Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR CABANG DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BONDOWOSO


Jl. HOS Cokroaminoto no.110, telp/fax (0332) 431201 e-mail: smkn1_bws@yahoo.com
BONDOWOSO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMK NEGERI 1 BONDOWOSO


Mata Pelajaran : PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN
Kelas/Semester : XII Keuangan / 1
Alokasi Waktu : 24JP (3 pertemuan)

I. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


PENGETAHUAN KETRAMPILAN
3.8 Menghitung harga pokok produksi 4.8 Menentukan BEP dan Keuntungan
3.8.1. Menjelaskan pengertian harga pokok produksi Usaha
3.8.2. Menjelaskan Pengertian BEP (Break Event Point) 4.8.1. Menentukan BEP (Break
3.8.3. Menentukan perkiraan-perkiraan yang terkait dengan Event Point)
perhitungan harga pokok prosuksi 4.8.2. Menentukan Keuntungan
3.8.4. Menentukan perkiraan-perkiraan yang terkait dengan usaha
BEP (Break Event Point)
3.8.5. Menghitung harga pokok produksi
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengkaji berbagai sumber belajar, melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran
discovery learning dan problem based learning, peserta didik dapat menghitung harga pokok
produksi dengan mengembangkan sikap tanggung jawab dan disiplin
III. Langkah-langkah Pembelajaran
PERTEMUAN KE-1 (discovery learning)
SINTAK/TAHAP LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KETERANGAN
PENDAHULUAN
1. Guru memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa
bersama (Religious)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
tentang topik yang akan diajarkan
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
langkah pembelajaran
INTI
1. Stimulation 1. Peserta didik diminta membaca materi perkiraan- Literasi
perkiraan yang terkait dengan perhitungan harga pokok
produksi (diberi waktu 5 menit)
2. Problem 2. Peserta didik diberi kesempatan bertanya. Critical Thinking
Statement 3. Peserta didik diminta untuk mencari informasi lainnya
4. Peserta didik lain diminta untuk memberikan komentar
3. Data Collectiom 5. Guru mengarahkan jawaban peserta didik Communication
4. Verification 6. Setelah proses diskusi selesai peserta didik diminta untuk Creativity
menuliskan hasil diskusi
5. Generalization

PENUTUP
1. Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang
permasalahan yang disajikan
2. Peserta didik diminta mengerjakan tugas 1 dan
mengumpulkan paling lambat dikumpulkan satu hari
sebelum pertemuan selanjutnya.
3. Guru mengakhiri KBM dengan doa dan mengucapkan
salam

Pertemuan ke-2 (problem based learning)


SINTAK/TAHAP LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KETERANGAN
PENDAHULUAN
1. Guru memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa
bersama (Religious)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
tentang topik yang akan diajarkan
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
langkah pembelajaran
INTI
1. Fase 1 – Orientasi 1. Guru memberikan tayangan video Literasi
peserta didik pada (https://www.youtube.com/watch?v=RdwhGOW7aD4)
masalah pembelajaran yang mengarahkan peserta didik agar bisa Critical Thinking
menghitung harga pokok produksi
2. Fase 2 – 2. Peserta didik diberikan beberapa studi kasus mengenai
Mengorganisasikan Harga Pokok Produksi untuk ditemukan pemecahannya Communication
peserta didik untuk 3. Peserta didik mencari data/bahan-bahan/alat yang Creativity
belajar diperlukan untuk menyelesaikan masalah. (Literasi)
3. Fase 3 – 4. Guru membimbing peserta didik dalam menghitung
Membimbing harga pokok produksi dengan menggunakan metode full
penyelidikan costing dan variable costing
individu maupun 5. Peserta didik menghitung harga pokok produksi dalam
kelompok waktu 20 menit (Kemandirian)
4. Fase 4 – 6. Peserta didik dipersilakan mengomunikasikan hasil
Mengembangkan perhitungan dan peserta didik yang lain dipersilakan
dan menyajikan untuk bertanya atau menyampaikan pendapatnya
hasil karya (Communicative)
5. Fase 5 – 7. Guru memberikan komentar berupa konfirmasi jawaban
Menganalisis dan lalu peserta didik dibimbing oleh guru untuk
mengevaluasi menyimpulkan penerapan metode penentuan harga
proses pemecahan pokok produksi dengan benar
masalah 8. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk
mengerjakan latihan soal dan dikerjakan secara mandiri.
(Critical thinking, HOTS,PPK-Mandiri
PENUTUP
1. Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang
permasalahan yang disajikan
2. Peserta didik diminta mengerjakan tugas 2 dan
mengumpulkan paling lambat dikumpulkan satu hari
sebelum pertemuan selanjutnya.
3. Guru mengakhiri KBM dengan doa dan mengucapkan
salam

Pertemuan ke-3
SINTAK/TAHAP LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KETERANGAN
PENDAHULUAN
1. Guru memberi salam dan mengajak peserta didik berdoa
bersama (Religious)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
tentang topik yang akan diajarkan
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan
langkah pembelajaran
INTI
1. Peserta didik diminta mengerjakan soal UH dalam waktu
60 menit
2. Peserta didik diminta mengerjakan diminta mengerjakan Jujur
dengan sungguh-sungguh dan tanpa meminta bantuan
orang lain/mencontek Disiplin
3. Peserta didik diminta mengerjakan sesuai waktu yang
diberikan
PENUTUP
1. Peserta didik diminta mencari informasi kelangkaan di
berbagai sumber untuk materi pertemuan selanjutnya
2. Guru mengakhiri KBM dengan doa dan mengucapkan
salam
IV. Penilaian
1) Pengetahuan : Tugas 1, Tugas 2
2) Keterampilan : Laporan LK 1
3) Sikap PPK : Tanggung jawab dan disiplin
Program Remedial :
Remedial Tes diberikan kepada siswa yang mendapatkan nilai di bawah 75 (untuk pengetahuan),
dengan catatan jumlah siswa yang remedialnya sebanyak maksimal 30% dari jumlah seluruh siswa di
kelas. Dan jika jumlah siswa yang remedial mencapai 50% maka diadakan remedial teaching terlebih
dahulu, lalu dilanjutkan remedial tes.
Program Pengayaan :
Program pengayaan diberikan/ditawarkan kepada siswa yang mendapatkan nilai diatas 75 sebagai
bentuk pendalaman terhadap materi yang diberikan.

Mengetahui Bondowoso, 18 Juli 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Malik, M.Pd Rufi Indranti, S.Pd


NIP. 19650509 199512 1 001 NIP. -
KONTRAK BELAJAR

MATA PELAJARAN PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ………………………………..
Kelas : ………………………………..
Setuju dan sepakat bahwa:
1. Peserta didik dikatakan terlambat, jika masuk setelah Bu Indah Nurhayati, kecuali dengan ijin.
2. KKM nilai pengetahuan 75 dan ketrampilan 75
3. Bersikap jujur, dis dalam KBM
4. Mengikuti ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan
mengumpulkan tugas tepat waktu.
5. Mematuhi peraturan sekolah yang berlaku. (seragam, atribut seragam, rambbut, dll)
6. Jika melanggar kesepakatan, siap menanggung sanksi dan resiko tidak tuntas mata pelajaran
Ekonomi Bisnis.
Demikia kontrak belajar saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Bondowoso, …………….……. 2022


Orang Tua Peserta Didik

………………………… …………………………
PENILAIAN PENGETAHUAN

Teknik penilaian : Tugas terstruktur (Individu)


Instrumen : TUGAS 1
Petunjuk kerja:
1. Bacalah soal berikut ini !
2. Kerjakan soal latihan di google form.
3. Kerjakan dengan sungguh-sungguh!

SOAL:
1. Perhatikan pernyataan berikut ini!
(1) memenangkan persaingan di pasar;
(2) menghitung nilai persediaan barang jadi;
(3) dasar untuk mencari investor ;
(4) dasar menentukan harga jual;
(5) menghitung harga pokok penjualan
Yang bukan termasuk manfaat penetapan harga pokok produksi adalah .....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

2. Tn. Ilham mempunyai usaha konveksi, pada awal tahun ajaran baru mendapat pesanan kaos olah raga
dari SMK N 1 Jogonalan sebanyak 350 setel. Biaya yang dikeluarkan untuk meproduksi kaos olah raga
tersebut antara lain: bahan baku Rp 17.500.000,00; tenaga kerja Rp 3.000.000,00; listrik dan lain-lain Rp
500.000,00. Jika Tn. Ilham menginginkan keuntungan 25%, maka harga jual untuk satu setel kaos olah
raga adalah .....
A.Rp
60.000,00
B.Rp75.000,00
C.Rp
80.000,00
D. Rp 95.000,00
E. Rp 100.000,00

3. Dalam memproduksi kue kering, Ny. Amira harus membayar beban listrik Rp 325.000/bulan. Beban listrik
yang dibayar Ny. Amira merupakan salah satu unsur biaya produksi yaitu .....
A. Biaya bahan baku
B. Biaya tenaga kerja langsung
C. Biaya overhead pabrik
D. Biaya variable
E. Biaya tetap
4. Dalam usaha dagang, pedagang membeli barang dari supplier kemudian dijual kembali. Untuk
menentukan harga jual sebuah produk, pedagang menggunakan metode .....
A. Cost plus pricing
B. Mark-up pricing
C. Break Even pricing
D. Competitor pricing
E. Demand based pricing
5. Perusahaan A memiliki data sebagai berikut:
 Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp25.000.000,00
 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp55.000.000,00
 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp20.000.000,00
 Biaya Bahan Baku Rp42.000.000,00
 Harga Pokok Produksi Rp75.000.000,00
Berapakah Total Biaya Produksi jika perusahaan A menggunakan metode Full
Costing …. A. Rp 67.000.000,00
B. Rp 80.000.000,00
C. Rp 117.000.000,00
D. Rp 142.000.000,00
E. Rp 217.000.000,00

KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN


No KunciJawaban Skore

1 C 2
2 B 2
3 C 2
4 B 2
5 D 2
JUMLAH SCORE 10

Nilai perolehan = Skor perolehan x 100


Total Skor
PENILAIAN PENGETAHUAN

Teknik penilaian : TES TULIS


Instrumen : UH
KISI-KISI ULANGAN HARIAN
KOMPETENSI INTI
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan rasa prosedural berdasarkan ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.

KOMPETENSI DASAR
3.1. Menerapkan ilmu ekonomi dalam kegiatan usaha
3.2. Mengevaluasi masalah-masalah ekonomi

BENTUK TES : Pilihan Ganda

INDIKATOR MATERI INDIKATOR SOAL BENTUK NOMOR


PENCAPAIAN SOAL SOAL
KOMPETENSI
3.2.1 Mendiskripsikan Masalah pokok Peserta didik dapat Pilihan 1-5
masalah pokok ekonomi klasik menjelaskan masalah pokok Ganda
ekonomi klasik ekonomi klasik distribusi
3.2.2 Mendiskripsikan Masalah pokok Peserta didik dapat Pihan 6-10
masalah pokok ekonomi modern menjelaskan masalah pokok Ganda
ekonomi ekonomi
modern
3.2.3 Menjelaskan inti Inti masalah Peserta didik dapat Pihan 11
masalah ekonomi menjelaskan inti masalah Ganda
ekonomi ekonomi
Sistem Ekonomi Peserta didik dapat Pihan 12
3.2.4 Mendiskripsikan menjelaskan ciri-ciri sistem Ganda
sistem ekonomi ekonomi tradisional
Peserta didik dapat Pihan 13-16
menjelaskan kelebihan sistem Ganda
ekonomi komando
Peserta didik dapat 17-19
menjelaskan sistem ekonomi
kapitalis
Peserta didik dapat 20-25
menjelaskan sistem ekonomi
yang berlaku di Indonesia
Petunjuk kerja:
1. Bacalah soal berikut ini !
2. Kerjakan soal latihan di google form.
3. Kerjakan dengan sungguh-sungguh!

INSTRUMEN SOAL
1. Berikut bukan merupakan termasuk ke dalam biaya produksi
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d. Penyusutan peralatan produksi
e. Keuntungan yang diperoleh
2. Yang manakah berikut ini yang digolongkan sebagai biaya tetap?
a. Biaya bunga bank
b. Biaya penggunaan listrik
c. Biaya penggunaan air
d. Biaya penggunaan minyak untuk mobil perusahaan
e. Biaya tanah
3. Yang tidak termasuk ke dalam jenis-jenis biaya produksi….
a. Biaya administrasi
b. Biaya pemasaran
c. Biaya kerugian
d. Biaya keuangan
e. Biaya transportasi
4. Biaya margina akan mulai meningkat ketika ….
a. Produksi total mulai menurun
b. Biaya produksi total mencapai maksimum
c. Biaya produksi rata-rata mencapai minimum
d. Produksi marginal mulai merosot
e. Produksi berkurang
5. Rumus menghitung total Biaya tetap adalah ….
a. TC-TFC
b. TC-TVC
c. TVC : TC
d. TVC x TC
e. TC : TFC
6. Biaya untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu dinamakan ….
a. Biaya total rata-rata
b. Biaya total
c. Biaya tetap
d. Biaya variabel
e. Biaya semi variable
7. Faktor yang mempengaruhi skala ekonomis adalah...
a. Tingkat produksi yang ingin dicapai
b. Spesialisasi faktor produksi
c. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
d. Harga input yang digunakan dalam proses produksi.
e. Keuntungan yang diperoleh
8. Gaji karyawan termasuk ke dalam biaya ….
a. Tepat
b. Tetap
c. variabel
d. campuran
e. overhead
9. Biaya untuk membeli bahan baku termasuk biaya…
a. Tepat
b. Tetap
c. variabel
d. campuran
e. overhead
10. Faktor yang mempengaruhi skala ekonomis adalah ….
a. Tingkat produksi yang ingin dicapai
b. Spesialisasi factor produksi
c. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
d. Harga input yang digunakan dalam proses produksi.
e. Harga tetap.
11. Biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan, artinya biaya yang dikeluarkan
tidak berubah berapapun jumlah barang yang dihasilkan produsen. Contohnya biaya gaji, bunga utang
bank, sewa tempat dan sebagainya merupakan salah satu jenis biaya produksi yaitu …
a. Biaya tetap
b. Biaya variable
c. Biaya produksi
d. Biaya semi variable
e. Biaya overhead pabrik
12. Berikut ini yang tidak termasuk ke dalam biaya produksi adalah …
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur
d. Penyusutan peralatan produksi
e. Keuntungan yang diperoleh
13. Pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi merupakan pengertian
dari....
a. Biaya Produksi
b. Biaya
c. Keuntungan
d. Kerugian
e. Keberuntungan
14. Biaya total adalah seluruh biaya yang dikerjakan untuk memproduksi suatu barang dan jasa yang
dilakukan produsen. Biaya total merupakan penjumlahan dari ....
a. FC + VC
b. TFC + TVC
c. TVC + AVC
d. TFC + AVC
e. AFC + AVC
15. Perbedaan pokok dalam menentukan harga pokok produksi dengan metode full costing dan variabel
costing adalah ...
a. Terletak pada perlakuan biaya bahan baku
b. Terletak pada perlakuan biaya tenaga kerja
c. Terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik
d. Terletak pada perlakuan biaya bahan penolong
e. Terletak pada perlakuan biaya tenaga kerja tidak langsung
16. Diketahui data biaya produksi untuk membuat 5.000 buah sparepat komputer adalah sebagai berikut :
- Biaya Bahan baku Rp. 20.000.000,00
- Biaya angkut pembelian bahan baku sebesar Rp. 500.000,00
- Biaya tenaga kerja langsung Rp. 25.000.000,00
- Biaya overhead pabrik Rp. 4.500.000,00
- Biaya pemasaran Rp. 2.000.000,00
Berdasarkan data diatas, besarnya total biaya produksi adalah …
a. Rp. 50.000.000,00
b. Rp. 55.000.000,00
c. Rp. 60.000.000,00
d. Rp. 65.000.000,00
e. Rp. 70.000.000,00
17. Di bawah ini merupakan pengertian dari biaya produksi, yaitu...
a. Pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi
b. Biaya atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk
mendukung sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut
c. Akumulasi dari semua biaya - biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk
menghasilkan suatu produk atau barang
d. Biaya - biaya yang terlihat secara fisik seperti uang
e. Biaya - biaya yang tidak terlihat secara langsung seperti penyusutan barang modal
18. Di bawah ini yang termasuk dalam biaya tetap, yaitu ....
a. Biaya penggunaan miunyak untuk mobil perusahaan
b. Biaya penggunaan listrik
c. Biaya pengunaan air
d. Biaya sewa pabrik
e. Biaya tanah
19. Biaya untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi yertentu, merupakan
biaya produkai, yaitu ....
a. Biaya variabel
b. Biaya total
c. Biaya tetap
d. Biaya rata – rata
e. Biaya semi variabel
20. Upah lembur termasuk ke dalam biaya semi variabel. Hal ini disebabkan....
a. Karena gaji karyawan bisa berubah – ubah
b. Karena upah lembur adalah upah yang tetap
c. Tidak ada kriteria dalam menentukan upah karyawna
d. Upah karyawan tidak ditambah menjadi lembur
e. Biaya tersebut merupakan campuran dari gaji karyawan dan upah lembur
Pedoman Penilaian:
NOMER JAWABAN SKOR NOMER JAWABAN SKOR
1 C 5 11 A 5
2 A 5 12 E 5
3 C 5 13 B 5
4 C 5 14 B 5
5 A 5 15 C 5
6 A 5 16 A 5
7 B 5 17 C 5
8 B 5 18 D 5
9 C 5 19 D 5
10 B 5 20 E 5
50 50
100

Nilai perolehan = Skor perolehan x 100


Total Skor
PENILAIAN KETRAMPILAN

Teknik penilaian : Produk


Instrumen : TUGAS 2

Instrumen soal:
1. Perusahaan Bakpia 123 memproduksi 60.000 bakpia setiap tahunnya. Rincian bahan pembuatan

perharinya adalah sebagai berikut:


 Gandum 1kg seharga Rp 15.000,00
 Gula pasir 1 kg seharga Rp 13.000,00
 Mentega 750 gr seharga Rp 30.000,00
 Telur 3 butir seharga Rp 3.500,00
 Kacang hijau 1 kg seharga Rp 30.000,00
 Susu bubuk 500 gr seharga Rp 15.000,00
Hitunglah harga pokok produksi untuk tiap bakpia yang dijual jika hanya berdasarkan rincian biaya
tersebut!
2. Bila penjual Bakpia 123 menambahkan biaya berupa upah pegawai 2orang sebesar Rp
2.000.000,00; biaya kardus sebesar Rp 120.000,00; biaya listrik dan gas sebesar Rp 350.000,00;
biaya air sebesar Rp 65.000,00; dan biaya perawatan mesin produksi Rp 50.000,00. Cobalah
hitung harga pokok produksi setelah penambahan biaya lainnya dan berapakah selisih harga
pokok produksinya?

Pedoman Penilaian:
Aspek penilaian Skor Skor
Perolehan
Ketepatan materi 1 - 40
Ketepatan waktu mengumpulkan 1 - 40
Kerapian hasil 1 - 20
Total Skor 100 jumlah

Nilai perolehan = Skor perolehan x 100


Total Skor
PENILAIAN SIKAP

Teknik penilaian : Jurnal


Instrumen : rubrik penilaian sikap (jurnal)
CATATAN JURNAL SIKAP
Kelas/Semester : XII /Semester I
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Nama Guru : Rufi Indrianti, S. Pd

NO NAMA SISWA CATATAN PERILAKU TANGGAL KETERANGAN


LAMPIRAN MATERI

HAND OUT MATA PELAJARAN EKONOMI BISNIS KELAS X


KD 3.8 MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI

HARGA POKOK PRODUKSI

A. Konsep Biaya Produksi


Proses produksi yang dilakukan produsen pasti memerlukan biaya, besarnya biaya proporsional dengan banyak
barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi. Biaya produksi
dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan
untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa. Biaya produksi juga dapat didefinisikan sebagai semua
pengorbanan yang diperlukan untuk mendukung proses produksi barang atau jasa tertentu yang dinyatakan
dengan uang.
Produksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai guna suatu barang. Produk merupakan hasil
dari kegiatan produksi baik dalam bentuk barang atau jasa. Produsen adalah orang atau lembaga yang
menghasilkan produk sedangkan produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa
dalam suatu proses produksi.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang modal, sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan
dan asuransi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. Pajak

B. Faktor-faktor produksi
Faktor produksi merupakan bahan-bahan atau alat-alat yang digunakan atau mendukung kegiatan produksi.
Faktor-faktor produksi dibedakan menjadi dua yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.
1. Faktor produksi asli
a. Sumber daya alam (Natural Resources)
Sumber daya alam merupakan segala sumber yang telah tersedia di alam dan dapat digunakan untuk
proses produksi dalam usaha mencapai kemakmuran. Sumber daya alam dapat dibagi menjadi sumber
daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
b. Tenaga Kerja (Labour)
Tenaga kerja merupakan segala kegiatan manusia, baik fisik (jasmani) maupun rohani yang digunakan
untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa. Faktor produksi tenaga kerja dapat dibedakan menjadi :
 Tenaga kerja jasmani merupakan segala kemampuan fisik yang diperlukan dalam proses produksi,
terbagi menjadi :
 Tenaga kerja terdidik (skilled labour) misalnya dokter
 Tenaga kerja terlatih (trined labouri) misalnya sopir, montir
 Tenaga kerja tidak terdidik/terlatih misalnya pesuruh
 Tenaga kerja rohani merupakan segala kemampuan psikis yang diperlukan dalam proses
produksi biasanya berupa ide atau gagasan.
2. Faktor produksi turunan
a. Modal (capital)
Modal merupakan segala kelengkapan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan produksi lebih lanjut,
baik berupa barang maupun uang.
 Modal menurut sumber kepemilikannya
 Modal sendiri yaitu modal yang sumbernya berasal dari pemilik atau dari hasil menyisihkan
sebagian keuntungan yang diperlukan dari hasil produksi.
 Modal asing yaitu modal yang sumbernya berasal dari pinjaman lembaga keuangan baik bank
maupun bukan bank.
 Modal menurut sifatnya
 Modal tetap yaitu modal yang sifatnya tetap dan tidak terpengaruh besarnya produksi serta tidak
habis dalam satu kali pakai. Misalnya : mesin, gedung, tanah dan lain-lain.
 Modal lancar yaitu modal yang sifatnya habis satu kali pakai untuk setiap kali proses
produksi seperti modal untuk bahan bakar
 Modal variabel yaitu modal yang besarnya diperngaruhi oleh banyaknya jumlah produksi
yang dihasilkan, misalnya modal untkuk biaya tenaga kerja (gaji karyawan), biaya listrik dan
telepon
 Modal menurut fungsinya
 Modal individu yaitu modal yang sumbernya berasal dari perorangan/individu dan digunakan
untuk kepentingan pribadi.
 Modal kelompok yaitu modal yang sumbernya berasal dari patungan antar beberapa orang
atau kelompok tertentu, biasanya digunakan untuk kepentingan bersama.
b. Keahlian/Kewirausahaan (skill/entrepreneurship)
 Keahlian memimpin (managerial skill), seorang tenaga ahli dalam mengorganisasi faktor-faktor
produksi dan kemampuan menggunakan teknik serta metode baru dalam proses produksi
 Keahlian teknologi (technological skill) adalah tenaga ahli dalam hal teknik ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan ekonomi dalam produksi
 Keahlian mengorganisasi (organization skill) adalah tenaga ahli dalam mengatur berbagai usaha
perusahaan, baik yang bersifat intern maupun ekstern.

C. Tahapan proses produksi


1. Routing → menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari bahan baku mentah
sampai menjadi akhir, termasuk di dalamnya mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2. Schedulling → menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan proses produksi yang disinergikan sebagai
suatu kesatuan. Dari schedulling akan diketahui penggunaan waktu pada setiap pemrosesan produksi
3. Dispatching → menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk melaksanakan operasi
proses produksi yang sudah direncanakan dalam routing dan schedulling
4. Follow up → menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong
terkoordinirnya seluruh perencanaan proses produksi.

D. Jenis-jenis biaya produksi


Biaya produksi dibedakan menjadi :
1. Biaya eksplisit
Biaya eksplisit adalah pembayaran langsung yang dilakukan oleh pihak perusahaan atas keperluan-keperluan
yang bisa membuat perusahaan tersebut tetap berjalan, misalanya gaji karyawan, sewa gedung dan
pengadaan material.
2. Biaya Implisit
Biaya implisit adalah biaya yang sebenarnya sudah ada, namun masih belum dimasukkan ke dalam catatan
beban. Biaya implisit adalah potensi adanya biaya tambahan dalam proses produksi suatu produk. Contoh
dari biaya implisit adalah penyusutan mesin produksi.

Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi dibedakan menjadi :


1. Jangka waktu pendek
a. Biaya Tetap (fixed cost/FC)
Biaya Tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Artinya,
biaya yang dikeluarkan tidak berubah berapapun jumlah barang yang dihasilkan produsen. Contohnya
biaya gaji, bunga utang bank, sewa tempat dan sebagainya.
Biaya tetap dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.
 Biaya tetap total (Total Fixed Cost/TFC)
Rumus :TFC = TC - TVC
 Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)
Rumus :ATC = TC/Q
b. Biaya Variabel ( Variabel Cost/VC)
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung kepada jumlah barang yang dihasilkan. Artinya,
besarnya biaya variabell dipengaruhi oleh jumlah barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang
diproduksi, semakin banyak biaya variabel.
Biaya variabel dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut:
 Biaya variabel total (total variabel cost/TVC)
Rumus :TVC = TC - TFC
 Biaya variabel rata-rata (average variabel cost/AVC)
Rumus :AVC = TVC/Q
c. Biaya Total ( Total Cost/TC)
Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa yang
dilakukan produsen. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel
total (TVC).
Rumus :TC = TFC + TVC
d. Biaya Marginal (marginal cost/MC)
Biaya marginal adalah perubahan biaya total (ATC) jika produksi ditambah/dikurangi satu unit. Dengan
kata lain, MC adalah tambahan atau pengurangan biaya jika produsen menambah/mengurangi satu unit
produksi. MC mula-mula menurun, tetapi selanjutnya meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah
barang yang dihasilkan.
Rumus : MC = ∆ TC/∆ Q

2. Jangka waktu panjang


Biaya jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat berubah-ubah. Berikut
merupakan jenis-jenis biaya waktu panjang :
a. Biaya marjinal jangka panjang
Biaya marjinal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.
Rumus :LMC = ∆LTC / ∆Q
b. Biaya rata-rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk setiap satu unit barang yang diproduksi oleh
produsen. Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan, maka biaya rata-rata (AC) akan semakin
menurun sampai mencapai titik terendah pada jumlah produksi tertentu. Namun, jika jumlah produksi
ditingkatkan lagi, AC bergerak naik kembali.
Rumus :AC = TC / Q
Biaya produksi jika dilihat dari volume kegiatannya, dibagi menjadi :
1. Biaya tetap
Dalam kaitannya dengan ranah ekonomi, biaya tetap adalah ebban biaya yang tidak tergantung atas volume
produksi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Biaya tetap biasanya dipengaruhi oleh waktu, seperti gaji
karyawan atau sewa gedung. Biaya tetap bisa juga disebut dengan biaya tambahan. Biaya tetap berbeda
dengan biaya variabel karena biaya variabel lebih tergantung pada volume produksi suatu perusahaan.
Biaya tetap bukanlah biaya yang bersifat permanen. Biaya tersebut bisa berubah-ubah seiring waktu. Namun,
tidak bisa diubah oleh volume produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.
2. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan volume barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan. Biaya variabel adalah jumlah seluruh biaya marjinal. Jumlah biaya variabel dapat mempengaruhi
banyak faktor, diantaranya biaya tetap, lamanya suatu proyek yang dilakukan perusahaan, ketidakpastian dan
rentang potongan harga atas suatu produk. Jenis-jenis biaya variabel :
a. Biaya variabel total atau Total Variable Cost (TVC)
Biaya variabel total merupakan seluruh biaya yang harus dikeuarkan selama masa produksi untuk
memperoleh hasil produksi yang diinginkan. Jumlah biaya variabel total berubah-ubah sesuai dengan
proses produksi dan hasil produksi.
b. Biaya variabel rata-rata atau Average Variable Cost (AVC)
Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang diperoleh dari perhitungan biaya variabel dibagi dengan
jumlah produksi. Biasanya, hubungan antara total biaya variabel dengan proses produksi adalah
hubungan sejajar. Artinya total biaya variabel dianggap meningkat apabila proses produksi juga
meningkat. Namun pada kenyataannya, hubungan antara biaya variabel dengan proses produksi sangat
jaranga sekali.
Karakteristik biaya variabel yaitu :
 Jumlahnya bisa berbeda-beda, tergantung dari volume produksi di dalam suatu perusahaan
 Biaya variabel biasaya bersifat konstan jika dibandingkan dengan volume produksi suatu perusahaan
 Biaya variabel adalah biaya yang mudah dilacak
 Setiap manajer bisa membuat siasat dalam mengontrol besar kecilnya biaya variabel
3. Biaya semi variabel
Biaya semi variabel atau biaya campuran adalah biaya yang merupakan campuran dari biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya semi variabel bersifat tetap dalam tingkatan produksi atau konsumsi tertentu, namun berubah
biaya variabel ketika tingkat konsumsi atau produksi melebihi standar yang ditentukan. Contoh biaya semi
variabel adalah lembut produksi. Gaji karyawan adalah biaya tetap yang digabung dengan biaya variabel,
yang berupa upah lembur. Selain itu, biaya pengunaan internet juga dapat menjadi contoh dari biaya semi
variabel, jika penggunaan internet melebihi standar yang ditentukan, akan terdapat biaya tambahan atas
penggunaan yang melampaui batas yang ditentukan.

E. Metode penghitungan biaya produksi


1. Metode full costing
Metode full costing diartikan sebagai metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan unsur biaya
produksi ke dalam biaya produksi suatu produk, terdiri dari Biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja
langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP) baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Jadi biaya
produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya sebagai berikut :
- Biaya bahan baku Rp. xxx
- Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx
- Biaya overhead pabrik variable Rp. xxx
- Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx
Biaya produksi Rp. Xxx
Harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya
produksi (BBB, BTKL, BOP variabel dan BOP tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya
pemasaran dan administrasi/umum).
2. Metode variable costing
Variable costing merupakan metode dalam penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya
produksi yang berperilaku variabel saja ke dalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku (BBB),
biaya atenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP) variable. Jadi biaya produksi menrut
metode Variable costing terdiri dari :
- Biaya Bahan baku Rp. xxx
- Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx
- Biaya overhead pabrik variable Rp. xxx
Biaya produksi Rp. xxx
Harga pokok produk dihitung dengan pendekatan variable costing teridir dari unsur produksi variabel (BBB,
BTKL dan BOP variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya
administrasi & umum) dan biaya tetap (BOP tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi & umum
tetap.

Tujuan dari menghitung biaya produksi :


1. Menentukan harga jual yang tepat
Dengan mendapatkan biaya produksi atau ongkos perakitan yang tepat, maka dengan mudah dapat
menentukan harga jual dengan keuntungan (margin) yang diinginkan dan juga dapat diterima oleh pelanggan.
2. Memperbaiki kualitas bahan baku
Bahan baku produksi umumnya merupakan komponen terbesar dalam ongkos perakitan. Dengan mengerti
dengan detil ongkos bahan baku, dapat berusaha untuk mencari cara agar terus mencari sumber bahan baku
yang lebih baik, sehingga barang yang dihasilkan semakin berkualitas dan menghindari kegagalan pabrikasi.
3. Memperbaiki sumber dari bahan baku
Selain mencari bahan baku yang berkualitas, bisa mencari sumber-sumber bahan baku dari supplier yang
beragam. Hal ini agar mendapatkan bahan baku yang lebih baik dan lebih murah, sehingga pada akhirnya
menurunkan pengeluaran.
4. Efisiensi dalam proses produksi
Selain bahan baku, komponen kedua yang cukup besar adalah penggunaan sumber daya baik sumber daya
manusia atau mesin yang digunakan. Dengan mengerti masing-masing ongkos pengeluaran secara detil, akan
dapat melakukan efisiensi di dalam setiap proses yang terjadi. Efisiensi bisa sampai melakukan proses tertentu
dalam perakitan dimana pihak lain atau supplier dapat melakukan dengan lebih effisien.
5. Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
Dengan perhitungan biaya produksi yang tepat, pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengeluaran
meliputi pembelian bahan baku, pembelian mesin atau alat produksi, dan menentukan harga jual dan untuk
menentukan keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan

Elemen Biaya Produksi


1. Bahan Baku Langsung (Direct Material)
Bahan baku langsung merupakan biaya bahan yang memiliki bentuk fisik serta diidentifikasi sebagai bahan awal
atau mentah yang langsung bersentuhan dalam sebuah proses produksi. Bahan baku ini nantinya akan diolah
agar menjadi sebuah produk yang memiliki nilai tukar.
Contoh pada warung kopi, bahan baku langsung adalah, Biji Kopi, Susu, Gula, Air, Es dan bahan lainnya yang
langsung digunakan pada proses pembuatan minuman kopi. Contoh lainnya pada pabrik Roti adalah Terigu,
Telur, Susu, Cokelat, Keju, Mentega, Minyak dan lainnya.
2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah ongkos yang dibayarkan kepada pegawai yang terlibat langsung dalam
jalannya proses produksi barang.
Contoh pada warung kopi: ongkos upah, lembur, tunjangan, asuransi barista yang membuat kopi. Contoh pada
pabrik roti adalah staff pabrik yang setiap hari melakukan proses pembuatan, mulai dari membuat adonan,
memanggang sampai pengemasan barang jadi.
3. Overhead Pabrik (Factory Overhead)
Biaya Overhead Pabrik adalah pengeluaran yang tidak langsung berkaitan dengan proses produksi. Pengeluaran
overhead pabrik terdiri dari:
1) Bahan Material Tidak Langsung (Indirect Material)
Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi namun cenderung sulit untuk
untuk dialokasikan untuk setiap barang jadi.
Contoh pada warung kopi: cairan pembersih mesin pembuat kopi. Pada pabrik roti, oli untuk mesin, sabun
dan air pembersih lantai perakitan setiap hari.
2) Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pegawai yang tidak terlibat langsung dalam proses
pembuatan.
Contoh pada warung kopi: petugas keamanan. Pada pabrik roti bagian administrasi, pengawas dan
supervisor quality control di pabrik. Semua pengeluaran yang dikeluarkan untuk mereka akan
diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung.
3) Biaya Overhead Lain
Biaya overhead adalah semua biaya diluar pengeluaran diatas yakni meliputi:
o Pemeliharaan mesin, pabrik
o Amortisasi dan depresiasi (penyusutan) mesin dan bangunan pabrik
o Air, listrik, gas pabrik
o Asuransi pabrik
o Sewa, dan lainnya.
Contoh Perhitungan Biaya Produksi
“Emphuk” merupakan perusahaan pembuat roti, dimana dalam 1 bulan perusahaan bisa membuat 300,000 roti atau
10,000 roti setiap harinya. Berikut rincian ongkos produksi roti setiap bulannya:
 Rp. 300,000,000 untuk biaya terigu, keju, cokelat.
 Rp. 100,000,000 untuk biaya karyawan langsung, mulai dari pengadukan, pembentukan, pemanggangan, dan
pengemasan.
 Rp. 50,000,000 untuk biaya listrik, gas, penyusutan mesin, sewa tempat.
 Rp. 10,000,000 untuk gaji satpam pabrik dan admin pabrik
a. Hitunglah biaya produksi metode full costing !
b. Hitunglah biaya produksi metode Variable costing per hari!
Jawaban:
Diketahui:
 Biaya bahan baku : 300,000,000
 Biaya tenaga kerja langsung : 100,000,000
 Biaya overhead pabrik variable : 50,000,000
 Biaya overhead pabrik tetap : 10,000,000
 Jumlah produksi 300,000 roti/bulan atau 10,000 roti setiap harinya
Ditanya: a. Hitunglah biaya produksi metode full costing
b. Hitunglah biaya produksi metode variable costing per hari
Jawab:
a. biaya produksi Metode full costing
Biaya bahan baku 300,000,000
Biaya tenaga kerja langsung 100,000,000
Biaya overhead pabrik variable 50,000,000
Biaya overhead pabrik tetap 10,000,000 +
Biaya produksi 460,000,000
Jadi biaya produksi metode full costing per bulan sebesar Rp.460,000,000

b. biaya produksi metode Variable costing


Biaya Bahan baku 300,000,000
Biaya tenaga kerja langsung 100,000,000
Biaya overhead pabrik variable 50,000,000 +
Biaya produksi 350,000,000
Biaya produksi roti per hari = Total biaya produksi : jumlah roti per hari

= 350.000.000 : 10.000

= 35.000

Jadi biaya produksi metode variable costing per hari sebesar Rp.35.000,00

Soal Latihan!
KVN merupakan perusahaan pembuat keripik tape dimana dalam 1 bulan perusahaan bisa membuat 2.000
bungkus atau 100 bungkus setiap harinya. Berikut rincian ongkos produksi keripik tape KVN  setiap bulannya:
 Rp. 20,000,000 untuk biaya singkong, minyak goreng, bumbu dan gas.
 Rp. 2,000,000 untuk upah pekerja
 Rp. 5,000,000 untuk biaya listrik, gas, penyusutan mesin
 Rp. 1,000,000 untuk gaji satpam pabrik 

a.     Hitunglah biaya produksi metode full costing !


b.    Hitunglah biaya produksi metode Variable costing per hari!

F. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI


Ada beberapa tahap untuk menghitung Harga pokok produksi yang digunakan untuk perhitungan
harga pokok produksi. Rumus harga pokok produksi untuk perhitungan diawali dengan
menghitung bahan baku, biaya produksi, persediaan barang dan harga pokok penjualan. Berikut
rumus yang bisa pakai sebagai metode atau cara menghitung suatu harga pokok produksi, yaitu:
Tahap 1 : Menghitung bahan baku yang digunakan, dengan rumus :
Bahan baku yang digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan
baku
Tahap 2 : Menghitung biaya produksi, dengan rumus :
Total biaya produksi = bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya
overhead produksi
Tahap 3 : Menghitung harga pokok produksi, dengan rumus :
Harga pokok produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses
produksi – saldo akhir persediaan barang dalam proses produksi
Tahap 4 : Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan rumus :
HPP adalah harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan barang akhir

Cara Perhitungan Harga Pokok Produksi


Inilah contoh dari cara menghitung production cost. Misalnya saja perusahaan ABC bergerak di bidang pakaian jadi,
dalam kurun waktu satu bulan bisa memproduksi 5000 produk pakaian jadi yang dipasarkan pada 2 toko besar dan e-
commerce secara online.
Pada proses produksi 5.000 produk pakaian jadi, maka diperlukan:
 Rp. 80.000.000 untuk pengadaan bahan baku
 Rp. 30.000.000 sebagai gaji karyawan
 Rp. 20.000.000 untuk endorsement
 Rp. 15.000.000 guna launching produk mengundang media
 Rp. 12.000.000 digunakan sebagai bandwith kuota internet
 Rp. 6.000.000 untuk transport produk ke 2 toko besar
 Rp. 10.000.000 packaging produk.
 Rp. 3.000.000 digunakan sebagai pengeluaran gudang penyimpanan.
Setelah ditambahkan semua biaya tersebut maka menghasilkan produksi sebesar Rp 176.000.000 dan dibagi dengan
5000 unit, hasilnya biaya rata-rata atau Average Cost untuk satu buah barang adalah Rp 35.200.
Contoh lain, sebuah PT XYZ perusahaan dalam pengadaan alat rumah tangga. Di awal juli, PT XYZ  memiliki laporan
bisnis sebagai berikut,
 Persediaan bahan baku mentah Rp. 50.000.000
 Bahan baku setengah jadi, Rp 80.000.000
 Barang jadi yang siap dijual Rp. 110.000.000
 Pembelian persediaan bahan baku, Rp. 700.000.000
 Biaya pengiriman Rp. 10.000.000.
 Biaya pemeliharaan mesin Rp 8.000.000
 Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi, Rp. 50.000.000
 Sisa bahan baku setengah jadi, Rp. 10.000.000
 Alat rumah tangga siap dijual Rp. 25.000.000.
Tahap 1 :
Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku- saldo akhir bahan baku
80.000.000 + ( 700.000.000 +10.000.000) – 50.000.000 = 740.000.000
Tahap 2 :
Total production cost = bahan baku digunakan + tenaga kerja langsung + overhead produksi
135.000.000+ 8.000.000 = 143.000.000
Tahap 3 :
Harga pokok produksi = total biaya + saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan
143.000.000 + 80.000.000 – 10.000.000 = 213.000.000
Tahap 4 :
HPP = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan barang akhir.
213.000.000 + 110.000.000 – 25.000.000 = 298.000.000
Jadi, harga pokok produksi bulan juli, Rp 298.000.000.

HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)


Harga Pokok Penjualan adalah istilah pada akuntansi / keuangan yang digunakan untuk menggambarkan
total pengeluaran biaya langsung oleh perusahaan yang timbul dari barang dan/atau jasa yang diproduksi,
dan dijual dalam kegiatan bisnis dalam satu periode umumnya bulanan dan tahunan.

TUJUAN MENGHITUNG HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)


Tujuan menghitung HPP ini adalah untuk mengukur biaya sebenarnya dalam memproduksi barang
dagangan atau jasa yang dibeli pelanggan untuk periode tertentu. Tentunya dengan kita bisa menghitung
biaya sebenarnya dari barang dan jasa yang dijual, kita bisa dengan akurat mementukan harga jual yang
tepat untuk pelanggan kita, sehingga kita dapat mengetahui berapa keuntungan yang kita peroleh pada
periode tertentu.
Selain itu perhitungan HPP sangat penting bagi manajemen karena dapat membantu manajemen
menganalisa seberapa baik mereka mengendalikan biaya pembelian dan biaya tenaga kerja (upah/gaji).
Para Kreditor atau Investor juga dapat menggunakan HPP untuk menghitung margin kotor bisnis (gross
margin) dan menganalisis berapa persentase pendapatan yang masih tersedia untuk menutupi biaya
operasionalnya.
Produsen maupun retailer (pengecer) pasti akan mencatat HPP ke dalam Laporan Laba Rugi mereka
sebagai beban langsung setelah pendapatan pada periode tertentu. HPP kemudian dikurangi dari Total
Pendapatan untuk mengetahui Margin Kotornya.

CARA MENGHITUNG HPP / HARGA POKOK PENJUALAN


Cara menghitung HPP dihitung dengan cara menambahkan Pembelian Bersih ke Persediaan Awal periode
tertentu kemudian mengurangkannya dengan Persediaan Akhir untuk periode tersebut.
Berikut ini Rumus Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir
Pembelian Bersih
Pembelian Bersih adalah keseluruhan pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan, untuk
pembelian barang tunai atau kredit, ditambah dengan biaya langsung seperti ongkos angkut. Pembelian
dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian, sehingga didapat nilai pembelian yang bersih
atau sesungguhnya, dalam suatu periode.
Persediaan Awal
Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan yang tersedia di awal periode akuntansi
perusahaan misalnya awal bulan atau awal tahun. Saldo persediaan awal barang ini bisa dicek di neraca
saldo periode berjalan atau neraca saldo di awal perusahaan pada tahun sebelumnya.
Persediaan Akhir
Persediaan akhir barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia di akhir periode akuntansi
perusahaan misalnya di akhir bulan atau di akhir tahun buku berjalan. Nilai saldo ini umumnya didapat dari
penghitungan stock opname atau fisik stok, untuk perusahaan yang belum menggunakan aplikasi stok atau
akutansi.
Contoh Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Pada Perusahaan Dagang
Sebuah toko ritel yang menjual cemilan / snack yang sedang menyelesaikan laporan keuangan akhir tahun
2019 dan menghitung jumlah persediaan seperti pada data berikut ini :
Diketahui :
Persediaan Awal Barang Tahun 2019 = Rp. 300.000.000,-
Pembelian baru selama Tahun 2019 = Rp. 500.000.000,-
Persediaan Akhir Barang Tahun 2019 = Rp. 200.000.000,-
Penyelesaian :
HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal Barang – Persediaan Akhir Barang
HPP = Rp. 500.000.000 + Rp. 300.000.000 – Rp. 200.000.000
HPP = Rp. 600.000.000,-
Jadi, toko ritel cemilan tersebut menjual barang dagangannya sebesar Rp. 600.000.000,- selama tahun ini
dan hanya menyisakan barang dengan nilai sebesar Rp. 100.000.000,- pada tanggal 31 Desember 2019.
Informasi ini tidak hanya membantu toko ritel tersebut untuk merencanakan pembelian untuk tahun
depan namun juga akan membantunya mengevaluasi biayanya. HPP ini juga dapat memberikan informasi
tentang margin penjualan untuk setiap produk apabila dibuat penggolongan untuk setiap kategori produk.
Dengan demikian, manajemen dapat mengetahui produk mana yang paling menguntungkan dan
menghasilkan uang yang paling banyak.

https://www.ireappos.com/news/id/apa-itu-harga-pokok-penjualan-hpp-dan-cara-menghitung-hpp/
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan atau HPP Dengan Rumus HPP Adalah Sebagai Berikut
Berikut adalah cara untuk menghitung Harga Pokok Penjualan atau HPP:
Menghitung penjualan bersih

Penjualan bersih adalah salah satu unsur pendapatan perusahaan.


Beberapa unsur yang ada pada penjualan bersih seperti :
Retur pembelian
Pembelian kotor
Pengurangan harga
Ongkos angkut tidak termasuk karena termasuk biaya umum.
Nilai Penjualan bersih didapat dari nilai penjualan dikurangi nilai retur penjualan yang sudah dijumlahkan
dengan potongan penjualan.
Rumus menghitung Penjualan bersih adalah:
Penjualan bersih = penjualan – (retur penjualan + potongan penjualan)
Menghitung pembelian bersih
Unsur-unsur yang termasuk ke dalam pembelian bersih diantaranya adalah:
Pembelian kotor
Pengurangan harga
Retur pembelian
Potongan pembelian
Nilai pembelian bersih didapat dari menjumlahkan pembelian dengan ongkos angkut pembelian kemudian
dikurangi dari jumlah dari retur pembelian dengan potongan pembelian.
Baca Juga : Perbedaan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur dengan Perusahaan Dagang
Rumus menghitung pembelian bersih adalah:
Pembelian bersih = (Pembelian + ongkos angkut pembelian) – (retur pembelian + potongan pembelian)
Menghitung persediaan barang
Nilai persediaan barang didapat dari menjumlahkan persediaan awal dengan pembelian bersih.
Rumus menghitung persediaan barang adalah:
Persediaan barang = persediaan awal + pembelian bersih
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan atau HPP Adalah Dengan Menggunakan Rumus Berikut
Nilai angka Harga pokok penjualan atau HPP ini bisa didapat dengan cara menjumlahkan pembelian bersih
dan persediaan awal kemudian dikurangi dengan persediaan akhir dalam satu periode tertentu.
Rumus menghitung HPP adalah:
Rumus Perhitungan Harga pokok penjualan (HPP) = persediaan barang – persediaan akhir.
Cara Menghitung HPP Bagi Perusahaan Manufaktur Adalah Sebagai Berikut
Untuk perusahaan manufaktur, perhitungannya sedikit berbeda dengan perusahaan dagang.
Perusahaan menufaktur memiliki perhitungan HPP yang sedikit rumit dan melalui beberapa tahapan agar
hasilnya akurat dan tepat.
Berikut adalah tahapan menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur:
Menghitung bahan baku yang digunakan
Bahan baku yang dihitung adalah bahan baku untuk proses produksi atau pembuatan produk tertentu.
Nilai bahan baku yang digunakan didapat dari menjumlahkan persediaan bahan baku awal dengan
pembelian bahan baku.
Kemudian dikurangi dengan persediaan bahan baku akhir.
Baca Juga : Stok Barang Persediaan Adalah? Berikut Penjelasannya  
Rumus menghitung bahan baku yang digunakan adalah:
Bahan Baku Yang Digunakan = Persediaan Bahan Baku awal + Pembelian Bahan Baku – Persediaan Bahan
Baku akhir
Menghitung biaya produksi
Total biaya produksi dapat didapat dengan cara menjumlahkan bahan baku yang digunakan dengan biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead produksi.
Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah:
Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi
Baca Juga : Solusi Simpel Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaaan
Menghitung harga pokok produksi
Harga pokok produksi didapat dengan cara menjumlahkan total biaya produksi dengan persediaan barang
dalam proses produksi awal dikurangi dengan persediaan barang dalam proses produksi akhir.
Rumus untuk menghitung harga pokok produksi atau HPP adalah :
Rumus Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + persediaan barang dalam proses produksi awal –
persediaan barang dalam proses produksi akhir
Menghitung harga pokok penjualan
Nilai dari HPP ini bisa didapat dari harga pokok produksi dijumlah dengan persediaan barang awal lalu
dikurangi dengan persediaan barang akhir.
Rumus yang digunakan untuk menghitung HPP perusahaan manufaktur adalah:
Rumus HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang akhir
https://www.jurnal.id/id/blog/apa-yang-dimaksud-harga-pokok-penjualan-hpp/

Sumber:
https://smkindonesia1.blogspot.com/2018/09/materi-produk-kreatif-dan-kewirausahaan_70.html#gsc.tab=0
https://shalura.wordpress.com/biaya-produksi-prototype-produk-barang-jasa/
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-biaya-produksi-dan-cara-hitung/
https://www.ireappos.com/news/id/apa-itu-biaya-produksi-dan-contoh-menghitungnya/
https://www.jurnal.id/id/blog/apa-yang-dimaksud-harga-pokok-penjualan-hpp/
https://alumak.id/blog/cara-menghitung-harga-pokok-produksi-dan-harga-pokok-penjualan-hpp/

KOMPONEN-KOMPONEN DALAM HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)


Komponen-komponen dari Harga Pokok Produksi dan harga pokok penjualan, yaitu :
1 Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku merupakan seluruh biaya yang terlibat dan digunakan untuk kebutuhan membeli
bahan baku produksi bagi sebuah perusahaan. Biaya-biaya tersebut tidak hanya sekedar dihitung dari
harga bahan baku saja, tetapi juga mengenai biaya lain dan proses untuk mendapatkan biaya bahan
baku tersebut.
Jadi Biaya bahan baku meliputi biaya bahan pokok, harga bahan tambahan, biaya distribusi, dan
ongkos-ongkos lain yang menyebabkan ketersediaan bahan baku tersebut.

2 Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja merupakan seluruh biaya yang digunakan untuk membayar tenaga kerja (karyawan)
yang dipekerjakan untuk memperoleh barang produksi suatu perusahaan.
Jadi, biaya tenaga kerja langsung ini melibatkan biaya gaji karyawan dan hal-hal lain yang
melibatkannya. Seperti tunjangan karyawan dan fasilitas-fasilitas untuk keperluan kerja para karyawan.

3 Biaya Overhead
Biaya overhead merupakan segala bentuk biaya yang diperlukan dalam kegiatan memproduksi bahan
baku menjadi barang yang siap untuk dijual. Biaya ini meliputi ongkos biaya tenaga kerja tidak
langsung, biaya penyusutan peralatan industri, perawatan dan servis alat-alat produksi.

4 Persediaan Awal Barang


Persediaan awal barang merupakan segala persediaan barang yang terdapat di awal tahun buku
berjalan atau saldo yang dimiliki perusahaan pada laporan neraca tahun sebelumnya.

5 Persediaan Akhir Barang (End Inventory)


Persediaan akhir barang merupakan persediaan barang-barang pada akhir suatu periode tertentu atau
tahun buku berjalan.

6 Pembelian Bersih
Pembelian bersih merupakan segala biaya yang mencakup pembelian barang untuk produksi, baik
biaya bahan baku maupun biaya bahan pelengkap.
 
CARA MENGHITUNG HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)
Setelah komponen-komponen terangkum dengan lengkap, maka tahap selanjutnya adalah menghitung
besarnya Harga Pokok Produksi (HPP). Cara menghitung harga harga pokok produksi (HPP) dapat dilakukan
dengan mengikuti Langkah-langkah berikut ini.
 
1.  Tahap 1 (Menghitung Biaya Bahan Baku)
Bahan baku yang digunakan atau biaya bahan baku dapat dihitung dengan cara menjumlahkan saldo awal
bahan baku dan pembelian bahan baku kemudian dikurangi saldo akhir bahan baku. Rumus menghitung
biaya produksi berupa bahan baku yang digunakan yaitu:
 
Biaya Bahan Baku = Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku
 
2.  Tahap 2 (Menghitung Biaya Produksi)
Cara Menghitung Biaya Produksi dapat dilakukan dengan menjumlahkan 3 biaya komponen Harga Pokok
Penjualan yang pertama (Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead). Dengan demikian,
Rumus menghitung biaya produksi adalah :.
 
Biaya produksi = biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead Produksi
 
3.  Tahap 3 (Menentukan Harga Pokok Produksi)
Cara Menghitung Harga Pokok Produksi dapat dilakukan dengan menjumlahkan biaya produksi dan saldo
awal persediaan barang kemudian dikurangi saldo akhir persedian barang. Rumus untuk menghitung harga
pokok produksi adalah :
 
Harga produksi = Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang – Saldo akhir persediaan barang
 
4.  Tahap 4 (Menghitung HPP)
Cara Menghitung HPP dapat dihitung dengan menjumlahkan harga pokok produksi dengan persediaan
barang awal kemudian dikurangi persediaan barang akhir. Rumus Menghitung HPP dapat dituliskan sebagai
berikut:
 
Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir
 
Contoh Perhitungan HPP
PT. Pangan Sentosa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi makanan. Pada bulan Juni
diperoleh data kepemilikan persediaan bahan baku PT. Pangan Sentosa yang meliputi:
1)    bahan baku mentah       : Rp 60.000.000,00
2)   bahan setengah jadi        : Rp 90.000.000,00
3)   Makanan siap jual            : Rp 120.000.000,00
 
Untuk proses produksi makanan yang akan dijual di bulan Agustus PT. Pangan Sentosa melakukan:
1)    pembelian bahan baku            : Rp 750.000.000,00
2)   biaya pengiriman                       : Rp 10.000.000,00
3)   Biaya pemeliharaan bahan baku : Rp 9.000.000,00
 
PT. Pangan Sentosa juga memiliki sisa penggunaan bahan bahan baku pada akhir bulan Juli dengan rincian :
1 Sisa bahan baku          : Rp 50.000.000,00
2 Sisa bahan setengah   : Rp 8.000.000,00
3 Sisa makanan siap jual : Rp 25.000.000,00
Dari data-data di atas, dapat dilakukan Cara Menghitung HPP sebagai berikut:
1 Biaya Bahan Baku = Rp 60.000.000,00 + (Rp750.000.000,00 + Rp10.000.000,00) – Rp50.000.000,00 =
Rp770.000.000,00
2 Biaya Produksi       = Rp 145.000.000,00 + Rp9.000.000 = Rp 154.000.000,00
3 Harga Pokok Produksi = Rp 154.000.000,00 + Rp 90.000.000,00 – Rp 8.000.000,00 = Rp
236.000.000,00
4 4)   HPP              = Rp236.000.000,00 + Rp120.000.000,00 – Rp25.000.000,00 = Rp331.000.000,00
 
Dengan demikian, diperoleh Harga Pokok Produksi pada bulan Agustus adalah Rp 236.000.000,00 dan
harga pokok penjualan (HPP) adalah Rp 331.000.000,00.

https://alumak.id/blog/cara-menghitung-harga-pokok-produksi-dan-harga-pokok-penjualan-hpp/

Anda mungkin juga menyukai