LKPD Sistem Alat Indera
LKPD Sistem Alat Indera
LKPD
Sistem Alat Indera
NAMA KELOMPOK:
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk Penggunaan
Anosmia adalah gangguan pada indra penciuman yang cukup mengganggu. Pasalnya, indra penciuman merupakan salah satu
indra utama yang sangat penting dimiliki manusia. Ketika indra penciuman tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tentu saja
hal tersebut dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari seperti saat kita mengalami anosmia. Lantas, apa itu anosmia
sebenarnya? Seperti apa gejala anosmia yang kerap terjadi? Yuk baca informasinya di bawah ini!
Dalam banyak kasus, anosmia adalah kondisi yang bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya saat penyakit
penyebabnya sembuh. Namun dalam beberapa kasus, khususnya yang disebabkan karena penyakit kronis, kondisi hilang indra
penciuman ini bisa terjadi dalam waktu yang sangat lama.
Penyebab Anosmia
Secara sederhana, proses penciuman dimulai dari hidung yang akan mencium aroma tertentu, yang kemudian diproses oleh sel
saraf pembau (sel olfaktori). Dari sini, aroma tersebut akan diteruskan menuju otak untuk diidentifikasi dan kita pun akan
langsung mengenali aroma tersebut.
Bagi mereka yang mengalami anosmia, proses tersebut tidak berjalan lancar atau bahkan terhambat oleh kondisi tertentu. Dalam
kebanyakan kasus, aroma tersebut gagal direspons oleh sel-sel saraf pembau yang menyebabkan otak tidak bisa
mengidentifikasi aroma tersebut. Beberapa faktor dan penyebab anosmia adalah:
Flu, Pilek, Sinusitis, Rhinitis alergi, Rhinitis non alergi, dan Kebiasaan merokok
Selain kebiasaan yang disebabkan oleh peradangan, penyebab anosmia juga bisa dikarenakan oleh penyumbatan di rongga
hidung yang terkait dengan:
• Tumor
• Polip hidung
• Kelainan tulang hidung
Dalam kasus yang lebih parah, anosmia adalah kondisi yang bisa terjadi akibat kerusakan pada sistem saraf dan otak, baik
yang bersifat sementara maupun permanen. Kondisi ini umumnya terkait dengan:
• Diabetes
• Bedah otak
• Tumor otak
• Cedera kepala
• Proses penuaan
• Aneurisma otak
• Sindrom Kallmann
• Sindrom Klinefelter
• Penyakit Alzheimer
• Penyakit Parkinson
• Penyakit Huntington
• Kekurangan nutrisi, seperti zinc
• Efek samping obat-obatan
• Sindrom Wernicke-Korsakoff
• Paparan racun atau insektisida
• Radioterapi di kepala dan leher
Selain itu, anosmia yang berkaitan dengan kerusakan di sistem saraf dan otak bisa juga disebabkan oleh penyakit paget, sindrom
sjogren, multiple sclerosis, skizofrenia, hingga infeksi virus corona atau COVID-19. Khusus untuk COVID-19, kondisi ini
umumnya hanya bersifat sementara.
Gejala Anosmia
Anosmia adalah kondisi yang membuat penderitanya tidak mampu atau tidak peka terhadap aroma tertentu. Dalam kondisi
yang lebih parah, Anda mungkin tidak akan mampu lagi mencium aroma yang sangat kuat, seperti parfum, bau kotoran, bau
gas, dan lainnya. Jika Anda mengalami kondisi ini dan tidak sedang mengalami flu atau pilek, sebaiknya segera hubungi dokter
untuk dilakukan pemeriksaan.
Terlebih jika Anda mengalami gejala penyerta seperti kepala pusing, bicara tidak jelas, kehilangan indra perasa, dan tubuh
terasa lemas. Dokter biasanya akan memberikan beberapa pertanyaan terkait gejala anosmia tersebut dan riwayat kesehatan
Anda. Tidak hanya itu, dokter kemungkinan akan bertanya terkait bau apa saja yang tidak bisa dicium dan gejala penyerta,
seperti gangguan indra perasa atau pengecap, gangguan pernapasan, dan lainnya. Dokter juga dapat merekomendasikan untuk
melakukan beberapa pemeriksaan pendukung, di antaranya:
• CT Scan, pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi gangguan tumor, sinus, patah tulang hidung. dan kondisi lainnya.
• MRI, bertujuan untuk melihat penyakit yang terkait dengan fungsi otak. Pemeriksaan ini umumnya akan dilakukan jika
Anda tidak mengalami gangguan pada sinus dan hidung.
• Pemeriksaan terkait COVID-19, mulai dari rapid test sebagai deteksi dini, dan (jika reaktif rapid test), pemeriksaan
dilanjutkan ke RT-PCR.
Selama masa pandemi virus corona, kemungkinan besar rapid test dan RT-PCR akan lebih didahulukan ketimbang
pemeriksaan lainnya.
Jika disebabkan alergi, anosmia bisa sembuh sendiri sehingga dokter hanya akan menyarankan Anda untuk menjauhi penyebab
munculnya alergi tersebut. Berdasarkan penyebabnya, terdapat beberapa metode pengobatan anosmia, antara lain:
• Anosmia yang disebabkan oleh kelainan tulang hidung, polip hidung, atau tumor hidung, kemungkinan akan dilakukan
prosedur pembedahan.
• Anosmia yang berkaitan dengan efek samping konsumsi obat-obatan, solusinya adalah dengan menghentikan atau
mengganti obat-obatan tersebut.
• Anosmia yang disebabkan karena hidung tersumbat, dokter akan memberikan dekongestan. Umumnya masalah hidung
tersumbat ini terkait dengan penyakit flu dan pilek.
Sebagai catatan, beberapa orang mengalami anosmia karena kelainan sejak lahir. Kondisi ini umumnya sulit untuk disembuhkan
dan bersifat permanen. Untuk upaya pencegahannya, fokus Anda hanya perlu melakukan pencegahan terhadap penyebab
utamanya. Misalnya untuk infeksi bakteri dan virus, anosmia bisa dicegah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
istirahat yang cukup, dan konsumsi makanan sehat. Selain itu, penting juga untuk menjauhi rokok, konsumsi minuman
beralkohol, dan kelola stres dengan baik. Hal-hal tersebut berisiko tinggi menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh,
yang berujung kepada peningkatan risiko anosmia
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/anosmia
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk Penggunaan
Rabun senja disebabkan oleh gangguan pada sel-sel dalam retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya
redup. Hal ini terjadi karena beberapa hal seperti :
1. Rabun jauh
2. Glaucoma
3. Katarak
4. Diabetes melitus
5. Kekurangan vitamin A
6. Faktor keturunan
Penanganan untuk rabun senja tergantung pada penyebab rabun senja. Terapi dapat seperti menggunakan kacamata atau
mungkin memerlukan operasi jika katarak sebagai penyebabnya. Rabun senja yang disebabkan oleh karena cacat lahir atau
faktor genetik tidak dapat dicegah. Cara pencegahan terjadinya rabun senja adalah dengan :
1. Mengontrol kadar gula darah
2. Mengkonsumsi makanan yang sehat
3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi antioksidan, vitamin dan mineral.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi vitamin A seperti ketela, wortel, labu, mangga dan makanan lain
yang berwarna orange.
https://vivahealth.co.id/article/detail/5038/gangguan-penglihatan
1. Jelaskan struktur indera penglihatan!
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk Penggunaan
Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua
telinga. Gangguan pendengaran merupakan perubahan tingkat pendengaran yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam
melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan.
Gejala Gangguan Pendengaran
1. Suara terdengar pelan.
2. Menyetel televisi atau musik dengan volume keras.
3. Telinga berdenging
4. Mengalami kesulitan mendengar perkataan orang lain dan kerap miskomunikasi, terlebih saat sedang berada di
keramaian.
5. Mengalami kesulitan mendengar suara konsonan dan bernada tinggi.
6. Perlu konsentrasi lebih untuk mendengar perkataan orang.
7. Kerap meminta orang lain mengulangi pembicaraan, berbicara lebih jelas, dan lebih keras.
8. Sering menghindari situasi sosial.
Penyebab Gangguan Pendengaran
1. Gangguan Pendengaran Konduktif
Disebabkan oleh kondisi patologis pada kanal telinga eksterna, membran timpani, atau telinga tengah. Gangguan pendengaran
konduktif tidak melebihi 60dB karena dihantarkan menuju koklea melalui tulang (hantaran melalui tulang) bila intensitasnya
tinggi. Penyebab tersering gangguan pendengaran jenis ini pada anak adalah otitis media dan disfungsi tuba eustachius yang
disebabkan oleh otitis media sekretori. Kedua kelainan tersebut jarang menyebabkan kelainan pendengaran melebihi 40dB.
Gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran konduktif yakni.
a. Infeksi telinga tengah.
b. Infeksi telinga luar.
c. Penumpukan cairan pada telinga bagian tengah.
d. Adanya gangguan atau kerusakan pada tuba eustachius.
e. Gendang telinga robek.
f. Terdapat jaringan abnormal atau tumor pada telinga tengah dan telinga luar.
g. Penumpukan kotoran telinga.
h. Benda asing yang masuk dan tersangkut pada saluran telinga.
i. Terdapat kelainan pada bentuk telinga.
j. Terdapat masalah kesehatan pada tulang pendengaran.
2. Gangguan Pendengaran Sensorineural
Disebabkan oleh kerusakan atau malfungsi koklea, saraf pendengaran dan batang otak sehingga bunyi tidak dapat diproses
sebagaimana mestinya. Bila kerusakan terbatas pada sel rambut di koklea maka sel ganglion dapat bertahan atau mengalami
degenarasi transneural. masalah kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan sensorineural yakni :
a. Kondisi medis tertentu, seperti penyakit autoimun yang menyerang organ telinga.
b. Penggunaan obat tertentu yang dapat menimbulkan efek samping pada telinga.
c. Kondisi genetik tertentu yang diturunkan dalam keluarga.
d. Gangguan pada pembentukan telinga dalam.
e. Proses penuaan
f. Pukulan di area kepala.
g. Paparan suara keras dalam waktu lama.
3. Gangguan Pendengaran Campuran
Bila gangguan pendengaran atau tuli konduktif dan sensorineural terjadi bersamaan.
Faktor Risiko Gangguan Pendengaran
1. Faktor keturunan atau genetik.
2. Proses penuaan yang mengakibatkan perubahan pada struktur telinga dalam.
3. Paparan suara keras.
4. Mengidap infeksi selama hamil, misalnya infeksi TORCH yang meningkatkan risiko munculnya kelainan bawaan
termasuk gangguan pendengaran pada bayi baru lahir.
5. Mengidap penyakit tertentu, misalnya Hipertensi, Diabetes, masalah jantung, cedera otak, Tumor, dan Stroke.
Pencegahan Gangguan Pendengaran
1. Melindungi telinga dari paparan suara yang keras, dapat menggunakan earmuff maupun earplug.
2. Apabila telinga basah segera dikeringkan.
3. Sebaiknya mendengarkan musik maupun televisi dengan suara tidak keras.
4. Saat usia dini sebaiknya melakukan imunisasi lengkap.
5. Hindari untuk tidak memasukkan jari, tisu, atau cotton bud ke dalam telinga.
Sering Tak Jelas Dengar Suara ? Sulit mendengar? segera cek pendengaran Anda.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2003/mengenal-penyebab-gangguan-pendengaran
https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/sering-tak-jelas-dengar-suara-orang-termasuk-tuli
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk Penggunaan
Berkat indra pengecap, Anda dapat merasakan rasa makanan yang enak atau minuman yang segar. Namun, bila Anda tiba-
tiba merasa kemampuan merasakan makanan jadi berkurang atau bahkan tidak dapat mengecap rasa sama sekali, mungkin
Anda telah mengalami taste disorder atau gangguan terhadap indra pengecap. Seperti apa sebenarnya taste disorder ini?
Bagaimana cara mengatasinya?
Mengenal taste disorder, gangguan pada indra pengecap
Seperti yang sudah diketahui, organ yang berfungsi sebagai indra pengecap adalah lidah. Sementara itu, taste disorder adalah
gangguan atau masalah yang terjadi pada indra pengecapan atau lidah, sehingga menurunkan kemampuan seseorang dalam
merasakan rasa.
Gangguan indra pengecapan terbagi menjadi beberapa kelompok berikut.
• Hipogeusia, penurunan kemampuan untuk merasakan berbagai rasa. Seseorang yang mengalami gangguan ini masih
bisa merasakan rasa makanan, tapi kepekaannya berkurang.
• Ageusia, kondisi di mana seseorang tidak bisa merasakan rasa apapun dari makanan yang dimakannya. Kondisi ini
jarang terjadi.
• Disgeusia, gangguan indra pengecapan yang menyebabkan persepsi rasa seseorang berubah. Misalnya semua
makanan jadi terasa manis, asam, pahit, atau metalik.
• Aliageusia, ketika makanan atau minuman yang biasanya terasa lezat mulai terasa tidak enak.
• Phantogeusia, kondisi yang membuat seseorang berhalusinasi tentang rasa tertentu atau mencicipi sesuatu yang
sebenarnya tidak ada.
Pada sebagian kasus, gangguan indra pengecap bisa terjadi sebagai penyakit bawaan sejak lahir. Akan tetapi, dalam kasus
lainnya, kondisi ini diakibatkan karena cedera, luka, dan sakit.
Berikut adalah berbagai kondisi yang dapat menjadi penyebab dari gangguan ini.
• Kerusakan saraf pengecap di bagian anterior dan posterior
• Defisiensi gizi
• Kondisi sistemik seperti hipotiroidisme, diabetes mellitus, anemia pernisiosa, sindrom Sjorgen, dan penyakit Crohn
• Kerusakan pada saraf kranial yang mempengaruhi fungsi lidah, misalnya karena herpes zoster
• Luka neoplastik (kanker) yang mempengaruhi dasar tengkorak
• Neuralgia dan polineurpoati karena beberapa kondisi seperti lupus atau difteri
• Infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan telinga bagian tengah
• Efek samping radioterapi pada bagian leher dan kepala
• Terpapar berbagai jenis zat kimia, seperti insektisida yang mungkin ada di dalam makanan yang tidak bersih
• Obat-obatan tertentu seperti beberapa jenis antibiotik, obat penyakit jantung, obat penenang, antipsikotik,
antidepresan trisiklik, obat tiroid, antijamu, dan antivirus
• Cedera kepala
• Pernah melakukan operasi pada bagian telinga, hidung, tenggorokan, atau mulut
• Kebersihan dan kesehatan mulut tidak terjaga dengan baik
• Seseorang yang mengalami AIDS juga dapat mengalami gangguan indra pengecapnya
• Kekurangan zat gizi seperti zinc, copper, dan nikel
Semua penyebab yang telah disebutkan sebelumnya dapat mengakibatkan gangguan indra pengecapan karena menyebabkan
kerusakan kuncup pengecap atau menurunkan kemampuan kuncup pengecap.
Selain itu, faktor-faktor yang terkait dengan tanda penuaan juga dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap gangguan
pengecapan.
Seseorang yang kehilangan kemampuan mengecap akan mengubah pola makan, pemilihan makanan, serta kebiasaan
makannya.
Sebagai contoh, ia kurang merasakan asin di dalam makanannya. Karena itu, ia akan terus menambahkan garam pada setiap
makanannya agar terasa asin.
Ketika terus dibiarkan, kebiasaan ini bisa saja berujung pada penyakit yang serius seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke,
gangguan pada otak hingga gagal ginjal.
Maka dari itu, bila Anda mulai merasakan hal yang berbeda pada indra pengecapan Anda, jangan ragu untuk segera
memeriksakan diri ke dokter.
Pengobatan untuk mengatasi gangguan pengecapan harus disesuaikan dengan kondisi yang menjadi penyebabnya. Maka dari
itu, Anda harus melakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu guna mengetahui penyebab dari gangguan tersebut.
Apabila gangguan itu muncul akibat konsumsi obat-obatan tertentu, maka dokter biasanya akan menghentikan pemberian
obat tersebut dan menggantinya dengan jenis lain.
Selain itu, ada beberapa hal yang Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan pengecapan Anda yang hilang atau
terganggu, yaitu:
• membuat makanan dengan warna, rasa, dan tekstur yang bervariasi,
• menggunakan rempah-rempah serta bumbu yang kuat di dalam masakan Anda untuk meningkatkan cita rasa
makanan, atau
• pemberian suplemen bila penyebabnya adalah defisiensi vitamin atau zinc.
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Apa saja gangguan pada indera pengecap yang mungkin terjadi?
2. Mengapa terjadi gangguan pada indera pengecap!
3. Jelaskan struktur indera pengecap!
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk Penggunaan
Penyakit kulit ada beragam dengan penyebab yang bervariasi pula. Ada penyakit kulit yang disebabkan oleh reaksi
alergi, ada pula yang terjadi karena infeksi jamur hingga bakteri. Begitu pun dengan gejalanya, dari penyakit kulit
yang ringan hingga berat. Oleh karena itu, penting bagi Anda mengetahui beragam penyakit kulit beserta cara
mengatasinya, agar Anda lebih waspada terhadap kondisi ini.
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh. Fungsinya untuk melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan sinar matahari,
membantu mengatur suhu tubuh, merasakan sensasi sentuhan dan nyeri, serta menghasilkan vitamin D.
Sebagai bagian terluar tubuh yang menerima berbagai paparan dari lingkungan, kulit dapat dengan mudah mengalami gangguan
atau penyakit. Penyakit kulit dapat muncul secara tak terduga, dan banyak orang menganggap penyebabnya selalu berkaitan
dengan kebersihan tubuh yang buruk. Padahal, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan munculnya penyakit kulit.
Macam-Macam Penyakit Kulit
Berikut adalah jenis-jenis penyakit kulit berdasarkan penyebabnya:
1. Penyakit kulit karena peradangan
Peradangan pada kulit disebut dermatitis. Kondisi ini terjadi ketika kulit bersentuhan dengan bahan yang bersifat iritatif atau
dengan alergen (zat atau benda yang menyebabkan reaksi alergi). Gejala dermatitis umumnya berupa gatal, kemerahan, dan
bengkak. Berdasarkan penyebabnya, ada beberapa jenis dermatitis, yaitu:
• Dermatitis kontak iritan
Dermatitis kontak iritan termasuk penyakit kulit yang paling sering terjadi. Penyakit kulit ini ditandai dengan
munculnya ruam, kulit kering, iritasi, atau bahkan luka lepuh pada area kulit yang bersentuhan dengan zat iritan.
Beberapa contoh zat iritan adalah bahan kimia, pemutih baju, deterjen, alkohol, dan sabun mandi.
• Dermatitis kontak alergi
Gejala dermatitis kontak alergi, seperti kemerahan dan bengkak, muncul ketika kulit bersentuhan dengan alergen.
Alergen dapat berupa bahan kimia, kosmetik, cat kuku, sarung tangan lateks, protein, atau perhiasan.
Pada orang normal, bersentuhan dengan alergen tersebut tidak akan menimbulkan reaksi alergi. Namun pada
penderita alergi, bersentuhan dengan alergen akan menimbulkan gejala dermatitis. Terkadang kondisi ini disebut
sebagai eksim basah.
• Dermatitis atopik (eksim)
Eksim ditandai dengan kulit merah, gatal, kering, atau bersisik. Banyak orang menyebut kondisi ini dengan
istilah eksim kering. Keluhan ini sering muncul pada kulit di bagian leher, lipatan siku, atau bagian belakang lutut.
Jika digaruk, kulit bersisik bisa mengelupas mengeluarkan cairan.
Penyakit kulit jangka panjang (kronis) yang biasanya dimulai saat bayi ini, sering kambuh secara tiba-tiba dan
kemudian mereda.
• Dermatitis seboroik
Penyakit kulit ini biasanya mengenai area tubuh yang berminyak, seperti wajah, punggung, dan dada. Gejalanya
berupa kulit kemerahan dan bersisik. Jika mengenai kulit kepala, dermatitis seboroik menyebabkan ketombe yang
membandel. Pada bayi, penyakit kulit ini dikenal sebagai cradle cap.
2. Penyakit kulit karena kelainan autoimun
Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat.
Beberapa penyakit kulit yang disebabkan oleh gangguan autoimun adalah:
• Psoriasis
Psoriasis merupakan kondisi di mana sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat, sehingga munumpuk dan membentuk bercak
kemerahan disertai sisik berwarna perak.
• Vitiligo
Vitiligo terjadi ketika sel kulit yang memproduksi melanin (pigmen berwarna gelap) tidak berfungsi. Akibatnya, kulit
kehilangan warnanya dan muncul bercak-bercak putih. Vitiligo bisa diderita oleh semua jenis kulit, namun akan
terlihat lebih jelas pada orang yang berkulit gelap.
• Skleroderma
Pada skleroderma, kulit menjadi keras dan menebal. Skleroderma bisa hanya menyerang kulit, tapi bisa juga
menyerang pembuluh darah dan organ dalam.
• Pemfigus
Terdapat dua macam pemfigus, yaitu pemfigus vulgaris dan pemfigus foliaceus. Pemfigus vulgaris ditandai dengan
lepuhan yang mudah pecah namun tidak gatal. Sedangkan pemfigus foliaceus ditandai dengan kulit bersisik atau
berkerak, dan lepuhan kecil yang terasa gatal jika pecah.
• Discoid lupus erythematosus
Ini merupakan penyakit lupus yang menyerang kulit. Gejala discoid lupus erythematosus meliputi ruam parah yang
cenderung memburuk saat terkena sinar matahari. Ruam dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tetapi lebih sering
muncul di kulit kepala, wajah, leher, tangan, dan kaki.
3. Penyakit kulit karena infeksi
Penyakit kulit akibat infeksi ini umumnya menular. dan bisa disebabkan oleh:
• Infeksi bakteri
Beberapa penyakit kulit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri di antaranya adalah bisul, impetigo, kusta,
folikulitis (infeksi pada kelenjar rambut), dan selulitis.
• Infeksi virus
Cacar, herpes zoster atau cacar ular, kutil, molluscum contagiosum, dan campak merupakan penyakit kulit yang
disebabkan oleh virus.
• Infeksi jamur
Jamur biasanya menyerang bagian kulit yang sering lembap. Macam-macam penyakit kulit karena infeksi jamur
adalah kurap, tinea cruris (infeksi jamur di selangkangan), panu, dan kutu air (infeksi jamur pada kaki).
• Infeksi parasit
Parasit, seperti kutu dan tungau, merupakan jenis parasit yang sering menimbulkan penyakit kulit, yaitu kudis. Selain
kedua jenis parasit tersebut, infeksi cacing juga bisa menimbulkan penyakit kulit.
Di samping berbagai penyakit kulit yang telah disebutkan di atas, ada juga penyakit kulit yang mematikan, yaitu kanker kulit.
Kanker kulit disebabkan oleh pertumbuhan sel ganas di kulit. Ada beberapa jenis kanker kulit, yaitu melanoma, aktinik
keratosis, karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa dan dermatofibrosarkoma protuberans.
Mengatasi dan Mencegah Penyakit Kulit
Pengobatan macam-macam penyakit kulit tergantung pada jenis dan penyebabnya. Ada penyakit kulit yang bisa sembuh dengan
sendirinya, dan ada juga yang harus ditangani secara medis, mulai dari pemberian obat-obatan salep hingga operasi.
Berikut ini adalah beberapa jenis pengobatan yang sering digunakan untuk mengobati penyakit kulit:
1. Kortikosteroid
Obat ini digunakan untuk mengurangi respon daya tahan tubuh yang terlalu aktif. Kortikosteroid salep atau tablet minum
biasanya digunakan untuk mengobati penyakit kulit akibat peradangan, seperti dermatitis atau gangguan autoimun.
2. Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang digunakan untuk meredakan reaksi alergi dan gatal-gatal pada kulit. Obat penyakit kulit ini
dapat dibeli sendiri di apotek atau melalui resep dokter.
3. Antibiotik
Antibiotik salep diberikan untuk mengatasi penyakit kulit akibat infeksi bakteri. Pada infeksi yang luas, dokter akan
memberikan antibiotik dalam bentuk tablet atau kapsul yang diminum. Konsumsi antibiotik harus berdasarkan resep dokter dan
harus dihabiskan.
4. Obat antivirus
Pemberian obat antivirus bertujuan untuk mengurangi gejala dan membasmi virus penyebab penyakit kulit.
5. Obat antijamur
Obat antijamur untuk mengatasi penyakit kulit akibat infeksi jamur kebanyakan berbentuk obat oles. Namun, terkadang dokter
juga akan meresepkan obat antijamur untuk diminum.
6. Operasi
Operasi dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kulit atau penyakit kulit lain, misalnya kutil.
Selain pengobatan, pencegahan juga perlu dilakukan, agar penyakit kulit tidak kambuh dan tidak menular kepada orang lain.
Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan penyakit kulit yang bisa dilakukan:
• Jaga kebersihan diri dengan mandi setiap hari. Saat mandi, disarankan menggunakan sabun yang berbahan lembut.
• Hindari kontak fisik dengan penderita penyakit kulit menular.
• Hindari berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti handuk atau pakaian, dengan penderita penyakit kulit.
• Oleskan pelempap kulit secara rutin agar tidak kering, gatal, atau iritasi.
• Hindari kebiasaan menggaruk kulit dan memecahkan bisul atau lepuhan yang muncul pada kulit.
• Hindari cara merawat kulit wajah, termasuk cara mencerahkan wajah, yang tidak sesuai dengan tipe kulit.
Macam-macam penyakit kulit membutuhkan penanganan yang berbeda sesuai dengan penyebabnya. Jika mengalami keluhan
pada kulit, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter spesialis kulit guna mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang
tepat.
https://www.alodokter.com/macam-macam-penyakit-kulit-dan-cara-mengatasinya