DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
P1337434121014
2022/2023
HEMOSTASIS
Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka
oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya
koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Fungsi
utama mekanisme hemostasis ini adalah menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga
darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk thrombus sementara atau
hemostatic thrombus pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan (vascular injury).
KOMPONEN HEMOSTASIS TROMBOSIT
Hemostatis adalah proses dimana darah dalam sistem sirkulasi tergantung dari kontribusi
dan interaksi dari beberapa faktor, yaitu dinding pembuluh darah, trombosit, faktor koagulasi,
dan system fibrinolisis. Hemostasis bertujuan untuk menjaga agar darah tetap cair di dalam arteri
dan vena, mencegah kehilangan darah karena luka, memperbaiki aliran darah selama proses
penyembuhan luka. Hemostasis juga bertujuan untuk menghentikan dan mengontrol perdarahan
dari pembuluh darah yang terluka. Hemostasis merupakan suatu mekanisme tubuh untuk
melindungi diri terhadap kehilangan darah dengan cara mengcegah terjadinya pendarahan spotan
dan mengatasi pendarahan akibat trauma dengan melibatkan pembuluh darah dan faktor
koagulasi. Pada peristiwaperistiwa yang memerlukan hemostatis diperlukan koagulasi
(pembekuan)yang merupakan salah satu proses hemostasis terpenting tetapi untuk tetap mengalir
dalam system sirkulasi, darah harus selalu cair, oleh karena itu dalam keadaan fisiologis,
disamping mekanisme koagulasi juga ada suatu mekamisme lain dengan efek antagonis yang
bertujuan untuk mengimbangi mekanisme koagulasi dan memelihara agar darah tetap cair; salah
satu diantaranya adalah proses fibrinolisis. Dengan adanya mekanisme fibrinoloisis, proses
pembekuan darah yang terjadi dapat dibatasi dan pembuluh darah yang tersumbat dapat dialirkan
darah kembali.
Trombosit atau platelet adalah sel darah yang berperan dalam membekukan darah.
Trombosit tersebut merupakan bagian darah yang paling utama saat pembuluh darah rusak
maupun kulit mengalami luka dan bocor yang mengakibatkan darah keluar dari pembuluh atau
terjadi perdarahan. Pada manusia yang memiliki jumlah trombosit normal, yaitu berkisar sekitar
150.000 sampai 400.000 trombosit tiap mikro liter darah. Apabila kadar trombosit dalam darah
kurang dari 150,000 maka orang tersebut mengalami kekurangan trombosit atau yang disebut
Trombositopenia. Namun apabila kadar trombosit dalam darah lebih dari 400.000 maka
mengalami kelebihan trombosit atau dikenal dengan istilah Trobositosis. Trombosit dalam darah
mempuyai waktu hidup selama 5 sampai 9 hari. Trombosit dalam darah akan melakukan
fungsinya selama masa hidupnya dan akan mengalami penuaan dan H 40 Hemostatis
dimusnahkan oleh limpa pada tubuh dan akan digantikan dengan trombosit yang baru dibentuk.
1. Ciri Trombosit
2. Struktur Trombosit
Trombosit adalah salah satu sel darah yang fungsinya untuk proses pembekuan
darah. Nama lain dari trombosit adalah platelet. Trombosit merupakan sel yang memiliki
peran sangat penting ketika terjadinya luka atau kebocoran pada pembuluh darah. Jumlah
trombosit normal dalam tubuhorang dewasa normal adalah 150.000 – 400.000 trombosit
per mikro-liter darah. Keadaan dimana seseorang memiliki jumlah trombosit di bawah
150.000 atau kurang dari normal disebut Trombositopenia, sedangkan jika jumlah
trombosit lebih tinggi dari 400.000 disebut Trombositosis. Masa hidup trombosit hanya
berlangsung sekitar 5 – 9 hari di dalam darah. Trombosit yang tua dan rusak akan
keluarkan dari aliran darah oleh organ limpa, kemudian digantikan oleh trombosit baru.
Proses Pembentukan trombosit
Trombosit merupakan komponen darah yang berperan dalam proses hemostasis.
Trombosit ini di organ-organ tubuh pembentuk darah dan setelah kelahiran trombosit
dibentuk di sumsum tulang.
Gambar : Megakarioblast
b. Promegakariosit
Promegakariosit mengandung inti yang terbagi menjadi 2 atau 4 lobus, dalam
sitoplasma biasanya mulai melakukan pematangan dengan membentuk pemadatan
seperti granula berwarna bening kebiru-biruan dan sitoplasma tidak terlalu biru. Pada
saat mekanisme pematangan sel ini, tampak tonjolan-tonjolan sitoplasma seperti
gelembung. Inti menjadi sangat poliploid mengandung DNA sampai 30 kali banyak
dari sel normal. Sitoplasma sel ini homogen dan berwarna kebiru-biruan atau sangat
basofilik.
Gambar : Promegakariosit
c. Megakariosit
Megakariosit biasanya berukuran lebih besar daripada sel pendahulunya. Pada
saat perubahan menjadi sel megakaryosit, perkembangan sitoplasma sangat besar.
Perubahan terpusat pada sitoplasma dan melakukan pemadatan membentuk
gumpalan-gumpalan granula dan melebar sehingga bentuk sel ini tampak sangat besar
dengan ukuran bisa sampai diameter 35 – 150 mikron, inti dengan berlobus tidak
teratur, kromatin kasar,anak inti tidak terlihat dan bersitoplasma banyak. Sitoplasma
penuh terisi mitokondria, mengandung sebuah Retikulum Endoplasma Kasar (RE
Rough) yang berkembang baik dan sebuah Kompleks Golgi luas. Dalam sitoplasma
terdapat banyak granula berwarna biru kemerah-merahan. Dengan matangnya
Megakariosit terjadi banyak invaginasi dari membran plasma yang membelah-belah
seluruh sitoplasma, membentuk membran dermakasi yang memberi sekat pada tiap
tempat. Sistem ini membatasi daerah sitoplasma megakariosit dan beberapa bagian
dari sitoplasma yang bergranula itu kemudian melepaskan diri dan membentuk
trombosit. Dari satu megakariosit yang sudah tua dan matang akan pecah menjadi
kepingkeping atau fragmen-fragmen menjadi trombosit. Satu megakaryosit akan
menghasilkan keping-keping darah atau trombosit sampai 3000-4000 sel trombosit.
Setelah megakariosit melepaskan banyak trombosit dan sitoplasma yang berisi
trombosit habis maka yang tertinggal hanya inti saja dan oleh sistem RES dalam hal
ini makrofag akan memfagositosis inti ini untuk dihancurkan dan dicernakan.
Gambar : Megakariosit
d. Thrombosit (Platelet)
Merupakan sel yang berbentuk kepingan berukuran 2-4 mikron, dikeluarkan
dari sitoplasma megakariosit dan kemudian memasuki darah perifer sebagai sel untuk
menutup luka. Trombosit terdiri dari sitoplasma yang bersifat basofilik yang pucat
(hialomer), memiliki granula berupa granula azurofil (granulomer). Dengan
pewarnaan Romanowsky akan berwarna merah pucat. Dalam darah tepi berumur
pendek yaitu sekitar 10 hari, jumlahnya tidak merata, mudah menggumpal dan mudah
rusak. Dalam darah orang normal ditemukan 150.000-300.000 sel permm3 darah.
Gambar : Thrombosit
Trombosit berukuran sekitar 2 – 4 mikron, bagian selnya berbentuk bulat atau
oval, dan trombosit tidak memiliki inti sel. Walaupun tidak memiliki inti, trombosit
masih dapat melakukan sintesis protein karena memiliki kandungan RNA di dalam
sitoplasmanya. Diameter selnya berkisar antara 1-3 mikron.
Trombosit memiliki sistem membran tiga lapis (trilaminar) dan sistem
membran yang memiliki ruang (kanalikuli). Bagian lapisan paling luar disebut zona
perifer, membran ini berfungsi sebagai pelindung trombosit dari lingkungan luar sel
dan berfungsi sebagai reseptor terhadap adanya kolagen yang muncul pada saat luka.
Pada bagian tengah terdapat membran trombosit yang kaya akan fosfolipid yang akan
membantu dalam proses pembekuan darah. Pada bagian dalam atau sub membran
trombosit terdapat komponen mikrofilamen yang disebut trombastin. Komponen ini
memiliki fungsi seperti aktomiosin yang berperan dalam kontraksi otot. Bentuk
trombosit bulat atau kadang-kadang oval tergantung kondisi pada saat melakukan
fungsinya.
Jika terjadi luka atau jaringan robek, maka komponen cairan yang ada di dalam
jaringan akan keluar, seperti serotonin. Serotonin ini yang akan merangsang pembuluh
darah untuk melakukan penyempetin yang disebut dengan Vasokonstriksi.
Pada bagian yang luka, didalam sel endotel, maka kolagen yang berbentuk serat
(kolagen fiber) akan menonjol dan akan menjadi perangsang untuk menempelnya
trombosit yang disebut dngan fungsi adhesi. Trombosit yang menempel akan menjadi
trombosit yang aktif dan berubah bentuk dan akan mengeluarkan isi-isi granula yang ada
(release reaction) dan granula yang dikeluarkannya salah satunya Tromboksan A2.
Gambar Adhesi
Pada bagian yang luka, trombosit aktif akan mengeluarkan bagian isi seperti
ADP, yang akan merangsang trombosit lain untuk menempel pada trombosit yang
dikenal dengan istilah agregasi.
Gambar : Agregasi
MEKANISME HEMOSTASIS
1. Pembekuan pada proses pembentukan agregasi trombosit yang masih awal, masihlonggar
dan bersifat sementara pada tempat luka. Trombosit akan mengikat kolagen pada tempat
luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk dalam kaskade
peristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang dilepaskan trombosit
aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan dengan adanya
fibrinogen, trombosit kemudian melakukan proses agregasi untuk membentuk sumbat
hemostatik ataupun trombus.
2. Pembentukan jaring atau benang-benang fibrin yang terikat dengan agregat trombosit
sehingga terbentuk sumbatan hemostatik atau trombus yang lebih kuat dan lebih stabil.
3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombus oleh plasmin.
Sumbatan Hemostatik :
1. Sumbat hemostatic atau Trombus yang berwarna putih tersusun dari trombosit serta fibrin
dan sedikit mengandung beberapa sel-sel darah lainnya seperti eritrosit (pada tempat luka
atau dinding pembuluh darah yang abnormal sehingga kelihatan berwarna kurang merah,
khususnya didaerah dengan aliran yang cepat seperti arteri.
2. Sumbat hemostatic atau Trombusyang berwarna merah terutama terdiri atas erotrosit dan
fibrin. Terbentuk pada daerah dengan perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau
tanpa cedera vascular, atau bentuk trombus ini dapat terjadi pada tempat luka atau
didalam pembuluh darah yang abnormal bersama dengan sumbat trombosit yang
mengawali pembentukannya.
3. Benang-benang fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/pembuluh darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik.
Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.
Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera jaringan
dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan
suatu permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam
sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin
dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada pristiwa diatas
melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasi
b. Kofaktor
c. Fibrinogen
d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya
Mekanisme Lintasan jalur intrinsik melibatkan faktor XII, XI, IX, VIII dan X di samping
prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, ion Ca2+ dan fosfolipid trombosit. Lintasan
ini membentuk faktor Xa (aktif).Lintasan ini dimulai dengan “fase kontak” dengan prekalikrein,
kininogen dengan berat molekul tinggi, faktor XII dan XI terpajan pada permukaan pengaktif
yang bermuatan negative. Secara in vivo, kemungkinan protein tersebut teraktif pada permukaan
sel endotel. Kalau komponen dalam fase kontak terakit pada permukaan pengaktif, faktor XII
akan diaktifkan menjadi faktor XIIa pada saat proteolisis oleh kalikrein. Factor XIIa ini akan
menyerang prekalikrein untuk menghasilkan lebih banyak kalikrein lagi dengan menimbulkan
aktivasi timbale balik. Begitu terbentuk, faktor XIIa mengaktifkan faktor XI menjadi Xia, dan
juga melepaskan bradikinin (vasodilator) dari kininogen dengan berat molekul tinggi.
Factor XIa dengan adanya ion Ca2+ mengaktifkan faktor IX, menjadi enzim serin protease,
yaitu faktor IXa. Factor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam faktor X untuk
menghasilkan serin protease 2-rantai, yaitu faktor Xa. Reaksi yang belakangan ini memerlukan
perakitan komponen, yang dinamakan kompleks tenase, pada permukaan trombosit aktif, yakni:
Ca2+ dan faktor IXa dan faktor X. Semua reaksi dalam hemostasis yang melibatkan zimogen
yang mengandung Gla (faktor II, VII, IX dan X), residu Gla dalam region terminal amino pada
molekul tersebut berfungsi sebagai tempat pengikatan berafinitas tinggi untuk Ca2+.
Bagi perakitan kompleks tenase, trombosit pertama-tama harus diaktifkan untuk membuka
fosfolipid asidik (anionic). Fosfatidil serin dan fosfatoidil inositol yang normalnya terdapat pada
sisi keadaan tidak bekerja. Factor VIII, suatu glikoprotein, bukan merupakan precursor protease,
tetapi kofaktor yang berfungsi sebagai reseptor untuk faktor IXa dan X pada permukaan
trombosit. Factor VIII diaktifkan oleh thrombin dengan jumlah yang sangat kecil hingga
terbentuk faktor VIIIa, yang selanjutnya diinaktifkan oleh thrombin dalam proses pemecahan
lebih lanjut.
Mekanisme lintasan jalur ekstrinsik melibatkan faktor jaringan, faktor VII,X serta Ca2+
dan menghasilkan faktor Xa. Produksi faktor Xa dimulai pada tempat cedera jaringan dengan
ekspresi faktor jaringan pada sel endotel. Factor jaringan berinteraksi dengan faktor VII dan
mengaktifkannya; faktor VII merupakan glikoprotein yang mengandung Gla, beredar dalam
darah dan disintesis di hati. Factor jaringan bekerja sebagai kofaktor untuk faktor VIIa dengan
menggalakkan aktivitas enzimatik untuk mengaktifkan faktor X. faktor VII memutuskan ikatan
Arg-Ile yang sama dalam faktor X yang dipotong oleh kompleks tenase pada lintasan intrinsic.
Aktivasi faktor X menciptakan hubungan yang penting antara lintasan intrinsic dan ekstrinsik.
Interaksi yang penting lainnya antara lintasan ekstrinsik dan intrinsic adalah bahwa kompleks
faktor jaringan dengan faktor VIIa juga mengaktifkan faktor IX dalam lintasan intrinsic.
Sebenarna, pembentukan kompleks antara faktor jaringan dan faktor VIIa kini dianggap sebagai
proses penting yang terlibat dalam memulai pembekuan darah secara in vivo. Makna fisiologik
tahap awal lintasan intrinsic, yang turut melibatkan faktor XII, prekalikrein dan kininogen
dengan berat molekul besar. Sebenarnya lintasan intrinsik bisa lebih penting dari fibrinolisis
dibandingkan dalam koagulasi, karena kalikrein, faktor XIIa dan Xia dapat memotong
plasminogen, dan kalikrein dapat mengaktifkanurokinase rantai-tunggal. Inhibitor lintasan faktor
jaringan (TFPI: tissue faktor fatway inhibitior) merupakan inhibitor fisiologik utama yang
menghambat koagulasi. Inhibitor ini berupa protein yang beredar didalam darah dan terikat
lipoprotein. TFPI menghambat langsung faktor Xa dengan terikat pada enzim tersebut disekitar
area aktifnya. Kemudian kompleks faktor Xa-TFPI ini manghambat kompleks faktor VIIa-faktor
jaringan.
Pada lintasan / jalur bersama yang sama, faktor Xa yang dihasilkan oleh lintasan intrinsic
dan ekstrinsik, akan mengaktifkan protrombin(II) menjadi thrombin (IIa) yang kemudian
mengubah fibrinogen menjadi fibrin. 6 Hemostatis Pengaktifan protrombin terjadi pada
permukaan trombosit aktif dan memerluk Pengaktifan protrombin terjadi pada permukaan
trombosit aktif dan memerlukan perakitan kompelks protrombinase yang terdiri atas fosfolipid
anionic platelet, Ca2+, faktor Va, faktor Xa dan protrombin. Factor V yang disintesis dihati,
limpa serta ginjal dan ditemukan didalam trombosit serta plasma berfungsi sebagai kofaktor dng
kerja mirip faktor VIII dalam kompleks tenase. Ketika aktif menjadi Va oleh sejumlah kecil
thrombin, unsure ini terikat dengan reseptor spesifik pada membrane trombosit dan membentuk
suatu kompleks dengan faktor Xa serta protrombin. Selanjutnya kompleks ini diinaktifkan oleh
kerja thrombin lebih lanjut, dengan demikian akan menghasilkan sarana untuk membatasi
pengaktifan protrombin menjadi thrombin. Protrombin (72 kDa) merupakan glikoprotein rantai-
tunggal yang disintesis di hati. Region terminal-amino pada protrombin mengandung sepeuluh
residu Gla, dan tempat protease aktif yang bergantung pada serin berada dalam region-
terminalkarboksil molekul tersebut. Setelah terikat dengan kompleks faktor Va serta Xa pada
membrane trombosit, protrombin dipecah oleh faktor Xa pada dua area aktif untuk menghasilkan
molekul thrombin dua rantai yang aktif, yang kemudian dilepas dari permukaan trombosit.
Rantai A dan B pada thrombin disatukan oleh ikatan disulfide.
Thrombin (34kDa), yaitu protease serin yang dibentuk oleh kompleks protrobinase,
menghidrolisis 4 ikatan Arg-Gly diantara molekul-molekul fibrinopeptida dan bagian α serta β
pada rantai Aa dan Bβ fibrinogen. Pelepasan molekul fibrinopeptida oleh thrombin menghasilkan
monomer fibrin yang memiliki struktur subunit (αβγ)2. Karena FPA dan FPB masing-masing
hanya mengandung 16 dab 14 residu, molwkul fibrin akan mempertahankan 98% residu yang
terdapat dalam fibrinogen. Pengeluaran molekul fibrinopeptida akan memajankan tapak
pengikatan yang memungkinkan molekul monomer fibrin mengadakan agregasi spontan dengan
susunan bergiliran secara teratur hingga terbentuk bekuan fibrin yang tidak larut. Pembentukan
polimer fibrin inilah yang menangkap trombosit, sel darah merah dan komponen lainnya
sehingga terbentuk trombos merah atau putih. Bekuan fibrin ini mula-mula bersifat agak lemah
dan disatukan hanya melalui ikatan nonkovalen antara molekul-molekul monomer fibrin.
Selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin, thrombin juga mengubah faktor XIII menjadi
XIIIa yang merupakan transglutaminase yang sangat spesifik dan membentuk ikatan silan secara
kovalen anatr molekul fibrin dengan membentuk ikatan peptide antar gugus amida residu
glutamine dan gugus ε-amino residu lisin, sehingga menghasilkan bekuan fibrin yang lebih stabil
dengan peningkatan resistensi terhadap proteolisis.
Regulasi Trombin
Begitu thrombin aktif terbentuk dalam proses hemostasis atau thrombosis, konsentrasinya
harus dikontrol secara cermat untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut atau
pengaktifan trombosit. Pengontrolan ini dilakukan melalui 2 cara yaitu:
1. Thrombin beredar dalam darah sebagai prekorsor inaktif, yaitu protrombin. Pada setiap
reaksinya, terdapat mekanisme umpan balik yang akan menghasilkan keseimbangan
antara aktivasi dan inhibisi.
2. Inaktivasi setiap thrombin yang terbentuk oleh zat inhibitor dalam darah.
KELAINAN HEMOSTASIS
FAKTOR KOAGULASI
PEMERIKSAAN HEMOSTASIS
PEMERIKSAAN TROMBOSIT
DAFTAR PUSTAKA
SOAL
KUNCI JAWABAN