Subjek Pajak

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Subjek Pajak, Objek Pajak, Fungsi Pajak

Subjek Pajak dari Pajak Penghasilan


1. Orang pribadi
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
3. Badan
4. Bentuk usaha tetap
Jenis Subjek Pajak
1. Subjek pajak dalam negeri
2. Subjek pajak luar negeri
Saat Mulai dan Berakhirnya Kewajiban Pajak Subjektif
A. Saat Mulainya Kewajiban Pajak Subjektif
1. Orang pribadi
2. Badan
3. Warisan
B. Saat Berakhirnya Kewajiban Pajak Subjektif
1. Orang pribadi
2. Badan
3. Warisan
Pengecualian Subjek Pajak
1. Badan perwakilan negara asing
2. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat
3. Organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional
Pengertian Objek Pajak dari Pajak Penghasilan
Pada pasal 4 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan telah ditegaskan mengenai
objek pajak penghasilan, yaitu penghasilan.
Penghasilan yang Termasuk sebagai Objek Pajak
1. Gaji, upah, tunjangan
2. Hadiah dari undian
3. Laba usaha, dll
Penghasilan yang Tidak Termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan
1. a. bantuan atau sumbangan termasuk zakat
b. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah
2. Warisan
3. Harta termasuk setoran tunai
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
A. Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan terhadap penyerahan
atau impor barang kena pajak atau jasa kena pajak. Subjek pajak PPN adalah
pengusaha kena pajak. Objek PPN adalah sebagai berikut :
1. Penyerahan barang kena pajak
2. Impor barang kena pajak
3. Penyerahan jasa kena pajak, dll
B. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Pajak penjualan atas barang mewah adalah pajak yang dikenakan terhadap
penyerahan atau impor barang-barang yang berwujud yang tergolong mewah. Subjek
pajak penjualan atas barang mewah adalah pengusaha kena pajak yang menghasilkan
barang kena pajak yang tergolong mewah. Objek pajak penjualan atas barang mewah
adalah penyerahan barang berwujud yang tergolong mewah.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dan besarnya pajak terutang ditentukan oleh
keadaan objek, yaitu bumi/tanah, dan/atau bangunan. Subjek pajak PBB adalah orang pribadi
atau badan. Objek PBB adalah bumi dan/atau bangunan.
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perolehan
hak atas tanah dan bangunan yang selanjutnya disebut pajak. Subjek pajak hak atas tanah dan
bangunan adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan/atau
bangunan sedangkan objek pajak nya sendiri adalah perolehan hak atas tanah dan/atau
bangunan.
Bea Materai
Bea materai adalah pajak atas dokumen yang terutang sejak saat dokumen tersebut ditanda
tangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Subjek pajak bea materai adalah pihak yang
mendapat manfaat dari dokumen. Objek pajak bea materai adalah dokumen.
Tarif Pajak
Tarif yang dikenal dan diterapkan selama ini dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
1. Tarif tetap
Tarif tetap adalah pajak yang jumlah nominalnya tetap walaupun dasar pengenaan
pajaknya berbeda/berubah sehingga jumlah pajak yang terutang selalu tetap.
2. Tarif proporsional atau sebanding
Tarif proporsional atau sebanding adalah tarif pajak yang merupakan presentase yang
tetap, tetapi jumlah pajak yang terutang akan berubah secara proporsional/sebanding
dengan dasar pengenaan pajaknya.
3. Tarif progresif
Tarif progresif adalah tarif pajak yang presentasenya semakin besar jika dasar
pengenaan pajkanya meningkat. Tarif progresif dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Tarif progresif-proporsional
b. Tarif progresif-progresif
c. Tarif progresif-degresif
4. Tarif degresif
Tarif degresif adalah tarif pajak yang presentasenya semakin kecil jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat. Tarif degresif ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
:
a. Tarif degresif-proporsional
b. Tarif degresif-progresif
c. Tarif degresif-degresif
Sistem Tarif
Setiap negara akan menentukan sendiri sistem tarif pajak yang akan diterapkan di negaranya
masing-masing, di Indonesia, untuk Pajak Penghasilan menggunakan tarif progresif, Pajak
Pertambahan Nilai menggunakan tarif proporsional, Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan menggunakan tarif bentham, dan lain-lain.

Kebijakan Tarif
Besarnya tarif menentukan besarnya jumlahnya pajak yang menjadi beban Wajib Pajak
sekaligus jumlah penerimaan negara dari pajak. Namun, besarnya pajak tidak selalu menjadi
beban Wajib Pajak karena dalam pajak tidak langsung, beban pajak dapat
dilimpahkan/digeserkan kepada orang lain (tax shifting). Pelimpahan/pergeseran pajak (tax
shifting) dapat dibagi menjadi dua, yaitu pergeseran ke depan (forward shifting) dan
pergeseran ke belakang (backward shifting).

Anda mungkin juga menyukai