa alasan, salah satunya
adalah jumlah kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan ternyata mengejutkan.
Sebagai contoh, 5.500 pekerja AS diawal tahun 2000 meninggal kecelakaan ditempat
kerja, dan ada lebih dari 4,7 juta luka tidak fatal dan sakit karena kecelakaan saat bekerja.
Secara kasar 5,1 kasus per 100 pekerja penuh waktu di Amerika Serikat per tahun.
Banyak pakar-pakar yakin bahwa angka demikian sebenarnya lebih rendah dari angka
sesungguhnya. Selain itu juga, pada kenyataannya meningkatnya perekonomian berbasis
teknologi memicu kekhawatiran baru dalam masalah kesehatan, semakin banyak
karyawan yang menghabiskan waktu dalam bangunan tertutup dan lingkungan kantor
yang dikendalikan secara mekanis. Bahkan komputer berkontribusi terhadap sindrom
sakit karena bangunan yang gejala seperti pusing dan pilek. Kesimpulan dari berbagai
artikel diatas adalah masih banyak pihak manajer yang masih belum serius dalam
menanggulangi berbagai macam insiden-insiden baik itu berada diluar tempat kerja,
maupun berada ditempat kerja. Sebagai contoh, New York Times baru-baru ini
menjelaskan dalam sebuah cerita yang berjudul “Keuangan Keluarga, Diperas dari
Keringat dan Darah” sebuah bisnis yang keras yang telah lama tertuduh untuk 400
pelanggaran keamanan sejak tahun 1995, empat kali lebih banyak dari enam pesaingnya
bila digabungkan bersama, dan merupakan sebuah lingkungan tempat para manajer
menuduh orang lain melakukan kesalahan tanpa bukti yang kuat hanya untuk memecat
para karyawan yang melakukan protes terhadap kondisi kerja yang tidak aman itu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud keamanan dan kesehatan karyawan ?
2. Apa pentingnya keamanan dan kesehatan karyawan ?

1
3. Apa saja penyebab kecelakaan kerja ?
4. Apa saja resiko-resiko yang terjadi ditempat kerja ?
5. Apa saja bentuk-bentuk program keamanan dan keselamatan karyawan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian keamanan dan kesehatan karyawan ?
2. Untuk mengetahui tentang pentingnya keamanan dan kesehatan karyawan ?
3. Untuk mengetahui tentang penyebab kecelakaan kerja ?
4. Untuk mengetahui tentang resiko-resiko yang terjadi ditempat kerja ?
5. Untuk mengetahui tentang bentuk-bentuk program keamanan dan keselamatan
karyawan ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keamanan dan Kesehatan Karyawan

Keamanan kerja atau karyawan adalah suatu usaha untuk menjaga dan
melindungi pekerja dan fasilitas/asset yang dimiliki, baik yang berada di dalam kantor
maupun yang berada di luar lingkungan kantor. Keamanan kerja memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja. Secara psikologis para pegawai
memerlukan faktor keamanan dirinya dalam bekerja. Dalam kenyataanya fator
keamanan bagi pegawai bukan hanya keamanan fisiknya saja, namun menyangkut
keamanan bagi masa depannya. Secara teoritis dan hasil penelitian terdahulu
mendukung hasil penelitian ini keamanan kerja merupakan salah satu faktor yang
dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Menurut Borg dan Alizur 1992 dalam Soedarmadi dkk (2017: 94) keamanan
kerja atau karyawan merupakan harapan-harapan karyawan terhadap keberlangsungan
pekerjaan yang mencakup hal-hal seperti adanya kesempatan promosi, kondisi pekerja
umumnya dan kesempatan karir jangka panjang.

Kesehatan kerja merupakan suatu usaha yang diterapkan sebuah aturan-aturan


untuk menjaga kondisi karyawan/ tenaga kerja dari kejadian atau keadaan yang dapat
merugikan kesehatan buruh/ karyawan, baik keadaan yang sehat, fisik ataupun sosial
sehingga akan didapat kemungkinan bekerja lebih optimal dan produktif

Menurut Moenir 1983 dalam Ratih dan Bambang (2017: 90) yang dimaksud
dengan kesehatan kerja merupakan sebuah usaha dan keadaan yang seorang individu
mempertahankan kondisi kesehatannya saat dalam aktivitas bekerja. Menurut
Soepomo 1985 dalam Ratih dan Bambang (2017: 90) kesehatan kerja digambarkan
sebagai bentuk usaha-usaha danaturan-aturan untuk menjaga tenaga kerja/ karyawan
dari kejadiaan atau keadaan yangbersifat merugikan kesehatan saat buruh/ karyawan
tersebut melakukan pekerjaan dalam suatu hubungan kerja.

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Menurut Muh Rezky dan
Azma, (2019: 1), keamanan dan keselamatan kerja merupakan suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.

3
Dengan keamanan dan keselamatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.Pekerjaan dikatakan aman jika
apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat
dihindari.

2.2 Pentingnya Keamanan dan Kesehatan Karyawan

Dalam sebuah perusahaan keamanan dan kesehatan karyawan merupakan hal


yang sangat penting karena keamanan dan kesehatan kerja itu penting karena
sejatinya setiap pekerja menginginkan lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa
aman. Hal ini merupakan faktor utama dalam menjaga rasa aman untuk pekerja dan
perusahaan.

Menurut Hasibuan dkk, (2020). Konsep keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan konsep yang penting dalam menjalankan prosedur kerja. Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani dan rohani yang bertujuan untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan tenaga kerja agar tercapainya ketahanan fisik, daya kerja,
dan tingkat kesehatan yang tinggi (Hasibuan dkk, 2020). Jika telah
diimplementasikan, konsep K3 akan memberikan dampak positif terhadap
produktivitas kerja yang dilakukan dan dapat meningkatkan kinerja setiap tenaga
kerja ke arah yang lebih baik. Resiko kecelakaan kerja yang dapat merugikan tenaga
kerja dan mempengaruhi produktivitas kerja dapat dimimalkanjika telah
mengimplementasikan konsep K3 dengan baik (Fitri, 2016)

Menurut Fitri (2016). Pentingnya pengimplementasian keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) di dunia kerja dapat diulas dan dikaji melalui riset atau
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan adanya pengkajian pentingnya
K3 di dalam dunia kerja, maka pendidikan kejuruan yang merupakan jenjang
pendidikan yang mempersiapkan calon lulusan yang akan menjadi praktisi di dunia
kerja harus dapat menanamkan konsep K3 di dalam proses pendidikan sesuai dengan
program keahlian masing-masing.Dengan demikian, peran pendidikan kejuruan
sebagai pencetak lulusan yang kompeten akan menjadi semakin relevan dengan
situasi dan kebutuhan dunia kerja.

4
2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian di tempat kerja yang tidak


dikehendakai dan tidak terduga yang dapat mengakibatkan kerugian fisik, harta benda
bahkan kematian Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan terkait dengan
kecelakaan kerja pada perusahaan konstruksi. Berikut adalah penjelasan dari beberapa
hasil penelitian yang menjadi sumber data dari penelitian ini: Penelitian yang pertama
dilakukan oleh Ramdan, I.M dan Handoko, H.N (2016) pada pekerja konstruksi
informal didapatkan hasil analisis bahwa terdapat hubungan unsafe act dan unsafe
condition dengan kecelakaan kerja. Jenis tindakan tidak aman yang paling banyak
dilakukan adalah posisi kerja berbahaya, menjalankan mesin dengan kecepatan yang
membahayakan dan serta mengangkat/mengangkut dengan cara yang salah,
sedangkan kondisi tidak aman terdiri dari kelayakan dan kerapihan tempat kerja,
pelindung/pembatas tidak layak, kondisi APD tidak layak, sistem peringatan yang
tidak memadai dan bahaya kebakaran.

Siregar (2014) menyatakan bahwa sebesar 61,3% responden dengan


pengetahuan rendah dapat menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan kerja. Hasil
penelitian ini diperkuat oleh penelitian Rudyarti (2017) yang menyatakan bahwa
pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja memiliki hubungan yang signifikan
dengan kejadian kecelakaan kerja (pvalue=0,022). Hal ini dapat menunjukkan bahwa
semakin baik tingkat pengetahuan pekerja, maka angka kecelakaan kerja akan
menurun.

Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan terkait dengan kecelakaan


kerja pada perusahaan konstruksi. Berikut adalah penjelasan dari beberapa hasil
penelitian yang menjadi sumber data dari penelitian ini: Penelitian yang pertama
dilakukan oleh Ramdan, I.M dan Handoko, H.N (2016) pada pekerja konstruksi
informal didapatkan hasil analisis bahwa terdapat hubungan unsafe act dan unsafe
condition dengan kecelakaan kerja. Jenis tindakan tidak aman yang paling banyak
dilakukan adalah posisi kerja berbahaya, menjalankan mesin dengan kecepatan yang
membahayakan dan serta mengangkat/mengangkut dengan cara yang salah,
sedangkan kondisi tidak aman terdiri dari kelayakan dan kerapihan tempat kerja,
pelindung/pembatas tidak layak, kondisi APD tidak layak, sistem peringatan yang
tidak memadai dan bahaya kebakaran.
5
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Martiwi, R, Koesyanto, H, dan Pawenang,
E (2017) pada proyek pembangunan Gedung Y yang ada di kota Semarang. Hasil
analisis menunjukkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan kerja memiliki
umur 30 tahun (52,2%), tingkat pendidikan rendah (91,3%), masa kerja 5 tahun
(65,2%), lama jam kerja > 8 jam (100%), tingkat pengetahuan rendah (56,5%),
kelelahan dengan kategori lelah (82,6%), dan aman dalam penggunaan APD (100%).
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Harianto, F, Firdaus, F, dan S. Ardian
(2019) dengan menggunakan metode RPN (Risk Priority Number) dan FTA (Fault
Tree Analysis) didapatkan hasil bahwa pekerjaan cuttingwheel memiliki resiko
kecelakaan yang paling tinggi, sedangkan penyebab dasar kecelakaan kerja adalah
kurang motivasi, terlalu lelah, melamun, tergesa-gesa, kondisi alat sudah mulai aus,
tidak menggunakan pengaman, tidak mematuhi aturan pemakaian, tidak mengerti
fungsi alat, karakteristik jalan, penerangan, angin, badai, suhu ekstrim. Penelitian dari
Dangga, P.O (2020) tentang kajian faktor-faktor penyebab kecelakaan konstruksi
yang terangkum dari tahun 2015 sampai 2019 adalah tidak dilibatkannya tenaga ahli
K3 konstruksi dan penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat, lemahnya
penguasaan K3, kurang memadainya kualitas dan kuantitas, ketersediaan peralatan
perlindungan diri, kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan
dalam K3.

Selain hal-hal ada juga beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja sendiri dapat
dibagi menjadi tiga yaitu antara lain sebagai berikut :

1. Faktor Lingkungan

Penyebab kecelakaan kerja yang pertama adalah karena faktor lingkungan. Faktor
ini berkaitan dengan standar keamanan dalam lingkungan kerja yang tidak sesuai.
Adapun sejumlah faktor penyebab kecelakaan kerja yang dipengaruhi oleh
lingkungan adalah sebagai berikut:

a. Lokasi Kerja

Bekerja di sebuah area terbatas memiliki risiko lebih berbahaya dibanding


bekerja di ruangan terbuka. Selain itu, resiko tinggi juga menghampiri para
pekerja yang bekerja di ketinggian tertentu.

6
b. Desain Tempat Kerja

Tempat kerja idealnya sudah didesain aman sejak awal. Tetapi kenyataannya,
masih ada saja kelemahan pada desain tersebut. Sehingga membuat tempat
kerja tidak sepenuhnya aman.

c. Lantai Licin

Lantai pada tempat kerja harus terbuat dari bahan keras yang tahan air serta
tahan bahan kimia yang merusak. Sebab, tumpahan air, minyak atau oli
mampu membuat lantai menjadi licin dan berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja.

d. Penerangan

Penerangan pada tempat kerja memiliki peranan sangat penting. Dengan


penerangan yang baik, para pekerja memungkinkan bisa melihat objek yang
dikerjakan lebih baik. Mengingat, para pekerja memerlukan melihat objek
kerja, alat kerja dan kondisi sekitar.

e. Suhu Udara

Sebuah penyelidikan mendapatkan hasil produktivitas kerja manusia akan


mencapai tingkat tertingginya pada saat temperatur sekitar 24°C- 27°C.
Apabila suhu terlalu dingin, efisiensi kerja akan berkurang dengan adanya
keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot. Sedangkan, suhu panas mampu
menurunkan kelincahan, menurunkan prestasi kerja, mengganggu kecermatan
kerja otak hingga mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris.

f. Kebisingan

Kebisingan juga menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja. Sebab,
kebisingan dapat mengurangi kenyamanan, daya dengar dan konsentrasi.
Selain itu juga akan mengganggu komunikasi antar pekerja.

2. Faktor Manusia

Penyebab kecelakaan kerja yang kedua yakni akibat faktor manusia. Hal ini
berkaitan dengan perilaku manusia, kesehatan pekerja, pelatihan keselamatan

7
hingga penggunaan alat pelindung diri. Adapun sejumlah faktor penyebab
kecelakaan kerja yang dipengaruhi oleh manusia adalah sebagai berikut:

a. SOP atau Prosedur

SOP yang tidak memperhatikan keselamatan pekerja dapat menyebabkan


kecelakaan kerja. Karenanya, sangat penting mengevaluasi semua prosedur
kerja yang sudah disusun secara berkala.

b. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja adalah pendidikan untuk


memperoleh dan meningkatkan keterampilan. Pelatihan ini juga lebih
mengutamakan pratik dibanding teori dan dilakukan dalam kurun waktu
relatif singkat. Hal ini dilakukan guna meningkatkan pemeliharaan alat-alat
kerja untuk menekan munculnya kerusakan hingga kecelakaan kerja.

c. Penggunaan APD

Sesuai namanya, APD (Alat Pelindung Diri) digunakan untuk melindungi


tubuh pekerja dari bahaya kecelakaan kerja. Jika tidak mengenakannya,
mampu memperbesar kemungkinan terjadi kecelakaan kerja. Meski tidak
melindungi secara sempurna, APD mampu mengurangi tingkat keparahan
yang mungkin dialami.

d. Perilaku Manusia

Faktanya, banyak persoalan yang diakibatkan oleh perilaku manusia atau


pekerja yang ceroboh. Dibandingkan dengan rasa ketidakpedulian pekerja
maupun mesin-mesin. Perilaku manusia bisa mempengaruhi sikap terhadap
kondisi kerja, pratik kerja dan kecelakaan kerja.

3. Faktor Peralatan

Penyebab kecelakaan kerja yang ketiga yaitu karena faktor peralatan. Adapun
sejumlah faktor penyebab kecelakaan kerja yang dipengaruhi oleh peralatan
adalah sebagai berikut:

8
a. Rancangan Alat

Alat yang dirancang dengan mempertimbangkan keamanan dapat mencegah


terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga alat-alat yang digunakan harus aman
dari sisi K3.

b. Kondisi Mesin

Sebaiknya segera memperbaiki mesin dan jangan digunakan lagi bila memang
sudah tidak memadai. Ketersediaan pengaman dan perlengkapan lainnya juga
harus dipastikan dengan benar terlebih dahulu. Sehingga, faktor penyebab
kecelakaan kerja mampu dikurangi dengan memperhatikan kondisi mesin.

c. Posisi Mesin

Posisi dan jenis mesin rupanya mampu menjadi faktor penyebab kecelakaan
kerja. Keduanya mampu mempengaruhi keamanan dan kenyamanan para
pekerja. Oleh karena itu, posisi mesin harus diperhatikan dengan seksama.

2.4 Risiko-Risiko yang Terjadi di Tempat Kerja

Menurut Evi Widowati (2017) mengemukakan bahwa resiko adalah kejadian


yang tidak tentu yang dapat menakibatkan kerugian. Resikokeselamatan kerja dapat
diketahui dengan mengidentifikasi bahaya dilingkungan kerja dan pengukuran bahaya
ditempat kerja yang memungkinkan terjadinya kerugian. Menurut Tarwaka (2014)
mengemukakan bahwa resiko adalah suatu kemungkinan terjadi kecelakan dan
kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu.

Menurut Hanafi (2014) Risiko bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu risiko


murni dan risiko spekulatif. Adapun yang dimaksud risiko murni dan risiko spekulatif
adalah sebagai berikut:

1. Risiko murni, adalah risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi


kemungkinan keuntungan tidak ada. Beberapa contoh risiko tipe ini adalah risiko
kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya.

2. Risiko spekulatif, adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian


dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan dibicarakan dalam jenis
risiko ini. Contoh tipe risiko ini adalah usaha bisnis.

9
Di samping kategorisasi murni dan spekulatif, risiko juga bisa dibedakan antara risiko
yang dinamis dan yang statis.

1. Risiko statis, resiko ini muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai
contoh, risiko terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam yang
tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke waktu.

2. Risiko dinamis, resiko ini muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai
contoh, perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis-
jenis risiko baru.

Risiko juga bisa dikelompokkan ke dalam risiko subjektif dan objektif

1. Risiko objektif, adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang
objektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di
pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi, misal standar deviasi return
saham adalah 25% per tahun.

2. Risiko subjektif, resiko ini berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko.
Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi
rendahnya risiko tertentu

Sebagian besar resiko kesehatan ditempat kerja tidak selalu jelas seperti peralatan
yang tidak dijaga, atau lantai yang licin. Banyak resiko berbahaya yang tidak terlihat
yang dihasilkan oleh perusahaan melalui prosedur yang menjadi bagian dari proses
produksinya. Jenis tempat kerja yang dekat pada resiko itu adalah :

1. Materi kimia dan materi beresiko bahaya lainnya

2. Suara dan getaran yang berlebihan

3. Suhu yang ekstrim

4. Risiko bahaya biologis termasuk yang umum terjadi (seperti jamur) dan buatan
manusia (seperti anthrax)

5. Risiko bahaya ergonomis (seperti desain peralatan yang buruk yang mendorong
para pekerja untuk melakukan pekerjaan mereka dalam posisi yang tidak natural)

6. Dan, risiko bahaya yang lebih familiar adalah seperti lantai yang licin dan jalan
keluar yang tertutup.
10
Selain keenam resiko tersebut masih banyak masalah keselamatan yang terjadi
ditempat kerja termasuk juga seperti bahaya alkohol, stress, depresi, burnout
(kelelahan mental), dan masih banyak lagi.

2.5 Bentuk-Bentuk Program Keamanan dan Kesehatan Karyawan

Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan karyawan (K3) merupakan upaya kita


untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat
mengurangi probabilitas kecelakaan kerja/ penyakit akibat kelalaian yang
mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja.

Tujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970


tersebut antara lain :

1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.

3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

Adapun bentuk-bentuk dari pelaksanaan program keamanan dan kesehatan


karyawan antara lain sebagai berikut :

1. Program Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Evaluasi

Contoh program K3 pertama yaitu penerapan risiko management dalam program


K3 di perusahaan adalah proses dimana untuk mengenali potensi bahaya yang ada
pada suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun isi dari program tersebut
antara lain :

a. Program identifikasi bahaya dan penilian risiko

Secara umum contoh program K3 yang satu ini ini menggambarkan mengenai
seluruh proses identifikasi keseluruhan aktifikas yang dilakukan pada suatu
perusahaan, proses identifikasi risiko dan evaluasi risiko yang akan
dilaksanakan.

11
b. Program pembuatan job safety analysis

Contoh program K3 yaitu dengan menerapkan job safety analysis dapat


diartikan sebagai salah satu metode manajemen keselamatan yang dimana
terfokus pada identifikasi bahaya serta pengendalian risiko yang berhubungan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

c. Program Pelaksanaan Izin Kerja atau Permit to Work

Berikutnya contoh program k3 yaitu izin kerja atau permit to work bisa juga
dijadikan sebagai suatu pengendalian risiko agar tidak terjadi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja serta kerugian lainnya yang ditimbulkan dari
aktivitas pekerjaan yang dilaksanakan. Program K3 ini efektif sebagai alat
ukur agar pekerjaan dilaksanakan aman dan terukur.

d. Program Evaluasi Kinerja

Contoh program K3 yang ke empat dalam kategori identifikasi bahaya dan


pengendalian risiko yaitu mengenai evaluasi kinerja. Kegiatan ini
dilaksanakan bagaimana kondisi dalam pelaksanaan program yang sudah
dijalankan terkait mitigasi risiko yang ada apakah sudah berjalan optimal
ataukah belum.

2. Program Komunikasi dan Sosialisasi K3

Contoh program K3 konstruksi dapat kita lakukan dengan cara pelaksanaan


kegiatan komunikasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dapat
meningkatkan pengetahuan yang luas mengenal aspek yang harus dijalankan serta
mengenali potensi bahaya yang telah di mitigasi sebelumnya. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan cara :

a. Program Safety Induction

Safety induction adalah contoh program K3 yang menjadi langkah awal dalam
memberikan pemahaman kepada pekerja baru, karyawan bahkan tamu yang
akan memasuki area Perusahaan atau proyek untuk memahami cara bekerja
yang aman di lokasi kerja. Program K3 ini sudah familiar pada setiap
perusahaan karena pada dasarnya semua orang yang masuk ke area perusahaan
wajib dijamin keselamatan dan kesehatan dirinya.
12
b. Program Safety Talk

Safety talk adalah suatu contoh program K3 yang dilaksanakan setiap sebelum
melaksanakan pekerjaan. Biasanya safety talk ini dilakukan berkisar antara 5
sampai 17 menit yang berisikan tentang cara kerja yang aman, rencana kerja
yang akan dilaksanakan serta potensi bahaya yang ada.

c. Program Tool Box Meeting

Contoh Program K3 ini hampir sama dengan safety talk namun saja pada
perusahaan yang sedang saya bekerja sekarang, tool box meeting ini dilakukan
dalam satu minggu sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh karyawan serta
pekerja, kontraktor bahkan top manajemen.

d. Program Safety Day

Contoh program k3 dengan melakukan kegiatan yang dilakukan pada setiap


hari kamis untuk mengingatkan keseluruh karyawan bahwa keselamatan untuk
diri kita dan perusahaan itu sangat penting agar terciptanya lingkungan kerja
yang aman dan nyaman. Biasanya program safety day ini dilakukan dengan
cara yang berbeda misalnya diadakan upacara atau pakaian khusus merah bagi
seluruh karyawan. Safety day dilaksanakan setiap satu minggu sekali.

e. Program Pemasangan Papan Informasi Keselamatan

Salah satu contoh program K3 yaitu memasang papan informasi terkait


keselamatan dan kesehatan kerja yang didalamnya berisikan pemberitahuan
mengenai total jam kerja, total kecelakaan kerja, total manpower, kegiatan
yang telah dilaksanakan serta safety alert lainnya untuk meningkatkan
pengetahuan bagi karyawan perihal informasi terupdate.

f. Program Pemasangan Papan Informasi Ijin Kerja

Papan informasi ijin kerja adalah contoh program k3, salah satu informasi
yang dirangkum dalam suatu wadah mengenal pekerjaan apa saja yang sedang
berlangsung dan telah dilakukan approval oleh manajemen proyek. Gunanya
agar seluruh karyawan mengetahui dan update perihal potensi bahaya serta
langkah kerja aman yang harus dilaksanakan.

13
3. Contoh Program Inspeksi HSE

Contoh program HSE dapat dilakukan dengan beberapa cara misalkan dalam
melakukan kegiatan inspeksi. Program pemeriksaan secara berkala yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya unsafe action, unsafe condition menjadi
kecelakaan kerja serta pemeriksaan yang dilakukan dalam kategori perawatan
peralatan yang berkaitan keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun beberapa
contoh program inspeksi HSE antara lain sebagai berikut :

a. Program Inspeksi HSE Harian

Contoh program K3 berikutnya yaitu inspeksi, ini biasanya dilakukan oleh


seorang HSE Officer atau HSE Inspektor yang melakukan pemeriksaan terkait
ketidaksesuaian yang ada di area kerja, kategori temuan penyebabnya yaitu
faktor manusia bahkan faktor lingkungan / unsafe action dan unsafe condition.

b. Program Inspeksi Manajemen Proyek

Inspeksi manajemen proyek yaitu salah satu contoh program K3 pemeriksaan


berkala yang dilakukan paling sedikit satu bulan sekali dari manajemen yang
ada dilingkungan proyek seperti Project Manager, Site Operational Manager,
Site Engineering Manager serta Site Administrasi Manager dengan tujuan
agar tetap adanya keperdulian khusus perihal K3 dari manajemen tertinggi di
proyek.

c. Program Inspeksi Manajemen Pusat

Contoh program K3 dengan Pemantauan yang dilakukan oleh manajemen


pusat mengenai ketidaksesuaian penerapan keselamatan kerja di lokasi kerja.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui laporan harian yang dikirim melalui
whatsapp ataupun kunjungan langsung kelapangan. Agar komitmen penerapan
K3 tidak hanya dijalankan oleh karyawan namun dukungan dari top
manajemen juga ikut ada dalam hal tersebut.

d. Program Inspeksi Alat Angkat dan Angkut

Suatu program K3 yang dilaksanakan secara berkala terhadap pengoperasian


alat berat agar dapat meningkatkan produktivitas dan keamanan saat bekerja

14
sehingga karyawan merasa aman karena mengetahui bahwa peralatan layak
dipergunakan.

e. Program Inspeksi Alat Tenaga dan Produksi

Sama halnya dengan program pemeriksaan alat angkat dan angkut yang
bertujuan untuk meningkatkan keamanan saat bekerja agar pekerja merasa
aman dari proses pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

f. Program Inspeksi Pannel dan Listrik Kabel

Program inspeksi pannel dan kabel listrik bertujuan untuk meminimalisir


terjadinya penyebab terjadinya kegagalan sistem kelistrikan. Karena pada
dasarnya sitem yang tidak dilakukan pemeriksaan secara berkala tingkat
potensi kegagalan dalam sistem kelistrikan tiga kali lebih tinggi daripada yang
dilakukan pemeriksaan.

g. Program Inspeksi HSE Bulanan

Inspeksi HSE Bulanan adalah salah satu program keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) yang bertujuan untuk memastikan komponen yang ada didalam
peraturan telah dijalankan dengan sebagaimana mestinya dan tidak ada
ketidaksesuaian. Pada suatu perusahaan biasanya Inspeksi HSE Bulanan
dilakukan checklist pemeriksaan yang beragam, semua tergantung faktor
risiko yang ada pada lingkungan kerja serta komponen yang akan dilakukan
pemeriksaan terkait K3 di perusahaan itu sendiri

Menurut Robiana Modjo 2007 dalam Ibrahim Jati Kusuma (2011:8), manfaat
penerapan program keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja di perusahaan antara
lain:

1. Pengurangan Absentisme

Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja secara


serius, akan dapat menekan angka risiko kecelakaan dan penyakit kerja dalam
tempat kerja, sehingga karyawan yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit
akibat kerja pun juga semakin berkurang.

15
2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan

Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar-benar memperhatikan


kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya kemungkinan untuk mengalami
cedera atau sakit akibat kerja adalah kecil, sehingga makin kecil pula
kemungkinan klaim pengobatan/ kesehatan dari mereka.

3. Pengurangan Turnover Pekerja

Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim pesan yang jelas pada


pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan kesejahteraan mereka,
sehingga menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia dan tidak ingin
keluar dari pekerjaannya.

4. Peningkatan Produktivitas

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Sulistyarini (2006) di CV. Sahabat
klaten menunjukkan bahwa baik secara individual maupun bersamasama program
keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja.

16
BAB III

STUDI KASUS

3.1 Pemaparan Kasus

Studi kasus kecelakaan kerja pada karyawan di mesin dinamo pabrik.


Bagian pakaian korban yang tersangkut puli dinamo yang sedang berputar
musibah bermula sebelumnya sekitar pukul 07.40 saat akan dilakukan
penggantian jam kerja, korban mengambil sampel lateks dibagian produksi.
Namun sebelum mengambil sampel korban memutar arah jalan dari tempat yang
dituju sehingga melintas dari bagian mesin yang bukan area lintasan. Saat
melewati salah satu mesin, tiba-tiba ujung jilbab korban yang terjuntai kebawah
tersangkut puli dinamo sehingga tergulung akibat jilbab tergulung akhirnya leher
korban tercekik ditempat kejadian perkara dalam keadaan sepi karena seluruh
karyawan bersiap-siap untuk pulang kerja untuk penggantian jam kerja sekitar
pukul 08.00. Akibatnya tidak ada yang melihat korban sehingga tidak ada yang
menolong dan mengakibatkan korban meninggal dunia.

3.2 Analisis Kasus

Adapun analisis dari kasus kecelakaan kerja pada karyawan di mesin


dinamo pabrik adalah sebagai berikut :

a. Penyebab umum jilbab korban yang terjuntai ke bawah tersangkut pada puli
dinamo yang sedang berputar.

b. Penyebab terperinci kelalaian korban dalam mengambil arah jalan yang bukan
areal lintasan dan dalam memilih penggunaan pakaian kerja.

c. Penyebab pokok kebijakan pabrik perusahaan kurang memberikan pelatihan


dan perhatian kepada pegawai mengenai keselamatan kerja agar tidak lalai
dalam mengambil suatu tindakan yang beresiko tinggi. Kurangnya komunikasi
yang baik antar pegawai, kurangnya kepekaan pegawai terhadap
lingkungannya tempat bekerja.

17
3.3 Solusi Kasus

Dalam setiap pekerjaan yang dilakukan pasti mengandung banyak risiko


baik itu ringan maupun berat dan bisa juga berupa kematian, berikut ini adalah
solusi yang dapat dilakukan untuk menghindari atau mengurangi risiko
kecelakaan saat bekerja antara lain sebagai berikut :

a. Ikuti prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang ada

b. Pakai perlengkapan kerja yang masih layak dipakai apabila sudah tidak layak
pakai maka segera meminta ganti kepada pimpinan

c. Selalu perhatikan kondisi lingkungan sekitar area anda bekerja

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

1. Pengertian keamanan dan keselamatan kerja merupakan suatu pemikiran dan


upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani. Dengan keamanan dan keselamatan kerja maka para pihak diharapkan
dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.Pekerjaan dikatakan
aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin
muncul dapat dihindari.

2. Dalam sebuah perusahaan keamanan dan kesehatan karyawan merupakan hal


yang sangat penting karena keamanan dan kesehatan kerja itu penting karena
sejatinya setiap pekerja menginginkan lingkungan kerja yang dapat
memberikan rasa aman. Hal ini merupakan faktor utama dalam menjaga rasa
aman untuk pekerja dan perusahaan.

3. Terdapat beberapa penyebab kecelakaan kerja sendiri dapat dibagi menjadi


tiga yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Faktor lingkungan : lokasi kerja, desain tempat kerja, lantai licin,


penerangan, suhu udara,dan kebisingan

b. Faktor manusia : SOP atau prosedur, pelatihan keselamatan dan


kesehatan kerja, penggunaan apd, dan perilaku
manusia

c. Faktor peralatan : rancangan alat, kondisi mesin, dan posisi mesin

4. Sebagian besar resiko kesehatan ditempat kerja tidak selalu jelas seperti
peralatan yang tidak dijaga, atau lantai yang licin. Banyak resiko berbahaya
yang tidak terlihat yang dihasilkan oleh perusahaan melalui prosedur yang
menjadi bagian dari proses produksinya. Jenis tempat kerja yang dekat pada
resiko itu adalah :

a. Materi kimia dan materi beresiko bahaya lainnya

b. Suara dan getaran yang berlebihan


19
c. Suhu yang ekstrim

d. Resiko bahaya biologis termasuk yang umum terjadi (seperti jamur) dan
buatan manusia (seperti anthrax)

e. Resiko bahaya ergonomis (seperti desain peralatan yang buruk yang


mendorong para pekerja untuk melakukan pekerjaan mereka dalam posisi
yang tidak natural)

f. Dan, resiko bahaya yang lebih familiar adalah seperti lantai yang licin dan
jalan keluar yang tertutup

