Anda di halaman 1dari 8

e-ISSN : 2540-961

p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP


PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN
POST OPERASI FRAKTUR

Muhammad Arif*1 dan Yuli Permata Sari2


PSIK STIKES PERINTIS PADANG
Email :perawat.arif@yahoo.co.id Hp. 08126749799

ABSTRAK

Nyeri dapat diatasi dengan berbagai metode yang dapat dilakukan oleh pasien
dalam membantu mengurangi dan menghilangkan nyeri khususnya nyeri pasca operasi
fraktur salah satunya adalah dengan terapi musik mozart. Studi pendahuluan di Ruang
Bedah RS. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, didapatkan data informasi dari perawat
ruangan bahwa dalam mengatasi nyeri pasien post operasi belum ada yang menerapkan
tindakan pemberian terapi musik Mozart. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
Efektifitas Terapi Musik Mozart Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Post Operasi
Fraktur.Desain penelitian ini adalah Pre Experimental Design,dengan mengunakan One-
grup pretest postest, sampel pada penelitian ini adalah pasien post operasi fraktur yang
berjumlah15 orang yang diambil dengan tekhnik Accidental Sampling. Hasil analisis uji
statistik non parametrik dengan menggunakan Wilcoxondengan tingkat kepercayaan 95% (α
= 0,05) diperoleh nilai p value adalah 0,001, dengan demikian p value> α (0,001>0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi mozart efektif dalam penurunan Intensitas Nyeri
Pasien Post Operasi Fraktur. Disarankan kepada responden untuk dapat menerapkan terapi
mozart sebagai alternatif untuk meminimalkan nyeri tidak hanya di rumah sakit melainkan di
rumah saat sudah keluar dari rumah sakit.

Kata Kunci: Terapi Musik Mozart, Intensitas Nyeri, Pasien Post Op Fraktur

EFFECTIVENESS OF MOZART MUSIC THERAPY TOWARDS


REDUCTION OF PATIENT INTENSITY POST OPERATION
FRACTURES
ABSTRACT

Pain can be overcome by various methods that can be done by the patient in helping
reduce and eliminate pain, especially post-fracture pain, one of which is Mozart's music
therapy. Preliminary study in the Surgery Room. Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Hospital,
obtained information data from room nurses that there was no one in overcoming the pain of
postoperative patients applying Mozart's music therapy. The purpose of this study was to
determine the effectiveness of Mozart's music therapy on the reduction of pain intensity in
post patients fracture. The design of this study was Pre Experimental Design, using the One-
group pretest posttest, the sample in this study were 15 postoperative fracture patients taken
with the technique of Accidental Sampling. The results of non parametric statistical test

69
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id


analysis using Wilcoxon with a confidence level of 95% (α = 0.05) obtained p value is 0.001,
thus p value> α (0.001> 0.05) so it can be concluded that mozart therapy is effective in
decreasing Pain Intensity of Post Patients Fracture Surgery. It is recommended for
respondents to be able to apply Mozart therapy as an alternative to minimize pain not only in
the hospital but at home when they are discharged from the hospital.

Key Words : Mozart Music Therapy, Pain Intensity, Patient Fracture Post Op

PENDAHULUAN kompartemen anterior, trauma saraf


terutama pada nervus peronial komunis,
Gangguan kesehatan yang dan gangguan pergerakan sendi
banyak dijumpai dan menjadi salah pergelangan kaki. Selain itu, masalah
satu masalah dipusat pusat pelayanan keperawatan yang sering terjadi pada
kesehatan di seluruh dunia salah klien post pembedahan fraktur akan timbul
satunya adalah fraktur (Budhiartha, rasa nyeri (Muttaqin, 2005).
2009). Fraktur adalah patah tulang, Nyeri setelah pembedahan
biasanya disebakan oleh trauma atau merupakan hal yang normal. Nyeri
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari yang dirasakan klien bedah meningkat
tenaga tersebut, keadaan tulang, dan seiring dengan berkurangnya pengaruh
jaringan lunak sekitar tulang akan anestesi. Klien lebih menyadari
menentukan apakah fraktur yang terjadi lingkungannya dan lebih sensitif terhadap
itu lengkap atau tidak lengkap (Price dan rasa nyaman. Area insisi mungkin
Wilson, 2006). menjadi satu-satunya sumber nyeri.
Menurut Helmi (2012), Balutan atau gips yang ketat dan regangan
manifestasi klinik dari fraktur ini berupa otot akibat posisi ketika klien berada
nyeri. Nyeri pada penderita fraktur diatas meja operasi menyebabkan klien
bersifat tajam dan menusuk, nyeri merasa tidak nyaman. Secara signifikan
tajam juga biasanya ditimbulkan oleh nyeri dapat memperlambat pemulihan
infeksi tulang akibat spasme otot atau (Potter & Perry, 2006).
penekanan pada syaraf sensoris. Nyeri dapat diatasi secara
Penyebab utama dari fraktur adalah farmakologi dan non farmakologi.
akibat kecelakaan lalu lintas. Secara farmakologi dengan penggunaan
Menurut data dari World Health obat (narkotik), nonopioid atau
Organization (WHO, 2011), dalam dua NSAIDs (Nonsteroid Anti-inflamation
tahun terakhir ini kecelakaan lalu lintas di Drugs) ,adjuvan, dan ko-analgesik ,
Indonesia dinilai menjadi pembunuh sedangkan secara non farmakologi bisa
terbesar ketiga, dibawah penyakit jantung dengan stimulus kulit, stimulus elektrik
koroner dan tuberculosis/TBC. Data saraf kulit transkutan, TENS
WHO tahun 2011 menyebutkan (Transcutaneous Electrical Nervus
sebanyak 67% korban kecelakaan lalu Stimulation) , akupuntur, pemberian
lintas pada usia produktif (22 –50 tahun). plasebo, teknik relaksasi, distraksi,
Tercatat lebih dari 5,6 juta orang imajinasi terbimbing, umpan balik
meninggal dikarenakan insiden biologis, hipnotis, dan sentuhan terapeutik
kecelakaan dan sekitar 1,3 juta orang (Tamsuri, 2004).
mengalami kecacatan fisik (Depkes RI, Distraksi adalah pengalihan dari
2011). fokus perhatian terhadap nyeri ke
Komplikasi yang sering terjadi stimulus yang lain. Macam distraksi
pada tindakan pembedahan fraktur ada distraksi penglihatan dan distraksi
yakni terjadinya infeksi, delayed union, pendengaran, distraksi pernafasan,
non-union dan mal-union, kerusakan distraksi intelektual, teknik pernafasan,
pembuluh darah atau sindrom imajinasi terbimbing. Distraksi

70
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id


pendengaran bisa dengan mendengarkan Studi pendahuluan di Ruang
musik, suara burung, serta gemercik air Bedah RS. Dr. Achmad Mochtar
(Tamsuri, 2004). Bukittinggi, didapatkan data informasi
Distraksi merupakan pengalihan dari perawat ruangan bahwa dalam
perhatian pasien ke hal yang lain dengan mengatasi nyeri pasien post operasi
demikian menurunkan kewaspadaan belum ada yang menerapkan tindakan
terhadap nyeri yang dirasakannya. Satu pemberian terapi musik Mozart . Semua
diantara teknik distraksi adalah dengan perawat ruangan dalam mengatasi nyeri
terapi musik mozart. Mendengarkan musik post operasi hanya menggunakan terapi
dapat memberikan hasil yang sangat farmakologi dan mengajarkan pasien
efektif dalam upaya mengurangi nyeri untuk menarik nafas dalam-dalam. Hasil
pasien pasca operasi (Potter & Perry, dari observasi dan wawancara yang
2006).Terapi musik Mozart mempunyai dilakukan pada pasien fraktur menunjukan
kekuatan yang dapat membebaskan, bahwa pasien merasakan nyeri hilang
mengobati, dan bahkan memiliki kekuatan timbul ditandai dengan respon verbal yaitu
yang dapat menyembuhkan (Utama, keluhan nyeri yang dirasakan pasien dan
2011). respon nonverbal yaitu pasien tampak
Berdasarkan Penelitian yang meringis dan memegang bagian tubuh
dilakukan Harefa (2010), terkait terapi yang fraktur.Nyeri dirasakan hebat jika
musik terhadap intensitas nyeri dan hasil anggota tubuh yang mengalami fraktur
penelitian menunjukan bahwa musik yang digerakkan. Pasien mengatakan, selain
paling disarankan untuk terapi yaitu terapi obat untuk mengatasi nyeri belum ada
musik Mozart.Hal ini dikarenakan musik tindakan lain yang diberikan petugas
Mozart memiliki tempo dan harmonisasi rumah sakit untuk mengatasi nyeri yang di
nada yang seimbang, tidak seperti musik alaminya. Berdasarkan fenomena tersebut
yang berjenis rock, dangdut atau musik- peneliti tertarik untuk mengaplikasikan
musik lainnya. pemberian terapi musik mozart yang
Yanuar (2015) juga melakukan bertujuan untuk menurunkan intensitas
penelitian tentang Pengaruh terapi musik nyeri pada pasien post operasi.
klasik terhadap Intensitas nyeri pada
pasien post Operasi fraktur di RSU PKU BAHAN DAN METODE
Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil PENELITIAN
penelitian menunjukkan bahwa ada Jenis penelitian ini adalah
perbedaan intensitas nyeri pada pasien penelitian kuantitatif, metode penelitian
post operasi fraktur antara kelompok yaitu Pre Experimental Design, karena
ekperimen dan kelompok kontrol dengan desain ini belum merupakan eksperimen
hasil uji statistik didapatkan nilai p-value sunguh-sungguh. Penelitian ini
0,007 (< 0,05). mengunakan One-grup pretest postest,
Sedangkan Saputra (2015) juga yaitu mengukapkan hubungan sebab
melakukan penelitian yang sama tentang akibat dengan cara melibatkan satu
pemberian terapi musik mozart terhadap kelompok subjek. Peneliti menemui calon
penurunan intensitas nyeri pada asuhan responden dan menjelaskan tentang
keperawatan Nn. N dengan post operasi tujuan, manfaat penelitian kemudian
close fraktur femure dexstra di ruang memberikan informed consent. Calon
Parangseling RS Orthopedi Surakarta. responden yang menyetujui di jadikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dalam penelitian, diminta untuk
selama 2 hari pengelolaan didapatkan hasil menandatangi lembar informed consent.
nyeri berkurang dari skala 4 menjadi skala Peneliti melakukan pretest dengan
2.Sehingga dapat disimpulkan terapi memberikan responden lembar
musik Mozart efektif dalam menurunkan kuesionernumeric rating scale (NRS)
intensitas nyeri. dan lembar observasi diisi oleh peneliti.

71
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id


Peneliti melakukan intervensi dengan intensitas nyeri dengan skala nyeri
pemberian terapi musik mozart selama 30 numeric tidak nyeri (0), ringan (1-3),
menit. Peneliti melakukan postest dengan sedang (4-6), berat (7-9), nyeri sangat
kuesioner yang di berikan pada responden berat (10). Analisa Bivariat mempunyai
dan lembar observasi yang diisi oleh tujuan untuk menganalisis hubungan dua
peneliti. variabel. Analisa bivariat akan
Penelitian ini akan dilakukan di menguraikan perbedaan mean variabel
Ruangan Ambun SuriLantai 1, dan 2 nyeri pasien post operasi fraktur. Analisa
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi bivariat dilakukan dengan uji statistik
pada bulan April sampai dengan Oktober paired sampel t-test untuk mengetahui
2018. Skala deskriptif merupakan alat perbedaan skala nyeri sebelum dan
pengukuran tingkat keparahan nyeri yang sesudah dilakukan intervensi terapi musik
lebih objektif. Pada tes ini responden mozart. Uji statistik untuk seluruh analisis
dapat menentukan tingkat keparahan tersebut dianalisis dengan tingkat
dengan skala dari 0-10. Pengumpulan data kemaknaan 95% (alpha 0,05). Tahapan
menggunakan lembar observasi yang harus dilakukan terlebih dahulu uji
Analisa univariat digunakan normalitas, setelah diketahui hasilnya
untuk mendapatkan informasi mengenai normal maka dilakukan pengujian
karakteristik responden yaitu usia, JK, dengan uji paired sampel t-test. Jika
pendidikan dan pekerjaan dari masing- hasilnya tidak normal maka dilakukan
masing responden. Dalam penelitian ini pengujian non parametrik uji Wilcoxon
yag termasuk variabel univariat adalah (Sugiyono, 2008).

HASIL

1. Analisa Univariat
a. Intensitas nyeri pada pasien Post Operasi fraktur sebelum dilakukan terapi
musik Mozart

Tabel.1Distribusi Frekuensi Intensitas nyeri pada pasien Post Operasi


fraktur sebelum dilakukan terapi musik Mozart

Intensitas Nyeri Jumlah (n) Persen (%)


Ringan - -
Sedang 3 20
Berat 11 73,3
Sangat Berat 1 6,7
Total 15 100

Berdasarkan tabel di atas besar responden intensitas nyerinya berada


menunjukkan bahwa sebelum dilakukan pada kategori nyeri berat berjumlah 11
intervensi terapi musik mozart sebagian orang (73,3%).
b. Intensitas nyeri pada pasien Post Operasi fraktur sesudah dilakukan terapi Musik
Mozart

Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Intensitas nyeri pada pasien Post Operasi

Intensitas Nyeri Jumlah (n) Persen (%)


Ringan 3 20
Sedang 8 53,3

72
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id


Berat 4 26,7
Sangat Berat - 6,7
Total 15 100

Berdasarkan tabel di atas separoh responden intensitas nyerinya


menunjukkan bahwa sesudah dilakukan berada pada kategori sedang berjumlah 8
intervensi terapi musik mozart lebih dari orang (53,3%).
c. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji saphiro-wilk karena termasuk penelitian uji parametrik
yang memiliki sampel kecil.

Tabel. 3 Uji Normalitas

Variabel Statistik Shapiro -Wilk


df Sig
Intensitas nyeri sebelum 0,942 15 0,414
terapi mozart
Intensitas nyeri sesudah 0,947 15 0,475
terapi mozart

Berdasarkan tabel 5.3 dimana uji intervensi terapi musik klasik mozart pada
normalitas menggunakan uji Saphiro-wilk pasien pasca operasi fraktur.
didapatkan nilai p sebelum intervensi
p=0,414 dan setelah intervensi p= 0,475. 2. Analisa Bivariat
Hal ini berarti nilai p>0,05 yang Penilaian intensitas nyeri pada
menunjukkan bahwa data berdistribusi setiap pasien fraktur menunjukkan hasil
tidak normal, maka tidak dapat dilanjutkan yang berbeda-beda.Peneliti menggunakan
dengan melakukan Paired t test, melainkan uji statistik Wilcoxon untuk
menggunakan uji Wilcoxon untuk melihat membandingkan intensitas nyeri sebelum
pengaruh sebelum dan sesudah pemberian dan sesudah dilakukan intervensi
.

Tabel. 4 Efektifitas Terapi Musik Mozart Terhadap Penurunan Intensitas


Nyeri Pasien Post Operasi Fraktur

Variabel Z-test P-Value


Intensitas Nyeri sebelum
terapi mozart
-321 0,001
Intensitas Nyeri sesudah
terapi mozart

Hasil analisis uji statistik non disimpulkan bahwa terapi mozart efektif
parametrik dengan menggunakan dalam penurunan Intensitas Nyeri Pasien
Wilcoxondengan tingkat kepercayaan 95% Post Operasi Fraktur
(α = 0,05) diperoleh nilai p value adalah
0,001, dengan demikian p value> α
(0,001>0,05), maka Ha diterima.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat

73
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id


PEMBAHASAN Secara signifikan nyeri dapat
memperlambat pemulihan (Potter & Perry,
Hasil analisis data dengan 2007).
menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai Young dan Koopsen, (2007)
p value adalah 0,001 pada penelitian ini melakukan studi kualitatif yang diberi
dapat disimpulkan bahwa terapi mozart judul“Musik Theraphy As An Intervention
efektif dalam penurunan Intensitas Nyeri For Pain Perception”, dengan pernyataan
Pasien Post Operasi FrakturDi Ruang hasil penelitian yaitu terapi musik bisa
Bedah Rs. Dr. Achmad mempengaruhi keadaan biologis tubuh
MochtarBukittinggi Tahun 2018. seperti emosi, memori. Ketukan yang tetap
Hasil penelitian ini sejalan dengan dan tenang memberi pengaruh kuat kepada
penelitian yang dilakukan oleh Harefa et al pasien sehingga tercipta suatu keadaan
(2010), tentang pengaruh terapi musik rileks.Keadaan rileks ini memicu
terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca teraktifasinya sistem syaraf parasimpatis
operasi di RSUD Swadana yang berfungsi sebagaipenyeimbang dari
Tarutung.Penelitian tersebut merupakan fungsi simpatis.
penelitian quasy eksperiment. Populasi Nyeri dapat diatasi secara
pada penelitian tersebut adalah pasien farmakologi dan non farmakologi. Secara
pasca operasi 1 jam setelah keluar dari farmakologi dengan menggunakan obat
kamar bedah dengan sampel sebanyak 28 (narkotik), non opioid atau NSAID
pasien dan dibagi 2 menjadi grup kontrol (Nonsteroid Anti-Inflamation Drug),
dan grup eksperimen. Hasil penelitiannya adjuvan, dan non-analgesik, sedangkan
menunjukkan adanya perbedaan intensitas secara non farmakologi biasanya dengan
nyeri yang signifikan sebelum dan sesudah stimulus kulit, stimulus elektrik saraf kulit
intervensi pada grup eksperimen. transkutan, akupuntur, pemberian placebo,
Hasil penelitian ini juga sejalan teknik relaksasi, imajinasi terbimbing,
dengan penelitian yang dilakukan oleh umpan balik biologis, hipnotis, dan
yang dilakukan oleh Novita (2012) sentuhan terapeutik (Tamsuri, 2007).
menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi Salah satu tindakan non farmakologis
musik terhadap nyeri post operasi ORIF adalah dengan pemberian terapi musik,
(Open Reduction and Internal Fixation) di yang dapat menurunkan nyeri fisiologis,
RSUD AM Provinsi Lampung. Selain itu, dengan mengalihkan perhatian seseorang
hasil penelitian ini juga didukung dengan dari nyeri.Perawat dapat menggunakan
hasil penelitian Chiang (2012) musik dengan kreatif diberbagai situasi
menunjukkan bahwa efek terapi musik dan klinik.Pasien umumnya lebih menyukai
suara alam dapat menurunkan tingkat mendengarkan musik.Musik yang sejak
nyeri dan kecemasan pasien kanker di awal sesuai dengan suasana hati individu,
perawatan hopice kanker Taiwan. Dan merupaka pilihan yang paling baik (Potter
penelitian yang dilakukan Sari dan & Perry, 2007).
Adilatri (2012) menyatakan bahwa terapi Menurut Potter dan Perry (2007), usia
musik klasik mozart dapat menurunkan adalah variabel penting yang
intensitas nyeri haid pada remaja putri di mempengaruhi nyeri terutama pada anak
SMA Negeri 5 Denpasar. dan orang dewasa. Perbedaan 3
Nyeri setelah pembedahan merupakan perkembangan yang ditemukan antara
hal yang normal.Nyeri yang dirasakan kedua kelompok umur ini dapat
klien bedah meningkat seiring dengan mempengaruhi bagaimana anak dan orang
berkurangnya pengaruh anestesi.Area dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak
insisi mungkin menjadi satu-satunya kecil akan sulit mengungkapkan rasa sakit
sumber nyeri. Balutan atau gips yang ketat yang dialami dibandingkan usia muda atau
dan regangan otot akibat posisi ketika dewasa. Usia dewasa secara verbal lebih
klien berada di atas meja operasi mudah mengungkapkan rasa
menyebabkan klien merasa tidak nyaman. ketidaknyamanan, dan lansia cenderung

