Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan

rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami

dengan judul “Penyakit dan Kelainan Pada Sistem Koordinasi” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi

agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan

Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar

yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia

paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca

untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat

menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak

kekurangan.

Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak

yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini

hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah yang

telah saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Makassar, 05 Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................ 3

PENYAKIT DAN KELAINAN PADA SISTEM KOORDINASI......................... 4

A. Parkinson................................................................................................ 4

B. Alzheimer................................................................................................ 7

C. Demensia.................................................................................................. 11

D. Amnesia................................................................................................... 13

E. Gegar Otak............................................................................................... 16

F. Skizofrenia............................................................................................... 18

G. Kanker Otak............................................................................................. 24

H. Sakit Kepala..............................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................33

3
PENYAKIT DAN KELAINAN PADA SISTEM KOORDINASI

A. Parkinson

Penyakit Parkinson adalah kelainan saraf progresif yang terus memburuk

selama periode bertahun‐tahun dengan kehilangan kontrol pergerakan otot. Pada

tahap awal, gejala mungkin adalah tangan bergetar. Selain itu, penyakit ini juga

menyebabkan otot kaku atau gerakan motorik melambat. Penyakit ini tidak dapat

sepenuhnya sembuh, tapi dokter mungkin memberikan obat untuk gejala. Dalam

beberapa kasus langka, anda perlu menjalani operasi otak untuk mengurangi gejala.

1. Gejala

Setiap orang mungkin memiliki tanda dan gejala yang berbeda satu sama lain.

Pada tahapawal, gejala bisa saja samar‐samar dan tidak terlalu jelas. Mereka bisa

mulai dari salah satu sisi tubuh dan kemudian mempengaruhi seluruh tubuh. Tanda

dan gejala jika penyakit mulai menjadi serius adalah:

 Tangan atau jari‐jari agak bergetar adalah gejala awal. Pertama kali diketahui

ketika cara menulis mulai berubah atau orang memiliki masalah pada

pergerakan motorik halus (misalnya saat mengancingkan baju). Getaran

terjadi pada salah satu atau kedua tangan, terutama saat beristirahat.

 Otot kaku.

 Gerakan melambat secara bertahap.

 Kesulitan berjalan (terutama saat memulainya).

 Sulit menelan.

 Masalah keseimbangan.

 Sering kali kehilangan ekspresi wajah dan sulit berbicara dan menulis.

Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas.

4
2. Penyebab

Penyebab terjadinya penyakit Parkinson adalah kurangnya jumlah

neurotransmitter dopamine di

dalam susunan saraf. Jika otak

memerintahkan suatu aktivitas

(misalnya mengangkat lengan),

maka sel-sel saraf di dalam ganglia

basalis

akan membantu menghaluskan

gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah

sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi

yang telah diolah kembali ke korteks otak besar. Keseluruhan sinyal tersebut

diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur

saraf dan di antara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis

adalah dopamin.

Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami

kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel

saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan

berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. Namun, para ilmuwan berasumsi

bahwa faktor di bawah ini terkait dengan penyakit:

 Gen : ilmuwan menemukan bahwa gen dapat menyebabkan penyakit

Parkinson.

 Lingkungan : terpapar zat berbahaya atau lingkungan berpolusi mungkin

menyebabkan penyakit Parkinson, tapi tidak ada kesimpulan resmi.

 Adanya bodi Lewy dan A‐synuclein di dalam bodi Lewy : ini adalah zat di

dalam sel otak yang dapat menyebabkan penyakit Parkinson.


5
3. Pengobatan

Tidak ada obat yang bisa benar‐benar menyembuhkan tapi gejala dapat

diobati dan komplikasi dapat dicegah dengan beberapa perawatan:

 Obat:

Obat membantu mengendalikan cara berjalan, bergerak, dan masalah tangan

bergetar. Beberapa obat mampu meningkatkan level dopamin, misalnya:

caribdopa‐levodopa, agonis dopamin, penghambat MAO‐B dan COMT,

antikolin, dan amantadine. Anda harus minum obat sepanjang hidup Anda

untuk mengobati gejala atau memperlambat perkembangan penyakit.

 Operasi:

Jika pasien tidak merespon secara positif terhadap obat, operasi mungkin

perlu. Operasi navigasi 3D dapat dengan hati‐hati menghancurkan sel otak

yang menyebabkan kelainan motorik, dan menghentikan atau mengurangi

getaran. Operasi lain adalah dengan cara menanamkan sel dari janin ke dalam

otak. Ini akan mematikan sel yang terpengaruh.

Operasi jenis ketiga adalah memasang alat elektrik mikro ke dalam otak

untuk merangsang bagian yang sakit. Sesudahnya, Anda akan membutuhkan

dukungan dalam aktivitas harian. Terapis bisa membantu Anda.

4. Pencegahan

Belum diketahui apakah penyakit Parkinson dapat dicegah. Akan tetapi,

olahraga rutin dan konsumsi makanan kaya antioksidan diyakini dapat mengurangi

risiko seseorang terkena penyakit ini. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa

penyakit Parkinson jarang menyerang seseorang yang rutin mengonsumsi minuman

berkafein, seperti kopi dan teh.

6
B. Alzheimer

Penyakit Alzheimer

adalah penyakit otak yang

mengakibatkan penurunan daya

ingat, kemampuan berpikir dan

bicara, serta perubahan

perilaku secara bertahap.

Kondisi ini banyak ditemukan

pada orang-orang di atas 65 tahun.

1. Gejala

 Gejala Tahap Awal

Gejala utama penyakit Alzheimer adalah kehilangan ingatan secara perlahan yang

bertambah parah seiring dengan berjalannya waktu. Di bawah ini adalah contoh-

contoh gejala kehilangan ingatan yang sering dialami penderita penyakit Alzheimer

tahap awal:

 Lupa dengan nama benda atau tempat.

 Lupa dengan kejadian-kejadian yang belum lama dialami.

 Lupa dengan hal-hal yang belum lama dibicarakan dengan orang lain.

 Kerap tersesat di tempat atau daerah yang sebetulnya sudah sangat

dikenalnya.

 Salah menaruh barang (misalnya menaruh piring di dalam lemari baju).

 Lupa cara menggunakan suatu barang.

 Kesulitan dalam menulis.

 Sering mengulang pertanyaan yang sama.

 Kesulitan merangkai kata-kata dalam berkomunikasi.

 Terlihat kurang berenergi dan tidak antusias.

7
 Tampak seperti mengalami depresi.

 Enggan beradaptasi dengan perubahan.

 Takut untuk melakukan hal-hal yang baru.

 Sulit membuat keputusan dan mudah berburuk sangka.

 Tidak tertarik dengan aktivitas yang sebelumnya disukai.

 Lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur, duduk, atau menonton

televisi daripada mengobrol dengan keluarga atau bersosialisasi.

 Gejala Tahap Menengah

Ketika memasuki tahap menengah, tingkat keparahan gejala penyakit Alzheimer

yang sudah dirasakan sebelumnya akan meningkat. Penderita yang sudah memasuki

tahap ini perlu perhatian ekstra dan perlu bantuan dalam menjalani aktivitas sehari-

hari, misalnya mandi, berpakaian, atau makan.

Berikut ini adalah contoh-contoh gejala penyakit Alzheimer pada tahap menengah:

 Sulit mengingat nama anggota keluarga atau teman.

 Mengalami masalah dalam berkomunikasi.

 Perubahan suasana hati makin sering terjadi.

 Sering gelisah, frustrasi, atau cemas.

 Sering mengalami gangguan

 Kesulitan mengatur waktu dan memecahkan masalah.

 Mulai mengalami halusinasi atau delusi (waham).

 Tampak bingung, misalnya tidak tahu di mana dirinya berada.

 Gejala Tahap Akhir

Setelah gejala masuk ke tahap akhir, penderita penyakit Alzheimer membutuhkan

pengawasan dan bantuan penuh dari orang lain untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Tidak hanya penderita, orang-orang di sekitarnya juga dapat merasa tertekan.

Di bawah ini adalah beberapa contoh gejala penyakit Alzheimer pada tahap akhir:

8
 Penurunan daya ingat makin parah.

 Kehilangan kemampuan berkomunikasi.

 Kesulitan bergerak tanpa bantuan orang lain.

 Buang air kecil atau buang air besar tanpa disadari.

 Kesulitan untuk makan sendiri dan sulit menelan makanan.

 Berat badan turun drastis dan mengalami infeksi kulit.

 Halusinasi dan delusi memburuk, membuat penderita menjadi selalu curiga

terhadap orang-orang di sekitarnya, bahkan sampai berlaku kasar.

2. Penyebab

Hingga saat ini, penyebab penyakit Alzheimer belum diketahui. Meski

begitu, para ahli percaya bahwa bagi kebanyakan orang penyakit ini disebabkan oleh

kombinasi dari faktor genetik, gaya hidup, serta lingkungan yang memengaruhi

orang seiring berjalannya waktu.

Meski penyebab penyakit Alzheimer belum sepenuhnya dipahami,

pengaruhnya terhadap otak sudah jelas. Penyakit ini dapat merusak dan

menghancurkan sel otak secara perlahan. Pada penyakit Alzheimer, sel otak yang

menyimpan dan memproses informasi mulai melemah dan mati. Selain itu, protein

abnormal dihasilkan, yang menciptakan plak dan penumpukan di sekitar dan di

dalam sel sehingga dapat mengganggu komunikasi.

9
3. Pengobatan

Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan. Obat hanya bisa

memperlambat perkembangan penyakit termasuk penghambat cholinesterase

dan memantine. Selain itu, dokter mungkin meresepkan penenang tambahan yang

membantu mengurangi kecemasan, depresi, mudah marah, dan masalah kelakuan

lainnya.

Penyakit Alzheimer akan membuat orang mengalami kesulitan beradaptasi

dengan lingkungan baru sehingga Anda tidak boleh mencoba mengubah lingkungan

di sekitar pasien (rumah, pengasuh, dan sebagainya) jika tidak benar-benar penting.

Anda perlu menuliskan berbagai informasi dan memasangnya di beberapa tempat di

rumah untuk membantu pasien mengingat hak-hal penting.

4. Pencegahan

Berbagai perubahan gaya hidup atau pengobatan yang dapat mengatasi

penyakit Alzheimer adalah:

 Mengonsumsi makan sehat dengan gizi seimbang.

 Berhenti merokok dan batasi mengonsumsi minuman beralkohol.

 Berusaha mendapatkan berat badan yang ideal.

 Jika memungkinkan, olahraga atau lakukan aktivitas fisik secara rutin.

 Mencari orang yang dapat mendukung dan merawat Anda. Anda atau anggota

keluarga mungkin memerlukan perawatan rumahan untuk mendapatkan perawatan

yang lebih baik.

 Cobalah menyederhanakan rutinitas harian dan ruang tempat tinggal.

 Nikmati kehidupan dan tidak boleh berpikir negatif tentang penyakit.

10
C. Demensia

Demensia adalah

kumpulan gejala yang

mempengaruhi kemampuan

yang terkait dengan ingatan,

pikiran, dan bahasa. Namun,

kehilangan ingatan tidak

berarti Anda mengalami

demensia.

1. Gejala

Gejala-gejala umum dari demensia adalah:

 Kehilangan ingatan

 Kesulitan berbahasa, berkomunikasi, dan melakukan kegiatan sehari-hari

 Bingung akan waktu dan tempat

 Kesulitan berpikir abstrak

 Salah menempatkan benda

 Perubahan mendadak pada perilaku, kepribadian, dan mood

 Kehilangan inisiatif atau apatis.

2. Penyebab

Demensia disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak. Hal ini dapat menghambat

sel-sel otak dalam berkomunikasi dengan orang lain, mempengaruhi perilaku dan

perasaan.

Kebanyakan kerusakan pada otak akibat demensia permanen dan memburuk

sering berjalannya waktu. Namun, efek pada gangguan ingatan dan berpikir

dipercaya disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut. Gejala dapat membaik apabila

kondisi ditangani:

 Depresi

11
 Efek samping obat-obatan

 Penyalahgunaan alkohol

 Gangguan tiroid

 Kekurangan vitamin.

3. Pengobatan

Demensia dapat ditangani dengan menggunakan pengobatan dan terapi:

 Obat-obatan:

 Cholinesterase inhibitors: seperti donepezil (Aricept), rivastigmine (Exelon) dan

galantamine (Razadyne).

 Memantine: pada beberapa kasus, memantine diberikan dengan cholinesterase

inhibitor.

 Perawatan non-obat lainnya, seperti: terapi okupasional, memodifikasi lingkungan

atau tugas dapat membantu menangani perilaku dan mengurangi kebingungan.

 Terapi relaksasi, seperti musik, hewan peliharaan, seni atau terapi pijat dapat

membantu menstimulasi mood dan perilaku.

4. Pencegahan

 Tingkatkan komunikasi: cobalah melakukan kontak mata dan berbicara secara

perlahan. Anda juga dapat menggunakan gerakan untuk menjelaskan ide Anda.

 Olahraga: dapat membantu meningkatkan kesehatan dan melindungi otak, terutama

dengan pola makan yang sehat.

 Jaga gaya hidup yang seimbang: cobalah untuk melakukan aktivitas dengan orang

lain, seperti menari, melukis, memasak, bernyanyi atau apapun yang Anda sukai.

 Tidur yang cukup: kurangi konsumsi kafein, tidur siang dan lakukan olahraga

pada siang hari, menjauhi kebisingan juga dapat memberikan Anda 7-8 jam tidur

yang nyenyak.

12
D. Amnesia

Amnesia, atau dikenal juga sebagai sindrom amnesik, adalah kondisi yang

menyebabkan kehilangan memori. Hal ini meliputi kehilangan informasi, fakta-fakta,

dan pengalaman personal. Ada banyak kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan

amnesia, seperti dementia, stroke, atau cedera kepala. Lebih parah dari kehilangan

memori, amnesia dapat mengganggu kemampuan menghasilkan memori baru.

Amnesia bisa hanya sementara namun juga dapat menjadi kondisi permanen. Penting

untuk mencari perhatian medis untuk mengatasi penyebab amnesia.

1. Gejala

Gejala utama dari amnesia adalah kehilangan ingatan atau ketidakmampuan

untuk membuat memori baru. Keterampilan kognitif dan motorik biasanya tidak

terganggu. Hal ini berarti Anda masih akan mengingat bagaimana cara berjalan dan

berbicara dalam bahasa yang Anda kuasai. Ada beberapa jenis amnesia, yaitu:

 Retrograde amnesia. Retrograde amnesia terjadi apabila Anda kehilangan

memori yang baru terbentuk, serta kenangan masa kecil. Efeknya biasanya

bertahap. Beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan retrograde amnesia,

contohnya demensia.

 Anterograde amnesia. Anterograde amnesia terjadi apabila Anda tidak dapat

membentuk memori baru. Efek ini biasanya hanya sementara, namun dapat

menjadi permanen. Konsumsi alkohol yang berlebih dapat membuat Anda

pingsan, menyebabkan anterograde amnesia. Kemungkinan lainnya adalah

kerusakan pada hippocampus, bagian otak yang berperan dalam membuat

memori.

 Transient global amnesia. Transient global amnesia (TGA) terjadi apabila

Anda mengalami kehilangan ingatan sebelum kejadian traumatis, menyebabkan

kebingungan dan agitasi. Penyebab kondisi ini masih belum diketahui dengan

jelas. Beberapa ahli mengatakan bahwa aktivitas seperti kejang atau

13
penyumbatan pembuluh darah sementara dapat menjadi kemungkinan penyebab.

Sering kali hal ini dapat terjadi pada orang dewasa paruh baya hingga lansia.

Amnesia berbeda dari dementia. Amnesia mempengaruhi kehilangan ingatan

namun tidak mengganggu bagian kognitif. Hal ini berarti Anda masih dapat

mengingat siapa diri Anda, juga tahun dan waktu. Gejala lainnya meliputi memori

yang salah, kebingungan, atau disorientasi.

2. Penyebab

Amnesia memiliki beberapa penyebab seperti kondisi kesehatan atau

kerusakan fisik terhadap otak. Ada juga beberapa faktor yang menyebabkan amnesia,

seperti penyalahgunaan alkohol dan stress traumatis. Berikut adalah beberapa

kemungkinan penyebab amnesia:

 Stroke

 Encephalitis, yaitu peradangan otak yang dapat disebabkan oleh infeksi seperti

herpes simplex virus

 Paraneoplastic limbic encephalitis, peradangan pada otak yang disebabkan reaksi

autoimun terhadap kanker

 Anoxia, yaitu kurangnya oksigen di otak yang disebabkan oleh kondisi seperti

serangan jantung, kesulitan pernapasan, atau keracunan karbon monoksida

 Penyalahgunaan alkohol jangka panjang yang menyebabkan kekurangan vitamin

B-1 (Wernicke-Korsakoff syndrome).

 Tumor pada area otak yang mengendalikan memori seperti hippocampus

 Penyakit kemunduran otak, seperti Alzheimer dan bentuk lain dari dementia

 Kejang-kejang

 Obat-obatan tertentu, seperti benzodiazepines untuk menangani kegelisahan dan

gangguan tidur

3. Pengobatan

14
Untuk mendiagnosis amnesia secara tepat, dokter Anda akan melakukan

rangkaian tes untuk mengeliminasi kemungkinan penyebab kehilangan ingatan

lainnya seperti Alzheimer, depresi, dan tumor otak. Tes dapat meliputi:

 Mengulas riwayat medis Anda. Dokter akan mengajukan pertanyaan untuk

menguji tingkat kehilangan ingatan Anda dan kemungkinan pemicunya.

 Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa refleks, fungsi sensorik,

keseimbangan, serta respon fisiologis untuk memastikan fungsi otak dan sistem

saraf Anda.

 Tes kognitif. Tes ini mengukur pemikiran, penilaian, serta memori jangka

pendek dan jangka panjang. Tes ini juga dapat menilai tingkat keparahan

kehilangan ingatan Anda.

 Tes diagnostik. Tes ini meliputi magnetic resonance imaging (MRI) dan

computerized tomography (CT) untuk mendeteksi adanya kerusakan atau

kelainan pada otak.

Anggota keluarga atau teman perlu menemani pasien saat

mengunjungi dokter. Hal ini dapat membantu dokter melakukan penilaian yang lebih

tepat apabila pasien tidak dapat menjawab pertanyaan yang diperlukan.

4. Pencegahan

 Jangan terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol.

 Gunakan helm saat bersepeda atau bersepeda motor dan pakai selalu sabuk

pengaman saat mengendarai mobil.

 Segera berobat jika mengalami infeksi sehingga tidak sempat menyebar ke otak.

 Segera lakukan langkah medis jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada

terjadinya stroke atau brain aneurysm (pembengkakan pembuluh darah otak),

seperti sakit kepala parah ser ta mati rasa sebelah atau kelumpuhan.

15
E. Gegar Otak

Gegar otak adalah luka

pada otak yang disebabkan oleh

benturan eksternal, seperti jika

kepala Anda terbentur benda

fisik atau dengan kepala orang

lain. Gegar otak dapat

menyebabkan linglung dan

hilang kesadaran. Kondisi ini

juga dapat menyebabkan hilang

ingatan (amnesia) akan

peristiwa yang terjadi sebelum

maupun setelah benturan terjadi.

Gegar otak adalah bentuk halus dari cedera otak karena penyakit ini tidak

merusak tempurung kepala dan dapat sembuh dengan cepat.

1. Gejala

Gejala gegar otak adalah:

 Tidak sadar sementara waktu

 Kehilangan ingatan jangka pendek

 Pusing

 Sakit kepala

 Linglung

 Tidak dapat mengendalikan tubuh atau gangguan keseimbangan

 Mual dan muntah

 Tidak dapat berkonsentrasi

Gejala gegar otak biasanya berlangsung selama beberapa jam hingga

beberapa hari. Selain itu, masih ada juga beberapa ciri dan gejala gegar otak yang

16
tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki keluhan yang sama, konsultasikan

kepada dokter.

2. Penyebab

Trauma kepala dan gegar otak pada bagian tengkorak secara tiba-tiba dapat

menyebabkan kerusakan atau gangguan pada otak. Dalam banyak kasus, penyebab

gegar otak adalah:

 Kecelakaan lalu lintas

 Kecelakaan pekerjaan

 Kecelakaan olahraga

 Jatuh yang menyebabkan kepala terbentur pada benda/ permukaan keras

3. Pengobatan

 Saat terjadi luka otak, pasien harus beristirahat dan dipantau dengan sangat hati-

hati di rumah.

 Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri seperti paracetamol untuk

membantu pasien menghilangkan sakit kepala.

 Pasien dilarang menggunakan ibuprofen dan aspirin karena kedua jenis obat ini

dapat meningkatkan risiko perdarahan.

 Apabila gejala pasien tidak membaik atau bertambah gawat, pasien mungkin

mengalami pendarahan di otak dan telah terjadi pembengkakan, sehingga perlu

segera dibawa ke rumah sakit untuk dirawat dan diobati.

4. Pencegahan

 Konsumsi obat-obatan seperti paracetamol untuk mengurangi rasa sakit pada

luka.

 Perhatikan asupan makanan Anda sesuai yang dianjurkan dokter.

 Istirahat sampai Anda merasa pulih sepenuhnya. Tanyakan dokter kapan bisa

kembali beraktivitas seperti biasanya.

17
 Hubungi dokter apabila kondisi pasien tidak membaik setelah 24 jam.

 Hindari terjadinya cedera lain. Gegar otak dapat kambuh, khususnya dalam

jangka waktu 3 bulan, dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak

bahkan kematian. Pasien dilarang main sepak bola, basket, tinju, atau bela diri

sampai setidaknya 3 bulan setelah sembuh.

F. Skizofrenia

Skizofrenia adalah

penyakit mental kronis yang

menyebabkan gangguan

proses berpikir. Orang dengan

skizofrenia tidak bisa

membedakan mana

khayalan dan kenyataan. Itu

sebabnya masyarakat Indonesia

sering menyebut skizofrenia

dengan “gila”. Penyakit ini juga menyebabkan pengidapnya tidak memiliki

kemampuan untuk berpikir, mengingat, ataupun memahami masalah tertentu.

Skizofrenia paranoid merupakan jenis skizofrenia yang paling sering

ditemukan di tengah masyarakat. Gejala paling khas dari skizofrenia paranoid adalah

delusi (waham) dan halusinasi. Itulah sebabnya, orang dengan skizofrenia paranoid

cenderung mendengar suara-suara di dalam pikiran mereka dan melihat sesuatu yang

tidak nyata.

Tidak hanya itu, orang yang memiliki skizofrenia paranoid juga sering

menunjukkan perilaku kacau yang menyebabkan diri mereka tidak dapat

mengendalikan perilakunya. Akibatnya, pengidap skizofrenia paranoid sering

berperilaku tidak pantas, sulit mengendalikan emosi, hasrat, serta keinginannya.

18
Secara umum, skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis yang

membutuhkan pengobatan berkepanjangan untuk meringankan gejalanya.

1. Gejala

Gejala skizofrenia pada dasarnya bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat

keparahannya. Meski begitu, ada beberapa gejala yang paling khas di antaranya:

 Halusinasi. Orang yang terkena skizofrenia paranoid sering mendengar, melihat,

mencium, atau merasakan hal-hal yang tidak nyata. Paling sering mereka

mendengar suara yang jelas dari orang yang dikenal ataupun orang yang tidak

dikenal. Suara ini mungkin akan memberi tahu penderita untuk melakukan

sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, seperti bunuh diri atau membunuh

orang lain.

 Delusi. Orang dengan skizofrenia paranoid juga mungkin memiliki keyakinan

kuat akan suatu hal yang salah, misalnya merasa orang lain ingin mencelakakan

atau membunuh dirinya. Gejala skizofrenia yang satu ini akan berdampak

langsung pada perilaku pengidapnya.

 Pikiran kacau dan ucapan membingungkan. Orang dengan kondisi ini sering

kesulitan untuk mengatur pikiran mereka. Mereka mungkin tidak memahami apa

yang Anda bicarakan saat Anda mengajaknya berbicara. Tidak hanya itu, ketika

mereka berbicara, mereka sering mengeluarkan ucapan yang tidak masuk akan

dan terdengar membingkungkan.

 Sulit konsentrasi. Pikiran yang carut marut membuat orang dengan kondisi ini

kesulitan untuk berkonsetrasi atau fokus pada satu hal.

 Gerakan berbeda. Beberapa orang dengan kondisi ini sering nampak gelisah.

Sering kali mereka melakukan gerakan yang sama berulang kali. Meski begitu,

terkadang mereka dapat juga diam selama berjam-jam (katatonik).

Gejala skizofrenia lainnya juga dapat meliputi:

 Kurangnya minat pada hal-hal yang dulunya sangat disukai.

19
 Tidak peduli terhadap kebersihan dan penampilan diri.

 Penarikan diri dari lingkungan sosial, seperti teman dan keluarga.

 Kesulitan tidur atau pola tidur yang berubah.

 Sangat sensitif dan memiliki suasana hati yang tertekan.

 Tidak responsif terhadap lingkungan sekitar

 Kurang motivasi dalam menjalani hidup, termasuk untuk menjalin hubungan

dengan orang lain.

 Konflik pada pikiran, sulit membuat keputusan

 Kesulitan untuk mengekspresikan dan memperlihatkan emosi

 Ketakutan akan tempat umum yang ramai

 Paranoia, seperti kecemasan berlebihan, percaya dirinya mempunyai

kemampuan khusus atau mengidap penyakit tertentu yang sebenarnya tidak ada

pada dirinya.

Gejala di atas terkadang sulit dikenali karena biasanya umum terjadi pada

remaja. Akibatnya, banyak orang menganggap jika gejala tersebut adalah hal yang

lumrah sebagai fase remaja. Pada pria, gejala penyakit ini biasanya dimulai pada

awal puberitas hingga pertengah usia 20-an. Sementara pada wanita, gejala biasanya

dimulai pada akhir usia 20-an. Anak-anak dan lansia di atas 45 tahun jarang memiliki

kondisi ini.

Kemungkinan ada beberapa tanda dan gejala skizofrenia yang tidak

disertakan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran tentang gejala skizofrenia,

segera konsultasikanlah ke dokter Anda.

2. Penyebab

Sampai saat ini para ahli belum mengetahui apa yang menyebabkan

seseorang mengalami penyakit kejiwaan. Meski begitu, para peneliti percaya bahwa

ada beberapa hal yang dapat memicu penyakit ini. Beberapa hal yang dapat menjadi

penyebab penyakit skizofrenia adalah:

20
 Senyawa kimia di otak. Kadar seratonin dan dopamine di dalam otak yang

tidak seimbang diyakini apara hli bisa menyebabkan penyakit ini.

 Perbedaan struktur otak. Studi pemindai saraf otak menunjukkan perbedaan

dalam struktur otak dan sistem saraf pusat orang dengan penyakit ini Para

peneliti tidak yakin mengapa hal tersebut bisa terjadi, namun mereka

menyebutkan bahwa gangguan kejiwaan ini terkait dengan penyakit otak.

 Genetik. Penyakit ini mungkin diwariskan di dalam keluarga. Jadi, jika salah

satu keluarga inti Anda terkena penyakit ini, Anda berisiko tinggi mengalami hal

yang serupa.

 Faktor lingkungan. Terkena infeksi virus dan kekurangan beberapa nutrisi

ketika masih dalam kandungan.

 Obat-obatan tertentu. Penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti narkotika.

3. Pengobatan

Skizofrenia adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara total. Akan

tetapi, beberapa gejalanya dapat ditangani dengan pengobatan dan terapi perilaku

kognitif, sehingga penderitanya dapat lebih mudah untuk menjalani aktivitas.

Orang dengan kondisi ini bisanya dirawat oleh seorang psikiater dan psikolog

berpengalaman. Dalam banyak kasus, perawatan di rumah sakit jiwa diperlukan agar

kebersihan, nutrisi, serta keamanan pasien terjamin. Secara umum, beberapa pilihan

pengobatan untuk penyakit skizofrenia adalah:

Obat skizofrenia

Obat-obatan memegang peranan penting untuk membantu mengendalikan

gejala sikozofrenia. Obat skizofrenia yang biasa diresepkan adalah antipsikotik. Obat

antipsikotik bekerja dengan memengaruhi neurotransmitter dopamin dan serotonin di

dalam otak, sehingga obat ini dapat membantu meringankan gejala skizofrenia.

Obat skizofrenia ini dapat digunakan lewat oral atau suntikan. Jika pasien

mengembangkan gejala yang tergolong ringan sehingga masih mudah diatur, dokter

21
akan memberikan obat skizofrenia oral. Sementara jika pasien mengembaangkan

gejala yang tergolong berat sehingga sulit untuk diatur, dokter terpaksa akan

memberikan obat skizofrenia suntik.

Antipsikotik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antipsikotik generasi

pertama dan generasi kedua. Antipsikotik generasi kedua umumnya lebih sering

diresepkan dokter karena memiliki risiko efek samping yang lebih rendah daripadai

antipsikotik generasi pertama. Obat skizofrenia antipsikotik generasi kedua meliputi:

 Aripiprazole (Abilify)

 Asenapine (Saphris)

 Brexpiprazole (Rexulti)

 Cariprazine (Vraylar)

 Clozapine (Clozaril)

 Iloperidone (Fanapt)

 Lurasidone (Latuda)

 Olanzapine (Zyprexa)

 Paliperidone (Invega)

 Quetiapine (Seroquel)

 Risperidone (Risperdal)

 Ziprasidone (Geodon)

Obat antipsikotik generasi pertama memiliki efek samping yang

memengaruhi saraf (neurologis), seperti kejang otot, kedutan, serta gemetar. Meski

obat antipsikotik kedua sering diresepkan karena minim efek samping, antipsikotik

generasi pertama umumnya lebih murah. Terutama pada versi generik, yang dapat

menjadi pertimbangan penting untuk pengobatan jangka panjang. Beberapa obat

skizofrenia antipsikotik generasi pertama meliputi:

 Chlorpromazine

 Fluphenazine

22
 Haloperidol

 Perphenazine

4. Pencegahan

 Minum obat Anda setiap hari seperti pada resep dokter.

 Saat halusinasi muncul, cobalah untuk mengabaikan halusinasi itu dengan

memfokuskan diri Anda pada hal lain, misalnya dengan membaca buku,

mendengarkan musik, berdoa, atau berbicara dengan teman.

 Ikut berpartisipasi dalam program atau aktivitas yang dianjurkan.

Pertimbangkan untuk ikut dalam support group pekerja sosial.

 Hindari alkohol karena alkohol dapat menghambat efek obat skizofrenia.

 Jangan biarkan anggota keluarga yang mengidap penyakit ini merasa tertekan.

Stres, kurang tidur, diet yang tidak seimbang, dan kafein dapat menyebabkan

gejala kambuh.

 Hubungi dokter apabila Anda atau keluarga Anda mendengar suara, merasa

paranoid atau memiliki pikiran-pikiran yang aneh.

 Hubungi dokter Anda apabila Anda atau anggota keluarga Anda kurang tidur,

terlihat depresi, atau mempunyai perasaan ingin bunuh diri.

 Jangan menggunakan obat skizofrenia yang ilegal.

 Jangan menggunakan obat skizofrenia di luar resep tanpa sepengetahuan dokter

Anda

23
G. Kanker Otak

Kanker otak

adalah kondisi di mana

tumbuhnya tumor ganas

di otak. Penyakit ini

dibagi menjadi dua tipe.

Terdiri dari kanker otak

primer (terhitung terjadi

sebanyak 75 persen dari seluruh kasus tumor otak) yang penyebabnya datang dari

otak, dan kanker otak sekunder (25 persen dari seluruh kasus kanker otak) yang

muncul dari bagian tubuh lain dan menyebar sampai ke otak.

Sekitar 40 persen kanker otak diawali dari penyangga neuron yaitu sel tumor

Glial. Sel U glial termasuk juga tumor astrocytes, tumor glia primer,

oligodendrocytes glioma, meningioma ventricular, dan medulloblastoma.

Tipe kanker otak sekunder biasanya disebabkan oleh penyebaran dari kanker

lain, seperti kanker payudara, paru-paru, ginjal, usus besar, dan melanoma pada kulit.

Kanker otak adalah kondisi yang tidak dapat dihindari tapi sebagian besar dapat

ditangani jika terdeteksi sejak awal.

Kanker otak sekunder lebih sering terjadi pada orang dewasa. Kanker otak

primer bisa menyerang siapa saja tapi lebih sering untuk anak usia di bawah 15 tahun

dan orang-orang usia paruh baya.

1. Gejala

Sakit kepala berkepanjangan adalah gejala umum kanker otak karena tumor

tumbuh menekan tengkorak. Sakit kepala biasanya terjadi di pagi hari setelah bangun

dan semakin sakit ketika batuk dan bersin.

Gejala lain tergantung pada lokasi tumor, tetapi juga bisa mengakibatkan perubahan

kebiasaan Anda sehari-hari. Berikut merupakan gejala kanker otak:

24
 Sakit kepala, terutama di pagi hari. Sakit kepala bisa terasa ringan atau

bahkan terasa berat

 Kelemahan otot yang sering terjadi di salah satu sisi tubuh

 Parestesi, tubuh seperti merasa seperti ditusuk jarum dan kesemuran

 Tubuh sulit untuk seimbang dan koordinasi pada gerakan tubuh berantakan

 Kesulitan berjalan, lengan dan kaki kadang juga menjadi lemah

 Kejang

Gejala dan tanda-tanda kanker otak lainnya yang mungkin bisa terjadi termasuk:

 Perubahan status mental. Ini bisa berupa perubahan konsentrasi, ingatan,

perhatian, bahkan kebingungan tanpa sebab

 Merasakan mual dan muntah terutama di pagi hari dengan yang bisa

disebabkan oleh vertigo

 Kelainan dalam penglihatan (misalnya, penglihatan ganda, penglihatan kabur,

hilangnya penglihatan tepi)

 Kesulitan berbicara ( yang diakibatkan oleh gangguan suara)

 Perubahan bertahap dalam kapasitas intelektual atau emosional. Misalnya,

sulit atau mengalami ketidakmampuan untuk berbicara yang diikuti dengan

tidak paham dengan apa yang lawan bicaranya katakan.

Pada banyak orang, gejala-gejala di atas mungkin diabaikan karena gejala

tidak berlangsung signifikan. Gejala kanker otak bisa tumbuh dan berjalan lama,

namun kadang-kadang, gejala-gejala ini juga bisa muncul lebih cepat.

Dalam beberapa kasus, orang mungkin mengira gejala kanker otak yang

dialami adalah kondisi stroke, padahal bukan. Pada beberapa pasien, gejalanya

mungkin lebih jelas, terutama jika kanker terletak di lobus otak tertentu, yang

biasanya bertanggung jawab untuk fungsi tubuh.

Gejala-gejala lain mungkin tidak disebutkan di atas. Jika Anda mempunyai

pertanyaan tentang gejala tertentu, segera konsultasi ke dokter.

25
2. Penyebab

 Kanker otak adalah kondisi yang tidak dapat disimpulkan secara pasti. Pasien

bisa tahu apakah mereka mengalami kondisi ini hanya melalui gejala dan

diagnosa yang tepat dari dokter.

 Para periset menemukan beberapa perubahan yang terjadi pada sel otak normal

bisa menyebabkan mereka membentuk tumor dan berakhir menjadi otak.

 Tumor otak primer muncul dari banyak jenis jaringan otak (misalnya sel glia,

astrocyte, dan jenis sel otak lainnya). Sementara kanker otak metastatik

disebabkan oleh penyebaran sel kanker dari organ tubuh ke otak.

 Namun, penyebab perubahan dari sel normal ke sel kanker pada tumor otak

metastatik dan primer tidak sepenuhnya dipahami. Data yang dikumpulkan oleh

para ilmuwan penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan faktor risiko

tertentu lebih mungkin berisiko kanker di otak.

 Dikutip dari Medicine.Net, orang yang bekerja atau berada lama di lingkungan

seperti di kilang atau pengeboran minyak, penangan bahan bakar, bahan kimia,

ahli kimia, pembalsem, atau pekerja industri karet, berisiko lebih tinggi terkena

kanker otak daripada masyarakat yang bekerja di lingkungan selain tersebut.

 Selain itu, risiko keturunan seperti anggota keluarga yang memiliki riwayat

kanker di otak juga dapat memengaruhi. Namun, faktor keturunan (peralihan

genetik sifat dari orang tua ke anak-anak) sebagai penyebab tumor otak belum

terbukti.

 Sementara faktor risiko lain seperti merokok, paparan radiasi, dan infeksi virus

(HIV) telah banyak diduga menjadi penyebabnya, akan tetapi tidak terbukti

menyebabkan kanker di otak.

 Tidak ada bukti yang baik bahwa kanker di otak menular lewat trauma di kepala

atau disebabkan oleh penggunaan telepon seluler. Pernyataan aspartam atau

pemanis buatan bisa menyebabkan kanker otak pun juga belum terbukti.

26
Bahkan, FDA atau setara dengan BPOM di Amerika berpendapat bahwa itu

tidak menyebabkan kanker di otak.

3. Pengobatan

1. Operasi pengangkatan kanker di otak

Operasi mengangkat tumor ganas di otak ini dilakukan dengan cara mencoba

mengangkat semua sel tumor dengan memotong tumor. Dokter akan meninggalkan

jaringan otak normal. Pembedahan ini melibatkan pembukaan tengkorak

(kraniotomi), yang sering disebut operasi invasif.

Beberapa kanker yang menyerang otak tidak semuanya dapat dioperasi oleh ahli

bedah, karena dalam beberapa kasus operasi justru bisa menyebabkan otak

bertambah rusak bahkan mengancam nyawa.

Pasien dengan diagnosis tumor otak yang tidak dapat dioperasi, biasanya akan

diberikan berbagai saran atau pilihan pengobatan sebagai alternatifnya.

Jika pasien hendak dioperasi, dokter akan mempertimbangkan tipe dan posisi tumor

yang akan menentukan apakah operasi pengangkatan tumor dapat berhasil atau tidak.

Selain itu, pembedahan juga dapat memberikan diagnosa kanker dan mengurangi

tekanan pada otak.

2. Kemoterapi

Kemoterapi adalah tindakan yang umum dilakukan dalam penanganan kanker

otak, tapi tidak untuk jenis tumor otak primer. Dokter juga akan memberikan obat

anti kejang seperti phenytoin yang sering digunakan sebelum dan sesudah operasi.

Untuk pembengkakan otak, dokter akan menyarankan penggunaan obat steroid

(dexamethasone).

Cara kerja kemoterapi adalah dengan menghancurkan sel-sel tumor di dalam tubuh

menggunakan bahan kimia (obat-obatan) tertentu. Obat kemoterapi akan

mematikan sel-sel yang tumbuh dan membelah dengan kecepatan yang abnormal,

termasuk sel kanker.

27
Tidak seperti operasi atau terapi radiasi, kemoterapi tidak menargetkan pada suatu

area secara spesifik, sehingga dapat berefek pada seluruh tubuh. Karena itulah

hasilnya juga akan efektif pada sel kanker yang telah menyebar (bermetastasis) pada

bagian tubuh lain.

Sayangnya, kemoterapi adalah perawatan yang juga akan memengaruhi sel-sel tubuh

yang sehat secara cepat seperti sel kulit, rambut, usus, dan sel sumsum.

3. Radiasi atau radioterapi

Radioterapi adalah cara pengobatan yang mengandalkan radiasi dengan

menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar x, gama, proton, dan elektron

untuk membunuh sel kanker.

Walaupun radioterapi paling sering digunakan untuk mengobati pasien

kanker, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien non-kanker,

seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.

Radioterapi bekerja dengan cara merusak DNA yang mengatur pembelahan

diri sel kanker, sehingga sel tidak lagi bisa berkembang dan bahkan mati.

Pengobatan ini juga bisa memengaruhi perkembangan sel-sel normal, tetapi

efek samping yang ditimbulkan akan hilang jika sudah tidak melakukan terapi.

Tidak seperti kemoterapi yang mempengaruhi seluruh bagian tubuh karena

menggunakan aliran darah sebagai perantaranya, radioterapi adalah pengobatan lokal

yang bertujuan untuk menurunkan jumlah sel kanker tanpa harus merusak sel-sel

serta jaringan yang ada di sekitar sel kanker.

Tetapi radioterapi tidak selalu langsung berhasil membunuh sel kanker atau

sel normal yang sedang tumbuh. Untuk membuatnya mati dan tidak tumbuh kembali,

maka dibutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan minggu.

Jaringan normal yang sering kali terkena dampak radiasi adalah jaringan

tubuh yang melakukan pembelahan secara terus-menerus, seperti kulit, beberapa

jaringan dalam sistem pencernaan, serta sumsum tulang.

28
Oleh karena itu, efek samping akan timbul beberapa waktu setelah melakukan

radioterapi seperti lelah dan kulit bermasalah seperti gatal atau iritasi akan muncul

sehabis melakukan terapi.

4. Pencegahan

Koordinasi dengan dokter termasuk dalam pembedahan neuron (khusus

bedah dan tulang belakang), dokter yang mempunyai spesialisasi kanker sistem

saraf, terapis radiasi untuk penanganan kanker, dan dokter keluarga Anda.

Lakukan pemeriksaan ulang dengan dokter Anda. Bisa melalui CT, MRI, atau

tes darah untuk mengecek kanker dan dosis obat Aanda dengan tepat.

Temui dokter sesegera mungkin jika Anda mengalami kejang-kejang atau

sakit kepala baru yang sebelumnya tidak ada, untuk mencegah komplikasi penyakit.

Jika ada pertanyaan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapat informasi

yang lebih jelas dan mencari solusi yang tepat untuk Anda.

H. Sakit Kepala

Sakit kepala adalah rasa sakit yang terjadi pada bagian manapun di kepala.

Sakit kepala dapat terjadi pada sebelah bagian kepala atau terisolasi pada bagian

tertentu. Sakit kepala dapat terasa

berdentam, tajam, atau tumpul,

dapat muncul bertahap atau tiba-

tiba, dan dapat berlangsung untuk

beberapa jam hingga beberapa hari.

Ada 2 jenis sakit kepala:

 Sakit kepala utama tidak terkait dengan penyakit lainnya. Sebagai contoh:

sakit kepala sebelah (migrain), tension headache, dan sakit kepala cluster.

 Sakit kepala sekunder disebabkan oleh penyakit lainnya.

1. Gejala

29
Tergantung pada jenis sakit kepala, gejala dapat berbeda-beda.

Beberapa gejala umum dari tension headache adalah:

 Rasa sakit berkisar dari ringan hingga sedang

 Rasa sakit mempengaruhi seluruh kepala

 Rasa sakit berlangsung sepanjang hari

 Sakit kepala saat bangun

 Kelelahan

 Kesulitan berkonsentrasi

 Sedikit sensitif terhadap cahaya dan suara

 Nyeri umum pada otot.

Beberapa gejala umum dari sakit kepala migrain adalah:

 Rasa sakit berkisar dari sedang hingga parah

 Pandangan kabur

 Mual dan muntah

 Sakit perut

 Kehilangan napsu makan

 Blind spots (‘titik buta’ pada penglihatan Anda)

 Kulit pucat.

Beberapa gejala umum dari cluster headache adalah:

 Nyeri yang konstan dan parah, terasa panas dan tertusuk-tusuk pada satu sisi

kepala

 Rasa sakit terletak di belakang satu mata atau daerah mata dan tidak berganti

sisi

 Rasa sakit berkurang secara bertahap dalam sehari dan kambuh pada hari

yang sama.

30
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila

Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan

dokter Anda.

2. Penyebab

Banyak hal yang dapat menyebabkan sakit kepala. Kadang dapat dipicu oleh

faktor lingkungan atau dari aktivitas Anda. Kondisi medis juga dapat mengakibatkan

sakit kepala. Beberapa penyebab umum adalah:

 Alkohol

 Daging asap

 Kurang tidur

 Postur yang buruk

 Melewatkan makan

 Dehidrasi

 Stress/depresi/gelisah

 Aktivitas fisik yang intens atau buruk

 Penyalahgunaan obat-obatan

 Brain freeze (terjadi saat Anda makan atau minum sesuatu yang dingin).

3. Pengobatan

Cara paling umum dalam mengatasi sakit kepala adalah pengobatan yang

dijual bebas. Kebanyakan tension headache dapat dibantu dengan mengonsumsi

penawar rasa sakit, seperti:

 Aspirin;

 Naproxen (Aleve);

 Acetaminophen (Tylenol);

 Ibuprofen (Advil, Motrin).

Namun, obat-obatan ini tidak boleh digunakan secara berlebih. Menurut

Mayo Clinic, menggunakan pengobatan bebas terlalu sering dapat menyebabkan

31
rebound atau sakit kepala yang disebabkan oleh penawar rasa sakit. Jenis sakit

kepala tersebut sulit diatasi dan dapat terjadi apabila Anda sudah ketergantungan

dengan obat dimana Anda merasakan sakit jika efek obat sudah hilang.

4. Pencegahan

 Meditasi

 Latihan relaksasi

 Terapi perilaku kognitif

 Biofeedback, teknik relaksasi yang membantu Anda mengatur rasa sakit dan

srress

 Pijat dan peregangan leher

 Terapi panas (kompres hangat atau mandi air hangat).

32
DAFTAR PUSTAKA

Samiadi, Lika Aprilia. 2016. “Apa Itu Penyakit Parkinson?”,

https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-parkinson/, diakses pada 06 Maret

2019 pukul 18.12

Willy, Tjin. 2019. “Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Parkinson”,

https://www.alodokter.com/penyakit-parkinson/pengobatan, diakses pada 06

Maret 2019 pukul 18.20

Marianti. 2018. “Penyakit Alzheimer”, https://www.alodokter.com/penyakit-

alzheimer, diakses pada 06 Maret 2019 pukul 18.33

Samiadi, Lika Aprilia. 2018. “Apa Itu Penyakit Alzheimer?”,

https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-alzheimer-adalah/, diakses pada 06

Maret 2019 pukul 18.50

Samiadi, Lika Aprilia. 2016. “Apa Itu Dimensia?”,

https://hellosehat.com/penyakit/demensia/, diakses pada 06 Maret 2019 pukul

19.00

Samiadi, Lika Aprilia. 2016. “Apa Itu Amnesia?”,

https://hellosehat.com/penyakit/amnesia/, diakses pada 06 Maret 2019 pukul

19.25

Swari, Risky Candra. 2018. “Apa itu Gegar(Gegar Otak)”,

https://hellosehat.com/penyakit/gegar-gegar-otak-adalah/, diakses pada 07

Maret 2019 pukul 13.05

Joseph, Novita. 2018. “Apa Itu Kanker Otak?”,

https://hellosehat.com/penyakit/kanker-otak/, diakses pada 07 Maret 2019

pukul 15.00

Swari, Risky Candra. 2018. “Apa Itu Skizofernia?”,

33
https://hellosehat.com/penyakit/skizofrenia/, diakses pada 07 Maret 2019

pukul 15.20

Samiadi, Lika Aprilia. 2016. “Apa Itu Sakit Kepala?”,

https://hellosehat.com/penyakit/sakit-kepala/, diakses pada 07 Maret 2019

pukul 15.30

34

Anda mungkin juga menyukai