5. Adapun bentuk-bentuk dari pelaksanaan program keamanan dan kesehatan


karyawan antara lain sebagai berikut :

1. Program Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Evaluasi

a. Program identifikasi bahaya dan penilian risiko

b. Program pembuatan job safety analysis

c. Program pelaksanaan izin kerja atau permit to work

d. Program evaluasi kinerja

2. Program Komunikasi dan Sosialisasi K3

a. Program safety induction

b. Program safety talk

c. Program tool box meeting

d. Program safety day

e. Program pemasangan papan informasi keselamatan

f. Program pemasangan papan informasi ijin kerja

3. Contoh Program Inspeksi HSE

a. Program inspeksi hse harian

b. Program inspeksi manajemen proyek

20
c. Program inspeksi manajemen pusat

d. Program inspeksi alat angkat dan angkut

e. Program inspeksi alat tenaga dan produksi

f. Program inspeksi pannel dan listrik kabel

g. Program inspeksi hse bulanan

4.2 Saran

Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalh ini masih
terdapat keselahan, baik itu berupa tata bahasa yang kurang baku ataupun
penulisan huruf yang salah ketik dan penulisan yang kurang rapi. Dengan ini kami
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya dan kami mengharap kritik serta saran
dari pembaca. Agar kedepannya kami bisa membuat makalah dengan lebih baik
dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembacanya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Asma, M. R. (2019). PENGARUH KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA


TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN MAJENE. Mala'bi STIE Yapman
Majene, 1.

Bambang, R. D. (2017). PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHETAN KERJA


KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN. Jurnal Administrasi Bisnis,
90.

Dangga, P.O. (2020). Kajian Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Konstruksi: Pada


Pembangunan Konstruksi. Student Journal Gelagar, 2(2), 303-310. Retrieved from
https://ejournal.itn.ac.id>article>download

Evi Widowati,S.KM.,M.Kes. (2017) Best Parctices dalam Manajemen Resiko di Perusahaan


dn Intituusi. Semarang:Cipts Prima Nusantara

Febry Ardian; Harianto, Fery; dan A, Fahmi Firdaus. (2019). Risiko kecelakaan Kerja Pada
Pekerjaan Penulangan Pelat, Balok dan Kolom Di Gedung Bertingkat. Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Terapan VII 2019. Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya

Fitri, S.N. 2016. Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan Perusahaan
Dalam Menghadapi MEA 2016. Jurnal Spread, Vol. 6, No. 1 (hlm 53-62)

Harjono., Suwandi. 2014. Penilaian Risiko pada Proses Pembuatan Shear Wall Pada
Pembangunan Apartemen. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health
Volume 1 Nomor 1 Januari- April 2014: 95-106.
Webside:http://journal.unair.ac.id/downloadfullpaperskklk0eec7060c92full.pdf

Hasibuan, A., dkk. 2020. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Yayasan Kita
Menulis

Kusuma, I. J. (2011). PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA KARYAWAN PT. BITRATEX INDUSTRI SEMARANG. 8.

22
Pawenang, TE; M, Rita; dan K, Herry. (2017). Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Pada
Pembangunan Gedung. Higeia Journal of Public Health Research and Development.
Higeia 1 (4) (2017)

Ramdan, Iwan M, dan Handoko, Hanna N. (2016). Kecelakaan Kerja Pada Pekerja
Konstruksi Informal Di Kelurahan “X” Kota Samarinda. Jurnal MKMI, Vol. 12 No. 1,
Maret 2016

Rudyarti E. Hubungan Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dan Sikap


Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pengrajin
Pisau Batik Di Pt. X. J Kesehat Masy. 2017;Vol. 2(1):31–43

Siregar DI. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Ringan di PT. Aqua Golden
Mississippi Bekasi. Jakarta; 2014.

Soedarmadi. (2017). PERAN KEAMANAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISAI


TERHADAP TURNOVER INTENTION SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA
KARYAWAN. Dinamika sosial budaya, 94.

Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja manajemen dan Implementasi K3di
Tempat Kerja. Surakarta:Harapan Press

23

Anda mungkin juga menyukai