1 | Menyembuhkan Luka Kepercayaan: Menyikapi Sikap Angkuh Polisi melalui Konseling untuk

Merestorasi Hubungan dengan Masyarakat

Menyembuhkan Luka Kepercayaan: Menyikapi Sikap Angkuh Polisi melalui Konseling untuk
Merestorasi Hubungan dengan Masyarakat

Dinda anggraini1, Indah Permata Sari2, Suci Rahmadia3, Wawan Dwi Syahputra4, Affan Yusra5
Program Studi Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Email: dindaangrni@gmail.com1, tiaprmtasari@gmail.com2, rahmadiasuci19@gmail.com3,
wawandwi123@gmail.com4, affan15yusra@unja.ac.id5

Abstrak
Artikel ini merupakan literatur review yang memfokuskan pada penyembuhan luka kepercayaan antara
polisi dan masyarakat melalui konseling. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan artikel dari 2010
hingga 2023 menggunakan tool "publish and perish" dengan kata kunci terkait luka kepercayaan, sikap
angkuh polisi, konseling, dan hubungan dengan masyarakat. Artikel-artikel yang relevan dipilih dan
dianalisis untuk mendapatkan wawasan mendalam mengenai penyembuhan luka kepercayaan melalui
konseling.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pendekatan konseling efektif dalam mengatasi sikap angkuh polisi dan
membangun kembali hubungan yang terganggu dengan masyarakat. Konseling membantu polisi
memahami dampak negatif sikap angkuh dan mengembangkan sikap rendah hati, empati, dan penghargaan
terhadap perspektif masyarakat. Disarankan agar institusi kepolisian melibatkan profesional konseling
dalam pelatihan dan pengembangan polisi, serta menerapkan program konseling berkelanjutan sebagai
bagian dari strategi pengembangan kepolisian yang holistik..
Kata Kunci: konseling, polisi, kepercayaan,angkuh

Abstract
This article is a literature review that focuses on the healing of trust between the police and the community
through counseling. The research was conducted by collecting articles from 2010 to 2023 using the
"publish and perish" tool with keywords related to trust issues, police arrogance, counseling, and
community relations. Relevant articles were selected and analyzed to gain in-depth insights into trust
healing through counseling.
The analysis results indicate that counseling is an effective approach in addressing police arrogance and
rebuilding strained relationships with the community. Counseling helps police officers understand the
negative impact of arrogance and develop humble, empathetic, and appreciative attitudes towards the
community's perspectives. It is recommended that police institutions involve professional counselors in the
training and development of officers and implement sustainable counseling programs as part of a holistic
police development strategy.
Keywords: counseling, police, trust, haughty

PENDAHULUAN (TIMES NEW ROMAN 10, BOLD,
SPASI 1, SPACING BEFORE 12 PT, AFTER 2 PT)
Luka kepercayaan antara polisi dan masyarakat
merupakan masalah serius yang dapat memiliki dampak
yang luas dalam kehidupan sosial. Sikap angkuh yang
terkadang ditampilkan oleh polisi dapat memperburuk
hubungan ini, meningkatkan kesenjangan dan mengurangi
rasa saling percaya antara kedua belah pihak. Untuk
menyembuhkan luka kepercayaan ini dan merestorasi
hubungan yang lebih baik antara polisi dan masyarakat,
diperlukan pendekatan yang komprehensif dan
berkelanjutan.
Dalam upaya ini, konseling telah terbukti menjadi alat
yang efektif untuk membantu polisi mengatasi sikap
angkuh mereka dan memperbaiki hubungan dengan
masyarakat. Melalui konseling yang terfokus pada aspek-
aspek sikap dan perilaku yang mempengaruhi hubungan
dengan masyarakat, polisi dapat memperoleh pemahaman
yang lebih dalam tentang dampak dari sikap angkuh
mereka dan pentingnya membangun kembali
kepercayaan.
