Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Materi : Alzheimer
Dosen Pengampu : Dwi Novitasari, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :
1. Panca Rizky Kharisma (220106184)
2. Putri Larasati (220106189)
3. Ramadani Nursaputri (220106196)
4. Ricky Putra Nugraha Irwan (220106201)
5. Roni Riski Dinata (220106208)
6. Salsabila Amanda Dwi Damayanti (220106213)
7. Sinta Nuraeni (220106225)
8. Syaputri (220106232)
9. Tia Aprilia Rengen (220106237)
10. Tresna Agustin Nurfazrin (220106244)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PUROKERTO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Alzheimer” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pemenuhan Kebutuhan Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Alzheimer bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah
Pemenuhan Kebutuhan Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto,14 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
D. Manfaat ........................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
A. Pengertian Alzheimer...................................................................................................... 6
B. Kategori Alzheimer ......................................................................................................... 6
C. Gejala Alzheimer ............................................................................................................ 7
D. Penyebab Alzheimer ....................................................................................................... 8
E. Terapi Alzheimer .......................................................................................................... 10
F. Pencegahan dan Pengobatan Alzheimer ....................................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................ 15
A.Kesimpulan ....................................................................................................................... 15
B.Saran ................................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin


banyak pula penemuan-penemuan yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan serta
ketidaktahuan manusia dalam fenomena alam serta kehidupan sehari-hari.

Banyak penyakit-penyakit yang pada zaman dahulu dianggap wajar-wajar saja, akan
tetapi berkat perkembangan ilmu pengetahuan manusia menjadi lebih tahu bahwa
ternyata penyakit yang pada zaman dahulu dianggap biasa dan wajar adalah bukan
sesuatu yang biasa dan wajar lagi bahkan berbahaya untuk kehidupan si penderita.

Contohnya penyakit pikun (dementia) yang terjadi pada usia lanjut. Banyak manusia
berpikir bahwa pikun merupakan biasa dan wajar pada usia lanjut. Akan tetapi,
berdasarkan survey mengatakan bahwa banyak orang berusia lanjut yang tidak pikun.
Bahkan persentasi orang usia lanjut yang pikun dengan yang tidak lebih banyak orang
yang tidak pikun di banding dengan yang pikun.

Penelitian lebih lanjut telah menjawab bahwa penyakit pikun pada usia lanjut yang
parah adalah penyakit mematikan. Penyakit ini disebut Alzheimer. Nama penyakit
Alzheimer ini jarang di dengar orang. Oleh karena itu, penyusun memilih Alzheimer
sebagai topik pembahasan dengan harapan dapat menambah ilmu pengetahuan
pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Alzheimer?
2. Gejala sepeti apa yang ditimbulkan oleh penyakit Alzheimer?
3. Apa penyebab dari penyakit Alzheimer?
4. Bagaimankah pencegahan dan pengobatan untuk penyakit alzheimer?
5. Bagaimana cara kerja terapi pada penyakit Alzheimer?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat megetahui gejala-gejala yang ditimbulkan dari
elzheimer.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab dari elzheimer.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui pencegahan dan pengobatan dari elzheimer.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui Terapi elzheimer
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat lebih mengetahui tentang pengertian dari penyakit
elzheimer.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui gejala dan penyebab dari penyakit
elzheimer.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah pencegahan , pengobatan dan terapi
untuk penyakit elzheimer
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alzheimer

Pikun dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah dementia. Istilah ini
melukiskan kemunduran secara perlahan pada fungsi intelektual dan sosial yang
dialami seseorang. Makin lama makin bertamah berat, yang disebabkan oleh gangguan
pada jaringan otak.

Penyakit pikun yang disebakan oleh proses degenarasi sel-sel di otak, yang belum
dapat dicegah dan masih sulit disembuhkan, inilah yang disebut Alzheimer yang cukup
menjadi momok bagi orang lanjut usia. Walaupun ada usia muda yang diserang
penyakit ini. Tetapi pada umumnya penyakit ini menyerang pada orang-orang yang
berusia 50-70 tahun.

Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga
sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Seseorang dengan penyakit
Alzheimer mempunyai masalah dengan ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat
sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam
kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-
tahun.

Mereka yang rentan terserang kepikunan alzheimer ini adalah para lansia di atas 60
tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor
risiko keturunan. Penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di
Indonesia. Deteksi dini adalah hal penting dalam mengatasi Alzheimer, tetapi faktanya
seringkali sulit dilakukan karena gelaja kemunduran kerap dianggap sebagai suatu hal
yang lumrah. Penderita biasanya hanya menunjukkan gejala biasa seperti lupa, tetapi
kemudian berkembang progresif menjadi parah dan memperburuk fungsi kognitif dan
fungsi mental lainnya.

B. Kategori Alzheimer
Kategori Alzheimer dapat dibagi menjadi:
1. Predementia
Pada Alzheimer tingkat ini terjadi gangguan kognitif ringan, defisit memori, serta
apatis, apatis.
2. Demensia onset awal
Pada Alzheimer tingkat ini terjadi gangguan bahasa, kosakata, bahasa oral &
tulisan, gangguan persepsi, gangguan gerakan, terlihat bodoh, kurang inisiatif untuk
melakukan aktivitas.
3. Dementia moderat
Pada Alzheimer tingkat ini terjadi deteriorasi progresif, tidak mampu membaca &
menulis, gangguan long-term memory, subtitusi penggunaan kata (parafasia),
misidentifikasi, labil, mudah marah, delusi, Inkontinen system urinaria.

4. Dementia tahap lanjut (advanced)


Pada Alzheimer tingkat ini terjadi tidak dapat mengurus diri secara mandiri,
kehilangan kemampuan verbal total, agresif, apatis ekstrim, deteriorasi massa otot
& mobilitas, kehilangan kemampuan untuk makan.

C. Gejala Alzheimer
Tanda dini dari penyakit Alzheimer adalah perubahan dalam emosi. Hal ini
terlihat dari gairah kerja yang menurun, merasa malas atau kehilangan semangat.
Pribadi yang tadinya hangat dan semangat menjadi semakin acuh tak acuh. Seringkali
fperasaan mudah tersinggung, murung, cemas tanpa sebab-sebab yang nyata. Tidak itu
saja, keluhan jasmaniah terlihat juga dengan merasa linu-linu, mudah lelah dan
seringkali masuk angin.
Pada tahap awal, penderita Alzheimer akan mengalami gejala-gejala seperti orang
pelupa alias pikun. Keluhan utama disini adalah gangguan daya ingat (memori). Yang
menjadi sasaran adalah ingatan baru, sedangkan ingatan lama masih terekam dengan
baik. Misalnya sudah membuat rencana untuk esok pagi mau rapat ke mana dan mau
ketemu dengan siapa. Tetapi akhirnya apa yang sudah direncanakan menjadi bubar
semua alias tidak ingat sama sekali
Pada tahap kedua, tanda-tanda di atas kian jelas, baik dalam kegagalan emosi,
sosial, dan intelektualnya. penderita tidak lagi mengelola dirinya sendiri apalagi
pekerjaannya. Penyebab utama adalah hilangnya daya ingat dan hilangnya inisiatif.
Gaya bahasanya menjadi monoton dan lamban. Dalam menyatakan pikirannya tidak
dapat to the point, dan banyak kalimat yang diulang-ulang. Hal ini dikarenakan oleh
banyaknya perbendaharaan kata yang hilang pada waktu dia mengungkapkannya.
Pada tahap ketiga, kegagalan dalam berbahasa sudah sampai pada puncaknya.
Penderita Alzheimer tidak dapat lagi mengerti ucapan seseorang dan mengekspresikan
jalan pikiran melalui bicaranya.Dia hampir tidak bisa berbicara sama sekali.
Agar kepikunan Alzhemier dapat dicegah sejak dini, berikut beberapa tanda atau
gejala yang patut diwaspadai kemungkinan hadirnya penyakit pembunuh otak :
1. Kemunduran memori/daya ingat.
2. Sulit melaksanakan kegiatan / pekerjaan sederhana
3. Kesulitan bicara dan berbahasa.
4. Disorientasi WTO (Waktu – Tempat – Orang)
5. Sulit dalam berhitung
6. Salah meletakan benda
7. Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias
8. Perubahan emosi dan perilaku.
9. Gangguan berfikir abstrak. Kemampuan imajinasi penderita terganggu.
10. Hilang minat dan inisiatif. Cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul,
menyendiri.
Selain itu, ada beberapa tanda-tanda awal penyakit alzheimer umum, adalah :
1. Kurangnya kebersihan.
Ini adalah tanda paling jelas dari penyakit Alzheimer. Orang-orang yang biasa
berpakaian rapi setiap hari mulai mengenakan pakaian kotor atau berhenti mandi.
2. Kehilangan memori jangka pendek.
Orang dengan demensia mungkin lupa pengalaman baru. Orang normal bisa lupa
detil aktivitas atau percakapan yang baru. Tapi orang dengan demensia bisa lupa
seluruh hal.
3. Pengulangan.
Orang dengan Demensia bisa mengulang cerita. Terkadang kata demi kata. Mereka
mungkin terus bertanya pertanyaan yang sama, tidak peduli berapa kali mereka
menjawab.
4. Masalah bahasa.
Orang dengan demensia dapat memiliki masalah besar mengingat, bahkan
mengingat kata-kata dasar. Cara mereka bicara bisa menjadi kening berkerut dan
sulit untuk dikuti.
5. Perubahan kepribadian.
Orang dengan demensia mungkin memiliki perubahan suasana hati tiba-tiba.
Mereka mungkin menjadi emosional; kesal atau marah tanpa alasan tertentu.
Mereka menarik diri atau berhenti melakukan kegiatan yang biasanya menikmati.
D. Penyebab Alzheimer
Sejumlah ahli kedokteran menyimpulkan, bahwa gaya hidup sangat berpengaruh
terhadap kepikunan. Gaya hidup yang dimaksud adalah kebiasaan buruk yang sering
dilakukan, misalnya merokok, meminum minuman yang mengandung alkohol,
penggunaan obat bius dan sebagainya, serta makan makanan yang berkadar lemak
tinggi.
Dan bila ditelaah lebih lanjut, kebiasaan buruk tersebut mempercepat munculnya
penyakit yang sering dialami oleh orang-orang zaman sekarang seperti hypertensi atau
tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit kencing manis, dan obesitas
atau kegemukan. Gangguan itu pada gilirannya semakin meningkatkan resiko penyakit
Alzheimer.
Selain kebiasaan buruk seperti yang disebutkan di atas, kepikunan bisa timbul
bersamaan dengan keracunan yang terjadi dalam tubuh seseorang, misalnya akibat
gangguan organ hati dan ginjal. Dalam keadaan yang seperti ini, zat-zat yang
semestinya ditawarkan racunnya oleh hati, kemudian dikeluarkan oleh ginjal, tetap
berada dalam aliran darah dan meracuni otak. Begitu pula seorang pe-tinju yang
kepalanya sering dihantam lawan, juga sangat rentan terhadap ke-pikunan.
Stres juga dapat menjadikan seseorang mudah mengalami kepikunan. Menurut
Zevan Khachanurian dari The National Institute of Aging, Los Angeles, Amerika
Serikat, sel-sel di hippocampus (bagian otak sebelah dalam) terpaksa bekerja lebih
keras pada kondisi stres. Akibatnya, otak menjadi lelah dan mudah rusak. Sedangkan,
sel otak Tidak seperti sel-sel tubuh lainnya, apabila sel otak yang rusak tidak bisa
digantikan.
Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia
(AAzI), Alzheimer timbul akibat terjadinya proses degenerasi sel-sel neuron otak di
area temporo-parietal dan frontalis. “Dementia (pikun) Alzheimer adalah penyakit
pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak,” ujarnya dalam study tentang
Alzheimer.
Kejanggalan awal biasanya dirasakan oleh penderita sendiri, mereka sulit
mengingat nama atau lupa meletakkan suatu barang. Mereka juga sering kali menutup-
nutupi hal itu dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia
mereka. Penyebab ataupun faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit
Alzheimer antara lain sebagai berikut:
a. Usia
Faktor risiko terbesar untuk penyakit Alzheimer adalah usia. Kebanyakan orang
dengan penyakit Alzheimer didiagnosis pada usia 65 tahun atau lebih tua. Orang
muda kurang dari 65 tahun juga dapat terkena penyakit ini, meskipun hal ini jauh
lebih jarang. Sementara usia adalah faktor risiko terbesar.
b. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan keluarga yang memiliki orangtua, saudara atau saudari
dengan Alzheimer lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit daripada mereka
yang tidak memiliki kerabat dengan Alzheimer's. Faktor keturunan (genetika),
bersama faktor lingkungan dan gaya hidup, atau keduanya dapat menjadi
penyebabnya.
c. Pendidikan atau Pekerjaan
Beberapa ilmuwan percaya faktor lain dapat berkontribusi atau menjelaskan
peningkatan risiko demensia di antara mereka dengan pendidikan yang rendah. Hal
ini cenderung memiliki pekerjaan yang kurang melatih rangsangan otak. Selain itu,
pencapaian pendidikan yang lebih rendah dapat mencerminkan status sosial ekonomi
rendah, yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gizi buruk
dan mengurangi kemampuan seseorang untuk membayar biaya perawatan kesehatan
atau mendapatkan perawatan yang disarankan.
d. Traumatic Brain Injury (TBI)
Trauma Cedera Otak sedang dan berat meningkatkan risiko perkembangan penyakit
Alzheimer. Trauma Cedera Otak adalah gangguan fungsi otak yang normal yang
disebabkan oleh pukulan atau tersentak ke kepala atau penetrasi tengkorak oleh
benda asing, juga dapat didefinisikan sebagai cedera kepala yang mengakibatkan
hilangnya kesadaran. Trauma Cedera Otak dikaitkan dengan dua kali risiko
mengembangkan Alzheimer dan demensia lainnya dibandingkan dengan tidak ada
cedera kepala.

E. Terapi Alzheimer
Penyakit Alzheimer hingga saat ini memang belum dapat disembuhkan, selain
itu belum adanya obat-obatan yang memiliki keefektivan hasil bagi pasien Alzheimer.
Obat-obatan tersebut hanya mengurangi progresifitas penyakit Alzheimer sehingga
hanya memberikan rasa tenang bagi pasien, sehingga mengurangi perubahan emosi dan
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Terapi yang dapat diberikan untuk pasien Alzheimer yaitu terapi farmakologis
dengan penggunaan obat-obatan dan terapi non farmakologis. Terapi farmakologis
pada pasien Alzheimer difokuskan pada tiga domain: mempertahankan fungsi kognitif,
perilaku dan gejala kejiwaan. Sedangkan terapi non farmakologi dilakukan untuk
mempertahankan fungsi kognitif yang masih ada dengan berbagai macam program
kegiatan yang dapat diberikan, antara lain terapi relaksasi dan latihan fisik untuk
menyehatkan kerja otak, serta senam otak.

1. Terapi non-farmakologis
Merupakan cara terapi menggunakan pendekatan selain obatobatan. Terapi non-
farmakologis sering digunakan dengan tujuan mempertahankan atau meningkatkan
fungsi kognitif, kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, atau kualitas
hidup secara keseluruhan. Mereka juga dapat digunakan dengan tujuan mengurangi
gejala perilaku seperti depresi, apatis, mengembara, gangguan tidur. Terapi
nonfarmakologis diperlukan untuk lebih mengevaluasi efektivitas mereka dalam
kehidupa sehari-hari (Alzheimer’s Association, 2015). Prinsipprinsip dasar dalam
pengobatan pasien dengan Alzheimer meliputi:
Kegiatan yang mencakup mengenai kegiatan dan lingkungan pasien
rehabilitasi. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga dan masyarakat
serta lingkungan alam. Dalam konteks kegiatan pada pasien meliputi kegiatan kreatif
seperti olahraga, kegiatan keseharian secara konsisten. Dalam konteks lingkungan
yang mencakup keluarga dan masyarakat adalah menggunakan pendekatan halus
pada pasien, berempati 22 pada pasien, serta dalam konteks lingkungan alam adalah
memberikan lingkungan yang aman dan nyaman. 1.
2. Terapi Farmakologis
Perawatan farmakologis merupakan sebuah cara terapi dengan menggunakan
obat untuk memperlambat atau menghentikan suatu penyakit atau mengobati
gejalanya. Efektivitas obat ini bervariasi dari orang ke orang. Namun, tidak ada
perawatan yang tersedia saat ini untuk penyakit Alzheimer, hingga saat ini obat
hanya memperlambat atau menghentikan kerusakan neuron yang menyebabkan
gejala Alzheimer dan akhirnya membuat penyakit menjadi fatal.
Jenis obat-obatan yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk penyakit
Alzheimer adalah rivastigmine, galantamine, donepezil, dan memantine. Keempat
obat ini mampu meredakan gejala demensia dengan cara meningkatkan kadar dan
aktivitas kimia di dalam otak (Tim Alodokter, 2015).
Rivastigmine, galantamine, dan donepezil biasanya digunakan untuk
menangani penyakit Alzheimer dengan tingkat gejala awal hingga menengah.
Sedangkan memantine biasanya diresepkan bagi penderita Alzheimer dengan gejala
tahap menengah yang tidak dapat mengonsumsi obat-obatan lainnya. Memantine
juga dapat diresepkan pada penderita Alzheimer dengan gejala yang sudah
memasuki tahap akhir (Tim Alodokter, 2015).
F. Pencegahan dan Pengobatan Alzheimer
Berkat para ilmuan akhirnya alzheimer bisa dicegah dan diatasi. Bahkan sudah
banyak obat-obat yang beredar untuk penderita alzheimer ini. Berikut tips mencegah
dan mengatasi alzheimer :
1. Makan diet Mediterania
Para peneliti menemukan bahwa orang yang secara teratur mengkonsumsi
diet Mediterania 38 persen lebih rendah untuk terserang penyakit Alzheimer.
Sebuah diet Mediterania yang kaya dalam kacang-kacangan, lemak sehat (dari
salad dressing, alpukat), tomat, ikan, sayuran, sayuran berdaun gelap dan dan buah-
buahan. Diet Mediterania juga dikenal karena rendah daging merah, daging organ,
mentega dan susu tinggi lemak.
2. Berhenti merokok
Sebuah studi baru-baru ini dalam Archives of Internal Medicine menemukan
bahwa merokok secara langsung terkait dengan peningkatan dramatis dalam
demensia di kemudian hari. Studi ini menemukan bahwa mereka yang dilaporkan
merokok dua bungkus rokok sehari memiliki resiko 100% lebih besar dari
diagnosis demensia dibandingkan non-perokok.

3. Makan seledri dan paprika hijau


Peneliti dari Universitas Illinois di Urbana-Champaign melihat efek dari
luteolin pada otak tikus, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of
the National Academy of Sciences. Luteolin, yang ditemukan dalam seledri dan
paprika hijau, ditemukan untuk mengurangi radang otak yang disebabkan oleh
Alzheimer dan dapat mengurangi gejala kehilangan memori.
4. Minum kopi
European Journal of Neurology menemukan bahwa mereka yang memiliki
asupan kafein meningkat memiliki risiko yang jauh lebih rendah berkembangnya
penyakit Alzheimer daripada mereka yang dengan sedikit atau tidak
mengkonsumsi kafein. Studi lain yang dipublikasikan dalam Journal of
Alzheimer’s Disease menemukan bahwa kadar kafein abnormal secara signifikan
menurukan protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer dan 50 persen
pengurangan di tingkat amyloid beta, zat membentuk gumpalan lengket plak dalam
otak orang-orang dengan penyakit Alzheimer. Ini berarti bahwa studi ini
menemukan bahwa kafein dapat menjadi penting dalam mencegah Alzheimer,
tetapi sebenarnya dapat menjadi pengobatan terapi bagi mereka yang sudah
didiagnosis dengan penyakit. Hal ini merupakan perkembangan besa, Ini juga
merupakan alasan besar untuk melanjutkan kebiasaan latte harian Anda.
5. Latihan (Olahraga)
Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat olahraga pada orang dengan
penyakit Alzheimer. Journal of American Medical Associate menerbitkan
penelitian yang menemukan bahwa latihan olahraga untuk pasien dengan penyakit
Alzheimer tidak hanya meningkatkan kondisi fisik dan memperpanjang mobilitas
independen mereka. Mobilitas Independen penting terutama bagi mereka dengan
penyakit Alzheimer, karena salah satu gejala Alzheimer yang sering tidak dibahas
adalah kurangnya keseimbangan, jatuh dan tersandung. Hal ini menyebabkan
cedera dan kebutuhan untuk pengawasan konstan pada pasien Alzheimer. Dengan
menggabungkan 60 menit latihan pada hari-hari dalam seminggu, dan istirahat
teratur, seseorang dapat meningkatkan mobilitasnya.

Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer sampai saat ini, para peneliti tidak
berhenti bekerja keras untuk menemukan cara baru untuk mencegah, mengobati dan
menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan untuk para penderita alzheimer yaitu dengan
cara meminum obat asetikolin nesterase yang berfungsi untuk menambah zat yang
memperbesar daya ingat. Selain itu pengobatan untuk penderita juga dengan melakukan
terapi secara teratur. untuk lebih memudahkan terapi yang teratur, akan lebih baik jika
penderita (yang biasanya sudah lanjut usia) di titipkan di panti agar perkembangannya
bisa terkontrol dengan baik di bandingkan di rumah sendiri.
Banyak sekali orang yang menderita Alzheimer berperilaku dalam cara yang
agresif. Biasanya orang dengan penyakit Alzheimer menunjukkan perilaku agresif jika
ia merasa terhina, takut, atau frustasi karena mereka tidak dapat memahami orang lain
atau membuat sendiri dipahami.
Ketika seorang pasien Alzheimer secara lisan atau fisik agresif, dokter
menggunakan obat-obatan seperti antipsikotik risperidone atau olanzapine. Obat
antipsikotik yang lebih tua seperti Haloperidol tidak digunakan karena efek samping
yang parah.
Akan tetapi, Penelitian telah menunjukkan bahwa pengobatan non-obat seperti
kotak cahaya terang yang lebih baik mengelola perilaku agresif dalam Alzheimer
sebagai risiko keamanan obat antipsikotik lebih besar daripada manfaatnya.
Selain obat-obatan yang ilmiah seperti dikemukakan diatas, terdapat juga obat
pencegahan alami yang sering dipakai memasak orang Indonesia yaitu kunyit. Kunyit,
selain menambah nafsu makan, kunyit juga ternyata dapat mencegah kita dari penyakit
alzheimer di masa tua nanti.
Satu penelitian menunjukkan orang-orang yang mengonsumsi banyak kunyit,
pada hakekatnya jarang yang terkena Alzheimer. “Di negara-negara di mana orang-
orangnya mengonsumsi banyak (kunyit), kejadian penyakit Alzheimer sangat rendah.
Di India dan Asia Tenggara, penyakit itu jarang. Dan (di Amerika Serikat) itu sangat,
sangat biasa,” kata Chris Kilham seorang pemburu obat dalam wawancara dengan Fox
News.
Kilham menjelaskan bahwa akar kunyit, yang juga dikenal dalam bentuk ekstrak
yang disebut curcumin, merupakan salah satu rempah-rempah yang berguna dalam
mencegah munculnya Alzheimer dan bahkan mengobatinya.
"Orang yang menderita penyakit Alzheimer memiliki plak yang melekat di otak
disebut "amyloid beta." Beberapa plak juga berkembang karena Alzheimer, atau karena
menjadi penyebab langsungnya. Tetapi, plak-plak itu secara langsung berkaitan dengan
proses degeneratif," jelas Kilham. Penelitian menunjukkan bahwa kunyit benar-benar
melenyapkan plak-plak ini, baik saat plak itu mulai terbentuk dan bahkan selama tahap
akhir dari perkembangan plak.
Apa yang ada dalam kunyit adalah sesuatu yang tampak untuk menghalangi
perkembangan penyakit Alzheimer dan benar-benar membantu mengurangi keberadaan
plak dalam otak. Dalam penelitian terhadap binatang, saat binatang benar-benar
memiliki plak "amyloid beta" dalam otak mereka dan mereka diberi akar kunyit, maka
plak itu berkurang.
Menurut Kilham, perusahaan-perusahaan obat bekerja keras mencoba
mengembangkan versi obat dari kunyit, tetapi Kilham merekomendasikan untuk makan
kunyit asli bila memungkinkan, dan mengonsumsi ekstrak kunyit bila makan kunyit
dalam makanan bukan pilihan.
Dengan demikian, kita tidak usah khawatir akan penyakit ini, karena sudah
terbukti oleh riset bahwa kunyit dapat mengurangi resiko alzheimer. Sedangkan,
indonesia merupakan negara yang mengkonsumsi kunyit dalam hampir setiap bumbu
masakannya.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati
sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Seseorang dengan penyakit
Alzheimer mempunyai masalah dengan ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit
bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan
sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun.
Seseorang dengan penyakit Alzheimer mempunyai masalah dengan
ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk
bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang rentan terserang
kepikunan alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga
tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor risiko keturunan.

B.Saran
Saran untuk para pembaca untuk rutin Berolahraga Secara Rutin, Menjaga fisik tetap
aktif juga berpengaruh terhadap kesehatan otak, Perbanyak Kegiatan yang Mengasah Otak,
Menerapkan Pola Makan Sehat,Kurangi Berat Badan Berlebih, Minum Obat dengan Teratur,
Bersosialisasi, Kelola Stres dengan Baik, Rutin Memeriksakan Kesehatan.Olahraga tidak
perlu melakukannya dengan latihan berat yang menguras tenaga, karena olahraga juga bisa
dilakukan dengan cara yang lebih santai seperti berjalan-jalan atau bersepeda.
Daftar Pustaka

1. Suryadi (2012), Kenali Gejala Kepikunan Alzheimer, http://nasional.kom


pas.com /read/2008/09/08/15243484/kenali.gejala.kepikunan.alzheimer.
2. Sulis (2009), Penyebab Alzheimer Berhasil Ditemukan, http://kesehatan.
kompas.com/read/2009/09/07/1507375/Penyebab.Alzheimer.Berhasil.Ditemu
kan,
3. Fitri (2011), Makalah Alzheimer, http://jagakesehatan.wordpress.com/20
08/12/05/makalah-alzheimer/,
4. Alzheimer’s Assoction, 2015

Anda mungkin juga menyukai