Anda di halaman 1dari 14

MODUL 8

ETIKA KOMUNIKASI

DALAM MEMBANGUN KONSENSUS

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, dalam


bahasa Indonesia sering disebut dengan istilah Kesusilaan
yang berasal dari Bahasa Sankerta, yang artinya sama-sama
membicarakan sikap dan prilaku manusia yang sesuai dengan
norma-norma yang berlaku. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu
ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha, arti ta etha
yaitu adat kebiasaan.Sedangkan Kesusilaan berasal dari kata
Su yang berarti baik dan Sila yang berarti norma kehidupan.
Berbicara etika komunikasi persuasif, sudah tentu yang
terlintas menyangkut prilaku manusia yang sesuai adat
kebiasaa, dan norma-norma yang yakini kebenarannya oleh
masyarakat, yang digunakan dalam melakukan komunikasi,
yang berkaitan dengan proses kegitan politik. Kita sudah
mengetahui bahwa budaya sopan santun, sebagai bangsa timur
sangat mempengaruhi pola komunikasi persuasif yang terjadi.
Bahasa dan kebudayan merupakan sesuatu yang saling
berkaitan. Indonesia dikenal dengan bangsa yang memiliki
budaya dan bahasa etnis yang beraneka ragam, dan masing-
masing bahasa mempunyai cirri khas tertentu dalam
melakukan komunikasi, yang didalamnya tertuang tata cara
dan nilai budaya yang sangat kental.
Maksud dari etika komunikasi persuasif ini, penulis
munculkan pada pembahasan Modul ini, adalah agar para
pembaca khususnya Praja, dapat meaplikasikan komunikasi
persuasif dengan baik, sesuai dengan situasi kondisi, saat
menyampaikan informasi. Misalnya apabila seseorang
melakukan komunikasi persuasif di tengah masyarakat
mayoritas yang berasal dari Jawa, tentu komunikator yang baik
perlu memahami bahasa halus dan tata krama dalam
menyampaikan informasi, agar tidak menimbulkan kesalah
pahaman dari komunikan mayoritas tersebut., begitupun
apabila menjadi komunikator pada komunitas suku lain, yang

131
ada di Indonesia. Untuk melatih kemampuan menjadi
komunikator yang baik, pada berbagai suku yang ada di
Indonesia, diperlukan wawasan dan referensi yang baik dari
komunikator itu sendiri.

 Kesalahan dalam Komunikasi persuasif

Kesalahan kadang kala terjadi pada saat manusia,


melakukan komunikasi persuasif, baik karena disengaja
(terpancing emosi, maupun karena tidak disengaja. Berikut ini
kesalahan yang pada umumnya terjadi dalam komunikasi
persuasif:
 Ego Yang Tinggi
Kesalahan ini sering terjadi, karena terkait dengan ego,
yang dimiliki komunikator yang baik, karena merasa memiliki
kemampuan yang memadai, sehingga timbul sifat hanya mau
didengarkan, acuh tak acuh dalam berkomunikasi dan tidak
fokus , terhadap komunikan. Solusi terhadap permasalahan ini,
adalah harus punya itikad baik komunikator, untuk menekan
egonya, dan berusaha sunguh-sunguh mendengarkan dan
menanggapi pertanyaan dari komunikan, serta berusaha
memberikan jawaban secara lengkap dan jelas, hindari
penggunaan jawaban singkat ya atau tidak.
 Serius Terhadap Topik yang Disampaikan
Seorang komunikator yang baik, pada saat menyampaikan
informasi atau pernyataan harus memiliki keseriusan,
keseriusan ini dimulai dengan persiapan matang dengan
membaca literatur yang memadai, dan kalau perlu
mewawancarai orang-orang yang memahami berkaitan topik
yang akan disampaikan, serta memahami situasi nyata dari
komunikan Hal ini sangat terlihat jelas, pada saat seorang
komunikator menguasai materi yang akan disampaikan,
terlihat rasa percaya diri dan keantusiasan dalam persentasi.
 Kehabisan Topik Untuk Dibicarakan
Kehabisan topik pada saat menyampaikan informasi,
merupakan kesalahan fatal, yang dilakukan komunikator yang

132
baik, akibat tidak serius dalam mempersiapakan diri, namun
apabila hal ini terjadi karena disebabkan faktor lain, seperti
kesibukan, sedang menghadapi permasalahan, maka tip yang
dapat dilakukan, membicarakan topik yang sedang hangat saat
itu, atau membicarakan sesautu yang ada disekitar anda,
misalnya pada saat itu suasana cuaca kurang mendukung
komunitor dapat mengalihkan perhatian komunikan, dengan
membicarakan cuaca saat itu, hal ini untuk mengantisipasi
komunikator kehilangan wibawa di depan komunikan.
 Cara menyampaikan yang kurang tepat
Cara menyampaikan komunikasi persuatif yang kurang
tepat akan mempengaruhi komunikan. Maka dari itu penyajian
informasi menarik, akan memukau komunikan untuk
mendengarkan lebih lanjut, hal ini merupkan langkah pertama
untuk menarik perhatian komunikan agar antusias dalam
menyimak dan mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari
komunikator, dengan politik. Berkaitan dengan hal ini,
menurut Aristoteles dalam Jalaluddin Rahmat ada tiga cara
untuk mempengaruhi manusia112:

 Pertama: Anda harus sanggup menunjukkan pada


khalayak bahwa Anda memiliki pengetahuan yang
luas, kepribadian yang terpercaya, dan status yang
terhormat (ethos).
 Kedua: Anda harus menyentuh hati khalayak ;
perasaan,emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang
mereka (pathos)
 Ketiga: Anda menyakinkan khalayak dengan
mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti.
Di sini Anda mendekati khalayak dengan otak
(logos)113.

112
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013).
113
Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2000).

133
Dari pernyatan Aristoteles ini, terlihat bahwa cara yang
paling utama untuk menarik perhatian komunikan adalah,
dengan memberikan gambaran bahwa komunikator memiliki
pengetahuan yang luas, hal ini terlihat dari bahasa dan retorika
(seni berbicara) yang digunakan. Selanjutnya agar dapat
menyentuh langsung hati komunikan, harus menggambarkan
ekpresi mempunyai empati dan kasih sayang yang mendalam
kepada komunikan, dan yang tak kalah pentingnya pernyataan
yang disampaikan komunikator, dengan memaparkan bukti
nyata, sehingga komunikan percaya terhadap pernyataan yang
disampaikan.
 Etika yang Baik dalam Berkomunikasi
Saat berbicara etika juga tidak terlepas dari etiket, karena
etket lebih merujuk kepada bagaimana seseorang
mengaplikasikan secara nyata, yaitu suatu sikap seperti sopan
santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara
kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan, begitu juga
saat berbicara komunikasi karena didalam berkomunikasipun
ada etika dan etiket yang baik dalam komunikasi antar manusia
dalam kehidupan sehari-hari yaitu114:
- Jujur tidak berbohong.
- Bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan.
- Lapang dada dalam berkomunikasi.
- Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik.
- Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien.
- Tidak mudah emosi / emosional.
- Berinisiatif sebagai pembuka dialog.
- Berbahasa yang baik, ramah dan sopan.
- Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan.
- Bertingkahlaku yang baik.
Bentuk perwujudan etika dalam tingkah laku sehari-hari
dapat dilakukan dengan banyak cara, berkata apa adanya,
tanpa ada yang disembunyikan, akan memperlihatkan
kejujuran, yang berbuah dengan tumbuhnya kepercayaan

114
“Etika Komunikasi,” n.d.,
ermawatirahmah.blogspot.co.id/p/komukasi-etika-), .

134
komunikan terhadap komunikator. Etika dan etiket dalam
komunikasi persuasif, dapat diwujudkan dengan cara
menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan
dengan lingkungan sehingga seseorang diakui dan disegani
komunitas dimana dia berada, dalam pergaulan sosial
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan
bicara atau orang lain disekitarnya, sehingga menimbulkan
rasa saling memahami, hal yang kecil namun berarti saat
berbicara dengan orang lain adalah menatap mata lawan bicara
dengan lembut yang akan melahirkan rasa persahabatan dan
kehangatan serta efek yang timbul dari lawan bicara adalah
memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum.
Perwujutan etika dalam komunikasi persuasif, juga dapat
dilakuakn dalam bentuk atau taraf sederhana yaitu, saat
berbicara menggunakan gerakan tubuh/gesture yang sopan dan
wajar, bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan
bicara, dan memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan
sesuai situasi dan kondisi, serta yang tak kalah pentingnya
adalah tidak mudah terpancing emosi lawan bicara, menerima
segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi,
mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya
komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara. Serta
menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya
yang berlaku pada komunitas masyarakat tertentu seperti
berjabat tangan, merunduk, hormat, dan sebagainya.
Selanjutnya menyangkut etika dalam komunikasi
persuasif, dapat dipedomani pendapat Jallaludin Rahmat,
tentang kriteria menyusun topik yang baik, untuk menghindari
ketersingungan, dan kesan tidak sopan oleh pihak lain, yaitu:
- Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan
- Topik harus menarik minat
- Topik harus menarik minat pendengar
- Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar
- Topik harus terang ruang lingkup dan pembatasannya
- Topik harus sesaui dengan waktu dan situasi
- Topik harus ditunjang dengan bahan yang lain115.

115
Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis.

135
Dari pernyataan di atas, topik yang baik disini adalah
topik yang mempunyai nilai etika dalam penyampaiannya,
seperti yang dikemukakan Jalaluddin Rahmat, urutan pertama
dari langkah-langkah menyusun topik dimaksud, topik harus
sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda, makna yang
terkandung disini seorang komunikator yang baik, dalam
menyampaikan pernyataan atau informasi, harus sesuai
dengan kompetensi dan latar belakang keilmuan yang dimiliki,
hal in penting agar komunikator betul-betul memahami dan
menguasai topik yang disampaikan. Efek yang ditimbulkan
apabila komunikator menguasai materi, tentu membuat rasa
percaya dan yakin dari komunikan yang mendengarkannya,
sementara hal positif yang dirasakan komunikator adalah
timbul rasa percaya diri dalam menyampaikan pernyataan.
Topik harus menarik minat Anda, topik yang akan
disampaikan, merupakan topik yang menarik bagi
komunikator, karena ketertarikan komunikator dalam
menyampaikan topik tertentu, akan mempengaruhi emosi,
intonasi dan bahasa tubuh dalam menyampaikan. Hal ini sudah
tentu juga membawa komunikan untuk antusias dan tertarik
mendengarkannya. Disamping itu, yang perlu menjadi
perhatian juga oleh komunikator adalah bagaimana
memprediksi agar topik yang disampaikan juga menarik oleh
komunikan.
Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar, hati-
hati dalam menyampaikan informasi jangan mengunakan
istilah-istilah asing, komunikator yang baik harus memehami
tingkat pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh
komunikan. Hal ini sangat penting diperhatikan untk
menghindari ketidakpahaman komunikan terhadap apa yang
disampaikan, dan untuk menghindari anggapan sombong
komunikan terhadap komunikator. Apabila hal ini tidak
menjadi perhatian komunikator, mka dapat dipastikan
komunikasi politi tidak akan berjalan baik. Sehingga seorang
komunikator yang baik, harus mampu menyampiakn topik
sesuai tingkat pengetahuan dari komunikan yang dihadapi,
dengan cara survey dan wawancara terhadap informan yang
memahami situasi kondisi komunikan.

136
Topik harus terang ruang lingkup dan pembatasannya,
ruang lingkup dan pembatasan sangat penting, agar
pembicaraan tidak mangambang kemana-kemana, yang
mengakibatkan topik awal terabaikan dan tidak fokus, bila hal
ini terjadi otomatis tujuan dari komunikasi persuasif tidak
tercapai. Dengan adanya ruang lingkup dan pembatasan akan
memudahkan komunikator memaparkan pembahasan dan
membantu keefektifan jalannya komunikasi persuasif. Tanpa
adannya ruang lingkup dan pembatasan yang jelas komunikasi
persuasif, tidak berjalan sesuai rencana dan akan beresiko
mengalami bias. Jadi ruang lingkup dan batasan akan
membantu komunikator membatasi dan mengelompokan
materi yang akan dijabarkan, sehingga memudahkan
komunikator dalam memahami dan mendalami topik yang
dikaji
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi, topik yang
dibahas adalah topik yang sedang hangat, bukan topik yang
sudah jenuh. Biasanya respon pendengar akan antusias,
apabila topik yang dibahas topik, menyangkut kejadian yang
sedang dibicarakan di kalangan masyarakat umum.
Komunikator yang baik juga harus bisa membedakan topik
dalam orasi ilmiah, upacara adat, jamuan makan malam, selain
itu komunikator juga harus menyesuaikan waktu yang
tersedia, karena waktu akan mempengaruhi singkat luasnya
topik yang dibicarakan. Sebelum komunikator menyiapakan
topik yang sesuai, untuk suatu acara, perlu diperhatikan berapa
lama waktu yang disediakan untuk komunikator, dalam
menyampaikan informasi.
Topik harus ditunjang dengan bahan yang lain, berbicara
tentang suatu topik tertentu, komunikator perlu menyiapkan
bahan yang ada kaitan dengan topik yang lain, hal ini untuk
mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan dari komunikan,
berkaitan dengan topik yang komunikator paparkan. Kesiapan
ini perlu diwaspadai supaya komunikator tidak kehilangan
wibawa di depan komunikan, sebagaimana sudah dibahas pada
alinia di atas, yaitu topik harus sesuai dengan latar belakang
pengetahuan yang dimiliki.

137
Dalam etika komunikasi persuasif, perlu diperhatikan,
kesalahan – kesalahan yang akan muncul baik yang berasal
dari dalam diri komunikator atau komunikan atau berasal dari
luar diri komunikan atau komunikator. Contoh kesalahan atau
gangguan yang berasal dari dalam adalah, sangat berkaitan
dengan keadaan komunikator atau komunikan, gangguan yang
bersifat internal ini bisa terjadi dari komunikator ataupun
komunikan, seperti hambatan berupa fisik, misalnya cacat
pendengaran (tuna rungu), tuna netra, tuna wicara. Maka
dalam hal ini baik komunikator maupun komunikan harus
saling berkomunikasi secara maksimal. Bantuan panca indera
juga berperan penting dalam komunikasi ini.
Sedangkan kesalahan-kesalahan yang disebabkan faktor
dari luar diri komunikator dan komunikan, adalh terkait
dengan implementasi hambatan-hambatan dalam komunikasi
dapat dibedakan :
1. Hambatan dalam bentuk gangguan
a. Gangguan Semantik
b. Gangguan Mekanik
2. Gangguan kepentingan
3. Motivasi terpendam
4. Hambatan dalam bentuk Prasangka

Gangguan Semantik, dalam berkomunikasi berkaitan


dengan rusaknya conten pesan komunikasi yang ditransfer dari
komunikator kepada komunikan. Penyebabnya bias dalam
bentuk dan intonasi bahasa, pengertian makna yang berbeda
antara komunikan dengan komuniktor. Jadi gangguan
semantik, sering disebabkan, karena beda presepsi dalam
penggunaan bahasa, disebabkan kesalahan mengenai
pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada
komunikator, yang berbeda dengan komunikan yang
menyebabkan salah pengertian.
Etika dalam komunikasi persuasif, harus memperhatikan,
orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, agar dalam
menginterpretasikan bahasa untuk menyalurkan suatu pesan
dengan berbagai cara, supaya dapat diterima semua
komunikan, dan untuk mengantisipasi makna yang berbeda,

138
supaya kesalahpahaman dapat dihindari, Artinya gangguan
semantik dapat terjadi akibat meaning (makna) yang ditangkap
terhadap conten pesan yang dipengaruhi oleh intonasi, bahasa,
kata-kata dan logat berbicara.
Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang
disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan116.
Gangguan semantik sering terjadi karena :
 Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai
jargon bahasa asing sehingga sulit dimengeri oleh
khalayak tertentu.
 Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan
bahasa yang digunakan penerima.
 Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana
mestinya, sehingga membingunkan penerima.
 Latar belakang budaya yang menyebabkan salah
persepsi terhadapa simbol-simbol bahasa yang
digunakan.
 Contoh : akibat gangguan semantik, kata-kata yang
digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing
sehingga sulit dimengeri oleh khalayak tertentu.
Gangguan Mekanik, hambatan komunikasi karena
gangguan mekanik (mechanical channel noise). Yang
dimaksud adalah gangguan akibat saluran komunikasi atau
kegaduhan yang bersifat fisik. Misal adalah gangguan suara
ganda (interfensi) pada pesawat radio disebabkan dua
pemancar yang berdempetan gelombang, gsmbar meliuk-liuk
atau pecah dan berubah-ubah pada layar televisi atau huruf
tidak jelas atau halaman yang rusak pada surat kabar. Dapat
disimpulkan bahwa gangguan mekanik terdapat pada hal-hal
yang bersifat electronic seperti bunyi yang mengaung, bunyi
kendaraan lewat ketika seseorang berpidato.
Gangguan Kepentingan, kepentingan akan membuat
seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu
pesan. Pada hakikinya orang akan memperhatikan

116
Blake and Haroldsen, Taksonomi Konsep Komunikasi.

139
stimulus/perangsang yang ada hubungan dengan
kepentingannya. Analogi dari kondisi tersebut adalah ketika
komunikator berbicara tentang pembangunan jalan di sebuah
desa, yang selama ini memang itu yang diharapkan oleh
masyarakat desa, sudah tentu komunikan akan antusias dalam
mendengarkan apa yang disampaikan oleh komunikator.
Motivasi Terpendam, hambatan komunikasi dalam bentuk
motivasi terpendam makna motivasi ditinjau dari ilmu
psikologi adalah sesuatu yang mendorong seseorang berbuat
sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan
kekurangannya. Motif yang mendorong seseorang berbuat
sesuatu bersifat relative sesuai keinginan, kebutuhan dan
kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya,
demikian juga dari sisi waktu motiv itu berbeda dari waktu ke
waktu dan dari tempat ke tempat termasuk kemampuan
memberikan tanggapan terhadap suatu informasi maupun
komunikasi.
Hambatan komunikasi dalam bentuk prasangka,
merupakan salah satu rintangan dan hambatan yang terberat
bagi dalam komunikasi persuasif, karena orang yang
mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga
dan menentang komunikator yang akan menyampaikan pesan.
Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi
orang tentang seseorang atau kelompok lain, dan sikap serta
perilakunya terhadap mereka. Untuk memperoleh gambaran
yang jelas mengenai prasangka, maka sebaiknya kita bahas
terlebih dahulu pengertian persepsi.Persepsi adalah
pengalaman objek pribadi, peristiwa faktor dari hambatan :
personal dan situasional.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berupa
prasangka pada komunikan, maka komunikator yang akan
menyampaikan pesan melalui media massa sebaiknya
komunikator yang netral, dalam arti ia bukan orang
controversial, reputasinya baik artinya ia tidak pernah terlibat
dalam suatu peristiwa yang telah membuat luka hati
komunikan. Dengan kata lain komunikator itu harus

140
acceptable. Disamping itu memiliki kredibilitas yang tinggi
karena kemampuan dan keahliannya. Cara mengatasi
gangguan dan hambatan komunikasi antara lain117:
1. Gunakan umpan balik (feed back), setiap orang
berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan
lawan bicaraya bak bahasa verbal maupun non verbal,
kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan
balik itu secara benar.
2. Pahami perbedaan individu dan kompleksitas individu
dengan baik. Setiap individu adalah pribadi yang khas
yang berbeda baik dari latar belakang psikologis,
social, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan
memahami maka seseorang dapat menggunakan taktik
yang tepat dalam berkomunikasi.
3. Gunakan komunikasi langsung (face to face),
komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan
komunikasi karena sifatnya lebih persuasif.
Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan non
verbal. Selain kata-kata yang selektif, dapat juga
menggunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa
tubuh lainnya dan meta-language (isyarat di luar
bahasa).
4. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa
kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan
dipahami. Jangan menggunakan istilah-istilah yang
sukar dimengerti pendengar. Gunkan pola kalimat
yang sederhana (kanonik) Karena kalimat yang banyak
mengandung anak kalimat akan sulit dimengerti.

117
Hafied Cangara, Komunikasi Politik Konsep, Teori Dan Strategi
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011).

141
 RANGKUMAN
Etika komunikasi persuasif adalah tata cara yang harus
dilakuakn oleh seorang komunikator yang baik, sesuai adat
kebiasaa, dan norma-norma yang yakini kebenarannya oleh
masyarakat, karena komunikator yang tidak beretika, tidak
akan mendapatkan respon positif dari masyarakat. Kita sudah
mengetahui bahwa budaya sopan santun, sebagai bangsa timur
sangat mempengaruhi pola komunikasi persuasif yang terjadi.
Bahasa dan kebudayan merupakan sesuatu yang saling
berkaitan. Indonesia dikenal dengan bangsa yang memiliki
budaya dan bahasa etnis yang beraneka ragam, dan masing-
masing bahasa mempunyai cirri khas tertentu dalam
melakukan komunikasi, yang didalamnya tertuang tata cara
dan nilai budaya yang sangat kental.

TES FORMATIF
 PILIHAN GANDA

1. Istilah etika berasal dari bahasa…


a. Yunani Kuno
b. Mesir
c. Sanskerta
d. Indonesia

2. Berikut ini kesalahan yang sering ditemui dalam


komunikasi persuasif…
a. Kehabisan topik pembicaraan
b. Cara penyampaian yang tidak tepat

142
c. Ego yang tinggi
d. Semua benar

3. Menurut Jalaluddin Rakhmat terdapat tiga cara untuk


menyentuh hati manusia, kecuali…
a. Menunjukan pengetahuan
b. Meyakinkan khalayak
c. Menumbuhkan rasa simpati
d. Menunjukan kehebatan yang dimiliki

4. Berikut ini etika yang baik dalam berkomunikasi,


kecuali…
a. Menggunakan bahasa yang baik
b. Menggunakan pakaian yang pantas
c. Tidak mudah emosi
d. Berbicara menggunakan bahasa yang tidak
dipahami audience

5. Berikut ini kriteria dalam menyusun topik adalah…


a. Sesuai dengan latar belakang pengetahuan
b. Sesuai dengan pengetahuan pendengar
c. Sesuai dengan waktu dan situasi
d. Semua benar

6. Gangguan semantik terjadi karena…


a. Menggunakan terlalu banyak jargon bahasa asing
b. Menggunakan stuktur bahasa yang sesuai dengan
audience
c. Pelafalan bahasa yang jelas
d. Komunikasi disampaikan dengan baik

143
 LATIHAN
1. Mengapa dalam melakukan komunikasi persuasif
harus berlandaskan etika?

2. Apa yang anda pahami mengenai etika komunikasi


persuasif?

3. Jelaskan gangguan-gannguan yang dapat terjadi


dalam berkomunikasi!

4. Bagaimana cara mengatasi gangguan ataupun


hambatan komunikasi?

5. Jelaskan etika secara singkat dan jelas, serta


berikan contohnya!

144

Anda mungkin juga menyukai