Anda di halaman 1dari 3

Nama : Felix Adrian Limbong

NPM : 110110220336

Hukum Administrasi Negara E

1. Sebutkan pengertian freies ermessen berdasarkan pendapat para ahli

• Menurut Marbun dan Ridwan HR mengemukakan bahwa freies ermessen merupakan


kebebasan yang melekat bagi pemerintah atau administrasi Negara. Sebenarnya jika ditilik
lebih jauh pengguanan asas freies ermessen oleh pejabat publik bertentangan dengan asas
legalitas, namun hal itu tidak berarti tidak bisa kita mengatakan bahwa pejabat kemudian
dilarang bertindak padahal itu atas nama demi kepentingan umum.
• Menurut Sjachran Basah mengatakan bahwa freies ermessen adalah kebebasan untuk
bertindak atas inisiatif sendiri, akan tetapi dalam pelaksanaannya haruslah tindakan-
tindakan administrasi negara itu sesuai dengan hukum sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
• Menurut Saut P.Panjaitan7, Freies Ermessen adalah kebebasan atau keleluasaan bertindak
administrasi negara yang dimungkinkan oleh hukum untuk bertindak atas inisiatifnya
sendiri guna menyelesaikan persoalan-persoalan penting yang mendesak yang aturannya
belum ada, dan tindakan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan.

2. . Sebutkan dan jelaskan mengenai batasan-batasan pejabat dalam melakukan freies ermessen.

Pada prinsipnya setiap tindakan yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan asas freies Ermessen
selalu memperhatikan batasan batasan yang diatur oleh hokum tertulis maupun hukum tidak
tertulis. Menurut Muchasan dalam buku (Sadjijono, 2008) pembatasan-pembatasan freies
Ermessen adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan freies Ermessen tidak boleh bertentangan dengan sistem hukum yang berlaku
(kaedah hukum positif)

2. Penggunaan freies Ermessen hanya ditujukan demi kepentingan umum.

Sehubungan hal di atas, Basah dalam (Ridwan, 2011) berpendapat bahwa pelaksaan freies
Ermessen harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
3. Uraikan mengenai urgensi dilakukannya freies ermessen.

Dalam pratek penyelenggaraan pemerintahan freies Ermessen dilakukan oleh adminitasi


negara/pemerintah dalam hal-hal yang dikemukakan oleh (Ridwan, 2011) sebagai berikut:

1. Belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyelesaian konkrit


terhadap suatu masalah tertentu, padahal masalah tersebut menuntut penyelesaian yang segera.
Misalnya dalam menghadapi suatu bencana alam maupun wabah penyakit menular, maka aparat
pemerintah harus segera mengambil tindakan yang menguntungkan bagi negara maupun bagi
rakyat, tindakan sematata-mata timbul atas prakarsa sendiri.

2. Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar buat apparat pemerintah memberikan


kebebasan sepenuhnya. Mjsalnya dalam pemberian ijin berdasarkan pasal 1 HO, setiap pemberian
ijin bebas untuk menafsirkan menimbulkan keadaan bahaya sesuai dengan situasi dan kondisi
daerah masing-masing.

3. Adanya delegasi perundang-undangan, maksudnya aparat pemerintah diberi keleluasaan untuk


mengatur sendiri, yang sebenarnya kekuasaan itu merupakan kekuasaan aparat yang lebih tinggi
tingkatannya. Misalnya dalam menggali sumber-sumber keuangan daerah. Pemerintah daerah
bebas untuk mengelolanya asalkan sumber-sumber itu merupakan sumber yang sah.

4. Jelaskan pengaturan freies ermessen diatur dalam peraturan perundangundangan di Indonesia.

Undang-undang Peradilan TUN (UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004), bahwa individu
atau badan hukum perdata jika dirugikan dengan keluarnya KTUN, salah satu alasan dapat
mengajukan gugatan ke PTUN adalah karena keputusan itu bertentang dengan Asas-Asas Uum
Pemerintahan Yang Baik (AAUPB), jadi selain keputusan pejabat TUN dapat diuji karena
bertentang dnegan peraturan perudang-undangan yang berlaku juga dapat diuji melalui AAUPB.
Bahkan dalam perkembangan di bidang hukum administrasi Negara freies ermessen dapat
kemudian berwujud dalam hukum yang tertulis, yang biasa disebut dengan peraturan kebijakan
(beleidsregel). Terkait dengan AAUPB, sebagai anak kandung dari freies ermessen, oleh Wiarda
membagi AAUPB itu dalam lima bagian:

1. Perlakukan yang adil (fair play), menurut asas ini pemerintah diharapkan untuk terbuka dan
jujur. Pemerintah harus memberikan kesempatan kepada warga Negara untuk mengemukakan
pandangan dan pembelaan mereka.

2. Ketelitian, asas ini menuntut ketelitan dan perhatian tentang pertimbangan yang layak terhadap
berabagai kepentingan.

3. Kemurnian tujuan, tindakan pemerintah harus ditujukan kepada tujuan yang diberikan oleh
pembentuk undang-undang pada saat wewenang tersebut.
4. Keseimbangan artinya semua kepentingan yang terlibat dalam suatu keputusan harus
dipertimbangkan dengan seimbang termasuk dalam pengertian ini adalah kesewenang-wenangan,
yaitu tidak dipertimbangkannya berbagai kepentingan atau kurang teliti terhadap perkara yang
sama. Penyelesaiannnya berbeda, berarti terjadi ketidakseimbangan dalm mengambil keputusan.

5. Kepastian hukum, asas ini mengharapkan administrasi Negara berpedoman pada peraturan
yang dibuatnya, toleransi terhadap penyimpangan dilakukan berdasarkan keadilan khusus.

Anda mungkin juga menyukai