74
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id


lebih samar dalam mengungkapkan nyeri pada pasien fraktur. Penurunan nyeri ini
karena lansia mengeluh sakit lebih dari dapat membantu penyembuhan kondisi
satu bagian tubuh. umum.
Menurut analisa peneliti Setiap orang Keefektifan terapi musik tersebut
memiliki cara yang berbeda dalam menunjukan bahwa terapi musik dapat
mengatasi dan menginterpretasikan nyeri. dijadikan sebagai terapi non farmakologi
Cara seseorang berespon terhadap nyeri sebagai tindakan perawat dalam
adalah akibat dari banyak kejadian nyeri mengatasi nyeri. Perawat dapat
selama rentang hidupnya Hubungan antara menggunakan musik dengan kreatif di
nyeri dengan seiring bertambahnya usia, berbagai situasi klinik, pasien umumnya
yaitu pada tingkat perkembangan. lebih menyukai melakukan suatu kegiatan
Perbedaan tingkat perkembangan, yang memainkan alat musik, menyanyikan lagu
ditemukan di antara kelompok anak-anak atau mendengarkan musik. Perawat
dan lansia dapat mempengaruhi sebagai tenaga professional yang banyak
bagaimana cara bereaksi terhadap nyeri. menghabiskan waktu dengan pasien
Orang dewasa akan mengalami perubahan dibandingkan dengan tenaga professional
neurofisiologis dan mungkin mengalami medis lainnya seharusnya dapat
penurunan persepsi sensorik stimulus serta memberikan intervensi terbaik pada pasien
peningkatan ambang nyeri. terutama dalam mengatasi nyeri yang
Terapi musik merupakan salah satu dialami pasien
penatalaksanaan nyeri dengan metode non
farmakologis.terapi musik mampu KESIMPULAN DAN SARAN
mempengaruhi persepsi dengan cara Setelah dilakukan penelitian pada
mendistraksi, yaitu pengalihan pikiran dari bulan Maret sampai dengan September
nyeri, musik dapat mengalihkan 2018 dengan 15 responden, maka dapat
konsentrasi klien pada hal-hal yang ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1)
menyenangkan. Selain itu, penggunaan Sebelum dilakukan intervensi terapi musik
musik untuk relaksasi dapat mempercepat mozart sebagian besar responden
penyembuhan, meningkatkan fungsi intensitas nyerinya berada pada kategori
mental dan menciptakan rasa nyeri berat, 2) Sesudah dilakukan
sejahtera.Terapi musik juga dapat intervensi terapi musik mozart lebih dari
mempengaruhi fungsi-fungsi fisiologis, separoh responden intensitas nyerinya
seperti respirasi, denyut jantung dan berada pada kategori sedang, 3)Terapi
tekanan darah. Musik juga dapat mozart efektif dalam penurunan Intensitas
menurunkan kadar hormon kortisol yang Nyeri Pasien Post Operasi Fraktur Di
meningkat pada saat stres. Musik juga Ruang Ambun Suri RSUD Dr. Achmad
merangsang pelepasan hormon endorfin, Mochtar Bukittinggi Tahun 2018 yang
hormon tubuh yang memberikan perasaan dibuktikan dengan hasil analisis uji
senang yang berperan dalam penurunan statistik non parametrik dengan
nyeri.Terapi musik bisa menjadi distraksi menggunakan Wilcoxon dengan tingkat
dari nyeri seseorang dan mengurangi efek kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh
samping analgesik, terapi musik juga bisa nilai p value adalah 0,001, dengan
menurunkan kecemasan, gejala depresi, demikian p value> α (0,001>0,05).
meningkatkan motivasi, sehingga Berdasarkan kesimpulan di atas, ada
berkontribusi meningkatkan kualitas hidup beberapa saran yang ingin peneliti
pasien. Jenis musik relaksasi dan distraksi sampaikan diantaranya 1) Diharapkan
yang dapat dijadikan alternatif adalah pada peneliti untuk lebih menambah lagi
musik klasik mozart. Hal ini sejalan wawasan dan pengalaman dalam
dengan penilitian djamal tentang pengaruh melakukan penelitian sehingga
terapi music terhadap skala nyeri pada kedepannya seluruh kegiatan terkait
pasien fraktur bahwa terapi music bias penelitian lebih maksimal, 2) Diharapkan
digunakan sebagai terapi komplementer

75
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 10 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id


pada institusi pendidikan untuk dapat Natalia, D 2013, Terapi Musik Bidang
menjadikan hasil penelitian ini sebagai Keperawatan , Mitra Wacana
bahan acuan untuk penelitian selanjutnya, Media, Jakarta.
3) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi
motivasi untuk lebih meningkatkan Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).
program rumah sakit dalam Metodologi Penelitian
meminimalkan nyeri pada pasien pasca Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
operasi fraktur, 4) Dapat menerapkan
terapi mozart sebagai alternatif untuk Novita, D. (2012). Pengaruh Terapi Musik
meminimalkan nyeri tidak hanya di terhadap Nyeri Post Operasi Open
rumah sakit melainkan di rumah saat Reduction and Internal Fixation
sudah keluar dari rumah sakit. (ORIF) di RSUD dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung.
Universitas Indonesia, 15–16.
DAFTAR PUSTAKA
Perry & Potter. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Konsep,
Andarmoyo, S 2013, Konsep dan Proses dan Praktek. Edisi 4. Alih
Proses Keperawatan Nyeri , Ar- Bahasa Renata Komalasari. Jakarta :
Ruzz, Yogyakarta. EGC
Aziz Alimul, 2007. Metode Penelitian Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian.
Keperawatan dan Tekhnik Bandung: CV Alfabeta. 2008
Analisis Data.Jakarta : Salemba
Medika
Smeltzer & Bare. Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 8 Vol.1. Jakarta : EGC
Brunner & Suddrath 2002, Buku Ajar
Keperwatan Medikal Bedah , EGC,
Tamsuri, Anas. (2008). Konsep dan
Jakarta.
Penatalaksanaan Nyeri.Jakarta :
Djohan 2006, Terapi Musik Teori dan
Aplikasi, Galang Press, Yogyakarta.

(Djamal, Rompas, & Bawotong,


2015)Djamal, R., Rompas, S., &
Bawotong, J. (2015). Pengaruh
Terapi Musik Terhadap Skala Nyeri
Pasien Fraktur di Irina A RSUP DR.
R. D. Kandau Manado. Jurnal
Keperawatan, 3(2), 1–6.

Eka, Erwin 2009, Pusat Riset Terapi


Musik dan Gelombang Otak,
Indonesia,
http://www.terapimusik/2desembe
r2013.com

Jerrard. (2004). The uses & benefits of


music therapy in LTC .
http://www.amda.com/publication
s/caring/february2004/musicthera
py.cfm

76

Anda mungkin juga menyukai