A. Judul ...............................................................................................................1
B. Latar Belakang ...............................................................................................1
C. Fokus Penelitian ............................................................................................5
D. Perumusan Masalah .......................................................................................5
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................................5
F. Signifikansi Penelitian ...................................................................................5
G. Beberapa Temuan Penelitian Terkait ............................................................6
H. Beberapa Gagasan Terkait ...........................................................................18
1. Kecemasan ................................................................................................2 1
2. Siswa .........................................................................................................2 4
3. Berbahasa Inggris .....................................................................................2 5
I. Desain Penelitian ........................................................................................3 0
J. Lokasi Penelitian ........................................................................................3 1
K. Partisipan atau Informan Penelitian ............................................................3 1
L. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................................3 2
M. Teknik Analisis Data ..................................................................................3 4
N. Validitas Penelitian .....................................................................................3 6
Bibliografi .............................................................................................40
A. Analisis Kecemasan Siswa dalam Berbicara Bahasa Inggris
B. Latar belakang
Bahasa Inggris sebagai bahasa asing merupakan salah satu mata pelajaran
Parepare. Pelajaran bahasa Inggris ini bertujuan untuk membekali siswa dengan
perkembangan globalisasi.
berbicara bahasa Inggris. Kecemasan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Ketakutan membuat kesalahan dalam berbicara bahasa Inggris bisa menjadi kendala
besar bagi siswa. Mereka khawatir bahwa pengucapan, tata bahasa, atau
penggunaan kosa kata yang tidak tepat akan mengakibatkan ejekan atau rasa malu
dari teman sekelas atau guru mereka. Ketakutan tersebut memicu keengganan untuk
berbicara dan berpartisipasi dalam diskusi atau kegiatan dalam bahasa Inggris,
Selain itu, rasa percaya diri yang rendah juga menjadi masalah serius yang
dihadapi oleh banyak siswa. Beberapa siswa mungkin merasa tidak percaya diri
dengan kemampuan bahasa Inggris mereka, terutama jika mereka tidak memiliki
Faktor lingkungan sosial dan budaya juga berperan dalam kecemasan siswa
dalam berbicara bahasa Inggris. Jika di lingkungan sekitar bahasa Inggris jarang
digunakan dan dianggap sebagai sesuatu yang asing, siswa mungkin akan merasa
canggung untuk menggunakannya. Selain itu, tekanan dari teman sebaya atau
juga dapat mempengaruhi kecemasan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa merasa
Tidak hanya itu, tekanan akademik yang tinggi di sekolah juga dapat
Ketakutan tidak mencapai hasil yang diharapkan dapat mempengaruhi kinerja siswa
dalam berbicara bahasa Inggris. Mereka dapat merasa tertekan dan khawatir tidak
siswa merasa lebih nyaman dan percaya diri saat berbicara bahasa Inggris. Guru
bahasa Inggris dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, di mana
siswa diberi kesempatan untuk berlatih berbicara tanpa takut diejek atau dikritik.
(Shofiah, 2020)
Selain itu, guru juga dapat menggunakan metode pembelajaran yang
menarik dan interaktif untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa
kepercayaan diri mereka. Guru juga perlu memberikan penguatan yang positif dan
bahasa Inggris juga bisa menjadi langkah yang efektif. Orang tua dapat memberikan
dukungan dan dorongan kepada anak-anak mereka untuk berlatih berbicara bahasa
berbicara bahasa Inggris di luar kelas, seperti bergabung dengan klub bahasa
membantu siswa merasa lebih percaya diri dalam menggunakan bahasa tersebut.
Parepare dapat diatasi dengan baik. Ketika siswa merasa lebih nyaman dan percaya
diri dalam berbicara bahasa Inggris, mereka akan lebih termotivasi untuk
dapat menghadapi masa depan dengan lebih siap dalam menghadapi era globalisasi
kelas. Siswa sulit berbicara di kelas karena kurang percaya diri dan pasif dalam
belajar berbicara. Akibatnya mereka merasa terdorong dan cemas untuk berbicara,
karena takut salah, malu dan takut berbicara bahasa Inggris (Papadakis, 2018)
Selain itu, beberapa siswa menganggap bahwa bahasa Inggris adalah mata
pelajaran yang sulit. Mereka menganggap hal itu dapat menurunkan harga diri
diminta berbicara bahasa Inggris. Selain itu, beberapa dari mereka tidak yakin
dapat mengeluarkan suara dan intonasi karena tidak yakin bisa berbahasa Inggris.
Peneliti merasa sulit untuk melakukan kegiatan berbicara yang tepat dengan
besar pada pembelajaran bahasa Inggris mereka. Oleh karena itu, peneliti ingin
menyelidiki faktor-faktor apa saja yang dirasakan oleh siswa yang dapat
C. Fokus Penelitian
Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan tenaga yang dapat dijangkau oleh peneliti,
maka fokus penelitian ini dibatasi pada penyebab Kecemasan Berbicara dalam Bahasa
D. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai
E. Tujuan Penelitian
F. Signifikansi Penelitian
1. Signifikansi Teoretis
kecemasan berbicara siswa. Hal ini dapat menjadi sumber bagi guru untuk
2. Signifikansi Praktis.
2) Bagi guru Bagi guru diharapkan hasil penelitian ini dapat membuat guru
mengetahui dan memahami apa yang dikhawatirkan siswa dalam berbicara dan
bahasa asing di UPT SMPN 10 Parepare dapat menjadi kendala yang signifikan
kesalahan, kritik dari teman sekelas atau guru, dan rendahnya rasa percaya diri
siswa enggan untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi atau kegiatan dalam bahasa
Inggris. Faktor lingkungan sosial dan budaya juga mempengaruhi, dimana bahasa
inklusif serta dukungan dari guru dan orang tua dapat membantu siswa merasa lebih
nyaman dan percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris, sehingga potensi mereka
dalam penguasaan bahasa dapat berkembang secara optimal. Berikut referensi dari
Penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2021) Penelitian ini merupakan studi
berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa asing di UPT SMPN 03 Parepare. Metode
Bahasa Inggris dengan Prestasi Berbicara Bahasa Inggris pada Siswa UPT SMPN
1
Sutriani, S. (2021). Analisis Kecemasan Berbicara Siswa di Kelas Bahasa Inggris antara
laki-laki dan perempuan pada siswa Tahun Kedua MTsN Parepare (Disertasi Doktor, IAIN
Parepare).
bagaimana kecemasan dalam berbicara bahasa Inggris mempengaruhi prestasi
Purbalingga dalam berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Hasil penelitian
faktor yang harus diperhatikan dalam mengatasi kecemasan siswa (Houn & Em,
2022) .3
Penelitian ini berfokus pada perbedaan tingkat kecemasan berbicara bahasa Inggris
sebagai bahasa asing antara siswa laki-laki dan perempuan di SMP Parepare. Hasil
2022)4
2
Hartono, DA (2019). Menyelidiki hubungan antara kecemasan menghadapi ujian dan
kinerja peserta ujian pada tes IELTS. Script Journal: Journal of Linguistics and English Teaching , 4
(1), 1-11. , 7(1), 45-58.
3
Houn, T., & Em, S. (2022). Faktor-Faktor Umum yang Mempengaruhi Kefasihan
Berbicara Siswa Kelas 12: Sebuah Survei Terhadap Siswa Sekolah Menengah Kamboja. Jurnal As-
Salam , 6 (1), 11-24.
4
Asia, N. (2022). Pengaruh Penguasaan Bahasa Kedua Terhadap Kemampuan Berbicara
Kelas X SMA Negeri 8 Pinrang (Disertasi Doktor, IAIN parepare).
Studi ini mengevaluasi pengaruh penggunaan teknik relaksasi dalam mengurangi
kecemasan dalam berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa asing di kalangan siswa
Mappiasse, SS, & Sihes, penelitian AJB tahun 2022 berjudul “Bahasa
Inggris Sebagai Bahasa Asing dan Evaluasi Kurikulum di Indonesia”. Penelitian ini
bahasa Inggris terhadap kecemasan siswa dalam berbicara bahasa Inggris sebagai
bahasa asing. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang
6
Tridinanti, G. (2018). Korelasi antara kecemasan berbicara, kepercayaan diri, dan prestasi
berbicara mahasiswa S1 EFL universitas swasta di Palembang. Jurnal Internasional Studi
Pendidikan dan Literasi , 6 (4), 35-39.
7
Mappiasse, SS, & Sihes, AJB (2014, Juni). Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing dan
Evaluasi Kurikulum di Indonesia: A Review. Dalam Prosiding The 1st Academic Symposium on
Integrating Knowledge (The 1st ASIK): Integrating Knowledge with Science and Religion (p. 109).
Swary, DN (2014) dengan judul penelitian “ Kajian Permasalahan Siswa
Dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris Di Kelas Dua Smp Negeri 1 Talaga”
. Penelitian ini mengkaji peran dukungan sosial dalam membantu siswa SMP
Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang peran
penting lingkungan sosial dalam proses pembelajaran bahasa asing. (Swary, 2014)8
mengkaji hubungan antara minat belajar bahasa Inggris dengan tingkat kecemasan
berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa asing di kalangan siswa sekolah menengah
Angelianawati, 2022)9
dalam konteks “Kecemasan Siswa dalam Berbicara Bahasa Inggris sebagai Bahasa
8
Swary, DN (2014). Kajian Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa
Inggris Di Kelas Dua Smp Negeri 1 Talaga (Disertasi Doktor, Iain Syehk Nurjati Cirebon).
9
Natasia, G., & Angelianawati, L. (2022). Persepsi Siswa tentang Penggunaan Teknik
Bercerita untuk Meningkatkan Prestasi Berbicara di SMPN 143 Jakarta Utara. Jurnal Pengajaran
Bahasa Inggris , 8 (2), 282-292.
Kecemasan ini dapat mempengaruhi kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa
minat belajar bahasa Inggris juga memiliki peran dalam mempengaruhi tingkat
kecemasan siswa. Oleh karena itu, dalam mengatasi kecemasan berbicara bahasa
bahasa asing.
Bagian ini mencakup beberapa gagasan atau teori terkait untuk lebih
memahami tujuan yang secara khusus ingin dicapai oleh penelitian ini.
1. Konsep Kecemasan
atau bahaya. Ini adalah bagian dari respons alami tubuh untuk melindungi diri dari
potensi bahaya dan membantu kita menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-
hari. Meskipun reaksi kecemasan adalah normal dan dapat membantu kita bertindak
kehidupan sehari-hari, ini dapat dianggap sebagai masalah kecemasan yang perlu
ditangani.
yang muncul sebagai respons terhadap situasi atau pengalaman yang dianggap
sebagai ancaman, ketidakpastian, atau bahaya. Ini adalah respons tubuh alami yang
telah berevolusi dari waktu ke waktu sebagai bagian dari mekanisme pertahanan
kita untuk melindungi diri dari potensi bahaya dan membantu kita menghadapi
memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup manusia, namun jika kecemasan
hal ini dapat dianggap sebagai masalah kecemasan yang perlu ditangani.
Dalam arti yang lebih luas, kecemasan tidak hanya tentang perasaan cemas
atau takut, tetapi juga melibatkan kognisi (pikiran) dan respons fisiologis (tubuh).
Perasaan cemas dapat berkisar dari perasaan tidak nyaman yang ringan hingga
fisik, seperti detak jantung yang cepat, keringat berlebih, tremor, gangguan tidur,
interpersonal. Beberapa orang lebih rentan terhadap kecemasan daripada yang lain,
Penting untuk dipahami bahwa kecemasan bukanlah suatu kondisi yang sama
pada setiap individu. Setiap orang dapat mengalami tingkat kecemasan yang
berbeda dalam situasi yang sama. Selain itu, kecemasan juga bisa bersifat
sementara atau kronis, tergantung dari penyebab dan sejauh mana kecemasan
perilaku kognitif, terapi kognitif, dan terapi penerimaan dan komitmen adalah
kecemasan. Dalam kasus kecemasan kronis atau parah, penting untuk mencari
itu dapat berdampak signifikan pada kualitas hidupnya. Kecemasan yang tidak
Selain itu, rasa cemas yang berlebihan juga dapat berdampak pada kesehatan
Dalam beberapa kasus, kecemasan bisa menjadi berbahaya jika tidak ditangani
dengan baik. Beberapa orang bisa mengalami serangan panik yang sangat
Serangan panik dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan, serta dapat
memiliki rasa takut atau perasaan cemas. Ketakutan adalah reaksi alami terhadap
yang mungkin terjadi di masa depan. Namun, jika kecemasan terus menghantui
Menghadapi kecemasan bukanlah sesuatu yang mudah, dan setiap individu dapat
untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi kecemasan adalah
meditasi atau pernapasan dalam, menjaga pola tidur yang sehat, berolahraga secara
kecemasan.
Terapis juga dapat membantu individu belajar menghadapi situasi yang memicu
kecemasan dan mengatasi ketakutan mereka dengan cara yang lebih efektif . Secara
usaha, namun dengan dukungan yang tepat dan pendekatan yang tepat, kecemasan
2. Ciri-ciri Kecemasan
dalam hidup mereka. Ini adalah reaksi alami tubuh terhadap situasi yang dianggap
sebagai ancaman atau stres. Meskipun kecemasan adalah bagian normal dari
mental dan fisik seseorang. Dalam narasi ini, kita akan membahas ciri-ciri
a. Pikiran yang berulang dan obsesif adalah salah satu ciri dari kecemasan, yaitu
munculnya pikiran yang berulang dan obsesif tentang hal-hal yang mungkin
buruk atau konsekuensi negatif dari suatu tindakan atau situasi tertentu.
efisien.
gelisah. Mereka mungkin merasa gelisah, gugup, dan merasa "ada yang tidak
d. Gejala Fisik Kecemasan juga dapat menimbulkan gejala fisik yang nyata,
seperti detak jantung yang cepat, tremor, keringat berlebih, rasa sesak di
dada, perut kembung, pusing, dan kesulitan bernapas. Gejala-gejala ini dapat
e. Perasaan takut dan khawatir yang tidak wajar membuat individu yang
mengalami kecemasan seringkali merasa takut atau cemas tanpa alasan yang
jelas atau proporsional. Mereka mungkin merasa cemas tentang masa depan,
kesehatan, hubungan, atau tugas sehari-hari, meski tidak ada ancaman nyata.
f. Susah tidur atau gangguan tidur dapat menyebabkan sulit tidur atau gangguan
tidur seperti insomnia. Individu yang cemas seringkali sulit tidur karena
Selain itu, penting untuk diingat bahwa ciri-ciri kecemasan dapat bervariasi
dari individu ke individu, dan kecemasan juga dapat muncul dalam berbagai tingkat
keparahan . Jika ciri-ciri kecemasan ini mengganggu kualitas hidup seseorang atau
menyebabkan tekanan yang signifikan, penting untuk mencari bantuan dari ahli
untuk mengenali dan mengatasi kecemasan dengan metode yang efektif dan tepat.
Dalam menghadapi kecemasan, terdapat berbagai pendekatan yang dapat
kecemasan:
1.) Terapi Perilaku Kognitif (CBT): CBT adalah salah satu pendekatan terapi
yang paling efektif untuk mengatasi kecemasan. Terapi ini berfokus pada
2.) Relaksasi dan Meditasi: Teknik relaksasi seperti latihan pernapasan, meditasi,
dan yoga dapat membantu mengurangi ketegangan fisik dan emosional yang
3.) Latihan dan Aktivitas Fisik: Berolahraga secara teratur dapat membantu
pikiran cemas.
4.) Membuat Jurnal dan Menulis Ekspresi Emosi: Menulis dalam jurnal atau
5.) Batasi Konsumsi Kafein dan Alkohol: Kafein dan alkohol dapat
Anda dengan orang lain juga dapat membantu Anda melepaskan perasaan
8.) Kelola Stres dengan Sehat: Mengelola stres dengan sehat dapat membantu
teratur, mengatur waktu dengan baik, dan menjaga keseimbangan antara kerja
dan istirahat adalah beberapa cara untuk mengelola stres secara efektif.
berkomitmen untuk bertindak sesuai dengan nilai dan tujuan hidup mereka.
dibiarkan, itu dapat merusak kesehatan fisik dan mental seseorang. Penting untuk
mengenali tanda-tanda kecemasan dan mencari bantuan jika itu mengganggu fungsi
sehari-hari atau menyebabkan kesusahan yang besar. Dengan dukungan yang tepat
dan pendekatan yang tepat, kecemasan dapat dikelola dengan baik sehingga
seseorang dapat menjalani kehidupan yang lebih seimbang, produktif, dan bahagia.
3. Jenis Kecemasan
karakteristik dan gejala yang berbeda. Dalam narasi ini, kita akan membahas
a. Generalized Anxiety Disorder (GAD): GAD adalah salah satu jenis gangguan
kecemasan yang paling umum. Orang yang mengalami GAD sering kali
berlanjut tanpa henti. Gejala fisik seperti ketegangan otot, tremor, dan gangguan
berlebihan tentang situasi sosial atau interaksi dengan orang lain. Orang dengan
gangguan kecemasan sosial cenderung merasa gugup, takut dihakimi, atau malu
di depan orang lain. Mereka mungkin menghindari situasi atau acara sosial di
mana mereka harus berbicara atau tampil di depan banyak orang. Kecemasan ini
ditandai dengan serangan panik yang tiba-tiba dan tidak terduga. Serangan panik
adalah pengalaman ketakutan dan kecemasan yang sangat intens disertai dengan
gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, berkeringat, gemetar,
dan perasaan di luar kendali. Orang dengan gangguan kecemasan panik sering
takut mengalami serangan panik berulang atau berada di tempat atau situasi di
kecemasan sosial umumnya terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat menyerang
orang dewasa. Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas berlebihan saat berpisah
dengan orang-orang penting, seperti anggota keluarga atau teman dekat. Orang
dengan gangguan kecemasan sosial mungkin takut sesuatu akan terjadi pada
orang yang mereka cintai jika mereka berpisah, dan ini dapat menyebabkan
berulang kali atau melakukan tindakan tertentu berulang kali dengan harapan
menghindari bahaya.
Kecemasan kinerja adalah jenis kecemasan yang muncul ketika seseorang harus
tampil di depan umum, seperti berbicara di depan kelas, tampil di atas panggung,
dengan perasaan gugup, takut dihakimi, atau takut gagal di depan umum.
Penting untuk diingat bahwa meskipun jenis kecemasan ini dapat terlihat
berbeda, banyak di antaranya memiliki kesamaan dalam hal sifat emosional dan
disarankan untuk mencari bantuan dari ahli kesehatan mental yang berpengalaman.
Dengan dukungan yang tepat, kecemasan dapat diatasi dan individu dapat mencapai
kesehatan mental yang lebih baik dan kualitas hidup yang lebih baik.
jenis kecemasan yang dialami seseorang bisa berbeda-beda. Penting untuk diingat
berkualifikasi.
termasuk:
seseorang memiliki penyakit serius meskipun tidak ada bukti medis yang
dengan gejala fisik yang tidak jelas atau kecil, dan mereka cenderung meneliti
penyakit secara berlebihan dan mengunjungi dokter berulang kali untuk mencari
kepastian.
Akut (ASD) adalah jenis kecemasan yang terjadi setelah mengalami peristiwa
traumatis. Gejalanya mirip dengan PTSD, tetapi muncul dalam waktu yang lebih
singkat, biasanya dalam tiga hari hingga satu bulan setelah peristiwa traumatis.
Orang dengan ASD mungkin mengalami kilas balik, mimpi buruk, hiperstimulasi
traumatis.
yang ditandai dengan rasa takut yang intens terhadap situasi atau tempat di mana
seseorang merasa sulit untuk melarikan diri atau mendapatkan bantuan jika
mereka mengalami serangan panik atau kecemasan yang intens. Orang dengan
kecemasan yang dialami oleh beberapa ibu setelah melahirkan. Gejala kecemasan
keselamatan bayi, ketakutan tidak bisa menjadi ibu yang baik, dan gangguan
Kebisuan selektif adalah jenis kecemasan yang umum terjadi pada anak-anak,
kemampuan berbicara yang normal, tetapi memilih untuk tidak berbicara atau
hampir tidak berbicara dalam situasi sosial tertentu, seperti di sekolah atau di
tempat umum. Kecemasan ini sering dikaitkan dengan rasa takut atau
nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan tak dikenal lainnya, memiliki
kaitan kuat dengan kecemasan. Kecemasan tentang penampilan, berat badan, atau
makanan dapat memicu perilaku makan yang tidak sehat dan mengganggu, yang
Penting untuk diingat bahwa meskipun jenis kecemasan ini dapat terlihat
berbeda, banyak di antaranya memiliki kesamaan dalam hal sifat emosional dan
disarankan untuk mencari bantuan dari ahli kesehatan mental yang berpengalaman.
Dengan dukungan yang tepat, kecemasan dapat diatasi dan individu dapat mencapai
kesehatan mental yang lebih baik dan kualitas hidup yang lebih baik.
I. Desain Penelitian
kualitatif terdapat 8 jenis penelitian, salah satunya adalah studi kasus. Peneliti akan
menggunakan studi kasus dalam penelitian ini. Pendekatan studi kasus adalah
Hasil penelitian kualitatif tidak dapat diubah oleh peneliti, karena terfokus
pada fenomena dan fakta yang terjadi di lapangan. Pendekatan ini tepat untuk
mengetahui bagaimana pandangan siswa terhadap penggunaan smartphone dalam
J. Situs Penelitian
Bau Massepe No. 206, Tiro Sompe, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare,
Parepare, karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang terindikasi
juga informan. Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang data
(2012), populasi adalah suatu wilayah yang digeneralisasikan yang terdiri dari objek
atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
keseluruhan subjek yang akan diteliti dengan ciri-ciri yang dapat dikatakan mirip
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di UPT SMPN 10 Parepare.
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas V dengan jumlah siswa sebanyak seratus
teknik purposive sampling. Menurut Rai & Thapa ( 2015), purposive sampling
memperoleh informasi, peneliti mendaftarkan tujuh siswa kelas VIII UPT SMPN 10
Parepare sebagai responden dalam penelitian ini. Peneliti memilih siswa kelas
delapan karena informasi dari guru kelas delapan memiliki kecemasan dalam
mengambil data penelitian. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki wawasan yang
luas tentang apa yang sedang dipelajari. Untuk mengumpulkan data dalam
yaitu:
1. Teknik Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi
dan ide, atau mengumpulkan data melalui tanya jawab sehingga satu orang dapat
memperoleh informasi dari orang lain. (Gay et al., 2012). Teknik wawancara
biasanya dilakukan secara tatap muka dengan narasumber, namun wawancara juga
dapat dilakukan melalui kelompok fokus dan juga dapat dilakukan melalui telepon.
terpenting adalah peneliti harus mencatat atau merekam informasi dari narasumber.
Penelitian ini akan menggunakan teknik wawancara tatap muka, kegiatan
wawancara ini diadaptasi dari Pedoman wawancara ini diadaptasi dari Rahayu D.
(2021).
Peneliti memilih jenis wawancara ini karena peneliti dapat memahami dengan
sebagai bahasa asing di UPTD SMP Negeri 10 Parepare. Pertanyaan yang akan
2. Pengamatan
data dan melibatkan penggunaan pengamatan pribadi terhadap hal yang diperiksa.
Menurut Sutrisni Hadi (2019) pengamatan Sugiyono merupakan proses rumit yang
terdiri dari beberapa proses biologis dan psikologis. Lembar observasi berfungsi
penelitian dalam catatan lapangan tidak terstruktur atau semi terstruktur dengan
terhadap objek tempat terjadinya peristiwa sehingga peneliti berada pada tempat
dalam hal ini peneliti mengamati secara langsung penggunaan smartphone oleh
3. Dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data yang dapat berupa lisan atau catatan sesuai
dengan keinginan peneliti. Catatan tentang apa yang terjadi di lapangan dapat
dokumen tersebut dapat berupa catatan, surat, foto, atau karya monumental
seseorang.
Sifat utama data yang diperoleh dengan teknik dokumentasi tidak terbatas
pada ruang dan waktu sehingga memberikan peluang bagi peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di masa lampau. Peneliti akan mengambil
nilai siswa mata pelajaran Bahasa Inggris, penilaian sikap, serta foto dan video
terkait kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dan informan sebagai bahan
unit-unit kecil disebut analisis data. Analisis data juga berarti mengorganisasikan
secara sistematis hasil dari data yang telah terkumpul, kemudian data tersebut
baru. Kegiatan dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
kualitatif menurut Ary, Jacobs, dan Sorensen (2010), kegiatan analisis data dalam
dengan cara membaca dan terus membaca hingga terbiasa dengan rekaman audio
dari data tertulis. dengan data yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini, peneliti
data. Menurut Creswell (2012 ) , transkripsi adalah proses mengubah data rekaman
Tahap coding merupakan tahap inti dari penelitian kualitatif. Setelah hasil
wawancara dibuat dalam bentuk transkrip, peneliti akan mempelajari dan mengolah
proses menafsirkan, menjelaskan dan memberikan penjelasan yang masuk akal dari
data yang telah dikodekan sebelumnya. Dalam melakukan penilaian, peneliti dalam
N. Validitas Penelitian
kredibilitas data. Teknik ini secara khusus dibuat untuk memeriksa kebenaran dan
untuk memahami perspektif yang berbeda dari fenomena yang diteliti dan untuk
mengurangi bias yang muncul selama pengumpulan data dan analisis data. Dalam
pandangan Norman K. Denkin (dalam Romanus Turnip & Sirait, 2020) triangulasi
adalah proses menelaah hubungan suatu fenomena yang terjadi dari berbagai
triangulasi waktu.
mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber yang berbeda dengan
mengecek data dari sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda.
Misalnya data yang diperoleh melalui wawancara kemudian diteliti dengan
dengan cara mengecek atau wawancara, observasi, atau cara lain dalam situasi atau
sumber, teknik, dan waktu untuk memastikan data sinkron, valid, dan terjustifikasi.
BIBLIOGRAFI
Al-Obaydi, LH, Jawad, ZA, & Rahman, F. (2022). Koneksi Kelas-Rumah Menggunakan
Asia, N. (2022). Pengaruh Penguasaan Bahasa Kedua Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa
Fauzi, I., Hartono, R., Widhiyanto, W., & Pratama, H. (2022). Mengatasi kecemasan dalam
berbicara bahasa inggris melalui pembelajaran berbasis web. Prosiding Seminar Nasional
Hartono, DA (2019). Menyelidiki hubungan antara kecemasan menghadapi ujian dan kinerja
peserta ujian pada tes IELTS. Jurnal Skrip: Jurnal Linguistik dan Pengajaran Bahasa
Hartono, R., & Ananada, A. (2021). Mengajar Berbicara Melalui Mendongeng. Konferensi
2020) , 113–118.
Maritsa, A., Salsabila, UH, Wafiq, M., Anindya, PR, & Ma'shum, MA (2021). Pengaruh
teknologi dalam dunia pendidikan. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial
Misk, O. (2023). Sebuah Studi Sosiolinguistik Sifat Bahasa Gender di Masa Sulit Dickens .
Nafi'ah, ER, Purwanti, E., Permana, FH, & Fauzi, A. (2022). Keterampilan Metakognitif Siswa
SMP di Masa Pandemi Berdasarkan Enriched Virtual Model PjBL. Jurnal Teknologi
Natasia, G., & Angelianawati, L. (2022). Persepsi Siswa tentang Penggunaan Teknik Bercerita
untuk Meningkatkan Prestasi Berbicara di SMPN 143 Jakarta Utara. Jurnal Pengajaran
Ningsih, EW (2017). Kecemasan dalam berbicara bahasa Inggris mahasiswa semester empat
sehubungan dengan usia dan jenis kelamin mereka: studi kasus di Yunani. Jurnal
Şad, SN, & Göktaş, Ö. (2014). Persepsi guru preservice tentang penggunaan ponsel dan laptop
dalam pendidikan sebagai alat pembelajaran mobile. Jurnal Teknologi Pendidikan Inggris ,
45 (4), 606–618.
Shofiah, S. (2020). Pemanfaatan smartphone sebagai sumber belajar mata pelajaran pendidikan
Sutriani, S. (2021). Analisis Kecemasan Berbicara Siswa di Kelas Bahasa Inggris antara laki-
laki dan perempuan pada siswa Tahun Kedua MTsN Parepare . IAIN Parepare.
BAHASA INGGRIS DI KELAS II SMP NEGERI 1 TALAGA . IAIN Syehk Nurjati Cirebon.
Tridinanti, G. (2018). Korelasi antara kecemasan berbicara, kepercayaan diri, dan prestasi
2. Kapan Anda merasa cemas atau dalam situasi apa Anda berbicara bahasa Inggris?
5. Apakah Anda menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk belajar
6. Media pembelajaran apa yang Anda gunakan dalam berbicara bahasa Inggris
8. Kapan kamu sering menggunakannya untuk belajar bahasa Inggris agar tidak
merasa cemas?
9. Apa manfaat melatih diri agar tidak merasa cemas dalam berbicara bahasa Inggris?
10. Bagaimana Anda membiasakan diri agar tidak merasa cemas saat berbicara bahasa
Inggris?
11. Apakah Anda merasa lebih termotivasi untuk berbicara bahasa Inggris jika orang
12. Apakah ada peningkatan dalam berbicara bahasa Inggris dengan bantuan?
13. Hambatan apa yang Anda dapatkan ketika Anda merasa cemas dalam berbicara
bahasa Inggris?
14. Apa solusi Anda ketika kecemasan Anda muncul dalam berbicara bahasa Inggris?
PEDOMAN PENGAMATAN
FORMULIR VALIDASI UNTUK TES KECEMASAN
Arah:
Untuk setiap pertanyaan, berikan tanggapan Anda dengan mengambil kotak ceklist
yang menjawab pilihan Anda.
AK
I. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dan
berikan respon yang sesuai dengan cara belajar
pembelajaran speaking English yang menarik
dikelas. Kuesioner ini disusun untuk mengetahui
cara anda belajar bahasa inggris khususnya dalam
speaking English. kuesioner ini tidak berpengaruh
terhadap nilai bahasa Inggris anda, maka jangan
ragu untuk menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan.
II. Saya mengharapkan anda kiranya berkenan
memberikan jawaban atas pertanyaan dibawah
ini secara jujur dan benar dengan memberikan
tanda silang pada salah satu kata YA atau
TIDAK
TID PERTANYA
AK AN
menuju
takut ?
SOAL:
1. Apakah Anda percaya diri ketika lebih baik
berbicara dengan menggunakan bahasa inggris
daripada bahasa daerah lalu berbicara di depan
kelas?
yang
kelas ?
5. Apakah jantung anda berdetak kencang ketika