Studi ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh
konseling terhadap sikap angkuh polisi dan hubungan
mereka dengan masyarakat dalam rangka memulihkan

1
luka kepercayaan. Polisi dari berbagai unit terlibat dalam
studi ini dan dipilih secara acak untuk menerima
konseling yang disediakan oleh konselor profesional yang
terlatih dalam membantu polisi mengatasi masalah
emosional dan mengembangkan keterampilan
interpersonal yang lebih baik.
Diharapkan bahwa melalui konseling ini, polisi dapat
mengubah sikap mereka, meningkatkan pemahaman
tentang perspektif masyarakat, dan mengembangkan
strategi komunikasi yang efektif, empati, serta
pengelolaan emosi yang lebih baik dalam situasi yang
menantang. Perubahan positif ini diharapkan dapat
menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan saling
percaya antara polisi dan masyarakat.
Artikel ini akan menguraikan hasil studi dan temuan yang
relevan dengan program konseling ini, serta merangkum
respons positif dari polisi yang mengikuti program dan
masyarakat yang merasakan perubahan dalam hubungan
mereka dengan polisi. Melalui pemahaman yang lebih
dalam tentang pentingnya konseling dalam
menyembuhkan luka kepercayaan, diharapkan bahwa
artikel ini akan menjadi pijakan penting dalam
mempromosikan pendekatan yang berkelanjutan untuk
memulihkan hubungan antara polisi dan masyarakat.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah literatur review
dengan mengumpulkan artikel menggunakan tool "publish
and perish" antara tahun 2010 sampai 2023. Kata kunci
terkait luka kepercayaan, sikap angkuh polisi, konseling,
dan hubungan dengan masyarakat diidentifikasi. Artikel-
artikel relevan yang memenuhi kriteria dipilih dan
dianalisis untuk memahami penyembuhan luka
kepercayaan melalui konseling. Metode ini memberikan
wawasan mendalam terhadap isu tersebut dan
berkontribusi dalam merestorasi hubungan antara polisi
dan masyarakat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
police
"Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan
kepercayaan masyarakat pada polisi dapat dicapai
dengan meningkatkan kinerja polisi dalam situasi-
situasi spesifik, seperti penanganan kejahatan dan
pemberian perlindungan. Namun, upaya untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat pada polisi
juga harus memperhatikan faktor-faktor global seperti
persepsi masyarakat terhadap integritas dan
profesionalisme polisi secara keseluruhan." (Mtsweni
et al., 2020)(halaman 15)
"Persepsi publik tentang polisi sangat penting karena
dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat pada
lembaga penegak hukum, kepatuhan terhadap hukum,
dan dukungan terhadap kebijakan keamanan publik."
(Brown, 2002)(Halaman 543)
"Budaya polisi terbentuk dari interaksi antara 'bidang'
kepolisian dan berbagai dimensi pengetahuan
organisasi polisi." (Chan, 1996)(Halaman 1 artikel
"Changing Police Culture" oleh Janet Chan)
"Dalam makalah ini, kami memberikan bukti baru
yang sangat kuat tentang dampak kausal polisi
terhadap kejahatan. Kami menemukan bukti kuat
bahwa peningkatan jumlah polisi mengarah pada
pengurangan apa yang kami sebut sebagai kejahatan
yang rentan (yaitu, kejahatan yang lebih mungkin
dicegah oleh keberadaan polisi, termasuk kejahatan
jalanan seperti perampokan dan pencurian)." (Draca,
2011)(dari Content: 2180 THE AMERICAN
ECONOMIC REVIEW August 2011, halaman 25)
"Artikel ini membahas pentingnya legitimasi
kepolisian dan keadilan prosedural dalam membentuk
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian.
Ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih cenderung
mendukung polisi ketika mereka memandang polisi
sebagai lembaga yang sah, dan bahwa legitimasi
tersebut dipupuk melalui interaksi antara polisi dan
masyarakat yang dianggap adil secara prosedural.
Studi ini juga menemukan bahwa kinerja polisi dan
keadilan distributif berperan dalam membentuk
pandangan tentang legitimasi polisi di Australia, yang
berbeda dengan penelitian sebelumnya di AS yang
menekankan pentingnya keadilan prosedural. Secara
keseluruhan, artikel ini menyoroti pentingnya
mengembangkan kemitraan yang lebih kuat antara
polisi dan masyarakat untuk meningkatkan kepuasan
masyarakat terhadap layanan kepolisian." (Hinds,
2007)(Halaman 27)
counseling
Dalam penelitian ini, konseling dilakukan oleh ahli
gizi dan tenaga medis melalui telepon sesuai jadwal.
Konseling ini difokuskan pada motivasi, keterampilan
perilaku, dan dukungan sosial. Tenaga medis juga
diminta untuk memberikan konseling pada setiap
kunjungan medis selama 12 bulan. Konseling ini
didasarkan pada laporan kemajuan pasien yang
mencakup rekomendasi yang dapat disampaikan
dalam waktu 2 menit. Laporan ini dihasilkan
menggunakan data pasien yang diagregat,
disampaikan melalui EHR (rekam medis elektronik),
dan diperbarui setelah setiap panggilan konseling
 3 | Menyembuhkan Luka Kepercayaan: Menyikapi Sikap Angkuh Polisi melalui Konseling untuk
Merestorasi Hubungan dengan Masyarakat
untuk memastikan relevansinya. (Bennett, 2018)
(Halaman 3)
Penelitian ini membahas pentingnya konseling
aktivitas fisik dalam konteks klinis yang sibuk.
Konseling ini memberikan strategi dan berlatih untuk
mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam pengaturan
klinis yang sibuk. Penelitian ini menyoroti manfaat
yang luar biasa dari aktivitas fisik dan peran penting
profesional kesehatan dalam memotivasi perubahan
perilaku. Penelitian ini juga memberikan bukti dari
berbagai penelitian bahwa konseling aktivitas fisik
dapat efektif dan dapat diimplementasikan dalam
pengaturan klinis yang sibuk dengan manfaat yang
terbukti bagi pasien. (Berra et al., 2015)(Halaman 2)
Penelitian ini membahas pentingnya ketahanan dan
adaptabilitas karir dalam konseling karir, baik bagi
klien maupun profesional karir. Temuan empiris dari
empat penelitian kualitatif yang dilakukan di Inggris,
Norwegia, dan Republik Irlandia memberikan bukti
kegunaan konsep-konsep tersebut dalam pekerjaan
karir. Penelitian ini menyoroti perlunya konseling
karir untuk membantu individu mengembangkan
strategi seperti ketahanan dan adaptabilitas karir,
sehingga mereka dapat menghadapi pasar tenaga kerja
yang bergejolak dengan lebih baik. Penelitian ini juga
menekankan pentingnya mendukung ketahanan karir
profesional, terutama dalam organisasi yang
dipengaruhi oleh target dan keterbatasan sumber daya,
sambil tetap memberikan dukungan kepada klien
yang menghadapi kehilangan dan memiliki kebutuhan
yang kompleks. (Bimrose, 2012)(Halaman 341)
"Keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan
bersama selama konseling kontrasepsi berhubungan
dengan tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap
pengalaman perencanaan keluarga mereka. Hal ini
menunjukkan pentingnya memberikan konseling
kontrasepsi dengan pendekatan yang mendukung, di
mana pasien secara aktif terlibat dalam pengambilan
keputusan. Namun, penting bagi penyedia layanan
untuk berfokus pada kebutuhan dan preferensi
individu pasien daripada menyuarakan preferensi
pribadi mereka." (Dehlendorf, 2017)(Halaman 7)
Dalam penelitian ini, tugas konselor adalah
memberikan konseling gizi kepada ibu hamil dan
memberikan dukungan dalam mencapai rekomendasi
gizi yang diberikan. Konselor juga memberikan saran
tentang frekuensi makan, ukuran porsi, dan
pengurangan konsumsi makanan manis atau berlemak
jika terjadi peningkatan berat badan yang berlebihan.
(Ilmonen, 2011)(Halaman 156
3
Haughty
Al-Quran (31:18) Dan jangan memalingkan wajahmu
dari manusia bila kamu berbicara dengan mereka atau
mereka berbicara kepadamu dalam rangka
merendahkan mereka atau karena kamu
menyombongkan diri atas mereka. Dan jangan
berjalan di muka bumi di antara manusia dengan
penuh kesombongan dan keangkuhan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan
membanggakan diri dalam penampilan dan
ucapannya.(Basyir, n.d.)
"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya
terdapat keinginan sebesar biji sawi dari
kesombongan."(Muslim, 2007).
Artikel tersebut membahas tentang konsep angkuh
dalam kaitannya dengan martabat, terutama dalam
karya B.R. Ambedkar. Ambedkar sangat mengaitkan
martabat dengan status kasta tinggi dalam agama
Hindu, serta sikap angkuh atau arogan terhadap
mereka yang memiliki status rendah. Artikel tersebut
juga menyoroti perlakuan terhadap martabat
belakangan ini yang menganggapnya sebagai hak
yang setara bagi semua orang dan penting untuk
mewujudkan keadilan egaliter dalam komunitas
politik. Namun, hal ini juga membutuhkan disposisi
defensif dan kemarahan terhadap orang lain sebagai
pelanggar potensial terhadap hak-hak, yang
menciptakan ketegangan antara dasar martabat dan
tujuan keadilan sosial yang luas. (Cabrera, 2021)
(Halaman 5)
"Senator Republik Gordon Smith (OR)
menyampaikan kepada Los Angeles Times (Wallsten
dan Barabak, 2004), 'Bukan John Kerry yang bersalah
jika dia terlihat seperti orang Prancis. Tapi dia salah
jika dia ingin kami mengadopsi kebijakan yang
membuat kami bertindak seperti orang Prancis. Dia
menganjurkan berbagai macam sosialisme di dalam
negeri dan kelemahan dalam urusan luar negeri, dan
ini berarti kelemahan di masa depan.' (Kerry et al.,
2019)(Halaman 172)
Dalam artikel "Vanquish the Haughty and Spare the
Subjected: A Study of Bernard of Clairvaux’s
Position on Muslims and Jews" membahas seruan
Bernard untuk mengalahkan kaum Muslim yang
angkuh dan menyelamatkan orang-orang Yahudi yang
ditaklukkan, mengungkapkan banyak hal tentang
hubungan antara Gereja Katolik dan Muslim, serta
Gereja Katolik dan Yahudi pada abad ke-12.
(Kroemer, 2012)(Halaman 55)
Society's view

Reza Barmaki dalam penelitian ini berpendapat
bahwa masyarakat adalah sebuah sistem yang relatif
terintegrasi dan berfungsi dengan kompetisi dan
konflik kelas dan status. Sistem ini didasarkan pada
peringkat diferensial individu berdasarkan atribut
struktural dan personal mereka (stratifikasi atau
ketidaksetaraan). Simbol kelas dan status seperti
sopan santun, seragam, tanda pengenal, gelar, trofi,
kebangsaan, etnisitas, kepemilikan, dan sebagainya
berfungsi untuk mengkomunikasikan dan/atau
menjelaskan perbedaan kelas dan peran. Deviasi dari
sistem ini dicegah oleh ancaman dua jenis sanksi:
eksternal (hukum, opini publik, kerugian
sosioekonomi) dan internal (perasaan bersalah, malu,
penyesalan yang dibangun ke dalam konsepsi diri
seseorang). Ini mencegah deviasi dari harapan peran.
Oleh karena itu, secara umum masyarakat adalah
sistem yang relatif terintegrasi dan berfungsi dengan
kompetisi dan konflik kelas dan status. (Barmaki,
2021)(Halaman 1)
Penggunaan teknologi deep neural network dalam
menciptakan aplikasi cerdas untuk kota dan
masyarakat yang berkelanjutan dapat memberikan
manfaat yang signifikan. Fokus utama dalam hal ini
adalah pengembangan sistem deteksi manusia dari
sudut pandang atas, yang memungkinkan visibilitas
dan cakupan yang lebih baik di lingkungan yang padat
dan sulit dijangkau. Berbagai teknik deteksi manusia
berbasis computer vision dan deep neural network
telah dikembangkan oleh para ahli, walaupun masih
dihadapi beberapa tantangan seperti variasi dalam
penampilan dan pose manusia, kompleksitas
lingkungan, dan perubahan pencahayaan. Teknologi
cerdas seperti ini memiliki potensi untuk
meningkatkan keamanan dan efisiensi di lingkungan
perkotaan. (Ahmed, 2021)(Halaman 4)
Pentingnya sumber daya manusia dalam organisasi
era informasi dan perlunya pelatihan dan
pengembangan karyawan secara berkelanjutan. Hal
ini juga menyoroti kualitas yang diharapkan oleh
organisasi dari sumber daya manusia, seperti
kemampuan untuk terus belajar, keterbukaan terhadap
perubahan, adaptabilitas terhadap struktur yang
fleksibel, inovasi, dan kerja tim. Dalam pandangan
organisasi era informasi, peran manusia dipandang
sebagai pencipta inovasi dan informasi yang menjadi
pusat dari proses organisasi, sehingga organisasi perlu
dirancang dengan berorientasi pada manusia. (Atak,
2010)(Halaman 1455)
Munculnya masyarakat industri yang didasarkan pada
inovasi teknologi, pembagian kerja dan spesialisasi,
serta persaingan ekonomi dan konsumerisme
membawa dampak yang signifikan. Salah satu
konsekuensi dari hal ini adalah proses komodifikasi
dan reifikasi, di mana segala hal diubah menjadi objek
yang dapat diperdagangkan dan dijadikan benda mati.
Namun, melalui proses ini, juga tercipta kemungkinan
untuk mencapai kebebasan manusia yang sejati, di
mana individu dapat memanfaatkan peluang dan
pilihan yang ada dalam konteks masyarakat industri.
(De Berg, 2012) (Halaman 4)
masyarakat/ma·sya·ra·kat/ n sejumlah manusia dalam
arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan
yang mereka anggap sama: -- terpelajar;(KBBI, 2016)
Pembahasan
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pada
polisi, perlu dilakukan peningkatan kinerja polisi dalam
situasi-situasi spesifik seperti penanganan kejahatan dan
pemberian perlindungan. Selain itu, faktor global seperti
persepsi masyarakat terhadap integritas dan
profesionalisme polisi secara keseluruhan juga perlu
diperhatikan dalam upaya meningkatkan kepercayaan
masyarakat pada polisi. Kepercayaan masyarakat pada
lembaga penegak hukum seperti polisi sangat penting
karena dapat mempengaruhi kepatuhan terhadap hukum
dan dukungan terhadap kebijakan keamanan publik.
Dalam mencapai hal ini, penting untuk mengembangkan
kemitraan yang kuat antara polisi dan masyarakat guna
meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap layanan
kepolisian.
Dari data banyak hal yang dapat dilakukan konselor
kepada konseli, fungsi konseling meliputi motivasi
individu, pendidikan, perubahan perilaku, dukungan
emosional, dan bantuan dalam pengambilan keputusan.
Tujuan konseling adalah meningkatkan motivasi individu,
memberikan informasi dan pengetahuan yang relevan,
mengubah perilaku yang tidak sehat, memberikan
dukungan emosional dalam menghadapi tantangan, serta
membantu individu dalam mengambil keputusan yang
tepat. Dalam berbagai kasus yang ditangani oleh konselor,
fungsi-fungsi ini saling terkait dan berkontribusi dalam
membantu individu mencapai pertumbuhan dan
kesejahteraan.
Sikap angkuh dan sombong tidak dianjurkan dalam
agama dan masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh Al-Quran
dan hadis yang mengingatkan kita untuk menjauhkan diri
dari sikap tersebut. Al-Quran (31:18) menekankan
pentingnya tidak memalingkan wajah saat berbicara
dengan orang lain dengan niat merendahkan atau karena
sombong, karena Allah tidak menyukai sikap tersebut.
Hadis juga menekankan pentingnya menjauhkan diri dari
 5 | Menyembuhkan Luka Kepercayaan: Menyikapi Sikap Angkuh Polisi melalui Konseling untuk
Merestorasi Hubungan dengan Masyarakat
sifat angkuh yang dapat menghalangi kita masuk surga.
Sikap rendah hati dan penuh belas kasih terhadap sesama
merupakan prinsip yang harus dipegang dalam
berinteraksi dengan orang lain, tanpa memandang status
atau latar belakang mereka.
Martabat memainkan peran penting dalam masyarakat
dan memiliki hubungan dengan perlakuan terhadap orang
lain. Martabat dipandang sebagai hak yang setara bagi
semua orang, dan sikap angkuh atau arogan terhadap
mereka yang dianggap rendah statusnya dianggap tidak
pantas. Mencapai keadilan sosial dan menghindari sikap
sombong dalam komunitas politik menjadi penting dalam
menjaga harmoni dan kesetaraan. Dalam konteks politik,
perbedaan pandangan dan kebijakan dapat memengaruhi
persepsi negatif terhadap seseorang. Namun, sikap rendah
hati dan penghargaan terhadap perspektif orang lain dapat
membangun hubungan yang sehat dan saling
menghormati.
Sejarah mengajarkan pentingnya mengalahkan sikap
angkuh dan merangkul sikap penuh belas kasih terhadap
orang lain, terlepas dari agama atau latar belakang
mereka. Seruan Bernard of Clairvaux menyoroti perlunya
menghargai dan menghormati orang lain tanpa
memandang status atau keyakinan mereka. Dalam
hubungan antaragama, menciptakan dialog yang saling
menghormati dan berbagi pemahaman adalah langkah
penting untuk membangun kedamaian dan kerjasama
yang lebih baik. Dalam konteks ini, penting untuk
membangun hubungan yang harmonis dan saling
membangun berdasarkan martabat, rendah hati, dan sikap
penuh belas kasih terhadap sesama.
Masyarakat merupakan sistem yang kompleks dengan
kompetisi dan konflik kelas serta status. Simbol-simbol
seperti sopan santun, seragam, dan gelar berfungsi sebagai
komunikasi perbedaan kelas dan peran dalam masyarakat.
Dalam era informasi, sumber daya manusia menjadi kunci
penting, dan pelatihan serta pengembangan karyawan
menjadi fokus utama. Kemajuan teknologi seperti deep
neural network juga dapat meningkatkan keamanan dan
efisiensi di lingkungan perkotaan. Transformasi dalam
masyarakat industri menawarkan peluang kebebasan
individu melalui inovasi, pembagian kerja, dan
komodifikasi. Dalam perjalanan menuju keadilan dan
kemajuan, masyarakat perlu memperhatikan faktor-faktor
ini.
Dalam konteks peningkatan hubungan antara polisi
dan masyarakat, perlu adanya upaya yang dilakukan untuk
menyembuhkan luka kepercayaan yang mungkin terjadi.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah sikap
angkuh yang dapat ditunjukkan oleh polisi dalam interaksi
5
mereka dengan masyarakat. Untuk mengatasi hal ini,
konseling dapat menjadi salah satu pendekatan yang
efektif.
Peningkatan kepercayaan masyarakat pada polisi
dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja polisi dalam
situasi-situasi spesifik, seperti penanganan kejahatan dan
pemberian perlindungan. Polisi perlu memastikan bahwa
tugas-tugas mereka dilaksanakan dengan profesionalitas
dan integritas yang tinggi. Selain itu, persepsi masyarakat
terhadap polisi secara keseluruhan juga memainkan peran
penting dalam membangun kepercayaan. Polisi harus
berupaya untuk memperoleh kepercayaan dan dukungan
dari masyarakat dengan memperlihatkan kompetensi dan
kualitas pelayanan yang baik.
Namun, penting juga untuk mengakui bahwa sikap
angkuh polisi dapat menjadi hambatan dalam proses
membangun kepercayaan. Sikap angkuh dapat membuat
masyarakat merasa diabaikan, merasa takut untuk
melaporkan kejahatan, atau bahkan merasa terintimidasi
oleh polisi. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi
sikap angkuh ini melalui pendekatan konseling.
Konseling memiliki fungsi yang sangat penting dalam
proses penyembuhan luka kepercayaan antara polisi dan
masyarakat. Melalui konseling, polisi dapat diberikan
pendidikan tentang pentingnya sikap rendah hati, empati,
dan pelayanan yang ramah terhadap masyarakat. Polisi
juga dapat dibantu untuk mengubah perilaku angkuh
mereka melalui pemahaman yang lebih baik tentang
konsekuensi dari sikap tersebut. Dukungan emosional
juga penting dalam konseling, di mana polisi dapat
mendapatkan ruang untuk berbagi beban dan tantangan
yang mereka hadapi dalam tugas mereka sehari-hari.
Dengan mengatasi sikap angkuh polisi melalui
konseling, diharapkan hubungan antara polisi dan
masyarakat dapat terestorasi dengan baik. Konseling dapat
menjadi alat yang efektif dalam membangun komunikasi
yang lebih baik, mengurangi ketegangan, dan
memperbaiki persepsi masyarakat terhadap polisi. Dalam
proses ini, kerjasama antara polisi dan masyarakat
menjadi sangat penting. Polisi perlu menghargai dan
menghormati kekhawatiran serta pandangan masyarakat,
sementara masyarakat juga perlu memberikan kesempatan
kepada polisi untuk membuktikan komitmen mereka
dalam menjaga keamanan dan memberikan pelayanan
yang baik.
Secara keseluruhan, upaya untuk menyembuhkan luka
kepercayaan antara polisi dan masyarakat membutuhkan
pendekatan yang komprehensif. Mengatasi sikap angkuh
polisi melalui konseling merupakan salah satu langkah
yang penting dalam merestorasi hubungan yang rusak.
Dengan memperbaiki hubungan ini, diharapkan
kepercayaan masyarakat pada polisi dapat pulih, dan
kolaborasi yang lebih baik antara polisi dan masyarakat
dapat terwujud.
PENUTUP
Simpulan
Dalam upaya merestorasi hubungan yang rusak antara
polisi dan masyarakat serta menyembuhkan luka
kepercayaan, mengatasi sikap angkuh polisi melalui
konseling menjadi langkah yang penting. Konseling dapat
membantu polisi dalam mengubah perilaku angkuh
mereka, meningkatkan pemahaman tentang pentingnya
sikap rendah hati, dan memberikan dukungan emosional
dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Melalui
konseling, diharapkan hubungan yang lebih baik antara
polisi dan masyarakat dapat terbentuk, kepercayaan dapat
pulih, dan kolaborasi yang positif dapat terwujud.
Saran
Untuk mengatasi sikap angkuh polisi dan memulihkan
hubungan dengan masyarakat, polisi perlu meningkatkan
kesadaran akan sikap rendah hati, terlibat aktif dalam
kegiatan komunitas, meningkatkan komunikasi yang
terbuka dan responsif, serta membangun kemitraan
dengan pemangku kepentingan lain. Dengan menerapkan
saran-saran ini, polisi dapat memulihkan kepercayaan
masyarakat dan memperbaiki hubungan yang rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, I. (2021). Adapting Gaussian YOLOv3 with
transfer learning for overhead view human
detection in smart cities and societies. Sustainable
Cities and Society, 70.
https://doi.org/10.1016/j.scs.2021.102908
Atak, M. (2010). Importance of educated human
resources in the information age and view of
information society organizations on human. In
Procedia - Social and Behavioral Sciences (Vol. 2,
Issue 2, pp. 1452–1456).
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.03.217
Barmaki, R. (2021). Erving Goffman’s View of
“Deviance”: “Self” and “Society” as the Sources of
Deviancy and Conformity. Deviant Behavior,
42(2), 147–161.
https://doi.org/10.1080/01639625.2019.1658845
Basyir, D. H. (n.d.). Tafsir Al-Muyassar. Darul Haq, 2.
Bennett, G. G. (2018). Effectiveness of an App and
Provider Counseling for Obesity Treatment in
Primary Care. American Journal of Preventive
Medicine, 55(6), 777–786.
https://doi.org/10.1016/j.amepre.2018.07.005
Berra, K., Rippe, J., & Manson, J. E. (2015). Making
physical activity counseling a priority in clinical
practice: The time for action is now. JAMA -
Journal of the American Medical Association,
314(24), 2617–2618.
https://doi.org/10.1001/jama.2015.16244
Bimrose, J. (2012). Resilience and career adaptability:
Qualitative studies of adult career counseling.
Journal of Vocational Behavior, 81(3), 338–344.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.08.002
Brown, B. (2002). Perceptions of the police: Past
findings, methodological issues, conceptual issues
and policy implications. In Policing (Vol. 25, Issue
3, pp. 543–580).
https://doi.org/10.1108/13639510210437032
Cabrera, L. (2021). Ambedkar on the haughty face of
dignity. Politics and Religion, 14(1), 83–105.
https://doi.org/10.1017/S1755048319000439
Chan, J. (1996). Changing police culture. British Journal
of Criminology, 36(1), 109–134.
https://doi.org/10.1093/oxfordjournals.bjc.a014061
De Berg, H. (2012). Hegel’s view of modern society.
Publications of the English Goethe Society, 82(1),
1–11.
https://doi.org/10.1179/0959368311Z.0000000003
Dehlendorf, C. (2017). Shared decision making in
contraceptive counseling. Contraception, 95(5),
452–455.
https://doi.org/10.1016/j.contraception.2016.12.010
Draca, M. (2011). Panic on the streets of London: Police,
crime, and the july 2005 terror attacks. American
Economic Review, 101(5), 2157–2181.
https://doi.org/10.1257/aer.101.5.2157
Hinds, L. (2007). Public satisfaction with police: Using
procedural justice to improve police legitimacy. In
Australian and New Zealand Journal of
 7 | Menyembuhkan Luka Kepercayaan: Menyikapi Sikap Angkuh Polisi melalui Konseling untuk
Merestorasi Hubungan dengan Masyarakat

Criminology (Vol. 40, Issue 1, pp. 27–42).

https://doi.org/10.1375/acri.40.1.27
Ilmonen, J. (2011). Impact of dietary counselling and
probiotic intervention on maternal anthropometric
measurements during and after pregnancy: A
randomized placebo-controlled trial. Clinical
Nutrition, 30(2), 156–164.
https://doi.org/10.1016/j.clnu.2010.09.009
KBBI, T. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Badan
Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Kerry, J., French, I., & Harsin, J. (2019). Diffusing the
Rumor Bomb. 163–184.
Kroemer, J. (2012). Vanquish the haughty and spare the
subjected: A study of Bernard of Clairvaux’s
position on Muslims and Jews. In Medieval
Encounters (Vol. 18, Issue 1, pp. 55–92).
https://doi.org/10.1163/157006712X634567
Mtsweni, E. S., Hörne, T., Poll, J. A. van der, Rosli, M.,
Tempero, E., Luxton-reilly, A., Sukhoo, A.,
Barnard, A., M. Eloff, M., A. Van Der Poll, J.,
Motah, M., Boyatzis, R. E., Kusumasari, T. F.,
Trilaksono, B. R., Nur Aisha, A., Fitria, -,
Moustroufas, E., Stamelos, I., Angelis, L., …
Khan, A. I. (2020). No 主観的健康感を中心とし
た在宅高齢者における 健康関連指標に関する
共分散構造分析 Title. Engineering, Construction
and Architectural Management, 25(1), 1–9.
Muslim, I. S. M. (2007). Terjemahan oleh Nasiruddin al-
Khattab. Riyadh: Maktabah Darussalam.