UJI PROTEIN
Oleh :
Kelompok 3/Kelas B
2.2.Metode
Prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu:
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menghaluskan sampel berupa biji kedelai dan beras menggunakan
mortar dan alu
3. Melakukan penyaringan terhadap sampel agar mendapatkan sampel
yang halus
4. Menimbang sampel dengan berat 0,75 gram pada masing-masing
sampel
5. Memasukkan sampel kedalam 6 tube (masing-masing tube dengan
berat 0,25 gram)
6. Melakukan pencampuran sampel dengan buffer fosfat sebanyak 750
mikroliter (konsentrasi 20 milimolar dengan pH 7,4)
7. Melakukan proses sentrifugasi pada sampel dengan kecepatan 10.000
rpm dengan waktu 10 menit
8. Mengambil larutan supernatant sebanyak 1,2 mikroliter pada masing-
masing sampel
9. Memindahkan masing-masing jenis supernatant kedalam tube baru
yaitu 1 tube beras dan 1 tube kedelai sebanyak 3,6 mikromolar per
tube
10. Menambahkan reagen bradford sebanyak 712,5 mikroliter
11. Menambahkan aquades sebanyak 33,75 mikroliter kedalam tube
12. Melakukan pendiaman pada sampel selama 10 menit
13. Melakukan pengamatan menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 595 nanometer
14. Mengamati hasil akhir dari sampel
3.1. Hasil
Tabel 3.1.1. Hasil Pengujian Protein
No. Sampel Perubahan Dokumentasi
Warna
1. Kedelai biru
2. Beras Ungu
3.2. Pembahasan
Kedelai merupakan salah satu biji-bijian yang sering dikonsumsi dan
dijadikan sebagai bahan baku dalam makanan oleh masyarakat Indonesia. Kedelai
sering dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan tempe, tahu, dan susu
kedelai. Kedelai memiliki kandungan gizi berupa protein, lemak, vitamin,
mineral, dan serat sehingga baik untuk dikonsumsi (Pratama & Busman, 2020).
Kandungan protein pada kedelai dapat diketahui dengan melakukan uji protein.
Uji protein pada kedelai dapat dilakukan dengan metode atau uji bradford.
Metode bradford merupakan pengukuran konsentrasi protein total dengan
menggunakan pewarna Coomasie Brilliant Blue atau CBB (Wadjdy & Setiadi,
2021). Uji protein menggunakan metode bradford dilakukan dengan
mencampurkan sampel kedelai dengan buffer fosfat dan reagen bradford. Setelah
sampel kedelai dicampur dengan reagen bradford, terjadi perubahan warna
menjadi biru. Perubahan warna tersebut terjadi karena pada kedelai mengandung
protein yang cukup tinggi. Menurut Krisnawati (2017), kandungan protein pada
kedelai berkisar antara 35-38% dan termasuk dalam nilai yang cukup tinggi,
sehingga ketika kedelai diuji menggunakan metode bradford terjadi perubahan
warna sampel menjadi biru.
Beras merupakan bahan pangan utama masyarakat Indonesia dengan
kandungan karbohidrat cukup tinggi. Selain mengandung karbohidrat, beras juga
mengandung protein, lemak, vitamin, dan gizi lainnya yang dibutuhkan tubuh.
(Fitriyah dkk, 2020). Protein merupakan senyawa organik yang mengandung
asam amino dan begabung dengan ikatan peptide. Protein manjadi bahan utama
dalam pembentukan sel dan perbaikan sel, selain itu protein juga memiliki fungsi
penting untuk metabolisme tubuh (Fitriyah dkk, 2020). Kegiatan uji kandungan
protein pada beras ini dilakukan dengan mencampur sampel beras dengan larutan
buffer fosfat dan reagen bradford.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan menggunakan larutan
bradford, dapat diketahui bahwa uji protein pada beras menghasilkan warna ungu.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan protein dalam beras cukup rendah
dikarenakan kandungan protein yang tinggi pada uji menggunakan bradford akan
menghasilkan warna biru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Martak dkk (2019)
yang menjelaskan bahwa penambahan reagen bradford akan memberikan warna
biru pada sampel yang disebabkan komponen bahan yang dimiliki reagen
bradford yaitu Coomaste Brilliant Blue (CBB). Perubahan warna sampel beras
menjadi warna ungu juga disebabkan karena kandungan beras yang di dominasi
oleh karbohidrat. Fitriyah dkk (2020) menjelaskan bahwa kandungan nutrisi pada
tiap 100 gram beras yaitu karbohidrat sebesar 74,9-79,95 gram, protein sebesar 6-
14 gram, total lemak sebesar 0,5-1,08 gram, dan sisanya berupa berbagai jenis
vitamin. Karbohidrat pada beras sebagian besar adalah pati. Pada uji karbohidrat,
pati menghasilkan warna ungu pekat yang artinya pati memiliki kandungan
karbohidrat.
KESIMPULAN
Arianty, N, dan Masyhura MD. 2019. Strategi Pemasaran Susu Kedelai Dalam
Upaya Meningkatkan Pendapatan Keluarga. Proseding Seminar Nasional
Kewirausahaan. 1(1) :257-264.
Bakhtra, D. D. A., Rusdi, & Mardiah, A. (2018). Penetapan Kadar Protein Dalam
Telur Unggas Melalui Analisis Nitrogen Menggunakan Metode Kjeldahl.
Jurnal Farmasi Higea, 8(2), 143–150.
Li, G., Q. Hu., Y. Shi., K. Cui., L. Nie., J. Huang, and S. Peng. 2018. Low
Nitrogen Application Enhances Starch-Metabolizing Enzyme Activity and
Improves Accumulation and Translocation of Non-structural
Carbohydrates in Rice Stems. Frontiers In Plant Science. 9(1128) :1-15.
Pratama, A. N., & H. Busman. 2020. Potensi Antioksidan Kedelai (Glycine Max
L) Terhadap Penangkapan Radikal Bebas. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada. 9(1): 497-504.
Rosaini, H., Rasyid, R., & Hagramida, V. (2017). Penetapan Kadar Protein Secara
Kjedahl Beberapa Makanan Olahan Kerang Remis (Corbiculla moltkiana
Prime.) dari Danau Singkarak. Jurnal Farmasi Higea, 7(2), 120–127.
Wadjdy, E. F., & S. Setiadi. 2021. Uji Kadar Protein Terlarut pada Vaksin
Aeromonas hydrophila Menggunakan Piercetm BCA Protein Assay
KIT. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur. 19(2): 129-132.
Dokumentasi: