Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GIZI DAN DIET


“Kebutuhan Gizi Pada Anak dan Remaja”

Dosen Pengampu:

Ns. Metha Kemala Rahayu Syafwan,M.Kep,SP.Kep.An

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Muchamad Krisna Yulanda Tanjung (22334073)


Muhammad Rizki (22334074)
Muhammad Fadhel Akbar (22334075)
Nesa Apriliawan (22334087)
Nia Loviana (22334088)
Olivia Anuari Putri (22334094)

SEKSI:

202313340063

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

PRODI D-III KEPERAWATAN


TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat mengerjakan tugas Gizi dan Diet yaitu membuat
makalah dengan judul “Kebutuhan gizi pada anak dan remaja” dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Makalah ini penulis susun berdasarkan beberapa sumber jurnal yang telah
penulis peroleh. Penulis berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti. Selain penulis memperoleh sumber dari beberapa
jurnal pilihan, penulis juga memperoleh informasi tambahan dari internet dan buku.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing mata


kuliah Antropologi Kesehatan yang telah memberikan bimbingan untuk penyelesaian
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis menerima kritik dansaran yang positif dan membangun dari dosen dan
rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan pada tugas makalah-makalah berikutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikaan manfaat kepada kita semua. Aamiin.

Pariaman, 30 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 1
1.4 Metode Penulisan ........................................................................................................ 1
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. DASAR PEMIKIRAN........................................................................................... 3
B. PENGERTIAN GIZI SEIMBANG ........................................................................ 3
C. GIZI REMAJA ...................................................................................................... 4
D. STATUS GIZI REMAJA ...................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 14

A. KESIMPULAN .................................................................................................... 14

B. SARAN ................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningkatnya mobilitas para remaja saat ini merupakan salah satu keberhasilan bagi
bangsa kita, di karenakan para remaja yang ada di negara ini sekarang sudah mempunyai
kegiatan-kegiatan yang positif yang mampu memacu perkembangan pola berfikir para
remaja tersebut. Akan tetapi globalisasi seperti itu akan berdampak negative terhadap
kesehatan para remaja, walaupun secara globalisasi para remaja saat ini memberi
keuntungan bagi bangsa Indonesia.
Perkembangan teknologi khususnya bidang telekomunikasi sangat mempengaruhi
perkembangan para remaja. Remaja semakin giat mengikuti perkembangan teknologi
sehingga berdampak sempitnya ruang dan waktu yang ada bagi remaja untuk
memikirkan kesehatannya. Jadwal dan kegiatan yang padat mengakibatkan sebagian
remaja memilih makanan siap saji tanpa memikirkan gizi yang dibutuhkan tubuh.
Kemudahan-kemudahan di berbagai bidang serta sempitnya ruang dan waktu
mengakibatkan anak dan remaja kita menjadi sangat kurang beraktivitas jasmani.

Dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan suatu kegiatan kita memerlukan adanya
energi di dalam tubuh kita. Semakin banyak energi yang ada pada tubuh kita, maka
semakin banyak kegiatan yang bisa kita lakukan. Tetapi dengan keadaan yang saat ini
serba instant, serba mudah, maka gizi yang seimbang sangatlah susah di capai untuk
anak dan remaja yang aktif sehingga kesehatanpun terabaikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang penulis angkat dalam
makalah ini adalah Bagaimana bentuk kebutuhan gizi pada anak dan remaja di zaman
sekarang

C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana solusi
untuk anak dan remaja yang disibukan dengan kegiatan-kegiatannya maupun gaya hidup
yang sekarang banyak di lakukan oleh anak dan remaja.

D. Metode Penulisan
Untuk tercapainya seluruh tujuan yang diinginkan dalammenyelesaikan makalah ini,
penulis mencoba menerapkan beberapa metode yang diharapkan dapat membantu dalam
mengumpulkandata yang akurat. Makalah ini merupakan jenis penelitian kepustakaan
yaitu mengumpulkan data, membaca dan memahami serta menganalisis beberapa jurnal.
Setelah data-data terkumpul, penulis akan mengelola dan menuangkan dengan sebuah
makalah dengan menggunakan beberapa metodologi penulisan sebagai berikut:

1
a. Teknik Pengumpulan Data
Library research, yaitu metode dengan mengumpulkan sumber dan referensi yang
berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, melalui pdf, surfing atau browsing dari
internet, serta jurnal-jurnal.
b. Teknik Analisis Data

i. Induktif, yaitu menyimpulkan argumentasi dalam sebuah pernyataan


umum ke khusus.
ii. Deduktif , yaitu penulisan dengan cara menarik kesimpulan dari yang
khusus kepada yang umum.
iii. Komparatif, yaitu penulisan dengan cara menarik kesimpulan
berdasarkan perbandingan pendapat beberapa ahli dan realita yang ada di
masyarakat.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Dalam penulisan makalah ini agar lebih
terstruktur pembahasannya, serta memudahkan pembaca dalam membaca
karya ilmiah ini, akan disusun sistematika penulisan. Sistematika penulisan
merupakan serangkaian pembahasan yang tercakup dalam isi penulisan antara
satu bab dengan bab yang lain saling berkaitan menjadi satu kesatuan yang
utuh. Maka dalam penulisan ini dibagi menjadi 3 bab yaitu sebagai berikut:
Bab I : Memaparkan pendahuluan yang mencakup atas latar belakang
munculnya ide untuk membahas mengenai Kebutuhan Gizi pada
Anak dan Remaja yang kemudian dirumuskan dalam rumusan
masalah, selain itu ada tujuan penulisan, metodepenulisan yang
digunakan , dan yang terakhir sistematika penulisan.
Bab II : Memaparkan pembahasan tentang kebutuhan gizi pada anak dan
remaja
Bab III : Merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari apa yang telah
dipaparkan oleh penulis dalam makalah ini serta saran dan kritik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Pemikiran
Anak-anak dan para remaja saat ini sangat dituntut untuk mempunyai prestasi dan harus
bisa mengikuti alur perkembangan jaman. Oleh sebab itu banyak sekali anak-anak dan para
remaja kurang memikirkan tentang kondisi fisiknya baik atau tidak. Mereka hanya memikirkan
kegiatan-kegiatan yang mereka ikuti dan biasanya di tuntut untuk memperoleh suatu prestasi.
Jika mereka mempunyai kegiatan yang memang memerlukan kegiatan fisik misalnya olahraga,
mungkin pola makan sudah di atur oleh mereka guna menjaga tubuh mereka agar tetap fit, jadi
untuk anak-anak dan para remaja pada kelompok ini tidak ada masalah untuk masalah gizi.
Tetapi jika melihat anak-anak dan para remaja yang berada di kelompok lain, misalkan di
berbagai organisasi kampus, musik, dll, mereka tidak akan sempat memikirkan gizi yang
dibutuhkan, karena mereka beranggapan memang tidak perlu untuk memikirkan hal tersebut.
Beda sekali dengan kelompok anak-anak dan para remaja yang exist di cabang-cabang
olahraga, mereka akan berusaha membuat badan tetap sehat dan fit agar supaya mereka masih
bisa melakukan olahraga tersebut, karena mereka memang membutuhkan energi yang banyak
jika di bandingkan dengan anak-anak dan para remaja di kelompok yang lain.
Untuk menghindari anak-anak dan para remaja pada umumnya yang tidak memikirkan pola
makan yang sehat atau gizi yang di butuhkan dalam dirinya maka sangat penting sekali kita
mengenalkan atau memberi pengertian tentang manfaat pola makan yang baik dan gizi
seimbang bagi tubuh kita. Sehingga anak dan para remaja yang sering disibukan dengan
aktivitas-aktivitas yang menyita banyak waktu akan sadar akan pentingnya pola hidup sehat
dengan memakan makanan yang mempunyai gizi seimbang guna memenuhi energi yang
dibutuhkan untuk tubuh kita.

B. Pengertian Gizi Seimbang


Yang dimaksud dengan gizi seimbang adalah pola makan yang seimbang antar zat gizi yang di
peroleh dari aneka ragam makanan dalam memenuhi kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat,
cerdas dan produktif.
Jadi jika anak dan para remaja ingin mempunyai gaya hidup yang sehat maka di samping
melakukan olahraga kita juga harus mengatur pola makan yang baik, sehingga kebugaran
badan tercapai dengan olahraga dan kebutuhan gizi yang dibutuhkan tubuh juga terpenuhi
dengan mengatur pola makan, dengan kata lain jika kedua hal tersebut tercapai maka kita bisa
melakukan aktifitas yang kita inginkan.

Komposisi gizi yang seimbang


Jika kita ingin mengetahui pola makan dengan gizi yang seimbang, maka kita harus mengetahui
pedoman umum gizi seimbang disertai logo kerucut seperti di bawah ini :

Bahan makanan dikelompokan berdasarkan fungsi utama zat gizi, yang dikenal dengan istilah
TRI GUNA MAKANAN, yaitu :

1. Sumber zat tenaga (padi-padian, umbi-umbian, dan tepung-tepungan)


2. Sumber zat pengatur (sayur dan buah-buahan)
3. Sumber zat pembangun (kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil pengolahannya)
Digambarkan kelompok bahan makanan yang penggunaanya dibatasi, yaitu gula dan garam.

3
C. Gizi Remaja
1. Pengertian
Gizi secara etimologi berasal dari bahasa arab “Ghidza” yang artinya makanan. Menurut
dialek mesir “Ghidza” dibaca “Ghizi” atau popular di Indonesia disebut “Gizi”. Gizi atau
makanan didefinisikan sebagai subtansi organic yang dibutuhkan makhluk hidup untuk
bertahan hidup, menjaga fungsi normal darisistemtubuh, pertumbuhan, pemeliharaan
kesehatan dan melakukan aktivitas (wardhani & Retno, 2018).
Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi antara anak-anak
dan dewasa. Berdasarkan tahapan perkembangan individu dari masa bayi hingga masa tua akhir
menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa remaja awal, masa
remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria usia remaja awal pada perempuan
yaitu 13-15 tahun, dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun (Thalib, 2010). Pada masa remaja
banyak aktivitas yang dapat dilakukan dalam usaha pengembangan diri dan kepribadian.
Mereka mempunyai kegiatan untuk mengisi waktu dari hari kehari, sehingga menjadi suatu
kebiasaan yang akhirnya membentuk pola kegiatan. Masa ini merupakan masa pertumbuhan
dan perkembangan, baik secara fisik, mental, maupun aktivitas yang semakin meningkat, maka
kebutuhan akan makanan yang mengandung zat-zat gizi pun menjadi cukup besar (Sumanto,
2009). Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhdap kesehatan dan gizi remaja.
Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja serupa atau merupakan kelanjutan dari 6
masalah gizi serupa atau merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia
defisiensi besi serta kelebihan dan kekurangan berat badan (Arisman, 2010).

2. Faktor Yang Memicu Terjadinya Masalah Gizi Remaja


a. Kebiasaan makanan yang buruk
Kebiasaan makanan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan keluarga yang juga
tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terjadi pada usia remaja. Mereka akan makan
seadanya tanpa mengetahuinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan mereka
(Moehji, 2017).

b. Pemahaman gizi yang keliru


Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutamawanita remaja. Hal itu
sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka
menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka
terpenuhi. Hanya makan sekali sehari, atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi
merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya
gangguan gizi (Moehji, 2017).

c. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu


Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja menyebabkan kebutuhan gizi tak
terpenuhi. Keadaan seperti itu biasanya terkait dengan “mode” yang tengah marak dikalangan
remaja. Di tahun 1960 an misalnya remaja-remaja di Amerika Serikat sangat menggandrungi
makanan berupa hot dog dan minuman Coca Cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar ke
remaja-remaja diberbagai negara lain termasuk di Indonesia (Moehji, 2017).

d. Promosi yang berlebihan melalui media masa


Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat mudah tertarik pada halhal yang baru.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh pengusaha makanan dengan mempromosikan produk makanan
mereka, dengan cara yang sangat memengaruhi para remaja. Lebih-lebih jika promosi itu
dilakukan dengan menggunakan bintang film yang menjadi idola mereka (Moehji, 2017).

4
e. Masuknya produk-produk makanan baru
Produk-produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara bebas membawa pengaruh
terhadap kebiasaan makan para remaja. Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang
berasal dari negara barat seperti hot dog,pizza,hamburger fried chicken & french fries, berbagai
jenis makanan berupa kripik (junk food) sring dianggap sebagai gimbal kehidupan modern oleh
para remaja.Keberatan terhadap berbagai jenis fast food itu terutama karena kadar lemak jenuh
dan kolesterol yang tinggi disamping kadar garam (Moehji, 2017).

f. Screen Time
Perkembangan teknologi saat ini ikut andil dalam perkembangan obesitas. Menonton TV serta
menggunakan media elektronik atau gadget membuat remaja dapat duduk tenang dalam waktu
yang lama (Van , 2015). Gaya hidup sedentary,dimana aktivitas fisik yang dilakukan individu
tergolong rendah dapat mendukung terjadinya kegemukan. Aktivitas fisik yang rendah, akan
menyebabkan energi yang masuk dari asupan makanan tidak 9 terpakai dan menumpuk dalam
bentuk lemak tubuh. Jika keadaan ini terjadi dalam waktu yang lama, maka akan terjadi
peningkatan resiko kegemukan, termasuk pada anak-anak (Sari, 2015).

3. Anjuran Asupan Komposisi Zat Gizi Remaja


Kebutuhan tenaga pada remaja sangat tergantung pada tingkat kematangan fisik dan aktivitas
yang dilakukan. Energy merupakan salah satu hasil, metabolisme karbohidrat, protein, lemak
(Almatsier, 2011).Berikut ini adalah anjuran asupan komposisi asupan zat gizi remaja :
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia, yaitu menyediakan 50-60% dari
total energi yang dibutuhkan (Murdiati, Amaliah, 2013). Makanan sumber karbohidrat adalah
beras, jagung, terigu, singkong, umbi jalar, kentang, talas. Bila kecukupan energi 2400 kalori ,
energi yang dibutuhkan dari karbohidrat orang remaja adalah = 60% x 2400 kalori = 1440
kalori. Bila di konversi ke berat karbohidrat adalah 1 gram karbohidrat = 4 kalori, jadi 1440
kalori yang di butuhkan = 360 gram karbohidrat. Dengan demikian, dalam satu hari harus
mengkonsumsi nasi, singkong, atau roti dengan total 360 gram (Devi, 2010).

b. Protein
Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan untuk remaja yaitu 10%-15% (Murdiati &
Amaliah, 2013). Makanan sumber protein dibedakan menjadi 2 yaitu protein hewani dan
protein nabati. Protein hewani juga banyak dalam daging, telur, ikan, keju, kerang, udang, susu.
Adapun protein nabati antara lain terdapat dalam kacang-kacangan, tahu, tempe (Adriani &
Bambang, 2014). Bila kecukupan energi 2400 kalori , energi yang dibutuhkan dari protein
orang remaja adalah = 20% x 2400 kalori = 480 kalori. Bila di konversi ke berat p adalah 1
gram protein = 4 kalori, jadi 480 kalori yang di butuhkan = 120 gram protein.Dengan demikian,
dalam satu hari harus mengkonsumsi daging, tahu tempe 120 gram (Devi, 2010).

c. Lemak
Kebutuhan lemak sehari yang direkomendasikan untuk remaja yaitu 20%-30% (Murdiati &
Amaliah, 2013). Sumber lemak berasal dari dua sumber, yaitu hewan dan tanaman. Sumber
lemak hewani: susu, lemak sapi, dan minyak ikan.
Sumber zaitun, dan lain-lain. Setiap sumber mempunyai porsi yang berbeda dalam kandungan
asam lemakmnya, misalnya lemak hewan, kecuali ikan banyak mengandung asam lemak jenuh
(saturated fatty acids = SFA), lemak nabati banyak mengandung campuran asam lemak jenuh,
asam lemak, tak jenuh tunggal (Monounsaturated Fatty Acids = MUFA), dan asam lemak tak
ganda polyunsaturated Fatty Acids = PUFA). Khusus ikan, banyak mengandung PUFA omega

5
3 dan DHA. Bila kecukupan energi 2400 kalori , energi yang dibutuhkan dari lemak orang
remaja adalah = 20% x 2400 kalori = 480 kalori. Bila di konversi ke berat p adalah 1 gram
protein = 9 kalori, jadi 480 kalori yang di butuhkan = 53 gram lemak.Dari total 53 gram dibagi
menjadi tiga sumber, yaitu 10% dari asam lemak jenuh = 10% x 53 gram = 5,3 gram, 10% dari
asam lemak tidak jenuh tunggal = 10% x 53 gram = 5,3 gram, 10% dari asam lemak tak jenuh
ganda = 10% x 53 gram = 53 gram (Devi, 2010).

4. Metode Pengukuran Pola Konsumsi Makanan


Pola konsumsi makanan dapat diukur melalui beberapa cara sesuai dengan tujuan dan sasaran.
Berikut ini adalah beberapa cara pengukuran pola konsumsi makanan:
a. Metode food recall 24 jam
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan
yang dikonsumsi pada periode 24 jam. Dalam metode ini, responden diminta untuk
menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam terakhir. Dimulai sejak sasaran
bangun pagi hingga istirahat malam harinya. Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa
dengan menggunakan recall 24 jam, data yang diperoleh cendrung lebih bersifat kualitatif.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu
ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (Ukuran Rumah Tangga). Recall 24
jam sebaiknya dilakukan selama 2 kali, tetapi tidak dalam hari yang berurutan agar data yang
diperoleh lebih lengkap (Hardinsyah & Supariasa, 2016).

b. Estimated food records


Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang dimakan dan diminum setiap
kali sebelum makan dalm Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat
(gram) hingga 2-4 hari berturut-turut, termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan
tersebut (Hardinsyah & Supariasa, 2016).

c. Penimbangan makanan
Pada metode ini, responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang
dikonsumsi responden selama 1 hari. Hal yang perlu diperhatikan yaitu bila terdapat sisa
makanan, maka perlu ditimbang sisa makanan tersebut untuk mengetahui jumlah
sesungguhnya makanan yang dikonsumsi (Hardinsyah & Supariasa, 2016).

d. Metode riwayat makanan


Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola konsumsi yang berdasarkan
pengamatan dalam waktu yang cukup lama (1 minggu, 1 bulan, 1 tahun). Hal yang perlu
mendapat perhatian dalam pengumpulan data adalah keadaan musim-musim tertentu dan hari-
hari istimewa. Gambaran konsumsi pada hari-hari tersebut harus dikumpulkan (Hardinsyah &
Supariasa, 2016).

e. Metode frekuensi makanan


Tujuan dari Metode ini adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi bahan
makanan atau makanan jadi pada waktu lalu. Kuesioner terdiri dari daftar bahan makanan dan
frekuensi makanan. Cara ini merekam tentang berapa kali konsumsi bahan makanan sehari,
seminggu, sebulan atau waktu tertentu (Kusharto & Supariasa, 2014)
Terdapat dua jenis FFQ :
1) Kualitatif FFQ memuat tentang Kualitatif FFQ memuat tentang, daftar makanan yang
spesifik pada kelompok makanan tertentu atau makanan yang dikonsumsi secara periodik pada
musim tertentu. Frekuensi konsumsi makanan yang dinyatakan dalam harian, mingguan,

6
bulanan, atau tahunan.

2) Semi kuantitatif FFQ , adalah kualitatif FFQ dengan tambahan perkiraan porsi seperti
ukuran: kecil, medium, besar dan sebagainya. Kuesioner semi kuantitatif FFQ ini harus
memuat bahan makanan sumber zat gizi yang lebih utama.Metode SQ – FFQ dilakukan dengan
langkah – langkah sebagai berikut:
a) Responden diwawancarai mengenai jenis makanan yang dikonsumsi, apakah dalam harian,
mingguan, bulanan atau tahunan.
b) Responden diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan porsinya. Untuk
memudahkan responden menjawab, pewawancara menggunakan alat bantu foto ukuran bahan
makanan atau food model.
c) Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi responden ke dalam ukuran berat (gram).
d) Mengkonversi semua frekuensi daftar bahan makanan untuk perhari.

D. Status Gizi Remaja


1. Pengertian
Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter,kemudian hasil
pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau rujukan. Peran penilaian status gizi
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi yang salah. Penilaian status gizi menjadi
penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan kematian terkait dengan status
gizi. Oleh karena itu dengan diketahuinya status gizi, dapat dilakukan upaya untuk
memperbaiki tingkat kesehatan pada masyarakat. Status gizi seseorang tergantung dari asupan
gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka
akan menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda antara
individu, hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin,aktivitas, berat badan ,dan tinggi badan
(M. Par'I , Sugeng , & Titus , 2017).Masa remaja adalah masa transisi yang sangat penting
untuk kehidupan selanjutnya, namun banyak remaja yang tidak melewati masa ini dengan
optimal. Remaja awal yang dikategorikan sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP),
dimana kegiatan sudah banyak dan dengan konsumsi yang tidak terkontrol penuh oleh orang
tua. Lingkungan dan gaya hidup membuat remaja dihadapkan kepada masalah gizi ganda yaitu
kelebihan dan kekurangan gizi (Freitag & Prima, 2010).

2. Cara Penilaian Status gizi


Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu penilaian status gizi secara
langsung dan tidak langsung.
a. Penilaian status gizi secara langsung
1) Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi,
maka antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk
melihat ketidak seimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini dapat dilihat
melalui pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air
dalam tubuh (Supariasa, Bachyar, & Ibnu, 2012).

2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissue)
seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan

7
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis
secara cepat (rapid clinical surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu pula digunakan
untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu
tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit (Supariasa, Bachyar, & Ibnu, 2012).

3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain: darah, urine, tinja, juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakan sebagai suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan
kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

a. Penilaian status gizi secara tidak langsung


1) Survey konsumsi makanan
Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat
memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan
individu. Survey ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi (Supariasa,
Bachyar, & Ibnu, 2012).

2) Statistic vital
Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik
kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya
dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat (Supariasa, Bachyar & Ibnu, 2012).

3) Faktor ekologi
Bengoa didalam (Supariasa, Bachyar, & Ibnu, 2012) mengungkapkan bahwa malnutrisi
merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi
seperti iklim, tanah, irigasi, dll. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi.

3. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Status Gizi


Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ada 2 yaitu : faktor langsung dan tidak langsung
a. Faktor Langsung
1) Asupan zat gizi
Status gizi di pengaruhi asupan gizi makronutrien dan mikronutrien yang seimbang. Pada masa
remaja kebutuhan nutrisi/gizi perlu mendapat perhatian lebih, kebutuhan nutrisi yang
meningkat dikarenakan adanya peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan. Perubahan
gaya hidup dan kebiasaan pada masa ini berpengaruh pada kebutuhan dan asupan gizi.
Kebutuhan khusus nutrient perlu diperhatikan pada kelompok remaja yang mempunyai
aktifitas olahraga, mengalami kehamilan, gangguan perilaku makan, restriksi asupan makanan:
konsumsi alkohol, obat-obatan maupun hal-hal lain yang biasa terjadi pada remaja (Sugoyo,
2006) .

8
Kebutuhan energi dan zat gizi diusia remaja ditunjukkan untuk deposisi jaringan tubuhnya.
Total kebutuhan energi dan zat gizi remaja juga lebih tinggi dibandingkan dengan rentan usia
sebelum dan sesudahnya. Apalagi masa remaja merupakan masa transisi penting pertumbuhan
dari anak-anak menuju dewasa. Gizi seimbang pada masa tersebut akan sangat menentukan
kematangan mereka dimasa depan. Intinya masa remaja adalah saat terjadinya perubahan-
perubahan cepat, sehingga asupan zat gizi remaja harus diperhatikan benar agar mereka dapat
tumbuh optimal. Apalagi dimasa ini aktifitas fisik remaja pada umumnya lebih banyak. Selain
disibukkan dengan berbagai aktifitas disekolah, umumnya mereka mulai pula menekuni
berbagai kegiatan seperti olah raga, hobi, kursus. Semua itu tentu akan menguras energi, yang
berujung pada keharusan menyesuaikan dengan asupan zat gizi seimbang (Kurniasih , 2010).
Usia reproduksi, tingkat aktivitas, dan status nutrisi mempengaruhi kebutuhan energi dan
nutrisi pada remaja, sehingga dibutuhkan nutrisi yang sedikit lebih tinggi untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhannya tersebut. Remaja rentan mengalami defisiensi zat besi, karena
kebutuhan remaja yang meningkat seiring pertumbuhannya, namun seorang remaja sering
terlalu memperhatikan penambahan berat badannya. Remaja dengan berat badan kurang dan
anemia beresiko melahirkan bayi BBLR jika dibandingkan dengan wanita usia reproduksi yang
aman untuk hamil (Ambarwati, 2012).

2) Infeksi
Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak-balik. Infeksi dapat menimbulkan
gizi kurang melalui berbagai mekanismenya. Yang penting adalah efek langsung dari infeksi
sistemik pada katabolisme jaringan. Walaupun hanya terhadap infeksi ringan sudah
menimbulkan kehilangan nitrogen. Infeksi adalah masuknya dan berkembangnnya serta
bergandanya agen penyakit menular dalam badan manusia atau binatang terasuk juga
bagaimana badan pejamu bereaksi terhadap agen penyakit terhadap agen tadi meskipun hal ini
terlalu tampak secara nyata. Hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi tergantung
dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu sendiri
(Suhardjo, 2005).

b. Faktor Tidak Langsung


1) Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan yang terjadi karena
kesalahan ini akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran berat
badan dan panjang tidak akan berarti kalau penentuan umur yang salah (Supariasa, Bachyar ,
& Ibnu, 2013). Pada masa remaja kebutuhan tubuh akan energi jauh lebih besar dibandingkan
dengan sebelumnya, karena remaja lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Memasuki usia
remaja kecepatan pertumbuhan fisik sangat dipengaruhi oleh keadaan hormonal tubuh,
perilaku dan emosi sehingga kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi harus tetap terpenuhi dengan
baik. Kebutuhan tenaga pada remaja sangat bergantung pada tingkat kematangan fisik dan
aktivitas yang dilakukan.

2) Jenis kelamin
Pada masa remaja, selain terjadi pertumbuhan terjadi juga pertambahan berat
badan.Pertambahan berat badan ini sekitar 13 kg untuk anak laki-laki dan 10 kg bagi anak
perempuan. Meskipun berat badan ikut bertambah seiring proses pertumbuhan namun dapat
lebih mudah dipengaruhi oleh beberapa faktor,misalnya pola hidup, asupan nutrisi, diet dan
latihan.Obesitas lebih umum dijumpai pada wanita terutama pada saat remaja, hal ini
disebabkan faktor endokrin dan perubahan hormonal. Pertumbuhan yang cepat (growth spurt)
baik tinggi maupun berat badan merupakan salah satu tanda periode adolensia.

9
Kebutuhan zat gizi sangat berhubungan dengan besarnya tubuh hingga kebutuhan yang tinggi
terdapat pada periode pertumbuhan yang cepat.Growth spurt pada anak perempuan sudah
dimulai pada umur antara 10-12 tahun sedangkan pada laki-laki pada umur 12-14tahun.
Permulaan growth spurt pada setiap anak tidak selalu pada umur yangsama, terdapat perbedaan
antara individual. Pengingkatan aktivitas fisik yang mengiringi pertumbuhan yang cepat ini
sehigga kebutuhan zat gizi akan bertambah. Nafsu makan anak laki-laki sangat bertambah
sehingga tidak akan menemukan kesukaran untuk memenuhi kebutuhannya. Anak
perempuanbiasanya lebih mementingkan penampilan, mereka enggan menjadi gemuk
sehingga membatasi diri dengan memilih makanan yang tidak mengandung banyak energi
dan tidak mau makan pagi. Mereka harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari
yang dibutuhkan akan berakibat buruk baik bagi pertumbuhan maupun kesehatannya
(Ambarwati, 2012).

3) Tingkat ekonomi dan status tinggal


Peningkatan pendapatan juga dapat mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi. Peningkatan kemakmuran di masyarakat yang diikuti oleh peningkatan
pendidikan dapat mengubah gaya hidup dan pola makan dari pola makan tradisional ke pola
makan makanan praktis dan siap saji yang dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang.
Pola makan praktis dan siap saji terutama terlihat di kota-kota besar di Indonesia, dan jika
dikonsumsi secara tidak rasional akan menyebabkan kelebihan masukan kalori yang akan
menimbulkan obesitas. Makanan sering digunakan untuk prestise atau status ekonomi. Semua
budaya memiliki makanan yang dianggap berprestasi (Almatsier, 2011).

4) Faktor Lingkungan
Remaja belum sepenuhnya matang dan cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Kesibukan
menyebabkan mereka memilih makan di luar, atau menyantap kudapan (jajanan). Lebih jauh
lagi kebiasaan ini dipengaruhi oleh keluarga, teman dan terutama iklan di televisi. Teman
sebaya berpengaruh besar pada remaja dalam hal memilih jenis makanan. Ketidak patuhan
terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya terkucil dan akan merusak
kepercayaan dirinya (Arisman, 2010)

5) Aktivitas Fisik
Sebagian besar energi yang masuk melalui makanan pada anak remaja dan orang dewasa
seharusnya digunakan untuk aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan banyak
energi yang tersimpan sebagai lemak, sehingga orang orang yang kurang melakukan aktivitas
cenderung menjadi gemuk.Studi kasus yang dilakukan di SMU Semarang menunjukkan bahwa
semakin tinggi aktivitas fisik remaja, semakin rendah kejadian obesitas.Hal ini menjelaskan
bahwa tingkat aktivitas fisik juga berkontribusi terhadap kejadian obesitas terutama kebiasaan
duduk terus-menerus, menonton televisi, penggunaan komputer dan alat-alat berteknologi
tinggi lainnya (Virgianto & Purwaningsih, 2006).

10
TUGAS PERTANYAAN
1. Hitung kebutuhan gizi ibu hamil
2. Susun menu sehari berdasarkan kebutuhan gizi yang telah di hitung
3. Jenis zat yang di hitung: energi, KH, lemak, protein, ca dan fe

Pembahasan:
1. Menghitung Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Contoh menghitung kebutuhan gizi pasien dengan menggunkan Rumus Harris
Benedict yang di sesuaikan dengan kondisi pasien baik aktivitas dan faktor
stress.
menghitung kebutuhan gizi ibu hamil
Kasus : Ibu X usia 33 tahun dengan usia kehamilan hampir menginjak 6 bulan
(22 minggu). Aktivitas ibu X hanya seorang ibu rumah tangga dan pekerjaan
rumah dikerjakan bersama suami. Hasil wawancara di peroleh data Ibu X :
TB(tinggi badan) 158 cm , BB setelah hamil 56 kg. Saat ini ibu X sudah tidak
mengalami mual dan muntah

A. Menghitung Berat Badan Ideal Sebelum Hamil


Diketahui : TB : 158 cm, BB : 56 kg, Usia kehamilan (22 minggu) – trimester
II

*Menghitung Berat Badan Sebelum Hamil (BBI)

BBI = (TB-100) – (TB-100) x 10%


= (158-100) – ( 158 -100) x 10%
= 58 – 5,8
= 52,2 kg (BBI sebelum hamil)
B. Menghitung Berat Badan Ideal Hamil
BBIH = BBI + (UH x 0,35)
= 52,2 kg + (22 x 0,35)
= 52,2 kg + 7,7 kalori
= 59,9 kg
*Angka 0,35 diambil dari kisaran penambahan berat badan ibu hamil 350-400
gram per minggu nya maka di ambil nilai terendah 0,35 kg lebih ditekankan
pada penambahan berat badan pada pada kualitas (mutu).

C. Menghitung Kebutuhan Gizi Ibu hamil


BEE = 655 + (9,6 x BB) + (1,85 x TB) – (4,68 x Usia)

= 655 + (9,6 x 59,9) + (1,85 x 158) – (4,68 x 33)


= 655 + 575,04 + 292,3 -154,44
= 1377,9 kalori (Kebutuhan energi untuk fungsi kerja organ tubuh)
TEE = BEE x Faktor Aktivitas x Faktor Stress

= 1377,9 kal x 1,4 x 1


= 1929,06 kal + 300 kalori
= 2229,06 kalori (Kebutuhan energi total pada usia kehamilan)
*AKG 2019 penambahan usia kehamilan Trimester II +300 kal

11
D. Kebutuhan Protein (15-20%) dari TTE
Protein = 15% x TEE
= 15% X 2229,06 kalori
= 334,36 kalori
1 gram protein 4 kalori maka :

Kebutuhan Protein = 334,36 kalori / 4 kal


= 103,59 gram + 10 gram
= 113,59 gram
*AKG 2019 penambahan protein pada trimester II +10 gram

E. Kebutuhan Lemak (20 -30 %) dari TTE


Lemak = 25% x TEE
= 25% X 2229,06 kalori
= 557,27 kalori
1 gram lemak 9 kalori maka :

Kebutuhan Lemak = 557,27 kalori / 9 kal


= 61,91gram + 2,3 gram
= 64,21 gram
*Menurut AKG 2019 penambahan lemak pada trimester II +2,3 gram

F. Kebutuhan Karbohidrat (50-65 %) dari TTE


Karbohidrat = 60% x TEE
= 60% x 2229,06 kalori
= 1337,44 kalori
1 gram karbohidrat 4 kalori maka :

Kebutuhan karbohidrat = 1337,44 kalori / 4 kal


= 334,36gram + 40 gram
= 374,36 gram
*AKG 2019 penambahan karbohidrat pada trimester II +40 gram
[13.13, 31/8/2023] Nia Loviana: 2. Berdasarkan perhitungan kebutuhan gizi Ibu
X selama usia kehamilan 22 minggu (trimester II), berikut adalah contoh menu
sehari yang memenuhi kebutuhan gizi yang telah dihitung:
Sarapan:

Nasi merah (100g) dengan telur rebus (1 buah) atau tahu panggang.
Sayuran hijau seperti bayam atau kangkung (sajikan sesuai selera).
Segelas susu rendah lemak atau susu kedelai.

Snack Pagi:
Sebuah pisang atau apel.
Makan Siang:
Porsi protein: Ayam panggang atau tempe goreng (100g).
Sayuran berwarna-warni seperti wortel, brokoli, dan kacang hijau (sajikan
sesuai selera).
Nasi merah (100g).

12
Snack Sore:
Yogurt rendah lemak dengan tambahan biji chia.
Makan Malam:
Porsi protein: Ikan panggang (100g) atau daging sapi rebus (100g).
Sayuran segar seperti selada, tomat, dan mentimun (sajikan sesuai selera).
Kentang panggang (100g) atau ubi jalar.

Snack Malam:
Campuran kacang-kacangan seperti almond, kacang mete, dan walnut.
Pastikan setiap makanan yang dikonsumsi mengandung komponen protein,
lemak sehat, dan karbohidrat kompleks. Juga, perhatikan asupan zat besi (Fe)
dan kalsium (Ca) melalui makanan atau suplemen yang direkomendasikan oleh
dokter atau ahli gizi.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Di jaman globalisasi seperti sekarang ini memang sangat mempengaruhi perubahan
gaya hidup seseorang, termasuk perubahan pola makan. Jika pola makan yang diubah
tersebut tidak memenuhi gizi yang dibutuhkan pada tubuh maka kesehatan pun akan
berkurang, apalagi dengan generasi penerus bangsa yaitu anak-anak dan para remaja
yang akhir-akhir ini disibukan dengan tuntutan belajar dan pergaulan. Oleh sebab itu
pennting sekali pendidikan mengenai gizi yang dibutuhkan oleh mereka, jadi dengan
sendirinya mereka akan tau betapa pentingnya gaya hidup sehat guna menunjang
kehidupan yang akan datang.

B. SARAN
Penulis menyadari jika makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan
evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya
tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://makalah-update.blogspot.com/2013/01/makalah-kebutuhan-gizi-pada-anak-
dan.html?m=1
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2898/4/BAB%20II.pdf
Arisman. (2003).Gizi dalam Daur Kehidupan: Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai