Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENILAIAN PEER TEACHING

PADA MATA KULIAH PEMBINAAN KOMPETENSI MENGAJAR

SEMESTER 118

Dosen Pengampu:

Dr. Puti Zulharby, M.Pd

Disusun Oleh:

Siti Lestari 1205620067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelatihan Kompetensi Belajar dengan baik dan
tepat waktu. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Pembinaan Kompetensi Mengajar yang di ampu oleh Ustazah Fatwa Arifah MA.Pd.

Dalam proses penyusunan makalah ini tidak terlepas melalui arahan dan bantuan dari
segala pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih atas segala partisipasinya mulai dari
dosen pengampu serta teman-teman yang memberikan saran dalam menyelesaikan makalah ini.

Namun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan makalah ini dari segi rand abaca, tata bahasa maupun isi yang terkait untuk itu, penulis
secara terbuka menerima kritikan dan saran dari pembaca.

Demikian makalah ini dibuat dengan mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan terlebih khusus untuk penulis sendiri.

Jakarta, 2 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................................4

B. Tujuan..................................................................................................................................5

C. Manfaat................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

A. Profil.....................................................................................................................................6

B. Proses Pembelajaran..........................................................................................................6

C. Analisis Pelaksanaan..........................................................................................................8

D. Gagasan yang Disarankan...............................................................................................11

BAB III.........................................................................................................................................13

PENUTUP....................................................................................................................................13

A. Kesimpulan........................................................................................................................13

B. Saran..................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

DOKUMENTASI.........................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembinaan Kompetensi Mengajar Bahasa Arab adalah mata kuliah yang
bertujuan agar mahasiswa dapat menerapkan semua konsep Pendidikan, teori belajar, dan
metodologi pengajaran dalam praktek mengajar. Mata kuliah ini juga bertujuan agar
mahasiswa mampu mempraktekkan keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran
bahasa Arab pada tingkat sekolah menengah dan atas berstandar European Profiling Grid
(EPG). Mata kuliah ini mencakup keterampilan membuar RPP atau Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, keterampilan mengelola pengajaran, keterampilan mengevaluasi
pengajaran, keterampilan teknik mengajar, teknik komunikasi, teknik penyajian dengan
menggunakan media, serta peer teaching. Pada mata kuliah ini, setiap mahasiswa
diwajibkan untuk melakukan peer teaching guna menerapkan ilmu mata kuliah
pembelajaran yang telah didapat. Setiap mahasiswa akan di nilai oleh I orang mahasiswa
lain terkait kegiatan peer teaching yang telah dilakukan.
Peer teaching adalah sebuah metode pembelajaran yang sedang menjadi tren
sekarang. Peer teaching memang menjadi metode yang menjadikan mahasiswa (siswa)
tidak bosan, sementara dosen (guru) juga tidak suntuk. Peer teaching dalam bahasa
Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya.
Menurut Suherman dalam Anggorowati (2011), peer teaching (tutor sebaya)
adalah sekelompok siswa (mahasiswa) yang telah tuntas terhadap materi pelajaran,
memberikan bantuan kepada siswa (mahasiswa) yang mengalami kesulitan dalam
memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Sedangkan menurut Arikunto (Nurhayati,
2008), tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa (mahasiswa) yang ditunjuk oleh guru
(dosen) sebagai pembantu guru (dosen) dalam melakukan bimbingan terhadap kawan
sekelas untuk melaksanakan program perbaikan.
Pada makalah ini, penulis akan memaparkan hasil evaluasi peer teaching dari
mahasiswa yang bernama Raka Ramdaega Putra Jaya yang telah melakukan kegiatan
peer teaching pada hari Kamis tanggal 4 Mei 2023 di ruang 907 lantai 9, Gedung Dewi
Sartika, Universitas Negeri Jakarta. Jenjang sekolah yang diajarkan yaitu sekolah
menengah pertama atau MTsN tepatnya di MTsN 31 Jakarta dengan materi yang
diajarkan yaitu kosakata yang bertema ‫( الهوية‬hobi).

B. Tujuan
Mata kuliah PKM bertujuan agar mahasiswa mampu mempraktekkan
keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran bahasa Arab pada tingkat sekolah
menengah dan atas berstandar European Profiling Grid (EPG). Tutor sebaya (peer
teaching) ini bertujuan untuk memudahkan belajar, mahasiswa berpartisipasi aktif, dan
dapat memecahkan masalah bersama-sama, sehingga pemerataan pemahaman terhadap
materi pembelajaran yang diberikan dapat tercapai. 

C. Manfaat
Manfaat mata kuliah PKM ini yaitu dapat melatih mahasiswa untuk membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengembangkan keterampilan mengajarnya,
melatih public speakingnya (berani berbicara di depan umum), mendapatkan pengalaman
mengajar sebelum terjun langsung ke sekolah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan latar belakang penilaian diatas dapat di tentukan beberapa manfaat
pelaksanaan peer teaching sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kelemahan mahasiswa dari peer teaching yang telah dilakukan
2. Untuk mengetahui keunggulan mahasiswa dari peer teaching yang telah dilakukan
3. Untuk mengetahui efisiensi model, metode dan teknik pembelajaran yang dilakukan
4. Sebagai bahan pembanding antara teori model, metode dan teknik pembelajaran
dengan kegiatan peer teaching yang dilakukan
5. Sebagai bahan evaluasi pembelajaran agar lebih baik
BAB II

PEMBAHASAN
A. Profil
Pada makalah ini, penulis akan memaparkan hasil evaluasi peer teaching dari
mahasiswa yang bernama Raka Ramdaega Putra Jaya, yang mempunyai NIM
1205620022. Dia pernah menempuh Pendidikan di SDN Jatirahayu 05 Bekasi, SMPN 06
Bekasi, dan Aminah Boarding School.

B. Proses Pembelajaran
Materi yang diajarkan oleh Raka yaitu mengenai kosakata yang bertema ‫الهوية‬
untuk kelas VII dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh Raka yaitu :
 Pendahuluan
- Peserta didik memberi salam, dan berdoa bersama.
- Guru menyapa peserta didik menggunakan pengantar bahasa Arab dan
mengecek kehadiran peserta didik.
- Motivasi dan Ice breaking
- Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
 Kegiatan Inti
- Guru menstimulasi peserta didik mengenai kosa kata baru yang berkaitan
dengan tema ‫الهوية‬
- Guru mrnampilkan gambar yang berkaitan dengan tema ‫الهوية‬
- Guru membaca kosa kata yang berkaitan dengan tema ‫الهوية‬
- Guru dan murid membaca kosa kata yang berkaitan dengan tema ‫الهوية‬
- Peserta didik mengklasifikasikan isi atau arti dalam teks bahasa Arab yang
berkaitan dengan tema ‫ الهوية‬dengan baik
- Peserta didik menerjamahkan ulang kosa kata yang berkaitan dengan ‫الهوية‬
- Peserta didik dibentuk dalam 3 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang
- Guru memberikan tugas perkrlompok untuk mengembangkan kosa kata
yang berkaitan dengan tema ‫الهوية‬
- Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompok
- Guru memulai kegiatan evaluasimembagikan lembar kerjakepada siswa
secara individu
- Guru menjelaskan langkah-langkah pengerjaan lembar kerja kepada siswa
- Guru memberikan waktu kepada siswa untuk menyelesaikan lembar kerja
- Peserta didik mengumpulkan lembar kerja yang telah diselesaikan
- Guru membuka sesi tanya jawab kepada peserta didik
 Penutup
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik karena telah mengikuti
pelajaran denganbaik.
- Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
dan berdoa.

Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Menurut


Abuddin Nata, “bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan
oleh guru dengan penuturan atau penjelasan secara langsung dihadapan peserta didik.
Metode ceramah ini termasuk metode yang paling banyak digunakan digunakan karena
biaya murah dan mudah dilakukan, memungkinkan banyak materi yang disampaikan,
adannya kesempatan bagi guru untuk menekankan bagian yang penting, dan pengaturan
kelas dapat dilakukan secara sederhana. Mengajar dengan metode ceramah berarti
memberikan suatu informasi melalui pendengaran siswa, siswa dapat memahami apa
yang disampaikan oleh guru dengan cara mendengarkan apa yang telah guru ucapkan.

Model pembelajaran yang digunakan yaitu problem based learning adalah model
pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan
selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Media pembelajaran yang
digunakan yaitu menggunakan powerpoint dan papan tulis. Evaluasi pembelajaran
dengan memberikan lembar tugas kepada siswa yang dikumpulkan di pertemuan
selanjutnya.
C. Analisis Pelaksanaan
1. Keunggulan Pengajar
1) Mahasiswa praktik datang tepat waktu
Datang tepat waktu merupakan salah satu sifat disiplin yang harus dimiliki
oleh seorang guru. Seperti halnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional no. 16 Tahun 2007 bahwa guru sekurang-kurangnya memiliki 5
kompetensi kepribadian yang diantaranya, guru harus mampu menjadi teladan
bagi peserta didik dan masyarakat Dengan kata lain, guru merupakan suri
tauladan yang kepribadiannya akan dilihat langsung oleh peserta didiknya.
Kepribadian pertama yang akan dilihat langsung saat masuk kedalam kelas
adalah kepribadian menegakkan kedisplinan dengan datang secara tepat
waktu. Pada praktiknya, Raka sudah mampu datang tepat waktu sebelum
pelajaran di mulai.
2) Mahasiswa praktik menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk menyampaikan
materi dengan baik mulai dari proyektor, materi powerpoint, handphone untuk
video, dan lain-lain
Pada praktiknya, Diky mampu menyiapkan segala kebutuhan yang
dibutuhkan untuk menyampaikan materi dengan baik sebelum dimulainya
pelajaran. Hal ini harus diperhatikan oleh seorang guru agar proses
pembelajaran berjalan dengan lancar dan tidak membingungkan siswa. Dalam
menyampaikan pelajaran kepada siswa, bukan hanya sekedar menyiapkan
materi saja, namun juga harus menyiapkan media serta teaching material yang
harus disiapkan sebelum dimulainya pelajaran, memperhatikan apa saja
media-media yang diperlukan untuk menunjang jalannya pembelajaran agar
pelajaran berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini
juga melatih kreatifitas seorang guru untuk membuat kebutuhan mengajar
dengan barang-barang yang ada dan tidak hanya memakai alat-alat elektronik
yang sudah tersedia saja.
3) Mahasiswa berpakaian rapih dan sopan
Pada praktiknya, Raka memperhatikan cara pakaiannya disaat mengajar.
Dalam segi penampilan, guru harus memperhatikan bagaimana cara ia
berpakaian. Guru harus berpakaian rapi, sopan dan tidak berlebihan.
4) Mahasiswa menyampaikan dengan suara yang lantang
Pada saat praktik, Raka menyampaikan materi dengan suara keras dan
lantang dengan pengucapan yang jelas mengenai materi yang disampaikannya
di dalam kelas. Volume suara dari guru bisa dikatakan sebagai penentu
keberhasilan pencapaian guru menyampaikan materi, karena jika guru
menyampaikan materi dengan suara yang pelan dan kurang jelas, akan
menyebabkan siswa nya kurang tanggap dan mengerti apa yang disampaikan
oleh guru tersebut. Dalam praktiknya, Raka sudah mampu menyesuaikan
volume suaranya dari suara rendah hingga tinggi disesuaikan dengan situasi
saat itu. Suaranya pun juga sudah mencapai siswa yang duduk di bangku
paling belakang.
5) Mahasiswa (Raka) menyampaikan pembelajaran dengan menyenangkan
karena membuat suasana kelas tidak kaku dan santai.
6) PPT kosakata dilengkapi dengan gambar sehingga menjadi lebih menarik dan
tidak membosankan, serta memudahkan siswa untuk mengingat dan
menghafal kosakata yang diajarkan.
2. Hambatan yang Tampak
Ada sedikit hambatan yang ada yaitu mahasiswa (Raka) kebingungan pada saat
mempresentasikan hasil diskusi kelompok yaitu mengembangkan kosa kata yang
berkaitan dengan tema ‫الهوية‬, mahasiswa (Raka) bingung apakah pengembangan
kosakata yang menjadi kalimat itu perlu diterjemahkan atau tidak.
3. Kelemahan
1) Sikap tangan yang masih dikantongi ke dalam kantung celana

2) Bercanda berlebihan
Mahasiswa (Raka) sudah memberikan suasana kelas yang menyenangkan
agar tidak kaku dengan candaan-candaannya, namun alangkah baiknya juga
diseimbangi dengan suasana yang serius jadi tidak terlalu banyak candaannya.
3) Terdapat unsur SARA

Selama pembelajaran dan penyampaian materi, mahasiswa (Raka) sering


membawakan candaan di dalam materi yang tertuju pada suatu golongan, dan
itu tidak diperbolehkan, karena nantinya hal negative tersebut dapat di contoh
oleh para siswa.
4) Pada kegiatan inti ada yang berbeda antara di RPP dengan yang aslinya yaitu
evaluasi berupa lembar kerja yang harus dikerjakan oleh siswa jika di RPP
tertulis dikerjakan dan dikumpulkan langsung pada hari itu juga, tetapi aslinya
lembar kerja siswa dikumpulkan di pertemuan berikutnya karena waktu yang
tidak mencukupi.
5) Langkah pada bagian kegiatan inti "guru membuka sesi tanya jawab kepada
peserta didik" berubah menjadi di bagian penutup.
6) Pada bagian penutup terlupakan langkah peserta didik menyimpulkan
pelajaran, guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya,
dan berdoa.

4. Hal yang perlu ditingkatkan


Hal-hal yang perlu ditingkatkan mahasiswa (Raka) dalam mengajar, yaitu :
1) Cara penyampaian materi kosakata yang lebih ditingkatkan dan divariasikan lagi
seperti dengan cara dinyanyikan sehingga bisa lebih mudah dan menyenangkan
untuk di hafal oleh para siswa.
2) Media pembelajaran yang lebih ditingkatkan dan divariasikan lagi tidak hanya
powerpoint.

D. Gagasan yang Disarankan


Mahasiswa (Raka) dalam praktek Pembinaan Kompetensi Mengajar
menggunakan metode ceramah. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia,
yang disebut dengan metode ceramah adalah salah satu cara belajar mengajar yang
menekankan pada pemberitahuan satu arah dari seorang pengajar kepada para pelajar.
Adapun dalam bahasa Arab maka ada beberapa istilah yang dipakai:
‫أسلوب أو طريقة المحاضرة‬
Uslub atau Thariqah Muhadharah. Hanya saja sebagian membedakan antara
uslub dengan thariqah. Uslub lebih bermakna kepada model atau gaya sedangkan
thariqah adalah cara. Maka uslub lebih khusus daripada thariqah di mana bisa saja
seseorang mengajar dengan thariqah yang sama namun dengan uslub atau gaya yang
berbeda. Seperti dua orang pengajar yang menggunakan metode ceramah yang satu
dengan gaya berdiri dan yang orang lain hanya duduk saja.
Metode ceramah dari aspek istilah, menurut Armai Arif (2002:135-136), adalah
cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada peserta
didik atau khalayak ramai. Pengertian ini mengarahkan bahwa metode ceramah
menekankan pada sebuah pemberian materi pembelajaran dengan cara penuturan lisan.
Menurut Abuddin Nata (2011:181-182), metode ceramah adalah penyampaian
pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara
langsung di hadapan peserta didik. Ceramah dimulai dengan menjelaskan tujuan yang
ingin dicapai, menyingkap garis-garis besar yang akan dibicarakan, serta
menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan yang telah disajikan.
Ceramah akan berhasil apabila mendapatkan perhatian yang sungguhsungguh dari peserta
didik, disajikan secara sistematik, menggairahkan, memberikan kesempatan kepada
peserta didik. Pada akhir ceramah perlu dikemukakan kesimpulan, memberikan tugas
kepada peserta didik serta adanya penilaian akhir.
Metode cooperative learning yang dikemukakan oleh Isjoni (2013:16) merupakan
suatu metode pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan
belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak
dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang
lain. Menurut Suprijono (2009:54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Cooperative learning merupakan suatu model pengajaran di mana siswa belajar
dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerja sama dan membantu untuk
memahami suatu bahan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar
kooperatif konstruktivisme. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vigotsky, yakni
penekanan terhadap hakikat sosiokultural. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa fase
mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan atau kerja sama
antarindividu sebelum fungsi mental lebih tinggi terserap dalam individu tersebut. Dalam
konteks ini, ia menghendaki susunan kelas yang kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan metode pengajaran
langsung. Di samping dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model
pembelajaran kooperatif juga efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial para siswa.
Beberapa ahli berpendapat model ini memiliki keunggulan dalam membantu para siswa
memahami konsep-konsep yang sulit.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembinaan Kompetensi Mengajar sangat penting bagi calon pendidik, karena
mahasiswa yang nantinya akan menjadi pendidik dapat memahami bagaimana situasi di
dalam kelas. Calon pendidik dapat merasakan bagaimana ketika nanti bertatapan
langsung dengan para siswanya di dalam kelas. Selain itu, dengan adanya PKM, calon
pendidik di minta untuk mencari metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
akan disampaikan, calon pendidik mendapat banyak referensi metode pembelajaran di
dalam kelas yang di dapat dari mahasiswa lainnya, calon pendidik dapat mengevaluasi
calon pendidik yang lain maupun dirinya sendiri sebelum menghadapi siswa secara
langsung yang diharapkan dengan adanya evaluasi tersebut dapat dijadikan pacuan untuk
memberikan pembelajaran yang terbaik untuk siswa nantinya ketika sudah menjadi
pendidik di sekolah.

B. Saran
Saran penulis setelah membuat makalah ini yaitu kepada seluruh calon pendidik
diharapkna dapat memahami serta memperhatikan kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru yang sesuai dengan undang-undang. Mencari lebih banyak referensi-
referensi metode pembelajaran yang baru dan tidak membosankan, serta mempelajarinya
agar bisa menyampaikannya pembelajaran yang terbaik kepada siswa di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Efektif Cooperative Learning: Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan
Tidak Membosankan. Diva Press, 2016.

Febianti, Yopi Nisa. "Peer Teaching (Tutor Sebaya) Sebagai Metode Pembelajaran Untuk
Melatih Siswa Mengajar." Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi 2.2 (2014).

Ningsih, Sudestia, Nina Kurniah, and Delrefi Delrefi. "Penerapan Metode Cooperative Learning
Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif." Jurnal Ilmiah Potensia 1.2 (2016): 100-106.

Tambak, Syahraini. "Metode ceramah: Konsep dan aplikasi dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam." Jurnal Tarbiyah 21.2 (2014).

Wirabumi, Ridwan. "Metode Pembelajaran Ceramah." Annual Conference on Islamic Education


and Thought (ACIET). Vol. 1. No. 1. 2020.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai