2
Website: jurnalbimasislam.kemenag.go.id/index.php/jbi
ISSN 2657-1188 (online) ISSN 1978-9009 (print)
Fahmi Irhamsyah
Mahasiswa S3 Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia
Dosen STIT Fatahillah Bogor
fahmiirhamsyah@stitfatahillah.ac.id
Umasih
Associate Professor Universitas Negeri Jakarta
umasih@unj.ac.id
_________________________
Kata Kunci:
Kata 1; kata 2; kata 3; kata 4; kata 5.
__________________________
Abstract
Abstract is written concisely and factually, includes the purpose of research, the method of research, the
result and conclusion of research. Abstract is written in English and Indonesian language, in account
between 150 – 250 words in one paragraph, font Palatino Linotype 10.
Keywords:
Word 1; word 2; word 3; word 4; word 5.
__________________________
A.
Henky H Hetharia dan Samuel J Mailoa Peran Institusi Keagamaan di Maluku dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi
B. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman suku, budaya dan
agama. Jumlah penduduk Indonesia pada sensus terakhir tahun 2021 adalah 273, 8 juta
jiwa (BPS, 2021) jumlah ini hampir sama dengan gabungan 24 negara Arab yang
menyentuh sekitar 300 juta jiwa. Jumlah masyarakat Indonesia yang sangat banyak ini
semakin berwarna dengan banyaknya ragam budaya, suku dan agama di Indonesia.
Oleh karena itu sejak dahulu para pendiri bangsa memikirkan tentang bagaimana
membentuk persatuan dan kesatuan dalam keragaman yang ada sehingga
ditemukanlah symbol pemersatu bangsa yaitu tagline Bhineka Tunggal Ika dan
Pancasila.
Islam sebagai agama mayoritas yang dianut oleh masyakarat Indonesia memiliki
andil besar dalam gerak sosiohistoris bangsa Indonesia. Jumlah pemeluk agama Islam
di Indonesia pada tahun 2021 menunjukkan angka 229,62 juta jiwa (Kemenag RI, 2021).
Potensi yang luar biasa besar ini perlu diikat oleh satu pemahaman yang moderat
dalam melihat keberagaman masyarakat sehingga para ulama sejak zaman sebelum
kemerdekaan telah memilih jalan tengah (wasatiyah) dalam paradigma dan pemikiran
agama serta aktivitas keberagaman muslimin di Indonesia.
Derasnya arus informasi di era globalisasi sejak memasuki abad-21 membentuk
satu konsep “perang”jenis baru yaitu Asymmetric Warfare dimana negara dapat
berhadapan dengan kekuatan tidak berimbang ; non state. Galula dalam
Counterinsurgency warfare : Theory and practice menjelaskan tentang asymmetric warfare
dalam konteks ketahanan nasional suatu bangsa. Ia menjelaskan bahwa kini konsep
gerilya, terorisme dan kontraterorisme telah mengalami pergeseran sejak Amerika
Serikat dan banyak negara barat mulai menerapkan counterinsurgency warfare selama
perang dingin.
Galula menjelaskan bahwa pikiran, penarikan simpati, upaya memenangkan
hati dan pikiran masyakarat adalah salah satu bentuk paling efektif dalam membentuk
“senjata” jenis baru (David Galula, 1964). Sebuah pemberontakan aksi terorisme dapat
terjadi setelah melewati empat tahap penting, yaitu : Isolasi, kontrol, Ekskalasi dan
penghancuran. Maka upaya menghindari penghancuran dapat dilakukan dengan
menghindari dan memperpendek tahap Isolasi, Kontrol dan Ekskalasi. Diantara cara
paling efektif melakukan hal tersebut adalah dengan memenangkan hati dan pikiran
masyakarat.
Indonesia beberapa tahun belakangan cukup disibukkan dengan isu-isu
radikalisme dan aksi-aksi intoleran yang justru digerakkan oleh kekuatan non state
seperti media sosial yang berpotensi menggerakkan masyarakat ke arah yang
diinginkan oleh sang pembuat isu.
Isu-isu kontraproduktif ini justru keluar dengan deras disaat mulai banyak
bermunculan generasi Z dan generasi Alfa sebagai bagian dari bonus demografi, jika
isu-isu yang digerakkan oleh kekuatan non-state ini tidak dibendung, maka alih-alih
menjadi bonus demografi, potensi besar generasi Z dan alfa yang mulai menduduki
2
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 1 (2017): 1-20
Henky H Hetharia dan Samuel J Mailoa Peran Institusi Keagamaan di Maluku dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi
3
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 1-17
Henky H Hetharia dan Samuel J Mailoa Peran Institusi Keagamaan di Maluku dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi
maka masa lalu akan selalu aktual untuk dikaji, diteliti dan dimanfaatkan dalam rangka
membuat proyeksi serta kebijakan masa kini bahkan masa depan.
1
Ahmad Suaedy, Pengantar nomor perdana Nahdlatul Islam Nusantara (Jakarta : Jurnal Islam Nusantara Vol 1 No.
1, Juli, 2020) hal. 1
2
Zainul Milal Bizawie, Masterpiece Islam Nusantara (Tangerang : Pustaka Compass, 2016) hal.xix
3
Ibid.,
4
Asbol bin Haji Mail, Imej Telur dan Ayam dalam Masyarakat Melayu Brunei: Hubungannya dengan Folklor dan
Sejarah (Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, 3(1) Maret 2015) hal. 19
4
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 1 (2017): 1-20
Henky H Hetharia dan Samuel J Mailoa Peran Institusi Keagamaan di Maluku dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi
siapa, siapa saksi dan seluruh perangkat yang berfungsi untuk memvalidasi narasi
tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dalam penelitian sejarah proses ini disebut proses kritik (internal-eksternal) dan
verifikasi. Islam memiliki tradisi ilmu yang lebih tua dalam memvalidasi ajaran agama,
yaitu sanad. Keberadaan Sanad dalam agama Islam yang membuat agama ini sangat
ilmiah karena tidak semua orang bisa berbicara tanpa ilmu dalam urusan agama. Isnad
Paradigm dalam kajian Islam Nusantara telah membuktikan bahwa Islam Nusantara
bukan sekedar narasi ahistoris, atau bahkan sekedar wacana politik, keberadaan sanad
memperjelas bahwa karakter khas Islam di nusantara memiliki keunikan.
5
Kuntowijoyo, Dinamika sejarah Ummat Islam Indonesia (Yogjakarta : Shalahudin Press, 1995) hal. 132
5
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 1-17
Henky H Hetharia dan Samuel J Mailoa Peran Institusi Keagamaan di Maluku dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi
6
Ahmad suaedy., Loc.cit., hal. 4
7
Ahmad suaedy., Op.cit., hal. 5
8
https://www.britannica.com/event/Renaissance diakses pada tanggal 17 Januari 2023 pukul 07.55
6
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 1 (2017): 1-20
Henky H Hetharia dan Samuel J Mailoa Peran Institusi Keagamaan di Maluku dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi
untuk membantu proses pencarian data (Heuristik), kritik data dalam rangka
menemukan otentifikasi data (kritik ekstern) keabsahan dan relevansi data dengan
topik kajian (kritik intern). Ilmu sejarah juga bermanfaat untuk membantu
menginterpretasi data serta menuliskannya (historiografi). Selain Ilmu sejarah, bidang
kajian kesusastraan ataupun filologi tentu sangat dibutuhkan dalam menganalisis dan
menginterpretasi teks.
Apakah hanya Filsafat, Sejarah dan Filologi saja? Tentu tidak, kajian Islam
Nusantara yang bersifat multidimensi dan multidisiplin dapat mengadopsi pola
interaksi lintas batas ilmu sosial yang digagas oleh Immanuel Wallerstein, maka bidang
ilmu sosial lain seperti sosiologi, antropologi, ilmu politik, serta bidang kajian sosial
lainnya dapat digunakan sebagai alat bantu.
Framework Islam Nusantara sebagai pondasi moderasi beragama
Dalam mengkampanyekan Moderasi Beragama khususnya di kalangan Ummat
Islam, peneliti memandang bahwa pemerintah perlu memetakan dua tantangan
penting. Pertama tantangan Internal, yaitu keadaan masyarakat muslim Indonesia.
Hasil penelitian menujukkan bahwa saat ini masyarakat Islam Indonesia telah
kehilangan kosmopolitanisme Islam.
Terlalu lama “memunggungi lautan” cukup mempengaruhi karakter keislaman
masyarakat yang awalnya sangat fluid menjadi kaku. Pada titik ini pemerintah
membutuhkan “tools” untuk memecah kekakuan mindset masyarakat muslim
Indonesia. mengembalikan paradigma bangsa dengan isu Indonesia sebagai poros
maritim dunia sejatinya salah satu hal yang dapat ditempuh, namun konsep ini perlu
didukung oleh semua pihak termasuk Ummat Islam.
Kementerian Agama perlu mengkaji dengan serius bagaimana agar paradigma
“Kembali ke laut” ini juga menjadi alur berpikir yang memecah kekakuan. Jiwa
kosmopolit masyarakat Indonesia perlu dikembalikan dengan mengembangkan
konsepsi tentang Islam dan kemaritiman, sehingga terjadi konvergensi dengan isu
poros maritim dunia yang telah lebih dulu muncul.
Kedua, tantangan global. Konsep moderasi beragama harus siap bersentuhan
dengan globalisasi dimana Islam belum menjadi isu yang menarik dan arus utama.
Dalam sejarah intelektual, suatu pemahaman dapat bertahan dan menjadi arus pikiran
dunia apabila telah “berbenturan, bersentuhan dan bersinggungan” dengan dunia.
Moderasi beragama perlu menemukan narasi universal seperti narasi
kemanusiaan, peradamaian. Konsep-konsep dasar Islam dan kemanusiaan
Humanitarian Islam, Islam dan perdamaian serta isu-isu lain perlu dibuatkan narasinya,
karena sejatinya hal tersebut merupakan bagian dari pengejawantahan Islam sebagai
Rahmatan lil’alamin.
Untuk mempermudah hasil penelitian ini, peneliti akan menampilkan bentuk
framework tentang Islam Nusantara sebagai pondasi Moderasi Beragama :
7
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 1-17
Henky H Hetharia dan Samuel J Mailoa Peran Institusi Keagamaan di Maluku dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi
Bagian ini terdiri dari hasil penelitian dan bagaimana tema itu dibahas. Hasil yang
diperoleh dari penelitian harus didukung oleh data yang memadai. Hasil penelitian
8
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 1 (2017): 1-20
Henky H Hetharia dan Samuel J Mailoa Peran Institusi Keagamaan di Maluku dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi
harus menjadi jawaban terkait masalah dan tujuan penelitian dinyatakan sebelumnya
di bagian pendahuluan.
Pada pembahasan harus mengandung: 1. Apakah data hasil penelitian telah
dianalisis (bukan data mentah). Dapat disajikan dengan tabel atau gambar selain
penyajian secara verbal untuk memperjelas. Bagian ini biasanya menjawab pertanyaan
apa dan bagaimana?
2. Apakah penulis menyediakan interpretasi ilmiah untuk setiap hasil atau temuan
penulis disajikan (mengapa)?
3. Apakah hasil penelitian konsisten dengan apa yang dilaporkan oleh peneliti lain
(apa lagi)? Atau apakah ada perbedaan?
Hasil dan Pembahasan ditulis huruf besar pada awal kata, jarak 1 spasi dan
ditebalkan. Jika menggunakan alat pendukung maka sederhanakan tabel dan gunakan
tabel terbuka, dan gambar peta lebih difokuskan pada objek yang diteliti serta jangan
terlalu besar ukuran filenya serta rumit (diupayakan dalam format JPG); tabel dan
gambar diberi nomor urut. Jangan menggunakan lokasi ketika merujuk ke Gambar atau
Tabel, misalnya: “….. disajikan di Gambar 1 di bawah ini.” tetapi cukup “...disajikan di
Gambar 1.” atau “…… (Gambar 1).”
D. Kesimpulan
Kesimpulan hendaknya merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian, dan
diungkapkan bukan dalam kalimat stastistik. Paparannya dalam bentuk alinea
yang mengalir yang berisi kaitan satu isi dengan isi yang lain. Gunakan istilah-
istilah yang bermakna substantif dalam bidang ilmu dan hindari istilah-istilah
teknis statistik/metodologis
9
Muh}ammad ‘A<bid Al-Ja>biri>, Nah}nu Wa Al-Tura>th: Qira>at Mu’a>s}irat Fi> Tura>thina> Al-
Falsafi> (Beirut: Markaz al-Thaqafi> al-‘Arabi>, 1990), 59.
10
Philip S. Gorski et al., eds., The Post-Secular in Quetion: Religion in Contemporary Society (New York and
London: New York University Press, 2012), 77.
11
Gorski et al., The Post-Secular in Quetion: Religion in Contemporary Society, 83.
12
Lyn Parker, Irma Riyani, and Brooke Nolan, “The Stigmatisation of Widows and Divorcees (janda) in
Indonesia, and the Possibilities for Agency,” Indonesia and The Malay World 44, no. 128 (2016): 30.
13
Harun Yahya, “Keajaiban Hujan,” 2011, diakses tanggal 3 Nopember 2016,
http://id.harunyahya.com/id/Artikel /38832/KEAJAIBAN-HUJAN.
14
Komar Nuruzzaman (santri), wawancara oleh Busro, Pesantren Buntet Cirebon, tanggal 14 November 2015.
9
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, 1 (Januari 2016): 1-17
Henky H Hetharia dan Samuel J Mailoa Peran Institusi Keagamaan di Maluku dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi
Daftar Pustaka
Sumber rujukan menggunakan sumber primer seperti artikel di jurnal ilmiah atau
prosiding, artikel di buku dari hasil penelitian, situs sejarah, artefak, dan lain-lain yang
bersifat karya asli. Perbandingan sumber primer tersebut adalah 80% dibandingkan
sumber lainnya dan berasal dari publikasi 5 tahun terakhir.
Teknik penulisan daftar pustaka disarankan menggunakan aplikasi EndNote,
Mendeley, Zotero, dan menggunakan sistem sitasi Turabian Style, no ibid, font Palatino
Linotype 12. Lihat contoh berikut (selengkapnya bisa dilihat pada ketentuan teknis
penulisan daftar pustaka):
Al-Ja>biri>, Muh}ammad ‘A<bid. Nah}nu Wa Al-Tura>th: Qira>at Mu’a>s}irat Fi>
Tura>thina> Al-Falsafi>. Beirut: Markaz al-Thaqafi> al-‘Arabi>, 1990.
Gorski, Philip S., David Kyuman Kim, John Torpey, and Jonathan Van
Antwerpen, eds. The Post-Secular in Quetion: Religion in Contemporary Society.
New York and London: New York University Press, 2012.
Parker, Lyn, Irma Riyani, and Brooke Nolan. “The Stigmatisation of Widows and
Divorcees (janda) in Indonesia, and the Possibilities for Agency.” Indonesia and
The Malay World 44, no. 128 (2016): 27–46.
Internet
Yahya, Harun. “Keajaiban Hujan,” 2011. Diakses tanggal 3 Nopember 2016 .
http://id.harunyahya.com/id/Artikel /38832/KEAJAIBAN-HUJAN.
Wawancara
Nuruzzaman, Komar (santri), wawancara oleh Busro. Pesantren Buntet Cirebon.
Tanggal 14 November 2015.
E.
10
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 2, 1 (2017): 1-20